Category: Fortuneidn.com

  • Komdigi Rancang Aturan Perlindungan Anak pada Ranah Digital

    Komdigi Rancang Aturan Perlindungan Anak pada Ranah Digital

    Jakarta, FORTUNE – Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Oki Suryowahono, mengatakan pihaknya saat ini sedang merancang aturan mengenai perlindungan anak pada dunia digital. Dasarnya adalah maraknya pemanfaatan teknologi pada ranah digital yang tidak bijak, yang menyebabkan semakin seringnya perilaku Cyberbullying dipraktikkan pada anak-anak.

    “Karena kami melihat tidak sekali cyberbullying di dunia ini, dan kami berharap dukungan dari banyak pihak,” ujar Oki dalam sambutannya pada acara Public Discussion FPCI dan Tools for Humanity di Mayapada Tower, Jakarta, Selasa (11/2). 

    Menurutnya, anak-anak merupakan generasi yang paling rentan mengalami cyberbullying pada ranah digital. Oki mengatakan Presiden Prabowo Subianto pun menugaskan Komdigi untuk dapat menyelesaikan aturan mengenai perlindungan anak tersebut dalam satu hingga dua bulan ke depan.

    “Yang ditargetkan Presiden Prabowo adalah aturan perlindungan anak di dunia cyber, sehingga itu adalah apa yang segera mungkin diselesaikan oleh [Menteri Komdigi], karena anak menjadi pihak yang paling rentan diserang. Jadi, mungkin [pada beleid tersebut] akan ada juga [pengaturan] AI-nya,” katanya.

    Di samping aturan perlindungan anak pada dunia digital, Komdigi menyatakan pihaknya masih akan mendiskusikan ketentuan mengenai AI karena teknologi tersebut kini sedang gencar-gencarnya dikembangkan dan disematkan ke berbagai platform.  

    Dia menyatakan Komdigi saat ini sedang menentukan aturan mana yang paling tepat diberlakukan di Indonesia, melalui perbandingan dengan negara tetangga yang telah lebih dulu menerbitkannya.

    “Indonesia sangat majemuk dan beragam, jadi butuh penanganan yang paling tepat. [Kami berpikir] bagaimana teknologinya tidak dihambat, tapi sisi negatifnya bisa ditangkal,” ujarnya.

  • Rugi LINK Membengkak, Saham Kembali ke Zona Merah

    Rugi LINK Membengkak, Saham Kembali ke Zona Merah

    Jakarta, FORTUNE – Saham PT Link Net Tbk (LINK) tertekan 4,55 persen ke harga Rp2.100 pada Selasa (11/2), sehari setelah pengumuman kinerja tahunan perseroan.

    Dikutip dari IDX Mobile, saham LINK ditransaksikan sebanyak 65.100 kali, dengan nilai transaksi Rp138 juta, dan frekuensi transaksi 31 kali. Dalam seminggu terakhir, harganya sudah terkoreksi 8,70 persen.

    Koreksi harga LINK itu berkaitan dengan kerugian perseroan yang membengkak sepanjang 2024. Dilansir dari laporan keuangan tahunan terbaru, LINK melaporkan kerugian bersih senilai Rp1,18 triliun pada 2024, melonjak 122,40 persen (YoY) dari Rp532,98 miliar. Rugi per saham LINK pun meningkat 122,16 persen (YoY) dari Rp194 menjadi Rp431.

    Kerugian yang membengkak itu sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 1,22 persen (YoY) dari Rp2,55 triliun menjadi Rp2,52 triliun pada 2024. 

    Bersamaan dengan itu, ekuitas dan aset perseroan meningkat masing-masing menjadi Rp5 triliun dan Rp13,9 triliun. Liabilitas LINK pun naik menjadi Rp8,9 triliun.

    Rencana bisnis LINK di 2025

    Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Link Net, Kanishka Gayan Wickrama menjelaskan perseroan akan berfokus untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperluas cakupan layanan, dan mengakselerasi transformasi digital bagi pelanggannya. 

    “Dengan strategi yang dijalankan, kami optimistis dapat menciptakan nilai lebih bagi pelanggan, mitra, dan pemegang saham, serta memperkuat posisi Link Net dalam industri,” katanya. 

    Untuk ekspansi, Link Net menargetkan memiliki 3 juta home passed pada tahun ini. Itu akan berasal dari XL dan komitmen dari penyedia layanan internet lain di pasar yang ingin menggelar jaringan fiber.

    Ke depan, fokus utama LINK adalah model bisnis wholesale pada infrastruktur fiber. Melalui model itu, perseroan membuka jaringan untuk setiap operator yang ingin memanfaatkan infrastrukturnya. Pada 2025, perseroan membuka peluang bagi operator yang ingin bermitra di bidang tersebut.

    “Ke depan, kami tak akan beroperasi sebagai operator fixed broadband untuk pasar ritel,” kaa manajemen LINK dalam paparan publik insidentil pada awal Februari. “Jadi, dengan itu, kami akan dapat meningkatkan penggunaan jaringan kami lebih dari 20 persen di masa depan.”

  • OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Capai 11% di 2025

    OJK Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Capai 11% di 2025

    Jakarta, FORTUNE – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis kinerja sektor keuangan di tahun 2025 masih dalam tren positif. Kinerja positif itu didukung oleh sejumlah sektor industri seperti perbankan, Multifinance hingga asuransi.

    “Mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil, OJK memproyeksikan Kredit perbankan tumbuh sebesar 9 hingga 11 persen,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar saat Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025. 

    Ia menyebut kinerja intermediasi itu dukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank yang diproyeksikan naik sebesar 6 hingga 8 persen. Untuk industri pasar modal, penghimpunan dana ditargetkan sebesar Rp220 triliun.  

    Lesunya penjualan motor ganggu pembiayaan multifinance

    ilustrasi pom bensin (wikimedia commons/Darmas SB)

    Sementara itu, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (multifinance) juga diproyeksikan tumbuh 8 hingga 10 persen dengan mencermati kondisi penjualan kendaraan bermotor yang menurun. 

    Sedangkan pada aset asuransi diperkirakan tumbuh sebesar 6-8 persen. Aset Dana Pensiun diperkirakan tumbuh 9-11 persen dan Aset Penjaminan diperkirakan tumbuh 6-8 persen.  

    Mahendra menekankan pentingnya sinergi kebijakan dengan berbagai pihak baik Pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya. 

    “Hal itu dibutuhkan tidak hanya dalam konteks pencapaian outlook kinerja sektor jasa keuangan (SJK), namun dalam memaksimalkan kebermanfaatan SJK bagi perekonomian nasional,” kata Mahendra.

    Cegah fraud, OJK bentuk Sipelaku

    Ilustrasi fraud. (Pixabay/Alexas_Fotos)

    Dalam PTIJK ini, OJK meluncurkan Sistem Informasi Pelaku di Sektor Keuangan (Sipelaku) dan Indonesia Anti Scam Center (Pusat Pelaporan Penipuan Transaksi Keuangan). 

    “Sipelaku adalah aplikasi yang memuat informasi rekam jejak pelaku pada lingkup sektor jasa keuangan yang dikelola oleh OJK untuk mendukung peningkatan integritas di sektor jasa keuangan,” jelas Mahendra. 

    Aplikasi Sipelaku memuat informasi rekam jejak diantaranya profil pelaku, riwayat alamat, riwayat pekerjaan dan riwayat fraud. 

    Data dan atau informasi yang dimuat pada Sipelaku bersumber dari Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud (SAF) yang disampaikan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kepada OJK sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 12 Tahun 2024 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Lembaga Jasa Keuangan dan data dan/atau informasi yang ditetapkan oleh OJK.

  • Pabrik Vinfast Siap Beroperasi pada Akhir 2025

    Pabrik Vinfast Siap Beroperasi pada Akhir 2025

    Jakarta, FORTUNE – VinFast Auto Ltd, perusahaan otomotif asal Vietnam yang berfokus pada Kendaraan Listrik (EV), menyatakan fasilitas produksi yang tengah dibangun di Subang, Jawa Barat, akan beroperasi secara penuh sebelum akhir 2025.

    CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau, menyatakan langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan memperkuat posisinya sebagai pemain utama pada industri EV di kawasan Asia Tenggara.

    “Kami telah memutuskan untuk mendirikan pabrik di Subang dan menargetkan penyelesaiannya sebelum akhir tahun ini,” ujar Pham dalam acara Media Gathering VinFast Indonesia di Jakarta, Selasa (11/2).

    Pembangunan pabrik ini telah dimulai sejak pertengahan Juli tahun lalu dengan upacara peletakan batu pertama. Awalnya, fasilitas tersebut memang ditargetkan untuk selesai pada akhir 2025.

    Berlokasi di kawasan industri yang berkembang pesat, pabrik ini dibangun dengan nilai investasi US$200 juta atau setara Rp3,23 triliun pada saat itu, di atas lahan seluas 170 hektare. Fasilitas ini dirancang memiliki kapasitas produksi tahunan hingga 50.000 unit kendaraan dan mencakup berbagai fasilitas utama, termasuk body shop, general assembly shop, paint shop, serta area pengujian.

    Daya tarik Subang untuk industri

    Subang kini semakin menarik perhatian sebagai pusat industri baru karena lokasinya yang strategis, dekat dengan pelabuhan, serta kemudahan akses menuju jalan tol Cipali, yang dapat memangkas biaya logistik. Dengan semakin banyaknya industri yang berkembang di wilayah ini, daya tarik Subang sebagai kawasan manufaktur semakin meningkat.

    Rencananya, pabrik VinFast di Indonesia akan memproduksi model VF5 dan VFe34, yang telah diperkenalkan ke pasar Indonesia sejak awal tahun lalu.

    Pembangunan pabrik di Indonesia merupakan bagian dari langkah strategis VinFast berekspansi secara global. Secara keseluruhan, pabrikan otomotif asal Vietnam ini menyiapkan investasi US$1,2 miliar untuk ekspansi ke Indonesia. Nilai ini dikucurkan secara bertahap dan tidak hanya ditujukan demi mengembangkan pabrik, tapi juga menyiapkan infrastruktur penunjang seperti charging station.

  • Sun Life dan Bank Muamalat Perkuat Kerja Sama Bancassurance

    Sun Life dan Bank Muamalat Perkuat Kerja Sama Bancassurance

    Jakarta, FORTUNE – Sun Life Indonesia dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk  memperpanjang kemitraan strategis Bancassurance hingga  2036. Langkah ini dirancang untuk memperluas layanan keuangan Syariah bagi masyarakat Indonesia, sekaligus mengoptimalkan potensi besar pasar syariah yang terus berkembang. 

    Dengan lebih dari 230 juta jiwa populasi muslim, Indonesia menjadi pasar terbesar untuk layanan keuangan berbasis syariah, yang terus menunjukkan tren positif di berbagai sektor, termasuk perbankan, investasi, dan asuransi.

    Dalam beberapa tahun terakhir, produk syariah telah mengalami pertumbuhan signifikan, didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap prinsip keuangan berbasis syariah yang etis dan transparan.

    Bank Indonesia mencatat peningkatan aset keuangan syariah sebesar lebih dari 15 persen per tahun, sementara pasar asuransi syariah tumbuh pesat dengan kontribusi utama berasal dari produk haji, perlindungan kesehatan, dan investasi berbasis syariah. Tren ini menunjukkan potensi besar untuk terus mendorong inovasi dan kolaborasi di sektor keuangan syariah.
     
    Kemitraan strategis ini telah berlangsung sejak tahun 2019 hingga 2024 dan berfokus pada membangun kerja sama yang solid untuk memenuhi kebutuhan nasabah Bank Muamalat melalui produk bancassurance atau penjualan produk asuransi melalui jaringan perbankan. 

    Danning Wikanti, Chief Distribution Officer & Sharia Director, Sun Life Indonesia mengatakan, selama pandemi, kemitraan ini mencatatkan pertumbuhan positif di tengah penurunan kinerja sektor lainnya. Hal ini menjadikan Sun Life Syariah sebagai salah satu pemimpin di pasar bancassurance syariah.

    “Kemitraan ini memungkinkan kami untuk terus menghadirkan solusi keuangan yang relevan dan inovatif kepada nasabah Bank Muamalat, baik untuk persiapan perjalanan haji, perlindungan kesehatan, maupun kebutuhan finansial lainnya,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (11/2).  

    Melalui kemitraan ini, Sun Life Indonesia dan Bank Muamalat akan mengintegrasikan berbagai kanal distribusi, seperti rekomendasi langsung di kantor cabang bank melalui Relationship Manager (RM) dan Customer Service (CS), saluran pemasaran melalui telepon, penawaran produk melalui platform digital, serta penggabungan produk asuransi dengan layanan pembiayaan.

    Selain itu, kerja sama ini juga mencakup berbagai produk termasuk ASHA Pro (Asuransi Salam Hijrah Amanah Pro) dan ASHAR USD (Asuransi Salam Hijrah Arafah USD) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan investasi haji reguler dan haji plus. Produk SAHAJA (Salam Hijrah Sejahtera) juga ditawarkan untuk perlindungan fleksibel dengan skema Return of Premium (ROP), sementara SHSS (Sun Healthcare Solution Syariah) untuk perlindungan kesehatan berbasis syariah. Produk pendidikan berbasis tradisional maupun digital, serta produk bundle loan, turut melengkapi portofolio layanan yang ditawarkan melalui kemitraan ini.
     

  • 3 AB Siap Proses Transaksi Short Selling, Ini Namanya

    3 AB Siap Proses Transaksi Short Selling, Ini Namanya

    Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik menjelaskan, ada 27 AB yang berminat menjadi AB short selling sejak peraturan tentang mekanisme itu diperbarui pada 2024.

    Dari jumlah itu, 9 di antaranya tengah menjalani persiapan untuk memperoleh lisensi AB short sell. Secara detail, tiga AB dari 9 itu merupakan AB internasional.

    “Tiga AB [di antaranya] sedang dalam proses akhir, sehingga kami harapkan dalam waktu yang tak terlalu lama sudah ada tiga yang dapat memberikan layanan tersebut [intraday short sell],” kata Jeffrey, Selasa (11/2).

    Lebih lanjut, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI, Firza Rizqi Putra mengatakan tiga AB yang berada dalam tahap finalisasi itu adalah Ajaib Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Semesta Indovest Sekuritas. Ketiganya dinilai memiliki kesiapan cukup tinggi untuk menjadi AB yang melayani transaksi short sell.

    Lantas, kapan para AB itu siap memproses transaksi short sell dan intraday short sell? Itu bergantung pada kapan izin dari bursa akan diberikan.

    “Tiga AB [yang sudah disebut] sudah punya pasar yang cukup besar dan basis investor cukup banyak. Kesiapannya cukup tinggi,” kata Firza. “Namun, terkait kapan bisa bertransaksi, itu ketika kami berikan lisensi. Bisa saja ketiga AB itu tersalip dengan nama-nama di bawahnya [dari segi kesiapan], kembali lagi, sesuai kesiapan AB-AB di bawahnya.”

    Adapun, short selling mengacu pada transaksi jual-beli efek, tapi efek itu tak dimiliki oleh penjual ketika transaksi berlangsung. Mekanisme tersebut dapat investor manfaatkan saat pasar dalam kondisi menurun atau bearish, dengan menjual efek pada harga tinggi dan membelinya kembali di harga lebih rendah. Akan tetapi, transaksi short selling hanya diperuntukkan bagi investor yang berpengalaman.

    Di tahap I, BEI akan mengimplementasikan intraday short selling atau IDSS pada kuartal Ii 2025 untuk investor ritel domestik. Ada 10 saham yang dapat ditransaksikan menggunakan mekanisme tersebut, yakni: ADRO, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BRPT, MBMA, SMRA, dan TLKM.

    Evaluasi akan dilakukan paling tidak setahun, sebelum pemberlakuan tahap II. Pada fase kedua itu, mekanisme short sell akan tersedia bagi seluruh investor, termasuk investor institusi.

    “Kesiapan investor institusi harus menunggu paling tidak satu tahun [sejak implementasi fase I],” ujar Jeffrey.

  • Daftar Mobil Listrik Termurah di Indonesia 2025

    Daftar Mobil Listrik Termurah di Indonesia 2025

    Berikut adalah daftar mobil listrik termurah di Indonesia pada 2025 yang wajib diketahui:

    1. Wuling Air ev Lite Standard

    Mobil listrik Wuling Air ev Lite Standard merupakan salah satu pilihan termurah dengan harga Rp179,1 juta, yang belum termasuk biaya pengisi daya (charger). Dibekali dengan baterai 17,3 kWh, mobil kompak ini mampu menempuh jarak sekitar 200 km dengan sekali pengisian penuh. 

    Meskipun mobil ini belum dilengkapi dengan sistem pengisian daya cepat, namun dengan pengisian menggunakan arus AC 7 kWh, pengguna tetap dapat mengisi daya dengan relatif mudah meskipun memerlukan waktu lebih lama.

    DFSK Seres E1 hadir sebagai pesaing Wuling Air ev Lite dengan harga yang sedikit lebih mahal, yaitu Rp189 juta. Mobil ini memiliki desain yang hampir mirip dengan Wuling Air ev dan dilengkapi dengan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor yang dapat menghasilkan tenaga maksimal 25 kW dengan torsi 100 Nm. 

    Keunggulan dari DFSK Seres E1 adalah kemampuan motor yang menggerakkan roda belakang, memberikan pengalaman berkendara yang lebih stabil dan responsif.

    Vinfast VF 5, mobil listrik asal Vietnam, kini tersedia di Indonesia dengan harga promosi sekitar Rp286,450 juta (dengan pembelian baterai) atau Rp218,250 juta (dengan langganan baterai). Ditenagai oleh motor elektrik 70 kW yang setara dengan 94 tenaga kuda dan torsi 135 Nm, VF 5 memiliki daya jelajah yang cukup jauh berkat baterai lithium 29,6 kWh. 

    Keunggulan lainnya adalah proses pengisian daya yang cepat, di mana baterai dapat terisi dari 10 persen hingga 70 persen hanya dalam waktu 34 menit menggunakan pengisian cepat. Selain performa yang cukup baik, Vinfast VF 5 juga dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan dan desain modern yang menarik.

    Neta V-II adalah kendaraan listrik compact SUV yang dirakit di Indonesia dengan harga Rp299 juta (termasuk insentif PPN 10 persen). Mobil ini dilengkapi dengan baterai Lithium Ferro-Phosphate (LFP) berkapasitas 36,1 kWh yang memungkinkan jarak tempuh hingga 401 km. 

    Dikenal dengan fitur-fitur canggihnya, Neta V-II dilengkapi dengan sembilan fungsi Advanced Driver Assistance System (ADAS), seperti Forward Collision Warning (FCW), Automatic Emergency Braking (AEB), dan Lane Departure Warning (LDW), yang membantu meningkatkan keselamatan pengemudi dan penumpang. Fitur-fitur keamanan dan kenyamanan lainnya juga menjadi nilai tambah pada mobil ini.

    Mobil listrik BYD M6 ditawarkan dalam tiga varian, yakni Standard 7 seater seharga Rp379 juta, Superior 7 seater seharga Rp419 juta, dan Superior Captain Seat 6 seater seharga Rp429 juta. M6 hadir dengan dimensi besar, panjang 4,7 meter, lebar 1,8 meter, dan tinggi 1,6 meter, yang menjadikannya pilihan ideal bagi keluarga. 

    Varian Standard dan Superior dapat menampung hingga tujuh orang, sementara tipe Superior Captain Seat memiliki kapasitas enam orang dengan kursi baris kedua yang lebih mewah dan terpisah. Ditenagai oleh motor listrik AC Permanent Magnet Synchronous Motor, mobil ini memiliki jarak tempuh yang bervariasi, mulai dari 420 km untuk varian standar hingga 530 km untuk varian Superior dengan kapasitas baterai 71,8 kWh. Pengisian daya juga cukup cepat dengan pengisian DC 115 kW untuk varian Superior.

    Dengan semakin banyaknya pilihan mobil listrik yang terjangkau, masyarakat Indonesia kini semakin dimudahkan dalam memilih kendaraan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih ekonomis. Kendati harga mobil listrik masih lebih tinggi dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil, kehadiran berbagai insentif dan subsidi serta penurunan biaya produksi akan membuat mobil listrik menjadi pilihan menarik di masa depan. 

    Dalam jangka panjang, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi polusi udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi karbon.

  • IPO Bukan Fokus Bisnis di 2025

    IPO Bukan Fokus Bisnis di 2025

    Jakarta, FORTUNE – PT Super Bank Indonesia (Superbank) menegaskan belum ada rencana pencatatan saham (IPO) di bursa pada 2025. Lantas, bagaimana rencana bisnis perusahaan tahun ini?

    “Konsentrasi kami [di 2025] bukan terhadap pasar, melainkan terhadap integrasi terhadap sistem,” kata Presiden Direktur Superbank, Tigor M Siahaan saat ditemui di Jakarta Convention Center, Selasa (11/2). “Kami prioritaskan untuk mengembangkan produk.”

    Untuk merealisasikan itu, Superbank menyatakan masih mempunyai sumber daya yang memadai, termasuk dari segi pendanaan dan ekuitas. Adapun, berdasarkan laporan posisi keuangan Superbank per 30 September 2024, total ekuitas perusahaan mencapai Rp5,35 triliun. Rasio kecukupan modal perusahaan (CAR) Superbank pun mencapai 135,24 persen pada akhir September 2024.

    “Kami juga memiliki pemegang saham yang suportif, jadi setiap membutuhkan dana itu sangat mudah kok sebenarnya,” ujar Tigor.

    Terkait integrasi sistem, itu berkaitan dengan ekosistem Superbank yang berhubungan dengan Grab, Grup Emtek, sampai Kakao. Ketiganya termasuk pemegang saham Superbank. Selain itu, Superbank juga sudah menghubungkan layanan dengan Ovo melalui OvoNabung. 

    Superbank sendiri dulunya bernama PT Bank Fama International, yang didirikan pada 1993. Perusahaan itu bergabung dengan Grup Emtek pada 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, serta KakaoBank pada 2023 sebagai bagian dari konsorsium. Akhirnya, bank digital itu dirilis kembali pada Juni 2024. Sampai dengan Agustus 2024, Superbank memiliki lebih dari 1 jua nasabah. 

    Sampai dengan akhir September 2024, Superbank mencatatkan total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp3,2 triliun, naik 328 perssen (YoY). Katalis pertumbuhannya adalah peluncuran produk deposito dengan jangka waktu bervariasi, pencairan fleksibel, dan bunga sampai dengan 7,5 persen per tahun.

    Penyaluran kredit Superbank juga naik 189 persen (YoY) menjadi Rp4,9 triliun. Pendorongnya adalah kolaborasi dengan mitra strategis. Sejalan dengan itu, total aset perusahaan pun tumbuh 77 persen (YoY) menjadi Rp9,7 triliun. Lebih lanjut, pendapatan bunga bersih Superbank mencapai Rp399 miliar (+100 persen, YoY). Net interest margin perusahaan pun naik 7,81 persen pada kuartal III 2024, dibandingkan 6,81 persen pada periode serupa di 2023.

  • Keselamatan Transportasi Hal Paling Mendasar

    Keselamatan Transportasi Hal Paling Mendasar

    Jakarta, FORTUNE – Ketika mendirikan McEasy pada 2017, Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo bermimpi memiliki perusahaan yang bisa berkiprah secara global. Tidak mudah, memang, tapi sesungguhnya bisa dikerjakan. Tentunya tidak dengan serta-merta, tapi sejengkal demi sejengkal, seperti dilakukan oleh banyak perusahaan terkemuka.

    Sejauh ini, gambaran tentang gerak perusahaan itu cukup menjanjikan. Pada tahun lalu, perusahaan berbasis internet of things (IoT) dan software as a service (SaaS) itu menjadi satu dari delapan perusahaan asal Indonesia yang masuk jajaran Forbes Asia 100 To Watch 2024. Lalu, setelah mengantongi ISO 27001:2022 pada 2023, tahun lalu pula McEasy meraih sertifikasi ISO 9001:2015 dari Bureau Veritas Indonesia. Plus, usai mendapat pendanaan Seri A+ dari East Venture dan Granite Asia, McEasy beroleh pendanaan dari InnoVen Capital SEA. Kliennya ribuan, dari skala besar hingga kecil.

    Raymond—sang direktur utama—dan Hendrik, yang merupakan direktur keuangan, adalah sejawat yang baru bertemu ketika sama-sama bersekolah di Amerika Serikat pada Jurusan Teknik Mesin di Purdue University. Kepada Fortune Indonesia, Raymond mengatakan dia sebenarnya tidak seberapa giat mengutak-atik mesin, tapi tertarik dengan bagaimana suatu mesin bisa terbentuk. “Kalau saya senangnya critical thinking, kenapa bisa begini, kenapa begitu. Bagaimana cara kerja mesin pesawat sehingga bisa terbang, misalnya,” ujarnya.   

    Pada 2014, mereka pulang ke Indonesia dan membantu usaha keluarga. Namun, di luar jam kerja regulernya, keduanya merintis usaha yang kemudian menjadi McEasy. “Pada awalnya kami sering pergi ke ITS untuk cari orang yang memang punya kemampuan untuk bantu-bantu. Ngerti elektronik, ngerti mekanikal. Kami ngobrol dengan orang-orang yang mumpuni di ITS dan bilang ke mereka ingin bikin bisnis high-tech,” katanya. 

    Berikut petikan wawancara Fortune Indonesia dengan Raymond Sutjiono, Co-Founder & CEO McEasy, yang telah disunting demi kejelasan dan kejernihan. 

    Mengapa mau membangun McEasy?

    Kami memang fokusnya ke aktivitas yang berkaitan dengan IoT, tracking, GPS, tapi sebenarnya dari awalnya visi kami besar: bagaimana problem transportasi di Indonesia bisa kami digitalisasikan. Yang kami mampu, karena punya pemahaman dan skill yang cocok, ya di tracking business. Namun, seiring waktu, kami merasa enggak bisa berhenti di situ. Berbarengan dengan kian bertambahnya pelanggan, kami merasa ada semakin banyak pula peluang lain.

    Lalu, mengapa pilih berfokus ke logistik?

    Kembali lagi ke market. Paling besar di situ. Kendaraan komersial di Indonesia [konsentrasi] paling besar di logistik. Bisa dibilang 80-90 persen kendaraan komersial di sini dimanfaatkan untuk pengiriman barang.

    Waktu memulai ini, apa yang Anda tawarkan kepada calon klien?

    Pada saat masuk, karena kami B2B, penginnya dapat klien besar. Pada saat [melakukan pendekatan] ke mereka, tentunya kami menawarkan solusi yang kami punya, dengan full-service, dan skema pembayaran bulanan. Kami juga menawarkan cerita mengenai apa yang akan kami berikan pada masa mendatang, yang tidak akan didapatkan dari kompetitor kami. Kami benar-benar memberikan jaminan bahwa solusi yang kami berikan dapat menyelesaikan masalah mereka.

    Klien besar pertama sekali yang kami dapatkan, yang hingga sekarang masih, adalah Jackal Holidays dari Bandung. Itu 2019. Dulu saya belum tahu bagaimana menyiapkan kontrak software. Saya dan partner bikin draft [kontrak] sendiri. Karena [saya] lebih [fokus] ke segi penjualan, saya terbang ke Bandung dan bertemu pemiliknya. Saya datang, tawarkan, dan tanda tangani kontrak saat itu juga.

    Tantangan apa yang paling pelik yang pernah dihadapi perusahaan?

    Ada dua, dan yang pertama lebih menyangkut orang. Perusahaan kami ini menawarkan solusi. Kami harus bisa menerjemahkan visi kami menjadi suatu produk yang bisa dijual ke pelanggan dengan layanan dan jaminan yang OK. Mesti punya tim yang jago untuk ini, kan? Tantangannya akhirnya bagaimana mencari orang yang tepat untuk bisa di situ. 

    Tentunya dengan adanya funding membantu juga. Cuma bisa dibilang kompetensi untuk yang berhubungan dengan teknologi tinggi ini masih cukup early di Indonesia. Jadi, kami harus sabar untuk ngajarin tim, enggak menutup diri untuk belajar dari luar, dan tim juga harus bisa terbuka. 

    Yang kedua, tidak mudah menjual produknya. Harus menjadi suatu kebiasaan terlebih dahulu. Dulu kami cuma hire orang dan menawarkan gaji tinggi, karena kami pikir kami bisalah mengerjakannya. Ternyata, enggak bisa begitu juga karena kami menawarkan hal yang tidak sederhana. Orang itu juga harus paham pasarnya seperti apa. 

    Jadi, akhirnya dari seleksi pun kami harus benar-benar mencari orang yang pas. Belum tentu orang yang sudah berpengalaman di industri bisa. Bahkan, orang yang cuma punya pengalaman satu-dua tahun, tapi mau belajar, sikapnya bagus, dan kemampuan pikirnya tinggi, mungkin kami bisa ambil. Kami bisa didik di sini. 

    Teknologi macam apa nanti yang kira-kira bisa menjadi game changer bagi perkembangan McEasy?

    Ada beberapa hal kalau mengenai itu. Kalau kita lihat yang memang menarik sekarang ini, terutama di transportasi, itu bagaimana kita bisa membuat transportasi yang aman, karena safety in transportation itu hal yang sangat mendasar. 

    Perusahaan-perusahaan di Barat sering bicara tentang route optimization, AI untuk supply chain segala macam untuk integrasi. Tapi di balik itu semua, sebenarnya yang menjadi satu kepentingan yang sama dari pemerintahan, perusahaan, institusi, hingga penduduk adalah safety. Di seluruh dunia yang saya lihat semuanya penerapan terhadap keselamatan. 

    Contohnya, kami punya kamera pintar yang kami sebut Track Vision. Dengannya, kami bisa mengingatkan para driver untuk selalu bisa menyetir dengan benar. Paling simpel, bisa mengingatkan kalau sopir itu ngantuk.

    Kami punya control tower seperti di kereta atau bandara. Dari situ, bisa kelihatan apa yang terjadi dengan sopir, bagaimana kebiasaannya ketika mengemudi. Jadi, kami memberikan cuplikan-cuplikan notifikasi dari alat kami itu mengenai mana sopir yang disiplin atau tidak. Klien kami mungkin bisa mendisiplinkan sehingga safety itu bisa terbentuk.

    Sebenarnya ada juga perusahaan skala besar yang sudah punya control tower ini, tapi solusi simpel seperti yang kami tawarkan mereka masih kurang atau tidak menemukan. Demand itu sebenarnya sudah ada, tapi solusi tepat untuk memantau behavior sopir, apakah menyetir dengan disiplin atau tidak, belum ketemu.

    Apa visi jangka panjang McEasy?

    Saya melihatnya dengan dua angle. Saya dan Hendrik ingin membuat perusahaan yang berskala global. Kami bisa mengimplementasikan suatu solusi yang tidak hanya berlaku di Indonesia, tapi juga dunia. Lalu, bagaimana penerapannya kalau di Indonesia?

    Karena kami berfokus pada otomotif, logistik, dan solusi digitalisasi, kami pengin melihat bagaimana kami bisa menghubungkan semua kendaraan dengan ekosistem digital. Itu suatu kendala yang kami lihat penanganannya masih sangat lemah di Indonesia.

    Buat customer, secara ekosistem untuk logistik kita yang datang untuk memberikan solusi itu, bukan cuma software. Tapi karena dari sisi software kami sudah cukup sukses, bagaimana kami bisa memberikan solusi lain, seperti ke arah sparepart solution.

    Nanti ke depannya, hal apa saja yang dibutuhkan oleh departemen logistik, kami bisa masuk secara ekosistem. Kenapa kita bisa ke situ? Karena kami punya data. Kami paham semakin banyak customer pakai solusi kami, semakin lengkap datanya. Kami tahu bagaimana memberikan saran kepada mereka.

    Jadi, tujuan akhirnya bukan hanya jualan, tapi memungkinkan customer untuk cost saving. 

    Barusan Anda menyinggung tentang sparepart solution. Boleh elaborasi tentang itu?

    Dengan adanya solusi ini, sebenarnya kami punya inspirasi bagaimana sih sebenarnya kami bisa membantu customer untuk mengurangi cost mereka dari pembelian suatu sparepart.

    Kami juga melihat problemnya adalah biaya sparepart itu mahal dari sisi customer, terutama yang fast moving, di ban, oli, dan beberapa hal-hal lain. Itu mahal karena bisa dibilang faktor terbesarnya tidak ada pengontrol yang baik. Misalnya, ban yang gampang kita tahu ketika tekanannya tidak dikontrol dengan benar.

    Lalu, bagaimana suatu teknologi digunakan untuk memantau ada kendala di perjalanan, dan headquarter-nya tidak tahu. Bisa dibuat suatu reminder bahwa [ban] ini saatnya ganti. Ini saatnya banyak dirotasi. Tujuannya, kendaraan tersebut bisa lebih sehat, dan akhirnya memangkas biaya pemeliharaan.

    Apa pencapaian terbaik McEasy sejauh ini? 

    Pencapaian sih bisa dibilang banyak. Cuma kalau balik lagi ke basic gimana pencapaian tersebut, kami bisa dapatkan customer; dipercaya oleh customer sebanyak ini. Sampai sekarang lebih dari 95 persen dari customer itu loyal dengan kami. 

    Kami banyak customer berskala menengah, tapi juga enggak sedikit customer yang besar. 

    Itu menurut saya pencapaian yang menarik. Customer di Indonesia butuh kombinasi solusi antara yang bisa memberikan teknologi level tertentu yang bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan, dan bagaimana kami bisa memberikan service ketika ada yang tidak sesuai dengan mereka. 

    Dengan meningkatnya permintaan untuk logistik hijau, bagaimana McEasy mempersiapkan diri memenuhi tren keberlanjutan?

    Kami sudah punya platform yang bisa mengukur, misalnya, emisi karbon. Tinggal nanti kepada kebutuhan, kami bisa memunculkan itu karena kami sudah punya data. Ketika perusahaan ditantang untuk bisa green, platform kami mengarah ke sana.

    Pada dasarnya untuk bisa mengetahui emisi, tentunya harus tahu perjalanannya, harus tahu behavior kendaraannya seperti apa, kendaraan tipenya bagaimana, nyetirnya seperti apa. Itu semua kami bisa tahu.

    Lalu, bagaimana dengan upaya kami membantu pengurangan gas buang? Solusi kami tentunya bagaimana membantu efisiensi pada customer dalam mengoptimalkan bahan bakar hingga 15 persen. Fleet utilization bisa sampai 30 persen. Ini berarti kami membantu customer mencapai poin ke A ke B dengan lebih hemat, dan akhirnya berdampak ke pengurangan gas buang. 

    Dari sisi personal, adakah kebiasaan pribadi yang membantu Anda dalam pengelolaan perusahaan?

    Akhir-akhir ini saya lebih banyak berolahraga. Simpel. Itu supaya saya bisa lebih fresh. Lalu, mungkin pada akhir pekan saya cenderung melakukan refleksi diri. Menengok satu pekan ke belakang tentang apa yang harus saya perbaiki atau tingkatkan. Apa problem yang saya hadapi. Saya selalu berusaha untuk menjaga awareness. Saya menuliskan itu semua, dan itu saya anggap powerful.

    Dari situ saya juga jadi bisa berpikir membuat strategi untuk ke depan. Apa yang dihadapi perusahaan, mana yang perlu ditingkatkan. 

  • 7 Pengusaha Indonesia yang Punya Klub Bola Eropa, Ada ET!

    7 Pengusaha Indonesia yang Punya Klub Bola Eropa, Ada ET!

    FC Verbroedering Dender atau lebih dikenal sebagai FC Dender adalah klub sepak bola profesional asal Belgia yang berlaga di Belgian First Division B. Klub ini didirikan pada 1935 dan bermarkas di Florent Beeckmanstadion yang memiliki kapasitas sekitar 6.400 penonton.

    Saham FC Dender dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Sihar Sitorus, yang membeli klub ini pada 2018. Sihar membeli klub Belgia ini dengan tekad untuk mengembangkan pembinaan usia muda yang berkualitas, melihat potensi besar dalam sistem pembinaan sepak bola di Belgia yang dianggap lebih matang dan menarik untuk dikembangkan.

    Selain terlibat dalam sepak bola Eropa, Sihar Sitorus juga aktif dalam pengelolaan klub-klub sepak bola di Indonesia, seperti Nusaina FC dari Ambon, Medan United, dan Pro Duta FC, dengan fokus pada pengembangan pemain muda dan peningkatan kualitas tim.

    6. CD Polillas Ceuta – Batavia Sport Group (BSG)

    CD Polillas Ceuta adalah klub sepak bola yang berbasis di Ceuta, sebuah daerah enklave Spanyol yang terletak di Afrika Utara. CD Polillas Ceuta dimiliki oleh Batavia Sport Group (BSG), sebuah perusahaan yang dikelola oleh pengusaha asal Indonesia.

    Batavia Sport Group mengakuisisi Polillas Ceuta pada September 2020, di tengah situasi keuangan klub yang tertekan akibat dampak pandemi COVID-19.

    Dalam upaya untuk mengelola klub dan membangkitkan performanya, BSG bekerja sama dengan akademi sepak bola ASIOP, yang dikenal dalam pengembangan pemain muda.

    Akuisisi ini juga mencerminkan komitmen Batavia Sport Group untuk tidak hanya mengatasi krisis finansial yang dialami Polillas Ceuta, tetapi juga untuk memperkuat fondasi jangka panjang klub dengan pembinaan yang baik, baik di level tim utama maupun pengembangan pemain muda.

    7. Estrela Amadora – Dodi Irwano Suparno

    Klub sepak bola Eropa berikutnya yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia adalah CF Estrela Amadora SAD, yang berasal dari Portugal. CF Estrela Amadora SAD, atau lebih dikenal sebagai Estrela Amadora, bermain di Primeira Liga 2023/2024, liga kasta tertinggi Portugal. Klub ini berhasil promosi dari Liga Portugal 2 pada musim 2022/2023.

    Saat ini, saham Estrela Amadora sebagian dimiliki oleh Pakuan Football Enterprise, sebuah perusahaan sepak bola yang dimiliki oleh Dodi Irwano Suparno dan Jaino Matos. Pakuan membeli saham klub ini pada Mei 2022, sebagai bagian dari ekspansi mereka dalam dunia sepak bola internasional.