Category: Gelora.co

  • WN China Penambang Emas Ilegal di NTB Sudah Kabur ke Malaysia

    WN China Penambang Emas Ilegal di NTB Sudah Kabur ke Malaysia

    GELORA.CO – Warga China yang diduga melakukan penambangan emas 3kg per hari di Sekotong, NTB telah melarikan diri. Berdasarkan temuan awal, WN China tersebut diketahui berinisial HF.

    Terduga perlaku terlacak di perlintasan imigrasi telah keluar dari Indonesia ke Kuala Lumpur. Selain HF, ada 13 WNA asal China yang diduga terlibat penambangan emas ilegal.

    Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Moh. Irhamni mendorong Polda NTB dan Polres Lombok Barat segera menangkap pelaku dan menetapkan tersangka.

    “Kami mendorong untuk dilakukan penetapan tersangka,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).

    Penambangan ilegal itu dilakukan di wilayah izin usaha pertambangan PT Indotan Lombok Barat Bangkit. Perusahaan itu diketahui sudah mengantongi izin tambang sejak 2019., tapi belum beroperasi. Di masa belum beroperasi, lahannya digunakan untuk aktivitas tambang liar.

    “Tim penyidik dari Polres Lombok Barat di-back up full oleh Polda NTB maupun Dittipidter Bareskrim Polri tetap melanjutkan proses penegakan hukum,” kata Dirrekrimsus Polda NTB Kombes Pol. FX Endriadi.

    Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Korsup Wilayah V KPK Dian Patria sebelumnya merilis secara resmi bahwa aktivitas tambang emas ilegal yang diduga dikelola tenaga kerja asing (TKA) asal China di wilayah Sekotong itu beromzet Rp1,08 triliun per tahun.

    Dia menjelaskan bahwa pada Agustus 2025, KPK mendapatkan informasi mengenai tambang emas ilegal yang jaraknya sekitar satu jam dari Mandalika.

    KPK kemudian meninjau lokasi tambang tersebut dengan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan.

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong pemerintah terkait untuk menindak tambang ilegal di dekat Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang dinilai bisa produksi tiga kilogram emas satu hari.

    Selain itu, dia mengatakan KPK mendapatkan informasi adanya tambang ilegal yang lebih besar dari yang dekat Mandalika, yakni berada di Lantung, Sumbawa, NTB.

    “Dan pelakunya mungkin sama dengan yang di Lombok Barat ya. Makanya di sana narasi yang dibangun kemudian dijadikan wilayah pertambangan rakyat,” ujarnya.

  • Oknum Polisi Bunuh Dosen Cantik di Jambi Gara-gara Cemburu Buta

    Oknum Polisi Bunuh Dosen Cantik di Jambi Gara-gara Cemburu Buta

    GELORA.CO – Di balik kematian dosen cantik Erni alias EY (37), terungkap drama kelam yang dipicu oleh hubungan asmara dengan seorang oknum polisi. Cinta yang semula bersemi diam-diam, justru berujung maut.

    Kasus pembunuhan yang sempat menghebohkan warga Kabupaten Bungo, Jambi, akhirnya menemukan titik terang. Polisi mengungkap pelaku pembunuhan terhadap EY, dosen sekaligus Ketua Prodi Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAK SS) Muaro Bungo.

    Pelakunya ternyata bukan orang asing, melainkan seseorang yang selama ini dikenal dekat dengan korban, seorang oknum polisi berinisial W (22) yang bertugas di Polres Tebo.

    Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan Satreskrim Polres Bungo dan Polres Tebo di kawasan Kecamatan Tebo Tengah, Minggu (2/11/2025).

    Pelaku diamankan tanpa perlawanan di sebuah rumah kontrakan tempatnya bersembunyi setelah kabur pascakejadian.

    Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, mengonfirmasi bahwa pelaku telah mengakui perbuatannya.

    “Dari hasil pemeriksaan sementara, motif pembunuhan ini berkaitan dengan masalah pribadi dan hubungan asmara antara pelaku dan korban. Namun, penyidik masih mendalami kemungkinan adanya faktor lain,” ungkap Kapolres.

    Hubungan Gelap Berujung Dendam

    Berdasarkan hasil penyelidikan dan rekaman digital, korban diketahui memiliki hubungan emosional dengan pelaku.

    Chat pribadi antara keduanya menunjukkan kedekatan yang sudah berlangsung cukup lama.

    Namun, hubungan tersebut belakangan memburuk. Pelaku disebut merasa cemburu dan terluka karena korban ingin mengakhiri hubungan yang mereka jalin secara diam-diam.

    Sumber internal kepolisian menyebut, sebelum pembunuhan terjadi, keduanya sempat terlibat adu argumen di rumah korban.

    Emosi pelaku memuncak, dan tanpa pikir panjang, ia mengakhiri nyawa wanita yang sempat dicintainya itu dengan cara mengenaskan.

    Dugaan kuat, setelah membunuh, pelaku berusaha menghapus jejak.

    Ia membawa kabur mobil dan motor korban, serta berusaha mengelabui warga dengan menggunakan wig agar tampak berbeda.

    Tindakan itu sempat membuat penyelidikan polisi menemui jalan buntu sebelum akhirnya terpecahkan lewat rekaman CCTV dan pelacakan sinyal komunikasi.

    Dari hasil analisis digital forensik, ditemukan pesan-pesan emosional bernada ancaman yang dikirim pelaku beberapa hari sebelum kejadian.

    Korban disebut sudah berulang kali menolak untuk bertemu, namun pelaku tetap memaksa.

    “Dari komunikasi terakhir korban dengan keluarga, diketahui bahwa EY sempat gelisah karena seseorang terus menghubunginya dan menuntut bertemu. Setelah itu, kontak korban terputus,” jelas Kapolres.

    Tidak hanya membunuh, pelaku juga diduga melakukan tindakan asusila terhadap korban sebelum meninggalkannya.

    Indikasi ini diperkuat dengan hasil visum yang menemukan adanya jejak sperma di pakaian korban.

    Polisi masih menunggu hasil autopsi lengkap dari dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi.

    Sebelumnya, Polres Bungo membentuk tim khusus yang bekerja tanpa henti selama 24 jam.

    Melalui analisis rekaman CCTV, data seluler, dan keterangan saksi, arah pelarian pelaku terendus.

    Mobil Honda Jazz putih milik korban ditemukan di Polres Bungo, sementara sepeda motor PCX milik korban ditemukan di area parkir RSUD H. Hanafie. Barang-barang pribadi seperti telepon genggam dan perhiasan emas juga turut diamankan sebagai barang bukti.

    “Dari gelar perkara dini hari tadi, semua bukti mengarah kuat ke pelaku. Bahkan saat diperiksa, pelaku mengakui perbuatannya,” ujar AKBP Natalena.

    Meski pelaku merupakan anggota kepolisian, Kapolres menegaskan proses hukum akan berjalan profesional dan tanpa intervensi.

    “Kami tidak menutupi kasus ini. Siapa pun yang bersalah, apalagi anggota Polri, tetap akan diproses sesuai hukum,” tegasnya.

    Diberitakan sebelumnya, penemuan jasad korban pada Sabtu (1/11/2025) siang menggegerkan warga Perumahan BTN Al-Kautsar, Kelurahan Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah.

    Tubuh korban ditemukan di kamar tidur dalam keadaan mengenaskan, hanya mengenakan pakaian dalam, dengan kepala tertutup bantal dan kaki dililit sarung.

    Salah satu saksi mata, Rosdiana, tetangga korban, mengaku curiga karena rumah korban tampak sepi sejak pagi.

    “Motor dan mobilnya enggak ada. Pas saya intip lewat pintu belakang, pintunya enggak terkunci. Saya dorong, ternyata korban sudah tergeletak di dalam kamar,” ujarnya.

    Kapolres Bungo menegaskan bahwa penyelidikan masih berlanjut untuk melengkapi berkas perkara dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman setimpal. Ia juga meminta publik tidak berspekulasi dan menunggu hasil resmi dari kepolisian.

    Sementara itu, Kapolda Jambi juga disebut telah memberi instruksi agar kasus ini ditangani dengan profesional, tanpa pandang bulu.

    “Tidak ada perlakuan khusus. Hukum tetap berjalan,” tutupnya.

  • Prabowo Tidak Perlu Lindungi Jokowi dan Luhut

    Prabowo Tidak Perlu Lindungi Jokowi dan Luhut

    GELORA.CO -Presiden Prabowo Subianto disarankan untuk tidak melindungi Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan yang sedang menjadi sasaran kritik rakyat akibat tindakan dan keputusan yang salah saat menjabat.

    Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, berbagai bukti yang terang benderang yang telah diketahui oleh publik akan menjadi amunisi untuk menyerang Presiden Prabowo jika tidak segera bertindak untuk memproses Jokowi dan Luhut yang sedang jadi bulan-bulanan oleh rakyat akibat kerugian yang ditimbulkan di masa lalu.

    “Ketegasan dan keteguhan sikap Prabowo sangat dinantikan oleh publik untuk menegakkan keadilan dan kebenaran terhadap siapa saja untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Muslim kepada RMOL, Minggu, 2 November 2025.

    Muslim melihat, Jokowi telah menjadi sasaran kritik sejumlah pihak dengan bukti-bukti yang diurai di mata publik selama berkuasa sampai setahun ini menjadi catatan buruk kekuasaannya. Bahkan, berbagai keputusan Jokowi menjadi beban yang harus dipikul Prabowo dan rakyat.

    “Dalam kasus ijazah palsu Jokowi jadi bulan-bulanan publik karena selama ini soal ijazah UGM, Jokowi tidak dapat membuktikan secara sah dan legal. Publik anggap Jokowi menipu dan membohongi rakyat dan negara. Dan itu salah satu kejahatan terhadap negara dan rakyat,” terang Muslim.

    Muslim juga menyoroti proyek Jokowi yang menimbulkan kerugian negara, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, proyek Ibukota Nusantara (IKN) yang terbengkalai, sejumlah proyek infrastruktur yang akhirnya jadi rumah hantu seperti Bandara Kertajati dan sejumlah bandara lainnya, menimbulkan kerugian dan beban berat bagi keuangan negara selama ini.

    “Apalagi saat ini beredar pernyataan Menkeu Purbaya, utang di era Jokowi Rp24.000 triliun. Bisa jadi ini benar. Karena selama berkuasa Jokowi dikenal tidak jujur termasuk dalam utang luar negeri,” tutur Muslim.

    Tak hanya itu kata Muslim, dalam kasus hukum dan kerugian negara yang tengah disorot oleh publik adalah Whoosh yang kerugian negaranya sudah jelas dapat dihitung oleh rakyat. 

    “Jika benar apa yang dinyatakan akan memberantas korupsi tanpa pandang bulu, publik menanti ketegasan Presiden Prabowo memberikan dukung kepada KPK untuk segera memproses Jokowi dan Luhut dalam kasus Whoosh,” kata Muslim.

    Karena kata Muslim, jika Jokowi dan Luhut tidak diproses hukum, maka publik menganggap Prabowo melindungi keduanya.

    “Konsekuensinya kepercayaan rakyat terhadap Prabowo akan semakin tergerus. Bisa saja muncul mosi tidak percaya rakyat dalam pemberantasan korupsi. Bisa saja rakyat anggap Prabowo sedang beretorika untuk bangun pencitraan semata dalam perang melawan korupsi dan koruptor. Apakah demikian yang dikehendaki?” pungkas Muslim

  • Prabowo Punya Semua Modal Politik untuk Kembali Menang di 2029

    Prabowo Punya Semua Modal Politik untuk Kembali Menang di 2029

    GELORA.CO -Pengamat politik Adi Prayitno menilai, jika Presiden Prabowo Subianto kembali maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2029, peluangnya untuk menang sangat besar.

    Direktur Parameter Politik Indonesia itu bahkan menyebut, Prabowo nyaris tidak memiliki lawan tanding yang sepadan.

    “Kalau bicara soal capres di 2029 nanti, Prabowo tampil kembali sebagai calon presiden untuk yang kedua kalinya, saya kira pertarungan pilpres sudah selesai,” ujar Adi lewat kanal Youtube miliknya seperti dikutip redaksi di Jakarta, Minggu, 2 November 2025.

    Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu, kecenderungan politik di Indonesia menunjukkan bahwa presiden petahana yang kembali maju selalu memiliki keunggulan besar. Hal ini karena presiden yang sedang berkuasa memiliki seluruh instrumen kekuatan yang mendukung.

    “Presiden petahana punya segala-galanya: kekuatan politik, struktur, dukungan, jaringan, popularitas, hingga elektabilitas,” jelas Adi. 

    “Itu yang terjadi pada SBY dan Jokowi sebelumnya,” sambung analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bitu. 

    Dengan kondisi serupa, Adi mengaku yakin Prabowo akan melangkah dengan posisi yang sangat kuat.

    “Termasuk saya meyakini, kalau Prabowo maju kembali di 2029, saya termasuk yang haqqul yakin bahwa Prabowo nyaris tanpa lawan tanding yang sepadan,” tegasnya.

    Namun, Adi menilai, dinamika politik ke depan justru akan menarik pada satu titik yakni siapa yang akan mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden. 

    “Yang menarik adalah soal siapa kira-kira yang akan menjadi calon wakil presidennya. Nah, ini yang akan terus diperbincangkan publik,” pungkasnya.

  • Jokowi Giring Opini Agar Prabowo Intervensi Kerugian Whoosh

    Jokowi Giring Opini Agar Prabowo Intervensi Kerugian Whoosh

    GELORA.CO -Mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dianggap sedang menggiring opini agar pemerintahan Prabowo Subianto melakukan intervensi terhadap kerugian yang diakibatkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

    Hal itu disampaikan Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 alias Siaga 98, Hasanuddin, merespons pernyataan Jokowi yang malah membahas soal kemacetan di banding menjawab isu dugaan markup.

    “Siaga 98 menilai pernyataan Joko Widodo yang menyebut proyek Whoosh sebagai transportasi publik yang perlu disubsidi dengan alasan merupakan investasi sosial, merupakan upaya menggiring opini agar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melakukan intervensi terhadap kerugian yang kini dialami proyek tersebut,” kata Hasanuddin kepada RMOL, Minggu, 2 November 2025.

    Pernyataan tersebut kata Hasanuddin, secara tersirat ingin menempatkan proyek Whoosh sebagai tanggung jawab sosial negara, bukan sebagai bagian dari kebijakan bisnis yang harus akuntabel dan efisien.

    “Padahal publik mengetahui bahwa proyek ini sejak awal didesain sebagai kerja sama investasi, bukan proyek subsidi murni. Siaga 98 juga menilai, pernyataan ini berpotensi menutupi perdebatan publik yang sedang berkembang terkait efisiensi proyek dan dugaan mark up biaya yang hingga kini belum terjawab secara transparan,” terang Hasanuddin.

    Padahal kata Hasanuddin, publik berhak mengetahui sejauh mana proyek tersebut dikelola secara profesional, tanpa mengorbankan prinsip akuntabilitas dan tanggung jawab fiskal negara.

    “Kami mengingatkan bahwa subsidi publik tidak boleh dijadikan alat untuk menutupi kesalahan manajemen proyek ataupun justifikasi atas kegagalan pengelolaan investasi,” tutur Hasanuddin.

    Untuk itu kata Hasanuddin, pemerintahan Presiden Prabowo harus tetap memegang prinsip transparansi dan kehati-hatian dalam menilai proyek strategis nasional, termasuk dalam mengambil kebijakan lanjutan atas Whoosh.

    “Subsidi boleh diberikan, tetapi dengan dasar yang jelas, argumentasi ekonomi yang kuat, dan mekanisme pengawasan publik yang ketat, bukan sebagai bentuk penyelamatan atas kesalahan masa lalu. Kami mendukung penuh sikap Menkeu Purbaya yang menolak menanggung utang Whoosh dibebankan ke APBN,” pungkas Hasanuddin. 

  • Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun

    Itu dari Luar Galaksi, Usianya 7 Miliar Tahun

    GELORA.CO –  Komet 3I/Atlas menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah sejumlah unggahan menyebut benda langit itu sebagai “kapal induk alien”.

    Spekulasi tersebut muncul karena komet ini sempat memancarkan sinyal tak biasa saat pertama kali terdeteksi di luar angkasa.

    Namun, klaim tersebut ditepis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa tidak ada dasar ilmiah untuk menyebut komet 3I/Atlas sebagai pesawat luar angkasa milik makhluk asing.

    “Astronom tidak akan berspekulasi di luar hasil observasi ilmiah. Tidak ada alasan untuk menduganya sebagai pesawat alien,” ujar Thomas saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (1/11/2025).

    Menurut Thomas, komet 3I/Atlas merupakan benda langit yang sangat tua dan berasal dari luar tata surya.

    Dalam klasifikasi astronomi, komet ini termasuk dalam kategori interstellar object atau benda antarbintang—yakni objek yang berasal dari luar sistem tata surya dan melintas tanpa kembali.

    “Usianya diperkirakan 7 miliar tahun, lebih tua dari tata surya kita yang usianya 4,5 miliar tahun,” jelas Thomas.

    Penamaan komet ini juga mengikuti standar astronomi internasional.

    Angka “3” menunjukkan urutan penemuan sebagai objek antarbintang ketiga yang terdeteksi, huruf “I” merujuk pada istilah interstellar, dan “Atlas” adalah nama teleskop yang pertama kali mengamati komet tersebut.

    Komet 3I/Atlas memiliki kecepatan luar biasa, yakni sekitar 215 ribu kilometer per jam.

    Ukurannya pun mencengangkan, yakni inti komet diperkirakan berdiameter 25 ribu kilometer atau dua kali diameter Bumi.

    Estimasi terbaru bahkan menyebutkan bahwa kepala komet yang tersusun dari gas karbon dioksida (CO₂) bisa mencapai 700 ribu kilometer, atau lima kali diameter planet Jupiter.

    Orbit komet ini juga tidak biasa. Jika kebanyakan komet memiliki lintasan elips dan kembali mengelilingi matahari secara periodik, 3I/Atlas justru memiliki orbit berbentuk hiperbola.

    Artinya, ia hanya akan melintas satu kali melewati tata surya dan tidak akan kembali.

    “Dia hanya melintas satu kali melewati tata surya dan tidak kembali mengorbit,” kata Thomas.

    Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena langka ini, komet 3I/Atlas diperkirakan bisa diamati dari wilayah Indonesia pada Desember 2025.

    Pada Oktober dan November, posisinya terlalu dekat dengan arah matahari sehingga sulit terlihat.

    “Desember baru bisa diamati lagi, lalu kemudian meredup dan tak terlihat lagi karena menjauh,” ujar Thomas.

    Fenomena ini menjadi pengingat pentingnya literasi sains di tengah derasnya arus informasi di media sosial.

    Klarifikasi dari lembaga riset seperti BRIN menjadi krusial untuk mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan publik.

  • Mahfud MD Didorong Pimpin Tim Independen Usut Dugaan Korupsi Whoosh

    Mahfud MD Didorong Pimpin Tim Independen Usut Dugaan Korupsi Whoosh

    GELORA.CO -Presiden Prabowo Subianto diminta untuk membentuk tim independen dengan menunjuk mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD untuk memimpin tim yang bertujuan mengusut dugaan kerugian keuangan negara yang ditimbulkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh era Joko Widodo alias Jokowi.

    Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyelidiki proyek Whoosh sejak awal 2025. Namun sampai saat ini, KPK tidak mengumumkan apa saja yang sudah dilakukan dalam mengusut proyek tersebut.

    “KPK lamban dan melempem dalam mengusut kasus Whoosh tersebut, sedangkan publik mendesak agar KPK menetapkan Jokowi dan Luhut tersangka sebagai penanggung jawab utama proyek tersebut, karena bagi publik kasus ini mudah dibaca dan mudah ditelusuri,” kata Muslim kepada RMOL, Minggu, 2 November 2025.

    Namun, Muslim melihat bahwa, pimpinan KPK yang ditunjuk Jokowi tersandera akibat utang budi. Akibatnya, KPK seperti dirudung ketakutan kalau harus mengusut kasus Whoosh secara transparan, profesional dan penuh kejujuran.

    “Diperlukan tim independen untuk mengusut kasus tersebut. Karena dugaan mark up tiga kali lipat dari biaya yang dikeluarkan untuk proyek kereta cepat itu sangat terang benderang. Di bandingkan dengan Arab Saudi yang bangun proyek kereta cepatnya dengan jarak 1.500 Km, biayanya Rp112 triliun. Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan jarak 142 Km biayanya hampir mencapai Rp120 triliun,” jelas Muslim.

    Dengan perbandingan yang sederhana saja kata Muslim, publik mengetahui proyek Whoosh di mark up gila-gilaan. Bahkan menurut Prof Anthony Budiawan kata Muslim, kerugian Whoosh mencapai Rp73,5 triliun.

    “Dengan lambannya dan kagoknya KPK usut Whoosh secara cepat dan transparan, maka diperlukan tim independen untuk selamatkan keuangan negara segera dibentuk. Tim ini segera saja dipimpin oleh Mahfud MD sebagai mantan Hakim MK untuk ngebut mengusut tuntas kasus tersebut,” tutur Muslim.

    Untuk itu kata Muslim, Presiden Prabowo harus segera mengeluarkan Keppres untuk bagi Mahfud MD dkk untuk segera bekerja mengusut kasus tersebut.

    “Dan untuk sementara ide untuk Whoosh Jakarta-Surabaya nggak perlu dipikirkan dulu. Whoosh yang sekarang saja bermasalah dan larut-larut penyelesaiannya. Kok mau bikin lagi masalah baru untuk Whoosh Jakarta-Surabaya. Ditunggu gebrakan Prabowo dan Mahfud MD untuk selamatkan keuangan negara dan invasi terselubung rezim PKC-Xi Jinping,” pungkas Muslim.

  • Popularitas Melejit, Purbaya Diperhitungkan Masuk Bursa 2029

    Popularitas Melejit, Purbaya Diperhitungkan Masuk Bursa 2029

    GELORA.CO -Sepak terjang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terus mencuri perhatian publik. Dalam dua bulan terakhir menjabat, kinerjanya yang dinilai solid membuat namanya masuk dalam radar politik nasional dan bahkan mulai diperhitungkan sebagai calon potensial di Pilpres 2029.

    Pengamat politik Adi Prayitno menilai, fenomena ini bukan sekadar isapan jempol. Berdasarkan sejumlah survei terbaru, popularitas dan elektabilitas Purbaya menunjukkan kenaikan signifikan.

    “Melampaui nama-nama beken lain yang selama ini hilir mudik sebagai tokoh nasional yang memenuhi unsur yang dinilai cocok sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang,” ujar Adi lewat kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu, 2 November 2025.

    Menurut Adi, dalam survei yang menanyakan top of mind calon presiden dan wakil presiden—dengan pertanyaan spontan kepada responden siapa yang layak dijagokan jika pemilu digelar hari ini, nama Purbaya muncul cukup dominan.

    “Yang paling tinggi memang masih nama Prabowo Subianto, tentu ini tidak terlepas karena Prabowo adalah Presiden RI saat ini. Tapi di bawah nama Prabowo ada nama yang disebut yaitu Purbaya. Menggeser nama-nama seperti Anies Baswedan, Gibran Rakabuming Raka, Dedi Mulyadi, Mahfud MD, dan Ganjar Pranowo,” jelas Adi.

    Adi menambahkan, hasil itu menunjukkan bahwa Purbaya kini menjadi salah satu figur baru yang patut diperhitungkan di bursa calon pemimpin masa depan. 

    “Artinya, bicara tentang calon presiden 2029, salah satu bonus yang dimiliki oleh Purbaya berkat popularitasnya adalah masuk sebagai runner up,” sambungnya.

    Menariknya, lanjut Adi, ketika survei bergeser pada pertanyaan tentang calon wakil presiden, nama Purbaya justru menempati posisi teratas. 

    “Kalau ditanya top of mind siapa yang paling layak menjadi calon wakil presiden, yang paling tinggi adalah Pak Purbaya, lalu Dedi Mulyadi, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Gibran Rakabuming,” paparnya.

    Dari temuan survei-survei tersebut, Adi menyimpulkan bahwa lonjakan elektabilitas Purbaya tidak lepas dari sorotan publik atas kiprahnya sebagai Menteri Keuangan. 

    “Efek pembicaraan dan popularitas Purbaya dalam dua bulan terakhir cukup luar biasa. Wajar kalau kemudian publik spontan menyebut namanya ketika ditanya siapa yang layak maju di Pilpres 2029,” pungkas Adi.

  • 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Hilangkan Tradisi Intelektual

    10 Tahun Pemerintahan Jokowi Hilangkan Tradisi Intelektual

    GELORA.CO -Budaya intelektual melekat di setiap pemimpin Indonesia dari era Bung Karno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun pada era Joko Widodo (Jokowi), tradisi ini hilang dan coba dihidupkan kembali di masa pemerintahan Prabowo Subianto.

    Demikian disampaikan Rocky Gerung dalam podcast bersama wartawan senior Hersubeno Arief dikutip dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu, 2 November 2025. 

    “Masuk pada era Pak Jokowi berhenti itu (tradisi intelektual), kebiasaan untuk mempersoalkan sesuatu secara konseptual, tidak ada dalam tradisi Pak Jokowi. karena itu, Pak Jokowi mengandalkan buzzer, mengandalkan apa yang sekarang disebut sebagai termul (ternak Mulyono),” ucap Rocky.

    “Kita kehilangan kondisi akademis ketika 10 tahun Presiden Jokowi memerintah itu, jadi kehilangan kemampuan berargumentasi, itu intinya,” tambah dia.

    Menurut Rocky, saat ini pemerintahan Prabowo mengalami dampak 10 tahun era Jokowi yang menghilangkan tradisi intelektual.

    “Pak Prabowo pasti mulai merasakan impact dari 10 tahun tidak ada semacam argumentatif society atau community of thought mengakibatkan berantakan, apa yang pada akhirnya kita peroleh hari ini itu kerusakan ekonomi, kerusakan sosial, kerusakan persahabatan, kerusakan daya berpikir yang disebabkan 10 tahun Jokowi,” jelasnya. 

    Akademisi yang dikenal kritis ini menilai slogan ‘kerja-kerja’ ala Jokowi terlihat tidak punya konsep sehingga berantakan. 

    “Sangat mungkin Presiden Prabowo memahami bahwa negeri ini didesain dengan pikiran akhirnya berantakan karena selama 10 tahun di istana itu tulisannya bukan no smoking, tapi no thinking,” tandasnya. 

  • Sufmi Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Besar Kader dari Projo

    Sufmi Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Besar Kader dari Projo