Category: Detik.com Tekno

  • AI Tak Bisa Gantikan Interaksi Sosial

    AI Tak Bisa Gantikan Interaksi Sosial

    Jakarta

    Kemajuan kecerdasan buatan (AI) membawa banyak kemudahan dan membantu hampir semua aspek kehidupan. Namun, di balik semua kemudahan itu, ada hal yang tidak bisa digantikan: interaksi sosial manusia.

    Hal ini disampaikan oleh Andi Airin, Head of MX Marketing and Demand Generation, Samsung Electronics Indonesia, dalam acara Galaxy Z Series Generation of Creation berlangsung di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

    Lanjut disampaikan bahwa AI hanyalah alat bantu produktivitas, bukan pengganti hubungan antar manusia Pasalnya, AI seperti Galaxy AI dan Gemini AI memang bisa mempercepat proses riset dan membantu menemukan ide, tetapi tidak memiliki empati atau kehidupan sosial seperti manusia.

    “AI membantu kita lebih produktif, tapi bukan untuk menggantikan hubungan manusia. Gunakan teknologi dengan bijak dan sadar,” tegasnya.

    Ia menambahkan, kemajuan teknologi seharusnya membuat hidup lebih mudah, bukan menjauhkan manusia dari satu sama lain.

    “Teknologi itu alat. Tugas kita adalah memastikan alat itu digunakan untuk memperkuat koneksi, bukan memutusnya,” ujarnya lagi.

    Andi Airin, Head of MX Marketing & Demand Generation, Samsung Electronics Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Dalam kesempatan ini Airin sempat menyoroti fenomena burnout di kalangan anak muda akibat cepatnya arus informasi digital. Semua orang ingin selalu “on”, produktif, dan relevan.

    “Sekarang semua serba cepat. Tapi yang harus dijaga adalah keseimbangan, cepat boleh, asal tidak instan,” ujarnya.

    Menurutnya, AI dapat membantu meringankan beban kerja dan riset, tetapi manusia tetap perlu waktu untuk jeda, refleksi, dan berinteraksi langsung dengan sesama.

    AI Bantu Efisien

    Co-Founder Ende Indonesia, Bianca Victoria mengaku memanfaatkan fitur AI untuk membantu manajemen waktu dan keseharian. Dengan Galaxy Z Flip7, ia menggunakan fitur Morning Brief dan Afternoon Brief dari Galaxy AI untuk mengatur jadwal kerja dan waktu istirahat.

    “Setiap pagi aku bisa lihat cuaca dan agenda dari Galaxy AI. Malamnya, ada notifikasi buat wind down dan istirahat,” ujarnya.

    Bianca Victoria, Co-Founder Ende Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Kebiasaan kecil seperti ini membantunya lebih disiplin menjaga keseimbangan hidup.

    “Jam 9.30 malam aku sudah berhenti kerja. Aku baca buku, nulis rasa syukur, dan HP aku taruh di meja. Gak aku bawa ke kasur,” katanya.

    Bagi Bianca, AI bisa membantu efisiensi, tetapi mindfulness tetap harus dibangun dari diri sendiri.

    (afr/rns)

  • Tarif Internet Dinilai Mahal, Menkomdigi Minta Turunkan Harga ke APJII

    Tarif Internet Dinilai Mahal, Menkomdigi Minta Turunkan Harga ke APJII

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta para penyedia layanan internet (ISP) menghadirkan akses internet yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat, terutama di wilayah yang masih memiliki tarif tinggi.

    Hal itu diungkapkan Meutya saat audiensi dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, Senin (27/10/2025).

    “Kami meminta ISP berupaya maksimal untuk menghadirkan layanan internet yang murah untuk masyarakat,” ujar Meutya dikutip dari siaran pers diterima detikINET, Selasa (28/10/2025).

    Meski tidak menyebutkan secara spesifik tarif yang dimaksud, Menkomdigi mengatakan kepada APJII karena ia menemukan masih ada penyedia jasa internet yang mematok harga tinggi di beberapa daerah karena kurangnya kompetitor.

    “Jangan sampai karena tidak ada pesaing di sana, lalu tarif dibuat semena-mena,” ucapnya.

    Disampaikan Meutya, pemerintah memahami bahwa pembangunan infrastruktur konektivitas membutuhkan investasi besar, namun hal itu bisa diatasi melalui langkah kolaboratif.

    “Biaya mahal itu relatif. Operator seharusnya bisa menekan biaya dengan berbagai cara, termasuk kerja sama dan infrastructure sharing,” jelasnya.

    “Saya paham industri juga sedang sulit, tapi ayo kita lihat daerah-daerah mana yang bisa diberi keringanan. Kalau di wilayah lain perlu penyesuaian harga, silakan, asalkan transparan,” ungkap menambahkan.

    Selain soal harga, Meutya mengatakan kepada APJII mengenai perlindungan hak pelanggan harus menjadi perhatian utama.

    “Jangan sampai ketika jaringan down, pelanggan tetap dikenakan biaya penuh. Itu tidak adil,” pungkas Menkomdigi.

    (agt/rns)

  • Bijak Gunakan AI, Autentisitas Penting untuk Gen Z!

    Bijak Gunakan AI, Autentisitas Penting untuk Gen Z!

    Jakarta

    Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin lekat dengan kehidupan generasi muda. Dari menulis naskah, membuat desain, hingga merancang konten, AI kini menjadi bagian dari proses kreatif sehari-hari. Namun di tengah derasnya tren ini, muncul satu pertanyaan penting: bagaimana Gen Z bisa tetap autentik di era AI?

    Pertanyaan tersebut menjadi sorotan utama dalam diskusi bertajuk Galaxy Z Series Generation of Creation yang menghadirkan Andi Airin, Head of MX Product Marketing and Samsung Indonesia, serta kreator visual Aulion dan Co-Founder Ende Indoensia Bianca Victoria. Mereka sepakat, AI boleh canggih, tapi autentisitas manusia tetap tidak tergantikan.

    AI Boleh Pintar, Tapi Harus Tetap Bijak

    Airin menegaskan bahwa setiap hasil yang dihasilkan AI memiliki disclaimer dan hak cipta yang jelas. Samsung, kata dia, menaruh perhatian besar pada aspek etika dan tanggung jawab penggunaan AI.

    “Di balik AI ada sistem yang menghormati hak cipta. Setiap hasil yang dikeluarkan punya referensi dan catatan sumber yang transparan,” ujarnya di acara yang berlangsung di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

    Andi Airin, Head of MX Marketing & Demand Generation, Samsung Electronics Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Namun Airin mengingatkan, AI hanyalah alat bantu. “Tanpa pemikiran manusia, AI hanya menjawab apa adanya. Tapi kalau kita tahu tujuan dan nilai yang ingin dicapai, hasilnya akan jauh lebih bermakna,” tambahnya

    AI Itu Partner, Bukan Plagiaris

    Aulion bercerita bahwa ia sering memakai Gemini AI di Galaxy Z Fold7 untuk membantu brainstorming ide konten. Menurutnya, AI berguna untuk mempercepat dan merapikan proses produksi, bukan untuk meniru.

    “Kalau ide besarnya dari kita, AI bisa bantu ngerapihin script dan bikin semua tim lebih efisien. Tapi kalau cuma nyontek hasil AI, ya bukan karya kita lagi,” jelas Aulion.

    Aulion, Content Creator Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Ia menekankan pentingnya kejujuran kreatif di era digital.

    “Sekarang netizen tuh kayak punya pengadilan sendiri. Begitu tahu ada karya jiplak, langsung viral. Jadi, keaslian itu harga mati,” tegasnya.

    Sementara itu, Bianca mengandalkan AI untuk mengembangkan ide desain. Ia kerap memakai Gemini AI sebagai mood board digital untuk mengombinasikan warna dan bahan, tapi selalu memastikan bahwa karyanya tetap membawa roh budaya Indonesia.

    “Kadang aku nggak jago gambar, tapi bisa jelasin konsep ke Gemini dan lihat hasil visualnya. Tapi produk akhirnya tetap harus mencerminkan nilai lokal,” katanya.

    Bianca Victoria, Co-Founder Ende Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Bagi Bianca, teknologi bukan alasan untuk meninggalkan identitas. “AI membantu efisiensi, tapi jiwa dari karya tetap datang dari kita,” tambahnya.

    Ketiganya sepakat bahwa AI tidak bisa menggantikan keaslian manusia. “Autentisitas datang dari nilai dan pengalaman kita sendiri,” tegas Airin.

    Menurutnya, kreativitas sejati lahir dari pengalaman hidup, empati, dan rasa – hal-hal yang belum bisa ditiru oleh mesin. Samsung pun berkomitmen mengembangkan Galaxy AI dan Google Gemini sebagai partner cerdas yang membantu manusia berpikir lebih luas, bukan menggantikan kreativitas

    “Gunakan teknologi untuk mempercepat riset, bukan menyingkat proses berpikir,” pungkas Airin.

    (afr/rns)

  • Komdigi Bidik 100% Desa Merdeka Sinyal 4G di 2029

    Komdigi Bidik 100% Desa Merdeka Sinyal 4G di 2029

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan pembangunan dan optimalisasi jaringan 4G tetap menjadi prioritas utama dalam arah kebijakan strategis Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029.

    Dalam dokumen Renstra Komdigi yang saat ini sedang dalam tahap konsultasi publik menyebutkan pemerataan layanan 4G menjadi dasar bagi terwujudnya konektivitas digital yang inklusif sebelum beralih ke jaringan 5G secara nasional.

    Komdigi mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur Telekomunikasi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) diarahkan untuk memperluas layanan 4G di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

    “Pemerataan infrastruktur TIK dilakukan melalui pembangunan dan optimalisasi jaringan 4G dan 5G, serta perluasan akses broadband hingga seluruh wilayah administrasi desa untuk mendukung transformasi digital nasional,” demikian tertulis dalam dokumen Rancangan Renstra Komdigi 2025-2029.

    Berdasarkan data yang diungkapkan Komdigi, saat ini cakupan 4G mencapai 97,16% populasi masyarakat dan 5G baru 4,44%.

    Kebijakan pemerintah ke depannya akan menjadi bagian dari pilar Konektivitas Digital Bermakna dan Inklusif, salah satu dari tiga fokus utama transformasi digital nasional. Pemerintah menilai perluasan jaringan broadband menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi digital dan meningkatkan kualitas layanan publik.

    Berdasarkan pantauan detikINET di Renstra Komdigi, tidak disebutkan secara spesifik jumlah base transceiver station (BTS) maupun desa yang akan disasar Komdigi.

    Untuk mempercepat pemerataan layanan, Komdigi menekankan pentingnya kolaborasi antaroperator serta efisiensi penggunaan infrastruktur melalui skema berbagi jaringan.

    Komdigi juga menjelaskan pemerintah mendorong pemanfaatan model bisnis kolaboratif dan berbagi infrastruktur untuk mempercepat perluasan layanan broadband nasional.

    Pendekatan ini mencakup pemanfaatan model open access, penggunaan infrastruktur fiber dan menara bersama, serta pemanfaatan pita frekuensi rendah, termasuk 700 MHz, 800 MHz, dan 900 MHz, untuk memperluas layanan 4G di wilayah rural.

    Meski fokus masih pada 4G, Komdigi menyiapkan kebijakan transisi menuju jaringan 5G dengan tetap memastikan konektivitas 4G merata di seluruh desa. Upaya ini, dikatakan Komdigi, diintegrasikan dengan pembangunan backbone dan backhaul berbasis fiber optik serta pemanfaatan satelit multi-orbit untuk daerah yang sulit dijangkau jaringan terestrial.

    Kebijakan konektivitas digital ini juga didukung oleh target peningkatan Indeks Transformasi Digital Nasional, yang ditetapkan naik dari 50,8 menjadi 52,5 pada 2029, serta pemerataan akses broadband hingga 100% wilayah administrasi desa.

    (agt/fyk)

  • Ahli Duga ‘Bulan Kedua’ Bumi Terkait Rusia Sejak 1960

    Ahli Duga ‘Bulan Kedua’ Bumi Terkait Rusia Sejak 1960

    Jakarta

    Profesor Avi Loeb dari University of Harvard membuat klaim baru yang berani mengenai quasi moon atau kuasi-bulan Bumi yang baru saja ditemukan, 2025 PN7. Ia meyakini objek langit yang dijuluki bulan kedua atau kembaran Bulan ini ada kaitannya dengan Rusia sejak 1960. Kok, bisa?

    2025 PN7 pertama kali ditemukan oleh Pan-STARRS 1 (Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System) yang berbasis di Hawaii, yang juga menemukan pengunjung antarbintang pertama Tata Surya, 1I/Oumuamua, pada 2017. Berdasarkan analisis penelitian, anggota kelompok asteroid Arjuna ini mungkin telah ada sejak 1960.

    Ia merinci, kuasi-satelit berbeda dari bulan mini (mini moon) karena mereka tidak terikat gravitasi Bumi, melainkan hanya berada di dekatnya. Bulan mini berada dalam orbit terikat mengelilingi Bumi untuk waktu yang terbatas. Daftar kuasi-satelit Bumi yang diketahui saat ini meliputi 164207 Cardea (2004 GU9), 469219 Kamo’oalewa (2016 HO3), 277810 (2006 FV35), 2013 LX28, 2014 OL339, dan 2023 FW13.

    Pada 2 Agustus 2025, sebuah kuasi-bulan baru ditemukan oleh Carlos dan Raúl de la Fuente Marcos. Kuasi-bulan ini secara luas digambarkan oleh pemberitaan media sebagai kandidat ‘bulan kedua’ Bumi.

    Disebut 2025 PN7, objek ini, menurut definisi kuasi-satelit, memiliki periode orbit mendekati 1 tahun, meskipun eksentrisitasnya di sekitar Matahari yang jauh berbeda dari nol, yaitu ∼ 0,1075, sehingga jaraknya yang dekat dengan Bumi menjadi lebih panjang.

    “Dugaannya lebih lanjut adalah bahwa kuasi-bulan tersebut sebenarnya adalah Zond 1, satelit gagal dari Uni Soviet ketika sedang bersaing dengan Amerika Serikat (AS) untuk tetap unggul dalam program luar angkasa,” Loeb menulis di blog pribadinya.

    Faktanya, penetapan 2025 PN7 sebagai kuasi-bulan bersifat sementara. Dan kalau mau dirunut sejak 1960-an, periode yang dikenal luas dengan berbagai kemajuan pesat program antariksa Soviet dan AS, khususnya dalam menjelajahi Bulan, Venus, dan Mars, hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, apakah 2025 PN7 berasal dari teknologi terestrial?

    Ia kemudian berkolaborasi dengan Adam Hibberd untuk menyelidiki asal usul asteroid 2025 PN7, menggunakan Optimum Interplanetary Trajectory Software (OITS) milik Hibberd untuk menghasilkan lintasan misi antarplanet dari 1960-an hingga saat ini dan menemukan hal yang dirangkum sebagai berikut:

    Rata-rata pergerakan 20 tahun dari jarak rata-rata PN7 dari Bumi pada 2025 menunjukkan bahwa ia menjadi kuasi-satelit sekitar 2 April 1964Waktu ini bertepatan dengan peluncuran misi Zond 1 Uni Soviet ke VenusMembandingkan bujur heliosentris 2025 PN7 dengan 26 misi Venus pada tanggal kedatangannyaMisi Zond 1 menunjukkan perbedaan terendahMisi Venera 8 menunjukkan deviasi serupa namun sedikit lebih besarPergeseran asteroid dari wahana Zond 1 menunjukkan deviasi minimum ~8% dari satuan astronomi (au) sekitar Mei 1964Meskipun perpindahannya sederhana, garis bujur heliosentris kedua objek tersebut mengikuti evolusi yang hampir identik selama seluruh penerbangan Zond 1.

    Sebagai kesimpulan, Prof Loeb menyatakan dalam tulisan blognya, “Misi Zond 1 gagal karena komplikasi teknologi. Kesimpulannya, ada kemungkinan bahwa 2025 PN7 adalah tahap atas Blok-L dari misi Zond 1 Rusia yang gagal ke Venus, meskipun hal ini perlu diverifikasi melalui analisis spektroskopi objek tersebut.”

    (rns/rns)

  • Aulion Ungkap Serunya Brainstorming Bareng Gemini di Galaxy Z Fold7

    Aulion Ungkap Serunya Brainstorming Bareng Gemini di Galaxy Z Fold7

    Jakarta

    Konten kreator visual Aulion punya cara unik untuk memantik ide-ide baru. Dalam sesi bincang bertema Generation of Creation bersama Samsung Indonesia, Aulion membagikan pengalamannya bereksperimen dengan Gemini AI di Galaxy Z Fold7-dan bagaimana kecerdasan buatan itu kini menjadi teman brainstorming paling cepat dan kreatif yang pernah ia miliki.

    “Dulu kalau mau riset ide harus buka banyak tab, cari referensi di sana-sini,” ujar Aulion di sela acara yang digelar dalam semangat Hari Sumpah Pemuda 2025.

    “Sekarang cukup ngobrol sama Gemini. Kayak punya asisten pribadi yang ngerti konteks, bahkan bisa bahas ide stop motion gue secara detail,” lanjutnya.

    Gemini AI, Asisten Kreatif di Layar Lipat Galaxy Z Fold7

    Dalam sesi demonstrasi, Aulion menunjukkan bagaimana ia menggunakan Galaxy Z Fold7 saat brainstorming. Dengan layar besar dan kemampuan multitasking, ia membuka mode Gemini Live, lalu memintanya mencari ide konten bertema Sumpah Pemuda dengan gaya khas Gen Z.

    Aulion, Content Creator, mendemokan brainstorming dengan Gemini Live di Galaxy Z Fold7 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    “Gue pengen bikin stop motion, temanya Sumpah Pemuda, tapi cocok sama dancer. Lu ada ide gak?” tanya Aulion ke Gemini.

    Tak butuh lama, Gemini merespons dengan cepat:

    “Bagaimana kalau bikin stop motion yang menunjukkan semangat Sumpah Pemuda lewat kegiatan Gen Z zaman sekarang – misalnya belajar bareng secara daring atau bikin karya kolaboratif?”

    Respons itu membuat audiens tersenyum kagum, karena terasa seperti diskusi dua arah antara manusia dan AI.

    AI yang Mengerti Bahasa Indonesia dan Gaya Gen Z

    Menurut Aulion, kelebihan terbesar Gemini adalah kemampuannya memahami bahasa Indonesia dan konteks lokal.

    “Yang keren tuh, bisa diajak ngobrol pakai bahasa sehari-hari, bahkan gaya gue banget. Kayak ngobrol sama partner kerja yang nyambung,” katanya sambil tertawa.

    Andi Airin, Head of MX Marketing & Demand Generation, Samsung Electronics Indonesia Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Andi Airin, Head of MX Marketing & Demand Generation, Samsung Electronics Indonesia menambahkan, kolaborasi antara Galaxy AI dan Google Gemini memang dirancang agar anak muda bisa berkreasi lebih cepat tanpa kehilangan makna.

    “Kami ingin AI jadi partner yang mempermudah proses ideasi, bukan menggantikan kreativitas manusia,” ujar Aireen.

    Cepat Tapi Tetap Autentik

    Bagi Aulion, teknologi seperti Galaxy Z Fold7 dan Gemini bukan alat untuk menggantikan kreativitas manusia, melainkan mempercepat proses menemukan arah ide.

    “Gemini itu ngasih opsi. Tapi keputusan akhir tetap di kita. Karena karya yang bagus itu harus punya sentuhan pribadi,” tegasnya.

    Aulion, Content Creator Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Melalui pengalaman Aulion, Samsung ingin menunjukkan bahwa AI bisa menjadi mitra eksplorasi bagi generasi muda yang haus bereksperimen.

    “Cepat boleh, tapi bukan instan. Dengan AI, proses kreatif bisa lebih efisien tanpa kehilangan esensinya,” tutur Aireen.

    Pesan itu sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda: keberagaman ide, kolaborasi, dan tekad untuk menciptakan sesuatu yang berarti.

    “Kalau dulu satu nusa satu bangsa, sekarang satu ide bisa lahir dari kolaborasi manusia dan AI,” kata Aulion dengan senyum lebar.

    (afr/afr)

  • OVO Blokir 7.000 Akun Disalahgunakan, Masyarakat Makin Jeli Bahaya Judol

    OVO Blokir 7.000 Akun Disalahgunakan, Masyarakat Makin Jeli Bahaya Judol

    Jakarta

    Sebagai upaya nyata OVO dalam memberantas aktivitas judi online (Judol), OVO gencar menghadirkan program GEBUK JUDOL (Gerakan Bareng Ungkap Judi Online) sebagai kelanjutan aksi nyata kolaborasi multi-stakeholder antara masyarakat, OVO, dan pemerintah. Sepanjang tahun 2025, GEBUK JUDOL berhasil menurunkan transaksi judol hingga 90%, termasuk pemblokiran di luar program GEBUK JUDOL.

    Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Danang Tri Hartono mengungkapkan program ini tidak hanya menindak akun yang disalahgunakan, tetapi juga menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam menjaga ruang digital tetap aman. Partisipasi masyarakat melalui laporan akun yang disalahgunakan menjadi salah satu kunci keberhasilan dari inisiatif ini. Menurutnya, partisipasi aktif masyarakat adalah bagian dari solusi kolektif melawan judol.

    “Laporan masyarakat via OVO dalam program GEBUK JUDOL menjadi salah satu kanal yang efektif dalam menangkap akun-akun yang disalahgunakan untuk judi online,” ujar Danang.

    GEBUK JUDOL pertama kali diluncurkan pada November 2024 sebagai strategi jangka panjang OVO dalam memperkuat keamanan ekosistem keuangan digital nasional, sekaligus membangun kepercayaan digital (digital trust) melalui sinergi pemerintah, pelaku industri, dan publik.

    Di tahun ini, OVO mengajak masyarakat untuk turut serta melaporkan akun OVO yang disalahgunakan lewat GEBUK JUDOL Ronde 1 yang dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2025. Mengikuti kesuksesan ronde pertama, GEBUK JUDOL Ronde 2 dibuka sejak Juli hingga Agustus 2025.

    Jumlah akun OVO yang dilaporkan sebagai Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada PPATK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) pun menurun dari sekitar 4.500 akun di Ronde 1 menjadi kurang lebih 2.500 akun di Ronde 2 – yang secara total, OVO telah berhasil memblokir sebanyak 7.000 akun lewat GEBUK JUDOL. Namun, pada Ronde 2, validitas laporan dari masyarakat justru meningkat yang semula 78% pada Ronde 1 menjadi sebesar 91%. Hal ini menunjukkan literasi digital masyarakat yang meningkat, dimana mereka makin jeli untuk membedakan akun OVO yang disalahgunakan.

    Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan angka ini menandakan adanya penurunan LTKM sebesar 44% serta menunjukkan bahwa langkah mitigasi dan kontrol yang dilakukan lewat program GEBUK JUDOL memberikan dampak nyata yang positif.

    “Dengan memperketat pemantauan akun bertransaksi tidak wajar yang telah berjalan sepanjang tahun ini, serta melalui inisiatif GEBUK JUDOL Ronde 2 ini, kami melihat adanya penurunan signifikan pada jumlah akun OVO yang disalahgunakan untuk transaksi judol,” ujarnya.

    “Selain itu, meningkatnya laporan valid hingga 91 persen di ronde kedua juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin jeli untuk mengidentifikasi akun OVO yang disalahgunakan. Ini menegaskan dampak positif dari GEBUK JUDOL sebagai kelanjutan aksi nyata OVO dalam memfasilitasi kolaborasi multi-stakeholder guna bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman dan terpercaya,” tambah Karaniya.

    Sebagai informasi, OVO melakukan tiga langkah utama dalam memberantas judi online ini. Pertama, menjalankan proses Customer dan Enhanced Due Intelligence sebagai upaya pencegahan dengan mengidentifikasi dan memverifikasi pengguna akun OVO, menggunakan sistem teknologi di ekosistem OVO melalui behavioural monitoring and machine learning, hingga memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kanal resmi.

    Kedua, OVO juga mengadakan patroli siber untuk menyusur situs dan kanal judi online. Penelusuran dilakukan secara berkala dan temuannya disusun ke dalam Daftar Pantau yang terus diperbarui. Ketiga, OVO menindaklanjuti hasil penelusuran dengan melakukan pemblokiran transaksi, termasuk akun, jika terbukti melakukan transaksi ilegal, kemudian melaporkannya ke PPATK dan Kemkomdigi untuk penanganan lebih lanjut.

    Program GEBUK JUDOL juga bekerjasama dengan Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (GERNAS APUPPT) yang diinisiasi oleh PPATK dan PEKA (Peduli, Kenali, Adukan) Bertransaksi dari Bank Indonesia.

    Keberhasilan program GEBUK JUDOL Ronde 2 di atas menunjukkan bahwa kolaborasi antara OVO, pemerintah, hingga masyarakat terbukti efektif menekan angka transaksi judol. Peningkatan validitas laporan masyarakat juga menandakan bahwa publik kini semakin waspada dan jeli dalam membedakan akun yang disalahgunakan untuk aktivitas judol.

    Sejalan dengan hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui laman resminya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi akun fasilitator judi online dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

    Gunakan aplikasi ad blocker atau ekstensi di desktop untuk menghindari potensi iklan judol yang datang.Akun fasilitator judol sering kali hadir dengan menyebarkan tawaran bonus besar dan klaim kemenangan mudah.Akun sering menggunakan nama dan foto profil anonim yang tidak mencerminkan identitas asli.Beroperasi melalui situs atau aplikasi yang tidak berlisensi dan tidak memiliki regulasi yang jelas atau menggunakan platform yang mencurigakan.Menggunakan kata-kata persuasif seperti ‘kesempatan spesial’, ‘menang mudah tanpa ribet’, atau ‘untung besar’.Meminta transfer dana melalui metode yang tidak umum atau tidak aman.

    Ke depan, OVO akan terus menggencarkan komitmennya dalam menjaga ekosistem keuangan digital yang aman, terpercaya, dan bebas dari praktik judi online melalui semangat gotong royong bersama berbagai pihak. Selain tindakan pemblokiran, OVO juga berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat agar semakin waspada terhadap potensi penyalahgunaan akun digital.

    Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan kejelian masyarakat, OVO berharap bahwa semangat kolaborasi ini dapat terus tumbuh demi menciptakan ekosistem keuangan digital di Indonesia yang sehat. Mari bersama-sama tetap waspada dan nantikan GEBUK JUDOL Ronde selanjutnya!

    (akd/ega)

  • Kalahkan Kagendra 4-0, Bigetron Academy Juara MDL ID S12

    Kalahkan Kagendra 4-0, Bigetron Academy Juara MDL ID S12

    Jakarta

    Gelaran kompetisi Mobile Legends tier dua, Mobile Legends: Bang Bang Development League Indonesia (MDL ID) S12, telah berakhir. Gelar juaranya berhasil diraih oleh Bigetron Academy.

    Tim berjuluk Sang Robot Merah itu berhasil mendapatkan titel tim terbaik, usai menang dari Kagendra di grand final. Partai puncaknya diselenggarakan pada Hari Minggu, 26 Oktober 2025, di Ligagame Esports Arena, Jakarta Barat.

    Gelar tersebut menjadi yang kedua bagi Bigetron, setelah pertama kali meraihnya pada Season 6. Ketika itu, tim ini masih dengan nama Bigetron Beta dan menumbangkan Evos 3-0 di grand final, berdasarkan informasi yang diterima detikINET, Selasa (28/10/2025).

    Kendati begitu, Bigetron tidak mudah mengalahkan Kagendra. Mereka cukup kewalahan, karena Kagendra memberikan perlawanan sengit pada setiap game yang dimainkan.

    Namun ketika akhirnya Sang Robot Merah sudah unggul di tiga game, mereka dapat bermain lebih santai dan dominan. Di game keempat, Bigetron baru tampil tanpa celah, dan Kagendra dibuat tidak berkutik. Alhasil, Bigetron sukses menuntaskan laga final dengan skor akhir 4-0, dan memastikan gelar juara MDL ID S12.

    Keberhasilan Bigetron tak lepas dari peran para pemain hebatnya. Cliveee cs tampil tak terkalahkan di sepanjang musim dengan hanya kehilangan empat game saja sepanjang musim, yang menunjukkan bahwa mereka memang layak untuk jadi tim terbaik di musim ini.

    Torehan ciamik ini membuat Bigetron sebagai tim kedua yang sukses menjadi juara, tanpa sekali pun terkalahkan di sepanjang musim. Hal tersebut sebelumnya pernah dilakukan oleh Alter Ego X pada MDL ID S11.

    Dalam hal ini Cliveee berhasil terpilih sebagai Finals MVP MDL ID S12. Performanya sungguh luar biasa. Perannya sebagai goldlaner andalan tim, mampu memberikan kesuksesan dan kemenangan di laga Grand Finals menghadapi Kagendra.

    (hps/fay)

  • Modus Penipuan Baru di WhatsApp, Kasih Tahu Keluarga Biar Tak Kena

    Modus Penipuan Baru di WhatsApp, Kasih Tahu Keluarga Biar Tak Kena

    Jakarta

    Namanya juga penipu, modus penipuan mereka pun turut berkembang dan idenya lebih ‘segar’. Karena itu, kita harus selalu waspada dengan segala macam pesan yang mencurigakan.

    Penelitian dari pakar keamanan Malwarebytes menemukan peningkatan dramatis pada fake chat (chat palsu) yang dikirimkan ke perangkat calon korban. Percakapan ini dimulai dengan kalimat awal ‘halo’ yang sederhana.

    “Hai, aku menemukan kontakmu disimpan di kontakku, bisa ingatkan aku di mana kita berbincang sebelumnya?” begitu bunyi pesan yang dibaca oleh Malwarebytes.

    Mengutip Mirror, tujuan dari pesan ini adalah membangun hubungan dan mengumpulkan informasi pribadi. Ujung-ujungnya, pencurian data pribadi yang jadi targetnya.

    “Begitu Anda membalas, penipu akan memulai percakapan yang bersahabat. Tujuan akhir mereka adalah mendapatkan kepercayaan Anda dan mengembangkan hubungan menjadi penipuan asmara atau investasi yang merugikan,” jelas Malwarebytes.

    Meskipun mungkin tampak mustahil, penipuan ini terbukti sangat berhasil. Berkaca dengan modus terdahulu misalnya ‘mama minta pulsa’ atau ‘bapak di kantor polisi’, terbukti korbannya juga lah tak sedikit.

    Nah, karena sekarang sudah tahu, penting bagi siapa pun (baik yang menggunakan perangkat iPhone atau Android) untuk tetap waspada. Hindari membalas pesan dan menghindari mengklik tautan apa pun yang dikirim oleh kontak tak dikenal.

    “Membalas pesan mengonfirmasi bahwa nomor Anda aktif. Ini menandai Anda sebagai seseorang yang membaca pesan dan mungkin berinteraksi, dan penipu mungkin menjual atau membagikan nomor Anda,” tegas Malwarebytes.

    (ask/ask)

  • Qualcomm Rilis Chip AI untuk Data Center: Tantang AMD dan Nvidia

    Qualcomm Rilis Chip AI untuk Data Center: Tantang AMD dan Nvidia

    Jakarta

    Qualcomm, selama ini dikenal sebagai produsen chip untuk ponsel, resmi masuk ke arena baru dengan meluncurkan dua chip kecerdasan buatan (AI) untuk data center.

    Langkah ini menandai diversifikasi besar perusahaan di luar pasar smartphone yang stagnan–dan langsung disambut antusias oleh investor, dengan sahamnya melonjak hingga 20% usai pengumuman.

    Dua chip baru bernama AI200 dan AI250 itu dirancang untuk meningkatkan kapasitas memori dan kinerja dalam menjalankan aplikasi AI, seperti model bahasa besar dan chatbot. Qualcomm mengatakan AI200 akan tersedia secara komersial pada 2026, disusul AI250 pada 2027.

    Seiring ledakan investasi global di sektor AI, perusahaan seperti Nvidia, AMD, dan Qualcomm kini berlomba membangun infrastruktur untuk mendukung kebutuhan komputasi yang semakin kompleks. Qualcomm menegaskan bahwa chip barunya mendukung berbagai kerangka kerja AI populer, serta menawarkan efisiensi energi dan penghematan biaya bagi perusahaan.

    Tak hanya chip, Qualcomm juga memperkenalkan rangkaian server rack berbasis prosesor tersebut, mengikuti tren Nvidia dan AMD yang kini menjual sistem data center lengkap, bukan sekadar chip tunggal, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (28/10/2025).

    Langkah Qualcomm semakin menarik karena disertai kerja sama besar dengan Humain, startup AI yang didanai dana kekayaan negara Arab Saudi (PIF). Humain akan menggelar 200 megawatt sistem AI rack Qualcomm mulai 2026, menjadikannya salah satu implementasi awal terbesar di dunia.

    “Masuknya Qualcomm dan kesepakatannya di Arab Saudi menunjukkan ekosistem AI kini semakin terfragmentasi–tidak ada satu perusahaan pun yang bisa memenuhi kebutuhan global akan komputasi efisien,” ujar Joe Tigay, manajer portofolio Rational Equity Armor Fund.

    Dalam dua tahun terakhir, Qualcomm juga mulai masuk pasar komputer Windows berbasis ARM, menantang dominasi Intel dan AMD. Dengan dua chip barunya, Qualcomm kini berusaha naik kelas ke arena AI data center, sektor paling panas di dunia teknologi saat ini.

    (asj/asj)