Category: Elshinta.com Ekonomi

  • Indonesia bahas tarif resiprokal dengan negara ASEAN lainnya

    Indonesia bahas tarif resiprokal dengan negara ASEAN lainnya

    Presiden Prabowo Subianto bahas resiprokal dengan pemimpin ASEAN seperti Malaysia. Foto: Setpres

    Indonesia bahas tarif resiprokal dengan negara ASEAN lainnya
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Sabtu, 05 April 2025 – 16:50 WIB

    Elshinta.com Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin empat negara anggota ASEAN lainnya yaitu Malaysia, Brunei, Filipina dan Singapura, berkomunikasi untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik dari Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

    Seperti diketahui, Rabu (2/4/2025) lalu, Trump mengumumkan penerapan tarif minimal 10 persen terhadap semua impor barang dari seluruh dunia, termasuk Indonesia yang dikenakan tarif impor 32%.

    Dalam menghadapi hal tersebut, Prabowo melakukan telewicara dan bertukar pandangan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

    “Hari ini saya berkesempatan melakukan diskusi melalui telepon dengan para pemimpin negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Singapura, untuk memperoleh pandangan dan mengoordinasikan tanggapan bersama mengenai masalah tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS),” ujar Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam akun Instagram @anwaribrahim_my, dikutip Sabtu (5/4/2025).

    Ia juga mengatakan bahwa pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang akan digelar pada Minggu depan akan menindaklanjuti pembicaraan terkait solusi terbaik menghadapi penerapan tarif resiprokal AS tersebut.

    “Insyaallah, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN minggu depan akan terus membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara anggota,” sambungnya.

    Tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap negara-negara ASEAN yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam 24%, Filipina 17%, Singapura 10%, Kamboja 49%, Laos 48%, Vietnam 46%, Myanmar 44% dan Thailand 36%.

    Penulis: Hutomo Budi/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Apa itu kebijakan tarif Trump dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

    Apa itu kebijakan tarif Trump dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia?

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Apa itu kebijakan tarif Trump dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia?
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 21:24 WIB

    Elshinta.com – Pada 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang mengejutkan dunia.

    Dalam pidatonya, ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari Liberation Day, strategi besar untuk membebaskan ekonomi Amerika dari ketergantungan pada impor.

    Semua barang impor kini dikenai tarif dasar sebesar 10 persen, tetapi negara-negara dengan defisit perdagangan besar terhadap AS mendapat tarif tambahan.

    Indonesia termasuk dalam daftar yang terkena dampak terbesar dengan tarif mencapai 32 persen.

    Bagi eksportir Indonesia, ini bukan sekadar angka di atas kertas. Industri tekstil, alas kaki, furnitur, karet, hingga perikanan selama ini mengandalkan pasar AS sebagai salah satu tujuan utama ekspor.

    Tarif baru ini berpotensi membuat produk Indonesia kehilangan daya saing, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara yang dikenai tarif lebih rendah.

    Sebagai contoh, Brasil hanya dikenai tarif 10 persen, sementara negara penghasil kakao seperti Pantai Gading dan Ghana mendapat tarif 21 dan 10 persen.

    Dampak kebijakan tarif itu tidak seragam bagi semua sektor. Bagi industri alas kaki, yang sekitar 40 persen produknya diekspor ke AS, kebijakan ini bisa menjadi pukulan berat. Harga jual yang lebih tinggi akibat tarif impor dapat membuat produk Indonesia kalah bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam dan Meksiko.

    Namun, bagi sektor perikanan, terutama ekspor udang, ada peluang tersembunyi. Vietnam, yang selama ini menjadi pesaing utama Indonesia di sektor ini, dikenai tarif lebih tinggi, yaitu 46 persen.

    Dengan strategi yang tepat, eksportir Indonesia justru bisa merebut pangsa pasar dari negara pesaing yang lebih terdampak.

    Reaksi pasar terhadap kebijakan ini diperkirakan akan cukup cepat. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengingatkan potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada fase bearish (pelemahan) pascapenerapan tarif impor oleh Presiden Donald Trump.

    Bahkan, ia memproyeksikan IHSG berpotensi melemah signifikan sebesar 2- 3 persen pada Selasa (8/4), atau hari pertama perdagangan Bursa setelah libur panjang memperingati Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Namun, jika dibandingkan dengan kejutan ekonomi besar lainnya, penurunan ini relatif terkendali. Hal ini disebabkan oleh kesiapan pelaku pasar yang sudah mengantisipasi langkah Trump sejak awal 2025.

    Ketika presiden AS memberi sinyal proteksionisme, investor mulai melakukan pergeseran portofolio. Mereka mengurangi eksposur terhadap sektor manufaktur berbasis ekspor dan beralih ke sektor berbasis domestik seperti infrastruktur dan konsumsi.

    Akibatnya, tidak ada kepanikan besar di pasar saham. Pelaku pasar yang lebih peka sudah mengurangi risiko jauh sebelum kebijakan ini diumumkan.

    Jalan Tengah

    Pemerintah Indonesia pun mulai mengambil langkah strategis. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan negosiasi ulang dengan AS untuk mencari jalan tengah terkait kebijakan tarif ini.

    Pertanyaannya, apakah ini cukup untuk mengatasi dampak jangka panjangnya? Jika Indonesia hanya bereaksi tanpa strategi jangka panjang, maka kita akan terus berada dalam posisi defensif.

    Salah satu langkah yang perlu segera dilakukan adalah meningkatkan efisiensi logistik dalam negeri. Saat ini, biaya logistik di Indonesia masih berkisar 14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di kawasan.

    Jika inefisiensi ini bisa ditekan, maka eksportir masih memiliki peluang untuk menjaga daya saing meskipun menghadapi kenaikan tarif impor di AS.

    Selain itu, kebijakan tarif baru ini juga membuka peluang di sektor investasi. Yang jarang disadari banyak pihak adalah kebijakan proteksionis AS akan menggeser rantai pasok global.

    Perusahaan-perusahaan multinasional yang sebelumnya beroperasi di Vietnam atau Tiongkok kini mungkin mencari lokasi produksi baru yang lebih stabil dan tidak terkena dampak langsung dari kebijakan Trump.

    Indonesia bisa menjadi kandidat utama bagi pergeseran investasi ini, tetapi hanya jika kita mampu bertindak cepat dan menyediakan ekosistem investasi yang menarik.

    Investor global saat ini mencari negara dengan stabilitas ekonomi, kepastian regulasi, dan insentif yang menarik.

    Jika Indonesia dapat memberikan jaminan tersebut, ada peluang besar untuk menarik gelombang investasi manufaktur yang sebelumnya dialokasikan ke negara lain.

    Tentu saja ini tidak akan terjadi secara otomatis. Pemerintah harus segera merancang kebijakan yang mendukung, mulai dari reformasi regulasi hingga pemberian insentif fiskal bagi investor yang ingin membangun fasilitas produksi di Indonesia.

    Selain investasi, strategi diversifikasi pasar juga menjadi kunci dalam menghadapi dinamika perdagangan global.

    Ketergantungan terhadap pasar AS harus dikurangi dengan memperkuat ekspor ke kawasan lain, seperti Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Saat ini, beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika menunjukkan peningkatan permintaan terhadap produk manufaktur dan komoditas dari Asia.

    Jika Indonesia dapat membangun hubungan dagang yang lebih kuat dengan negara-negara ini, dampak dari kebijakan tarif AS dapat lebih diminimalisasi.

    Dalam jangka panjang, kebijakan tarif ini mengajarkan satu hal penting: bahwa dunia perdagangan global semakin tidak dapat diprediksi.

    Dulu, banyak negara percaya bahwa liberalisasi perdagangan adalah arah masa depan yang tidak bisa dibendung. Namun, kebijakan Trump membuktikan bahwa proteksionisme masih bisa muncul kapan saja dan mengubah lanskap ekonomi dunia.

    Jangan Panik

    Bagi Indonesia, ini bukan saatnya untuk panik, melainkan waktu untuk bertindak dengan strategi yang tepat.

    CEO Indonesian Business Council (IBC) Sofyan Djalil menyampaikan usulan langkah strategis yang dapat diambil pemerintah, mencakup fokus pada upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan memberikan dukungan kepada industri yang terdampak, termasuk di dalamnya UMKM yang merupakan bagian dari mata rantai industri ekspor.

    Upaya ini perlu didukung dengan kebijakan yang kondusif, kepastian regulasi, dan reformasi struktural dalam kemudahan berbisnis. Langkah ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas nasional dan daya saing ekspor.

    Kemudian, pemerintah harus mengambil langkah renegosiasi dengan pemerintah AS dan mengkaji kembali kerangka perjanjian dagang antara kedua negara, untuk mengupayakan penerapan tarif yang lebih adil dan berimbang.

    Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan hubungan dagang yang telah berlangsung, tapi juga memperluas potensi penguatan perdagangan melalui penguatan diplomasi dagang yang aktif.

    Pemerintah juga perlu mengambil langkah negosiasi multilateral bersama negara- negara ASEAN untuk mendorong tatanan perdagangan internasional yang lebih adil dan setara.

    ASEAN merupakan mitra dagang yang sangat besar dan penting, sehingga baik AS maupun ASEAN akan sama-sama diuntungkan melalui upaya negosiasi dan diplomasi dagang ketimbang penerapan kebijakan yang sepihak.

    Pada akhirnya, penting untuk memperluas perjanjian kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral serta mempercepat penyelesaian perundingan dagang (FTA) yang saat ini sedang berlangsung. Perjanjian kerja sama dengan negara-negara dan kawasan-kawasan akan memperluas akses pasar baru untuk Indonesia.

    Di sisi lain, efisiensi sektor manufaktur harus ditingkatkan, investasi harus ditarik dengan kebijakan yang lebih proaktif, dan pasar ekspor harus diperluas agar tidak terlalu bergantung pada AS. Dalam kondisi seperti ini, negara yang mampu beradaptasi dengan cepat akan menjadi pemenang.

    Dari perspektif investor, momen seperti ini justru bisa menjadi peluang terbaik untuk mencari saham berkualitas dengan potensi pertumbuhan tinggi.

    Pasar sedang mengalami fase konsolidasi setelah tekanan eksternal, dan dalam kondisi seperti ini, saham-saham dengan fundamental kuat memiliki peluang besar untuk tumbuh dalam jangka panjang.

    Pada akhirnya, kebijakan tarif Trump adalah bagian dari dinamika global yang tidak bisa dihindari. Namun, bukan berarti Indonesia harus menerimanya sebagai ancaman tanpa perlawanan.

    Dengan pemahaman yang tepat, langkah strategis yang terarah, serta sikap yang optimistis, Indonesia bisa menjadikan kebijakan ini sebagai batu loncatan menuju ekonomi yang lebih kuat dan lebih tangguh dalam menghadapi tantangan global.

     

     

     

     

     

    Sumber : Antara

  • BI upayakan stabilisasi nilai tukar rupiah respons tarif AS

    BI upayakan stabilisasi nilai tukar rupiah respons tarif AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Komisi XI: BI upayakan stabilisasi nilai tukar rupiah respons tarif AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 22:10 WIB

    Elshinta.com – Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun meminta Bank Indonesia (BI) melakukan upaya serius dalam melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS), merespons kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

    “Pada saat pasar sedang libur lebaran, saat ini adalah waktu yg tepat bagi Bank Indonesia untuk melakukan exercises kebijakan stabilisasi nilai tukar yang paling tepat saat pasar kembali buka,” kata Misbakhun dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Pimpinan komisi keuangan DPR itu mendorong BI mengantisipasi kinerja kurs Rupiah terhadap dolar AS. Dia mengingatkan agar jangan sampai tekanan koreksi negatif atas Rupiah melewati angka psikologis.

    Dia pun memprediksi harga barang di AS akan semakin mahal, sementara pendapatan pekerja mereka masih tetap sehingga memicu kenaikan inflasi yang saat ini masih relatif tinggi sejak pandemi COVID-19.

    Terkait hal tersebut, dia memperkirakan Bank Sentral AS (The Fed) akan menurunkan tingkat suku bunga sebagai alat kontrol supaya inflasi bisa dikendalikan.

    “Penurunan tingkat suku bunga The Fed akan menjadi pemicu ketidakpastian lagi sehingga prediksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami koreksi, dan itu membuat kekhawatiran pada ketidakpastian baru di pasar uang. Kondisi ini akan memberikan tekanan koreksi negatif pada nilai tukar Rupiah atas dolar AS,” ujarnya.

    Dia juga menilai kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump akan memberikan tekanan pada kinerja ekspor Indonesia ke AS.

    Dia lantas menyinggung data transaksi perdagangan Indonesia-AS pada tahun 2024, dengan nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 26,4 miliar dolar AS. Menurut dia, angka itu setara dengan 9,9 persen dari total kinerja ekspor nasional Indonesia.

    “Posisi surplus di pihak Indonesia,” ucapnya.

    Misbakhun memandang kebijakan tarif ala Presiden Trump itu akan memukul industri produk ekspor di Indonesia. Di mana, ekspor Indonesia ke AS didominasi industri padat tenaga kerja, seperti tekstil, garmen, alas kaki, minyak sawit (CPO), hingga peralatan elektronik.

    “Industri-industri tersebut akan mengalami tekanan pada harga mereka di pasar AS yang menjadi lebih mahal karena terkena dampak tarif tambahan baru. Untuk bisa bersaing dari sisi harga, produk buatan Indonesia harus makin efisien dalam struktur biaya produksi, sekaligus untuk menjaga kelangsungan usaha mereka,” katanya.

    Dia menambahkan dampak tarif tambahan baru di AS pasti akan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia yang membawa dampak tekanan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang berorientasi ekspor, bahkan bisa berefek ke anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

    “Bisa jadi tekanan itu akan memengaruhi struktur laba mereka dan akan memberikan dampak pada pembayaran pajak mereka ke negara. Selama ini kinerja penerimaan negara dari pajak, bea masuk, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sangat dipengaruhi oleh kinerja ekspor dan faktor harga komoditas dunia. Jadi, target penerimaan negara dalam APBN 2025 harus dihitung ulang,” kata dia.

    Sebelumnya, Rabu (2/4), Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara termasuk Indonesia, yang efektif 3 hari setelah diumumkan.

    Kebijakan Trump itu bakal diterapkan secara bertahap, yaitu mulai dari pengenaan tarif umum 10 persen untuk seluruh negara terhitung sejak tanggal 5 April 2025, kemudian tarif khusus untuk sejumlah negara termasuk Indonesia mulai berlaku pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).

    Akibat kebijakan baru tersebut, semua impor yang berasal dari Indonesia akan dikenai tarif sebesar 32 persen oleh pemerintah AS.

    Sumber : Antara

  • Ekonom nilai respons Indonesia terhadap tarif resiprokal AS sudah baik

    Ekonom nilai respons Indonesia terhadap tarif resiprokal AS sudah baik

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom nilai respons Indonesia terhadap tarif resiprokal AS sudah baik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 22:43 WIB

    Elshinta.com – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fadhil Hasan menilai keputusan Indonesia dalam merespons kebijakan tarif resiprokal (Reciprocal Tariff) Amerika Serikat (AS) baik untuk dilakukan.

    “Pemerintah Indonesia kemarin sudah mengeluarkan suatu pernyataan yang sifatnya umum, normatif, bahwa kita akan mempelajari terlebih dahulu dampak daripada kebijakan ini. Kemudian, pemerintah Indonesia juga siap untuk melakukan dialog, bahkan akan mengirimkan tim ke Amerika untuk berunding atau melakukan negosiasi terkait dengan hal ini. Saya kira saya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu, tidak mengambil suatu kebijakan yang bersifat retaliasi, tapi menganalisis dulu dengan mendalam, kemudian juga melakukan dialog. Saya kira ini suatu yang baik untuk dilakukan,” kata dia dalam Diskusi Publik “Waspada Genderang Perang Dagang” yang diadakan oleh Indef di Jakarta, Jumat.

    Menurut pernyataan pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Indonesia akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS.

    Sebagai bagian dari negosiasi, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjawab permasalahan yang diangkat oleh Pemerintah AS, terutama yang disampaikan dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang diterbitkan US Trade Representative.

    Di sisi lain, Indonesia disebut harus mengurangi ketergantungan terhadap Amerika sebagai respon atas kebijakan tarif resiprokal AS.

    Pertama, melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor ke negara-negara lain yang selama ini memiliki hubungan baik dan terbuka dengan Indonesia, serta menggunakan berbagai forum multilateral untuk bisa memaksimalkan hubungan dagang Tanah Air dengan negara-negara tersebut.

    Kedua, menjaga ketahanan ekonomi domestik dengan memitigasi dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah.

    “Kalau kita lihat kan sebenarnya terjadinya depresiasi yang nilai tukar rupiah akhir-akhir ini juga disebabkan faktor yang sifatnya internal, (yakni) kekhawatiran pasar ataupun publik terhadap berbagai agenda ekonomi kita sendiri, terkait dengan MBG (Makan Bergizi Gratis), Danantara, kemudian Koperasi Merah Putih, dan banyak lainnya yang dikhawatirkan dari sisi pembiayaan fiskalnya itu tidak cukup untuk bisa membiayai semua program tersebut kalau misalnya tidak melakukan suatu pelebaran daripada defisit anggaran itu sendiri. Kekhawatiran-kekhawatiran yang seperti itu harus ditangkap oleh pemerintah dan melakukan evaluasi berbagai program-program tersebut agar bisa meyakinkan publik dan pasar itu bahwa ini bisa secara fiskalnya itu tetap sustain, artinya bisa membiayai itu dengan baik,” ucap Fadhil.

    Terakhir, dia merasa Indonesia dapat melakukan targeted retaliation atas kebijakan tarif resiprokal AS. Misalnya, memberikan tarif terhadap beberapa produk Amerika seperti kedelai yang menjadi komoditas impor terbesar Indonesia dari Negeri Paman Sam.

    “Kedelai ini agriculture product yang sangat penting bagi ekspor Amerika dan juga sensitif karena ini menyangkut kehidupan petani yang sangat memiliki suatu lobby politik yang kuat di Amerika. Jadi, kalau misalnya mereka terganggu ekspornya itu, juga mungkin karena misalnya kita mengenakan tarif tambahan yang sepertinya halnya mereka melakukan itu, itu mungkin akan lebih diperhatikan oleh pemerintah Amerika itu,” ujar dia.

    Sumber : Antara

  • Yogyakarta, Surabaya, Kutoarjo favorit destinasi dari Stasiun Gambir

    Yogyakarta, Surabaya, Kutoarjo favorit destinasi dari Stasiun Gambir

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Yogyakarta, Surabaya, Kutoarjo favorit destinasi dari Stasiun Gambir
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 23:44 WIB

    Elshinta.com – Memasuki periode arus balik Lebaran 2025, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta mencatat tiga kota yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Kutoarjo menjadi favorit destinasi para pengguna kereta api dari Stasiun Gambir, Jakarta pada Jumat.

    “Dari data yang kami miliki, Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta), Stasiun Surabaya Pasar Turi, dan Stasiun Kutoarjo menjadi tiga tujuan yang paling banyak dipilih oleh mereka yang berangkat dari Stasiun Gambir,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Jumat.

    Pada 4 April 2025, tercatat jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Gambir menuju tiga kota tersebut sangat signifikan. Sebanyak 26.952 penumpang menuju Stasiun Lempuyangan, 26.420 penumpang menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi, dan 22.386 penumpang menuju Stasiun Kutoarjo.

    Selain Stasiun Gambir, Stasiun Pasar Senen juga mencatat tiga kota tujuan favorit pemudik, yaitu Yogyakarta dengan 39.413 penumpang, Semarang Tawang dengan 35.134 penumpang, dan Bandung dengan 27.480 penumpang.

    PT KAI Daop 1 Jakarta terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi para pemudik selama periode Lebaran 2025, sejak 21 Maret hingga 11 April.

    PT KAI Daop 1 Jakarta mengoperasikan 85 perjalanan kereta api dengan total 49.184 kursi, dan Stasiun Gambir sendiri melayani 46 perjalanan dengan tingkat okupansi 51 persen. PT KAI juga masih menyediakan layanan loket pembelian tiket langsung (“go show”) bagi yang belum melakukan pemesanan.

    Selain pembelian tiket secara luring, masyarakat yang belum memiliki tiket juga bisa memesan tiket secara daring melalui aplikasi “Access by KAI”.

    Sumber : Antara

  • Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp92.600/kg, bawang merah Rp47.000/kg

    Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp92.600/kg, bawang merah Rp47.000/kg

    Ilustrasi – Seorang pedagang menyortir cabai rawit di Pasar Mardika, Kota Ambon, Provinsi Maluku. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

    Harga pangan Jumat, cabai rawit Rp92.600/kg, bawang merah Rp47.000/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 04 April 2025 – 13:51 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum yakni cabai rawit merah di harga Rp92.600 per kilogram (kg) dan bawang merah di harga Rp47.000 per kg. Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Jumat pukul 10.30 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp45.800 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.450 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg; beras kualitas medium I Rp14.350 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp13.950 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.400 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp52.600 per kg; cabai merah keriting Rp52.850 per kg; dan cabai rawit hijau Rp40.800 per kg. Kemudian, daging ayam ras di harga Rp36.750 per kg, daging sapi kualitas I Rp132.000 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp122.250 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.450 per kg; gula pasir lokal Rp18.650 per kg. Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp19.350 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.100 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.600 per liter.

    Selain itu, PIHPS juga mencatat harga komoditas telur ayam ras mencapai Rp29.550 per kg.

    Sumber : Antara

  • Hipmi ingatkan pentingnya kewaspadaan saat peredaran uang turun

    Hipmi ingatkan pentingnya kewaspadaan saat peredaran uang turun

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Hipmi ingatkan pentingnya kewaspadaan saat peredaran uang turun
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 16:56 WIB

    Elshinta.com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap penurunan uang beredar di masyarakat melalui langkah preventif demi menjaga stabilitas perekonomian nasional.

    Ketua Umum BPP Hipmi Akbar Himawan Buchari dalam keterangan di Jakarta, Jumat menilai sejumlah indikasi pelambatan ekonomi mulai muncul, salah satunya penurunan jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini menjadi “lampu kuning” bagi Pemerintah.

    Dia mengatakan, sejak pergantian tahun, indikasi pelambatan ekonomi mulai bermunculan. Puncaknya, tercermin pada momen Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.

    “Dari tahun ke tahun, Lebaran menjadi momentum bagi Pemerintah untuk mengerek ekonomi. Namun, sepertinya hal itu tak terjadi sekarang,” katanya.

    Dia menyebutkan bahwa berdasarkan hitungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, asumsi perputaran uang selama Lebaran turun 12,28 persen. Jika asumsi tahun 2024 mencapai Rp157,3 triliun, tahun ini hanya Rp137,975 triliun.

    Bahkan, lanjut Akbar, Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi tambahan Jumlah Uang Beredar (JUB) hanya Rp114,37 triliun. Turun 16,5 persen dari tahun 2024 yang mencapai Rp136,97 triliun.

    “Ini merupakan warning atau lampu kuning bagi Pemerintah. Jika tidak segera diatasi, pertumbuhan ekonomi 8 persen hanya akan menjadi isapan jempol belaka,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Akbar menyebutkan bahwa indikasi lainnya yakni penurunan jumlah pemudik. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), total pemudik tahun ini hanya 146,48 juta orang. Turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta orang.

    Fenomena ini tentu mempengaruhi industri pariwisata. Akbar mencontohkan okupansi hotel kamar di Yogyakarta. Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), okupansi libur Lebaran jeblok 30 persen. Begitu juga di Bali.

    “Saat ini, masyarakat benar-benar hati-hati membelanjakan uang. Ini menandakan ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja. Sehingga perlu intervensi Pemerintah,” terang Akbar.

    Soal daya beli, Akbar melihat adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 0,4 persen dari Desember 2024 ke Januari 2025. Padahal, sejak 2022, IKK selalu naik di awal tahun. Hal itu cermin bahwa konsumen optimistis.

    Data lainnya juga menunjukkan adanya penurunan angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2025. Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin, turun menjadi 211,5 di Januari 2025.

    Menurut Akbar, pemerintah harus segera turun tangan, memperbaiki berbagai indikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu, persoalan tidak semakin buruk.

    “Caranya, dengan berbagai hal. Seperti mempercepat realisasi belanja sosial dan infrastruktur padat karya, menstabilkan harga kebutuhan pokok, dan memastikan UMKM mendapat dukungan konkret,” kata Akbar.

    Sumber : Antara

  • PCO ungkap langkah pemerintah hadapi kebijakan tarif Trump

    PCO ungkap langkah pemerintah hadapi kebijakan tarif Trump

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    PCO ungkap langkah pemerintah hadapi kebijakan tarif Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 18:11 WIB

    Elshinta.com – Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengungkap beberapa langkah Pemerintah Republik Indonesia menghadapi kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Indonesia.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kepada wartawan, di Jakarta, Jumat, menyebut paralel dengan langkah-langkah itu, pemerintah saat ini juga menghitung dengan cermat dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh AS kepada barang-barang dari Indonesia.

    “Pemerintah sedang menghitung dengan cermat dampak penerapan tarif resiprokal yang dilakukan oleh Pemerintah AS. Paralel dengan itu, pemerintah juga mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan Pemerintah AS,” kata Hasan Nasbi.

    Dia melanjutkan, di dalam negeri pemerintah juga berupaya menjadikan produk-produk Indonesia lebih kompetitif, di antaranya melalui penyederhanaan regulasi.

    “Di dalam negeri, pemerintah juga sedang menerapkan penyederhanaan regulasi agar produk-produk Indonesia bisa lebih kompetitif,” kata Hasan Nasbi.

    Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara termasuk Indonesia, yang efektif 3 hari setelah diumumkan. Kebijakan Trump itu bakal diterapkan secara bertahap, yaitu mulai dari pengenaan tarif umum 10 persen untuk seluruh negara terhitung sejak tanggal 5 April 2025, kemudian tarif khusus untuk sejumlah negara termasuk Indonesia mulai berlaku pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).

    Dari kebijakan baru itu, Indonesia terkena tarif resiprokal 32 persen.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran resmi di Jakarta, Kamis (3/4), menyebut kebijakan Presiden Trump itu bakal berdampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS.

    “Selama ini produk ekspor utama Indonesia di pasar AS, antara lain adalah elektronik, tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, udang, dan produk-produk perikanan laut,” kata Menko Airlangga.

    Oleh karena itu, demi meminimalisir dampak negatif akibat kebijakan tersebut, Airlangga menyebut Pemerintah Indonesia menyiapkan beberapa langkah strategis, di antaranya menjaga stabilitas yield Surat Berharga Negara (SBN) di tengah gejolak pasar keuangan global pascapengumuman tarif resiprokal AS, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta memastikan likuiditas valuta asing (valas) tetap terjaga, dan negosiasi dengan pemerintah AS yang telah berjalan sejak awal tahun ini.

    Sumber : Antara

  • Kebijakan WFA perlancar arus mudik dan balik lebaran dengan kereta api di Sumut

    Kebijakan WFA perlancar arus mudik dan balik lebaran dengan kereta api di Sumut

    Sumber foto: Misriadi/elshinta.com.

    Kebijakan WFA perlancar arus mudik dan balik lebaran dengan kereta api di Sumut
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 04 April 2025 – 18:32 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mencatat kebijakan pemerintah dalam penerapan work from anywhere (WFA) pada 24-27 Maret 2025 berdampak positif terhadap kelancaran arus mudik menggunakan kereta api. Kebijakan ini memungkinkan pergerakan penumpang lebih merata, sehingga kepadatan tidak terpusat pada tanggal-tanggal tertentu.

    “Jelang WFA terdapat lonjakan awal penumpang kereta api di Sumatera Utara. Pada 22 Maret 2025 tercatat 7.501 penumpang, lalu pada 23 Maret 2025 meningkat menjadi 8.549 penumpang. Selanjutnya pada 24 Maret 2025 turun menjadi 6.769 penumpang. Adapun puncak arus mudik terjadi pada 29 Maret 2025 dengan jumlah 10.155 penumpang,” ujar Manager Humas KAI Divre I Sumut M. As’ad Habibuddin.

    Hal serupa juga terjadi pada arus balik Lebaran, karena banyak orang telah kembali lebih awal menggunakan kereta api. Pada 1 April 2025, jumlah penumpang mencapai 11.662 orang. Tren tersebut berlanjut pada 2 April 2025, dengan total 12.122 penumpang. Dan pada 3 April 2025, terdapat 12.358 penumpang atau volume penumpang tertinggi selama Angkutan Lebaran 2025 sementara ini.

    ”Data itu menunjukkan bahwa sejak 1 hingga 3 April, jumlah penumpang harian bahkan melampaui puncak arus mudik pada 29 Maret,” kata As’ad seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Misriadi, Jumat (4/4). 

    As’ad juga mengatakan, dengan adanya kebijakan WFA, arus balik juga menjadi lebih terdistribusi. Pemudik dapat memilih waktu perjalanan lebih fleksibel, sehingga kepadatan tidak hanya terjadi pada satu atau dua hari tertentu.

    “Kami mengimbau calon penumpang yang belum mendapatkan tiket agar segera memesan pada alternatif tanggal lainnya jika tiket yang diincar telah habis,” kata As’ad.

    Dalam 14 hari mudik Lebaran 2025, yakni dari 21 Maret hingga 3 April 2025 pukul 24.00 WIB, KAI Sumut telah memberangkatkan sebanyak 129.537 penumpang.

    Rinciannya yaitu penumpang KA Putri Deli relasi Medan – Tanjung Balai PP sebanyak 57.126 penumpang, KA Sribilah Utama relasi Medan – Rantau Prapat PP sebanyak 44.359 penumpang, KA Siantar Ekspres relasi Medan – Siantar PP sebanyak 23.119 penumpang, KA Datuk Belambangan relasi Tebing Tinggi – Lalang PP sebanyak 3.287 penumpang, dan KA Cut Meutia relasi Krueng Mane – Krueng Geukeuh PP sebanyak 1.646 penumpang.

    As’ad menambahkan selama periode 14 hari tersebut, 3 stasiun dengan jumlah keberangkatan penumpang tertinggi adalah Stasiun Medan dengan 51.023 penumpang, disusul Stasiun Kisaran sebanyak 12.817 penumpang, dan Stasiun Rantau Prapat mencatat 12.062 penumpang.

    Sementara 3 stasiun kedatangan dengan volume penumpang tertinggi yaitu Stasiun Medan sebanyak 41.640 penumpang, Stasiun Rantau Prapat sebanyak 15.757 penumpang, dan Stasiun Kisaran sebanyak 14.611 penumpang.

    Selain itu As’ad juga menyebut angka ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi kereta api sebagai pilihan utama dalam perjalanan mudik ataupun balik. KAI akan terus melakukan inovasi dalam menghadapi peak season berikutnya dengan berbagai strategi, termasuk optimalisasi jadwal perjalanan dan peningkatan kualitas layanan.

    KAI menetapkan masa angkutan Lebaran yaitu pada 21 Maret s.d 11 April 2025. Pantauan KAI Sumut pada 4 April 2025 pukul 11.00 WIB, tiket KA Jarak Jauh yang telah terjual pada masa angkutan Lebaran mencapai 138.849 tiket atau 78% dari total kapasitas yang telah disediakan sebanyak 176.936 tiket. Rinciannya yaitu KA Putri Deli relasi Medan – Tanjung Balai PP sebanyak 83.743 tiket dan KA Sribilah Utama relasi Medan – Rantau Prapat PP sebanyak 55.106 tiket.

    ”Kami berharap agar calon penumpang menyediakan waktu yang cukup untuk perjalanan menuju stasiun keberangkatan, agar tidak terlambat,” sebut As’ad. 

    As’ad juga mengimbau kepada calon penumpang, khususnya keberangkatan Stasiun Medan untuk menggunakan layanan Face Recognition Boarding Gate. Keunggulannya, penumpang tidak perlu lagi menunjukkan tiket dan ID card. Sehingga proses boarding lebih cepat dan praktis.

    KAI Divre I Sumut juga telah memasang Free Water Station di Stasiun Medan dan Tebing Tinggi. Penumpang cukup membawa tumbler dan mengisi ulang air secara gratis. Penyediaan Face Recognition Boarding Gate dan free water station ini sebagai upaya KAI Divre I Sumut  menuju program tujuan pembangunan berkelanjutan/SDG’s.

    Untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang pada masa angkutan Lebaran, KAI Sumut mengoperasikan 2 perjalanan KA Sribilah Utama Fakultatif relasi Medan – Rantau Prapat PP setiap hari. Serta penambahan rangkaian di setiap perjalanan KA Sribilah Utama relasi Medan – Rantau Prapat PP, KA Putri Deli relasi Medan – Tanjung Balai PP, dan KA Siantar Ekspres relasi Medan – Siantar PP. 

    Sumber : Antara

  • Strategi Pemerintah Indonesia hadapi tarif resiprokal AS

    Strategi Pemerintah Indonesia hadapi tarif resiprokal AS

    Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan, Senin Foto: Sri Lestari

    Strategi Pemerintah Indonesia hadapi tarif resiprokal AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Jumat, 04 April 2025 – 18:33 WIB

    Elshinta.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan pembaharuan tarif. Selain pemberlakuan tarif dasar sebesar 10 persen pada hampir semua barang impor yang masuk ke AS, Trump juga memberlakukan ‘Tarif Timbal Balik’ terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen.

    Kantor Komunikasi Kepresidenan(PCO) mengungkapkan sejumlah langkah yang diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi  dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/4/2025), menyatakan bahwa pemerintah melakukan perhitungan secara cermat terhadap dampak kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap barang-barang asal Indonesia.

    “Pemerintah sedang menghitung dengan cermat dampak dari penerapan tarif resiprokal yang dilakjkan oleh pemerintah US. Paralel dengan itu, pemerintah juga mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan pemerintah US,” katanya kepada wartawan.

    Selain itu poin ketiga yang disampaikan PCO adalah penyederhanaan di dalam negeri terkait regulasi. “Di dalam negeri sendiri pemerintah juga sedang menerapkan penyederhanaan regulasi agar produk-produk  Indoensia bisa lebih kompetitif,” tambahnya.

    Seperti dalam rilis yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto sudah sejak jauh-jauh hari sudah mempersiapkan tiga gebrakan besar untuk menghadapi berbagai gejolak perubahan kebijakan global untuk bisa menjaga optimisme dan ketahanan ekonomi Indonesia.

    Dengan gebrakan-gebrakan strategis ini, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo diharapkan berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan posisi sebagai kekuatan ekonomi yang stabil dan optimistis di kawasan Asia Tenggara dan global.

    Penulis: Sri Lestari/Ter

    Sumber : Radio Elshinta