Category: Fajar.co.id

  • Luhut Terang-terangan Puji Purbaya, Herwin Sudikta: Pantes Projo Dikumpulin Lagi

    Luhut Terang-terangan Puji Purbaya, Herwin Sudikta: Pantes Projo Dikumpulin Lagi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, menyinggung soal kondisi keuangan Indonesia yang sempat diungkap oleh Luhut Binsar Pandjaitan.

    Disampaikan Herwin, Ketua DEN itu juga memuji langkah Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa yang mengguyur dana Rp200 triliun ke Himbara dan BSI.

    Herwin mengatakan, dinamika ini menjadi sinyal adanya pergeseran dalam lingkaran kekuasaan.

    Ia menyebut bahwa dukungan yang selama ini terlihat solid di internal pendukung mantan Presiden Jokowi, kini mulai menunjukkan tanda-tanda retak.

    “Pantesan Projo dikumpulin lagi,” ujar Herwin kepada fajar.co.id, Minggu (26/10/2025).

    Ia menilai, langkah tersebut bukan tanpa alasan. Herwin menggambarkan kondisi politik dan ekonomi saat ini seperti tembok kokoh yang mulai kehilangan daya tahannya.

    “Rupanya bahkan tembok paling tebal pun mulai retak dari dalam,” sebutnya.

    Herwin juga menyinggung perubahan sikap sebagian tokoh yang dulunya dikenal sangat loyal terhadap pemerintahan.

    “Yang dulu berdiri paling depan membela, kini mulai bicara dengan nada berbeda,” tandasnya.

    Tidak berhenti di situ, ia memberikan sindiran menohok yang menggambarkan bahwa masa kejayaan kekuasaan itu perlahan mulai bergeser.

    “Mungkin inilah tanda masa kebesaran itu sudah mendekati senja,” kuncinya.

    Sebelumnya, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, bersama jajaran pengurus pusat DPP Projo, bertemu dengan Jokowi, di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, kemarin.

    Dalam pertemuan itu, Jokowi disebut sempat memperlihatkan ijazah aslinya kepada para relawan pendukung Projo.

  • Jokowi Sudah Diakui UGM, Tak Perlu Diperdebatkan Lagi?

    Jokowi Sudah Diakui UGM, Tak Perlu Diperdebatkan Lagi?

    “Pada akhirnya publik melihat sebuah keniscayaan ataupun kemustahilan intervensi PSI terhadap hasil karya-karya dari Roy Suryo,” ucapnya.

    Ia juga menuturkan, langkah Roy Suryo selama ini masih berada di jalur akademik dan dapat diuji kebenarannya.

    “Untuk ranah pembuktian dalam bentuk otentik ataupun kerja-kerja nyata yang dilakukan Roy Suryo, saya pikir PSI tidak mempunyai kewenangan atau tekanan terhadap isu-isu ijazah Jokowi dan bahkan Gibran,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Heru melihat apa yang dilakukan Roy Suryo CS masih dalam koridor yang wajar.

    “Kita melihat langkah-langkah yang sudah diambilnya adalah langkah rasional dan masih dalam koridor akademik,” tuturnya.

    Ia pun mengingatkan, bahwa pernyataan resmi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) seharusnya menjadi pijakan utama dalam menyikapi isu ini.

    “Saya mewanti-wanti saja ketika kemarin Jokowi dan Rektor juga sudah hadir dalam sebuah momen di Senatalis Fakultas Kehutanan, dan Rektor sendiri sudah menyatakan bahwa Jokowi adalah alumnus terhormat dari UGM,” imbuhnya.

    Menurut Heru, hal tersebut secara resmi mempertegas posisi akademik Jokowi sebagai bagian dari alumni UGM.

    “Ini secara kolektivitas dari pihak universitas yang sudah mempublikasikan bahwa Jokowi secara resmi sudah menjadi bagian dari alumni atau lulus dari Fakultas Kehutanan,” jelasnya.

    Heru bilang, PSI kemungkinan melihat pernyataan rektor itu sebagai bentuk legitimasi politik terhadap Jokowi.

    “Benang merahnya di sini, bahwa apa yang sudah menjadi langkah Jokowi dan Rektor UGM dengan menghadiri acara tersebut dipandang oleh PSI sebagai bagian dari legitimasi Jokowi,” tandasnya.

  • Cerita AgenBRILink ‘Irnaeni’, Penghubung Akses Keuangan Petani Kakao dan Komunitas Perempuan di Papua

    Cerita AgenBRILink ‘Irnaeni’, Penghubung Akses Keuangan Petani Kakao dan Komunitas Perempuan di Papua

    Fajar.co.id, Jayapura – Di wilayah Papua, akses terhadap layanan perbankan masih menjadi tantangan tersendiri. Namun, semangat untuk berdaya terus menguat di tengah keterbatasan. Salah satunya datang dari Irnaeni, pemilik AgenBRILink di Kampung Nawa Mulia, Distrik Yapsi, Kabupaten Jayapura, yang sejak tahun 2022 menjadi penghubung utama masyarakat dengan layanan keuangan sekaligus penggerak roda perekonomian di kampungnya.

    Ia bercerita, motivasinya mendirikan AgenBRILink berawal dari keinginan mempermudah warga kampung bertransaksi tanpa harus pergi jauh ke kota. Kini, melalui layanan perbankan BRI di kiosnya, masyarakat kampungnya tidak perlu lagi menempuh perjalanan panjang ke kota hanya untuk setor tunai, tarik tunai, mencairkan bantuan sosial (bansos), atau membayar tagihan.

    “Saya di sini berusaha untuk melayani kebutuhan harian seperti tarik tunai, transfer, pembayaran tagihan, hingga membantu transaksi bagi penerima program bantuan sosial dari pemerintah, misal yang menjadi pemegang Kartu Merah Putih,” ujar Irnaeni.

    Seiring waktu, kehadiran AgenBRILink miliknya pun semakin dipercaya warga. Jumlah nasabah yang datang pun terus bertambah, dari yang awalnya hanya beberapa orang per hari menjadi puluhan.

    Terlebih, kampung Nawa Mulia yang dikenal sebagai salah satu sentra perkebunan kakao terbaik di Kabupaten Jayapura, membuat Irnaeni semakin percaya diri untuk bisa dekat dengan warga dan memahami kebutuhan mereka, terutama para petani kakao yang menjadi pelanggan tetapnya.

    “Banyak di antara mereka yang menggantungkan hidup pada hasil kebun, dan kehadiran AgenBRILink sangat membantu transaksi agar dapat berjalan lancar setiap musim panen,” ujarnya.

  • Dian Sandi PSI: Turis Asing Kagum Indonesia Punya Kereta Cepat, Bukan Soal Siapa Presidennya

    Dian Sandi PSI: Turis Asing Kagum Indonesia Punya Kereta Cepat, Bukan Soal Siapa Presidennya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Direktorat Diseminasi Informasi dan Sosial Media DPP PSI, Dian Sandi Utama, menyebut Kereta Cepat Whoosh kini menjadi perhatian dunia.

    Melalui unggahannya di X, Dian memperlihatkan sejumlah video dari konten kreator luar negeri yang tengah viral.

    Dalam video-video tersebut, para turis asing tampak takjub saat menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang diresmikan pada era pemerintahan Jokowi.

    Dikatakan Dian, hal menarik dari video-video itu adalah tidak ada satu pun dari mereka yang menyebut nama Jokowi.

    “Mereka tidak menyebut nama Jokowi,” ujar Dian di X @DianSandiU (26/10/2025)

    Mereka hanya berfokus pada rasa kagum terhadap kemajuan Indonesia yang kini memiliki kereta cepat berteknologi tinggi.

    “Mereka mengatakan, hebatnya Indonesia punya kereta cepat,” sebutnya.

    Dian menilai, ini menjadi bukti bahwa keberadaan Whoosh sudah melampaui sekadar simbol politik.

    Kereta cepat itu kini menjadi ikon baru yang mengangkat citra Indonesia di mata dunia.

    Ia juga membandingkan kecepatan Whoosh dengan kereta cepat di beberapa negara maju.

    Dian bilang, kecepatan Whoosh mengalahkan kereta cepat di Jepang dan Prancis yang hanya berada di kisaran 320 kilometer per jam.

    “Mengalahkan Prancis dan Jepang yang hanya 320km/jam,” tandasnya.

    Dian mengaku bangga karena banyak turis asing yang memuji kehebatan Indonesia tanpa embel-embel politik.

    Baginya, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan besar seperti proyek Whoosh telah memberikan dampak nyata bagi citra bangsa.

    (Muhsin/Fajar)

  • Hewan Ternak di Serang Terpapar Radioaktif, Pemkab Siapkan Pemusnahan dan Ganti Rugi

    Hewan Ternak di Serang Terpapar Radioaktif, Pemkab Siapkan Pemusnahan dan Ganti Rugi

    FAJAR.CO.ID, SERANG — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang berencana memusnahkan sejumlah hewan ternak milik warga di kawasan yang terpapar radiasi Cs-137 (Cesium 137) di Kampung Sadang, Desa Sukatani, Kecamatan Cikande, Banten.

    Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran paparan radioaktif yang dikhawatirkan telah menjalar lebih luas.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana, mengatakan, penanganan terhadap hewan berbeda dengan manusia.

    Menurutnya, proses pemeriksaan terhadap ternak jauh lebih rumit karena ada kemungkinan paparan radioaktif masuk ke tubuh hewan melalui sistem pernapasan.

    “Ternak agak beda perlakuannya karena ada yang terhirup ke dalam,” ujar Zadli dikutip pada Minggu (26/10/2025).

    “Screening di luar tubuh bisa dilakukan, tapi kalau terhirup itu harus ada metode khusus, harus dibawa ke Serpong,” tambahnya.

    Ia menuturkan, pemerintah daerah sudah menyepakati rencana pemusnahan hewan-hewan tersebut dan akan memberikan ganti rugi kepada pemiliknya.

    “Kemarin ada kesepakatan, ternak akan dimusnahkan dan nanti ada ganti rugi dari pemerintah daerah,” jelasnya.

    Selain penanganan terhadap hewan, Pemkab Serang juga telah merelokasi 102 warga yang tinggal di area terpapar radiasi ke tempat yang lebih aman di Desa Barengkok.

    Langkah ini dilakukan untuk memudahkan tim gabungan dari Bapeten, KLH, BRIN, dan Gegana Brimob dalam melakukan proses dekontaminasi.

    “Sudah ada 19 KK, ada 64 orang. Di Desa Sukatani itu ada 11 KK, total 102 orang dipindah ke Desa Barengkok,” kata Zaldi.

  • Menkeu Purbaya Tolak Ikut Restrukturisasi Utang Whoosh, Pengamat: Hindari Terjebak dalam Lingkaran Setan

    Menkeu Purbaya Tolak Ikut Restrukturisasi Utang Whoosh, Pengamat: Hindari Terjebak dalam Lingkaran Setan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto ikut merespon pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Woosh).

    Di mana, Menkeu Purbaya menolak untuk ikut dan terlibat di restrukturisasi utang whoosh ini.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Gigin Praginanto memberikan respons.

    Ia mengaku setuju dengan langkah yang diambil oleh Menkeu Purbaya.

    Langkah ini juga disebutnya sebagai salah satu kejelian untuk menghindari jebakan dalam proyek tersebut.

    “Setuju,” tulis Gigin Praginanto dikutip Minggu (26/10/2025).

    “Jangan mau terjebak dalam lingkaran setan utang buatan para calo proyek,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, memastikan tak akan ikut dalam tim negosiasi restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

    Menurutnya persoalan tersebut harus diselesaikan secara business to business (B2B).

    Adapun, tim tersebut bakal melibatkan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    “Bagus. Saya nggak ikut kan? Top. Saya sebisa mungkin nggak usah ikut, biar aja mereka selesaikan, Business to Business. Jadi top,” ujar Purbaya 

    (Erfyansyah/Fajar) 

  • Sindir Pejabat Planga Plongo tapi Surveinya Diklaim Pintar, Chusnul Chotimah: Orang Bodoh Hasilkan Pemimpin Bodoh

    Sindir Pejabat Planga Plongo tapi Surveinya Diklaim Pintar, Chusnul Chotimah: Orang Bodoh Hasilkan Pemimpin Bodoh

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat Media Sosial Chusnul Chotimah menyinggung pejabat planga-plongo. Dia tak menyebut siapa pejabat yang dimaksud.

    Namun dia mendeskripsikan tindakannya. Chusnul bilang, kegiatan pejabat tersebut hanya jalan-jalan.

    “Kegiatannya jalan-jalan. Hasil kerja gak ada,” kata Chusnul dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (25/10/2025).

    Sementara saat bekerja, pidato misalnya, hanya bisa planga-plongo. Begitu pula saat ditanya jurnalis.

    “Pidato planga-plongo. Ditanya wartawan planga-plongo,” ujarnya.

    Hal sama, kata dia, saat ditanya oleh warga. Responnya sama: planga-plongo.

    “Ditanya warga planga-plongo. Diminta pesan-pesan juga planga-plongo,” imbuh Chusnul.

    Tapi ironisnya, saat disurvei hasilnya berbeda. Dia disebut pintar, cerdas, dan visioner.

    Chusnul sendiri tak menyebut survei apa yang dimaksud.

    “Giliran disurvei dinilai pintar, cerdas, dan visioner,” ucapnya.

    Bagi Chusnul, adanya pejabat demikian karena orang-orang yang memilihnya juga bodoh.

    “Orang-orang bodoh hasilkan pemimpin bodoh,” pungkasnya.
    (Arya/Fajar)

  • Whoosh yang Menambah Beban Utang RI Ramai Dibandingkan dengan Kereta Cepat Saudi, Bagaimana Prospek bagi Tiongkok?

    Whoosh yang Menambah Beban Utang RI Ramai Dibandingkan dengan Kereta Cepat Saudi, Bagaimana Prospek bagi Tiongkok?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Proyek kereta cepat yang merupakan transportasi modern yang digadang-gadang menjadi simbol kemajuan Indonesia kini kembali menjadi sorotan.

    Bukan hanya karena statusnya sebagai bagian dari inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) Tiongkok, tetapi juga karena beban utang yang membengkak dan sikap tegas pemerintah Indonesia terhadap pembiayaannya. Terlebih, kini sedang ramai perbandingan whoosh dengan kereta cepat di Arab Saudi.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menanggung utang proyek kereta cepat yang menjadi tanggung jawab badan usaha milik negara (BUMN). Ia menolak skema penyelamatan keuangan yang membebani APBN, menegaskan pentingnya prinsip kehati-hatian fiskal.

    “Itu utang BUMN, bukan utang negara. Kami tidak akan menutup kewajiban tersebut dengan dana publik,” ujar Purbaya dalam pernyataannya baru-baru ini.

    Sikap ini muncul di tengah laporan bahwa biaya proyek Whoosh telah membengkak hingga lebih dari Rp120 triliun, jauh di atas perkiraan awal.

    Lonjakan tersebut memicu kekhawatiran soal kelayakan ekonomi dan keberlanjutan proyek, terutama karena sebagian besar pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri, termasuk dari Tiongkok.

    Meski demikian hubungan ekonomi antara Tiongkok dan ASEAN kian menguat dengan nilai perdagangan mencapai CNY 5,57 triliun pada tiga kuartal pertama tahun ini.

    Tiongkok terus mempromosikan kerja sama infrastrukturnya dengan negara-negara ASEAN sebagai bentuk kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, menegaskan bahwa proyek seperti Whoosh dan China–Laos Railway adalah contoh nyata keberhasilan kolaborasi dalam meningkatkan konektivitas kawasan.

  • Usul Anggota DPR Tak Harus dari Partai, Dandhy Laksono Beri Contoh KDM: Dia Bisa Wakili Sunda Wiwitan daripada Mewakili Barak Militer

    Usul Anggota DPR Tak Harus dari Partai, Dandhy Laksono Beri Contoh KDM: Dia Bisa Wakili Sunda Wiwitan daripada Mewakili Barak Militer

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Jurnalis dan penulis, Dandhy Laksono mengusulkan anggota DPR RI tak harus dari partai. Usulan tersebut tertuang dalam buku terbarunya, Reset Indonesia.

    Dia mengatakan, dalam sistem politik Indonesia saat ini, para anggota DPR hanya pasukan. Padahal mereka lah yang dipilih rakyat di kotak suara.

    “Ngapain dari partai kalau sistemnya kemudian dari fraksi, jadi orang yang kita pilih itu, Eko Patrio kah, Nafa Urbach kah, Syahroni kah, itu pasukan aja mereka itu,” kata Dandhy dikutip dari YouTube Indonesia Baru, Sabtu (25/10/2025).

    Saat ada pemungutan suara di DPR, para wakil rakyat itu, kata dia, suaranya tak dihitung. Karena yang menentukan adalah fraksi.

    “Nanti kalau voting soal undang-undang papun, fraksi yang akan mengambil keputusan. Suara mereka itu nol. Enggak dihitung. Kita nyoblos mukanya Roni, mukanya Eko, tapi di sana mereka nggak dihitung. Fraksi yang menentukan,” jelasnya.

    Sementara fraksi, mengikut pada ketua partai. Lalu ketua partai mendengarkan investornya, yang kata Dandhy, kebanyakan dari pengusaha industri ekstraktif.

    “Dari mana fraksi, dari telepon ketua partai. Segampang itu. Pemilik partai bahkan, atau investor, ketua partainya ditelepon investor partainya, investor partainya siapa? Orang-orang yang menguasai industri ekstraktif yang ada di sini,” terangnya.

    “Jadi politik Indonesia itu seculun itu. Jadi, apa yang paling seksi dari buku ini, perombakan yang memang radikal dan mendasar. Bahkan bentuk negara, kemudian sistem politik, sistem representasi, itu kita bongkar semua,” tambahnya.

  • Heboh KDM Bongkar Air Aqua dari Sumur Bor, Islah Bahrawi: Negara Ini Sejak Lama Gagal Sediakan Air Bersih bagi Rakyatnya

    Heboh KDM Bongkar Air Aqua dari Sumur Bor, Islah Bahrawi: Negara Ini Sejak Lama Gagal Sediakan Air Bersih bagi Rakyatnya

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, menyentil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM. Menurutnya, perlu evaluasi diri sebelum menyalahkan Aqua.

    Islah mengatakan, fenomena Aqua menunjukkan negara selama ini gagal menyediakan air bersih bagi rakyatnya.

    “Sebelum menyalahkan pabrik air kemasan, si konten kreator, eh Gubernur, harusnya sadar bahwa negara ini sejak lama gagal menyediakan air bersih bagi rakyatnya,” kata Islah dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (25/10/2025).

    Lebih jauh, Islah mengatakan negara kalah dengan brand air minum. Padahal air merupakan kebutuhan utama bagi manusia.

    “Untuk kebutuhan tenggorokan rakyat yang paling pokok pun, negara ini dikalahkan oleh galon isi ulang,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, dalam kunjungannya ke pabrik Aqua di Subang, Senin (20/10/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM menemukan fakta baru soal sumber air yang digunakan perusahaan tersebut.

    Ia semula mengira air yang diproduksi berasal dari mata air pegunungan, namun ternyata air tersebut berasal dari sumur bor dalam yang mengambil air bawah tanah.

    “Ini sumber air pengambilannya di mana? Ini sumur apa? Sumur produksi. Ngambil airnya air dari sungai? Airnya dari bawah tanah, Pak. Oh, airnya dari bawah tanah. Bukan air permukaan? Oke, air bawah tanahnya mengambil sumbernya dari? Dari dalam. Di bor, Pak. Ini di bor?” tanya Dedi saat meninjau lokasi tersebut, dikutip YouTube KDM, Rabu (22/10/2025).

    Dedi sempat mengira bahwa Aqua memanfaatkan air mata air pegunungan sebagaimana yang sering digambarkan dalam iklan. Namun kenyataannya berbeda.