Category: Detik.com Tekno

  • Ini Bukti Kapan dan Kenapa Gletser Kiamat Mencair Cepat

    Ini Bukti Kapan dan Kenapa Gletser Kiamat Mencair Cepat

    Jakarta

    Para ilmuwan menengok ke masa lalu untuk merekonstruksi kehidupan masa lalu Gletser Thwaites di Antartika yang dijuluki ‘Gletser Kiamat’. Gletser ini dinamai demikian karena keruntuhannya bisa menyebabkan kenaikan permukaan laut yang dahsyat.

    Menurut sebuah studi baru yang memberikan wawasan mengkhawatirkan tentang pencairan es di masa mendatang, Gletser Kiamat mulai menyusut dengan cepat pada 1940-an.

    Gletser Thwaites di Antartika Barat adalah yang terluas di dunia. Para ilmuwan mengetahui bahwa gletser ini telah mencair dengan laju yang semakin cepat sejak 1970-an. Namun karena data satelit baru tersedia beberapa dekade lalu, mereka tidak tahu persis kapan pencairan yang signifikan dimulai.

    Kini, ada jawaban untuk pertanyaan ini, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2024 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

    Dengan menganalisis inti sedimen laut yang diambil dari bawah dasar laut, para peneliti menemukan bahwa gletser mulai mencair secara signifikan pada 1940-an, yang kemungkinan dipicu oleh peristiwa El Nino yang sangat kuat, fluktuasi iklim alami yang cenderung berdampak pada pemanasan.

    Sejak saat itu, gletser tersebut tidak dapat pulih, yang mungkin mencerminkan meningkatnya dampak pemanasan global akibat manusia.

    Apa yang terjadi pada Thwaites akan berdampak global. Gletser tersebut telah menyumbang 4% kenaikan permukaan laut karena mencairkan miliaran ton es setiap tahunnya ke laut. Keruntuhannya secara total dapat menaikkan permukaan laut hingga lebih dari 0,6 meter.

    Namun, ia juga memainkan peran penting dalam stabilitas Lapisan Es Antartika Barat, yang bertindak seperti gabus yang menahan hamparan es yang luas di belakangnya. Runtuhnya Thwaites akan merusak stabilitas lapisan es, yang menampung cukup air untuk menaikkan permukaan laut setidaknya 3 meter, yang menyebabkan banjir global yang dahsyat.

    Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya di Gletser Pine Island yang berdekatan dengan Gletser Thwaites, salah satu aliran es terbesar di Antartika, yang juga ditemukan para ilmuwan mulai mencair dengan cepat pada 1940-an.

    Julia Wellner, seorang profesor geologi di University of Houston dan salah satu penulis studi tersebut menyebutkan, hal ini menjadikan penelitian ini penting. Apa yang terjadi pada Thwaites tidak hanya terjadi pada satu gletser, tetapi merupakan bagian dari konteks perubahan iklim yang lebih besar.

    “Jika kedua gletser itu mencair pada saat yang sama, itu merupakan bukti lebih lanjut bahwa mereka sebenarnya dipaksa oleh sesuatu,” kata Wellner seperti dikutip dari CNN seperti dilansir Selasa (26/11/2024).

    Untuk membangun gambaran kehidupan Thwaites selama hampir 12 ribu tahun terakhir, para ilmuwan membawa kapal pemecah es ke dekat tepi gletser untuk mengumpulkan inti sedimen laut dari berbagai kedalaman.

    Inti-inti ini menyediakan garis waktu historis. Setiap lapisan menghasilkan informasi tentang lautan dan es yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Dengan memindai dan menentukan umur sedimen, para ilmuwan dapat menentukan kapan pencairan besar-besaran dimulai.

    Dari informasi ini, mereka yakin bahwa mundurnya Thwaites dipicu oleh El Nino ekstrem yang terjadi pada saat gletser kemungkinan besar sudah dalam fase mencair, sehingga membuatnya kehilangan keseimbangan.

    “Ini seperti jika Anda ditendang saat Anda sudah sakit, dampaknya akan jauh lebih besar,” kata Wellner.

    Ahli geologi kelautan di British Antarctic Survey dan salah satu penulis studi, James Smith, menyebutkan bahwa temuan ini mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa begitu perubahan besar terjadi, sangat sulit untuk menghentikannya.

    “Begitu pencairan lapisan es dimulai, hal ini dapat terus berlangsung selama beberapa dekade, bahkan jika apa yang telah dimulai tidak bertambah buruk,” katanya.

    Meskipun penyusutan serupa telah terjadi jauh di masa lalu, lapisan es pulih dan tumbuh kembali, gletser ini tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Kondisi ini mungkin mencerminkan pengaruh perubahan iklim yang disebabkan manusia.

    Ted Scambos, seorang ahli glasiologi di University of Colorado Boulder yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan penelitian ini mengonfirmasi dan menambahkan detail pada pemahaman kita tentang bagaimana kemunduran Thwaites dimulai.

    “Sistem yang sudah hampir tidak stabil terkena dampak besar dari peristiwa yang sebagian besar bersifat alamiah,” kata Scambos, mengacu pada El Niño.

    “Peristiwa selanjutnya yang lebih muncul dari tren pemanasan iklim membawa keadaan lebih jauh, dan memulai kemunduran yang meluas yang kita lihat saat ini,” katanya.

    Martin Truffer, seorang profesor fisika di University of Alaska Fairbanks, mengatakan penelitian menunjukkan jika gletser berada dalam kondisi yang sensitif. Satu kejadian saja dapat menyebabkannya mencair dan sulit untuk pulih.

    “Manusia mengubah iklim dan penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kecil yang berkelanjutan pada iklim dapat menyebabkan perubahan bertahap pada kondisi gletser,” kata Truffer yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

    Antartika terkadang disebut sebagai raksasa yang sedang tidur, karena para ilmuwan masih berusaha memahami seberapa rentannya benua yang tertutup es dan terisolasi ini ketika manusia terus memanaskan atmosfer dan lautan.

    Wellner adalah seorang ahli geologi, ia berfokus pada masa lalu, bukan masa depan. Tetapi ia mengatakan penelitian ini memberikan konteks penting dan mengkhawatirkan tentang apa yang mungkin terjadi pada es di wilayah penting Antartika ini.

    Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemicu pencairan cepat telah berakhir, itu tidak berarti responsnya berhenti. “Jadi, jika es sudah mencair hari ini, hanya karena kita mungkin berhenti memanas, penyusutannya mungkin tidak berhenti,” tutupnya.

    (rns/fay)

  • Gaet ZTE, Telkomsel Hyper AI Perkuat Jaringan 4G di Makassar dan Kendari

    Gaet ZTE, Telkomsel Hyper AI Perkuat Jaringan 4G di Makassar dan Kendari

    Jakarta

    Telkomsel dan ZTE Corporation telah menerapkan solusi jaringan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML) untuk meningkatkan kualitas layanan 4G/LTE di Makassar dan Kendari. Dinamakan sebagai solusi Self-Adaptive Feedback, penerapan teknologi termutakhir ini merupakan kelanjutan kolaborasi kedua perusahaan di Mobile World Congress 2024 Barcelona, dalam memperkuat pendekatan end-to-end berbasis AI dan ML Telkomsel (Hyper AI).

    Tujuan disediakannya teknologi ini yakni untuk menghadirkan layanan jaringan terbaik yang sepenuhnya berpusat pada kebutuhan pelanggan.

    Seiring meningkatnya permintaan akan internet berkecepatan tinggi, Telkomsel dan ZTE memperkenalkan solusi Self-Adaptive Feedback yang dapat mengoptimalkan kinerja jaringan tanpa memerlukan perangkat keras tambahan. Sebagai bagian dari penerapan Hyper AI, teknologi ini memungkinkan penyedia layanan menyesuaikan parameter jaringan secara otomatis, seperti kecepatan dan kontrol daya, untuk aplikasi berat seperti video streaming dan gaming.

    Selain itu, solusi ini juga membantu mengurangi biaya operasional melalui efisiensi energi.

    “Sejalan dengan komitmen kami untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui inovasi teknologi terkini, Telkomsel dan ZTE telah mengkaji dan menerapkan solusi Self-Adaptive Feedback di Makassar dan Kendari untuk pengalaman berinternet yang lebih lancar dan efisien. Kami berharap bahwa penerapan teknologi terkini seperti Self-Adaptive Feedback-yang menjadi bagian dari pendekatan Hyper AI Telkomsel-ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga memperkuat posisi kami sebagai pemimpin industri yang konsisten menghadirkan manfaat dan dampak positif bagi Indonesia,” jelas Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/11/2024).

    Hasil pengujian jaringan dengan Self-Adaptive Feedback di Makassar dan Kendari telah menunjukkan peningkatan pengalaman pengguna yang signifikan. Buffering video berkurang 15%, kecepatan unduh meningkat 11%, dan waktu pemuatan halaman web membaik hampir 30%. Latensi untuk gaming juga berkurang hingga 47%, memberikan pengalaman bermain yang lebih responsif.

    Selain meningkatkan performa, teknologi Self-Adaptive Feedback juga dilengkapi fitur hemat energi yang secara otomatis mengalihkan BTS ke mode rendah daya saat lalu lintas rendah. Efisiensi daya meningkat sekitar 15%, sementara konsumsi energi berkurang sebesar 8%, mendukung penghematan biaya operasional.

    “Kami merasa bangga dapat bekerja sama dengan Telkomsel dalam menghadirkan solusi inovatif yang dapat mendukung kebutuhan pengguna. Di ZTE, kami meyakini bahwa setiap inovasi membawa harapan baru, dan membuka jalan untuk berbagai peluang di masa depan,” kata Presiden Direktur ZTE Indonesia Richard Liang.

    “Dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam jaringan, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjawab kebutuhan yang semakin meningkat dalam mengakses konten digital berkualitas tinggi. Melalui kolaborasi ini, kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas akses digital di Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” sambungnya.

    Hingga saat ini, teknologi Self-Adaptive Feedback telah diterapkan di lebih dari 90 site Telkomsel dan memberikan manfaat bagi lebih dari 300 ribu pelanggan. Sebagai bagian dari pendekatan Hyper AI, khususnya dengan arsitektur jaringan Autonomous Network terdepan Telkomsel yang menggunakan AI untuk automasi pengelolaan layanan jaringan yang lebih cepat dan andal, penerapan Self-Adaptive Feedback akan diperluas ke seluruh jaringan Telkomsel-ZTE di Indonesia, mempercepat kemajuan digital dalam berbagai sektor seperti pendidikan, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.

    (prf/ega)

  • Gegara AI, Makin Banyak Puluhan Juta Perangkat Dibuang Setiap Tahun

    Gegara AI, Makin Banyak Puluhan Juta Perangkat Dibuang Setiap Tahun

    Jakarta

    Setiap kali artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif punya kemampuan baru, planet yang kita tinggali ini membayarnya.

    Sebagai gambaran, membuat dua gambar dapat menghabiskan energi sebanyak mengisi daya smartphone, satu pertukaran chat dengan ChatGPT dapat memanaskan server sedemikian rupa sehingga memerlukan sebotol air untuk mendinginkannya.

    Dalam skala besar, biaya ini melonjak. Pada 2027, sektor AI global dapat menghabiskan listrik sebanyak yang dihabiskan Belanda setiap tahunnya, menurut sebuah studi baru-baru ini.

    Dan sebuah penelitian baru di Nature Computational Science mengidentifikasi kekhawatiran lain, AI berkontribusi besar terhadap tumpukan sampah elektronik dunia yang terus meningkat.

    Studi tersebut menemukan bahwa aplikasi AI generatif sendiri dapat menambah 1,2 juta hingga lima juta metrik ton sampah berbahaya ke Bumi pada 2030, tergantung pada seberapa cepat industri tersebut tumbuh.

    Kontribusi semacam itu akan menambah puluhan juta ton produk elektronik yang dibuang dunia setiap tahunnya. Ponsel, oven microwave, komputer, dan produk digital lain yang ada di mana-mana sering kali mengandung merkuri, timbal, atau racun lainnya.

    Jika dibuang secara tidak benar, produk-produk tersebut dapat mencemari udara, air, dan tanah. Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan bahwa pada 2022, sekitar 78% limbah elektronik dunia berakhir di tempat pembuangan sampah atau di tempat daur ulang tidak resmi, tempat para pekerja mempertaruhkan kesehatan mereka untuk mencari logam langka.

    Ledakan AI di seluruh dunia dengan cepat mengubah perangkat penyimpanan data fisik, ditambah unit pemrosesan grafis dan komponen berkinerja tinggi lainnya yang dibutuhkan untuk memproses ribuan kalkulasi secara bersamaan.

    Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (26/11/2024) perangkat keras ini bertahan selama dua hingga lima tahun, tetapi sering kali diganti segera setelah versi yang lebih baru tersedia.

    Asaf Tzachor, seorang peneliti keberlanjutan di Reichman Israel University yang turut menulis studi baru tersebut, mengatakan temuannya menekankan perlunya memantau dan mengurangi dampak lingkungan dari teknologi ini.

    Untuk menghitung seberapa besar kontribusi AI generatif terhadap masalah ini, Tzachor dan rekan-rekannya memeriksa jenis dan volume perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan model bahasa besar (large language model), lamanya waktu komponen-komponen ini bertahan, dan tingkat pertumbuhan sektor AI generatif.

    Para peneliti memperingatkan bahwa prediksi mereka adalah perkiraan kasar yang dapat berubah berdasarkan beberapa faktor tambahan. Misalnya, lebih banyak orang mungkin mengadopsi AI generatif daripada yang diantisipasi oleh model para para peneliti.

    Sementara itu, inovasi desain perangkat keras dapat mengurangi limbah elektronik dalam sistem AI tertentu, tetapi kemajuan teknologi lainnya dapat membuat sistem lebih murah dan lebih mudah diakses oleh publik, sehingga meningkatkan jumlah penggunaannya.

    Shaolei Ren, peneliti di University of California, Riverside, Amerika Serikat (AS), menyebutkan bahwa nilai terbesar dari studi ini berasal dari perhatiannya terhadap dampak AI yang luas terhadap lingkungan.

    “Kita mungkin ingin perusahaan-perusahaan (AI generatif) ini sedikit melambat,” katanya.

    Hanya sedikit negara yang mewajibkan pembuangan limbah elektronik dengan benar, dan negara-negara yang mewajibkannya sering kali gagal menegakkan hukum yang berlaku.

    Dua puluh lima negara bagian AS misalnya, memiliki kebijakan pengelolaan limbah elektronik, tetapi tidak ada hukum federal yang mewajibkan daur ulang elektronik.

    Pada Februari, Senator Demokrat Ed Markey dari Massachusetts memperkenalkan sebuah RUU yang mewajibkan lembaga federal untuk mempelajari dan mengembangkan standar dampak lingkungan AI, termasuk limbah elektronik.

    Namun, RUU tersebut, Undang-Undang Dampak Lingkungan Kecerdasan Buatan tahun 2024 (yang belum disahkan Senat), tidak akan memaksa pengembang AI untuk bekerja sama dengan sistem pelaporan sukarela.

    Namun, beberapa perusahaan mengklaim telah mengambil tindakan independen. Microsoft dan Google telah berjanji untuk mencapai nol limbah bersih dan nol emisi bersih masing-masing pada 2030. Upaya ini kemungkinan akan melibatkan pengurangan atau daur ulang limbah elektronik terkait AI.

    Perusahaan yang menggunakan AI memiliki banyak pilihan untuk membatasi limbah elektronik. Misalnya, server dapat diperpanjang masa pakainya melalui perawatan dan pembaruan rutin atau dengan mengganti perangkat yang usang ke aplikasi yang tidak terlalu intensif.

    Tzachor dan rekan penulisnya mencatat dalam studi baru tersebut, dengan memperbarui dan menggunakan kembali komponen perangkat keras yang usang. Desain chip dan algoritma yang lebih efisien dapat mengurangi permintaan AI generatif terhadap perangkat keras dan listrik. Menurut perkiraan penulis studi, menggabungkan semua strategi ini akan mengurangi limbah elektronik hingga 86%.

    “Namun, ada kendala lain. Produk AI cenderung lebih sulit didaur ulang daripada elektronik standar karena produk AI sering kali berisi banyak data pelanggan yang sensitif,” kata Kees Baldé, peneliti limbah elektronik di United Nations Institute for Training and Research, yang tidak terlibat dalam studi baru tersebut.

    Meski demikian, perusahaan teknologi besar mampu menghapus data tersebut dan membuang barang elektronik mereka dengan benar. “Ya, memang ada biayanya. Tetapi manfaatnya bagi masyarakat jauh lebih besar,” sebutnya.

    (rns/fay)

  • Pakar Sebut Nuklir Potensial untuk Jadi Sumber Energi di Indonesia

    Pakar Sebut Nuklir Potensial untuk Jadi Sumber Energi di Indonesia

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto meminta percepatan penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam 15 tahun. Pakar menyebut nuklir bisa jadi solusi untuk sumber energi Indonesia.

    Meski punya sinar matahari yang melimpah, Prof Deendarlianto Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) berpendapat bahwa panel surya bukan jawaban yang paling utama.

    “Kalau solar panel itu kan rule of thumb-nya kan 1 MW itu kan 1 hektar. Kita nggak bisa bayangkan berapa hektar kita butuh kalau semuanya pakai solar panel, ya nggak cukup kan,” katanya kepada detikINET melalui sambungan telepon, Selasa (26/11/2024).

    Apalagi, energi tidak semata untuk pembangkit saja. Ada juga energi yang harus dipenuhi untuk urusan transportasi.

    “Ya kalau kita berpikir solusi terbaik ya nuklir. Seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden itu nuklir bagus,” ujar lulusan S3 Universitas Tokushima, Jepang, tersebut.

    Ada beberapa fase untuk mewujudkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Fase tersebut antara lain fase lisensi, fase konstruksi, final test, kemudian baru operasional. Semua itu membutuhkan waktu minimal tujuh tahun.

    Saat ini, Indonesia belum memiliki PLTN. Menurut Prof Deen, pembangunan untuk riset sudah dilakukan di Indonesia, tapi belum untuk pembangkit listrik.

    Lebih lanjut, Prof Deen menyebutkan sejumlah keunggulan menggunakan PLTN. Pertama, energy density yang dihasilkan sangat besar. Yang kedua, otomatis energy cost-nya juga rendah. Akan tetapi ada beberapa masalah yang jadi tantangan.

    “Ya beberapa masalah saja ya, satu masalah sosial saja, susceptibility masyarakat dan juga investment cost kan cukup besar di awal. Tapi kalau kita committed, semua bisa sih,” ujarnya optimis.

    Diberitakan sebelumnya, Pemerintahan Prabowo Subianto berencana membangun PLTN sebagai bagian dari bauran energi nasional. Rencananya, terdapat setidaknya 5 GW dari pembangkit jenis ini hingga 2040.

    “Jadi ini komitmen dari Indonesia untuk itu. Di samping itu ada 5 Giga Watt lebih dari tenaga nuklir,” kata Ketua Delegasi Indonesia untuk COP 29, Hashim Djojohadikusumo saat diwawancara CNBC Indonesia di sela rangkaian acara COP29 di Baku, Azerbaijan.

    (ask/fay)

  • Fitur Baru WA, Lebih Berwarna Lho!

    Fitur Baru WA, Lebih Berwarna Lho!

    Jakarta

    WhatsApp akan segera meluncurkan tampilan baru dengan desain yang lebih segar. Salah satu perubahan utama adalah hadirnya ikon berwarna-warni untuk kontak dan grup obrolan WhatsApp.

    Selama ini, ikon-ikon untuk kontak, grup obrolan, dan komunitas di WhatsApp tampil dengan warna abu-abu. Namun, dengan pembaruan kali ini, WhatsApp berencana untuk memperkenalkan ikon dengan warna-warna cerah yang membuat setiap ikon menjadi lebih mencolok.

    Fitur ini sangat berguna terutama bagi kontak atau grup yang tidak memiliki foto profil. Misalnya, ikon berwarna pada komunitas akan memudahkan untuk membedakan grup yang tidak memiliki gambar khusus.

    Pembaruan ini diharapkan dapat membantu pengguna untuk lebih cepat mengenali kontak, grup, atau komunitas yang tidak memiliki foto profil. Berdasarkan laporan dari situs pembocor fitur WhatsApp, WABetaInfo, pembaruan ini ditemukan pada WhatsApp beta versi terbaru untuk Android (2.24.24.12) yang tersedia di Google Play Store, sebagaimana dilansir Selasa (26/11/2024).

    Fitur ikon warna-warni ini sedang dalam tahap pengembangan dan akan hadir pada pembaruan mendatang. Selain pembaruan ikon, WhatsApp juga memperkenalkan fitur kustomisasi baru yang memungkinkan pengguna untuk mempersonalisasi percakapan dengan tema obrolan khusus yang disebut Chat Themes.

    Fitur ini masih dalam uji coba beta dan memberikan lebih banyak kontrol kepada pengguna dalam menyesuaikan pengalaman berkirim pesan. Fitur Chat Themes menyediakan pilihan tema berwarna dengan 20 pilihan warna gelembung obrolan baru.

    Pengguna dapat mengaksesnya melalui menu Settings > Chats. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menerapkan tema default pada semua obrolan langsung atau memilih tema khusus untuk percakapan pribadi agar tampil berbeda secara visual.

    Setiap tema dilengkapi dengan warna pesan otomatis untuk mempertahankan tampilan yang konsisten. Sedangkan, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan melalui wallpaper, seperti yang diungkapkan oleh WABetaInfo dalam laporannya.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fay/fay)

  • Prabowo Minta Suntik Mati PLTU Batu Bara, Ilmuwan Dukung Tapi…

    Prabowo Minta Suntik Mati PLTU Batu Bara, Ilmuwan Dukung Tapi…

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengungkap akan ‘suntik mati’ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam 15 tahun. Pakar mendukung, tapi mengingatkan untuk tetap tidak terburu-buru.

    Kepada detikINET, Prof Deendarlianto Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan soal target 15 tahun, dia tidak bisa menilainya mungkin atau tidak. Namun yang jelas, rencana ini harus demi kepentingan nasional.

    “Demi kepentingan industrialisasi, demi kepentingan akses energi terhadap masyarakat, ya semuanya perlu dipindahkan secara detil. Kalau saya sih melihat begini, kita kan punya 52 PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara. Pertanyaannya, kalau itu dipensiunkan dan diganti dengan energi terbarukan, tentu perlu pertimbangan matang,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (26/11/2024).

    Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah akses masyarakat terhadap energi per kapita sudah terpenuhi. Ini dikarenakan energi merupakan modal pembangunan nasional. Artinya semakin besar energi yang diterima oleh masyarakat, indeks pengembangan manusia juga akan lebih baik.

    “Kemudian kualitas produktivitas industri akan lebih baik, kan begitu,” ucap lulusan S3 Universitas Tokushima, Jepang, tersebut.

    Secara pribadi, Prof Deen mendukung Kebijakan Energi Nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. Terlebih, perencanaannya sudah sangat matang.

    Dijabarkan bahwa pada 2025, Energi Baru Terbarukan (EBT) kita akan menyentuh 23%. Kemudian pada 2050, EBT direncanakan naik menjadi 31%. Nah, pada 2060, Indonesia sudah menuju net zero emission.

    Prof Deen berpendapat, strategi yang terbaik adalah memakai PLTU sampai umurnya berakhir. Nanti, ketika ada demand (permintaan) yang berlebih, demand itu dapat menggunakan EBT. Ketika masa pakainya selesai, maka bisa digantikan lagi dengan EBT.

    “Jadi kita tidak usah terburu-buru kalau saya sih, harus dihitung dulu demand-nya, supply-nya, dan economic impact-nya apa,” katanya.

    “Karena saya khawatir gini, kalau seandainya kita terlalu terpaksa terburu-buru menggunakan energi baru terbarukan, kalau ujung-ujungnya import ya industri kita mau buat apa? Kita lebih dari 60% listrik kita dari batu bara. Jadi kalau mau dipensiunkan dalam 15 tahun, kalau saya sih perlu perhitungan yang matang,” tambah Prof Deen.

    Untuk membangun EBT, diperlukan compact yang sangat besar. Kemudian, energy cost-nya juga tidak sedikit. Belum lagi energy density dari energi terbarukan tidak sebesar energi fosil.

    “Kalau saya, yang paling penting ya sudah ketika demand kita tumbuh, ya demand yang tumbuh itu yang kita gunakan energinya. Kemudian juga sambil menyiapkan R&D yang matang di perguruan tinggi, di research center, di industri energi nasional. Kalau dipaksa terlalu buru-buru tanpa ada perhitungan yang matang, ya mungkin bisa, tapi pertanyaannya apakah energy cost-nya bisa affordable atau tidak,” tandasnya.

    Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto berbicara saat menghadiri sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (19/11). Dia mengatakan soal rencana mengakhiri PLTU dalam 15 tahun dan beralih ke energi hijau.

    “Kami juga memiliki sumber daya panas bumi yang luar biasa, dan kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan. Kami berencana untuk membangun lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan dalam 15 tahun ke depan,” jelas Prabowo.

    (ask/fay)

  • Review Hasil Potret Samsung Galaxy Z Flip 6, Ciamik!

    Review Hasil Potret Samsung Galaxy Z Flip 6, Ciamik!

    Jakarta

    Beberapa tahun terakhir, ponsel berjenis lipat/flip mulai bermunculan. Ponsel lipat sangat populer di zaman-zaman feature phone, sekitar tahun 2000-an, sekitar 20 tahun lalu. Sekarang flip phone sepertinya mulai populer lagi, tapi karena perkembangan teknologi, kualitas dan desainnya sangat berbeda dan canggih.

    Jika dahulu layarnya kecil dan kualitasnya rendah, yang sekarang yaitu Samsung Z Flip 6 punya 2 layar besar. Layar di bagian depan disebut cover screen, berbentuk square/bujur sangkar dan kalau kita buka layarnya cukup panjang tapi tetap ramping.

    Review Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche TjinReview Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche TjinDesain

    Dari desainnya, ponsel ini memberikan kesan premium berkat penggunaan frame berbahan aluminum, tetapi tetap lembut berkat pilihan warna pastel. Di bagian depan, ada dua modul kamera plus satu lampu. Dua modul kameranya berukuran sama besar seperti sepasang mata. menjadikan desainnya terkesan imut-imut dan humanis.

    Review Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche TjinReview Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche Tjin

    Di cover screen-nya kita bisa pilih bermacam widget, dan juga bisa digunakan sebagai preview gambar atau cermin sebelum memotret. Jadi tidak perlu kamera selfie lagi untuk bercermin, karena pakai kamera belakang kualitasnya lebih bagus. Untuk selfie juga relatif mudah, tinggal berikan gestur tangan, kamera akan otomatis mengaktifkan self timer.

    Review Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche TjinReview Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche Tjin

    Hasil selfie Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche Tjin

    Saat dibuka, ponsel ini terkesan panjang tapi tidak lebar, enak digenggam dengan satu tangan karena tidak terlalu lebar. Bisa berdiri sendiri juga saat dilipat setengah.

    Review Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche TjinReview Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche Tjin

    Untuk dapur pacunya Samsung menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 8 generasi 3, yang di tahun 2024 ini masih tergolong prosesor kelas atas. Berkat processor yang kuat, merekam video bisa mencapai 4K

    Galaxy Z Flip 6 punya dua modul kamera, yang wide ekuivalen 23mm f/1.8 dengan stabilizer. Sensornya 1/1.56 inci dan yang ultrawide 12 MP dengan bukaan f/2.2, sensornya 1/3.2.” Modul ultrawide ini lebih relatif jauh lebih kecil daripada modul kamera utamanya.

    Soal kualitas gambarnya, jika dibandingkan dengan ponsel flagship, kamera Samsung Galaxy Z Flip 6 terkesan lebih mendekati kualitas kamera ponsel-ponsel kelas menengah/mid range pada umumnya. Secara umum, hasil proses gambar dari ponsel Samsung cenderung enak dilihat dan berkesan alami. Kemampuan menyeimbangkan kontras, bagian terang dan gelap sangat baik.

    Foto ultrawide Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche TjinFoto wide Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche TjinFoto wide Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche TjinFoto wide Samsung Galaxy Z Flip 6 Foto: Enche Tjin

    Warna di sebagian besar foto terlihat akurat seperti mata, tapi di beberapa keadaan, seperti di bawah lampu artifisial, akurasi warna bisa jadi berubah, seperti warna hijau bisa jadi kebiruan.

    Mobil berwarna hijau di foto menjadi kebiruan dipotret Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche Tjin

    Untuk foto kondisi malam, kamera utamanya tergolong oke, tapi untuk modul kamera yang ultra lebar akan menghasilkan lebih banyak noise karena ukuran sensor yang lebih kecil. Saat digunakan dengan intensif, bagian dekat kamera terasa panas.

    Kiri: Wide, Kanan: Ultrawide. Foto: Enche TjinKelebihan & Kelemahan Samsung Z Flip 6Review Samsung Galaxy Z Flip 6. Foto: Enche Tjin

    Beberapa hal yang mungkin agak disayangkan yaitu pilihan widget di cover screen yang agak terbatas, tapi mungkin akan berkembang selain waktu. Charging ponsel ini juga relatif lambat di 25 watt, dan kapasitas baterai 4.000 mah, akan terasa lebih cepat habis dibandingkan ponsel masa kini yang rata-rata 5.000 mah.

    Di sisi yang lebih positif, layar ponsel utama terlihat cerah, sudah ditingkatkan dari generasi sebelumnya 1700 nits jadi 2600 nits. Lumayan saat dipakai di luar ruangan masih terlihat jelas. Selain itu, Samsung terkenal dalam dukungan softwarenya yang sudah generasi AI, dukungan update OS-nya juga panjang sampai 7 tahun. Jadi tidak heran banyak yang pakai ponsel ini bertahun-tahun dan tetap nyaman.

    Setelah mencoba menggunakan ponsel ini, saya pribadi senang ada ponsel dengan desain alternatif yang sangat compact. Mudah membawa dan menyimpan ponsel ini merupakan nilai plus bagi yang senang bepergian atau membawa beberapa ponsel setiap harinya. Penggemar selfie dan wefie juga akan senang dengan kepraktisan yang ditawarkan layar cover ini.

    Mengkomposisikan selfie dan wefie lebih mudah berkat layar sampul (cover screen). Foto: Enche Tjin

    Ponsel ini sudah dirilis di Indonesia sejak tanggal 24 Juli 2024, dan saat ini dijual dengan harga sebagai berikut:

    Galaxy Z Flip 6 12/256 GB Rp 17.499.000Galaxy Z Flip 6 12/512 GB Rp 19.499.000

    (fyk/fay)

  • Menkomdigi Juga Tunjuk Plt Dirjen Infrastruktur dan Plt Ekosistem, Ini Sosoknya

    Menkomdigi Juga Tunjuk Plt Dirjen Infrastruktur dan Plt Ekosistem, Ini Sosoknya

    Jakarta

    Selain menunjuk menunjuk perwira tinggi Polri, Brigjen Polisi Alexander Sabar, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital di Kementerian Komdigi, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid juga mengangkat dua jabatan dirjen lainnya.

    Jabatan yang dimaksud adalah Plt Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Ismail dan Plt Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Wayan Toni Supriyanto. Surat perintah untuk keduanya ditetapkan oleh Menkomdigi Meutya Viada Hafid pada 25 November 2024.

    Baik Ismail dan Wayan merupakan wajah lama di kementerian. Sebelumnya, Ismail menjabat sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) dan Wayan menjabat Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI).

    Berdasarkan surat perintah Menkomdigi jabatan tersebut terhitung mulai tanggal 25 November 2024 disamping jabatannya sebagai Dirjen SDPPI dan Dirjen PPI, Ismail dan Wayan menjalankan tugas sebagai Plt Dirjen Infrastruktur Digital dan Plt Ekosistem Digital selama tiga bulan.

    “Pelaksana Tugas dalam hal ini tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada aspek organisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran,” dikutip dari salah satu isi surat perintah Menkomdigi.

    Adapun sebelumnya, Menkomdigi Meutya Hafid telah menujuk perwira tinggi Polri Alexander Sabar sebagai Plt Dirjen Pengawasan Ruang Digital.

    Seiring dengan perubahan nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dilakukan pula penataan ulang struktur organisasi lembaga di jajaran Eselon I.

    Ketika bernama Kominfo, kementerian ini punya empat direktorat, yaitu Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika), Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Ditjen PPI), Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI), dan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP).

    Dengan perubahan Kominfo ke Komdigi, berubah pula direktorat dan fungsinya yang kini menjadi Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital, Direktorat Jenderal Teknologi Pemerintah Digital, Direktorat Jenderal Ekosistem Digital, Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital, dan Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media.

    (agt/fay)

  • iPhone 17 Air Bakal Korbankan Kamera dan Speaker Demi Bodi Tipis

    iPhone 17 Air Bakal Korbankan Kamera dan Speaker Demi Bodi Tipis

    Jakarta

    Apple masih berupaya membuat desain iPhone 17 Air/Slim setipis mungkin. Kabar terbaru, Apple akan mengorbankan banyak fitur demi menjaga bodi iPhone 17 Air tetap tipis.

    Laporan terbaru The Information mengatakan prototipe iPhone 17 Air saat ini memiliki ketebalan antara 5mm dan 6mm, menjadikannya calon model iPhone tipis sepanjang masa. Ponsel ini akan hadir sebagai pengganti varian Plus.

    Sebagai perbandingan, iPhone 6 yang memegang predikat iPhone paling tipis yang pernah ada memiliki ketebalan 6,9mm. Sementara itu, iPhone 16 dan iPhone 16 Pro masing-masing memiliki ketebalan 7,8mm dan 8,25mm.

    Karena desainnya yang ultra tipis, Apple harus mengorbankan sejumlah fitur di iPhone 17 Air. Saat ini prototipe iPhone 17 Air tidak memiliki slot kartu SIM fisik, namun desainnya masih belum difinalisasi.

    Artinya, iPhone 17 Air bisa saja tidak mendukung kartu SIM fisik dan mengandalkan eSIM sepenuhnya. Saat ini iPhone 14, iPhone 15, dan iPhone 16 series yang dijual di Amerika Serikat tidak memiliki slot kartu SIM, tapi fitur ini masih ada di iPhone yang dijual di negara lain.

    iPhone 17 Air kabarnya hanya memiliki satu speaker yaitu ear-piece yang ada di bagian paling atas. Pasalnya tidak ada ruang yang tersisa untuk menempatkan speaker kedua di bagian bawah.

    Rumor sebelumnya mengklaim iPhone 17 Air akan menggunakan modem 5G yang dirancang Apple. Modem ini memiliki ukuran yang lebih kecil dan daya lebih efisien dibandingkan modem Qualcomm yang dipakai di iPhone saat ini.

    Namun, laporan The Information mengklaim modem buatan Apple tidak mendukung jaringan 5G mmWave yang lebih kencang ketimbang 5G Sub-6GHz. Modem Apple ini juga disebut memiliki kecepatan data seluler yang lebih lambat ketimbang modem Qualcomm, seperti dikutip dari MacRumors, Selasa (26/11/2024).

    Bodi iPhone 17 Air yang lebih tipis juga berarti baterai yang digunakan akan lebih kecil dibandingkan iPhone saat ini. Perangkat ini mulai memasuki uji coba produksi awal di Foxconn, dan Apple kabarnya masih kesulitan memuat baterai yang memadai dan komponen lainnya ke dalam sasis yang sangat tipis.

    Pengorbanan lainnya dari segi kamera. The Information mengklaim iPhone 17 Air hanya memiliki satu kamera belakang yang ditempatkan di bagian tengah punggung ponsel. Belum diketahui berapa resolusi kameranya, namun rumor sebelumnya mengatakan iPhone 17 Air akan memiliki kamera 48 MP.

    Rumor spesifikasi lainnya untuk iPhone 17 Air antara lain layar berukuran 6,6 inch, bodi aluminium, chip A19, Face ID, Dynamic Island, kamera selfie 24 MP, dan RAM 8GB untuk Apple Intelligence. iPhone 17 Air akan diluncurkan pada September 2025 bersama model iPhone 17 lainnya.

    (vmp/vmp)

  • Jadwal M6 Mobile legends, Wakil Indonesia Main 28 November 2024

    Jadwal M6 Mobile legends, Wakil Indonesia Main 28 November 2024

    Jakarta

    Setelah fase wild card berakhir, keseruan M6 Mobile Legends berlanjut ke babak swiss stage. Di sini ada dua tim asal Indonesia yang akan bermain, yakni Team Liquid ID dan RRQ Hoshi.

    Keduanya akan tampil di IOI Grand Exhibition & Convention Center, Kuala Lumpur, Malaysia. Sebanyak 16 tim yang akan bersaing memperebutkan tempat di babak knockout stage.

    Tim-tim tersebut berasal dari berbagai macam negara seperti Argentina, Myanmar, Singapura, Filipina, Arab Saudi, Kamboja, Turki, Amerika Serikat, China, Rusia, dan Malaysia. Berikut daftar tim yang lolos ke babak swiss stage.

    Maycam EvolveFalcon EsportsNIP FlashFnatic Onic PHAurora GamingTwisted MindsCFU GamingS2G EsportsBloodThristyKingsTeam Liquid IDRRQ HoshiKeepBest GamingTeam SpiritSelangor Red GiantsTeam VamosULFHEDNARJadwal M6 Mobile Legends Babak Swiss Stage

    Untuk diketahui, babak swiss stage pertama kali hadir di M Series. Di babak ini Mobile Legends Esports dibagi menjadi lima round.

    Swiss stage pertama diselenggarakan pada 28 November. Lalu putaran kedua berlangsung pada 29 November 2024. Sementara yang ketiga hadir pada 30 November 2024, keempat dari 3-4 Desember 2024, dan terakhir mulai 5 Desember 2024.

    Berikut jam main dua wakil Indonesia di putaran pertama babak swiss stage:

    Kamis, 28 November 2024

    S2G Esports Vs Selangor Red Giants – 13.00 WIBULFHEDNAR Vs BloodThristyKings – 14.00 WIBNIP Flash Vs CFU Gaming – 15.00 WIBTeam Spirit Vs Maycm Evolve – 16.05 WIBTwisted Minds Vs Team Vamos – 17.00 WIBFalcon Esports Vs Aurora – 18.00 WIBKeepBest Gaming Vs RRQ Hoshi – 19.00 WIBTeam Liquid ID Vs Fnatic Onic PH – 20.00 WIB

    Namun perlu diingat, jam mainnya bisa saja berubah sesuai kebijakan panitia. Biasanya kendala teknis mempengaruhi jadwal bermain setiap tim. Satu hal yang pasti, acaranya akan mulai bergulir pada pukul 13.00 WIB.

    (hps/fay)