Category: Fajar.co.id Ekonomi

  • LKC Dompet Dhuafa Sosialisasikan Bantuan Hidup Dasar untuk Pelaku Wisata di Desa Senaru Lombok Utara

    LKC Dompet Dhuafa Sosialisasikan Bantuan Hidup Dasar untuk Pelaku Wisata di Desa Senaru Lombok Utara

    FAJAR.CO.ID, LOMBOK – Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Barat (NTB), melalui tim Respon Darurat Kesehatan (RDK), melakukan kolaborasi dengan tim Public Safety Center (PSC) 119 Kabupaten Lombok Utara dalam menggelar sosialisasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, pada Senin, 14 Juli 2025.

    Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat, khususnya para pelaku wisata yang ada di Lombok, tentang bagaimana menangani kondisi darurat medis.

    Zulkarnaen Al Khotibi, Kepala LKC Dompet Dhuafa NTB, menjelaskan, “Sosialisasi BHD ini sangat penting dilakukan, terutama di Desa Senaru yang merupakan salah satu destinasi wisata populer di Lombok. Kami ingin memastikan bahwa para pelaku wisata memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi situasi darurat yang bisa terjadi kapan saja.”

    Materi yang disampaikan dalam sosialisasi mencakup pertolongan pertama pada kondisi darurat seperti henti napas atau henti jantung. Kegiatan ini dihadiri oleh 18 pelaku wisata lokal yang terlihat antusias dan sangat menghargai adanya program ini.

    Zulkarnaen menambahkan, “Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat, terutama para pelaku wisata, dapat lebih siap dan tanggap dalam menangani kondisi darurat.”

    Adi, salah satu pelaku wisata yang hadir dalam kegiatan ini, mengungkapkan rasa syukurnya.

    “Terimakasih atas kegiatan ini, pengetahuan dan wawasan kami bertambah untuk menangani situasi darurat. Ini sangat bermanfaat untuk kami dalam memberikan pelayanan yang lebih aman kepada wisatawan,” ujarnya.

  • IPOT Luncurkan Wealth Creation Platform Pertama di Indonesia untuk Segala Gaya Investasi

    IPOT Luncurkan Wealth Creation Platform Pertama di Indonesia untuk Segala Gaya Investasi

    IPOT dirancang bukan hanya sebagai platform transaksi, melainkan sebagai platform wealth creation yang komprehensif, mendukung siapa pun dalam membangun dan mengembangkan aset keuangan. IPOT memahami bahwa setiap perjalanan investasi itu unik, dan karena itu, IPOT hadir dengan serangkaian fitur unggulan yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas, kontrol, dan kemudahan bagi setiap investor.

    Multi-Account: Memungkinkan pengguna membuat akun untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah untuk dikelola.

    Shared Access: Dapat digunakan oleh keluarga dan komunitas untuk berkolaborasi dan berinvestasi bersama.

    Fleksibilitas Advisor: Mendukung advisor formal/informal dengan opsi akses sesuai izin.

    Produk Lengkap: Saham, ETF, reksa dana, Power Fund Series dan obligasi dengan eksekusi transaksi real-time dan harga terbaik.

    “Transformasi ini bukan hanya tentang kemudahan transaksi, tetapi memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sesuai dengan gaya dan tujuan mereka, baik secara mandiri maupun kolaboratif,” ujar Moleonoto The, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas.

    Sejalan dengan slogan “One Platform, Your Journey” IPOT hadir untuk mendampingi setiap individu, keluarga, komunitas dan profesional dalam membangun masa depan keuangan mereka melalui Wealth Creation Journey yang terstruktur dan fleksibel, memastikan bahwa setiap langkah investasi dapat dilakukan dengan nyaman dan transparan, sejalan dengan semangat dari tagline terbaru IPOT “Together, We Grow”.(*)

  • Kasus Gagal Bayar 2025 Melonjak, Didominasi Pengguna Lama

    Kasus Gagal Bayar 2025 Melonjak, Didominasi Pengguna Lama

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kasus gagal bayar mencuat sepanjang 2025, dengan pemberitaan yang menyoroti komunitas pengguna yang sengaja menghindari tagihan pinjaman online (pinjol).

    Namun, menurut temuan Jakpat, lonjakan kasus ini tidak disebabkan oleh pengguna baru, melainkan berasal dari pengguna lama yang mulai kesulitan mengelola kewajiban finansialnya di tengah tekanan ekonomi.

    Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan pengguna fintech di Indonesia pada paruh pertama 2025 dengan melibatkan 2.041 responden yang terdiri dari Generasi Z (39%), Milenial (42%), dan Generasi X (19%).

    Riset ini fokus pada jenis pembayaran digital, yakni e-wallet, platform banking (mobile/internet dan digital), serta Buy Now Pay Later (BNPL) atau biasa dikenal sebagai paylater.

    Bahasan lainnya adalah jenis-jenis fintech, yaitu e-wallet, paylater, pinjaman online (pinjol), urun dana (crowdfunding), dan peer-to-peer (P2P) lending.

    Mayoritas responden menggunakan aplikasi e-wallet (95%), diikuti oleh layanan paylater (29%) dan pinjol berbentuk uang tunai (9%). Sementara itu, 45% responden tercatat menggunakan layanan perbankan, dengan rincian 89% di antaranya memakai mobile/internet banking dan 45% memanfaatkan digital banking.

    Spesifik pada kategori paylater, Jakpat mencatat adanya penurunan kecil pada aplikasi paylater dibanding tahun lalu, yaitu dari 31% di paruh pertama 2024 ke 29% di tahun ini. Sementara, pengguna paylater di e-wallet meningkat tipis dari 12% ke 14% di semester pertama 2025.

  • Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Kondisi Ekonomi Indonesia, PPPI: Kita Berlari Tapi Tetap di Tempat

    Vietnam menjadi contoh menarik—dulu tertinggal dari Indonesia, kini mampu menyalip lewat konsistensi kebijakan dan keberanian reformasi.

    Umam juga mewanti-wanti ancaman ketidakstabilan global, seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan Timur Tengah, yang dapat memperparah perlambatan ekonomi.

    Ia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan sebesar 4,7% masih belum mampu menjawab kebutuhan penciptaan lapangan kerja dan daya saing industri nasional.

    Di sisi lain, ia menyoroti kelemahan institusional dalam negeri, seperti praktik politik klientelistik dan stagnasi reformasi birokrasi. Demokrasi, katanya, tidak boleh sekadar prosedural. “Negara gagal bukan karena ideologi, tapi karena institusi yang lemah dan politik transaksional,” tegasnya, mengutip Francis Fukuyama.

    Umam menyerukan pentingnya reformasi tata kelola, pembangunan civil service yang profesional, serta pengelolaan anggaran pembangunan yang transparan dan akuntabel. Ia mengingatkan bahwa belanja besar tanpa tata kelola dapat menjadi bumerang yang justru melemahkan ekonomi.

    Ia juga menyesalkan belum dimanfaatkannya pasar domestik Indonesia yang besar untuk membangun basis produksi nasional, terutama dalam menghadapi revolusi kendaraan listrik dan ekonomi hijau. “Ketika saya ke Beijing, semua motor sudah listrik. Di Indonesia, kita masih membicarakan potensi, belum aksi” keluhnya.

    Menurut Umam, Indonesia sebagai negara middle power harus berani menjadi pelopor, bukan sekadar pengikut. Visi kepemimpinan regional yang berdaya saing, berbasis data, dan ditopang oleh institusi kuat menjadi kunci menuju transformasi sejati.

  • Tanpa Gembar-gembor, Muhammadiyah Bantaeng Gerak Senyap Bantu Warga

    Tanpa Gembar-gembor, Muhammadiyah Bantaeng Gerak Senyap Bantu Warga

    FAJAR.CO.ID, BANTAENG — Melalui Lembaga Resiliensi Bencana (LRB), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantaeng, menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 93.500 liter kepada warga terdampak banjir.

    Berdasarkan informasi yang didapatkan fajar.co.id, sedikitnya lima wilayah di Kecamatan Bantaeng dan Eremerasa yang mendapatkan bantuan air bersih pada Kamis (17/7/2025).

    Masing-masing kelima wilayah itu di antaranya, Jalan Sungai Calendu, Jagong, Sampara, Jalan Lingkar, dan Barayya.

    Wakil Ketua PDM Bantaeng, Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) dalam penyaluran bantuan tersebut.

    “Bantuan air bersih itu disalurkan sejak Ahad sampai Kamis atau 13 hingga 17 Juli 2025 menggunakan mobil tangki air milik AMCF,” ujar Iwan, Kamis malam.

    Dikatakan Iwan yang juga merupakan Koordinator LRB, kegiatan distribusi air bersih untuk warga Bantaeng dilakukan sebanyak 17 kali, dengan jumlah air satu kali keberangkatan sebanyak 5.500 liter.

    “Satu driver, dan satu pembantu driver, ditambah satu tenaga dari PDAM Bantaeng,” Iwan menuturkan.

    Tambahnya, penyaluran bantuan tersebut berjalan dengan baik berkat keterlibatan berbagai unsur, khususnya kader-kader Muhammadiyah.

    “Mereka mendukung kelancaran distribusi air bersih, mulai dari data penerima, hingga sumbangan materi dalam rangka mendukung kelancaran distribusi,” terangnya.

    “Semoga Allah membalas sumbangsih kita semua dengan pahala yang berlipat,” sambung Iwan.

    Terpisah, Ketua PDM Bantaeng, Samsud Samad, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan tersebut merupakan bagian dari realisasi visi organisasi di bidang kebencanaan dan sosial.

  • Negosiasi Trump-Prabowo Berujung Buka Akses AS untuk Semua Hal di RI, Pengamat Ekonomi: Ada Relasi Timpang

    Negosiasi Trump-Prabowo Berujung Buka Akses AS untuk Semua Hal di RI, Pengamat Ekonomi: Ada Relasi Timpang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Negosiasi antara Republik Indonesia (RI) dengan Amerika Serikat (AS) terkait bea impor mencapai titik terang. Meski kesempatan itu menuai kritik.

    Indonesia dikenai tarif 19 persen, sedangkan barang dari AS masuk ke Indonesia tanpa dikenakan tarif sama sekali. Selain itu, Presiden AS mengklaim pihaknya juga diberi akses ke semua hal di RI.

    “Pernyataan ini sudah tentu memicu beragam reaksi, mulai dari apresiasi atas keberanian bernegosiasi, hingga kekhawatiran mendalam terhadap arah kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia,” kata Pengamat Ekonomi, Ibrahim Asubaidimelalui keterangan tertulis yang diterima fajar.co.id, Kamis (17/7/2025).

    Menurut Ibrahim, kesepakatan tersebut mengaburkan analisis kritis yang menunjukkan, bahwa struktur tarif itu jauh dari prinsip perdagangan bebas yang adil dan seimbang.

    “Justru di sinilah letak permasalahan bahwa ada ketimpangan dalam relasi dagang antara dua negara yang semestinya berupaya menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, bukan justru memperkuat ketergantungan dan kerentanan,” terangnya.

    Dalam konteks ekonomi global yang kompetitif, ia mengatakan Indonesia sebenarnya masih memiliki peluang untuk memperbesar pangsa pasarnya di Amerika. Mengingat ekspor ke AS masih kalah dibanding Vietnam dan Meksiko.

    “Namun, peluang ini sangat tergantung pada kesiapan domestik, termasuk reformasi struktural, efisiensi logistik, serta peningkatan kapasitas manufaktur,” ucapnya.

    Ia menjelaskan, tanpa fondasi yang kuat, bahkan ketika hambatan tarif diturunkan sekalipun, Indonesia tetap akan sulit bersaing karena struktur biaya yang belum kompetitif. Itu karena ketergantungan pada bahan baku impor, dan infrastruktur penunjang yang belum optimal.

  • Trump Tergiur Tembaga RI, Pengamat Soroti Kesiapan Hilirisasi

    Trump Tergiur Tembaga RI, Pengamat Soroti Kesiapan Hilirisasi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump tergiur dengan tembaga berkualitas tinggi milik Indonesia. Namun pemerintah RI memiliki daya tawar sendiri melalui hilirisasi atau peningkatan nilai tambah produk dalam negeri.

    Hilirisasi tembaga terus menjadi perhatian lantaran menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekosistem industri nasional.

    Ahmad Heri Firdaus, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menilai bahwa hilirisasi tembaga memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan energi dan industri nasional.

    Namun, menurutnya, daya saing produk hasil hilirisasi akan semakin kuat jika ditopang oleh infrastruktur yang memadai, regulasi yang kondusif, serta ketersediaan energi yang stabil.

    “Langkah yang telah diambil pelaku industri, termasuk MIND ID, sudah cukup strategis dalam mendukung hilirisasi. Namun, agar daya saing produk hilirisasi bisa optimal di pasar global, dibutuhkan dukungan dari berbagai sektor. Misalnya, pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas yang lebih baik,” ujar Heri dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (17/7/2025).

    Selain itu, dia juga menekankan pentingnya penguatan program pada sisi sumber daya manusia (SDM).

    Terlebih, sektor pertambangan tergolong sebagai industri padat modal dan membutuhkan kapasitas serta kapabilitas SDM yang tinggi demi menjamin keberlanjutan.

    Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, turut menyoroti tantangan utama dalam hilirisasi, yakni membangun industri hilir yang mampu menghasilkan produk akhir (end product).

  • Trump Tergiur Tembaga RI, Pengamat Soroti Kesiapan Hilirisasi

    Trump Tergiur Tembaga RI, Pengamat Soroti Kesiapan Hilirisasi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump tergiur dengan tembaga berkualitas tinggi milik Indonesia. Namun pemerintah RI memiliki daya tawar sendiri melalui hilirisasi atau peningkatan nilai tambah produk dalam negeri.

    Hilirisasi tembaga terus menjadi perhatian lantaran menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekosistem industri nasional.

    Ahmad Heri Firdaus, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menilai bahwa hilirisasi tembaga memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan energi dan industri nasional.

    Namun, menurutnya, daya saing produk hasil hilirisasi akan semakin kuat jika ditopang oleh infrastruktur yang memadai, regulasi yang kondusif, serta ketersediaan energi yang stabil.

    “Langkah yang telah diambil pelaku industri, termasuk MIND ID, sudah cukup strategis dalam mendukung hilirisasi. Namun, agar daya saing produk hilirisasi bisa optimal di pasar global, dibutuhkan dukungan dari berbagai sektor. Misalnya, pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas yang lebih baik,” ujar Heri dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (17/7/2025).

    Selain itu, dia juga menekankan pentingnya penguatan program pada sisi sumber daya manusia (SDM).

    Terlebih, sektor pertambangan tergolong sebagai industri padat modal dan membutuhkan kapasitas serta kapabilitas SDM yang tinggi demi menjamin keberlanjutan.

    Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, turut menyoroti tantangan utama dalam hilirisasi, yakni membangun industri hilir yang mampu menghasilkan produk akhir (end product).

  • Meski Tarif Impor AS Turun ke 19 Persen, Rupiah Tetap Melemah

    Meski Tarif Impor AS Turun ke 19 Persen, Rupiah Tetap Melemah

    Selain itu, ia mengatakan Presiden Trump melanjutkan ancaman tarif barunya menjelang batas waktu 1 Agustus. Tindakannya baru-baru ini ditujukan kepada Indonesia, dengan rencana mengenakan bea masuk sebesar 19 persen.

    “Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara umum, para pedagang menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian,” paparnya.

    “Data Tiongkok menunjukkan pertumbuhan melambat pada kuartal kedua, tetapi tidak seburuk yang dikhawatirkan, sebagian karena adanya frontloading untuk mengalahkan tarif AS. Hal ini meredakan beberapa kekhawatiran tentang ekonomi terbesar keduadunia.
    Internal,” tambahnya.

    Sementara di sisi internal, ia mengungkapkan ketidakpastian konomi global meningkat setelah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump kepada negara-negara mitra dagang. Utamanya seperti Indonesia yang masih cukup besar terkena tarif impor 19 persen walaupun sebelumnya 32 persen.
     

    “Oleh karena itu, dengan ketidakpastian ekonomi global maka Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen pada Juli 2025,” jelasnya.

    “Suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,5 persen dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6, persen,” sambungnya.
     

    Hal tersebut, kata dia, pemangkasan suku bunga ketiga dalam tahun ini. Terakhir, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Mei lalu. Keputusan tersebut konsisten dengan makin rendahnya inflasi 2025 dan 2026 pada sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen, dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
     

  • Sukses Turunkan Tarif hingga 19 Persen, Kapasitas Diplomasi Ekonomi Era Prabowo Teruji

    Sukses Turunkan Tarif hingga 19 Persen, Kapasitas Diplomasi Ekonomi Era Prabowo Teruji

    “Ini adalah sinyal kuat adanya ‘diplomatic trust’ antara Jakarta dan Washington. Kepercayaan seperti ini tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari pendekatan pragmatic engagement yang konsisten, memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang dan mitra geopolitik di kawasan Indo-Pasifik,” lanjutnya.

    Meski begitu, Umam menilai bahwa pencapaian ini tidak boleh membuat pemerintah terlena. Ia mengingatkan bahwa diplomasi ekonomi ke depan justru harus diperkuat dengan strategi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan.

    Salah satunya adalah dengan memperluas pasar ekspor Indonesia ke wilayah-wilayah nontradisional seperti Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah. “Kita tidak bisa terus bergantung pada pasar yang sama. Dunia sedang berubah, dan kita harus lebih berani masuk ke pasar-pasar baru,” ujarnya.

    Ia juga mendorong agar ekspor Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan bahan mentah. Menurutnya, peningkatan nilai tambah melalui industrialisasi dan pengembangan produk teknologi tinggi harus menjadi agenda utama. “Kalau kita ingin punya daya tawar yang lebih kuat di dunia internasional, maka ekspor kita juga harus naik kelas,” tegas Umam.

    Dalam konteks kelembagaan, Umam mengusulkan pembentukan gugus tugas diplomasi ekonomi lintas kementerian yang dapat merespons cepat dinamika perdagangan global. “Perwakilan kita di luar negeri harus diberi mandat dan sumber daya yang cukup untuk menjadi ujung tombak promosi sekaligus perlindungan kepentingan ekonomi nasional,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Umam juga menekankan pentingnya membangun ekosistem industri nasional yang tangguh. Ia menilai bahwa ketahanan ekonomi tidak hanya dibentuk dari luar, tetapi juga dari dalam negeri.