Category: Elshinta.com Ekonomi

  • Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo stabil meski minyak dunia naik

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo stabil meski minyak dunia naik

    Petugas SPBU melayani pengisian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di kota Ambon. ANTARA/ HO- Pertamina Patra Niaga.

    Harga BBM Pertamina, Shell, bp, Vivo stabil meski minyak dunia naik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 16 Juni 2025 – 11:15 WIB

    Elshinta.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina, Shell, Vivo, dan BP pada pekan ketiga Juni 2025 terpantau stabil, meski harga minyak dunia mengalami lonjakan akibat perang Israel-Iran.

    Dikutip dari laman resmi Pertamina di Jakarta, Senin, harga BBM di SPBU Pertamina terpantau stabil apabila dibandingkan dengan awal bulan Juni.

    Rincian harga BBM SPBU Pertamina (Jakarta) adalah sebagai berikut:

    Pertalite: Rp10.000 per liter;

    Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;

    Pertamax: Rp12.100 per liter;

    Pertamax Turbo: Rp13.050 per liter;

    Pertamax Green: Rp12.800 per liter;
    Dexlite: Rp12.740 per liter; dan

    Pertamina Dex: Rp13.200 per liter.

    Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga tidak mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan awal Juni 2025.

    Adapun rincian harga BBM di SPBU Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:

    Super: Rp12.370 per liter;

    V-Power: Rp12.840 per liter;

    V-Power Diesel: Rp13.250 per liter; serta

    V-Power Nitro+: Rp13.070 per liter.

    Selanjutnya, harga BBM di SPBU bp juga stabil sejak awal Juni 2025. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU bp:

    BP Ultimate: Rp12.840 per liter;

    BP 92: Rp12.370 per liter; dan

    BP Ultimate Diesel: Rp13.250 per liter.

    Selaras dengan yang lainnya, harga BBM di SPBU Vivo juga stabil sejak pekan pertama Juni 2025.

    Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:

    Revvo 90: Rp12.260 per liter;

    Revvo 92: Rp12.340 per liter;

    Revvo 95: Rp12.810 per liter; serta

    Diesel Primus Plus: Rp13.210 per liter.

    Sumber : Antara

  • Impor beras versus pengadaan domestik

    Impor beras versus pengadaan domestik

    Petani memasukkan gabah ke dalam karung usai panen di Kota Bengkulu, Bengkulu, Kamis (5/6/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/bar

    Impor beras versus pengadaan domestik
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 15:29 WIB

    Elshinta.com – Jika mau jujur, baru di zaman pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, para menteri atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap produksi, pengadaan dan distribusi pangan utamanya beras, bisa bergerak satu irama dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri.

    Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional dan Badan Urusan Logistik, BPS satu kata, tidak ada impor beras tahun 2025 dan pengadaan beras bulog hanya dilakukan melalui penyerapan hasil panen petani.

    Menteri Pertanian dan Dirut Bulog beserta jajaran all out menyukseskan serapan gabah saat puncak panen 2025. Pemerintah melalui Keputusan Kepala Bapanas No 14/2025, memberlakukan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg tanpa syarat kualitas dan rafraksi.

    Inilah salah satu bentuk konkret kehadiran dan keberpihakan pemerintah terhadap petani di lapangan. Selama 20 tahun terakhir ini, pemerintah lebih banyak berbisnis dengan petani, melalui importasi beras dan menjualnya di dalam negeri.

    Paling tidak dalam dua puluh tahun ini dalam hal ini 10 tahun pemerintahan SBY dan 10 tahun pemerintahan Jokowi, pemerintah berbisnis dengan rakyatnya.

    Berbagai argumen dikemukakan antara lain produksi beras dalam negeri tidak mencukupi, cadangan beras untuk operasi pasar sangat terbatas, gejolak harga beras medium di pasaran, antisipasi terjadinya bencana, dengan berbagai data dan informasi pendukungnya.

    Data BPS, data dan informasi harga beras medium di pasaran, prediksi musim kemarau akan berdampak terhadap penurunan produksi padi.

    Pemerintah perlu stok beras untuk mitigasi kalau terjadi bencana. Opini media cetak maupun elektronik serta diskursus untuk membangun ketakutan akan pasokan beras dalam negeri terus didengungkan.

    Patut diduga selama dua puluh tahun tersebut, ada aktor intelektual dan para pemburu rente yang bermain dalam impor beras. Penggiringan opini tentang perlunya impor beras inilah yang akhirnya digunakan sebagai salah satu argumen pemerintah untuk melakukan impor beras.

    Kementerian yang bertanggung jawab terhadap monitoring harga dan cadangan beras bukannya meyakinkan pemerintah, tetapi cenderung tidak melakukan penguatan bahwa produksi padi dalam negeri mencukupi. Ultimate goalnya adalah impor beras. Pertanyaan fundamentalnya, mengapa ini terus terjadi dalam waktu lama dan rakyat utamanya petani terus dikorbankan?

     

    Politik dan bisnis

    Mengapa impor beras berlangsung lebih dari 20 tahun? Patut diduga banyaknya kepentingan yang bermain merupakan jawaban konkretnya.

    Negara produsen beras tentu menjadi magnet bagi para pemburu rente untuk mengeruk keuntungan yang sangat dahsyat.

    Sebagai ilustrasi, harga beras medium poles per 18 Mei 2025 mencapai Rp 62 500 per 5 kilogram (Rp12500/kg), sementara harga beras 5 persen broken bervariasi antara 500-550 dolar AS per ton di pasar internasional (dengan kurs 18 Mei 2025 Rp16488,59/dolar AS), maka harga beras impor per kilogram antara Rp8244-Rp9068.

    Terdapat selisih harga antara Rp3432-Rp4256 per kg dibandingkan harga beras medium domestik.

    Jika impor dilakukan sebanyak 2,25 juta ton, maka terdapat selisih harga antara Rp7699-Rp9576 triliun, suatu angka yang menggiurkan bagi banyak orang, tanpa berfikir dampak buruknya bagi petani dan ketahanan produksi nasional.

    Perbandingan tersebut makin lebih dahsyat, karena beras pecah 5 persen termasuk beras premium. Tentu harganya lebih tinggi dan menguntungkan bagi importir.

    Bukti bahwa kebijakan impor beras sarat dengan muatan kepentingan terlihat dari harga beras yang turun saat Indonesia tidak mengimpor beras pada 2025. Patut diduga, ada konspirasi antara pemburu rente dan pedagang beras di Vietnam atau Thailand.

    Fenomena ini menunjukkan kepada semua, bahwa impor beras lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya. Manfaat itu lebih dinikmati para pemburu rente yang tega mengorbankan petani sebagai pilar penyedia pangan negara.

    Keuntungan yang sangat dahsyat tersebut menjadikan banyak pihak berminat untuk melanggengkan impor beras.

    Itulah sebabnya, ketika jelang musim kemarau diskursus tentang kekeringan, el nino, gagal panen, puso dan harga beras medium naik menjadi topik aktual yang mengemuka di media masa.

     

    Importasi beras

    Kebijakan yang kurang berpihak pada petani mengutamakan importasi beras dibandingkan memprioritaskan penyerapan produksi dalam negeri secara kasat mata dan apriori merupakan bentuk konkretnya.

    Sebagai contoh kasus, bangsa ini mungkin bisa belajar dari situasi yang terjadi pada tahun 2018 dimana pemerintah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton di luar beras khusus.

    Padahal pada tahun tersebut, produksi padi Indonesia mencapai angka tertinggi dalam sejarah. FAO melaporkan Indonesia memproduksi 56,54 Juta ton GKG (setara 33,94 juta ton).

    Tahun 2018 merupakan puncak produksi karena kinerja Upaya Khusus (UPSUS) bekerja sama dengan MABES Angkatan Darat dan Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota mencapai titik kulminasinya.

    Semua bergerak dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota. Saat itu salah satu Penulis menjabat sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan melihat dari citra satelit SPOT 5 maupun LANDSAT tutupan lahan didominasi oleh padi.

    Data dan Informasi ini tervalidasi di lapangan, sehingga saat itu penulis dengan percaya diri menjelaskan di depan DPR dalam hal ini Komisi IV sebagai mitra kerja.

    Sayang, meskipun DPR sudah yakin, tetapi Pemerintah tetap mengimpor beras medium 2,25 juta ton. Ironis memang, tetapi itulah realitanya yang harus dihadapi.

    Sebagai insan yang berkecimpung dengan petani untuk berproduksi, sakit rasanya dan sesak dada ini. Tapi apalah daya, pengambil kebijakan memutuskan untuk mengimpor beras. Importasi saat itu diputuskan sepihak, karena Menteri Pertanian saat itu tidak setuju.

    Dari situasi ini, paling tidak ada tiga implikasi yang harus diderita petani Indonesia yakni (i) harga gabah di tingkat petani anjlok saat panen raya; (ii) volume pembelian gabah petani oleh Bulog rendah; (iii) stok beras dalam negeri berlebih, sehingga beras Bulog yang disimpan terlalu lama mengalami penurunan mutu dan tidak layak dikonsumsi.

    Untuk memperkuat argumen impor beras, sejak awal dilakukan koreksi luas baku lahan sawah. Meskipun di lapangan banyak ditemukan ketidakakuratannya, tetapi luas baku lahan sawah BPN (2018) yang dipakai pemerintah saat itu untuk menentukan produksi, kecukupan beras, dan impor.

    Ada Kabupaten di Sumatra Selatan areal sawahnya hilang 6000 hektare lebih. Bahkan Jawa Timur waktu itu data luas sawahnya meningkat 300.000 hektare, suatu hal yang tidak masuk logika akal sehat. Selain tidak ada cetak sawah baru, juga alih fungsi lahan sawah untuk non sawah terus meningkat.

    Pemerintah saat Itu, melalui BPN dan atas masukan data dari BIG, Lapan, BPS, dan Bappenas memutuskan angka 7.105.145 hektare dari semula angka BPN (2013) 7.750.999 hektare.

    Provinsi dan Kabupaten/Kota saat itu mengajukan protes karena tidak sesuai kondisi lapangan. Akhirnya pada 2019 luas baku sawah yang tervalidasi oleh BPN menjadi 7,46 juta hektare.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa data luas sawah baku rawan “digoreng” demi kepentingan pihak tertentu utamanya yang menginginkan impor beras secara berkelanjutan.

    Bukti lain bahwa kebijakan impor beras sarat dengan muatan kepentingan terlihat dari harga beras yang turun saat Indonesia tidak mengimpor beras tahun 2025.

    Walaupun, situasi dibuat heboh dengan data keluar masuk beras di Pasar Tjipinang yang diungkapkan oleh Mentan yang menyebabkan harga beras ada kenaikan walaupun Mentan juga mengumumkan bahwa stok beras 4 juta ton. Disinyalir ada permainan mafia beras.

    Pertanyaannya, bagaimana memutus jalur dan mafia lingkaran setan impor beras yang selama ini terus terjadi dan bahkan semakin merajalela?

    Diperlukan satu komando dalam pengadaan gabah dalam negeri dengan segala risikonya merupakan solusi mendasarnya.

    Serap gabah petani

    Keputusan fundamental untuk menyerap gabah petani at all cost merupakan keputusan satu komando yang perlu diapresiasi, karena tingkat ketidakpastian iklim sangat tinggi sebagai dampak perubahan iklim.

    Tentu ada risiko yang harus diambil pemerintah. Itu sangat wajar, begitulah bentuk konkret di lapangan bahwa Pemerintah hadir dan tidak membiarkan petani berjuang sendiri dipermainkan tengkulak.

    Faktanya, pemerintah mampu menyerap gabah secara maksimal, dan hampir tidak terdengar harga gabah anjlok di lapangan.

    Kalaupun Pemerintah dalam hal ini Bulog merugi sedikit, itu sangat wajar, karena selama 20 tahun lebih pemerintah menikmati keuntungan dari impor beras yang menyengsarakan petani.

    Mitigasi risiko Bulog harus dilakukan agar tidak mengalami kerugian lebih besar. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain, Bulog membeli gabah kering panen atau gabah kering giling dan dikeringkan sampai kadar air kering simpan, sehingga mutunya tidak akan turun sekalipun disimpan dalam waktu satu tahun.

    Bulog harus memaksimalkan silo silo yang dimiliki, sehingga kapasitas simpan gabah Bulog lebih besar. Secara bertahap Bulog harus menyerap langsung dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau kelompok tani (Poktan) agar harga beli Bulog dinikmati langsung petani bukan oleh pihak ketiga.

    Pengadaan penggilingan padi moderen yang mampu menghasilkan 6 derivat gabah, memungkinkan nilai tambah yang diperoleh Bulog lebih baik.

    Mengapa selama ini Bulog hanya menghasilkan beras, padahal Wilmar Padi Nusantara mampu menghasilkan menir, bekatul, sekam, oil rice brand dan masih banyak lagi, sehingga pendapatannya lebih baik dan bisa di share ke petani.

    Ingat rata rata lahan garapan petani hanya 0,3 hektare, sehingga tanpa ada tambahan pendapatan lain dari harga gabah, maka dipastikan petani akan sulit mencapai kesejahteraan hidup.

    *) Gatot Irianto adalah Analis Kebijakan Ahli Utama, Kementan; Muhrizal Sarwani adalah Peneliti/Analis Asosiasi Peneliti Pertanian Indonesia (APPERTANI); dan Destika Cahyana adalah Peneliti BRIN.

    Sumber : Antara

  • Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Arsip foto – Pedagang melayani pembeli sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (1/8/2024). ANTARA FOTO/Reno Ensir.

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.090 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.843 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp48.536 per kg turun dari sebelumnya Rp52.557 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.552 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.712 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.684 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.998 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.594 per kg turun dari sebelumnya Rp12.551 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.763 per kg turun dari sebelumnya Rp6.119 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.803 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.879 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.180 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.206 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.479 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.319 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.485 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.200 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp134.027 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.447 per kg, daging ayam ras Rp33.793 per kg turun dari sebelumnya Rp34.921 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.602 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.248 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.274 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.170 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.811 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.238 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.643 per liter; Minyakita di harga Rp17.272 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.554 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.633 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.781 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.758 per kg turun dari sebelumnya Rp13.009 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp40.342 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp41.191 per kg; ikan tongkol di harga 32.608 per kg turun dari sebelumnya Rp34.324 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp32.658 per kg turun dari sebelumnya Rp34.611 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.669 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.231 per kg turun dari sebelumnya Rp105.092 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp139.375 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.385 per kg.

    Sumber : Antara

  • Polisi sebut dua WN Australia jadi korban penembakan di Badung

    Polisi sebut dua WN Australia jadi korban penembakan di Badung

    Kepala Kepolisian Resor Badung AKBP M Arif Batubara memberikan keterangan terkait dengan dugaan penembakan WNA Australia di vila Casa Santisya 1, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Sabtu (14/6/2025). ANTARA/Rolandus Nampu

    Polisi sebut dua WN Australia jadi korban penembakan di Badung
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 17:25 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian Resor Badung, Bali menyebutkan dua warga negara asing asal Australia menjadi korban penembakan orang tak dikenal di vila Casa Santisya 1, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, pada Sabtu dini hari tadi, sekitar pukul 00.15 Wita.

    Kepala Kepolisian Resor Badung AKBP M Arif Batubara di Badung, Bali, Sabtu mengatakan dua orang korban berinisial ZR dan SG. Keduanya berkewarganegaraan Australia yang tinggal dalam satu vila.

    “Iya, ada laporan ke kami terkait peristiwa tersebut, tetapi sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan olah TKP, kemudian mencari saksi-saksi di lapangan,” kata Arif.

    Dari kedua korban tersebut, ZR dinyatakan meninggal dunia. Sementara, SG masih dirawat di RSUP Prof Ngoerah/Sanglah Denpasar, Bali.

    “Laporan sementara yang kita terima ZR ini meninggal dunia.Yang satu korbannya tidak terlalu parah cuman mungkin ada bekas pukulan,” katanya.

    Arif menjelaskan hingga kini penyidik dari Polda Bali dan Polres Badung masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tersebut dengan memeriksa saksi-saksi dan bukti terkait peristiwa tersebut.

    Untuk motifnya sendiri, kata dia, belum bisa dipastikan karena penyidik masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Begitu pula kronologi peristiwa tersebut.

    Yang jelas, kata dia, terjadi penembakan terhadap korban di dalam sebuah vila.

    “Saya belum bisa memastikan itu motifnya apa dan lainnya sebagainya karena kita juga masih Penyelidikan. Tetapi, kalau sudah terang benderang pasti saya informasikan,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.798 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.018 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp50.523 per kg turun dari sebelumnya Rp51.861 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.755 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.723 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.917 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.992 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.516 per kg turun dari sebelumnya Rp12.566 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.991 per kg turun dari sebelumnya Rp6.186 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.878 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.829 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp40.041 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.045 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.293 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.478 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp45.066 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.621 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.278 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.091 per kg, daging ayam ras Rp34.415 per kg turun dari sebelumnya Rp35.043 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.994 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp29.222 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.510 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp18.482 per kg. Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.591 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.835 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.462 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.678 per liter; Minyakita di harga Rp17.460 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.534 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.737 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.787 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.850 per kg turun dari sebelumnya Rp13.005 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp41.972 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.727 per kg; ikan tongkol di harga 34.331 per kg naik dari sebelumnya Rp33.952 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.344 per kg turun dari sebelumnya Rp34.361 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.646 per kg naik tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.644 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp104.919 per kg turun dari sebelumnya Rp105.402 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp136.818 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.488 per kg.

    Sumber : Antara

  • Konsistensi dan strategi jangka panjang adalah kunci transformasi ekonomi

    Konsistensi dan strategi jangka panjang adalah kunci transformasi ekonomi

    Sumber foto: Radio Elshinta/ ADP

    BRAINS Partai Demokrat: Konsistensi dan strategi jangka panjang adalah kunci transformasi ekonomi
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 10:37 WIB

    Elshinta.com – Diskusi publik yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) Partai Demokrat (13/6/2025) membahas tentang bagaimana Indonesia bisa belajar dari sejumlah kunci sukses transfromasi ekonomi China. Dalam acara yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Partai Demorkat Herman Khaeron tersebut, hadir sejumlah pakar makro ekonomi dan pakar hubungan internasional Profesor Zhang Shaoan dan Profesor Liu Aming dari Shanghai Academy of Social Sciences, China. 

     

    Dalam penjelasannya, Prof Zhang Shao’an menekankan bahwa keberhasilan transformasi ekonomi China tidak terjadi secara instan, melainkan hasil dari visi jangka panjang dan kepemimpinan yang konsisten. “China tidak pernah membangun ekonominya secara serampangan. Sejak 1978, kami mulai dengan reformasi bertahap dan realistis. Deng Xiaoping memulai langkah besar dengan Gaige Kaifang, lalu kami terus menyesuaikan kebijakan berdasarkan hasil di lapangan,” ujar Zhang.

     

    Selanjutnya, Prof Liu Aming yang juga dari Shanghai Academy of Social Sciences, China, menguraikan bagaimana China membuka diri terhadap investasi asing melalui pembentukan Special Economic Zones (SEZs) yang dirancang untuk menjadi laboratorium liberalisasi ekonomi. “Shenzhen adalah contoh nyata bagaimana kebijakan yang tepat bisa mengubah desa nelayan menjadi kota industri global. Kuncinya adalah keterbukaan terhadap investasi dan regulasi yang mendukung inovasi,” kata Prof Liu.

     

    Sementara itu, Kepala BRAINS Partai Demorkat Ahmad Khoirul Umam, PhD, menyambung urgensi tersebut dalam konteks Indonesia. “Pelajaran penting dari China adalah kesinambungan. Indonesia harus memastikan stabilitas politik dan arah pembangunan ekonomi yang tidak berubah setiap lima tahun. Kita butuh institusi yang kuat, perencanaan jangka panjang, dan komitmen lintas rezim,” jelas Umam.

     

    Menambahkan dari sisi legislatif, Dr. Sartono menyampaikan bahwa komitmen pemimpin dan konsistensi kebijakan adalah syarat utama agar reformasi ekonomi tidak terhambat oleh kepentingan jangka pendek. “Kalau kita ingin transformasi ekonomi berjalan, jangan ada tarik ulur kebijakan setiap ganti pemerintahan. Dibutuhkan komitmen pemimpin dan arah kebijakan yang konsisten, bukan populisme sesaat,” tegas Sartono.(ADP)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Indonesia perlu tata kelola modern dan deregulasi untuk Gaet Investasi Globa

    Indonesia perlu tata kelola modern dan deregulasi untuk Gaet Investasi Globa

    Sumber foto: Radio Elshinta/ ADP

    BRAINS Partai Demokrat: Indonesia perlu tata kelola modern dan deregulasi untuk Gaet Investasi Globa
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Dalam upaya merumuskan strategi ekonomi nasional yang lebih adaptif dan progresif, Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) Partai Demokrat menggelar diskusi publik bertajuk transformasi ekonomi Indonesia dengan menyoroti keberhasilan China sebagai studi komparatif, Kamis (13/6/2025). Acara yang dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron, ini menghadirkan dua pakar terkemuka dari Shanghai Academy of Social Sciences, China, yaitu Profesor Zhang Shaoan dan Profesor Liu Aming, yang berbagi perspektif tentang fondasi kebangkitan ekonomi Tiongkok dari negara agraris menjadi kekuatan ekonomi global.

     

    Menurut Profesor Zhang Shaoan, setiap negara yang ingin melakukan transformasi ekonomi harus memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif dengan fokus pada sektor prioritas negara. “Transformasi ekonomi negara membutuhkan langkah deregulasi untuk gaet investasi global. Investor akan menilai dan menyampaikan kepada dunia jika kualitas pasar dan layanan investasi kita sesuai dengan kepentingan bisnis, yang membutuhkan kepastian dan kecepatan,” katanya. 

     

    Menanggapi itu, Kepala BRAINS Partai Demorkat Ahmad Khoirul Umam, PhD menegaskan bahwa Indonesia juga harus membuka diri dengan cara memperbaiki iklim regulasi dan birokrasi yang efisien. “Kita tidak bisa menarik investasi global jika investor melihat kita tidak siap. Indonesia butuh terus memperbaiki kualitas deregulasi, bukan hanya dalam bentuk kebijakan, tapi juga perubahan budaya birokrasi agar investor merasa dipermudah, bukan dipersulit,” ujar Umam.

     

    Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Sartono menambahkan bahwa keberhasilan kebijakan ekonomi akan bergantung pada ketegasan politik dalam menjamin stabilitas regulasi. “Kita harus menunjukkan kepada investor bahwa arah kebijakan ekonomi Indonesia tidak akan berubah-ubah,” tandasnya. Sartono melanjutkan, kepercayan pasar hanya tumbuh dari konsistensi dan kepemimpinan kolektif yang kredibel.(ADP)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Transformasi ekonomi perlu infrastruktur dan SDM unggul

    Transformasi ekonomi perlu infrastruktur dan SDM unggul

    Sumber foto: Radio Elshinta/ ADP

    BRAINS Demokrat: Transformasi ekonomi perlu infrastruktur dan SDM unggul
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Belajar dari China, keberhasilan transformasi ekonomi harus didasarkan pada pentingnya pembangunan infrastruktur dan juga kualitas sumber daya manusia dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang. Hal itu terungkap dalam diskusi publik yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) Partai Demokrat (13/6/2025), yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Herman Khaeron, dengan menghadirkan akademisi terkemuka Profesor Zhang Shao’an, pakar ekonomi makro China, dan Profesor Liu Aming, pakar hubungan internasional, dari dari Shanghai Academy of Social Sciences, China.  

     

    Menurut Profesor Zhang, salah satu fondasi kesuksesan ekonomi China adalah investasi besar-besaran dalam infrastruktur fisik dan pendidikan. “Kami bangun jalan, pelabuhan, dan kereta cepat bukan sekadar proyek. Itu adalah fondasi pertumbuhan. Tapi jangan lupa, China juga berinvestasi besar di sains, teknologi, dan universitas. Itu sebabnya kami bisa masuk ke ekonomi digital dan industri strategis,” ujar Prof Zhang.

     

    Kepala BRAINS Partai Demokrat Umam pun menyambut dengan menekankan bahwa Indonesia harus membangun manusia unggul bersamaan dengan infrastruktur keras. “Transformasi tidak hanya soal bangunan fisik, tapi juga membangun manusia yang cerdas dan berdaya saing global. Kita butuh roadmap yang tidak berubah setiap siklus politik. Transformasi ekonomi itu maraton, bukan sprint,” ujarnya.

    Bahkan, lanjut Umam, penelitian disertasi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menekankan tentang pentingnya faktor kualitas sumber daya manusia dalam transformasi ekonomi bangsa. “Kita butuh universitas kelas dunia, sistem riset yang mumpuni, dan orientasi industri berbasis inovasi,” tegas Umam.

     

    Menutup sesi, Dr. Sartono menekankan bahwa tanpa komitmen jangka panjang dari para pemangku kepentingan, pembangunan SDM dan infrastruktur hanya akan menjadi proyek musiman. “Transformasi ekonomi hanya bisa dicapai jika kita memiliki satu visi yang kuat dalam menjaganya,” ujar Sartono.(ADP)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Petani Lebak kembangkan perkebunan kakao untuk penuhi pasar

    Petani Lebak kembangkan perkebunan kakao untuk penuhi pasar

    Harga kakao kering di tingkat penampung di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak saat ini Rp70 ribu per kilogram, padahal empat bulan lalu mennembus Rp100 ribu per kilogram. ANTARA/Mansur

    Petani Lebak kembangkan perkebunan kakao untuk penuhi pasar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan perkebunan kakao atau coklat untuk memenuhi permintaan pasar sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

    “Kita menanam perkebunan kakao di lahan seluas dua hektare,” kata Didi Supriyadi (58) seorang petani di Warunggunung Kabupaten Lebak, Sabtu.

    Harga komoditas kakao saat ini di pasaran relatif baik dan cukup menggiurkan, bahkan hingga empat bulan menembus di atas Rp100 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga coklat di tingkat penampung berkisar antara Rp20-30 ribu per kilogram.

    Karena itu, dirinya melakukan penanaman perkebunan kakao guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat mulai petani, buruh perawat tanam, buruh pemetik, buruh panggul hingga pengemudi.

    “Kami berharap produksi perkebunan coklat itu mulai usia dua tahun sudah bisa menghasilkan ekonomi,” katanya.

    Suryadi (50) seorang petani Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan perkebunan kakao di lahan seluas 1 hektare karena harga coklat di pasaran relatif baik. Sebelumnya, dirinya memiliki perkebunan kakao sebanyak 30 pohon dan bisa menghasilkan pendapatan Rp10 juta/tahun.

    Kami sekarang menanam kakao di atas 200 pohon dengan benih berkualitas,” katanya. Budi (40) seorang penampung hasil komoditas perkebunan di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan saat ini harga kakao kering ditampung dengan harga Rp 70 ribu, padahal sebulan lalu menembus Rp110 ribu per kg.

    Selama ini, harga coklat di pasaran mulai turun karena diberbagai daerah di Indonesia memasuki musim panen.

    “Semua komoditas coklat yang ditampung dari petani lokal itu dipasok ke luar daerah,” kata Budi.

    Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan produksi kakao di daerah itu mencapai 2.280 ton per tahun dari lahan seluas 5.752 hektare, sehingga perlu dikembangkan guna memenuhi ketersediaan pasar dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

    Perkebunan kakao cukup mudah dan tidak begitu banyak perawatan, sehingga berpeluang untuk menjadi andalan ekonomi keluarga petani.

    “Kita berharap ke depannya Lebak menjadi daerah penghasil komoditas kakao dengan lahan luas,” katanya. 

    Sumber : Antara

  • Emas Pegadaian terus naik, hari ini ada yang tembus Rp2,006 juta/gram

    Emas Pegadaian terus naik, hari ini ada yang tembus Rp2,006 juta/gram

    Pekerja menunjukkan emas yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam) di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/YU/pri.

    Emas Pegadaian terus naik, hari ini ada yang tembus Rp2,006 juta/gram
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Harga emas yang dikutip dari laman resmi Pegadaian, Sabtu (14/6) menunjukkan tiga produk logam mulia, yakni buatan Antam, UBS dan Galeri24 terus mengalami kenaikan harga jual empat hari beruntun. Emas Antam naik lagi Rp24.000, sehingga harga emas Antam dibanderol dari semula Rp1.982.000 menjadi Rp2.006.000 per gram.

    Begitu pula emas Galeri24 yang turut naik yang pada awalnya dijual di harga Rp1.910.000 menjadi Rp1.932.000 per gram. Sementara emas UBS naik Rp16.000 yang pada awalnya dijual di harga Rp1.924.000 menjadi Rp1.940.000 per gram. Emas buatan Antam dan Galeri24 dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 1.000 gram atau 1 kilogram. Sementara emas UBS dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 500 gram.

    Berikut daftar lengkap harga emas masing-masing produk:

    Harga emas Antam:

    – Harga emas Antam 0,5 gram: Rp1.055.000

    – Harga emas Antam 1 gram: Rp2.006.000

    – Harga emas Antam 2 gram: Rp3.950.000

    – Harga emas Antam 25 gram: Rp48.714.000

    – Harga emas Antam 50 gram: Rp97.347.000

    – Harga emas Antam 100 gram: Rp194.613.000

    – Harga emas Antam 250 gram: Rp486.260.000

    – Harga emas Antam 500 gram: Rp972.303.000

    – Harga emas Antam 1000 gram: Rp1.944.565.000.⁠

    Harga emas UBS:

    – Harga emas UBS 0,5 gram: Rp1.049.000

    – Harga emas UBS 1 gram: Rp1.940.000

    – Harga emas UBS 2 gram: Rp3.850.000

    – Harga emas UBS 5 gram: Rp9.512.000

    – Harga emas UBS 10 gram: Rp18.924.000

    – Harga emas UBS 25 gram: Rp47.216.000

    – Harga emas UBS 50 gram: Rp94.238.000

    – Harga emas UBS 100 gram: Rp188.402.000

    – Harga emas UBS 250 gram: Rp470.864.000

    – Harga emas UBS 500 gram: Rp940.617.000

    Harga emas Galeri24:

    – Harga emas Galeri24 0,5 gram: Rp1.013.000

    – Harga emas Galeri24 1 gram: Rp1.932.000

    – Harga emas Galeri24 2 gram: Rp3.805.000

    – Harga emas Galeri24 5 gram: Rp9.443.000

    – Harga emas Galeri24 10 gram: Rp18.834.000

    – Harga emas Galeri24 25 gram: Rp46.969.000

    – Harga emas Galeri24 50 gram: Rp93.863.000

    – Harga emas Galeri24 100 gram: Rp186.632.000

    – Harga emas Galeri24 250 gram: Rp468.847.000

    – Harga emas Galeri24 500 gram: Rp937.232.000

    – Harga emas Galeri24 1.000 gram: Rp1.874.462.000.

    Sumber : Antara