Category: Fajar.co.id Ekonomi

  • Indeks Produksi Kacang Hijau dan Tanah Menurun Beberapa Tahun Ini

    Indeks Produksi Kacang Hijau dan Tanah Menurun Beberapa Tahun Ini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky memaparkan indeks produksi kacang hijau.

    Dikatakan indeks produksi kacang hijau cenderung menurun cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir.

    Indeks tahun 2024 sebesar 40,11 (tahun dasar 2010, 2010=100). 

    “Artinya produksi tahun 2024 yang sekitar 117 ribu ton hanya 40,11% dari produksi tahun 2010 yang mencapai 292 ribu ton,” kata Awalil Rizky, dalam akun Threadnya, Jumat, (24/10/2025).

    Indeks produksi kacang hijau tidak merujuk pada satu angka tunggal, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti produktivitas (misalnya rata-rata 1,2 ton per hektar), produksi dunia dan nasional, serta harga jual dan neraca perdagangan (impor vs ekspor). 

    Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, perlu dilihat data dari berbagai sumber, termasuk data produktivitas per daerah dan tren perdagangan global. 

    Selain itu dia menyebut indeks produksi kacang tanah menurun tajam beberapa tahun ini. 

    “Indeks tahun 2024 sebesar 37,37 (tahun dasar 2010, 2010=100),” ungkapnya.

    Artinya lanjut dia, produksi tahun 2024 adalah sekitar 291 ribu ton atau hanya 37,37% dari produksi tahun 2010 yang mencapai 779 ribu ton.

    Indeks produksi kacang tanah bervariasi tergantung wilayah dan tahun. Secara nasional, indeks produksi kacang tanah mengalami penurunan tajam di tahun 2024, mencapai 37,37% dari produksi tahun 2010 (indeks tahun dasar 2010=100), yang setara dengan sekitar 291 ribu ton dibandingkan 779 ribu ton pada tahun dasar. 

  • Jaga Ekosistem Lingkungan, BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor

    Jaga Ekosistem Lingkungan, BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor

    Corporate Secretary BRI, Dhanny mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat diajak untuk lebih bijak dan kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak bekas. Dengan diolah menjadi sabun cuci tangan, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini memiliki nilai tambah dan fungsi baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ungkapnya.

    Selain manfaat lingkungan, Dhanny menegaskan bahwa kegiatan ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga atau pelaku UMKM, karena produk sabun hasil olahan ini dapat dikembangkan menjadi produk usaha ramah lingkungan yang bernilai jual. “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” imbuhnya.

    Pada kesempatan berbeda, Endah Diana selaku pengurus Bank Sampah Azalea Bogor mengungkapkan bahwa bagi anggota Bank Sampah Azalea, pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat yang banyak, baik bagi anggota maupun masyarakat. Dengan adanya pelatihan tersebut juga pada akhirnya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini terlihat dari jumlah warga yang menabung minyak jelantah di Bank Sampah Unit (BSU) Azalea yang terus meningkat.

    “Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” ungkap Endah.

  • Bagikan 71.860 Paket Makanan Bergizi Serentak di 36 Provinsi, IWAPI Cetak Rekor MURI

    Bagikan 71.860 Paket Makanan Bergizi Serentak di 36 Provinsi, IWAPI Cetak Rekor MURI

    Fajar.co.id, Jakarta — Rakernas IWAPI IV mencatatkan rekor MURI, melalui kegiatan pembagian makanan bergizi serentak sebanyak 71.860 paket di 356 titik di 36 provinsi Indonesia dan Malaysia.

    “Rekor ini bukan sekadar angka, tetapi simbol kepedulian sosial IWAPI terhadap kesehatan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak. Kami ingin menunjukkan bahwa IWAPI tidak hanya fokus pada bisnis, tapi juga memiliki tanggung jawab sosial,” jelas Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, melalui keterangan tertulisnya kepada fajar.co.id, Kamis (23/10/2025).

    Inisiatif sosial ini dikatakan Nita lagi, menjadi bentuk dukungan nyata IWAPI terhadap Asta Cita
    Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, khususnya dalam misi meningkatkan kualitas
    sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Melalui program pembagian makanan
    bergizi, IWAPI berupaya memperkuat ketahanan gizi masyarakat, terutama kelompok rentan
    seperti perempuan dan anak-anak, sebagai fondasi penting bagi pembangunan ekonomi dan
    kesejahteraan bangsa.

    Lebih jauh, kegiatan ini mencerminkan semangat kolaboratif yang sejalan dengan visi Asta Cita
    untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan langkah
    konkret seperti pemberian makanan bergizi dan pemberdayaan ekonomi perempuan, IWAPI
    menegaskan komitmennya untuk turut mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, dan
    berkeadilan menuju Indonesia Emas 2045.

    Sebagai informasi, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelar Rapat Kerja
    Nasional (Rakernas) IV Tahun 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, yang bertepatan dengan
    perayaan 50 tahun IWAPI, pada 22-23 Oktober 2025.

  • Apa itu Tokenisasi Saham? Cara Baru untuk Membeli Pecahan Saham Global

    Apa itu Tokenisasi Saham? Cara Baru untuk Membeli Pecahan Saham Global

    Dengan sistem ini, kamu bisa membeli pecahan kecil dari saham besar seperti Tesla, Microsoft, atau Meta, tanpa membayar harga penuh satu lot. Ini adalah salah satu alasan mengapa saham ter-tokenisasi semakin diminati oleh investor ritel.

    Sebagai contoh, ketika harga saham Tesla mencapai ribuan dolar AS di pasar, investor dapat membeli pecahan kecil dalam bentuk token melalui platform berbasis blockchain seperti Pintu atau bursa crypto lainnya.

    Bagaimana Cara Kerja Tokenisasi Saham

    Setiap tokenisasi saham didukung oleh saham nyata yang disimpan oleh lembaga kustodian resmi. Token ini kemudian diterbitkan di blockchain oleh penerbit terpercaya, menjamin bahwa nilai token selalu mencerminkan harga saham asli.

    Sebagai investor, kamu melakukan trading dengan membeli dan menjual tokenisasi saham di platform yang menawarkan layanan tersebut, seperti Pintu, Kraken, atau Coinbase. Prosesnya mirip dengan perdagangan crypto biasa, namun pergerakan harganya mengikuti nilai saham di bursa global.

    Sebagai contoh, jika kamu ingin melacak pergerakan saham coin, maka kamu bisa melihatnya langsung di aplikasi Pintu. Ini memberikan kamu transparansi harga dan fleksibilitas waktu trading tanpa terikat pada jam bursa seperti di pasar saham tradisional.

    Perbedaan Saham Ter-tokenisasi dan Saham Biasa

    Walaupun terlihat serupa, saham ter-tokenisasi memiliki beberapa perbedaan penting dibandingkan saham biasa:

    Waktu Perdagangan – Saham tradisional hanya dapat diperdagangkan selama jam bursa, sementara saham ter-tokenisasi dapat diperdagangkan selama 24 jam penuh.

    Kepemilikan Pecahan – Investor bisa membeli sebagian kecil dari saham melalui token, sedangkan di bursa tradisional umumnya harus membeli minimal satu lot.

    Teknologi Blockchain – Saham ter-tokenisasi beroperasi di atas blockchain, sehingga transaksi menjadi lebih transparan, aman, dan efisien.

    Likuiditas Global – Karena diperdagangkan di bursa crypto internasional, saham ter-tokenisasi menawarkan akses pasar yang jauh lebih luas.

    Dengan adanya konsep tokenisasi saham, batasan antara dunia finansial tradisional dan digital semakin tidak jelas. Investor kini tidak hanya menjadi pemilik aset digital, tetapi juga memiliki bagian dari saham perusahaan-perusahaan besar di dunia.

  • Rupiah Melemah, Ferdinand Hutahaen Beri Sindiran Halus: Tenang ada Menkeu Purbaya

    Rupiah Melemah, Ferdinand Hutahaen Beri Sindiran Halus: Tenang ada Menkeu Purbaya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus Ferdinand Hutahaean memberikan sindiran halus ke Menteri Keuangan (Menkeu) Purbawa Yudhi Sadewa.

    Sindiran yang diberikan Ferdinand ini berkaitan dengan Rupiah yang kembali melemah.

    Lewat salah unggahan di media sosial X, Ferdinand menyampaikan sindiran ini lewat komentar.

    Ia meminta masyarakat untuk saat ini tetap tenang karena memiliki sosok Menkeu Purbaya.

    “Nggak apa-apa, tenang pokoknya ada Purbaya…!,” tulisnya dikutip Kamis (23/10/2025).

    Adapun Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan hari ini.

    Melansir data Refinitiv, pada Kamis (23/10/2025) pukul 09 05 WIB, rupiah ada di posisi Rp/US$16.635 atau melemah 0,39% terhadap dolar AS.

    Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 0,09% pada perdagangan Rabu kemarin.

    Sementara itu, indeks dolar (DXY) pada Kamis  pukul 08.45 WIB ada di posisi 99,03 atau menguat 0,13%.

    Pergerakan rupiah hari ini akan dibayangi sejumlah sentiment, terutama keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).

    Dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) kemarin, Rabu (22/10/2025), BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 4,75% pada Oktober ini.

Suku bunga Deposit Facility bertahan di 3,75% dan suku bunga Lending Facility tetap di 5,50%.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Warga Sulsel Tenang! Satgas Pastikan Tidak Ada Penimbunan Beras, Stok Melimpah

    Warga Sulsel Tenang! Satgas Pastikan Tidak Ada Penimbunan Beras, Stok Melimpah

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Tidak ingin masyarakat diperhadapkan dengan harga beras mahal, Satgas Pangan Provinsi Sulsel langsung bereaksi.

    Berkolaborasi dengan Bulog, Satgas Pangan Sulsel melakukan rapat koordinasi di Barugga Lappo Ase, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Rabu (22/10/2025).

    Kastgas Pangan Polda Sulsel, Kombes Pol Dedi Supriyadi, mengatakan, mereka diasistensi langsung oleh tim dari Bappanas, dan Satgas Pangan Pusat Mabes Polri.

    “Kenapa beras harus dikendalikan? Karena ini wujud nyata kehadiran negara, kehadiran pemerintah, memperhatikan distribusi dan harga beras,” ujar Dedi kepada awak media.

    Dikatakan Dedi, Pemerintah telah menggelontorkan begitu banyak anggaran melalui APBN untuk mewujudkan swasembada dan stabilitas harga beras.

    “Kehadiran Satgas di sini untuk memastikan harga beras di pasaran sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang dikeluarkan oleh Bapanas,” ucapnya.

    Bukan hanya itu, kata Dedi, Satgas juga bakal memastikan tidak ada penimbunan maupun perbuatan curang di pasaran.

    “Misalnya repacking untuk meningkatkan mutu yang tidak sesuai aturan perundang-undangan,” sebutnya.

    Dibeberkan Dedi, dalam upaya itu ia berkolaborasi dengan Kanwil Bulog, Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, BPS, dan pihak lainnya.

    “Dari pemantauan kami di Enrekang dengan Palopo, memang ada sedikit yang di atas HET. 2 dari 24 kabupaten/kota,” Dedi menuturkan.

    “Nanti akan kami asistensi, kami pelajari dengan data-data itu apakah terjadi penimbunan atau suplai yang kurang. Jika suplai kurang, Bulog harus segera melakukan operasi pasar di sana,” tambahnya.

  • Mengalir ke Sektor Produktif dan UMKM, BRI Tuntaskan Penyaluran Dana Pemerintah Rp55 Triliun untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

    Mengalir ke Sektor Produktif dan UMKM, BRI Tuntaskan Penyaluran Dana Pemerintah Rp55 Triliun untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyelesaikan penyaluran dana penempatan pemerintah sebesar Rp55 triliun pada 16 Oktober 2025. Dana yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) tersebut dialokasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan ke berbagai segmen produktif.

    Direktur Utama BRI, Hery Gunardi menyampaikan bahwa dana tersebut disalurkan ke berbagai segmen pembiayaan, dimana pembiayaan terbesar disalurkan ke segmen mikro, yakni sebesar Rp28,08 triliun, termasuk melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di sisi lain, pembiayaan ke segmen korporasi mencapai Rp11,07 triliun dan diarahkan untuk mendukung pengembangan industri nasional. Penyaluran ini mendorong geliat ekonomi kerakyatan di tingkat akar rumput sekaligus memperkuat fondasi sektor industri strategis sebagai penggerak ekonomi nasional.

    Pembiayaan juga disalurkan ke segmen komersial sebesar Rp10,13 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp6,58 triliun. Pada kedua segmen ini, BRI mendorong penguatan aktivitas ekonomi masyarakat melalui dukungan pembiayaan bagi pelaku usaha berskala menengah. Alokasi ini ditujukan untuk menjaga daya beli dan memastikan roda ekonomi tetap bergerak di berbagai lapisan.

    “Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada BRI dalam penempatan dana ini. Pembiayaan disalurkan secara selektif dan terukur ke sektor-sektor produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam mendukung berbagai program prioritas pemerintah. Seluruh proses penyaluran dilakukan secara prudent untuk memastikan pembiayaan benar-benar memberikan dampak yang optimal,” ujar Hery Gunardi.

  • Beras Masih Dijual di Atas HET, Lonjakan Paling Mencolok di Daerah Ini

    Beras Masih Dijual di Atas HET, Lonjakan Paling Mencolok di Daerah Ini

    FAJAR.CO.ID, SEMARANG — Harga kebutuhan pokok khususnya beras di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) ditemukan dijual dengan harga di atas ecera tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

    Temuan tersebut bahkan disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Jateng. Satgas ini menemukan adanya penjualan di atas HET di 21 kabupaten/kota, dengan empat daerah tercatat mengalami lonjakan paling mencolok, yaitu Jepara, Pekalongan (kabupaten dan kota), serta Kendal.

    “Dari pemantauan di lapangan, ada yang naik lebih dari lima persen dari HET. Kami sudah turunkan tim untuk memastikan penyebabnya,” ujar Wadirreskrimsus Polda Jateng, AKBP Feria Kurniawan, Rabu (22/10).

    Langkah cepat diambil. Masing-masing Polres diminta turun langsung ke pasar dan gudang beras, memastikan tak ada permainan harga apalagi penimbunan. Menurut Feria, pengawasan tak hanya soal harga, tapi juga rantai distribusi yang kerap jadi sumber persoalan.

    “Kalau distribusi tersendat, harga di hilir pasti naik. Karena itu kami lakukan pemantauan menyeluruh dari tingkat produsen, distributor, sampai ritel,” tegasnya.

    Hingga pertengahan Oktober 2025, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog sudah menembus 29 ribu ton.

    Angka ini dinilai cukup untuk menjaga ketersediaan di pasar, namun nyatanya harga di lapangan masih bergerak liar. Operasi pasar pun dipastikan berlanjut hingga Februari 2026, dengan harapan bisa menekan harga medium dan premium agar kembali sesuai ketentuan.

    “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Bulog. Tujuannya masyarakat bisa beli beras dengan harga wajar dan mutu terjamin,” kata Feria.

  • BRI Peduli Dorong Penerapan Prinsip ESG untuk Bisnis Berkelanjutan, Perluas Kontribusi Positif untuk Sosial

    BRI Peduli Dorong Penerapan Prinsip ESG untuk Bisnis Berkelanjutan, Perluas Kontribusi Positif untuk Sosial

    Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli menempatkan keberlanjutan sebagai gerakan kolektif lintas sektor. Di bidang sosial, BRI berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai inisiatif seperti Cegah Stunting Itu Penting, Ini Sekolahku, dan Fellowship Journalism yang memperluas akses pendidikan serta literasi publik, serta melalui program beasiswa seperti Creation Scholarship yang telah menjangkau ratusanpelajar berprestasi di seluruh Indonesia.

    Pada aspek ekonomi, BRI memperkuat daya saing dan kemandirian masyarakat melalui program Desa BRILiaN, Rumah BUMN, AURA (Aspire to Uplift, Revive, and Achieve), serta Klaster Unggulan yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, perempuan pelaku usaha, dan inovasi wirausaha lokal. Hingga September 2025, Rumah BUMN telah memfasilitasi 12.883 UMKM, sementara Desa BRILiaN mendukung pengembangan 33 desa unggulan yang menjadi contoh praktik ekonomi hijau di tingkat lokal.

    Komitmen terhadap lingkungan diwujudkan melalui program Gerakan Kelola Sampah (GAS), Taman Kehati, dan Jaga Sungai Jaga Kehidupan yang mendorong konservasi dan aksi iklim berkelanjutan. Tercatat, dalam hal ini program Yok Kita GAS telah mengelola lebih dari 191 ribu kilogram sampah organik dan anorganik, sedangkan Jaga Sungai Jaga Kehidupan berhasil membersihkan ribuan meter sungai di berbagai wilayah Indonesia.

    “Ke depan, BRI akan terus memperkuat komitmen keberlanjutan dengan memastikan setiap inisiatif BRI Peduli berjalan konsisten dan memberikan manfaat jangka panjang. Melalui pendekatan yang terintegrasi antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, BRI berupaya menghadirkan pertumbuhan yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam,” pungkas Dhanny.

  • Dari Dapur ke Bisnis, Mixer Roti Jadi Tren Baru di Kalangan Usaha Rumahan

    Dari Dapur ke Bisnis, Mixer Roti Jadi Tren Baru di Kalangan Usaha Rumahan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Di tengah meningkatnya tren kuliner rumahan, banyak pelaku usaha kecil kini memulai bisnis dari dapur sendiri. Salah satu produk yang paling banyak digemari adalah roti dan kue, terutama karena proses pembuatannya kini semakin mudah berkat hadirnya mixer roti modern.

    Fenomena ini semakin terlihat pasca pandemi, ketika banyak masyarakat mencari cara baru untuk memperoleh penghasilan tambahan. Dari hobi membuat roti untuk keluarga, tak sedikit yang akhirnya berkembang menjadi bisnis rumahan dengan omzet jutaan rupiah per bulan.

    “Sekarang banyak sekali pelanggan kami yang awalnya hanya iseng membuat roti di rumah, lalu berkembang jadi usaha tetap. Peran alat seperti mixer roti itu penting banget karena membantu proses produksi jadi lebih cepat dan konsisten,” ujar Didit, teknisi senior dari Jaya Agung Mesin, salah satu penyedia peralatan dapur dan mesin industri untuk kebutuhan rumah tangga hingga skala usaha.

    Menurut Didit, penggunaan mixer roti yang tepat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan menjaga kualitas adonan.

    “Kalau dulu menguleni adonan harus manual dan makan waktu lama, sekarang dengan mixer yang punya pengatur kecepatan dan kapasitas besar, prosesnya bisa selesai jauh lebih cepat,” jelasnya.

    Salah satu contoh pelaku usaha yang merasakan manfaatnya adalah Dewi (29), pemilik usaha roti rumahan di Bekasi. Ia mengaku, awalnya hanya membuat roti untuk konsumsi pribadi, namun setelah melihat peluang, mulai menjual ke tetangga dan teman-teman dekat. “Sekarang sudah bisa produksi setiap hari, pesanan makin banyak, bahkan saya punya satu karyawan,” ungkapnya.