Category: Gelora.co

  • Viral Video Kendari 1 Vs 7 Durasi 12 Menit, Netizen Langsung Berburu Link

    Viral Video Kendari 1 Vs 7 Durasi 12 Menit, Netizen Langsung Berburu Link

    GELORA.CO – Jagat maya dihebohkan oleh beredarnya sebuah video tak senonoh berdurasi 1 menit 36 detik yang disebut-sebut berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

    Video yang beredar luas sejak Selasa malam, 15 Juli 2025, itu memicu keprihatinan publik dan menjadi trending di media sosial, khususnya WhatsApp dan TikTok.

    Dalam video tersebut, tampak seorang perempuan bersama tujuh pria berada dalam sebuah ruangan, melakukan tindakan yang melanggar norma kesusilaan.

    Salah satu pria dalam video bahkan terdengar memberikan arahan yang vulgar, memperparah reaksi publik terhadap konten yang viral dengan cepat.

    Tagar #1vs7Kendari langsung menjadi topik hangat di TikTok dan berbagai platform lain. Sejumlah warganet turut memperdebatkan asal-usul dan konteks dari tayangan yang dinilai sangat tidak pantas tersebut.

    Meski belum ada konfirmasi resmi, dari logat para pelaku dalam video, kuat dugaan mereka berasal dari salah satu daerah di Sulawesi.

    Namun hingga kini, pihak berwenang belum memberikan pernyataan terkait identitas pelaku maupun lokasi pasti tempat kejadian.

    Pihak media termasuk masih melakukan penelusuran untuk mengumpulkan data lebih akurat, termasuk apakah video tersebut direkam di wilayah Kendari atau hanya melibatkan warga yang berasal dari Sultra.

    Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis telah menyerukan kepada aparat penegak hukum untuk segera mengusut kasus ini secara tuntas.

    Mereka menilai penyebaran video asusila semacam ini tidak hanya merusak moral, tapi juga berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

  • Viral Video Kendari 1 Vs 7 Durasi 12 Menit, Netizen Langsung Berburu Link

    Viral Video Kendari 1 Vs 7 Durasi 12 Menit, Netizen Langsung Berburu Link

    GELORA.CO – Jagat maya dihebohkan oleh beredarnya sebuah video tak senonoh berdurasi 1 menit 36 detik yang disebut-sebut berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

    Video yang beredar luas sejak Selasa malam, 15 Juli 2025, itu memicu keprihatinan publik dan menjadi trending di media sosial, khususnya WhatsApp dan TikTok.

    Dalam video tersebut, tampak seorang perempuan bersama tujuh pria berada dalam sebuah ruangan, melakukan tindakan yang melanggar norma kesusilaan.

    Salah satu pria dalam video bahkan terdengar memberikan arahan yang vulgar, memperparah reaksi publik terhadap konten yang viral dengan cepat.

    Tagar #1vs7Kendari langsung menjadi topik hangat di TikTok dan berbagai platform lain. Sejumlah warganet turut memperdebatkan asal-usul dan konteks dari tayangan yang dinilai sangat tidak pantas tersebut.

    Meski belum ada konfirmasi resmi, dari logat para pelaku dalam video, kuat dugaan mereka berasal dari salah satu daerah di Sulawesi.

    Namun hingga kini, pihak berwenang belum memberikan pernyataan terkait identitas pelaku maupun lokasi pasti tempat kejadian.

    Pihak media termasuk masih melakukan penelusuran untuk mengumpulkan data lebih akurat, termasuk apakah video tersebut direkam di wilayah Kendari atau hanya melibatkan warga yang berasal dari Sultra.

    Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis telah menyerukan kepada aparat penegak hukum untuk segera mengusut kasus ini secara tuntas.

    Mereka menilai penyebaran video asusila semacam ini tidak hanya merusak moral, tapi juga berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

  • Sering Diajak Begituan, Bujang di Pekalonan Tertekan Diteror Janda Beranak Dua Minta Dinikahi

    Sering Diajak Begituan, Bujang di Pekalonan Tertekan Diteror Janda Beranak Dua Minta Dinikahi

    GELORA.CO – Hubungan asmara yang berawal dari perkenalan di media sosial berakhir runyam bagi seorang bujangan berinisial M-A (23), warga Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Ia mengaku mengalami tekanan mental dan diteror oleh seorang wanita berinisial S, seorang janda beranak 2 yang dikenalnya dua bulan lalu hingga meminta bantuan perlindungan hukum.

    Didampingi ibunya, M-A mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Adhyaksa pada Selasa siang (15/7/2025) untuk meminta perlindungan hukum. Kisah asmara mereka dimulai dengan cukup mesra, bahkan sempat terjadi hubungan fisik berulang kali di sebuah kamar kos dan akhirnya MA mendapat teror untuk segera menikahi janda anak 2 tersebut.

    Dikutip dari akun Instagram @rembangupdate, MA saat memberi keterangan kepada LBH Adhyaksa mengatakan ia dan janda anak 2 sering begituan di kamar kos, karena si wanita yang mengajak.

    Ia mengaku awalnya merasa cocok dengan S, terlebih mereka kerap jalan bersama dan intens berkomunikasi. Namun, seiring waktu, hubungan keduanya mulai mengalami gesekan. Salah satu pemicunya adalah ketika M-A menghapus foto mesra mereka dari wallpaper ponselnya.

    Hal itu memicu konflik karena M-A mulai ragu dengan keseriusan sang wanita. MA yang bekerja sebagai penjahit daster mengatakan menyangsikan perasaan cinta sang janda anak 2 karena wanita tersebut masih balas-balasan chat dengan laki-laki lain. Karena itu MA memilih menjauh.

    Konflik memuncak saat S datang ke rumah M-A bersama seorang pria yang mengaku sebagai pamannya. Dalam pertemuan itu, keluarga M-A mendapatkan tekanan dan ancaman hukum. M-A mengaku diancam akan dipenjarakan jika menolak untuk menikahi S.

    MA Mengatakan sang janda anak 2 datang bareng pakdhenya, katanya polisi. Mereka mengancam kalau saya nggak nikahi, saya bakal dituntut hukum. Pihak LBH Adhyaksa, melalui Didik Pramono, menyatakan akan memberikan pendampingan hukum kepada M-A.

    Mereka akan memantau segala kemungkinan tindakan hukum yang dilakukan oleh pihak S dan memberikan perlindungan hukum yang sesuai. Didik mengungkapkan Pihaknya siap mendampingi M-A jika ada upaya hukum sepihak yang dilakukan terhadap dirinya.

    Ini bagian dari hak hukum warga negara. Kisah ini menjadi sorotan publik karena mencerminkan bagaimana hubungan asmara yang awalnya tampak harmonis dapat berubah menjadi persoalan hukum.

    Pakar hukum pun mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menjalin relasi pribadi, terutama jika belum memiliki komitmen resmi dalam bentuk pernikahan

  • Akun Instagram Polres Palopo Diserbu Netizen, Protes Korban Penganiayaan Jadi Tersangka

    Akun Instagram Polres Palopo Diserbu Netizen, Protes Korban Penganiayaan Jadi Tersangka

    GELORA.CO –  Akun resmi Instagram milik Polres Palopo, @polrespalopoofficial, menjadi sasaran kemarahan netizen usai mengunggah pernyataan pembelaan terhadap kasus yang menyita perhatian publik yakni seorang korban penganiayaan yang justru ditetapkan sebagai tersangka.

    Unggahan tersebut dipublikasikan pada Selasa (15/7/2025) malam dan memuat narasi klarifikasi atas penetapan status hukum terhadap korban, yang oleh netizen dianggap tidak adil. 

    Dalam keterangan unggahan, pihak Polres menyebut bahwa proses hukum dilakukan berdasarkan alat bukti dan prosedur yang sesuai.

    Namun, respons publik justru sebaliknya. Puluhan komentar masuk dalam hitungan jam, sebagian besar berisi kritik tajam, kecaman, dan ekspresi ketidakpuasan terhadap penanganan kasus tersebut.

    “Korban kok bisa jadi tersangka? Ini akal sehatnya di mana?” tulis salah satu akun.

    “Jangan heran kalau kepercayaan masyarakat ke institusi makin rendah. Tolonglah, jangan main balik-balik logika hukum,” komentar lainnya.

    Pantauan Rabu pagi (16/7), kolom komentar Instagram Polres Palopo dibanjiri komentar, dan sebagian besar bernada protes. Tidak sedikit pula netizen yang menyerukan agar Kapolri dan Propam Mabes Polri turun tangan mengevaluasi penanganan kasus ini.

    Tagar seperti #KorbanBukanTersangka, #SaveKorban, dan #KeadilanUntukSemua bahkan mulai ramai digunakan oleh pengguna media sosial dari berbagai daerah, sebagai bentuk solidaritas dan tekanan publik terhadap aparat penegak hukum.

    Sejumlah netizen juga mentagg Divisi Propam Mabes Polri, Kapolri, dan lapor gerindra.

    Kasi Humas Polres Palopo, AKP Supriadi, membenarkan jika akun instagram @polrespalopoofficial adalah akun resmi yang dikelola Humas Polres.

    “Iya itu akun resmi Polres Palopo, adminnya personil kami,” kata AKP Supriadi, Rabu (16/07/2025), kemarin.

    Kasus ini menambah daftar panjang kontroversi di tubuh aparat kepolisian, terutama terkait transparansi dan keadilan dalam proses penegakan hukum. Publik kini menanti langkah korektif dari jajaran kepolisian untuk meredam polemik dan mengembalikan kepercayaan masyarakat. 

  • Diduga Ugal-ugalan, Polisi PJR Polda Sumut Tabrak Nenek-nenek hingga Terkapar di Medan

    Diduga Ugal-ugalan, Polisi PJR Polda Sumut Tabrak Nenek-nenek hingga Terkapar di Medan

    GELORA.CO – Video yang menyebutkan dua polisi Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Sumut ugal-ugalan mengendarai sepeda motor patroli, lalu menabrak nenek-nenek, viral di media sosial.

    Peristiwa tersebut terjadi di Jalan SM Raja, tepatnya di depan RS Mitra Medika, Kamis (17/7/2025).

    Dilihat dari akun Instagram @digitalnews.co.id, tampak dua motor PJR polisi Polda Sumut tergeletak di jalan.

    Lalu, tampak polisi yang terlihat duduk di jalan.

    Kondisi tampak ramai, warga mengerumuni seorang nenek yang tergeletak bersimbah darah, diduga ditabrak polisi yang duduk di aspal tersebut.

    Perekam video lalu menyebut kalau sang nenek ditabrak sepeda motor polisi PJR yang ugal-ugalan.

    “Inilah dia, inilah polisi PJR. Makanya jangan ugal-ugalan kalian (polisi) mentang-mentang PJR kalian, ugal-ugalan kalian. Kalau nangkap orang nomor satu kalian,” ujar perekam video.

    Warga sekitar, Budiman, mengatakan saat kejadian kedua polisi yang menaiki motor PJR tidak membunyikan sirene.

    Mereka juga tampak mendahului kendaraan di depannya dengan tidak hati-hati sehingga saat korban bernama Rodiah (70) melintas, keduanya tidak bisa menghindari kecelakaan.

    “Begitu dia menyeberang (korban), kalau kita orang sehat, kurasa satu langkah laginya, itu hampir dapat trotoar itu. Jadi, karena mereka ugal-ugalan dari sana, yang satu nengok ke kanan, satu ke kiri, begitu dipotong begini, nabrak (korban),” ujar Budiman saat ditanya wartawan di lokasi kejadian.

    Budiman mengatakan, motor PJR yang berada di depan menabrak korban, selanjutnya motor PJR yang di belakang juga menghindari motor PJR yang berada di depannya, sehingga akibatnya juga ikut terjatuh.

    Menurut Budiman, bila mereka tidak ugal-ugalan, tentu insiden ini tidak perlu terjadi.

    “Ugal-ugal (mereka) salip-menyalip, enggak ada (hidupkan sirene). Kalau hidupkan sirene, nenek itu enggak akan menyeberang,” katanya.

    Pasca-kejadian itu, Rodiah langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Medika untuk perawatan lebih lanjut.

    Budiman berharap korban segera sembuh.

    Baca juga: Warga Medan Tolak Digusur, Bentrok Pecah, Jalan Krakatau Diblokade

    “Insya Allah (nenek) itu dikasih umur panjang dan masih bisa selamat,” katanya.

    Keterangan Kepolisian

    Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan peristiwa tabrakan tersebut.

    Kejadiannya sekitar pukul 10.15.

    Dia mengatakan, personel yang terlibat tabrakan adalah Bripda AD dan Bripda RS.

    Pihaknya masih mendalami apakah ada motif kelalaian dari anggotanya dalam berkendara.

    “Ya, jika ada motif lainnya, tetap akan kami dalami,” ujar Ferry saat ditanya wartawan di Mapolda Sumut, Kamis (17/7/2025).

    Ferry kemudian menjelaskan dari informasi yang diperolehnya, saat kejadian, Rodiah berada di bahu jalan di depan RS Mitra Medika dan hendak ingin menyeberang.

    “Jadi, kejadiannya terjadi bahwa ibu R (Rodiah) itu berada di bahu jalan antara depan RS Mitra Medika. Di bahu jalan itu (kebetulan) ada pohon, jadi ibu itu ada di balik pohon itu dan kebetulan pada saat itu ada kendaraan truk yang melaju,” ujar Ferry.

    Selanjutnya, kata Ferry, sesaat Rodiah hendak menyebrang, ada truk yang melintas.

    Di belakang truk itu, ada Bripda AD dan RS yang tengah mengendarai sepeda motor patrolinya.

    “Setelah truk melaju, ibu itu menyebrang, hanya saja kendalanya, ibu itu karena di belakang dari pohon, jadi tidak terlihat oleh personel kami. Tahu-tahu ibu itu, informasinya dia berlari (menyeberang), jadi ibu keluar dari pohon setelah truk itu melaju, jadi dia ada di belakang mobil itu,” ungkap Ferry.

    Ferry mengatakan, kondisi inilah yang membuat dua motor patroli polisi tidak melihat keberadaan Rodiah sehingga insiden kecelakaan pun terjadi.

    “Jadi, petugas kami yang patroli (dari arah) belakang truk, itu secara mendadak akhirnya Bripda SR membuang ke kanan sehingga akhirnya ibu itu terkena sabetan boks motor patroli,” katanya.

    Selanjutnya, kendaraan Bripda AD juga berusaha menghindari kecelakaan beruntun dan mencoba membelokkan motornya ke arah kiri.

    “Bripda AD membuang kiri untuk menghindari menabrak korban,” ujarnya.

    Ferry mengatakan korban kini telah dirawat di rumah sakit Mitra Medika. Polda Sumut bertanggung jawab atas seluruh biaya pengobatan Rodiah.

  • Tiba-tiba Cabut Pernyataan soal Ijazah Jokowi, Mantan Rektor UGM Diduga Diintimidasi?

    Tiba-tiba Cabut Pernyataan soal Ijazah Jokowi, Mantan Rektor UGM Diduga Diintimidasi?

    GELORA.CO –  Plot twist mengejutkan terjadi di tengah panasnya kembali polemik ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi yang diduga palsu.

    Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada atau UGM periode 2002-2007, Profesor Sofian Effendi, yang sebelumnya secara terbuka membongkar berbagai dugaan kejanggalan, kini berbalik 180 derajat.

    Melalui surat pernyataan bermaterai yang beredar pada Kamis (17/7/2025), Prof Sofian mencabut seluruh ucapannya dan meminta maaf.

    Namun, di saat yang bersamaan, muncul dugaan kuat bahwa langkah tersebut diambil di bawah tekanan.

    Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengklaim ada upaya ‘pembungkaman’ terhadap sang profesor.

    “Baru saja saya dapat info dari Jogya bahwa sedang terjadi upaya ‘pembungkaman’ terhadap Prof. Sofian Effendi karena buka kasus Ijazah Jokowi,” ungkap Said Didu melalui akun X miliknya, Kamis (17/7/2025).

    Said Didu bahkan secara terbuka meminta publik untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada guru besar tersebut.

    “Mohon teman-teman di Jogya menjaga beliau dan kita semua berikan dukungan kepada Prof. Sofian Effendi,” harapnya.

    Kecurigaan adanya intimidasi ini sontak membayangi ketulusan surat klarifikasi Prof. Sofian dan membuat publik bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.

    Pernyataan Mundur dan Permintaan Maaf

    Sebelumnya, pernyataan Prof Sofian dalam sebuah wawancara di kanal YouTube “Langkah Update” pada 16 Juli 2025 menjadi amunisi baru bagi pihak yang meragukan ijazah Jokowi.

    Namun, hanya selang sehari, ia menarik kembali semua ucapannya.

    Dalam suratnya, Prof Sofian menegaskan bahwa pernyataan resmi Rektor UGM saat ini, Prof Dr Ova Emilia, pada 11 Oktober 2022 adalah yang benar dan sesuai bukti.

    “Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update […] saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas,” tulis Prof. Sofian.

    Ia pun secara tegas meminta agar video wawancara kontroversialnya ditarik dari peredaran dan menyampaikan permohonan maaf.

    “Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran,” lanjutnya. 

  • Pahami 7 Manfaat Gula Kelapa Organik yang Jarang Diketahui

    Pahami 7 Manfaat Gula Kelapa Organik yang Jarang Diketahui

    Di tengah meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, banyak orang mulai beralih ke pemanis alami sebagai alternatif pengganti gula pasir. Salah satu yang kian populer adalah gula semut kelapa organik.

    Tak hanya menawarkan rasa manis yang khas, gula semut kelapa organik juga menyimpan beragam manfaat bagi kesehatan, termasuk potensinya sebagai pilihan yang lebih ramah bagi penderita diabetes.

    Gula semut kelapa, yang juga dikenal sebagai gula kristal, merupakan gula kelapa versi bubuk yang proses pembuatannya masih sangat tradisional.

    Dinamakan “gula semut” karena bentuknya yang menyerupai rumah semut di dalam tanah. Proses organik memastikan bahwa sejak dari pohon kelapa hingga menjadi butiran gula, tidak ada bahan kimia seperti pestisida dan pengawet yang digunakan, menjadikannya pilihan yang lebih murni dan alami.

    Kaya Nutrisi dan Manfaat bagi Kesehatan
    Berbeda dengan gula pasir biasa yang sering disebut sebagai “kalori kosong”, gula semut kelapa organik mengandung sejumlah nutrisi penting yang bermanfaat bagi tubuh.

    Di dalamnya terkandung mineral seperti zat besi, seng, kalsium, dan kalium. Selain itu, gula ini juga diperkaya dengan antioksidan yang berfungsi untuk melawan radikal bebas dalam tubuh, sehingga membantu menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan kulit.

    Selaku eksportir organic coconut sugar asal Indonesia berhasil mengenalkan gula kelapa lokal ke pasar Dunia, Tropical Coco Indonesia memberikan beberapa informasi terkait beberapa manfaat gula semut kelapa organik bagi kesehatan tubuh sebagai berikut:

    Menjaga Kadar Gula Darah: Salah satu keunggulan utama gula kelapa adalah memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih rendah dibandingkan gula pasir. Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah. Dengan IG yang lebih rendah, gula kelapa tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis, sehingga dapat membantu mengelola kadar gula darah.Sumber Energi: Kandungan sukrosa dan fruktosa di dalamnya dapat menjadi sumber energi yang baik bagi tubuh untuk beraktivitas sehari-hari.Mendukung Kesehatan Pencernaan: Gula kelapa mengandung serat pangan yang disebut inulin. Serat ini dapat membantu menjaga kesehatan usus dan melancarkan sistem pencernaan.Menjaga Kesehatan Jantung: Kandungan kalium dalam gula kelapa berperan dalam membantu mengontrol tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung.
    Gula Kelapa untuk Diabetes
    Pertanyaan yang sering muncul adalah, amankah gula semut kelapa organik bagi penderita diabetes? Berkat indeks glikemiknya yang lebih rendah (sekitar 35-54, dibandingkan gula pasir yang sekitar 60-65), gula kelapa sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman. Ini berarti tubuh menyerap glukosa dari gula kelapa dengan lebih lambat, sehingga kenaikan gula darah tidak terjadi secara tiba-tiba.

    Meskipun demikian, para ahli kesehatan dan American Diabetes Association mengingatkan bahwa penderita diabetes tetap harus bijak dalam mengonsumsinya.

    Gula kelapa tetap mengandung kalori dan karbohidrat yang perlu diperhitungkan dalam rencana makan harian. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan untuk menentukan takaran yang aman dan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

    Kuncinya adalah “moderasi”. Mengganti gula pasir dengan gula semut kelapa organik bisa menjadi langkah positif, namun bukan berarti bisa dikonsumsi secara berlebihan.

    Pilihan Pemanis yang Lebih Baik
    Gula semut kelapa organik hadir sebagai alternatif pemanis yang tidak hanya lebih sehat tetapi juga lebih ramah lingkungan.

    Dengan kandungan nutrisi yang lebih kaya dan indeks glikemik yang lebih rendah, gula ini menawarkan solusi bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula rafinasi tanpa harus mengorbankan rasa manis.

    Bagi masyarakat umum, beralih ke gula semut kelapa organik dapat menjadi bagian dari pola hidup yang lebih sehat. Sementara itu, bagi penderita diabetes, gula ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik asalkan dikonsumsi dengan porsi yang terkontrol dan di bawah pengawasan medis. Dengan demikian, manfaat gula kelapa bagi kesehatan dapat dirasakan secara optimal

  • Lah Kenapa? Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Minta Maaf dan Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi

    Lah Kenapa? Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Minta Maaf dan Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi

    GELORA.CO – Setelah bikin geger, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof. Sofian Effendi mendadak menarik semua pernyataannya terkait ijazah S1 Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang ada dalam video di YouTube. 

    Diketahui, dalam video dengan judul “Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM!”, pada 16 Juli 2025, Sofian Effendi menegaskan bahwa Jokowi tidak pernah lulus sarjana Fakultas Kehutanan karena IPK-nya kurang dari 2.

    “Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran,” kata Sofian dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis 17 Juli 2025.

    Dalam pernyataannya, Sofian menegaskan bahwa keterangan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas. 

    “Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut,” kata Sofian.

    Lewat surat surat pernyataannya tersebut, Sofian berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih. 

    Berikut pernyataan lengkapnya:

    Pernyataan Sofian Effendi 

    Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update dengan Judul “Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM!” pada tanggal 16 Juli 2025 tentang ijazah atas nama Bapak Joko Widodo, saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas. Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam 

    video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran. 

    Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut. 

    Demikian pernyataan saya dan saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih. 

    Yogyakarta, 17 Juli 2025 

    Yang menyatakan,

    Ttd

    Prof. Dr. Sofian Effendi 

    Mantan Rektor UGM 2002-2007.

  • Setelah Lengser, Jokowi Jadi Olok-olok Rakyat bahkan Sopir Truk

    Setelah Lengser, Jokowi Jadi Olok-olok Rakyat bahkan Sopir Truk

    GELORA.CO –  Prediksi pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut soal kondisi pasca-kepemimpinan Presiden Joko Widodo kini mulai terbukti.

    Setelah lengser dari jabatannya, Jokowi tidak hanya kehilangan pamor di hadapan publik, tetapi juga menjadi bahan olok-olok di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di kalangan akar rumput seperti sopir truk.

    “Saya sudah prediksi, begitu Jokowi lengser, dia akan jadi bahan tertawaan publik,” ujar Rocky dikutip dari channel Youtubenya, Kamis 17 Juli 2025.

    “Dan sekarang itu mulai terjadi,” tambahnya.

    Menurut Rocky, meskipun masih ada upaya dari para pendukung dan buzzer untuk membela citra Jokowi, kekuatan itu kini tidak sebanding dengan derasnya opini publik yang kritis.

    “Publik sudah well-informed. Zaman media sosial ini membuat semua orang, bahkan sopir truk, bisa memahami dan mengekspresikan kritik politik,” katanya.

    “Olok-olok terhadap Jokowi tidak hanya di media sosial, tapi juga muncul dalam bentuk mural, grafiti, dan tulisan-tulisan satir di belakang truk,” jelasnya menambahkan.

    Salah satu contoh nyata adalah tulisan di belakang truk yang berbunyi, “Dari Solo ke Pramuka, planga-plongo dan suka berdusta,” yang secara jelas menyindir asal-usul dan gaya kepemimpinan Jokowi.

    Rocky juga menyoroti isu kontroversial seputar dugaan ijazah palsu Jokowi yang hingga kini belum menemukan titik terang.

    Ia menilai bahwa bukannya menjawab tuntutan publik, mantan presiden justru mencoba mengalihkan isu dengan menuding adanya “desain politik besar” untuk menjatuhkannya.

    “Kalau Jokowi bilang ini desain politik, tunjukkan desainnya? Mana bukti bahwa ini konspirasi?” tegas Rocky.

    “Jangan semua kritik disebut agenda politik. Ini adalah tuntutan etis dari masyarakat yang harus dijawab secara jujur,” imbuhnya.

    Selain itu, tekanan juga datang dari berbagai arah. Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sedang menghadapi tuntutan pemakzulan, sementara menantunya, Bobby Nasution, juga dipanggil oleh KPK.

    Rocky menilai keluarga Jokowi kini berada dalam posisi politik yang semakin terjepit.

    “Counter Culture” dan Hilangnya Kenegarawanan

    Menurut Rocky, fenomena rakyat mengolok-olok mantan presiden ini merupakan bentuk counter culture yakni gerakan budaya tandingan terhadap kekuasaan yang dianggap tak jujur.

    “Setelah lengser, mestinya muncul aura kenegarawanan dari seorang mantan presiden. Tapi yang terjadi sebaliknya. Jokowi malah makin dijauhi, bahkan jadi bahan meme, bahan mural, dan bahan ketidakpercayaan publik,” katanya.

    Ia menyebut ini sebagai krisis kepercayaan dan kehilangan momen moralitas yang seharusnya dimiliki oleh seorang negarawan setelah tidak lagi menjabat.

    Pesan untuk Prabowo dan Institusi Penegak Hukum

    Rocky juga menyinggung Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya harus cermat membaca situasi.

    Ia berharap institusi hukum bisa bersikap profesional dan tidak membiarkan masalah ini berlarut-larut.

    “Presiden Prabowo harus tegas memilih jalur penyelesaian. Isu ijazah palsu dan pemakzulan Gibran bukan hanya sensasi politik, ini soal moral dan legalitas pemimpin kita,” jelasnya.

    Ia juga menekankan bahwa elite politik seharusnya tidak menutupi atau melindungi kesalahan, apalagi menyebut kritik sebagai upaya makar atau konspirasi besar tanpa dasar yang jelas.

    Sebagai penutup, Rocky mengajak publik untuk melihat semua ini sebagai pelajaran besar dalam politik Indonesia.

    Bahwa kejujuran dan integritas adalah fondasi utama dalam memimpin, dan rakyat tidak bisa lagi dibohongi oleh narasi kosong.

    “Setelah kekuasaan berakhir, yang tinggal hanyalah integritas. Kalau itu tak ada, maka penghormatan pun sirna. Rakyat tak bodoh, mereka hanya butuh waktu untuk bersuara dan sekarang suara itu menggema dari mana-mana, bahkan dari belakang truk di jalanan,” pungkasnya.

  • Dugaan Ijazah Palsu dan Riza Chalid Tersangka Coreng Citra Jokowi

    Dugaan Ijazah Palsu dan Riza Chalid Tersangka Coreng Citra Jokowi

    GELORA.CO -Posisi Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi disinyalir masih kuat secara politik, meskipun terdapat sejumlah persoalan mengemuka di public, seperti dugaan ijazah palsu, hingga keterlibatannya pada kasus saudagar minyak M Riza Chalid.

    Pengamat Citra Institute, Efriza memandang, kasus-kasus yang menyangkut nama Jokowi belum memiliki kekuatan hukum tetap, sehingga isu yang bermunculan hanya menggerus citra positif ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut.

    “Harus diakui, Jokowi hingga hari ini belum terbukti bersalah atau terlibat dalam kejahatan, sebab belum adanya vonis pengadilan, yang merubah posisi status dirinya, tetapi jika ia tercoreng citranya,” ujar Efriza kepada RMOL, Kamis 17 Juli 2025.

    “Misalnya, terpantulkan karena berbagai kasus seperti dugaan ijazah palsu, coba diungkap lagi kasus Riza Chalid. Dan ini akan dianggap oleh sebagian publik sebagai citra seorang mantan presiden yang tidak benar-benar bersih,” sambungnya.

    Menurutnya, citra negara juga tidak lantas menjadi tercoreng karena beberapa kasus hukum yang tengah berproses disebut-sebut ada keterlibatan Jokowi, dengan dugaan penyalahgunaan wewenang sebagai kepala pemerintahan.

    “Saat ini, fakta-fakta hukumnya belum mendukung hal itu, bahkan Jokowi tampak masih tangguh dalam menghadapi berbagai problematika yang membelitnya pasca tidak lagi menjabat sebagai Presiden,” tuturnya.

    Oleh karena itu, magister ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) itu meyakini Jokowi masih tidak tergoyahkan pengaruhnya dalam dinamika politik nasional, sehingga masih belum terbukti dalam kasus-kasus hukum yang sedang berjalan.

    “Jokowi memang saat ini tidak lagi menjabat, tapi ia masih memiliki pengaruh politik,” demikian Efriza.