Category: Gelora.co

  • UGM Tak Izinkan Roy Suryo dkk Rilis Buku ‘Jokowi’s White Paper’ di UC Hotel

    UGM Tak Izinkan Roy Suryo dkk Rilis Buku ‘Jokowi’s White Paper’ di UC Hotel

    GELORA.CO – Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan pihak kampus tak memberikan izin penggunaan University Club (UC) Hotel untuk penyelenggaraan acara yang digagas oleh Roy Suryo cs.

    Acara itu sendiri bertajuk ‘Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka’, dengan agenda Soft Launching Buku ‘Jokowi’s White Paper’ karya Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tiffauzia Tiyassuma.

    Dalam undangan yang dibagikan Roy Suryo pada Minggu (17/8) malam, dituliskan acara diselenggarakan di Ruang Nusantara, UC Hotel hari Senin (18/8) pukul 14.00-16.00 WIB.

    Akan tetapi, pada pukul 10.24 WIB hari ini Roy Suryo kembali mengirimkan pemberitahuan bahwa acara dibatalkan sepihak oleh pengelola UC UGM. Pakar Telematika dan eks Menpora RI itu menuding acara tersebut ‘diganggu’ sesuai prediksinya.

    “Sesuai prediksi, ternyata diganggu oleh Termul,” kata Roy melalui pesan broadcast via WA.

    Termul atau Ternak Mulyono sendiri adalah istilah yang sering dipakai untuk mengistilahkan buzzer alias pendengung kelompok pendukung Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Roy namun memastikan acaranya tetap berjalan dan ia meminta media untuk menunggu informasi selanjutnya.

    UGM melalui juru bicara kampus, I Made Andi Arsana tak menyangkal soal tidak adanya pemberian izin untuk acara Roy cs. Keputusan diambil berdasarkan dua alasan, yakni prosedural dan politis.

    “UGM memahami bahwa kegiatan ini bernuansa politis yang terkait erat dengan isu yang melibatkan Bapak Joko Widodo. UGM tidak melibatkan diri dalam isu tersebut karena tidak terkait dengan UGM secara langsung,” kata Made dalam keterangan yang dibagikan humas UGM, Senin (18/8).

    Dijelaskan Made, secara prosedural proses perencanaan acara ‘Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80’ yang akan dilakukan di UC Hotel UGM tidak sesuai dengan kaidah berlaku di unit usaha kampus sebagai lembaga pendidikan.

    Made menguraikan, kronologi pemesanan kepada UC Hotel adalah pada 17 Agustus 2025 pukul 13.25 WIB. Katanya, seseorang mengaku bernama Aida menghubungi bagian pemasaran UC Hotel dan melakukan pemesanan ruang pertemuan untuk sebuah kegiatan. Sosok ini menyampaikan bahwa kegiatan yang dimaksud Adalah ‘Konferensi Pers Tokoh Nasional Hadiah Kemerdekaan RI ke-80’.

    “Pihak UC Hotel merespons secara profesional dengan melakukan tanya jawab terkait kebutuhan ruangan dan rincian kegiatan,” terang Made.

    Lanjut Made, mengacu data Aida, pihak UC UGM juga menyampaikan harga dan prosedur pembayaran. Di dalam perencanaan itu, pihak UC UGM menanyakan rincian kegiatan guna memastikan dan untuk mengambil keputusan profesional.

    Made menambahkan, Aida kala itu menjawab bahwa acaranya adalah “pertemuan kecil untuk membahas acara besar yang mau diadakan di Jogja”, selain itu juga jawaban tambahan berupa “Panitia Temu Kangen Silaturahmi Tokoh Jogja mau rapat kecil persiapan acara HUT Kemerdekaan”.

    Menurut Made, Aida juga menambahkan bahwa sebelum acara, ketua panitia, Bangun Sutoto akan datang ke UC Hotel bersama pihak UGM. Pihak UGM yang dimaksud dikatakan adalah “Keamanan Internal UGM”.

    Made bilang, sampai siaran pers ini dibuat, Bangun Sutoto dan Keamanan Internal UGM tidak pernah datang ke UC Hotel UGM untuk melakukan komunikasi atau konfirmasi lebih lanjut.

    Lalu, 17 Agustus 2025 pagi, UC Hotel UGM menerima bukti transfer dana yang dikirimkan oleh Aida dan dinyatakan sebagai pembayaran awal atau down payment (DP). Dana itu pun sudah dikembalikan karena acara yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan yang disampaikan di awal.

    “UGM menghormati aspirasi setiap warga negara untuk mempertanyakan dan mempersoalkan isu apa pun namun menolak untuk dilibatkan dengan cara dan prosedur yang tidak semestinya,” tegas Made.

    “UGM menerima berbagai informasi yang bisa dipercaya, termasuk undangan yang beredar di media sosial, bahwa acara yang akan berlangsung di UC Hotel pada pukul 14.00-17.00 WIB Adalah peluncuran buku dengan judul “”JOKOWI’s WHITE PAPER” yang merupakan karya RRT / Roy-Rismon-Tifa, ++500 halaman). UGM memandang bahwa acara ini bernuansa politis seperti yang sudah disebutkan di atas dan UGM tidak bersedia terlibat dan memfasilitasi acara tersebut,” sambungnya.

    Made menambahkan, selain itu acara ini jelas berbeda dengan yang disampaikan di awal saat melakukan pemesanan. Secara prosedur ini adalah kesalahan dan menjadi alasan administratif bagi UC UGM untuk melakukan penolakan atau pembatalan.

    Made pun memastikan, UGM sejatinya mendukung keterbukaan dalam pertukaran gagasan dan berkomitmen untuk berkontribusi positif untuk mewujudkannya. UGM juga bertanggung jawab untuk melakukan serta mendukung pertukaran gagasan yang sehat guna menjaga kondisi yang kohesif atau tenang di masyarakat.

    “Bagi UGM, acara yang dimaksud di atas tidak menunjukkan keterbukaan dari awal dan berpotensi menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu sehingga dengan ini UGM melakukan penolakan,” tutup Made.

    Sementara, berdasarkan pantauan acara Roy cs tidak dilaksanakan di Ruang Nusantara UC Hotel melainkan, coffee shop masih di kompleks UC.

  • Bukan Naik Gaji, Cuma Uang Rumah!

    Bukan Naik Gaji, Cuma Uang Rumah!

    GELORA.CO –  Isu kenaikan gaji anggota DPR kembali jadi sorotan publik.

    Media sosial sempat heboh dengan klaim bahwa para wakil rakyat bisa mengantongi hingga Rp3 juta per hari, atau sekitar Rp90 juta per bulan.

    Ketua DPR RI, Puan Maharani akhirnya buka suara untuk meluruskan kabar tersebut.

    Ia menegaskan tidak ada kenaikan gaji yang diberikan kepada anggota DPR. Yang terjadi hanyalah penggantian fasilitas rumah dinas dengan kompensasi uang tunai.

    “Tidak ada kenaikan gaji. Sekarang DPR sudah tidak mendapatkan rumah jabatan lagi, sehingga diberikan kompensasi berupa uang rumah,” ujar Puan usai menghadiri Upacara Penurunan Bendera di Istana Merdeka, Minggu 17 Agustus 2025.

    Menurut Puan, fasilitas rumah jabatan yang sebelumnya melekat pada anggota DPR telah dikembalikan kepada pemerintah.

    Sebagai gantinya, diberikanlah uang tunjangan rumah agar para anggota dewan bisa mengatur sendiri kebutuhan tempat tinggalnya selama menjabat di Jakarta.

    Pernyataan ini muncul setelah ramainya perdebatan publik di jagat maya.

    Sebagian warganet mempertanyakan kelayakan jumlah gaji yang diterima wakil rakyat, terutama ketika isu tentang biaya hidup masyarakat semakin tinggi.

    Seorang pengguna X menuliskan, “Kalau benar gaji DPR sampai Rp100 juta, pantas saja rakyat merasa jauh dari wakilnya. Harusnya transparan, biar nggak jadi fitnah.”

    Komentar-komentar serupa berseliweran, mencerminkan keresahan publik soal transparansi pengelolaan keuangan negara.

    Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, ikut memberi klarifikasi. Ia menyebut bahwa total penghasilan anggota DPR memang bisa mencapai angka Rp100 juta per bulan.

    Namun, angka tersebut bukan berarti gaji pokok murni, melainkan sudah termasuk berbagai tunjangan, termasuk kompensasi rumah.

    “Take home pay anggota DPR berbeda dengan periode sebelumnya. Ada penyesuaian karena fasilitas rumah dinas tidak lagi diberikan,” jelas Hasanuddin.

    Secara historis, anggota DPR memang mendapat fasilitas rumah dinas di Kalibata, Jakarta Selatan.

    Namun, belakangan pemerintah memutuskan untuk menarik kembali aset tersebut. Keputusan ini menimbulkan perubahan dalam skema penghasilan anggota dewan.

    Di sisi lain, isu soal gaji DPR selalu jadi bahan sensitif di mata publik. Banyak yang menilai besarnya penghasilan wakil rakyat tidak sebanding dengan kinerja dan representasi mereka di lapangan.

    Apalagi, masih ada kritik bahwa sebagian legislator jarang hadir dalam rapat atau terkesan jauh dari persoalan rakyat.

    Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Wibowo, menyebut bahwa isu ini tidak bisa sekadar dilihat dari nominal.

    “Yang lebih penting adalah bagaimana DPR menunjukkan kinerja nyata. Transparansi soal gaji dan tunjangan wajib disampaikan agar publik tidak salah persepsi,” katanya.

    Dengan klarifikasi dari Puan, setidaknya publik mendapat penjelasan bahwa tambahan yang dimaksud bukanlah kenaikan gaji murni.

    Namun, isu ini kemungkinan besar masih akan terus menjadi perdebatan, mengingat tingginya sensitivitas masyarakat terhadap isu kesejahteraan pejabat negara.

    Ke depan, DPR mungkin perlu lebih terbuka soal detail komponen gaji dan tunjangan. Tanpa transparansi, isu seperti ini akan mudah memantik sentimen negatif di ruang publik.***

  • Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    GELORA.CO – Belakangan ini publik tengah diricuhkan dengan kasus pencabulan di kawasan Tuban, Jawa Timur.

    Yang mana, seorang oknum guru SMP berinisial FM diduga kuat melakukan tindak asusila tersebut.

    Berdasarkan informasi dihimpun, FM disebut-sebut telah cabuli siswinya, yang tidak lain muridnya sendiri.

    Bukan main, modus yang digunakan oknum guru SMP tersebut dalam melancarkan aksinya ialah dengan cara ajak korban jalan-jalan keliling permukiman warga.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform Facebook milik Kerek News pada Senin (18/8/2025).

    “Pelaku diduga mengajak korban sebut saja Anggrek (14) untuk berjalan-jalan,” jelas dikutip dalam laporan.

    “Saat tiba di tempat sepi, pelaku justru melakukan perbuatan cabul. Peristiwa serupa kembali terulang di kesempatan berikutnya,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robbin Alexander turut menanggapi kasus tersebut.

    Alexander menuturkan bahwa pihaknya membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban pasca kejadian.

    “Setelah menerima laporan, kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, menganalisis barang bukti, dan menggelar perkara,” jelasnya.

    “Dari hasil penyelidikan, terlapor ditetapkan sebagai tersangka dan kami lakukan penangkapan,” lanjutnya.

    Perlu diketahui, aksi pencabulan yang dilakukan tenaga pengajar ini ternyata sudah terjadi sejak pertengahan tahun kemarin, yakni 2024.

    Tidak hanya sekali, aksi pencabulan itu dilakukan pelaku berulang kali hingga memicu rasa khawatir pada keluarga korban.

    Sebab, korban kerap kali pulang ke rumah dengan waktu yang cukup jauh dari jadwal selesainya pelajaran di sekolah.

    Hingga pada akhirnya, orang tua korban berhasil pergoki anaknya diantar pulang oleh pelaku, yang tidak lain gurunya sendiri.

    Setelah kejadian itu, pihak keluarga sontak mencecar sang anak dengan beragam pertanyaan hingga berujung pada suatu kebenaran.

    Yang mana, pihak keluarga korban mengetahui bahwa putri kesayangan mereka telah menjadi korban pencabulan gurunya sendiri.

    Tidak tinggal diam, mereka langsung melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian guna menindaklanjuti sikap amoral pelaku.

    Kini, pelaku telah ditangkap dan diamankan pihak kepolisian guna mendalami keterlibatannya dalam aksi bejat tersebut. ***

  • Ini Bukan lagi Pentas Seni tapi Obsesi

    Ini Bukan lagi Pentas Seni tapi Obsesi

    GELORA.CO – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali viral di laman X akibat munculnya sosok ‘Nyi Roro Kidul’ dalam kirab bendera Merah Putih di Pemprov Jabar, Minggu (17/8) lalu.

    Dalam tayangan video yang diunggah King Purwa atau akun@BosPurwa, Senin (18/8), terlihat ada prosesi seorang perempuan yang mengenakan pakaian mirip Nyi Roro Kidul (NRK).

    Diiringi suara gamelan, terlihat sosok ‘Nyi Roro Kidul’ ini berjalan menghampiri meja di depan Dedi Mulyadi yang berisi bendera Merah Putih.

    Lalu, perempuan berpakaian ala NRK seperti menuduk memberi hormat yang dibalas Dedi Mulyadi dengan juga menunduk sebelum memberikan bendera.

    Lalu, sosok NRK ini berjalan di depan Dedi Mulyadi membawa bendera diiringi dengan dayang-dayang yang mendampingi sosok Nyi Roro Kidul ini.

    Bendera Merah Putih ini lalu dibawa ke tangga yang disambut oleh anggota Paskibraka Provinsi Jawa Barat.

    King Purwa atau akun@BosPurwa lalu memberikan komentar soal video prosesi Kirab Merah Putih Provinsi Jawa Barat ini.

    “Ini bukan lagi pentas seni dan budaya, tapi OBSESI. Info dari temen yang pernah deket sama doi, obsesi ke Nyi Roro Kidul mulai sejak jada bupati bahkan 3 tahun tidak menggauli istrinya pun krn perintah, wangsit dari Nyi Roro Kidul,” kata akun King Purwa.

    Ini bkn lg pentas seni dan budaya, tapi OBSESI. Info dari temen yang pernah deket sama doi, obsesi ke Nyi Roro Kidul mulai sejak jd bupati bahkan 3 tahun tdk menggauli istrinya pun krn perintah, wangit dari Nyi Roro Kidul pic.twitter.com/HYxEdxPaL4

    — King Purwa (@BosPurwa) August 18, 2025

    Sontak unggahan ini viral di laman X dengan nama cuitan ‘Nyi Roro Kidul’. Unggahan King Purwa ini sudah dilihat atau diputar lebih 77,4 ribu tayangan. Diposting ulang 443 kali dan dikomentari lebih 160 orang dalam waktu 4 jam.

    Akun lain @MariaAlkaff_ juga membahas mengenai Dedi Mulyadi dan Nyi Roro Kidul.

    “Tah iye ceunah KDM soal Nyi Roro Kidul. Gustiii ampuun. Da batur mah tos bicara soal AI, soal robotic dan serba electric. Kunaon KDM masih basak bisik wae jeung Nyi Roro. Sampe ceurik segala… wkwkwk. Sc: komunitaswargawaras,” kata akun ini membahas KDM dalam bahasa Sunda.

    Dari foto yang beredar, ada juga kirab Kereta Kencana dalam prosesi Kirab Bendera Merah Putih di Jawa Barat ini.

    Sementara itu Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya mengatakan bahwa kirab juga simbol penghormatan kepada budaya, sejarah dan kemerdekaan bangsa.

    “Kirab ini bukan sekadar prosesi, tapi juga simbol penghormatan kita terhadap sejarah, budaya, dan kemerdekaan bangsa,” ujar Dedi Mulyadi dalam sambutannya, Minggu (17/8).***

  • SNEYDMining takes you to a new era of passive income

    SNEYDMining takes you to a new era of passive income

    No mining machines, no electricity costs, no technical requirements—just download the Sneyd Mining app and you can mine major cryptocurrencies like BTC, XRP, and DOGE with one click, achieving truly “zero-cost, stable returns.”

    As cryptocurrency becomes increasingly mainstream, more and more ordinary users are looking to participate without requiring specialized knowledge or significant investment. Sneyd Mining addresses this need with its new, free cloud mining platform, completely breaking the barriers to entry for traditional mining in terms of equipment, power consumption, and technical skills.

    1. Zero-barrier experience

    No hardware, electricity, or technical requirements required.

    New users receive up to $12 in free computing power upon registration, allowing you to get started risk-free.

    One-click mining across multiple platforms (supports both the app and the website).

    2. Flexible income mechanism

    Supports major cryptocurrencies such as BTC, DOGE, LTC, and XRP.

    Automatic profit calculation and daily settlement.

    Freely switch between mining currencies.

    3. Efficient and sustainable technical architecture

    AI scheduling engine dynamically optimizes computing power allocation.

    Cloud computing power is deployed in environmentally friendly data centers.

    The mining process is efficient, energy-efficient, and sustainable.

    4. Global compliance and fund security

    Supports KYC real-name verification and asset custody.

    Data encryption ensures security and reliability.

    Users reach over 190 countries/regions worldwide.

    SNEYD Mining user Jim recently shared his real-life experience with the community. Just a few weeks ago, he knew nothing about cryptocurrency. He stumbled upon a SNEYD Mining ad, and his life has quietly changed since then—now, the first thing he does every morning is open the app to check his latest DOGE and XRP earnings.

    Jim recounted his transformation from a complete beginner to someone earning every day:

    “I had no idea what mining was before, and I thought it was only for technically advanced users.”

    “From signing up to starting mining, it took less than a minute. I didn’t have to do anything, and the system automatically started running.”

    “It feels like I’m making money even in my sleep!”

    “From knowing nothing about mining to now receiving a steady stream of cryptocurrency returns every day, it’s truly a great sense of accomplishment.”

    SNEYD Mining’s one-click start, automatic daily settlement, and free computing power allow ordinary users like Jim to easily participate in mining and embark on their own passive crypto income journey—without hardware, electricity costs, or technical knowledge.

    How to start your free mining journey?
    Join SNEYD Mining in just 3 easy steps and start earning daily passive crypto income!

    Step 1: Download the SNEYD Mining app (iOS & Android)

    Start mining anytime, anywhere with one click – no device required, no location restrictions.

    Step 2: Register an account to claim free computing power

    New users will receive a $12 computing power gift package, allowing you to earn zero-cost profits without investing any capital.

    Step 3: Select a contract and start mining automatically.

    Supports multiple major cryptocurrencies, including BTC, DOGE, and XRP. Our system automatically mines and automatically settles profits daily, allowing you to earn effortlessly!

    🎁 Limited-time offer now!

    Join SNEYD’s free cloud mining now and unlock up to:

    $110,000 + $89,000 in total net profit

    Click here to enter the platform, activate your exclusive contract, and start building your digital asset empire!

    Summary
    In the rapidly evolving digital economy, the way to make money is also quietly changing. With SNEYD Mining’s free cloud mining platform, you can easily start earning passive crypto income with just your phone, no capital investment, and no technical skills required.

    Whether you’re a crypto novice or an investor looking to expand your income channels, SNEYD Mining provides a simple, secure, and sustainable path to value growth—allowing your digital assets to automatically grow daily, truly enabling you to “earn money while you’re asleep.”

    Official Website: https://growingauto.com/

    Official Email: info@sneydmining.com

    App Download: (Click to download)

  • Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    GELORA.CO – Media internasional kembali menyoroti langkah keamanan tidak lazim Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut laporan The Express US, para pengawal Putin diduga membawa “koper kotoran” setiap kali ia melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk saat pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska.

    Tujuan dari prosedur ini bukanlah hal biasa. Disebut-sebut pihak intelijen Rusia melakukannya untuk mencegah pihak asing memperoleh informasi medis tentang Putin melalui sampel biologisnya.

    Bagaimana Prosedurnya?

    Mengutip investigasi Regis Gente dan Mikhail Rubin yang pernah diterbitkan di majalah Prancis Paris Match, disebutkan bahwa anggota Badan Perlindungan Federal Rusia (FPS) memiliki tugas khusus: mengumpulkan limbah tubuh Putin, menyimpannya dalam kantong steril, lalu membawanya kembali ke Moskow menggunakan tas khusus.

    Langkah ini dilaporkan sudah berlangsung bertahun-tahun. Misalnya, ketika Putin berkunjung ke Prancis pada Mei 2017 maupun saat kunjungan ke Wina. Bahkan, menurut jurnalis Farida Rustamova, Putin pernah menggunakan toilet portabel khusus untuk memastikan tidak ada jejak yang tertinggal.

    Mengapa Hal Ini Dilakukan?

    Menurut sejumlah analis, sampel biologis seperti kotoran manusia dapat mengungkap kondisi kesehatan seseorang. Dengan mengontrol jejak biologisnya, Rusia diyakini berusaha mencegah kemungkinan negara lain mengumpulkan informasi medis rahasia tentang sang presiden.

    Spekulasi ini semakin menarik perhatian karena usia Putin kini sudah 72 tahun, dan rumor soal kesehatannya terus beredar.

    Spekulasi Kesehatan Putin

    Selama beberapa tahun terakhir, kesehatan Putin menjadi bahan perbincangan global. Pada November 2024, ia terekam kamera tampak menghentakkan kaki saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan — sebuah gerakan yang oleh sebagian dokter dianggap bisa mengindikasikan masalah neurologis seperti Parkinson.

    Pada 2023, Putin juga terlihat gelisah di kursinya saat bertemu Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Bahkan pada 2022, Kremlin sampai harus membantah rumor yang tersebar di Telegram, yang menyebut Putin sempat terjatuh dan mengalami insiden memalukan.

    Meski Kremlin berulang kali membantah kabar soal kesehatan presiden, isu ini tidak pernah benar-benar surut. Prosedur keamanan yang unik seperti “koper kotoran Putin” justru menambah bahan spekulasi baru di mata publik internasional.

    Dengan latar ketegangan geopolitik Rusia di berbagai kawasan, setiap detail tentang kesehatan Vladimir Putin kini dianggap punya dampak besar terhadap masa depan politik global.

  • 7 Cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya walaupun tampil sederhana

    7 Cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya walaupun tampil sederhana

    GELORA.CO – Pernahkah kamu punya teman yang hidupnya sederhana banget pakaiannya biasa, gaya hidupnya sederhana, bahkan kalau nongkrong di kafe selalu milih menu paling murah?

    Tapi beberapa tahun kemudian kamu kaget saat tahu dia sudah punya rumah dua lantai, bisnis yang jalan, atau bahkan keliling dunia.

    Fenomena ini sering kita lihat di komunitas Tionghoa, begini cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya.

    Awalnya mungkin kamu mengira dia dapat warisan. Tapi setelah lebih dekat, ternyata dia mulai dari nol.

    Bedanya, dia punya cara mengatur uang yang sangat berbeda dari kebanyakan orang.

    Mereka jarang pamer, jarang heboh, tapi diam-diam membangun kekayaan yang stabil, bahkan bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk anak cucu mereka.

    Yang menarik, strategi mereka ini jarang diajarkan di sekolah.

    Kita tumbuh dengan pepatah “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”, tapi praktiknya banyak yang begitu gajian langsung habis buat kebutuhan sehari-hari plus kebutuhan pamer.

    Sementara banyak orang Tionghoa menganggap tabungan bukan sekadar simpanan, melainkan senjata.

    “Tabungan adalah senjata, bukan sekadar simpanan. Mereka enggak cuma mikirin bagaimana biar aman, tapi bagaimana biar maju,”ujar narator.

    Lalu, apa saja rahasia mereka? Berikut tujuh prinsip utama yang bisa kita pelajari.

    1. Menabung Bukan untuk Aman, Tapi untuk Maju

    Banyak orang menabung hanya sebagai dana darurat. Orang Tionghoa melihatnya lebih jauh: tabungan adalah amunisi untuk menyerang ketika peluang datang.

    “Kalau habis buat hal yang enggak penting, lu bakal datang ke medan perang tanpa senjata. Tapi kalau lu kumpulin dan siapin peluru, begitu ada kesempatan emas, lu langsung bisa nembak tanpa ragu,”ungkap narator.

    Contoh sederhananya, saat ada ruko dijual murah karena pemilik butuh uang cepat. Mereka yang punya tabungan siap bisa langsung ambil kesempatan itu, dan aset tersebut bisa jadi sumber pemasukan pasif selama puluhan tahun.

    2. Mengutamakan Arus Kas, Bukan Sekadar Simpanan

    Mereka tahu bahwa uang yang hanya diam di rekening akan kalah oleh inflasi. Karena itu, begitu tabungan terkumpul, uang diarahkan ke aset atau usaha yang bisa menghasilkan aliran kas rutin.

    “Simpan untuk mengalirkan uang. Bukan cuman menumpuk uang,”jelas narator.

    Misalnya, keuntungan dari toko kecil dipakai bukan untuk belanja konsumtif, tapi menambah stok, membeli kulkas, hingga membuka cabang baru.

    Hasilnya, arus kas terus mengalir tanpa harus kerja mati-matian.

    3. Utang sebagai Alat, Bukan Beban

    Banyak orang takut utang, tapi orang Tionghoa melihat utang sebagai kendaraan percepatan—asal digunakan dengan benar.

    “Kalau utang itu bisa membayar dirinya sendiri, maka itu alat. Kalau utang itu bikin lu harus kerja lebih keras untuk bayar, maka itu jebakan,”ujar narator.

    Utang konsumtif seperti cicilan gadget hanya jadi beban. Tapi utang produktif, misalnya beli ruko strategis yang cicilannya tertutup oleh uang sewa, bisa berubah menjadi aset bernilai miliaran dalam beberapa tahun.

    4. Hidup Sederhana Meski Penghasilan Naik

    Kesalahan banyak orang adalah menaikkan gaya hidup seiring naiknya gaji. Orang Tionghoa justru menahan diri: penghasilan ekstra dipakai mempercepat pertumbuhan aset.

    “Bukan berarti enggak mampu pindah rumah, tapi dia tahu kalau uang ekstra itu bisa dipakai buat beli ruko sendiri sehingga dia enggak perlu bayar sewa lagi di masa depan,”jelas narator.

    Mereka lebih memilih menunda kesenangan sekarang demi kebebasan finansial di masa depan.

    5. Literasi Keuangan Sejak Kecil

    Perbedaan besar lainnya ada di pendidikan. Literasi finansial diajarkan sejak anak-anak, bukan menunggu dewasa.

    “Buat mereka ngajarin anak, cara menghitung kembalian aja belum cukup. Yang penting adalah membentuk mindset tentang uang sejak anak belum dewasa,”jelas narator.

    Anak-anak diajari menyisihkan uang jajan, bahkan diberi kesempatan mengelola etalase kecil di toko keluarga agar mereka paham konsep untung-rugi sejak dini.

    6. Jaringan dan Kerja Sama

    Banyak usaha Tionghoa tumbuh cepat karena mengandalkan ekosistem bisnis yang saling menguatkan.

    “Dengan cara ini, peluang yang sebelumnya kelihatan terlalu besar untuk satu orang jadi terbuka lebar karena kekuatan kolektif,”ungkap narator.

    Mereka sering patungan modal untuk ambil peluang besar, atau membuka usaha yang saling melengkapi. Hasilnya, pertumbuhan jadi lebih cepat dibanding bergerak sendirian.

    7. Menabung dengan Tujuan Jelas

    Bagi mereka, tabungan bukan sekadar angka di rekening, tapi setiap rupiah punya “alamat”.

    “Kalau lu nabung buat sesuatu yang jelas, lu justru jadi lebih semangat ngumpulin. Karena setiap kali masukin uang, lu ngerasa satu langkah lebih dekat sama tujuan lu,”ungkap narator.

    Ada yang khusus menabung untuk buka toko, ada yang untuk beli properti, atau untuk biaya pendidikan anak. Tujuan inilah yang membuat mereka lebih disiplin.***

  • Makna Filosofis Tanjak Melayu, Pakaian Adat Prabowo saat Upacara Penurunan Bendera di Istana

    Makna Filosofis Tanjak Melayu, Pakaian Adat Prabowo saat Upacara Penurunan Bendera di Istana

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto tampil dengan busana adat Melayu saat memimpin upacara penurunan bendera HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu, 17 Agustus 2025. Prabowo mengenakan pakaian adat berwarna biru lengkap dengan tanjak khas Melayu yang menghiasi kepalanya. 

    Tanjak atau disebut juga tengkolok atau destar di beberapa daerah merupakan penutup kepala khas Melayu yang sarat makna. Bukan sekadar hiasan, tanjak dipandang sebagai simbol kehormatan, martabat, sekaligus jati diri seorang lelaki Melayu. 

    Makna Tanjak Melayu

    1. Simbol Kehormatan dan Identitas

    Sejak masa lampau, tanjak dikenakan oleh kaum lelaki terutama para bangsawan, panglima, atau tokoh adat. Pemakaian tanjak mencerminkan status sosial sekaligus menunjukkan bahwa pemakainya memiliki wibawa dan kedudukan terhormat. Tak heran jika dalam pepatah Melayu dikenal ungkapan, “Tak Melayu kalau tak bertanjak.”

    2. Tanda Kejantanan dan Kesopanan

    Bentuk tanjak yang tegak dan rapi melambangkan sikap disiplin, keteguhan hati, dan kejantanan. Selain itu, lipatan-lipatan tanjak juga mencerminkan nilai kesopanan dalam kehidupan bermasyarakat, mengingatkan pemakainya agar selalu menjaga tingkah laku yang santun.

     

    3. Simbol Kepemimpinan

    Dalam tradisi Melayu, warna dan bentuk tanjak juga memiliki makna tersendiri. Seorang pemimpin adat biasanya mengenakan tanjak dengan lipatan dan motif tertentu yang tidak boleh digunakan orang biasa. Hal ini menegaskan kedudukan tanjak sebagai lambang kepemimpinan dan kewibawaan.

    Filosofi Warna

    Setiap warna pada tanjak membawa pesan filosofis:

    Biru melambangkan ketenangan, kebijaksanaan, dan kedalaman hati.Merah menjadi simbol keberanian dan semangat juang.Hitam mencerminkan kekuatan, keteguhan, sekaligus kerendahan hati.Kuning atau emas menandakan kebangsawanan, kemuliaan, dan kejayaan.

    Dengan nilai-nilai luhur yang dikandungnya, tanjak Melayu bukan hanya atribut budaya, tetapi juga representasi identitas dan martabat. Saat dikenakan dalam acara adat maupun peringatan kenegaraan, tanjak menjadi pengingat bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekuatan yang menyatukan bangsa.

  • Selama Ini Tidak Semua Orang Bisa Masuk Istana, Apalagi Jualan Bakso

    Selama Ini Tidak Semua Orang Bisa Masuk Istana, Apalagi Jualan Bakso

    GELORA.CO –  Indonesia telah memasuki usia 80 tahun. Di tahun ini, Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya memimpin upacara. Berbagai hal baru terlihat dalam upacara pengibaran Merah Putih kemarin (17/8) di halaman Istana Merdeka. Gempita!

    Matahari tidak malu-malu menyinari langit Jakarta ketika Kepala Negara yang mengenakan pakaian melayu berwarna krem menyerahkan bendera pusaka kepada Bianca Alessia yang bertugas membawa baki. Setelah bendera pusaka itu diserahkan ke Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) perwakilan dari Sulawesi Utara itu, Prabowo langsung mencium bendera tersebut.

     

    Paskibraka Tim Indonesia Berdaulat mengantarkan sang saka Merah Putih dengan formasi baru. Jika dilihat dari atas, formasi itu membentuk angka 8 dan 0, tanda usia Nusantara yang mencapai 80 tahun. Tepuk tangan peserta upacara pun berkumandang meski sebentar dan langsung khidmat ketika El Rayyi Mujahid Faqih, Farrel Argantha Irawan, dan Arka Bintang akan menaikan bendera. 

    Formasi yang membentuk angka ini baru. Pada upacara bendera di tahun-tahun sebelumnya tidak ada. Selain itu, pada upacara kali ini, presiden duduk sendiri. Pada 2024 saat upacara bendera dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden ke-7 Joko Widodo duduk bersama Prabowo yang kala itu baru terpilih menjadi presiden ke-8. Pada upacara di tahun-tahun sebelumnya, presiden biasanya berdampingan dengan wakil presiden.

    Sebelum bendera pusaka sampai ke Istana Merdeka, kirab dilakukan. Memang dalam tradisi, adanya kirab untuk membawa bendera dari Monas ke Istana Merdeka. Kali ini yang berbeda adalah adanya 145 kuda ikut mengiringi kirab tersebut. Letkol Kavaleri Chandra Alit Saputra, Komandan Batalyon Kavaleri Berkuda 1 Sembrani, mengungkapkan persiapan telah dilakukan selama dua bulan dengan penuh dedikasi. Dia berharap tradisi kavaleri terus menjadi bagian penting dalam perayaan HUT kemerdekaan mendatang. “Tantangannya adalah satuan kavaleri berkuda itu bisa berhasil apabila peduli dan sayang terhadap kudanya. Itulah tantangan kami,” tuturnya.

    Suasana semakin semarak ketika peserta upacara dibolehkan untuk turun ke halaman. Bukan untuk ikut baris, tapi joget. Lagu Tabola Bale membuat semua peserta upacara berjoget. Bahkan Prabowo pun sempat turun dari kursinya. Pejabat dan beberapa artis yang datang juga tidak malu bergoyang. Bahkan, Paskibraka yang sebelumnya bertugas dengan kompak berjoget. Prajurit dari TNI dan Kepolisian tak kalah kompak. Masyarakat yang memakai baju adat juga tumpah di halaman Istana Merdeka. Meriah. Gembira. Bahkan sampai MC beberapa kali mengingatkan peserta kembali ke kursi setelah lagu itu dua kali dinyanyikan karena rangkaian upacara belum selesai. 

    Usai upacara, masyarakat disuguhi makanan UMKM. Halaman tengah Istana Merdeka yang biasanya eksklusif, kemarin boleh diakses oleh masyarakat peserta upacara. Panggung rakyat pun tersedia. Ndarboy Genk, grup musik asal Bantul, membuat semarak. Membuat tamu bingung antara makan dulu, atau ikut joget depan panggung. 

    Dewi Leba yang datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT) mengapresiasi ini. Acara ini menurut dia dapat membantu roda ekonomi para pelaku usaha yang terlibat. “Jadi selain ada pesta kemeriahannya dapat, roda ekonomi di tempat ini juga berputar dan membantu para pelaku usaha, makanan dan lain-lain,” ucapnya.  

    Jawa Pos sempat mewawancarai Imam Soleh yang membawa tiga gerobak bakso malang ke Istana Negara. Pria asli Malang ini mengatakan bahwa sudah dua kali dipanggil untuk acara Istana. “Saya sehari-hari jualan di belakang Mal Sarinah,” katanya. 

    Rasa bangga tak bisa dipungkiri. Dia tidak menyangka bahwa ada kesempatan makanannya sampai diicip tamu negara di perhelatan akbar Minggu (17/8). “Tidak semua orang bisa masuk istana, apalagi jualan bakso,” ungkapnya. 

    Di hari Kemerdekaan kemarin, pria yang akrab disapa Imam Jadul itu berharap bahwa Indonesia semakin maju dan ekonominya tambah kuat. Menurutnya ini penting sebagai pedagang. “Biar masyarakatnya semakin bahagia,” tuturnya.

    Yang membuat tamu undangan juga senang adalah souvenir yang didapat. Resti dan Devi, dua sahabat dari Bekasi, rela menginap di hotel dekat Istana Merdeka. Mereka kompak memakai baju adat Sulawesi selatan. Di depan Jawa Pos, Devi membuka souvenir yang didapatnya. “Ada kaos, handuk, tumbler, dan bukunya Pak Prabowo,” ucapnya. 

    Mereka merupakan salah satu dari 8 ribu orang yang beruntung mendapatkan undangan. Resti sudah dua kali menjadi tamu undangan. Sementara Devi baru pertama kali. “Kami nyalakan laptop dan semua HP saat war undangan itu. Syukur dapat,” kata Resti. 

    Sementara itu, antusias juga terlihat dari menteri dan wakil menteri. Wamendikti Stella Chirstie memakai Baju Bodo yang merupakan adat Bugis. Dia datang bersama suaminya Bartlomiej Czech yang merupakan warga negara Polandia. “Saya senangnya pakai Baju Bodo. Jadi masih mengingat masa kecil,” ucap Stella.

    Baginya ini momen bersejarah. Sebab Czech baru pertama ikut upacara bendera di Indonesia. Czech merasa terhormat bisa merayakan 17 Agustus bersama istri dan rakyat Indonesia. “Sangat istimewa ya. Stella yang pilih (baju), saya ikut aturans aja,” katanya.

    Bagaimana dengan IKN yang tahun lalu menjadi perhelatan besar untuk merayakan HUT Kemerdekaan ke-79? Sama seperti daerah lainnya, di IKN juga diselenggarakan upacara bendera. Jika tahun lalu presiden yang menjadi inspektur upacara, tahun ini upacara dipimpin oleh Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono. 

    Dilansir dari Antara, upacara tersebut dilakukan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Tepatnya di Lapangan Plaza Seremoni IKN. Basuki menggunakan baju berwarna hitam dan rompi khas Dayak. “Semua gunakan pakaian adat, saya tinggal di Kalimantan makanya saya gunakan adat Dayak, jadi di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung,” kata Basuki. Dia menambahkan dalam upacara di IKN, dihadiri oleh 3.000 undangan. 

    IKN dibangun di masa pemerintahan Jokowi. Termasuk dalam proyek mega besar. Prabowo pun sempat berucap ingin meneruskan IKN. Salah satunya dibuktikan dengan masih mengalokasikan dana untuk pembangunan IKN pada RAPBN 2026. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 dia menyebut besarannya Rp 6,3 triliun untuk membangun IKN di tahun depan.

    Dana yang digelontorkan itu untuk dua hal. Pertama pembangunan kawasan strategis sebesar Rp 5,71 triliun. Selanjutnya untuk dukungan menjemen sebesar Rp 553 miliar. Setidaknya pembangunan IKN dari 2022 hingga tahun lalu sudah sebesar Rp 75,8 triliun. Tahun lalu, realisasi sementara mencapai Rp 43,3 triliun.

  • Kisah Bidan Berenang Menyeberangi Sungai, Meminta Maaf kepada Harimau yang Siap Menerkam

    Kisah Bidan Berenang Menyeberangi Sungai, Meminta Maaf kepada Harimau yang Siap Menerkam

    GELORA.CO – Beberapa waktu lalu aksi heroik seorang bidan berenang menyeberangi Sungai Batang Pasaman viral di media sosial.

    Aksi nekat bidan bernama Dona Lubis (46) itu dilakukan demi mengobati seorang pasien tuberkulosis.

    Ibu lima orang anak itu merupakan warga Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.

    Keseharian, Dona Lubis ialah seorang bidan di Puskesmas Simpang Tonang, Kabupaten Pasaman.

    Dona, begitu masyarakat lokal memanggilnya. Tindakannya yang penuh risiko ketika menjalankan tugasnya mengingatkan banyak orang tentang makna kata pahlawan sebenarnya.

    Jauh sebelum ini, orang-orang mungkin tidak pernah mendengar namanya, apalagi tahu tentang sosok Dona Lubis.

    Namanya mulai bermunculan di mesin pencarian google setelah aksi heroiknya menyeberangi Sungai Batang Pasaman beberapa waktu lalu viral di media sosial.

    Tanpa sedikitpun keraguan, perempuan kelahiran 11 April 1979 itu menyeberangi derasnya air Sungai Batang Pasaman yang berwarna kecoklatan dan penuh dengan batuan besar.

    Tindakan berbahaya itu dilakukan demi menjalankan tugas mulia melayani masyarakat.

    “Hati nurani dan dedikasi yang membuat saya berani menyeberangi sungai untuk mengobati pasien,” kata Dona Lubis.

    Dengan napas yang terengah-engah, Dona bercerita tidak ada pilihan kala itu.

    Satu-satunya cara hanyalah menantang derasnya arus sungai. Dalam pikirannya cuman satu, pasien harus bisa dilayani meskipun nyawa taruhannya.

    Dona mengatakan aksi heroik menyeberangi sungai memang baru kali pertama ia lakukan selama 26 tahun mengabdi sebagai tenaga kesehatan.

    Dulunya, terdapat sebuah jembatan di Jorong (Dusun) Sinuangon, Nagari (Desa) Cubadak Barat yang menghubungkan beberapa desa yang berada di dalam kawasan hutan lindung tersebut. Namun, jembatan itu putus.

    Perjuangan Dona mengobati pasien di perkampungan terpencil bukan hanya sebatas menyeberangi sungai.

    Banyak kisah lainnya yang sudah ia jalani di daerah yang masih jauh dari fasilitas umum layaknya yang ada di negeri yang tengah merayakan Hari Kemerdekaannya ini.

    Dona bercerita, dua tahun lalu ia melintasi lebatnya kawasan hutan lindung di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat.

    Kala itu, ia mendapat telepon yang mengabarkan ada warga yang membutuhkan pertolongan.

    Seperti biasanya, Dona menyewa ojek pangkalan di desa terdekat.

    Biayanya berkisar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu. Saat itu, Dona berangkat dari dusun terdekat sekitar pukul 19.00 WIB.

    Dia menyadari langkahnya kurang tepat. Sebab, bagi sebagian orang menjadi pamali ketika berpergian ke suatu tempat saat waktu magrib.

    Benar saja, di tengah perjalanan kendaraan roda dua yang ia tumpangi berhenti mendadak.

    Bukan rusak atau mogok, sepeda motor pabrikan Jepang itu terpaksa dihentikan si tukang ojek karena di depan matanya seekor harimau sumatra sedang duduk dengan gagahnya.

    Suasana mulai mencekam. Dona dan pengendara ojek khawatir satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya tersebut akan menerkamnya.

    Bagi sebagian orang, terutama masyarakat Minangkabau, harimau merupakan satwa yang sangat dihormati.

    Bahkan, di beberapa daerah harimau dianggap sebagai jelmaan atau reinkarnasi leluhur.

    Tak heran, cukup banyak orang yang memberanikan diri atau terpaksa berkomunikasi dengan satwa liar tersebut ketika tidak sengaja berpapasan di dalam hutan. Hal serupa juga dilakukan bidan Dona.

    Saat berhadap-hadapan dan hanya berjarak sekitar 10 meter dari harimau, ia meminta maaf dan tidak bermaksud mengganggu.

    “Harimau itu bangun seperti mau menerkam. Saya hanya bilang, saya minta maaf dan hanya ingin pergi mengobati pasien. Tak lama setelah itu, harimau pergi dan kami melanjutkan perjalanan,” kata dia mengenang.

    Tak hanya itu, selama mengabdi sebagai bidan, Dona dua kali membawa bayi yang baru berumur 11 hari dari rumahnya ke sebuah desa terpencil menggunakan kantong plastik.

    Hal itu lagi-lagi terpaksa ia lakukan karena kondisi yang menuntutnya untuk cekatan dan kreatif bertindak dalam situasi genting.

    “Bayi berusia 11 hari itu saya masukkan ke dalam kantong plastik agar tetap hangat,” kata dia.

    Profesi Bidan Sudah Mendarah Daging

    Meskipun acapkali menemukan atau menjumpai hal-hal aneh bahkan bertaruh nyawa demi orang lain, hal itu sama sekali tidak pernah melunturkan semangat, dedikasi, dan pengabdian Dona.

    Justru, beberapa kejadian yang dialaminya semakin membuatnya bersemangat dan mencintai profesi tersebut.

    Tanpa ragu, Dona dengan lantang menyebut profesi bidan sudah mendarah daging dalam dirinya.

    Tanpa bermaksud sombong, Dona mengatakan jika hanya mengobati atau membantu persalinan tanpa adanya tantangan maka hal itu biasa-biasa saja.

    Namun, ketika ia berhasil menjalankan tugas dengan sebuah tantangan, maka akan terselip rasa kebahagian yang tidak ternilai oleh mata uang manapun.

    “Terus terang saja, ketika menerima uang dari peserta BPJS dan saya berhasil melewati tantangan yang sulit tadi, rasanya lebih puas daripada hanya sekadar menerima tanpa ada tantangan,” kata dia sembari tertawa kecil.

    Dona menitipkan sebuah pesan haru kepada para tenaga kesehatan yang baru merintis karier.

    Dedikasi, pengorbanan, melayani tanpa pamrih dan keikhlasan adalah kunci utama yang harus selalu dikedepankan.

    Dona memahami sampai saat ini masih banyak tenaga kesehatan di tanah air yang berstatus sebagai honorer atau tenaga sukarelawan dengan honor yang diterima masih jauh dari kata layak.

    Namun, hal itu diharapkan tidak menjadi hambatan untuk terus melayani bangsa dan negara terutama orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan.

    “Pesan saya, sebagai bidan jangan melihat sesuatu dari materinya. Pasien itu membutuhkan kita (bidan), maka bantu dan obatilah mereka dengan penuh tanggung jawab dan jangan mengharapkan imbalan,” ujar dia.

    Secara terpisah, Asnan, warga Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat mengatakan Dona Lubis merupakan sosok yang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat setempat.

    Warga lokal menilai Dona merupakan sosok yang peduli dan baik kepada siapapun.

    Masyarakat setempat juga tidak kaget ketika Dona nekat menyeberangi sungai.

    Sebab, selama ini Dona sudah menunjukkan dedikasi yang begitu luar biasa dalam mengobati orang-orang yang membutuhkannya.

    “Saya rasa memang sudah sepatutnya ia mendapatkan penghargaan dari pemerintah,” ujar dia.

    Dan benar saja, atas pengabdian dan dedikasinya, Dona menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sumbar pada HUT Ke-80 RI.

    Dia dinobatkan sebagai tenaga kesehatan teladan 2025 karena rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan nyawa orang lain.

    Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan tindakan yang dilakukan Dona Lubis patut diapresiasi.

    Semangat, pengabdian dan dedikasi tanpa batas itu layak untuk ditiru oleh semua elemen anak bangsa tanpa terkecuali.

    “Beliau rela menyeberangi derasnya arus sungai untuk mengobati pasien dan mempertaruhkan nyawanya sendiri,” kata Mahyeldi.

    Kisah perjuangan bidan Dona tersebut menjadi bukti nyata bahwa pahlawan masa kini itu masih ada.

    Sebab, sejatinya perjuangan tidak selalu tentang bambu runcing atau berperang melawan penjajah.