Category: Fajar.co.id

  • Jusuf Kalla: Hukum Indonesia Ibarat Penyakit, Harus Dioperasi

    Jusuf Kalla: Hukum Indonesia Ibarat Penyakit, Harus Dioperasi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menyoroti pentingnya kepastian hukum sebagai fondasi utama untuk mendorong kemajuan bangsa.

    Menurutnya, meski Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, proses menuju kesejahteraan rakyat dan penghormatan internasional masih terhambat oleh masalah mendasar di sektor hukum.

    “Kita rasanya agak lambat menuju ke arah negara yang maju dan sejahtera. Masalah yang paling pokok adalah masalah hukum. Sekarang hampir semua sektor hukum dan penegak hukumnya sangat perlu diperbaiki dan dikelola sebaik-baiknya. Kalau diibaratkan penyakit, ini harus dioperasi,” ujar Jusuf Kalla dalam YouTube Mahfud MD, Selasa (26/11/2024).

    Ia menekankan bahwa tanpa kepastian hukum, rencana ekonomi yang baik sekalipun sulit untuk diwujudkan.

    “Mau mengundang investor asing, mereka pasti bertanya dulu soal hukumnya. Indonesia bahkan bukan lagi pilihan pertama untuk investasi di Asia Tenggara. Sekarang Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Filipina lebih menarik bagi investor. Itu kelemahan luar biasa kita, terutama soal kepastian hukum,” tambahnya.

    Jusuf Kalla juga menyoroti bahwa permasalahan ekonomi tidak hanya soal menarik investasi dari luar negeri, tetapi juga bagaimana memberikan kenyamanan dan kepastian bagi para investor.

    “Misalnya, proses perizinan yang berbulan-bulan itu sangat melelahkan. Kalau hukum kita bagus, semuanya akan ikut menjadi baik,” jelasnya.

    Dalam pandangannya, perbaikan hukum adalah langkah strategis untuk membangun kepercayaan internasional dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

  • Sudah Ukur Baju, Mahfud MD Ungkap Alasan Batal Jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019

    Sudah Ukur Baju, Mahfud MD Ungkap Alasan Batal Jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengungkapkan alasan di balik batalnya ia menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

    Dalam pernyataannya, Mahfud menyebutkan bahwa keputusan tersebut terkait dengan dinamika politik dan pertimbangan partai-partai pengusung.  

    Mahfud mengungkapkan bahwa awalnya Presiden Jokowi telah memutuskan dirinya sebagai cawapres. 

    “Saya dipanggil Pak Jokowi, dia bilang, ‘Saya sudah memutuskan Pak Mahfud.’ Tetapi menjelang putusan itu, partai-partai banyak yang tidak setuju. Saya kan tidak punya partai untuk memveto itu,” ujarnya, dalam YouTube, Selasa (26/11/2024).

    Meski begitu, Jokowi tetap meminta Mahfud untuk mendukungnya. “Tapi nanti Pak Mahfud tetaplah bersama saya,” kata Mahfud menirukan pernyataan Jokowi saat itu.  

    Mahfud menegaskan bahwa dirinya tidak merasa kecewa atau dipermalukan dengan keputusan tersebut. Meskipun banyak orang menganggap dia telah dipermalukan.

     “Orang menganggap saya kecewa atau sedih, merasa dipermalukan. Tetapi saya biasa saja ketika diberitahu oleh Pak Jokowi,” jelasnya.  

    Ia juga mengakui sempat terkejut karena sebelumnya sudah diminta mempersiapkan segala sesuatu, termasuk pakaian. Namun, Mahfud menyatakan bahwa dirinya tidak pernah meminta untuk menjadi cawapres. 

    “Mungkin saya agak kaget, tetapi tidak kecewa. Karena Bung Karno yang sedang jadi presiden saja bisa dijatuhkan, begitu pula dengan Pak Harto dan Gus Dur. Saya tidak kehilangan apa-apa,” tambahnya.  

  • Seto Mencoblos di TPS 4, Rezki di TPS 11 Rappocini

    Seto Mencoblos di TPS 4, Rezki di TPS 11 Rappocini

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi siap menggunakan hak pilihnya pada Rabu besok, 27 November 2024.

    Andi Seto akan mencoblos di Kecamatan Rappocini. Seto di TPS 04, Kelurahan Balla Parang, Kecamatan Rappocini. Sementara Rezki akan memberikan suaranya di TPS 11, Kelurahan Rappocini, Kecamatan Rappocini.

    Pasangan yang diusung oleh koalisi NasDem, Gerindra, PAN, dan PSI ini mengajak seluruh warga Makassar untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilih mereka dengan bijak.

    “Ajak keluarga, tetangga dan sahabat untuk datang ke TPS pada tanggal 27 besok. Mari kita sukseskan pilkada ini dengan riang gembira,” ucap Seto.

    Pilkada Makassar 2024 menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan bagi kota ini. Seto berharap partisipasi pemilih dapat meningkat.

    Mantan bupati Sinjai ini pun mengajak para relawan dan pendukungnya untuk menjaga ketenangan serta mengisi masa tenang dengan kegiatan positif. Ia menekankan pentingnya menciptakan suasana damai sebagai bagian dari komitmen bersama menjaga harmoni di tengah masyarakat.

    “Saya berharap masa tenang ini diisi dengan ibadah, santai bersama keluarga, dan menjalin silaturahmi. Ini kesempatan untuk mendatangi tetangga atau keluarga yang jarang kita kunjungi,” kata dia.

    Andi Seto juga menegaskan bahwa Pilkada adalah momentum demokrasi yang harus mempererat persaudaraan. Ia mengingatkan pendukungnya untuk menghindari hoaks, kampanye hitam, atau tindakan provokatif yang dapat merusak suasana damai.

  • Viral Surat Prabowo Minta Agar Dukung Ridwan Kamil, Teddy: Apa Salahnya?

    Viral Surat Prabowo Minta Agar Dukung Ridwan Kamil, Teddy: Apa Salahnya?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi pasang badan terkait viralnya surat dari Prabowo Subianto yang meminta agar masyarakat mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024.

    Teddy mempertanyakan kritik terhadap surat tersebut, menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan isi surat itu.

    “Apa salahnya surat pak Prabowo mendukung Ridwan Kamil di surat ini?,” ujar Teddy dalam keterangannya di aplikasi X @TeddGus (26/11/2024).

    Teddy menantang siapa pun untuk menjelaskan secara spesifik di mana letak kesalahan surat tersebut.

    “Coba siapa yang bisa menjabarkan dimana salahnya?,” cetusnya.

    Namun, menurutnya, kritik yang muncul sejauh ini hanyalah berupa hujatan tanpa dasar yang jelas.

    “Pasti gak ada bisa, selain hanya maki-maki dan ngotot harus salah kan?,” Teddy menuturkan.

    Ia juga menantang pihak-pihak yang mengkritik untuk memberikan argumen konkret atas klaim mereka.

    “Ada yang sanggup? Ditunggu,” tandasnya.

    Sebelumnya diketahui, sebuah surat yang berisi pesan Presiden Prabowo Subianto yang mengimbau warga untuk memilih pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, viral di Medsos.

    Surat tersebut mengajak rakyat Jakarta untuk menggunakan hak pilih mereka pada 27 November 2024 untuk memilih pemimpin yang dianggap terbaik bagi masa depan Jakarta dan Indonesia.

    Dalam surat yang beredar, Prabowo menyampaikan, “Saudaraku yang saya hormati, pada hari Rabu, 27 November 2024 ini, kesempatan rakyat Jakarta memilih pemimpin yang baik, pilihan saudara sekalian Insyaallah tidak hanya untuk Jakarta yang kita cintai, tetapi juga untuk masa depan Bangsa Indonesia.”

  • Bandingkan Kasus Ahok dan Suswono, Denis Malhotra: Agama di Tangan Fasik Hanya Jadi Alat Politik

    Bandingkan Kasus Ahok dan Suswono, Denis Malhotra: Agama di Tangan Fasik Hanya Jadi Alat Politik

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pegiaw Media Sosial Denis Malhotra membandingkan kasus Ahok dan Suswono. Ahok diketahui dipenjarakan karena dianggap menistakan agama.

    “Ahok keselip lidah didemo ramai-ramai sampai masuk penjara dengan tudingan menista agama,” kata Denis dikutip dari unggahannya di X, Selasa (26/11/2024).

    Sementara itu, Suswono yang dianggap menistakan agama oleh sejumlah kalangan nasibnya tak sama dengan Ahok.

    “Suswono terang-terangan merendahkan rasulullah malah didukung menang pilkada,” ucapnya.

    Menurut Denis, hal tersebut karena agama di tangan orang fasik. Sehingga hanya jadi alat politik.

    “Benar kata para arif, agama di tangan orang fasik hanya menjadi alat politik,” ujarnya.

    Diketahui, dugaan penistaan agama Suswono bermula saat menghadiri kegiatan ormas Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Oktober 2024.

    Ia awalnya menceritakan program Kartu Anak yatim sebagai kampanyenya di Pilgub Jakarta, menyampaikan program kesejahteraan sosial yang digodok pihaknya akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda yang miskin. Sementara untuk janda kaya, Suswono menyebut agar mereka menikahi pemuda pengangguran.

    Suswono pun mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah.

    “Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” ujar Suswono.

    Suswono pun dilaporkan ke Bawaslu oleh masyarakat Betawi Bangkit. Ia dianggap menistakan agama.
    (Arya/Fajar)

  • Guntur Romli Soal Surat Instruksi Prabowo Pilih Ridwan Kamil: Aduh Sayang Banget Jika Benar

    Guntur Romli Soal Surat Instruksi Prabowo Pilih Ridwan Kamil: Aduh Sayang Banget Jika Benar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA –Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, memberikan tanggapan mengenai surat instruksi yang diduga dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mendukung Ridwan Kamil.

    Dalam unggahannya, Guntur menyebutkan bahwa jika surat tersebut benar adanya, hal itu sangat disayangkan.

    “Aduh sayang banget Pak Prabowo kalau surat ini bener,” ujar Guntur Romli dalam keterangannya di aplikasi X @GunRomli (26/11/2024).

    Ia masih memberikan ekspresi keraguan terhadap keaslian tanda tangan yang tercantum dalam surat tersebut.

    Menurut Guntur, jika dibandingkan dengan tanda tangan asli Prabowo, tanda tangan dalam surat itu terlihat jauh berbeda, meskipun ada upaya untuk menyerupakannya.

    “Meski kalau saya bandingin dengan tanda tangan asli Bapak, jauh banget bedanya,” sebutnya.

    Ia juga berharap agar keabsahan surat tersebut segera diklarifikasi oleh Prabowo Subianto ataupun orang terdekatnya.

    “Meski dimirip-miripin. Semoga surat ini tidak benar,” tandasnya.

    Sebelumnya diketahui, sebuah surat yang berisi pesan Presiden Prabowo Subianto yang mengimbau warga untuk memilih pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, viral di Medsos.

    Surat tersebut mengajak rakyat Jakarta untuk menggunakan hak pilih mereka pada 27 November 2024 untuk memilih pemimpin yang dianggap terbaik bagi masa depan Jakarta dan Indonesia.

    Dalam surat yang beredar, Prabowo menyampaikan, “Saudaraku yang saya hormati, pada hari Rabu, 27 November 2024 ini, kesempatan rakyat Jakarta memilih pemimpin yang baik, pilihan saudara sekalian Insyaallah tidak hanya untuk Jakarta yang kita cintai, tetapi juga untuk masa depan Bangsa Indonesia.”

  • Jusuf Kalla Ungkap Usulkan Mahfud MD Jadi Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019

    Jusuf Kalla Ungkap Usulkan Mahfud MD Jadi Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan bahwa pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, dirinya sempat mengusulkan nama Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi). 

    Hal tersebut disampaikan JK saat menceritakan diskusinya dengan Jokowi terkait kriteria pendamping dalam kontestasi tersebut. Bahkan pertemuan itu berlangsung dua jam.

    “Pak Mahfud hampir sama kariernya dengan saya. Jadi menteri, Menko (Menteri Koordinator), tapi Tuhan belum memberikan rezeki untuk menjadi wapres,” ujar Jusuf Kalla dalam YouTube Mahfud MD, Selasa (26/11/2024).

    JK menyebut, diskusi berlangsung selama dua jam di kantornya pada 2019. Dalam diskusi tersebut, Jokowi menyampaikan kriteria cawapres yang dibutuhkan, yakni sosok yang pintar, memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU), berpengalaman, dan memiliki rekam jejak yang bersih.  

    “Saya bilang kalau begitu Pak Mahfud yang memenuhi syarat. Pintar, orang NU, kariernya baik, dan tidak tercela,” kata JK.  

    Menurut JK, usulan tersebut sempat disepakati oleh Jokowi. Bahkan, mereka sempat berjabat tangan sebagai tanda persetujuan. Namun, keputusan itu ternyata berubah.  

    “Kenapa berubah? Tadi kami sudah berjabat tangan, dua jam bicara dan setuju. Saya kira Pak Mahfud juga sudah dipanggil. Tapi ternyata yang dipilih adalah Pak Kyai Ma’ruf Amin,” jelasnya.  

    Perubahan itu, menurut JK, menunjukkan dinamika dalam pengambilan keputusan politik di tingkat tertinggi. Meski demikian, JK tidak menyebutkan alasan detail mengapa Jokowi akhirnya memilih Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2019.  

  • Harga Jual Tekstil Naik 21,6 Persen Jika PPN 12 Persen, Stevan Antonio: Plisss Bantu Tolak PPN 12 Persen Ini

    Harga Jual Tekstil Naik 21,6 Persen Jika PPN 12 Persen, Stevan Antonio: Plisss Bantu Tolak PPN 12 Persen Ini

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen 2025 mendatang menuai protes. Jika PPN naik, diprediksi membuat barang-barang naik.

    Untuk tekstil sendiri, diprediksi akan naik 21,6 persen di tingkat konsumen. Jika rencana itu diberlakukan.

    Pegiat Media Sosial Stevan Antonio menyerukan penolakan akan aturan itu. Agar rencana tersebut tidak jadi diberlakukan.

    “Pliisss Bantu TOLAK PPN 12% ini. Biar sampe didenger Presiden @prabowo,” kata Stevan dikutip dari unggahannya di X, Selasa (26/11/2024).

    Ia megaku telah menduga kenaikan barang-barang akan terjadi. Jika PPN dinaikkan menjadi 12 persen.

    “Apa gue bilang kemaren! Realitanya minimal sampe ke Konsumen bakalan naiknya 20-25%,” terangnya.

    Menurutnya, kenaikan PPN dari 11 persen ke 12 persen sebelumnya telah diabaikan dampaknya. Karena dianggap hanya 1 persen.

    “Mana Buzzer-Buzzer Jokowi yang dari kemaren Mengecilkan dampak kenaikan cuma di 1% dan 9%! Keterlaluan Kalian ngebelain Jokowi sampe membuat Pembodohan Publik,” ucapnya.

    Padahal menurutnya, kenaikan PPN bukan hal yang biasa. Efeknya berpengaruh pada hal lain.

    “Dampak PPN kali ini Massive Gaeesss/ Terutama nanti efek Dominonya menyebabkan bertambah turunnya Daya Beli Masyarakat,” ujarnya.
    (Arya/Fajar)

  • Guntur Romli Soal Surat Instruksi Prabowo Pilih Ridwan Kamil: Aduh Sayang Banget Jika Benar

    Beredar Surat Prabowo Subianto untuk Dukung RK-Suswono, Begini Respons Dasco

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sebuah surat berkop bintang empat dengan nama Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto belakangan ramai beredar di media sosial. Dalam surat tersebut, Prabowo mengajak masyarakat Jakarta untuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ridwan Kamil-Suswono (Rido) pada Pilgub Jakarta 2024.

    Surat yang diklaim bertanda tangan Ketua Umum Partai Gerindra itu berisi ajakan kepada warga Jakarta untuk memilih pemimpin yang tak hanya membawa perubahan bagi ibu kota, tetapi juga berkontribusi pada masa depan Indonesia. Dalam suratnya, Prabowo memuji Ridwan Kamil dan Suswono sebagai dua figur terbaik bangsa yang memiliki rekam jejak cemerlang dan kontribusi nyata bagi negeri.

    “Oleh karena itu, saya, H. Prabowo Subianto, selaku Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, mengimbau, menganjurkan, dan memohon kepada saudaraku yang kuhormati dan kubanggakan untuk menggunakan hak pilihmu. Bantulah negaramu, bantulah bangsamu, gunakan hak pilihmu untuk memenangkan pasangan nomor urut 1,” tulis Prabowo dalam surat tersebut.

    Surat itu menjadi perbincangan hangat setelah diunggah oleh akun Instagram @raffinagita1717 dan viral di berbagai platform, seperti TikTok dan X.

    Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, turut membenarkan keaslian surat tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa surat itu memang dikeluarkan langsung oleh Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

    “Saya sudah cek, surat itu benar dikeluarkan oleh Pak Prabowo sebagai Ketua Umum atau Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Surat tersebut merupakan instruksi untuk mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono di Pilgub Jakarta 2024,” ujar Dasco di Jakarta, Senin (25/11/2024) malam WIB.

  • Gubernur Bengkulu Diduga Kumpulkan Rp 5 Miliar untuk Serangan Fajar, Per Amplop Berisi Rp50 Ribu

    Gubernur Bengkulu Diduga Kumpulkan Rp 5 Miliar untuk Serangan Fajar, Per Amplop Berisi Rp50 Ribu

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap kasus dugaan pemerasan yang melibatkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah untuk mendanai Pilkada 2024. Dalam kasus ini, KPK menyita sejumlah amplop bergambar Rohidin yang diduga digunakan untuk praktik politik uang atau serangan fajar.

    “Betul untuk serangan fajar,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto kepada wartawan, Senin (25/11/2024).

    Amplop-amplop tersebut, berdasarkan keterangan saksi, berisi uang sebesar Rp 50 ribu. “Isi nominal dari keterangan saksi Rp 50 ribu, tapi masih belum dicek secara fisik. Nanti kalau sudah ada update dikabari,” ujar Tessa. Meski demikian, jumlah amplop yang disita masih dalam proses perhitungan.

    Kasus ini terungkap melalui operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK di Bengkulu pada Sabtu (23/11/2024). Dalam operasi tersebut, KPK menetapkan tiga tersangka, yaitu Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Isnan Fajri, dan ajudan gubernur Evriansyah alias Anca.

    KPK menduga Rohidin membutuhkan dana besar untuk pencalonannya kembali dalam Pilkada 2024. Uang tersebut didapatkan melalui pemerasan terhadap sejumlah kepala dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Beberapa di antaranya adalah Syafriandi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, yang memberikan Rp 200 juta agar tidak dimutasi.

    Selain itu, Kepala Dinas PUPR Tejo Suroso menyerahkan Rp 500 juta dari potongan anggaran dinas, sementara Saidirman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu Selatan, memberikan Rp 2,9 miliar atas permintaan Rohidin untuk mencairkan honor pegawai sebelum Pilkada. Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Ferry Ernest Parera juga turut menyetor Rp 1,4 miliar.