Category: Fortuneidn.com

  • Perbedaan Mobil Supercar vs Hypercar, Apa Saja?

    Perbedaan Mobil Supercar vs Hypercar, Apa Saja?

    Jakarta, FORTUNE – Industri otomotif mewah dan kinerja tinggi selalu menarik perhatian para penggemar dan kolektor mobil di seluruh dunia. Dua kategori mobil yang sering kali menjadi pembicaraan hangat adalah supercar dan hypercar. 

    Meski keduanya mengusung desain, performa, dan teknologi yang luar biasa, ada perbedaan mendasar yang memisahkan kedua jenis mobil ini. Apa yang membuat supercar berbeda dari hypercar? Bagaimana keduanya didefinisikan dalam dunia otomotif?

    Performa dan Tenaga Mesin

    Perbedaan paling jelas antara supercar dan hypercar terletak pada tenaga mesin dan performanya. Supercar dikenal dengan kemampuannya untuk menghasilkan tenaga mesin yang luar biasa besar, biasanya berkisar antara 600 hingga 800 tenaga kuda (hp).

    Dengan tenaga sebesar itu, supercar mampu memberikan akselerasi yang sangat impresif dan kecepatan tinggi, yang menjadikannya pilihan utama bagi penggemar kecepatan. Beberapa contoh supercar terkenal antara lain Ferrari 458 Italia, Lamborghini Aventador, dan McLaren 720S. Mobil-mobil ini sering kali dianggap sebagai simbol kemewahan dan performa luar biasa di jalan raya.

    Namun, ketika kita berbicara tentang hypercar, performa dan tenaga mesin yang ditawarkan jauh melampaui supercar. Hypercar biasanya dilengkapi dengan mesin yang menghasilkan lebih dari 800 hp, bahkan ada beberapa model yang mampu menghasilkan tenaga lebih dari 1.000 hp. 

    Mobil-mobil ini dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara yang lebih ekstrem, dengan akselerasi yang lebih cepat dan kecepatan puncak yang jauh lebih tinggi dibandingkan supercar. Hypercar tidak hanya tentang tenaga mesin, tetapi juga bagaimana mesin tersebut dioptimalkan untuk menciptakan pengalaman berkendara yang tak tertandingi. 

    Contoh dari hypercar meliputi Bugatti Veyron, Koenigsegg Regera, dan McLaren P1. Mobil-mobil ini tidak hanya menawarkan tenaga besar, tetapi juga teknologi canggih untuk memaksimalkan performa.

    Kecepatan Maksimal

    Kecepatan maksimal merupakan faktor utama yang membedakan antara supercar dan hypercar. Memang, supercar memiliki kecepatan maksimal yang sangat tinggi, tetapi hypercar dirancang untuk melampaui batas tersebut dengan kecepatan yang lebih ekstrem. 

    Sebagai ilustrasi, Bugatti Veyron Super Sport, yang merupakan salah satu hypercar legendaris, mampu mencapai kecepatan maksimal lebih dari 400 km/jam. Ini jauh melebihi kecepatan yang dapat dicapai oleh sebagian besar supercar, yang umumnya berada di kisaran 300 hingga 350 km/jam.

    Kecepatan ekstrem ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang teknologi aerodinamika yang diterapkan pada hypercar. Desain yang lebih aerodinamis dan penggunaan material ringan seperti serat karbon memungkinkan hypercar untuk memotong angin dengan lebih efisien, menghasilkan performa yang lebih maksimal pada kecepatan tinggi.
     

    Harga dan Eksklusivitas

    Perbedaan lainnya antara supercar dan hypercar adalah harga dan tingkat eksklusivitasnya. Supercar memang terkenal dengan harga yang sangat tinggi, tetapi secara umum masih lebih terjangkau dibandingkan hypercar. 

    Harga mobil supercar dapat mencapai ratusan ribu hingga beberapa juta dolar AS, tergantung pada merek dan modelnya. Namun, hypercar, dengan performa dan teknologi yang jauh lebih canggih, dapat dihargai lebih dari US$1 juta. Beberapa hypercar bahkan bisa mencapai harga yang jauh lebih tinggi, terutama karena teknologi yang digunakan dan material yang diterapkan.

    Selain harga yang tinggi, hypercar juga diproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas. Beberapa model hypercar bahkan hanya diproduksi beberapa lusin unit di seluruh dunia, menjadikannya sangat langka dan diincar oleh kolektor mobil.

    Keberadaannya yang terbatas membuat hypercar menjadi simbol status bagi mereka yang mampu memilikinya. Sementara itu, meskipun supercar juga diproduksi dalam jumlah terbatas, produksinya tidak sebanding dengan hypercar, sehingga supercar masih lebih mudah diakses oleh para penggemar mobil berperforma tinggi.
     

    Desain dan Teknologi

    Baik supercar maupun hypercar menonjolkan desain yang sangat aerodinamis dan futuristik. Namun, perbedaan besar terletak pada tingkat teknologi yang digunakan. Supercar sering kali menggunakan teknologi canggih, tetapi hypercar mengambil langkah lebih jauh dengan menghadirkan teknologi terbaru yang sangat revolusioner. 

    Sebagai contoh, hypercar sering kali menggunakan material ringan seperti serat karbon dan titanium untuk mengurangi bobot mobil, sekaligus meningkatkan kekuatan dan daya tahan mobil tersebut. Selain itu, hypercar biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur canggih yang belum tentu dimiliki oleh supercar. 

    Sistem aerodinamika aktif, suspensi adaptif, dan pengereman regeneratif adalah beberapa fitur yang biasa ditemukan pada hypercar. Fitur-fitur tersebut memungkinkan hypercar untuk beradaptasi dengan kondisi jalan dan kecepatan yang berbeda, memberikan pengalaman berkendara yang lebih halus dan lebih aman. 

    Selain itu, teknologi di dalam hypercar sering kali mencakup sistem komputer canggih yang mengoptimalkan performa mobil dalam berbagai situasi berkendara.
     

    Produksi dan Ketersediaan

    Produksi supercar dan hypercar juga sangat berbeda. Supercar diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan hypercar, meskipun jumlahnya tetap terbatas jika dibandingkan dengan mobil-mobil massal. Produksi supercar yang lebih banyak menjadikannya lebih mudah diakses oleh penggemar mobil berperforma tinggi yang ingin memiliki mobil mewah ini.

    Sebaliknya, hypercar diproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas. Beberapa model hypercar hanya diproduksi beberapa lusin unit, yang menjadikannya sangat langka dan eksklusif. 

    Hal ini semakin memperkuat status hypercar sebagai barang kolektor yang sangat dicari. Kolektor mobil dari seluruh dunia akan berlomba-lomba untuk mendapatkan unit langka ini, yang semakin mempertegas eksklusivitasnya di pasar otomotif.

  • Tim SNPMB Perpanjang Finalisasi PDSS di SNBP hingga Sore Ini

    Tim SNPMB Perpanjang Finalisasi PDSS di SNBP hingga Sore Ini

    Jakarta, FORTUNE – Tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberikan kesempatan terakhir bagi sekolah untuk melakukan Finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 hingga sore ini, Jumat (7/2) pukul 15.00 WIB.

    Perpanjangan waktu pengisian PDSS ini diberikan oleh panitia untuk memberikan kesempatan siswa agar dapat mengikuti SNBP 2025, yang rangkaian proses seleksinya telah dimulai beberapa waktu lalu.

    “Panitia SNPMB memberikan kesempatan untuk finalisasi siswa yang telah lengkap pengisian seluruh nilai namun sekolah gagal melakukan finalisasi. Hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan siswa dengan nilai lengkap untuk mengikuti SNBP,” kata Ketua Tim Penanggungjawab Seleksi SNPMB 2025, Eduart Wolok dalam keterangannya, dikutip Jumat (7/2).

    Kesempatan ini diberikan karena ada beberapa sekolah sudah mengisi sebagian besar data siswa, tetapi terdapat sejumlah siswa yang nilainya belum tercatat sampai batas waktu terakhir yaitu pada 31 Januari 2025.

    Hingga penutupan pengisian PDSS tanggal tersebut pukul 15.00 WIB, sekolah yang menyelesaikan finalisasi pengisian berjumlah 21.003, dengan siswa yang sudah melakukan finalisasi nilai berjumlah 908.128.

    Keterlambatan pengisian PDSS di beberapa sekolah diketahui mengakibatkan data siswa yang berhak mengikuti SNBP gagal terfinalisasi.

    Persyaratan finalisasi PDSS susulan

    Sekolah yang hendak mengajukan finalisasi PDSS wajib mengirimkan surat kuasa yang memuat beberapa informasi, di antaranya:

    a. Identitas sekolah (nama kepala sekolah, nomor induk pegawai atau NIP, jabatan, nomor pokok sekolah nasional atau NPSN, nama sekolah, alamat, kota atau kabupaten).

    b. Identitas siswa (nama siswa, NISN) dengan nilai tidak lengkap yang akan diabaikan atau dihapus dari daftar eligible.

    Tidak menambah data nilai pada PDSS Memberikan kuasa kepada panitia SNPMB untuk mengabaikan atau menghapus siswa dengan nilai tidak lengkap dari daftar eligible. Memberikan kuasa kepada panitia SNPMB untuk melakukan finalisasi akhir Dampak yang ditimbulkan dari proses ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala sekolah

    Sebagai informasi, surat kuasa ini harus dikirimkan lewat e-mail ke halo-snpmb@bppp.kemdikbud.go.id sebelum batas waktu yang sudah ditentukan, yaitu hari ini, Jumat (7/2) sore pukul 15.00 WIB.

  • Harga Pangan 7 Februari 2025: Minyakita Masih Melonjak

    Harga Pangan 7 Februari 2025: Minyakita Masih Melonjak

    Jakarta, FORTUNE – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat beberapa Harga Pangan meroket hari ini, Jumat (7/2) seperti Minyakita, minyak goreng curah, cabai rawit merah, bawang putih bonggol, sampai jagung tk peternak.

    Merujuk data dari panel harga di Bapanas hari ini sekitar pukul 11.56 WIB di tingkat konsumen secara nasional, Minyakita meroket harganya hingga 12,34 persen menjadi Rp17.638 per liter atau masih di atas harga eceran tertinggi (HET) nasional Rp15.700 per liter.

    Selain Minyakita, harga minyak goreng curah pun melambung tinggi sampai 13,32 persen menjadi Rp17.791 per liter. Lalu, minyak goreng kemasan di tingkat konsumen secara nasional tercatat seharga Rp20.388 per liter.

    Harga komoditas beras naik

    Komoditas beras premium juga harganya naik 4,15 persen menjadi Rp15.518 per kg atau masih di atas HET nasional Rp14.900 per kg. Selanjutnya, harga beras medium melonjak hingga 8,88 persen menjadi Rp13.610 per kg atau masih di atas HET nasional Rp12.500 per kg.

    Adapun harga beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog pun terpantau naik 0,23 persen menjadi Rp12.529 per kg atau masih di atas HET nasional Rp12.500 per kg. Sementara, tepung terigu kemasan di tingkat konsumen secara nasional tercatat sebesar Rp12.844 per kg.

    Kemudian, harga tepung terigu curah tercatat seharga Rp9.815 per kg. Sementara, gula konsumsi harganya naik sampai 4,42 persen menjadi Rp18.274 per kg dengan harga acuan pembelian (HAP) Indonesia non timur Rp17.500 per kg dan Indonesia timur Rp18.500 per kg.

    Harga daging sapi murni, daging ayam ras, dan telur ayam ras turun

    Lalu, harga garam halus beryodium tercatat sebesar Rp11.686 per kg. Di samping itu, komoditas daging sapi murni di tingkat konsumen secara nasional harganya turun 3,55 persen menjadi Rp135.029 per kg dengan HAP nasional Rp140 ribu per kg.

    Adapun harga daging ayam ras merosot hingga 10,08 persen menjadi Rp35.969 per kg dengan HAP nasional Rp40 ribu per kg. Telur ayam ras juga harganya terpantau turun 2,42 persen menjadi Rp29.273 per kg dengan HAP nasional Rp30 ribu per kg.

    Selanjutnya, komoditas ikan kembung di tingkat konsumen secara nasional tercatat sebesar Rp39.829 per kg. Lalu, harga ikan tongkol tercatat sebesar Rp32.811 per kg.

    Harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting naik

    Sementara, ikan bandeng tercatat seharga Rp33.404 per kg. Di samping itu, komoditas cabai rawit merah harganya meroket sampai 16,13 persen menjadi Rp66.196 per kg atau masih di atas HAP nasional yang berkisar Rp40.000–Rp57.000 per kg.

    Cabai merah keriting pun harganya naik 3,95 persen menjadi Rp57.172 per kg atau masih di atas HAP nasional yang berkisar Rp37.000-Rp55.000 per kg. Selanjutnya, harga cabai merah besar di tingkat konsumen secara nasional tercatat seharga Rp56.358 per kg.

    Sementara, komoditas bawang merah harganya merosot hingga 13,59 persen menjadi Rp35.860 per kg dengan HAP nasional  yang berkisar Rp36.500–Rp41.500 per kg. Sedangkan harga bawang puting bonggol melambung tinggi sampai 11,54 persen menjadi Rp42.387 per kg atau masih di atas HAP nasional Rp38 ribu per kg.

    Selain bawang merah, harga kedelai biji kering impor juga merosot hingga 13,03 persen menjadi Rp10.436 per kg dengan HAP nasional Rp12 ribu per kg. Sementara, harga jagung tk peternak meroket sampai 11,21 persen menjadi Rp6.450 per kg atau masih di atas HAP nasional Rp5.800 per kg.

  • Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun, Ditopang Bisnis Emas

    Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun, Ditopang Bisnis Emas

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan. Hingga akhir 2024, bank syariah milik negara ini membukukan Laba Bersih Rp7,01 triliun, tumbuh double digit atau 22,83 persen secara tahunan (yoy).

    Perolehan kinerja positif itu ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset yang juga tumbuh double digit.

    BSI mengalami pertumbuhan pada departemen DPK dengan persentase hingga 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang berkontribusi 60,12 persen dari total DPK.

    Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy. Sementara itu, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun.

    Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan pihaknya mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah, salah satunya lewat bisnis emas dan haji untuk memperoleh DPK.

    Apalagi, 2024 merupakan periode menantang karena kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi.

    “Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2).

    Dari sisi kredit, penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif. Pada 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp278,48 triliun atau tumbuh 15,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Berdasarkan segmentasi, pembiayaan yang disalurkan oleh BSI ke segmen wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau tumbuh 14,38 persen yoy, kemudian segmen ritel mencatatkan nilai Rp49,38 triliun atau naik 16,86 persen yoy, sedangkan pembiayaan untuk segmen konsumer Rp151,88 triliun atau naik 16,34 persen yoy.

    Seiring dengan pertumbuhan kredit, BSI mampu menjaga kualitas pembiayaannya. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah alias non-performing financing (NPF) gross BSI terjaga dengan baik pada level 1,90 persen. Sementara itu, cost of credit (CoC) BSI juga membaik pada level 0,83 persen pada 2024.

    Bagi pemilik saham, BSI juga mencetak rasio imbal hasil menarik. Terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77 persen.

    Perusahaan tersebut menutup 2024 dengan kenaikan aset 15,55 persen menjadi Rp408,61 triliun dengan rasio return on asset (ROA) 2,49 persen.

  • Profil Yoshua Tanu, Pendiri Kopi Jago di Fortune 40 Under 40

    Profil Yoshua Tanu, Pendiri Kopi Jago di Fortune 40 Under 40

    Yoshua Tanu dikenal sebagai pendiri dan pemilik Kopi Jago yang berhasil mencatatkan namanya di daftar Fortune 40 Under 40. Daftar tersebut mencakup sejumlah orang muda berpengaruh yang memiliki prestasi gemilang.

    Nama Yoshua Tanu ternyata sudah tidak asing lagi di dunia kopi. Pasalnya, ia mempunyai banyak pengalaman di industri tersebut. Bahkan, Yoshua sempat meraih sejumlah penghargaan sebagai barista.

    Penasaran seperti apa Profil Yoshua Tanu? Simak profil, riwayat pendidikan, hingga perjalanan kariernya di industri kopi satu ini.

    Siapa Yoshua Tanu?

    Yoshua Tanu atau akrab dipanggil sebagai Yosh dikenal sebagai pengusaha yang memiliki minat besar dalam dunia perkopian. Hal tersebut terlihat dari riwayat pendidikannya.

    Yoshua merupakan lulusan dari Desert Vista High School. Setelah menyelesaikan sekolahnya pada tahun 2003, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di University of California, Davis dengan mengambil jurusan Managerial Economic dan lulus pada 2007.

    Selama berkuliah di sana, Yoshua juga tergabung dalam kegiatan organisasi. Salah satunya adalah Davis Indonesia Student Union dan Aplha Phi Omega.

    Minatnya pada dunia perkopian membawanya untuk berkarier di bidang tersebut. Kini, ia berhasil merintis bisnis Kopi Jago.

    Perjalannya membangun Kopi Jago

    Menjadi sosok di balik Kopi Jago, Yoshua telah mencoba berbagai bisnis di industri perkopian. Di tahun 2010, ia turut ambil bagian dalam mendirikan Common Grounds Coffee Roastery.

    Kopi Jago awalnya berdiri dari visi Yaohua untuk mendirikan ‘kafe keliling’, yang konsepnya adalah kafe mendatangi pelanggan alias jemput bola.

    Keinginan tersebut ternyata didorong oleh realitas bahwa banyak kedai kopi yang menawarkan harga mahal padahal Indonesia masuk ke dalam negara penghasil kopi terbesar.

    Berasal dari pemikiran tersebut, ia mendirikan Kopi Jago yang bisa dinikmati oleh setiap elemen masyarakat. Lewat bisnisnya, ia ingin memperkenalkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau di mana saja.

    Raih sejumlah penghargaan sebagai barista

    Berbagai penghargaan Yoshua Tanu (dok. Jago Coffee)

    Selain berbisnis, Yoshua juga meraih sejumlah penghargaan sebagai barista. Dalam ajang Indonesia Barista Championship, ia berhasil meraih juara pertama di tahun 2014, 2016, dan 2017.

    Tidak hanya perlombaan di dalam negeri, ia juga berpartisipasi di ajang internasional. Dalam acara World Barista Championship di Italia pada tahun 2014, ia menduduki posisi ke-31. 

    Di kompetisi yang sama pada tahun 2016 yang digelar di Irlandia, Yoshua keluar sebagai peringkat ke-15. Pada tahun 2017, Yoshua berhasil menduduki peringkat ke-12 dalam kompetisi World Barista Championship yang diadakan di Korea Selatan.

    Dari profil Yohua Tanu yang meraih berbagai penghargaan sebagai barista, ia memiliki pengalaman mumpuni sebagai pemilik perusahaan kopi. Berkat pengalaman ini, standar pelayanan di Kopi Jago terjamin.

    Masuk ke daftar Fortune Indonesia 40 Under 40

    Lewat profil Yoshua Tanu yang memiliki banyak pengalaman di dunia perkopian, namanya berhasil masuk ke daftar Fortune Indonesia 40 Under 40.

    Daftar tersebut berisikan tokoh yang belum genap berusia 40 tahun per 31 Desember 2024. Mereka yang berhasil masuk ke dalam daftar tersebut membuktikan bahwa masa depan adalah sesuatu yang harus diraih.

    Di usia yang dapat dikatakan muda, mereka mampu mengeksplorasi berbagai ide baru dan menciptakan peluang bisnis menguntungkan.

    Dengan kemauan untuk belajar dan kreativitas yang dimiliki, sejumlah tokoh muda mampu mengatasi berbagai tantangan dalam membangun kariernya.

  • Nasabah Tajir BCA Tembus 206.000, dari Prioritas & Solitaire

    Nasabah Tajir BCA Tembus 206.000, dari Prioritas & Solitaire

    Jakarta, FORTUNE – Jumlah nasabah superkaya di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hingga akhir 2024, jumlahnya telah mencapai 206.000 orang.

    Hal tersebut diungkapkan Direktur BCA, Haryanto T Budiman, dalam acara Fortune Summit 2025 yang digelar di The Westin Hotel Jakarta, (6/2). Dia menjelaskan bahwa kategori Nasabah Kaya di BCA terbagi dua, yakni Prioritas dan Solitaire.  

    “Kalau prioritas itu angkanya 200.000 nasabah, kalau angka solitaire mendekati 6.000 nasabah. Itu adalah yang namanya benar-benar premium customer kita,” kata Haryanto.

    Nasabah premium topang bisnis DPK BCA

    Direktur BCA, Haryanto T Budiman dalam acara Fortune Summit 2025 yang di The Westin Hotel Jakarta, (6/2)/Dok Fortune Indonesia

    Ia mengatakan bahwa keberadaan nasabah premium turut menopang segmen bisnis dari dana pihak ketiga (DPK) Perbankan.

    “Mungkin segmen premium ini tidak terlalu besar jumlahnya, tapi kontribusinya terhadap DPK, profit dari satu perusahaan, itu pasti yang paling besar. Jadi rumus 80-20 itu sudah pasti sangat relevan dalam hal ini,” kata Haryanto.

    Hingga akhir 2024 saja, nilai DPK BCA mencapai Rp924 triliun atau tumbuh 4,4 persen (yoy). Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK  

    Total jumlah nasabah BCA lebih dari 41 juta

    Program Gebyar Hadiah BCA 2024/Dok BCA

    Berdasarkan jumlahnya, rekening nasabah BCA per Desember 2024 telah mencapai lebih dari 41 juta, atau tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Haryanto mengatakan segmen lain di luar Prioritas dan Solitaire adalah high net worth individual dan affluent.

    “High net worth mungkin di kisaran 40.000 orang, kemudian kalau nasabah affluent sekitar 300.000 orang,”  ujar Haryanto.

    Dengan semakin banyak nasabah yang betah menyimpan dana jumbo itu, ekosistem bisnis dan transaksi jelas akan dapat terus bergerak sehingga mendorong pendapatan non-bunga bank.

  • PGAS Bersama Aerotrans Perluas Penggunaan Bahan Bakar Gas

    PGAS Bersama Aerotrans Perluas Penggunaan Bahan Bakar Gas

    JakartaFORTUNE – Sebagai bukti atas komitmennya mendorong transisi energi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menggandeng PT Aerotrans Services Indonesia bekerja sama dalam menghadirkan solusi bahan bakar gas (BBG) bagi kendaraan operasional Aerotrans. Itu ditujukan demi meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi emisi karbon.

    Dalam kolaborasi ini, PGN akan menyediakan infrastruktur pendukung, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) untuk memastikan akses yang lebih mudah bagi kendaraan Aerotrans.

    Di samping itu, PGN juga akan mengimplementasikan teknologi konversi yang memungkinkan kendaraan berbasis BBM beralih ke BBG secara aman dan efisien.

    “Kerja sama pemanfaatan gas bumi ini untuk menunjang efisiensi dan ekosistem energi hijau di Aerotrans. Kami siap memberikan solusi yang bermanfaat terkait pemanfaatan BBG, sejalan dengan arah strategi PGN dalam memperluas utilisasi gas bumi sektor transportasi,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, dalam keterangannya yang dikutip Jumat (7/2).

    Sementara itu, Direktur PT Aerotrans Services Indonesia, Kadek Bayu Temaja, menyambut baik kerja sama ini sebagai langkah nyata dalam menghadirkan solusi energi yang lebih ramah lingkungan pada sektor transportasi.

    “Kami mengelola lebih dari 800 kendaraan yang tersebar di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Kolaborasi dengan PGN berpotensi untuk menggarap bersama pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar kendaraan yang lebih hijau,” katanya.

    Perusahaan Gas Negara meyakini kerja sama ini turut membuka peluang pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan energi yang lebih luas. Dengan demikian, kedua perusahaan ke depannya akan menjajaki kerja sama lain dalam mengembangkan infrastruktur energi terintegrasi, seperti pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), charging station untuk kendaraan listrik, serta fasilitas distribusi BBG guna mendukung kebutuhan energi Aerotrans pada masa mendatang.

    “Dengan pengalaman dan jaringan infrastruktur gas bumi yang telah teruji, PGN optimistis dapat terus menghadirkan solusi energi yang lebih efisien dan berkelanjutan bagi sektor transportasi nasional,” ujar Rosa.

  • Sektor Perumahan Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

    Sektor Perumahan Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

    Jakarta, FORTUNE – Sektor perumahan dinilai dapat menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Menurut Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, sektor perumahan dapat menjadi pendorong dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. 

    Ini karena sektor perumahan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja asli Indonesia yang dapat memacu aktivitas perekonomian dan berbagai sektor turunannya. 

    “Semua barang input atau bahan baku utama sektor perumahan nasional seperti pasir, batu bata, semen, cat, genteng, kayu, dan lain-lain berasal dari dalam negeri. Pembangunan dengan local content yang tinggi itulah yang kita cari,” papar Suahasil dalam gelaran BTN Prioritas Economic Outlook bertajuk Year of Wooden Snake, Wisdom and Balance in the Midst of Global Economy Dynamics, Rabu (5/2).

    BTN sebagai mitra pemerintah dianggap turut menjadi elemen yang penting dan tidak terpisahkan dari ekosistem perumahan nasional. Secara khusus, Suahasil mengapresiasi peran nasabah BTN Prioritas yang mendukung ekosistem perumahan melalui dana pihak ketiga yang ditempatkan di BTN.

    Sementara itu, dari sisi pemerintah telah menyediakan pendanaan berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), didukung oleh berbagai insentif perpajakan dan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar subsidi yang diberikan dapat lebih tepat sasaran.

    Selama hampir satu dekade terakhir dari 2015 hingga 2024, pemerintah melalui program FLPP telah membangun 1,1 juta unit rumah untuk kategori MBR. Hingga saat ini tengah diupayakan menggodok agar FLPP lebih kuat lagi.

    “Presiden sudah menyampaikan berbagai macam arahan bagaimana kita dapat membangun rumah tiga juta dalam setahun, dan bagaimana para pemangku kepentingan di ekosistem, seperti bank, pemerintah, dan swasta juga berperan,” ujar Suahasil.

    Pada kesempatan sama, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah demi mendukung masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah layak huni dan terjangkau.

    Di antaranya adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan pelonggaran rasio loan-to-value (LTV,) yang memudahkan Kpr tanpa uang muka hingga akhir 2025, serta penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.

  • Bank Mega Syariah Catat Laba Rp332 Miliar, Ini Penopangnya

    Bank Mega Syariah Catat Laba Rp332 Miliar, Ini Penopangnya

    Jakarta, FORTUNE – Bank Mega Syariah (BMS) mencatatkan laba sebelum pajak senilai Rp332 miliar pada 2024 alias naik 6,26 persen (yoy). Capaian laba BMS ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang masih tumbuh positif. 

    Financial Planning and Accounting Division Head Bank Mega Syariah, Hasrul Abdurahman, mengatakan laba sebagai salah satu tolok ukur kesuksesan finansial bank dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fungsi intermediary yang berjalan dengan optimal sehingga meningkatkan pendapatan operasional dari margin pembiayaan serta fee-based income (FBI). 

    “Penyaluran pembiayaan dan investasi yang memberikan imbal hasil positif, sekaligus menjaga kualitas aset agar tetap sehat,” kata Hasrul melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (7/1).

    Selain itu, efisiensi biaya dalam pengelolaan operasional juga berperan penting, karena pengeluaran yang terkendali dapat meningkatkan margin laba dan mendukung pertumbuhan laba secara berkelanjutan.

    Pembiayaan BMS naik 10,9 persen

    Ilustrasi pegawai Bank Mega Syariah tengah melayani nasabah/Dok. Bank Mega Syariah

    Pada 2024, Bank Mega Syariah mampu menyalurkan pembiayaan Rp7,7 triliun atau tumbuh 10,97 persen dari Rp6,99 triliun pada 2023.

    Dengan kemampuan dalam pengelolaan pembiayaan dan investasi, serta pengembangan aset baru, bank dapat menjaga pertumbuhan aset.

    Bank yang mampu meningkatkan asetnya menunjukkan kapasitas untuk memperluas jangkauan bisnis dan memperbesar daya saing di pasar. 

    Di satu sisi, Bank Mega Syariah terus berupaya meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan menawarkan produk tabungan yang menarik dan memberikan nilai tambah bagi nasabah. Dengan strategi ini, diharapkan financing to deposit ratio (FDR) tetap terjaga pada level yang sehat, sehingga memungkinkan bank terus dapat menyalurkan pembiayaan tanpa mengorbankan likuiditas.

    “DPK BMS mampu tumbuh 2,82 pesen. Ini membuat rasio FDR cukup baik di posisi 77,08 persen,” ujar Hasrul. 

    Aset Bank Mega Syariah capai Rp16,04 triliun

    Ilustrasi Layanan Mega First Syariah milik Bank Mega Syariah/Dok Bank Mega Syariah

    Berkat kinerja bisnisnya, pada 2024 Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan aset senilai Rp16,04 triliun atau tumbuh 10,15 persen (yoy). 

    Menurut Hasrul, salah satu indikator utama pengukuran efektivitas pengelolaan aset adalah return on asset (ROA), yang menunjukkan seberapa efisien bank dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki.

    Peningkatan ROA mencerminkan strategi pengelolaan aset yang optimal, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kinerja keuangan yang lebih solid dan berkelanjutan.

    Pada 2024, Bank Mega Syariah mencatatkan peningkatan aset hingga 10,15 persen dari posisi 2023. Sejalan dengan pertumbuhan aset, posisi ROA juga tercatat lebih baik dari 1,96 persen pada 2023 menjadi 2,04 persen pada 2024. 

    “Ini menandakan efisiensi pengelolaan aset yang semakin baik. Peningkatan ini juga mencerminkan strategi optimal dalam penyaluran pembiayaan dan investasi yang memberikan imbal hasil positif, sekaligus menjaga kualitas aset agar tetap sehat,” katanya.

  • Emiten Prajogo Pangestu Tak Masuk Indeks MSCI, Saham Anjlok

    Emiten Prajogo Pangestu Tak Masuk Indeks MSCI, Saham Anjlok

    Jakarta, FORTUNE – Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengecualikan saham afiliasi Prajogo Pangestu pada review indeks MSCI Indonesia Investable Market Index Februari 2025 setelah mengikuti analisis dan umpan balik dari pasar terkait potensi kendala investasi.

    “Mengikuti analisis dan umpan balik dari peserta pasar tentang potensi kendala investasi (potential investability issues), MSCI tidak akan mempertimbangkan untuk menambahkan efek berikut ke MSCI Indonesia Investable Market Index (IMI) sebagai bagian dari Tinjauan Indeks Februari 2025,” demikian pengumuman MSCI dalam situs web resminya, dikutip Jumat (7/2).

    Kendati demikian, MSCI menyambut umpan balik dari semua peserta pasar dan investor pada sekuritas ini. MSCI akan meninjau kelayakan sekuritas ini sebagai bagian dari ulasan indeks pada masa mendatang dan berkomunikasi lebih lanjut sebagaimana mestinya.

    “MSCI akan meninjau kembali kelayakan saham–saham tersebut sebagai bagian dari tinjauan indeks di masa mendatang dan akan memberikan komunikasi lebih lanjut sesuai kebutuhan,” ujarnya.

    Usai pengumuman tersebut muncul, ketiga saham Prajogo lantas mengalami pelemahan mendalam pada perdagangan Jumat ini (7/2).

    Saham BREN anjlok 1.750 poin (19,94 persen) ke level 7.025 dengan volume transaksi 81,76 ribu lot dan nilai transaksi Rp57,44 miliar.

    Hal yang sama dialami saham CUAN yang melorot 2.825 poin (19,96 persen) menuju 11.325 dengan volume transaksi 15,70 ribu lot dan nilai transaksi Rp17,78 miliar.

    Sementara itu, saham PTRO melemah 820 poin (21,74 persen) ke level 3.000 dengan volume transaksi 3,08 juta lot dan nilai transaksi sebesar Rp939,23 miliar.