Category: Fajar.co.id Ekonomi

  • Ekonom UGM: Lebih 25 Persen Anak Muda Indonesia Tidak Sekolah dan Tidak Bekerja, Khususnya Perempuan

    Ekonom UGM: Lebih 25 Persen Anak Muda Indonesia Tidak Sekolah dan Tidak Bekerja, Khususnya Perempuan

    Adapun desakan keenam adalah mengembalikan kebijakan berbasis bukti dan proses teknokratis, sekaligus menghentikan program populis yang berpotensi mengganggu stabilitas fiskal.

    Terakhir, desakan ketujuh berfokus pada peningkatan kualitas institusi dengan membangun kembali kepercayaan publik, memperbaiki tata kelola demokrasi, dan memberantas praktik konflik kepentingan maupun perburuan rente.

    “Tujuh desakan ini merupakan bentuk seruan bersama para ekonom agar penyelenggara negara segera menindaklanjuti secara serius persoalan perekonomian yang dirasakan rakyat,” jelas Sekar.

    Panelis Rizki Nauli Siregar, Ph.D., dosen sekaligus peneliti LPEM UI, menyoroti soal masalah rendahnya produktivitas anak muda di Indonesia sekarang ini.

    “Lebih dari 25% anak muda di Indonesia tidak produktif, baik tidak bekerja maupun tidak sekolah, khususnya perempuan,” katanya.

    Kondisi ini menurutnya, dampak dari misalokasi sumber daya yang masih masif, serta rapuhnya institusi penyelenggara negara akibat konflik kepentingan dan tata kelola yang tidak amanah,

    Dosen FEB UGM, Dr. Elan Satriawan mengatakan desakan darurat ekonomi ini dapat menjadi momentum refleksi dan dorongan bagi berbagai pihak untuk memperkuat tata kelola ekonomi nasional.

    Menurutnya, diperlukan fondasi kebijakan yang lebih adil, transparan, dan berpihak pada masyarakat, kesejahteraan dapat diwujudkan sejalan dengan cita-cita kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Pram/fajar)

  • Manfaatkan KUR BRI, Pedagang Nanas Ini Sukses Kembangkan Produk Olahan yang Diminati Pasar

    Manfaatkan KUR BRI, Pedagang Nanas Ini Sukses Kembangkan Produk Olahan yang Diminati Pasar

    Lebih lanjut, kini Nadi terus memanfaatkan layanan digital BRI untuk menunjang kelancaran usahanya. Melalui aplikasi BRImo, ia mengelola keuangan dengan lebih teratur, mulai dari mengecek saldo, melakukan transfer, hingga membayar berbagai kebutuhan usaha. Ia pun mengandalkan QRIS agar proses pembayaran pelanggan menjadi praktis, cepat, dan aman.

    Di samping itu, pertumbuhan usaha milik Nadi juga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dia mengungkapkan dari semula bisnisnya hanya dikelola sendiri, kini Nadi mampu membuka lapangan kerja dengan melibatkan sejumlah karyawan tetap. Bahkan, pada periode Ramadan ketika permintaan melonjak, jumlah pekerja bisa bertambah hingga 15 orang.

    “Alhamdulillah, usaha ini bukan hanya bermanfaat bagi keluarga saya, tapi juga bisa memberi peluang kerja bagi warga sekitar. Setiap kali permintaan meningkat, saya bisa mengajak lebih banyak orang untuk membantu,” tutur Nadi.

    Sebagai informasi, hingga akhir Agustus 2025 BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur UMKM. Penyaluran KUR BRI ini setara dengan 65,31% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025, yaitu sebesar Rp175 triliun.

    Pada kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa perluasan akses pembiayaan terus berjalan seiring dengan peningkatan kapasitas pelaku UMKM. Pendekatan ini dinilai penting untuk memastikan bahwa pembiayaan yang disalurkan dapat menghasilkan dampak ekonomi yang nyata dan berkelanjutan.

    “KUR merupakan instrumen strategis dalam memperluas pembiayaan produktif yang berdampak langsung terhadap penguatan ekonomi masyarakat. Penyaluran yang tepat sasaran akan mendorong produktivitas, mendukung keberlanjutan usaha, serta membuka peluang kerja yang lebih luas. BRI pun terus konsisten untuk mendorong UMKM dapat menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Akhmad.

  • Bea Cukai Laporkan Impor Ilegal melalui Pelabuhan Kecil, Menkeu Purbaya: Kita akan Beresin

    Bea Cukai Laporkan Impor Ilegal melalui Pelabuhan Kecil, Menkeu Purbaya: Kita akan Beresin

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kegiatan impor ilegal diyakini masih membanjiri sejumlah pasar di Indonesia. Pihak Bea Cukai pun mengaku sudah mendeteksi praktik itu dengan memanfaatkan pelabuhan kecil.

    Atas laporan dari Bea Cukai itu, Kementerian Keuangan memastikan akan berupaya untuk melawan praktik tersebut serta memberantas segala macam impor ilegal.

    Komitmen tersebut disampaikan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Dia menilai, impor ilegal itu menjadi akar masalah industri di dalam negeri khususnya terkait dengan persaingan usaha.

    “Kita akan beresin yang penyelundupan-penyelundupan, yang palsu-palsu, yang impor nggak jelas, yang ilegal, kita akan beresin itu,” kata Purbaya dalam media briefing di Kantornya, dikutip Minggu (21/9).

    Purbaya mengaku telah mendapat laporan Bea Cukai yang menyebut penyelundupan terjadi karena masuk lewat pelabuhan-pelabuhan kecil. Kendati dengan cara itu, Purbaya memastikan bisa membereskan praktik tersebut. Apalagi kata dia, aparat pemerintah ada di berbagai tempat.

    “Kalau saya tanya Bea Cukai gimana, ada yang masuk lewat pelabuhan kecil, tapi saya pikir itu bisa dideteksi kan. Kita punya orang di banyak tempat, harusnya sih bisa, cuman belum diberesin aja,” bebernya.

    Purbaya pun menyoroti soal pasar di Tiongkok yang menerapkan insentif sebesar 15 persen dari pemerintah jika menerapkan ekspor.

    Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menerapkan itu, namun kata dia, setiap barang yang masuk ke tanah air dari pelaku pasar di Tiongkok hanya untuk memperoleh insentif ekspor akan dianggap sebagai dumping.

  • Perkuat Dukungan Terhadap Program 3 Juta Rumah dan Asta Cita, BRI Salurkan KPR Subsidi Rp14,65 Triliun hingga Agustus 2025

    Perkuat Dukungan Terhadap Program 3 Juta Rumah dan Asta Cita, BRI Salurkan KPR Subsidi Rp14,65 Triliun hingga Agustus 2025

    Fajar.co.id, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program perumahan rakyat melalui penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS). Sebagai bentuk komitmen dalam membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar bisa memiliki rumah layak huni, BRI telah menyalurkan KPRS sebesar Rp14,65 triliun kepada 107 ribu debitur di seluruh Indonesia hingga akhir Agustus 2025.

    Apabila dirinci, penyaluran KPRS BRI terdiri dari KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp14,21 triliun, KPR Tapera sebesar Rp329,92 miliar, KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar Rp103,75 miliar, dan Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebesar Rp9,24 miliar.

    Corporate Secretary BRI Dhanny mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut menegaskan komitmen BRI sebagai bank penyalur program perumahan subsidi pemerintah. “Kami berkomitmen menghadirkan akses hunian yang layak, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penyaluran KPRS ini sejalan dengan visi BRI untuk terus berkontribusi pada pemerataan kesejahteraan sekaligus mendukung agenda pembangunan nasional,” ujarnya.

    Sebagai wujud nyata dukungan terhadap Program 3 Juta Rumah, BRI pada Agustus 2025 juga menambah kuota penyaluran KPR FLPP dari semula 17.700 unit menjadi 25.000 unit. “Kami optimistis program perumahan subsidi dapat terus diperluas jangkauannya, sehingga semakin banyak keluarga Indonesia yang bisa memiliki rumah layak huni,” tambah Dhanny.

  • Kaget Tingginya Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Tinggi Amat, Firaun Lu?

    Kaget Tingginya Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Tinggi Amat, Firaun Lu?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kaget dengan tingginya cukai rokok. Ia bahkan mengungkapkan sindiran keras.

    Itu disampaikan di kantornya di Kementerian Keuangan, Jakarta. Pada Jumat, 19 September 2025.

    Mulanya, Purbaya menanyakan ke bawahannya berapa cukai rokok saat ini.

    “Saya tanya, kan, cukai rokok gimana? Sekarang berapa rata-rata? 57 persen,” kata Purbaya.

    Mendengar jawaban itu, Purbaya kaget.

    “Wah, tinggi amat, Firaun lu,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, cukai tinggi memang untuk mendongkrak penerimaan negara. Sekaligus menekan konsumsi.

    Meski begitu, ia mewanti-wanti efek domino -nya. Terutama pada industri dan tenaga kerja.

    “Kalau desainnya memperkecil industri, pasti sudah dihitung berapa pengangguran yang terjadi. Mitigasinya apa? Apakah ada program untuk menyerap tenaga kerja yang terdampak? Tidak ada,” jelasnya.

    Menurutnya, selama ini bernegara mendapat ratusan triliun rupiah dari pajak rokok. Tapi industrinya tak dilindungi.

    “Kita menarik ratusan triliun pajak dari rokok, tapi pasarnya tidak dilindungi. Produk palsu masuk, pekerja di industri resmi malah yang dikorbankan,” ucap Purbaya.

    Ia mengaku sudah meminta otoritas terkait untuk memonitor penjualan daring rokok ilegal dan menindak tegas praktik tersebut.

    Menurut Purbaya, tanpa keseimbangan antara penerimaan negara, kesehatan publik, dan keberlangsungan tenaga kerja, kebijakan cukai hanya akan menjadi beban tanpa solusi.
    (Arya/Fajar)

  • Naik Kelas Bersama Rumah BUMN BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Semakin Dikenal dan Berhasil Tembus Pasar Internasional

    Naik Kelas Bersama Rumah BUMN BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Semakin Dikenal dan Berhasil Tembus Pasar Internasional

    FAJAR.CO.ID, BANDUNG – Netaly, brand modest fashion asal Bandung yang berdiri sejak 2003, terus membuktikan konsistensinya dalam berinovasi dan berkembang. Berkat dukungan dari BRI melalui berbagai program pemberdayaan UMKM, Netaly kini tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mulai diminati oleh buyer internasional.

    Founder Netaly, Yuli Lubis mengenang awal perjalanan bisnisnya ketika pilihan busana modest modern masih sangat terbatas. Kemudian, dengan keberanian berinovasi, Netaly hadir memadukan material khas Nusantara seperti batik, tenun, dan sarung dengan desain modern serta detail sulam tangan. “Bahkan kami sempat membuat koleksi dengan bahan sarung yang divariasikan dengan denim, dan saat itu cukup booming,” ungkap Yuli.

    Bagi Yuli, selain inovasi, hal yang tak kalah pentingadalah jika sebuah usaha dapat memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Keyakinan tersebut yang membuatnya turut melibatkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat usaha untuk mengerjakan detail sulam tangan dari rumah. Cara ini membuat para ibu tidak hanya terlibat dalam proses kreatif, tetapi juga memiliki kesempatan berkontribusi pada ekonomi keluarga.

    “Kami melibatkan ibu-ibu sekitar untuk mengerjakan detail sulam tangan. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan sekaligus punya keterampilan baru. Jadi Netaly tidak hanya mengembangkan brand, tapi juga memberi dampak positif bagi komunitas,” ujarnya. 

    Seiring perkembangan usahanya, Yuli menyebut tahun 2025 sebagai titik balik bagi Netaly, khususnya ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN BRI Bandung. Melalui program pembinaan UMKM yang meliputi pelatihan, pendampingan, dan networking dengan sesama UMKM, Yuli mengaku sangat terbantu dalam pengembangan usahanya.

  • CBD Beachwalk PIK2: Menyusuri Jalur Pantai Menuju Pusat Bisnis Masa Depan

    CBD Beachwalk PIK2: Menyusuri Jalur Pantai Menuju Pusat Bisnis Masa Depan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sore hari di tepi Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2), angin laut berhembus lembut menyusuri jalur pedestrian selebar belasan meter.

    Cahaya matahari berpendar di antara kanopi, sementara di kejauhan tampak dermaga 300 meter yang menjorok gagah ke laut. Inilah suasana yang kelak akan menjadi keseharian di CBD Beachwalk PIK2.

    Kawasan ini tidak hanya menawarkan ruang untuk berbisnis, melainkan juga menghadirkan gaya hidup baru di tepi laut.

    Lokasinya strategis, langsung dari boulevard Jl. M.H. Thamrin PIK2, hanya selangkah dari Pantai Pasir Putih dan Community Park, serta dekat dengan CBD PIK2. Dengan jarak tujuh menit menuju Bandara Soekarno Hatta melalui interchange tol PIK2, CBD Beachwalk menjelma sebagai gerbang investasi premium.

    Kawasan CBD Beachwalk PIK2

    Setiap detailnya dirancang menghadirkan pengalaman. Mulai dari permainan cahaya ikonik rancangan LITAC yang menciptakan atmosfer semarak di malam hari, hingga dermaga yang memungkinkan yacht bersandar, memudahkan akses menuju pulau-pulau sekitar.

    “CBD Beachwalk bukan sekadar pusat bisnis. Ini destinasi gaya hidup dengan nilai investasi jangka panjang,” ujar Lucia Aditjakra, Direktur Marketing PIK2.

    Kawasan ini semakin menarik karena berdampingan dengan Indonesia Design District (IDD), pusat desain terbesar di Asia Tenggara.

    Tahun ini, IDD menghadirkan Indonesia Design Week (IDW) 2025 bertema “Ideantity”, sebuah perayaan desain yang mempertemukan kreativitas global dan lokal.

    Indonesia Design Week 2025 di Indonesia Design District PIK2

    CBD Beachwalk menawarkan pilihan lengkap: SOHO (Small Office, Home Office), Rukan Thamrin, Paradise Avenue, hingga hunian mewah The Penthouse.

  • Forum Dialog Hijau di CAEXPO–CABIS 2025: Menyatukan Visi Sawit Berkelanjutan dan Peluang Kerja Sama Internasional

    Forum Dialog Hijau di CAEXPO–CABIS 2025: Menyatukan Visi Sawit Berkelanjutan dan Peluang Kerja Sama Internasional

    Pembicara utama lainnya, Sany Anthony, Wakil Ketua GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), selain memaparkan potensi besar sawit Indonesia, juga menekankan pentingnya kampanye sawit berkelanjutan dan peluang kerja sama untuk produk sawit dan turunannya.

    “Pasar China dan negara-negara mitra kini semakin menuntut komoditas yang bukan hanya murah, tetapi bersertifikat keberlanjutan. Inilah peluang kita untuk memperkuat kerja sama ekspor, mendukung sertifikasi ISPO/RSPO, dan mendorong nilai tambah produk sawit Indonesia,” ujar Sany Anthony.

    Data Ekspor Sawit Indonesia ke China

    Berdasarkan data BPS, pada semester I 2025 Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit sebanyak 12,4 juta ton secara nasional, dengan nilai sekitar US$13,53 miliar. Dalam periode itu, China menjadi negara tujuan ekspor utama, menyerap sekitar 1,74 juta ton atau sekitar 14% dari total ekspor nasional.

    Namun dalam periode penuh 2024, volume ekspor sawit Indonesia ke China mengalami penurunan signifikan menjadi 4,48 juta ton, dibandingkan 7,73 juta ton pada 2023 menurut data GAPKI.

    Penurunan ini menegaskan pentingnya strategi baru: diversifikasi pasar, dorongan hilirisasi, serta peningkatan praktik keberlanjutan agar Indonesia tetap kompetitif di pasar China.
    Pasar sawit Indonesia ke China disinyalir digerogoti oleh negara pesaing, Malaysia. Negara jiran itu gencar melakukan investasi untuk mendukung ekspor. Seperti dengan memuka fasilitas pengolahan dan tangki timbun di China.

    Menuju Kolaborasi Hijau & Strategi Masa Depan

  • Program Pemberdayaan BRI Antar UMKM Jahit Rumahan Sukses Hasilkan Omzet Miliaran Rupiah hingga Jangkau Pasar Eropa

    Program Pemberdayaan BRI Antar UMKM Jahit Rumahan Sukses Hasilkan Omzet Miliaran Rupiah hingga Jangkau Pasar Eropa

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — JJC Rumah Jahit, sebuah bisnis jahit rumahan asal Jakarta Utara kini telah sukses berkembang menjadi rumah produksi fashion yang berorientasi pada ekspor dengan omzet miliaran rupiah.

    Bisnis yang dijalankan Jihan Astriningtrias berhasil disulap menjadi ruang kreativitas yang menghadirkan koleksi busana wanita dengan memadukan tradisi dan desain modern, sembari membuka ruang pemberdayaan perempuan.

    “Rebranding yang kami lakukan pada Desember 2023 menjadi titik balik penting bagi JJC Rumah Jahit. Langkah ini kami ambil agar usaha dapat berkembang dan terus menjaga relevansi sekaligus menjawab permintaan konsumen sekaligus mendukung perempuan untuk tetap percaya diri dalam setiap aktivitasnya,” ujar Jihan.

    Transformasi itu juga tampak dari koleksi ready-to-wear terbaru bertajuk “Eunoia Jakarta” yang diperkenalkan pada 2025. Koleksi outerwear siap pakai ini ditujukan bagi perempuan aktif dengan selera desain unik. Terinspirasi dari kehidupan kota Jakarta, Eunoia Jakarta memadukan kain tenun dan perca dengan detail bordir yang memadukan seni tradisional dan sentuhan modern.

    Adapun di sisi produksi, Jihan menekankan bahwa JJC Rumah Jahit juga memberdayakan perempuan di sekitar lingkungan usahanya. “Kami melibatkan ibu rumah tangga untuk mempelajari berbagai keahlian fesyen, mulai dari pemotongan pola hingga finishing. Saat ini, sekitar 80% pekerja di butik rumahan kami adalah perempuan,” ungkapnya.

    Perjalanan usaha yang makin berkembang ini ternyata tidak terlepas dari dukungan BRI, di mana JJC Rumah Jahit tergabung dalam program Rumah BUMN BRI Jakarta sejak 2024.
    “Banyak manfaat yang kami peroleh, terutama dari pelatihan online gratis yang diadakan setiap hari dan bisa diikuti seluruh anggota grup. Selain itu, kami juga mendapat informasi penting terkait pitching dan kesempatan pameran,” tuturnya.

  • BRI Apresiasi Kepercayaan Pemerintah dalam Penempatan Dana Rp55 Triliun, Fokus Salurkan Kredit UMKM dan Program Prioritas Pemerintah

    BRI Apresiasi Kepercayaan Pemerintah dalam Penempatan Dana Rp55 Triliun, Fokus Salurkan Kredit UMKM dan Program Prioritas Pemerintah

    Di samping itu, dalam mendorong ekonomi grassroot BRI juga terus memberdayakan segmen mikro melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding UMi sendiri telah memberikan dampak positif dalam mendorong percepatan inklusi keuangan nasional dengan menjangkau 34,7 juta debitur aktif, serta melayani simpanan mikro sebanyak 126 juta rekening.

    BRI juga terus menjalankan berbagai program pemberdayaan yang menyentuh masyarakat dan UMKM dimana BRI telah membina 4.625 Desa BRILian dan mengembangkan 41.217 klaster usaha melalui program KlasterkuHidupku. Lebih dari 12,9 juta pelaku UMKM juga telah memanfaatkan platform digital LinkUMKM untuk memperluas pasar dan mempercepat proses naik kelas.

    BRI juga mendukung pelaksanaan berbagai program prioritas pemerintah yang menyasar perekonomian kerakyatan secara langsung. Sepanjang periode Januari hingga Agustus 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur UMKM, termasuk UMKM yang menjadi supplier dalam program Makan Bergizi Gratis di berbagai wilayah. Penyaluran KUR BRI ini setara dengan 65,31% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun.

    Terkait dengan program 3 Juta Rumah, per Agustus 2025 BRI telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada 103.807 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di seluruh Indonesia dengan nilai penyaluran kredit mencapai Rp14,21 triliun. Yang terbaru, BRI berkomitmen untuk mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).