Category: Detik.com Tekno

  • iPhone 17 Laris Manis Bantu Apple Jadi Perusahaan Rp 66.500 Triliun

    iPhone 17 Laris Manis Bantu Apple Jadi Perusahaan Rp 66.500 Triliun

    Jakarta

    Sambutan positif untuk iPhone 17 series membantu Apple mencetak rekor baru. Perusahaan besutan Steve Jobs itu sempat mencapai valuasi USD 4 triliun atau sekitar Rp 66.500 triliun.

    Berkat pencapaian ini Apple berhasil masuk dalam klub elit beranggotakan Nvidia dan Microsoft yang sudah menembus valuasi USD 4 triliun duluan sejak beberapa bulan yang lalu.

    Nvidia merupakan perusahaan pertama yang memecahkan rekor ini dan sekarang menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan valuasi USD 4,6 triliun, sementara Microsoft mengekor di posisi dua.

    Namun Apple hanya memegang rekor itu sebentar. Apple menutup pasar pada Selasa (28/10) sore dengan valuasi di kisaran USD 3 triliun, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (30/10/2025).

    Apple mencapai valuasi USD 4 triliun setelah sahamnya melonjak dalam beberapa pekan terakhir berkat penjualan iPhone 17 series yang lebih baik dari generasi sebelumnya, termasuk di China yang penjualannya sempat turun.

    Saham Apple naik 25% dalam tiga bulan terakhir. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino ini akan mengumumkan laporan keuangan kuartalannya pada Kamis besok, yang akan mencakup data penjualan awal iPhone 17 series.

    Apple sudah tidak mengungkap jumlah unit iPhone yang dijual secara rinci, namun pendapatan kuartal Apple bisa dipakai untuk membandingkan penjualan iPhone 16 dengan iPhone 17.

    Apple pertama kali menjadi perusahaan USD 3 triliun pada tahun 2022, namun mereka kesulitan mengejar Nvidia karena permintaan global untuk chip AI yang membuat valuasi Nvidia melesat cepat.

    Tidak ada perusahaan lain yang mendekati valuasi USD 4 triliun kecuali Nvidia, Microsoft, dan Apple. Alphabet, perusahaan induk Google, memiliki valuasi USD 3,25 triliun, sedangkan Amazon USD 2,42 triliun, dan Meta USD 1,9 triliun.

    (vmp/afr)

  • Microsoft Diam-diam Pantau Gamer di Windows 11

    Microsoft Diam-diam Pantau Gamer di Windows 11

    Jakarta

    Microsoft kembali jadi sorotan setelah fitur Gaming Copilot di Windows 11 diduga mengirim tangkapan layar (screenshot) pengguna ke server perusahaan tanpa pemberitahuan yang jelas.

    Temuan ini pertama kali diungkap oleh pengguna forum ResetEra bernama “RedbullCola”, yang menemukan trafik data mencurigakan saat menganalisis koneksi jaringan di PC miliknya.

    Dalam penelusurannya, aplikasi Gaming Copilot ternyata melakukan pengenalan teks (OCR) pada tangkapan layar dan mengirim hasil ekstraksinya ke server Microsoft untuk melatih model AI perusahaan. Masalahnya, proses ini dilakukan secara default, tanpa ada notifikasi atau opsi persetujuan awal dari pengguna.

    Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama bagi pengembang atau penguji game yang terikat perjanjian NDA (non-disclosure agreement), karena berpotensi membocorkan konten game yang belum dirilis.

    Pengguna hanya bisa menonaktifkannya dengan membuka Game Bar > Gaming Copilot > Settings > Privacy, lalu mematikan pengaturan “Training”.

    Secara hukum, praktik seperti ini bisa bermasalah. Di bawah aturan GDPR Uni Eropa, penggunaan data pribadi untuk pelatihan AI harus dilakukan secara transparan dan berbasis izin eksplisit. Mengaktifkan pengumpulan data secara otomatis tanpa persetujuan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum privasi.

    Menanggapi tudingan tersebut, Microsoft akhirnya mengeluarkan pernyataan klarifikasi. Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa Gaming Copilot memang bisa menggunakan tangkapan layar untuk memahami konteks permainan pengguna, namun gambar tersebut tidak digunakan untuk melatih model AI. Fitur ini disebut hanya aktif saat pengguna memang sedang menjalankan Copilot di Game Bar, dan bersifat opsional.

    Meski kontroversi privasi mulai mereda, pengguna juga melaporkan penurunan kinerja game saat Gaming Copilot aktif. Dalam pengujian dengan demo Dead As Disco, frame rate turun hingga kisaran 70–80 fps, dibandingkan lebih dari 85 fps saat fitur dinonaktifkan.

    Dengan semakin banyak fitur AI terintegrasi di Windows 11, Microsoft kini menghadapi tantangan baru: bagaimana menjaga transparansi dan performa tanpa membuat gamer merasa diawasi, demikian dikutip detikINET dari Techradar, Selasa (28/10/2025).

    (asj/asj)

  • Video: Sam Sung Mantan Pegawai Apple yang Viral, Kini Ganti Nama

    Video: Sam Sung Mantan Pegawai Apple yang Viral, Kini Ganti Nama

    Video: Sam Sung Mantan Pegawai Apple yang Viral, Kini Ganti Nama

  • Bill Gates Dulu Anggap Tidur untuk Orang Malas, Kini Menyesal

    Bill Gates Dulu Anggap Tidur untuk Orang Malas, Kini Menyesal

    Jakarta

    Pada waktu masih muda dan membesarkan Microsoft, Bill Gates bisa dikatakan bekerja bagaikan kuda. Ia mengaku sering begadang, tidur di kantor, bahkan tidak menonton televisi maupun liburan. Ternyata tak hanya itu saja.

    Bill Gates dulu menganggap tidur merupakan sebuah tanda kemalasan. Bahkan di usia 30-an dan 40-an, dia suka bersaing dengan rekan-rekannya untuk melihat siapa yang istirahat paling sedikit, karena menganggap tidur sedikit sebagai penanda produktivitas.

    “Seperti, ‘Aku hanya tidur enam jam.’ Dan orang lain berkata, ‘Aku hanya tidur lima jam!’ dan yah, kadang-kadang aku tidak tidur sama sekali. Aku akan seperti, wow orang-orang itu sangat hebat. Aku perlu berusaha lebih keras, karena tidur adalah kemalasan dan tidak perlu,” cetus Gates yang sekarang berusia 70 tahun itu, dalam suatu wawancara podcast.

    Dengan kata lain, untuk mengejar prestasi orang-orang hebat yang ia kagumi, Bill Gates sampai merelakan waktu tidur. Namun seperti dikutip detikINET dari CNBC, Gates mengubah pola pikirnya setelah ayahnya didiagnosis menderita penyakit Alzheimer. Kenyataan itu mendorongnya untuk mulai belajar tentang kesehatan otak.

    “Salah satu hal terkuat yang muncul di area studi Alzheimer adalah pentingnya tidur yang baik. Itu salah satu faktor paling prediktif dari demensia apa pun, termasuk Alzheimer, yaitu apakah kalian tidur nyenyak,” cetusnya.

    Orang usia 65 tahun ke atas yang tidur kurang dari lima jam per malam dua kali lebih mungkin mengembangkan demensia atau meninggal dalam lima tahun, dibandingkan dengan mereka yang tidur antara enam dan delapan jam per malam, menurut riset dari Harvard Medical School di 2021

    Tidur juga penting bagi orang yang lebih muda di mana tidur 8 hingga 10 jam per malam dapat membantu remaja mengembangkan pertumbuhan intelektual, kesehatan mental, dan ingatan yang optimal. Itu menurut American Academy of Sleep Medicine.

    Untuk orang berusia antara 20 dan 64, tujuh hingga sembilan jam tidur per malam berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental. Bill Gates pun sekarang mengaku rutin tidur 7 jam per malam, jauh dari kebiasaannya dulu.

    (fyk/fyk)

  • Kolaborasi Telin, SDEC, & ITCO Niaga Kembangkan Sistem Kabel Laut ICE II

    Kolaborasi Telin, SDEC, & ITCO Niaga Kembangkan Sistem Kabel Laut ICE II

    Jakarta

    PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk bekerja sama dalam perencanaan dan pengembangan sistem kabel laut Indonesia Cable Express II (ICE II). Penandatanganan ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas digital di kawasan Regional.

    CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba menyampaikan sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), kerja sama yang dilakukan bersama Sarawak Digital Economy Corporation Berhad (SDEC), dan ITCO Niaga Sdn Bhd (ITCO) merupakan perwujudan langkah konkret untuk mendorong digitalisasi daerah.

    “Kerjasama ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan kami menuju lintas daerah yang lebih terhubung dan terdigitalisasi. Dengan menghubungkan berbagai lokasi strategis di Indonesia dan memperluas jangkauan internasional ke Singapura dan Malaysia, sistem ICE II menyatukan kekuatan SDEC, ITCO, dan Telin. Bersama, kami berkomitmen untuk menghadirkan konektivitas yang andal dan tanpa hambatan, mendorong pertumbuhan berbasis data, memperkuat kolaborasi regional, serta mempercepat transformasi digital yang akan membentuk masa depan Asia Tenggara,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).

    Penandatanganan nota kesepahaman yang diresmikan bersamaan dengan momentum upacara pembukaan International Digital Economy Conference Sarawak (IDECS) 2025, di Borneo Convention Centre Kuching (BCCK), Rabu (22/10) ini dilakukan oleh Chief Executive Officer Telin Budi Satria Dharma Purba, Chief Executive Officer SDEC Dato Ir. Ts. Sudarnoto Osman, dan Managing Director ITCO Anita Aqeela Hiong yang disaksikan langsung oleh Premier Sarawak Yang Terhormat Datuk Patinggi Tan Sri (Dr) Abang Haji Abdul Rahman Zohari Bin Tun Datuk Abang Haji Openg.

    Untuk diketahui, sistem ICE II merupakan jaringan kabel laut serat optik berkapasitas tinggi yang terintegrasi, dirancang untuk menghubungkan Singapura hingga Manado, serta menyediakan jalur konektivitas lanjutan menuju Asia Utara dan Amerika Serikat.

    Sistem ini juga akan memiliki sejumlah titik cabang utama yang menghubungkan lokasi strategis seperti Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, serta wilayah Kalimantan melalui Balikpapan, Kuching (Sarawak), dan Tawau (Sabah).

    Project ini dirancang untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat terhadap kapasitas transmisi berkecepatan tinggi antar pusat data (DC) regional, termasuk menghubungkan pusat data di Sarawak dengan Singapura. Dengan menghadirkan rute baru Indonesia Timur melalui Manado, sistem ICE II menawarkan alternatif dari jalur padat di Laut Cina Selatan, sehingga memperkuat ketahanan infrastruktur digital Asia Tenggara, sekaligus mendukung kebutuhan yang terus berkembang di kawasan ini terhadap teknologi seperti artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), platform cloud, inisiatif kota pintar, serta berbagai teknologi digital baru lainnya.

    Sementara itu, Chief Executive Officer SDEC Dato Ir. Ts. Sudarnoto Osman menambahkan kesepakatan ini merupakan salah satu upaya untuk menggerakan ekonomi digital Sarawak.

    “Project ini merupakan bagian dari upaya kolaborasi untuk memperkuat konektivitas internasional Sarawak yang akan mendorong investasi di bidang AI dan Green Data Centre, serta menjadi penggerak adopsi ekonomi digital bagi masyarakat Sarawak.”

    Lebih lanjut, sistem ICE II diharapkan tidak hanya menghadirkan konektivitas yang lebih cepat dan andal bagi konsumen serta bisnis, tetapi juga menjadi katalisator bagi pertumbuhan inovasi, layanan digital, dan kemajuan teknologi di wilayah Sarawak dan sekitarnya.

    Dengan demikian, kolaborasi antara Telin, SDEC dan ITCO Niaga ini menjadi bukti komitmen bersama untuk memperkuat posisi Asia Tenggara dalam ekonomi digital global. Dengan peningkatan infrastruktur kabel laut yang menghubungkan kota-kota utama di Indonesia dan Malaysia Timur, ICE II akan menjadi tulang punggung pengembangan digital regional yang mendorong pertumbuhan, ketahanan, dan inovasi lintas generasi.

    (akd/ega)

  • Telkom Dorong Talenta Muda UNP Siap Hadapi Dunia Kerja Lewat Digistar

    Telkom Dorong Talenta Muda UNP Siap Hadapi Dunia Kerja Lewat Digistar

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendorong pengembangan talenta muda di Universitas Negeri Padang (UNP) lewat program Digistar. Program ini mengajak mahasiswa dan fresh graduate untuk mengakselerasi pengembangan skill melalui pengalaman magang selama enam bulan dengan berbagai role di Telkom.

    Program Digistar juga akan mengasah soft skill mahasiswa dalam leadership skill, komunikasi dan growth mindset. Mahasiswa juga akan dibekali berbagai strategi untuk mempersiapkan berbagai hal, seperti pembuatan curriculum vitae (CV), persiapan interview, dan penyusunan portofolio.

    “Digistar merupakan salah satu program dari Telkom yang mempersiapkan mahasiswa/i dan fresh graduate agar adaptif dan memiliki skill set yang sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui program ini kami berharap dapat mencetak banyak talenta yang siap untuk bekerja di dunia kerja. Lebih lanjut, program ini juga kami hadirkan untuk mendorong percepatan talenta siap kerja yang kompeten dan inovatif,” ujar Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

    Hal ini disampaikannya pada Seminar Telkom AI Connect bertema “Building Next- Generation AI Talents for Indonesia’s Future” yang berlangsung di UNP, kemarin.

    Digistar merupakan inisiatif sekaligus program Employer Branding Telkom untuk mempersiapkan dan menarik talenta terbaik yang dibutuhkan dalam rangka mendukung langkah transformasi perusahaan.

    Sepanjang 2024-2025, Telkom telah melaksanakan sebanyak 30 program Digistar yang digelar di berbagai kampus seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Padang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Telkom University, BINUS University, Universitas Sriwijaya, dan lainnya,

    Program ini juga menjangkau kawasan timur Indonesia seperti Makassar, Labuan Bajo, dan Papua melalui kolaborasi Indigo X Digistar. Program ini pun telah diikuti lebih dari 4.800 peserta yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan pencari kerja muda.

    Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif, Digistar tidak hanya menginspirasi tetapi juga membuka jalan bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, memperluas jaringan, dan siap menghadapi tantangan industri digital ke depan. Tak hanya pemaparan materi dan sesi tanya jawab, acara ini juga memperkenalkan Digistar Club, komunitas talenta digital binaan Telkom yang memberikan akses ke berbagai program eksklusif seperti pelatihan, mentoring, hingga peluang magang.

    Lebih lanjut, Digistar juga hadir untuk mendukung pengembangan talenta muda digital, khususnya dalam bidang adopsi dan inovasi teknologi, seperti Artificial Intelligence (AI).

    “Sejalan dengan semangat kami dalam menghasilkan talenta muda terbaik Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan industri untuk memasuki dunia kerja, guna menyiapkan generasi muda, Digistar hadir untuk dapat memberikan manfaat nyata bagi para peserta dalam menghadapi tantangan industri ke depan,” pungkas Dian.

    (akd/ega)

  • Telan Hampir 200 Magnet, Remaja Ini Kehilangan Sebagian Ususnya

    Telan Hampir 200 Magnet, Remaja Ini Kehilangan Sebagian Ususnya

    Jakarta

    Remaja 13 tahun asal Selandia Baru menelan hampir 200 magnet yang sangat kuat. Setelah diselamatkan lewat operasi bedah, dia harus kehilangan sebagian ususnya.

    Menurut laporan kasus terbaru, anak tersebut datang ke Tauranga Hospital dengan keluhan nyeri perut. Dia juga mengaku telah menelan sekitar 100 magnet neodymium sekitar seminggu sebelumnya. Namun, jumlah sebenarnya yang diambil dari perutnya ternyata jauh lebih banyak.

    Ditulis Science Alert, magnet-magnet itu kemudian bersatu dan menghancur dalam tubuh bocah tersebut. Dengan menggunakan sinar X, dokter melihat empat rantai linier di bagian terpisah pada usus anak laki-laki itu.

    Selama operasi, rantai-rantai tersebut ditemukan di beberapa bagian usus halus dan sekum. Rantai-rantai tersebut saling menekan dan menyebabkan beberapa bagian jaringan mati karena kekurangan darah, yang dikenal sebagai nekrosis tekanan.

    Meskipun dokter bedah terpaksa mengangkat sebagian ususnya, remaja tersebut pulih dengan baik dan diperbolehkan pulang delapan hari kemudian. Studi kasus ini telah dipublikasikan di The New Zealand Medical Journal.

    “Seperti yang ditunjukkan oleh studi kasus ini, menelan magnet kecil berdaya tinggi dapat mengancam jiwa,” kata peneliti hukum komersial Alex Sims dari University of Auckland.

    “Magnet kecil berdaya tinggi telah dipasarkan dan dijual sebagai mainan yang menyenangkan untuk orang dewasa dan anak-anak ketika dijual dalam bentuk set, karena dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk dan juga dapat digunakan sebagai mainan fidget. Sayangnya, magnet-magnet tersebut seringkali berbentuk bola-bola kecil berwarna cerah, sehingga menarik untuk ditelan anak-anak,” sambungnya.

    Remaja 13 tahun asal Selandia Baru menelan hampir 200 magnet yang sangat kuat. Akibatnya, dia harus kehilangan sebagian ususnya. Foto: Lekamalage et al., NZMJ, 2025

    Kendati demikian, alasan remaja tersebut menelan magnet tidak dijelaskan dalam laporan. Yang pasti, remaja itu mengaku kepada dokter bahwa magnet yang ditelannya ia beli dari pasar daring luar negeri, Temu.

    Baru-baru ini, pejabat pemerintah di Selandia Baru memperingatkan adanya tren di media sosial di mana anak-anak menggunakan magnet untuk membuat tindik di lidah, hidung, atau bibir. Magnet-magnet ini dapat tertelan secara tidak sengaja dan mengakibatkan konsekuensi yang berbahaya.

    Pada tahun 2013, setelah serangkaian rawat inap akibat magnet, pejabat pemerintah Selandia Baru secara permanen melarang penjualan magnet yang terbuat dari neodymium-iron-boron (NIB). Magnet ini dikenal sebagai ‘rare earth magnet’ dan kekuatannya hingga 50 kali lipat lebih kuat daripada magnet besi biasa.

    Jika seorang remaja diduga menelan magnet, para ahli sepakat mengimbau untuk membawanya ke rumah sakit sesegera mungkin. Lebih dari 75% pasien akan memerlukan pembedahan atau endoskopi.

    “Aksesibilitas terhadap magnet berdaya tinggi menjadi perhatian yang semakin meningkat bagi populasi anak-anak kita,” tulis para ahli bedah di Tauranga Hospital.

    (ask/ask)

  • Cetak Talenta Digital, AI Campus Telkom Hadir di Universitas Negeri Padang

    Cetak Talenta Digital, AI Campus Telkom Hadir di Universitas Negeri Padang

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendukung pengembangan talenta Artificial Intelligence (AI) Indonesia melalui AI Campus. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Telkom AI Center of Excellence (AI CoE).

    Kali ini, Telkom menghadirkan program AI Campus di Universitas Negeri Padang (UNP) lewat Seminar Telkom AI Connect bertema ‘Building Next- Generation AI Talents for Indonesia’s Future’, yang digelar kemarin. Selain kuliah umum, pada acara ini juga diadakan Penandatanganan MoU Kolaborasi Pengembangan AI antara Telkom dan Universitas Negeri Padang.

    “Ketersediaan talent merupakan salah satu permasalahan besar dalam industri telekomunikasi. Industri bisa membantu universitas dalam mempersiapkan talenta-talenta terbaik. Lebih lanjut, Universitas merupakan leader dan sumber utama penghasil generasi muda yang siap untuk mengadopsi AI di masa yang akan mendatang. Sebagai salah satu inisiatif Telkom dalam bidang AI, AI CoE dapat menyatukan berbagai stakeholder, termasuk universitas untuk berkolaborasi, dalam ekosistem AI. Tanpa adanya kolaborasi tidak akan terbentuk kerja sama dan akselerasi inovasi AI,” ujar Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).

    Melalui AI Center of Excellence (AI CoE), Telkom telah mengembangkan lebih dari 50 use case AI yang membantu industri dan pemerintahan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, mulai dari digitalisasi dokumen, hukum, efisiensi bisnis, hingga berbagai pengembangan layanan publik. Dalam acara ini, civitas akademika perguruan tinggi, mulai dari akademisi hingga mahasiswa saling berbagi insight, pengalaman, dan visi terkait dengan penerapan AI yang dapat mendukung transformasi pendidikan tinggi dan inovasi riset nasional.

    AI Center of Excellence berdiri di empat pilar utama. Pertama, AI Campus yang merupakan ruang kolaborasi antara kampus dan industri untuk memperkuat kurikulum dan kapasitas talenta. Kedua, AI Playground, yaitu laboratorium eksplorasi tempat mahasiswa dan peneliti bisa menguji berbagai model AI secara aman dan bertanggung jawab.

    Ketiga, AI Connect yang merupakan jembatan praktisi dan bisnis untuk berbagi praktik terbaik dan mempercepat inovasi. Keempat, AI Hub yang merupakan tempat pembuktian nilai, dimana lebih dari 50 proof of concept telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan industri.

    Melalui kolaborasi ini, Telkom dan UNP mendorong pengembangan talenta AI di Indonesia guna menyiapkan ribuan talenta AI generasi baru menuju Indonesia Emas 2045. Dengan hadirnya AI Center of Excellence, Telkom optimis dapat mendorong kolaborasi, membawa ide kampus ke dunia nyata, menciptakan inovasi berdampak, dan menyiapkan Indonesia menuju masa depan digital berdaulat.

    “Sangat penting bagi talenta muda untuk memiliki Learning Agility. Dengan Learning Agility generasi muda dapat belajar dengan cepat dan beradaptasi dengan berbagai perkembangan industri. AI CoE memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti berbagai proyek di industri yang beragam. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis karena dengan platform ini mahasiswa dan akademisi bisa langsung melakukan riset dengan industri terkait. Kami berharap melalui kolaborasi ini Telkom dapat bersinergi dengan seluruh stakeholder, termasuk universitas agar dapat menghasilkan berbagai inovasi dan generasi pemimpin global di masa yang akan mendatang,” papar Dian.

    Rektor UNP Krismadinata, Ph.D turut menyambut dengan positif kolaborasi ini. Ia memaparkan acara yang diadakan oleh Telkom pada hari ini cocok dengan momentum UNP yang sedang melakukan transformasi teknologi.

    Ia mengatakan adanya konektivitas dari Telkom sangat membantu proses dan perkembangan transformasi teknologi yang sedang diimplementasikan oleh UNP. Pihaknya pun siap menjadi mitra bagi Telkom.

    “Dengan berbagai jurusan yang terdapat di UNP, Krismadinata percaya baik Telkom maupun UNP dapat saling mendukung satu sama lain dalam membangun negeri,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Human Capital Management Telkom Willy Saelan, EVP Telkom Regional 1 Dwi Pratomo Juniarto, dan Rektor UNP Krismadinata, Ph.D.

    (prf/ega)

  • Komdigi Bakal Tingkatkan Pengawasan Konten di Internet

    Komdigi Bakal Tingkatkan Pengawasan Konten di Internet

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan arah baru dalam pengawasan ruang digital nasional. Melalui dokumen Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029, Komdigi mengungkapkan akan meningkatkan pengawasan konten di internet.

    Komdigi menjelaskan di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan diikuti oleh persebaran informasi yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu, tata kelola ekosistem digital dan pengawasan ruang digital di Indonesia dinilai masih dihadapi berbagai isu dan tantangan, baik aspek sosial kemasyarakatan, bisnis, dan industri.

    Untuk aspek sosial kemasyarakatan, penyebaran konten negatif, mulai dari judi online, pornografi, radikalisme, hingga berita bohong atau hoaks di media sosial, kata Komdigi, mengancam kohesi sosial dan keamanan individu.

    Di sisi lain, pertumbuhan jumlah pengguna internet RI menyebabkan kelompok anak-anak dan remaja semakin rentan terhadap paparan konten negatif dan aktivitas ilegal di dunia maya.

    Lalu, untuk aspek industri dan industri, Komdigi mengatakan, aktivitas di ruang digital menimbulkan berbagai isu krusial, seperti perlindungan data pribadi dan maraknya praktik penipuan online yang menjadi hambatan serius bagi kepercayaan publik terhadap layanan digital.

    “Akses pemanfaatan ruang digital seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh semua kelompok masyarakat. Tetapi, derasnya arus informasi akibat perkembangan teknologi mendorong sulitnya menyaring konten negatif seperti pornografi, judi online, kekerasan, cyberbullying, kriminalitas dan sebagainya,” tulis Komdigi di dalam Renstra yang saat ini sedang dalam tahap konsultasi publik.

    Komdigi juga menyebutkan bahwa peraturan yang ada belum sepenuhnya adaptif terhadap perkembangan teknologi baru, sehingga pengawasan ruang digital menjadi kurang efektif.

    Salah satunya, perkembangan teknologi baru seperti AI, blockchain, dan IoT sudah sangat pesat, Berbagai ancaman teknologi baru bermunculan mulai dari AI deepfake dan manipulasi, AI phishing, malware dan ransomware, serangan distributed denial-of-service (DDoS), pencurian data hingga manipulasi persepsi dan realitas, menjadi tantangan baru yang perlu direspons secara tepat.

    Dalam agenda perencanaan lima tahun ke depan (2025-2029), keamanan dan kedaulatan ruang digital menjadi elemen kunci dalam menciptakan ekosistem digital
    yang inklusif dan kondusif.

    “Oleh karena itu, arah kebijakan bidang pengawasan ruang digital difokuskan pada perlindungan masyarakat agar terciptanya kesetaraan di ruang digital,” kata Komdigi.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, disusun dua sasaran strategis yaitu meningkatkan pengawasan dan kesetaraan di ruang digital serta menyediakan ruang digital yang terpercaya bagi masyarakat.

    Terkait strategi dalam meningkatkan perlindungan masyarakat di ruang digital, Komdigi menjelaskan hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan tata kelola perlindungan masyarakat di ruang digital, menerapkan tata kelola teknologi baru (seperti Kecerdasan Artifisial, Blockchain, dan sebagainya di ruang digital), memperkuat perlindungan data pribadi, serta meningkatkan kecepatan dan akurasi penyidikan digital.

    Sedangkan, strategi menyediakan ruang digital yang terpercaya bagi masyarakat, Komdigi mengatakan, pemerintah perlu menyediakan ruang digital yang terpercaya bagi aktivitas masyarakat.

    “Adapun strategi yang dapat dilakukan diantaranya dengan memperkuat pelindungan aktivitas masyarakat di ruang digital dan menyediakan layanan publik bidang pengawasan ruang digital,” pungkas Komdigi.

    (agt/fyk)

  • Raksasa Toko Online Pastikan PHK 14.000 Karyawan

    Raksasa Toko Online Pastikan PHK 14.000 Karyawan

    Jakarta

    Amazon memastikan bahwa mereka akan memberhentikan sekitar 14.000 karyawan korporat. Dalam postingan blog, perusahaan menulis bahwa PHK tersebut dilakukan untuk membantu membuat perusahaan lebih ramping dan tidak terlalu birokratis, sementara mereka berupaya berinvestasi dalam taruhan terbesar termasuk AI generatif.

    “Generasi AI ini adalah teknologi paling transformatif yang pernah kita lihat sejak Internet, dan memungkinkan perusahaan untuk berinovasi jauh lebih cepat daripada sebelumnya di segmen pasar yang ada dan yang sama sekali baru,” tulis Beth Galetti, senior vice president of people experience and technology. “

    “Kami yakin kami perlu lebih terorganisir secara ramping, dengan lebih sedikit lapisan, untuk bergerak secepat mungkin bagi pelanggan dan bisnis kami,” tambahnya yang dikutip detikINET dari CNBC.

    PHK ini diperkirakan pada akhirnya akan menjadi PHK korporat terbesar dalam sejarah Amazon dan berpotensi bertambah jumlahnya. Reuters melaporkan pemutusan hubungan kerja tersebut dapat memengaruhi sebanyak 30.000 karyawan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Amazon adalah perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika Serikat, dengan lebih dari 1,54 juta staf secara global pada akhir kuartal kedua 2o23. Angka tersebut terutama terdiri dari tenaga kerja gudangnya.

    Amazon memiliki sekitar 350.000 karyawan korporat dan teknologi, yang berarti 14.000 pemutusan hubungan kerja mewakili sekitar 4% jumlah tersebut. Mereka mengindikasikan akan terus memberhentikan karyawan di tahun mendatang.

    PHK Amazon terjadi ketika berbagai industri termasuk teknologi, perbankan, otomotif, dan ritel telah menunjukkan AI kemungkinan akan atau sudah mengubah jumlah karyawan. Beberapa perusahaan mengindikasikan dapat mempekerjakan lebih sedikit karyawan dan tetap meningkatkan pendapatan karena lebih mengandalkan AI.

    CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pada bulan Juni bahwa tenaga kerja perusahaan akan menyusut lebih jauh sebagai akibat dari penerapan AI. Jassy, yang mengambil alih pimpinan dari Jeff Bezos pada tahun 2021, telah melakukan kampanye untuk memangkas biaya di seluruh perusahaan selama beberapa tahun terakhir.

    Amazon memberhentikan 27.000 karyawan antara tahun 2022 dan 2023 dan pengurangan pekerjaan berlanjut sejak saat itu, meskipun dalam skala yang lebih kecil.

    Mereka sejak itu telah menutup beberapa bidang yang tidak menguntungkan, sementara berkomitmen untuk berinvestasi sekitar USD 100 miliar tahun ini dalam pengembangan AI. Amazon menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menunjukkan bahwa bisnis cloud dan AI-nya tidak tertinggal dari para pesaing.

    (fyk/fyk)