MRT Jakarta dorong regulasi baru, siapkan standar kota modern
Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:55 WIB
Category: Elshinta.com Metropolitan
-
MRT Jakarta dorong regulasi baru, siapkan standar kota modern Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:55 WIB
-

Integrasi modern dan pelestarian sejarah
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
MRT jadi motor transformasi Kota Tua: Integrasi modern dan pelestarian sejarah
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:23 WIBElshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya soal menghadirkan moda transportasi massal modern, tetapi juga menjadi motor transformasi wajah kota, khususnya di kawasan heritage Kota Tua. Kepala Divisi Engineer MRT Jakarta, Riska Muslimah, menegaskan bahwa desain stasiun dan kawasan pendukungnya disiapkan untuk menghadirkan konektivitas yang lebih manusiawi, ramah pejalan kaki, sekaligus menjaga nilai sejarah.
“Di kawasan Kota, konsepnya memang sudah dikembangkan sejak sayembara dulu. Jalan Pintu Besar nantinya akan ditutup untuk kendaraan pribadi, hanya bus dan pejalan kaki yang bisa melintas. Jadi traffic dialihkan, kawasan ini lebih pedestrian-friendly dan lebih hidup sebagai ruang publik,” jelas Riska.
Koneksi Modern dengan Stasiun Beos
Salah satu highlight integrasi ada pada hubungan antara Stasiun MRT Kota dengan Stasiun Jakarta Kota (Beos). Jalur penghubungnya berada di bawah tanah dengan desain semi-seamless. “Memang tidak langsung tembus ke gedung, tapi jaraknya sangat dekat dengan pintu masuk stasiun Beos. Jalurnya teduh, bahkan dilengkapi canopy sehingga tetap nyaman meski hujan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, MRT Jakarta juga menyiapkan galeri bawah tanah yang memamerkan artefak hasil penggalian pembangunan. “Kami ingin menghadirkan pengalaman berbeda. Penumpang bisa melihat pameran kecil tentang sejarah dan artefak Kota Tua sebelum menyeberang ke stasiun berikutnya,” tambahnya.
Konsep Transit-Oriented dan Terintegrasi
Riska menjelaskan, setiap stasiun MRT di kawasan ini dibangun dengan konsep perencanaan yang terintegrasi. Ada area platform, concourse, hingga jalur langsung menuju halte TransJakarta. Bahkan, di beberapa titik sudah disiapkan potensi koneksi langsung ke gedung-gedung sekitar.
“Kami juga menyiapkan fasilitas lay bay di sisi jalan. Di sana akan ada wayfinding, parkir sepeda, dan fasilitas pendukung lainnya agar kawasan lebih ramah publik,” katanya.
Modernisasi Tanpa Melupakan Sejarah
Dengan desain ini, MRT Jakarta ingin memastikan pembangunan infrastruktur transportasi tidak sekadar mengejar efisiensi mobilitas, tetapi juga menjembatani modernisasi dengan pelestarian sejarah. Kawasan Kota Tua bukan hanya akan lebih mudah diakses, tetapi juga menjadi ruang kota yang nyaman, berkarakter, dan manusiawi.
“Visi kami bukan hanya menghadirkan kereta, tapi juga menghadirkan ruang hidup baru bagi masyarakat Jakarta. MRT adalah motor transformasi itu,” pungkas Riska. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-
.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Proyek MRT Jakarta fase 2A capai 51,31%, target tetap sesuai jadwal
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
Proyek MRT Jakarta fase 2A capai 51,31%, target tetap sesuai jadwal
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:39 WIBElshinta.com – Proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terus menunjukkan progres positif. Hingga 25 Juli 2025, realisasi pembangunan mencapai 51,31 persen, dengan tiga paket pekerjaan sipil mencatat kemajuan signifikan.
Kepala Divisi Project Management for Construction 2 PT MRT Jakarta (Perseroda), Indra Gunawan, menjelaskan bahwa progres terbesar ditunjukkan oleh CP201 dengan capaian 88,87 persen, disusul CP203 sebesar 75,59 persen, dan CP202 yang kini berada di angka 55,64 persen. Sementara itu, untuk pekerjaan sistem perkeretaapian (railway system) baru mencapai 20,88 persen, namun terus dikejar karena kontrak baru berjalan sejak April 2024.
“Secara keseluruhan, pekerjaan sipil masih sesuai dengan rencana. Railway system memang baru dimulai tahun lalu, tapi kami optimistis bisa mengejar sesuai target penyelesaian,” ujar Indra saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025)
Lebih lanjut, Indra menyebutkan CP201 memiliki tantangan tersendiri karena mencakup dua stasiun ikonik, yaitu Stasiun Harmoni dengan panjang 440 meter dan Stasiun Kota sepanjang 410 meter. Kedua stasiun ini menjadi simpul penting integrasi moda transportasi di pusat kota Jakarta.
Selain tantangan teknis, pembangunan di jalur protokol seperti Sudirman, Thamrin, dan Medan Merdeka Barat juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Salah satu inovasi konstruksi yang diterapkan adalah metode box jacking pada pembangunan akses Stasiun Monas. Dengan metode ini, pekerjaan dilakukan di bawah tanah tanpa mengganggu lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat.
“Kalau orang melintas di Medan Merdeka Barat, mungkin terlihat tidak ada pekerjaan konstruksi. Padahal sebenarnya koneksi bawah tanah dari Jalan Museum ke Stasiun Monas sudah tersambung berkat box jacking. Jadi jalan tetap normal, tapi pekerjaan tetap jalan,” jelas Indra.
MRT Jakarta Fase 2A membentang dari Bundaran HI hingga ke Stasiun Kota. Kehadirannya diharapkan menjadi tulang punggung transportasi publik Jakarta sekaligus mendorong transformasi kawasan kota tua yang lebih manusiawi dan terintegrasi. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-

MRT Jakarta hadirkan inovasi box jacking di Medan Merdeka Barat, lalu lintas tetap lancar
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
MRT Jakarta hadirkan inovasi box jacking di Medan Merdeka Barat, lalu lintas tetap lancar
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 11:55 WIBElshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A tidak hanya menghadirkan teknologi transportasi modern, tetapi juga inovasi konstruksi yang memungkinkan pekerjaan besar dilakukan tanpa mengganggu aktivitas warga. Salah satunya lewat penerapan metode box jacking di kawasan Medan Merdeka Barat.
Kepala Divisi Project Management for Construction 2 PT MRT Jakarta, Indra Gunawan, menjelaskan bahwa pekerjaan akses menuju Stasiun Monas dikerjakan menggunakan metode tersebut agar lalu lintas tetap normal.
“Kalau orang melintas di Medan Merdeka Barat, mungkin terlihat seolah tidak ada pekerjaan. Padahal di bawah tanah, sambungan antara Jalan Museum hingga Stasiun Monas sudah terhubung berkat box jacking,” ujar Indra saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025)
Metode box jacking memungkinkan konstruksi bawah tanah dilakukan tanpa menggali permukaan jalan secara terbuka, sehingga tidak menimbulkan gangguan signifikan terhadap lalu lintas.
Selain inovasi teknik, Indra menegaskan bahwa keberhasilan menjaga kelancaran arus lalu lintas juga berkat koordinasi erat dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, TransJakarta, hingga pemerintah daerah. Setiap rencana rekayasa lalu lintas dibahas bersama dan harus melalui persetujuan berbagai pihak sebelum diterapkan.
“Misalnya di Jalan Thamrin, kalau memang harus ada pengurangan lajur, itu hanya boleh dilakukan malam hari dengan izin Dishub dan Polda Metro Jaya. Sebelum perubahan trafik dilakukan, kami juga melakukan sosialisasi ke pemilik gedung dan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Koordinasi serupa juga diterapkan di kawasan Glodok. Setelah peringatan 17 Agustus, arus lalu lintas di sekitar lokasi proyek digeser ke sisi barat untuk memberi ruang pembangunan entrance stasiun di sisi timur. Prosesnya pun melewati sidang NRL (Normalisasi Rekayasa Lalu Lintas) bersama Dishub, Polda, TransJakarta, hingga pemerintah kota setempat.
Indra menekankan bahwa prinsip pembangunan MRT Jakarta adalah membawa manfaat. “Kami ingin memastikan pekerjaan besar seperti MRT bisa berjalan dengan tetap menjaga kenyamanan warga. Pembangunan ini untuk Jakarta, jadi prosesnya pun harus memikirkan Jakarta,” tuturnya.
MRT Jakarta Fase 2A akan menghubungkan Bundaran HI hingga Kota Tua, menghadirkan transportasi massal modern sekaligus mempercantik wajah pusat kota tanpa mengorbankan kelancaran mobilitas harian masyarakat. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-

MRT Jakarta perkuat pagar Istana Negara demi keselamatan proyek tunneling
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
MRT Jakarta perkuat pagar Istana Negara demi keselamatan proyek tunneling
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 12:10 WIBElshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta fase 2B kembali menunjukkan keseriusan dalam menjaga keamanan nasional. Di tengah pengerjaan konstruksi terowongan bawah tanah (tunneling) di kawasan Medan Merdeka Barat hingga Jalan Majapahit, MRT Jakarta melakukan langkah strategis berupa perkuatan pagar Istana Negara.
Kepala Divisi Project Management for Constructions 2 MRT Jakarta menjelaskan, langkah ini diambil setelah dilakukan kajian simulasi bersama konsultan keamanan terkait potensi risiko ekstrem, termasuk ancaman ledakan di dalam terowongan.
“Pada saat itu dilakukan kajian simulasi, misalnya jika ada teroris yang meledakkan bom di dalam tunnel. Hasil simulasi menunjukkan dampak terbesar justru pada pagar Istana Negara. Karena itu, kami melakukan perkuatan pagar sebagai langkah mitigasi,” jelasnya.
Simulasi menggunakan perhitungan kekuatan ledakan hingga setara 5–50 TNT, memastikan bahwa desain konstruksi dan area sekitar tetap aman. Perkuatan pagar tersebut telah rampung dan diserahterimakan sebelum peringatan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus lalu.
Selain pengamanan fisik, pekerjaan konstruksi juga dilengkapi sistem monitoring ketat. MRT Jakarta menempatkan sensor untuk mengukur pergeseran tanah, melakukan topografi harian, hingga simulasi skenario darurat. Hal ini penting mengingat jarak terowongan dengan pagar Istana Negara hanya sekitar 4,7 meter.
“Kami tidak hanya fokus pada aspek teknis, tapi juga pada keamanan nasional. MRT Jakarta adalah proyek strategis negara, sehingga setiap risiko sekecil apa pun harus diantisipasi,” tambahnya.
Koordinasi dengan pihak keamanan negara, Kepolisian, hingga instansi terkait terus dilakukan, termasuk penambahan aparat saat terjadi eskalasi demo atau acara kenegaraan.
Dengan pendekatan inovatif, hati-hati, dan penuh tanggung jawab, pembangunan MRT Jakarta membuktikan bahwa infrastruktur modern bisa berjalan sejalan dengan penguatan keamanan strategis nasional. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-

JICA STEP Loan, skema pinjaman lunak Jepang yang dukung pembangunan MRT Jakarta
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
JICA STEP Loan, skema pinjaman lunak Jepang yang dukung pembangunan MRT Jakarta
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:27 WIBElshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta ternyata tidak hanya lekat dengan urusan konstruksi dan transportasi massal, tapi juga melibatkan skema pendanaan yang kompleks. Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, menjelaskan bahwa proyek MRT menjadi salah satu yang pertama di Indonesia menggunakan JICA STEP (Special Terms for Economic Partnership) Loan, sebuah pinjaman lunak dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Ini bisa dibilang pipe loan atau step loan, yaitu pinjaman dengan bunga rendah, masa tenggang panjang, hingga tenor mencapai 40 tahun. Kalau dihitung-hitung, memang murah, tapi tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi,” ujar Riska saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat Selasa (26/7/2029).
Skema Tiga Lapis: Pemerintah Pusat, Pemprov DKI, dan MRT Jakarta
Kemudian Riska mengatakan pinjaman ini bersifat Government-to-Government (G2G). Pihak Indonesia diwakili oleh Kementerian Keuangan, yang kemudian meneruskan pembiayaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Skema ini menjadi unik karena melibatkan tiga level institusi:
– Kementerian Perhubungan sebagai executing agency,
– Pemprov DKI Jakarta sebagai implementing agency,
– BUMD MRT Jakarta sebagai sub-implementing agency.
“Pemprov DKI menanggung 51% pinjaman, sementara 49% sisanya ditopang melalui hibah dari pemerintah pusat. MRT Jakarta sebagai BUMD mendapat mandat langsung untuk melaksanakan proyek, dari pengadaan, kontrak dengan konsultan dan kontraktor, hingga mengoperasikan dan memelihara,” jelas Riska.
Jepang Wajib Terlibat, Lokal Tetap Didorong
Sebagai konsekuensi dari STEP Loan, ada syarat bahwa minimal 30% dari total proyek harus berasal dari Jepang. Bentuk kontribusi ini bisa berupa teknologi, peralatan, maupun tenaga kerja.
“Contohnya, sistem persinyalan CBTC yang kita gunakan berasal dari Jepang, begitu juga mesin bor terowongan (TBM). Tapi bukan berarti industri lokal tidak berperan. Justru 70% sisanya bisa menjadi ruang bagi perusahaan Indonesia untuk berkembang,” kata Riska.
Ia mencontohkan kolaborasi WIKA Kobe, yang kini mampu memproduksi segmen beton untuk terowongan MRT dengan kualitas tinggi berkat transfer teknologi dari Jepang.
Mekanisme Pembayaran: Langsung dari JICA ke Kontraktor
Riska juga menekankan bahwa MRT Jakarta tidak menerima dana tunai dari pinjaman ini. Proses pembayaran dilakukan langsung oleh JICA ke kontraktor atau konsultan setelah melalui verifikasi berlapis oleh MRT Jakarta, Pemprov DKI, dan Kementerian Keuangan.
“Jadi uangnya tetap di Jepang, hanya pencatatannya saja yang masuk ke sistem kita. MRT Jakarta memastikan pekerjaan sesuai kontrak, lalu invoicing diverifikasi, baru JICA yang membayar langsung ke kontraktor,” paparnya.
Standar Proyek Bertaraf Internasional
Dalam melaksanakan proyek, MRT Jakarta juga mengacu pada standar internasional, seperti ISO dan PMBOK. Kompleksitas dan risiko tinggi membuat kontrak menggunakan model design-and-build, agar resiko dapat dialokasikan ke pihak yang paling mampu mengelolanya.
“Intinya, pembangunan MRT bukan hanya soal konstruksi, tapi juga soal bagaimana menata skema pembiayaan yang berkelanjutan, mengelola risiko, dan di saat bersamaan mendorong pertumbuhan industri lokal,” tutup Riska. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-

MRT Jakarta buka jalan industri lokal ke kelas dunia
Sumber: Radio Elshinta/Arie Dwi Prasetyo
MRT Jakarta buka jalan industri lokal ke kelas dunia
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:40 WIBElshinta.com – Pembangunan MRT Jakarta bukan hanya soal menghadirkan moda transportasi modern, tetapi juga menjadi ruang belajar raksasa bagi industri konstruksi dan insinyur Indonesia. Kepala Divisi Engineering MRT Jakarta, Riska Muslimah, menegaskan bahwa proyek ini dirancang agar tidak sekadar membangun infrastruktur, melainkan juga menumbuhkan kapasitas lokal.
“Karena menggunakan skema JICA STEP Loan, ada syarat keterlibatan Jepang minimal 30 persen. Itu bisa berupa teknologi, peralatan, maupun tenaga kerja. Tapi artinya kita masih punya ruang 70 persen untuk mendorong keterlibatan industri dalam negeri,” jelas Riska saat ditemui di Kantor MRT Jakarta Kawasan Jakarta Pusat Selasa (26/7/2029).
Konsorsium Jepang-Lokal
Salah satu syarat dari pemberi pinjaman adalah kontraktor utama harus berasal dari Jepang, baik berdiri sendiri maupun berkolaborasi dengan perusahaan lokal. Skema ini melahirkan konsorsium seperti Shimizu–Adhi Karya Joint Venture (SAGV).
Menurut Riska, pola kerja sama ini justru memberi ruang besar bagi kontraktor Indonesia untuk naik kelas. “Jadi tidak hanya Jepang yang terlibat, tapi juga mitra lokalnya ikut belajar dan mengembangkan kompetensinya,” ujarnya.
Transfer Teknologi Nyata: WIKA Kobe
Contoh paling nyata adalah WIKA Kobe, perusahaan patungan antara PT Wijaya Karya dengan mitra Jepang, yang kini memproduksi segmen beton untuk terowongan MRT.
“Sekarang kualitas segmen tunnelnya WIKA Kobe itu sangat baik. Jepang menanamkan investasi, melakukan knowledge sharing, dan akhirnya kita bisa memproduksi sendiri segmen tunnel dengan standar internasional di Indonesia,” kata Riska.
Ia menilai, inilah bentuk transfer teknologi yang nyata: dari awalnya bergantung pada impor, kini industri lokal bisa berdiri sejajar dengan pemain global.
MRT sebagai Sekolah Infrastruktur
Lebih jauh, Riska menyebut pembangunan MRT sebagai sebuah “sekolah infrastruktur”. Selain insinyur, banyak tenaga kerja Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja dengan standar ISO, PMBOK, dan kontrak rancang-bangun bertaraf internasional.
“Di MRT, kita tidak hanya bicara konstruksi. Kita bicara bagaimana menyusun spesifikasi teknis, dokumen tender, memilih kontraktor, hingga mengalokasikan risiko proyek. Itu semua menjadi proses belajar bagi kita, agar ke depan lebih siap mengelola proyek-proyek besar lainnya,” jelasnya.
Melahirkan Industri Lokal Kelas Dunia
Dengan model pembangunan ini, MRT Jakarta berharap ke depan semakin banyak industri dalam negeri yang bisa ikut tumbuh. “Budaya kolaborasi seperti ini perlu dibangun, supaya industri lokal bisa berkembang menjadi kelas dunia,” tutup Riska. (Arie Dwi Prasetyo)
Sumber : Radio Elshinta
-

Ini penjelasan Polda Metro terkait penangkapan massa aksi di restoran
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Ini penjelasan Polda Metro terkait penangkapan massa aksi di restoran
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Selasa, 26 Agustus 2025 – 22:46 WIBElshinta.com – Polda Metro Jaya menyatakan bahwa sejumlah orang yang diringkus di dalam sebuah restoran di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat pada Senin (25/8) malam adalah massa yang merusak fasilitas umum saat melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI.
Penangkapan orang dalam restoran itu sempat viral di media sosial serta berlangsung rusuh, bahkan pegawai restoran pun ikut melawan dan menghalangi penangkapan oleh petugas kepolisian.
“Bahwa ada beberapa orang yang diamankan dari restoran cepat saji itu adalah orang yang diduga melakukan aksi perusakan secara masif, melawan petugas, melakukan perusakan fasilitas umum,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Awalnya, mereka yang ditangkap telah dipukul mundur oleh aparat dari arah depan Gedung DPR/MPR RI, lalu kabur ke arah restoran tersebut.
“Sebelumnya sudah dipukul mundur oleh petugas. Akhirnya mereka lari ke sana, ke restoran itu, kemudian diambil (ditangkap),” tutur Ade Ary.
Mereka yang ditangkap di dalam restoran itu, termasuk dalam 351 orang yang diamankan aparat saat aksi.
“Jadi kami membenarkan bahwa oran- orang yang diamankan di dalam restoran bagian dari 351 orang tadi,” katanya.
Dalam video viral, nampak aparat terlibat tarik ulur massa pendemo yang intens dengan pegawai restoran. Warga yang kebetulan mengunjungi restoran itu pun berteriak histeris sambil mengabadikan momen itu dengan gawai mereka.
Kepolisian pun mengamankan sebanyak 351 orang buntut aksi massa di depan gedung DPR/MPR RI pada Senin (25/8) malam.
Ke-351 orang itu terdiri dari 155 dewasa dan 196 anak, atau berusia di bawah 18 tahun.
“Mereka yang secara masif diduga melakukan perusakan fasilitas umum kemudian melempari pengendara di jalan tol sehingga membahayakan pengguna jalan, kemudian menyerang petugas,” tuturnya.
Ade Ary menyampaikan bahwa 351 orang itu bukanlah massa aksi yang awalnya hendak menyampaikan pendapat di depan gedung DPR, melainkan massa dari luar yang bertindak destruktif.
Sumber : Antara

