Category: Detik.com Tekno

  • Jutaan Pengguna Chrome Terancam Disusupi Malware ShadyPanda

    Jutaan Pengguna Chrome Terancam Disusupi Malware ShadyPanda

    Jakarta

    Jutaan pengguna Chrome dan Microsoft Edge tanpa sadar ikut dalam salah satu kampanye malware paling canggih dalam beberapa tahun terakhir.

    Peneliti keamanan siber dari Koi menemukan bahwa kelompok peretas asal China bernama ShadyPanda berhasil menyusupkan kode berbahaya ke sejumlah ekstensi browser populer — sebagian bahkan sempat berstatus “Featured” dan “Verified” di Chrome Web Store.

    Modusnya dibuat rapi. Selama bertahun-tahun, ekstensi-ekstensi ini bekerja normal seperti aplikasi pembersih cache atau pengelola tab. Clean Master, salah satu yang paling populer, sudah aktif lima tahun tanpa insiden dan dipakai lebih dari 200 ribu orang.

    Tapi pada 2024, pembaruan yang kelihatannya rutin justru menyuntikkan spyware yang langsung mengalirkan data ke server di China. Google kemudian menghapus Clean Master, namun jejak kampanye ini tak berhenti di sana.

    Peneliti menemukan operasi kedua yang melibatkan lima ekstensi lain, termasuk WeTab yang memiliki lebih dari tiga juta pemasangan. Totalnya, lebih dari empat juta pengguna terpapar.

    Meski sebagian sudah ditendang dari Chrome Web Store, seluruh ekstensi dalam operasi kedua masih hidup dan bisa diunduh dari Microsoft Edge Add-ons sampai laporan ini dirilis, memperluas risiko bagi jutaan perangkat.

    Begitu terinstal, kode berbahaya di ekstensi-ekstensi ini bekerja layaknya kerangka eksekusi jarak jauh. Mereka bisa mengunduh dan menjalankan JavaScript secara otomatis di dalam browser tanpa seizin pengguna.

    Aktivitas browsing, pola klik, hingga perilaku online dikirimkan secara real-time ke server kendali ShadyPanda. Koi memperkirakan lebih dari 4,3 juta perangkat telah terinfeksi.

    ShadyPanda sendiri bukan nama baru. Kelompok ini sudah beroperasi sejak setidaknya 2018 dan pertama kali dikenal lewat serangan affiliate fraud yang menyisipkan kode tracking ke aktivitas belanja online pengguna.

    Dari sana, mereka berevolusi ke skema yang lebih luas dengan memanfaatkan pembaruan ekstensi — celah yang menurut peneliti dimungkinkan karena Google tidak melakukan pemeriksaan seketat saat mengulas ekstensi baru.

    Koi mempublikasikan daftar lengkap ID ekstensi Chrome dan Edge yang terlibat dalam kampanye ini. Pengguna diminta segera menghapus ekstensi tersebut dengan masuk ke menu chrome://extensions/ atau edge://extensions/, mengaktifkan Developer Mode untuk melihat ID, lalu mencocokkannya dengan daftar yang dipublikasikan.

    Jika cocok, segera tekan Remove sebelum perangkat mengirim lebih banyak data ke tangan peretas, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (5/12/2025).

    (asj/asj)

  • Telkom Pastikan Internet Gratis Buat Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Telkom Pastikan Internet Gratis Buat Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Jakarta

    Telkom memastikan bahwa seluruh layanan akses free WiFi yang disediakan di tujuh titik posko bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sepenuhnya gratis dan dapat digunakan oleh masyarakat tanpa dikenakan biaya.

    Penyediaan akses internet darurat ini menjadi salah satu langkah utama Telkom untuk mendukung komunikasi warga di tengah kondisi pasca bencana banjir bandang dan longsor.

    Selain itu juga sebagai bentuk sinergi Telkom dan instansi, dukungan konektivitas juga disediakan di lokasi Pemprov Aceh-Sumut serta Diskominfo setempat guna memastikan kelancaran posko pemda.

    “Di situasi pasca bencana yang penuh tantangan ini, prioritas kami adalah memastikan masyarakat tetap terhubung. Karena itu, seluruh akses WiFi di posko Telkom Group disediakan secara gratis, sekaligus terus fokus pada pemulihan jaringan di lapangan,” ujar VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko dikutip dari siaran pers yang diterima detikINET, Jumat (5/12/2025).

    Adapun, tujuh titik internet gratis yang disediakan Telkom ini meliputi Kantor Wilayah Telkom Sumut, Kantor Wilayah Telkom Banda Aceh, Pusat Layanan Telkom Sigili, Kantor Wilayah Telkom Sibolga,Kantor Wilayah Telkom Sumbar, dan Pusat Layanan Telkom Talu, dengan mempertimbangkan lokasi posko di titik strategis.

    Layanan posko internet gratis akan tetap beroperasi secara optimal sebagai dukungan komunikasi bagi warga terdampak, relawan, serta pemangku kepentingan yang tengah menjalankan fungsi koordinasi penanganan bencana.

    Di saat yang sama, upaya pemulihan layanan telekomunikasi terus dilakukan secara bertahap. Tim teknis Telkom Group bekerja 24/7 untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak, menormalkan jaringan, serta memperkuat konektivitas darurat di area prioritas.

    Telkom menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan yang aman, stabil, dan dapat kembali dimanfaatkan masyarakat secepat mungkin. Telkom juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna memastikan percepatan pemulihan sekaligus menjaga kelancaran proses perbaikan.

    Masyarakat dapat menghubungi layanan hotline tanggap bencana TelkomGroup pada 0800-111-9000 selama 24 jam tanpa dikenakan biaya untuk mengetahui perkembangan pemulihan jaringan dan informasi layanan lainnya.

    (agt/agt)

  • Remaja Australia Mulai Didepak dari Media Sosial, Dunia Melihat

    Remaja Australia Mulai Didepak dari Media Sosial, Dunia Melihat

    Jakarta

    Bagi kaum muda Australia, media sosial segera jadi kenangan. Platform seperti Instagram, TikTok, Snapchat, dan YouTube mulai mematuhi undang-undang baru negara tersebut yang bersejarah dan segera berlaku, melarang media sosial bagi anak-anak dan remaja muda.

    Anak di bawah 16 tahun atau dicurigai dalam kelompok usia ini, mulai melihat notifikasi bahwa akun dinonaktifkan atau ditangguhkan hingga mereka cukup umur atau dapat membuktikan usia.

    Meta misalnya, mencabut akses ke platform media sosialnya Instagram, Facebook, dan Threads bagi remaja di bawah 16 tahun mulai hari Kamis, sekaligus memblokir pembuatan akun baru.

    Ini adalah upaya berani melindungi kaum muda dari bahaya online dan diamati seksama oleh dunia. Namun, beberapa kritikus mempertanyakan metode dan teknologi yang digunakan, serta apakah langkah ini benar-benar akan membuat ruang digital lebih aman.

    Metode larangan medsos

    Per 10 Desember, platform yang termasuk dalam larangan ini wajib menonaktifkan akun pengguna di bawah 16 tahun dan mencegah pengguna baru dari usia ini. Platform yang masuk dalam daftar awal adalah:Instagram, Facebook,Threads,YouTube, TikTok, Snapchat, Twitch, X, Reddit, serta Kick

    Setiap perusahaan memutuskan proses mana yang akan digunakan. Pada dasarnya usia diverifikasi dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan saat pendaftaran, dikombinasikan AI untuk menganalisis akun. Sebagai contoh, Meta menyatakan akan menggunakan AI.

    “Jika akun mengikuti banyak anak, berinteraksi dengan cara yang menunjukkan mereka di bawah 16 tahun, akun akan ditandai sebagai akun di bawah umur dan dihapus,” ujar analis teknologi Carmi Levy. Pengguna Meta dapat mengajukan banding dengan menyerahkan identitas resmi atau merekam selfie untuk dianalisis.

    Sementara Snapchat akan verifikasi melalui kartu identitas resmi, software pihak ketiga yang menganalisis selfie, atau software lain yang terhubung ke informasi perbankan pengguna.

    Larangan di Australia ini merupakan ujian teknologi verifikasi yang sejauh ini belum terlalu sukses. “Autentikasi akun dan verifikasi usia telah digunakan platform lain di belahan dunia lain dan bisa dibilang bencana total,” ujarnya. Banyak pengguna salah ditandai dan dihapus, serta kesulitan membuktikan keabsahan akun.

    “Banyak dari proses ini sebagian besar didasarkan teknologi otomatis. Tidak ada manusia duduk di belakang layar di Meta atau Google atau X yang siap menangani keluhan semacam ini,” katanya.

    Levy juga waswas terhadap privasi data dari penyerahan informasi pribadi. “Kita harus percaya saat mereka mengumpulkan tumpukan besar informasi pribadi dari pengguna, mereka menjaganya tetap aman. Dan kita melihat berkali-kali itu tak selalu terjadi,” sebutnya.

    Gugatan menentang larangan

    Mengingat Australia mengisyaratkan bahwa platform lain di mana anak muda berkomunikasi, mulai platform game seperti Roblox dan Fortnite hingga Discord, dapat ditambah dalam daftar, advokat hak digital Matt Hatfield mempertanyakan efektivitasnya.

    “Saya sangat khawatir Australia akhirnya hanya akan mengejar anak muda dari satu ruang ke ruang lain di internet serta memberlakukan pemblokiran usia dan potensi penyensoran,” kata Hatfield.

    Hal itu diamini Noah Jones, siswa berusia 15 tahun di Sydney, yang menggugat untuk membatalkan larangan tersebut. Menurutnya, hal itu melanggar hak konstitusional kaum muda Australia dan memutus komunikasi vital.

    “Sungguh tidak masuk akal mengapa kami diputus dari dunia luar, sementara orang-orang yang berbahaya serta konten eksplisit yang berbahaya bukan pihak yang menderita akibat larangan ini, melainkan kami,” katanya kepada Reuters.

    Dengan banyaknya negara dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan undang-undang baru tentang penggunaan medsos oleh remaja, Levy berpendapat apa yang terjadi di Australia akan digunakan sebagai template untuk diterapkan negara lain.

    Lihat juga Video Notifikasi Instagram Buat Remaja Australia Jelang Pembatasan Medsos

    (fyk/rns)

  • Xiaomi Kabarnya Susul Huawei dan Samsung Luncurkan HP Lipat Tiga

    Xiaomi Kabarnya Susul Huawei dan Samsung Luncurkan HP Lipat Tiga

    Jakarta

    Huawei dan Samsung sudah meluncurkan ponsel layar lipat tiga alias tri-fold, dan sepertinya vendor ponsel lain akan segera mengikuti jejak mereka. Tidak lama setelah Samsung meluncurkan Galaxy Z TriFold, Xiaomi diprediksi akan merilis ponsel lipat tiga pertamanya.

    Tanda-tanda kehadiran ponsel lipat tiga Xiaomi terungkap dari sertifikasi di database Global System for Mobile Communications Association (GSMA). Sertifikasi itu memperlihatkan perangkat Xiaomi dengan nomor model 2608BPX34C.

    Sertifikasi itu tidak menyebut nama perangkat Xiaomi secara spesifik atau memberi petunjuk soal form factor dan informasi lainnya. Namun, spekulasi di industri mengindikasikan ponsel yang dimaksud adalah foldable lipat tiga dari Xiaomi.

    Saat ini Xiaomi sedang mengembangkan dua ponsel layar lipat yaitu Xiaomi 17 Fold dan Xiaomi Mix Flip 3. Keduanya diprediksi meluncur pada kuartal pertama tahun 2026.

    Selain dua perangkat tersebut, Xiaomi juga dirumorkan sedang menggarap ponsel lipat tiga yang akan debut pada kuartal ketiga tahun 2026. Nah, ponsel yang baru muncul di database GSMA ini diduga sebagai ponsel lipat tiga yang dimaksud.

    Nomor model ponsel Xiaomi biasanya diawali dengan angka yang mengindikasikan jadwal peluncurannya. Artinya, ponsel misterius Xiaomi di database GSMA ini diprediksi rilis pada Agustus 2026, seperti dikutip dari Notebookcheck, Jumat (5/12/2025).

    Xiaomi sebelumnya sudah mematenkan desain ponsel lipat tiganya beberapa tahun yang lalu. Render paten tersebut menunjukkan ponsel lipat tiga yang layar utamanya melipat ke dalam seperti Huawei Mate XT Ultimate tapi tanpa layar eksternal.

    Render paten HP lipat tiga Xiaomi Foto: Xiaomi via GSMArena

    Tapi belum tentu ponsel lipat tiga Xiaomi akan mengadopsi desain ini. Saat ini belum ada bocoran terbaru tentang desain ponsel lipat tiga pertama dari Xiaomi.

    Terkait spesifikasi, ponsel lipat tiga Xiaomi kemungkinan hadir dengan hardware premium, termasuk chipset Snapdragon 8 series, tiga kamera belakang, serta desain tipis dan ringan.

    (vmp/vmp)

  • Indonesia Lawan Mesir dan Peru

    Indonesia Lawan Mesir dan Peru

    Jakarta

    Timnas Mobile Legends Indonesia akan kembali tampil hari ini di kompetisi kelas dunia, IESF World Esports Championship. Kali ini, negara yang akan dihadapi adalah Mesir dan Peru.

    Pertarungan mereka di Land of Dawn akan di selenggarakan di Sri Putra Hall, Kuala Lumpur, Malaysia. Format pertandingannya masih sama, yakni best of 3 (Bo3). Jadi timnas harus bisa mengamankan dua game duluan bila ingin dinyatakan sebagai pemenangnya. Contoh skornya ialah 2-0 atau 2-1.

    Pada 5 Desember 2025, Timnas Indonesia akan bermain di dua kategori, Men dan Women. Kedua tim memiliki jadwal pertandingan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, berikut jadwal IESF Mobile Legends timnas, pantauan detikINET dari media sosial resmi IESF dan PB ESI, Jumat (5/12/2025).

    Jadwal IESF Mobile Legends Hari Ini

    Adapun sejumlah atlet yang akan mewakili Indonesia di Mobile Legends Women di antaranya Vivi Indrawaty, Michelle Denise Siswanto, Venny Lim, Cindy Laurent Siswanto, Viorelle Valencia Chen, Ilyas Rahmanda (pelatih), dan Sherly Sindra (asisten pelatih).

    Sementara atlet yang akan bermain di kategori Men ialah Aldhia Fahmi Aranda, Leonardo Prasetyo Agung, Yonathan Cin, Christian Widy Wardhana Hartono, Yehezkiel Wiseman Hamonangan Napitu. Dalam upaya menentukan strategi, mereka dibantu oleh oleh Doly Van Pelo Sihotang selaku pelatih.

    Saat ini, dari dua kategori yang diikuti Indonesia, timnas Women sudah berhasil lolos ke final upper bracket. Mereka akan bermain hari ini dalam upaya mengamankan tempat di grand final.

    Sedangkan tim Men masih melakoni pertandingan di babak grup. Kendati demikian, dengan dua kemenangan sebelumnya dari Kazakhstan dan Romania, Indonesia sudah dinyatakan lolos playoff. Berikut jadwal IESF Mobile Legends hari ini.

    Timnas Women: Indonesia vs Mesir – 13.00 WIBTimnas Men: Indonesia vs Peru – 19.30 WIB

    Kepala Pelatih Tim Nasional Esports Indonesia, Richard Permana, menyampaikan apresiasi atas performa para atlet Mobile Legends kebanggaan Tanah Air. Menurutnya, para atlet telah menunjukkan disiplin, mental juara, serta kordinasi permainan yang matang.

    “Kemenangan ini (4/12) penting, tetapi tantangan ke depan akan semakin berat. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat Indonesia agar para atlet tetap fokus dan mampu menjaga konsistensi hingga pertandingan berakhir,” ujarnya.

    Cara Streaming IESF Mobile Legends

    Bagi para penggemar Mobile Legends di Indonesia yang ingin menonton timnas bermain, tak perlu jauh-jauh terbang ke Malaysia. Para penggemar dapat menyaksikannya secara online, melalui siaran langsungnya yang tayang di kanal YouTube IESF atau PB ESI.

    (hps/fay)

  • Jejak di Antartika Ungkap Pemicu Wabah Terganas Abad Pertengahan

    Jejak di Antartika Ungkap Pemicu Wabah Terganas Abad Pertengahan

    Jakarta

    Wabah Black Death yang dulu menghancurkan populasi Eropa masih terus dipelajari. Dalam penelitian terbaru, penyebaran cepat Black Death pada abad pertengahan itu mungkin bermula dari letusan gunung berapi dahsyat.

    Wabah pes ini menewaskan antara sepertiga hingga separuh populasi Eropa pada pertengahan abad ke-14. Namun, pemicu pandemi tersebut belum diketahui dengan pasti.

    Para ilmuwan di Cambridge dan Jerman menyusun kembali rangkaian peristiwa itu berdasarkan petunjuk lingkungan dan catatan sejarah, yang diyakini dapat memecahkan misteri tersebut.

    Mereka menyebut partikel jelaga yang terperangkap jauh di dalam lapisan es Antartika dan Greenland mengindikasikan adanya setidaknya satu letusan dari gunung berapi tak dikenal di wilayah tropis sekitar tahun 1345. Letusan ini menyelimuti Bumi dengan kabut tebal abu dan belerang.

    Temuan ini sejalan dengan bukti tertulis dari masa itu yang melaporkan kondisi berawan tidak biasa dan gerhana bulan gelap, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Communications Earth & Environment.

    Analisis baru terhadap cincin pohon dari masa itu menunjukkan ada pertumbuhan yang terhambat selama tiga tahun. Menurut tim di Cambridge, hal ini menunjukkan bahwa kabut vulkanik mengakibatkan kondisi dingin dan basah yang berujung pada serangkaian gagal panen.

    Dr. Martin Bauch, salah satu penulis studi dari Leibniz Institute for the History and Culture of Eastern Europe, mengatakan dampak letusan terhadap pasokan pangan adalah tahap awal krusial dalam rangkaian peristiwa yang memicu pandemi. “Pada tahun-tahun sebelum kedatangan Black Death, terjadi cuaca sangat tidak biasa mulai dari Inggris, melintasi Mediterania, hingga ke Levant,” ujarnya.

    “Pola berskala besar itu hanya bisa dijelaskan oleh faktor iklim dan gunung berapi adalah penjelasan yang masuk akal karena dampaknya bisa berlangsung selama dua atau tiga tahun. Semuanya saling berkaitan,” imbuhnya dikutip detikINET dari Sky News.

    Peneliti mengatakan bencana kelaparan yang terjadi setelahnya menjelaskan mengapa kota-kota maritim Italia seperti Venesia, Genoa, dan Pisa menjalin hubungan dengan bangsa Mongol pada tahun 1347 dan mulai mengimpor gandum untuk menambah bahan pangan.

    Penelitian sebelumnya menyimpulkan kapal-kapal pengangkut gandum tersebut membawa kutu yang terinfeksi bakteri pes Yersinia pestis, yang kemungkinan besar berasal dari suatu tempat di Asia Tengah. Setibanya di Italia, kutu tersebut pindah ke tikus dan mamalia lain, lalu menyebarkan malapetaka ke seluruh Eropa.

    “Negara-kota Italia yang kuat ini membangun rute perdagangan jarak jauh melintasi Mediterania dan Laut Hitam, yang memungkinkan mereka mengaktifkan sistem sangat efisien untuk mencegah kelaparan. Namun akhirnya, hal ini secara tidak sengaja justru memicu bencana jauh lebih besar,” kata Dr. Bauch.

    Profesor Ulf Buentgen dari Departemen Geografi Universitas Cambridge, penulis lain studi tersebut, mengatakan ‘badai sempurna’ dari faktor iklim, pertanian, sosial, dan ekonomi yang memicu Black Death adalah contoh awal dari konsekuensi globalisasi.

    “Meski kebetulan faktor-faktor yang berkontribusi pada Black Death tampak langka, probabilitas munculnya penyakit zoonosis akibat perubahan iklim dan berubah menjadi pandemi kemungkinan akan meningkat di dunia yang terglobalisasi. Ini sangat relevan mengingat pengalaman kita baru-baru ini dengan Covid-19,” katanya.

    (fyk/rns)

  • OceanX dan BRIN Mulai Jelajahi Gunung di Laut Dalam Sulawesi

    OceanX dan BRIN Mulai Jelajahi Gunung di Laut Dalam Sulawesi

    Jakarta

    OceanX bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi memulai ekspedisi laut dalam untuk meneliti rangkaian gunung laut Sulawesi, salah satu wilayah paling terpencil dan paling jarang diteliti di kawasan Indo-Pasifik.

    Misi yang berlangsung dari Desember hingga Januari ini bertujuan untuk mengungkap dinamika geologi, keanekaragaman hayati, dan proses ekosistem yang saling berinteraksi di bawah Cincin Api Pasifik.

    Ekspedisi ini dimulai di Bitung, Sulawesi Utara, dengan kegiatan edukasi publik dan pelibatan media yang berlangsung dari 3 Desember 2025 hingga 31 Januari 2026. Misi ini merupakan kelanjutan dari temuan penting melalui misi OceanX-BRIN di 2024 yang berhasil memetakan lima gunung laut di bagian utara Sulawesi yang sebelumnya tidak pernah teridentifikasi.

    Misi terbaru tahun ini diperkuat dengan melibatkan tim ilmiah yang lebih besar, cakupan penelitian yang lebih luas, dan perangkat eksplorasi yang lebih canggih untuk menghasilkan dataset laut dalam terlengkap yang pernah dimiliki Indonesia.

    “Gunung laut dapat membentuk arus, menjadi rumah bagi spesies langka, dan menjadi batu loncatan kehidupan di laut dalam. Dari ratusan gunung di perairan Indonesia, hanya sedikit yang telah dieksplorasi. Maka dari itu, kami berharap melalui kerja sama dengan BRIN dapat memberikan kita perspektif baru tentang bagaimana laut dalam Indonesia mendukung ekosistem lautnya yang lebih luas,” ujar Co-CEO dan Chief Scientist OceanX Vincent Pieribone, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (5/12/2025).

    Menelusuri Sistem Geologi yang Hidup

    Misi dimulai di Bitung dengan kegiatan edukasi bagi para pelajar dan pejabat pemerintah daerah, termasuk tur kapal. Kapal riset OceanXplorer kini bergerak menuju lokasi penelitian untuk dua tahap riset. Tahap pertama penelitian berfokus pada pemanfaatan fitur geologi dan hidrotermal, di mana para peneliti akan melakukan pemetaan resolusi tinggi, survei visual, dan profil dasar laut untuk memahami struktur vulkanik serta formasi tektonik laut dalam.

    Tahap kedua dari misi ini akan meneliti keanekaragaman hayati dan dinamika ekologi gunung laut menggunakan ROV (kendaraan kendali jarak jauh), kapal selam, pengambilan sampel DNA lingkungan, serta instrumen oseanografi yang akan digunakan untuk mendokumentasikan sebaran spesies, keterhubungan antarhabitat, dan struktur ekosistem. Penggunaan teknologi AI SeaSwipe OceanX dapat mendukung proses anotasi gambar secara cepat sehingga para peneliti dapat memetakan spesies dan habitat secara real time.

    Memperkuat Sains Kelautan Indonesia

    Kepala BRIN Arif Satria menegaskan pentingnya ekspedisi ini bagi kedaulatan ilmu pengetahuan kelautan Indonesia. “Sebagai negara kepulauan dan pusat keanekaragaman hayati dunia, Indonesia harus memimpin sains kelautan di kawasan. Ekspedisi bersama OceanX bukan hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat kemampuan bangsa dalam memetakan, memahami, dan mengelola laut dalam secara mandiri. Inilah fondasi penting menuju transformasi blue economy Indonesia,” ujarnya.

    Selain eksplorasi ilmiah, misi ini juga memperkuat pembangunan kapasitas riset nasional. Para peneliti muda BRIN serta mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia akan mendapatkan pelatihan langsung mengenai pemetaan laut dalam, pengambilan sampel, genomik, hingga pemrosesan data kelautan.

    Hal ini selaras dengan perencanaan road map riset nasional Indonesia serta mendukung tujuan Proyek Kapal Riset Nasional (KRISNA) dan pengembangan Ekonomi Biru Indonesia. Proyek KRISNA merupakan inisiatif untuk memperkuat riset ilmiah kelautan Indonesia melalui pembangunan kapal-kapal riset yang didanai oleh AFD France.

    Misi ini juga mendapat dukungan dari Bappenas, yang menekankan bahwa riset kelautan dan penguatan kapasitas sebagai pilar penting dalam pengembangan ekonomi biru. Upaya ini memungkinkan terwujudnya tata kelola berbasis data serta pengembangan sektor-sektor-sektor baru berbasis kelautan yang berkelanjutan.

    Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi kelautan di kalangan pembuat kebijakan, praktisi, dan pelajar, serta menghadirkan temuan dan pengetahuan kelautan dalam proses diskusi dan perumusan kebijakan demi tata kelola samudra Indonesia yang lebih baik di masa depan.

    Dataset ilmiah yang dihasilkan selama misi ini diharapkan dapat berkontribusi pada perencanaan tata ruang laut, penilaian risiko geologi, serta penetapan garis dasar
    keanekaragaman hayati untuk wilayah Sulawesi Utara. Data ini juga akan memberikan bukti yang dapat mendukung riset lanjutan, proyek nasional, dan perencanaan jangka panjang pemerintah Indonesia.

    Dengan misi yang menggabungkan eksplorasi ilmiah, pengembangan kapasitas, dan integrasi data berskala besar, OceanX dan BRIN optimis bahwa ekspedisi laut ini akan menjadi tonggak penting bagi ilmu pengetahuan kelautan Indonesia, mendorong pemahaman lebih dalam tentang laut dalam sekaligus memperkuat tata kelola kelautan nasional di masa depan.

    (rns/rns)

  • Harga Stabil, Samsung Galaxy A07 Masih Jadi HP Sejutaan Menarik

    Harga Stabil, Samsung Galaxy A07 Masih Jadi HP Sejutaan Menarik

    Jakarta

    Di saat industri semikonduktor global sedang gonjang-ganjing akibat kenaikan harga RAM dan komponen memori–bahkan beberapa analis memprediksi lonjakan hingga dua digit karena permintaan AI yang meledak–Samsung tidak menaikkan harga Galaxy A07, tetap Rp 1,3 jutaan.

    Ditambah lagi, saat ini tahun 2025 hampir berakhir dan mungkin banyak orang mau membeli HP baru untuk upgrade, baik untuk kebutuhan pekerjaan ataupun hadiah akhir tahun.

    Di tengah situasi harga komponen yang bikin banyak vendor mulai merapikan strategi, memotong fitur, atau diam-diam mengerek harga jual, Samsung tetap menjual Galaxy A07 di harga sejutaan, persis seperti pendahulunya. Ini membuat Galaxy A07 jadi salah satu opsi paling menarik bagi pengguna Indonesia yang butuh HP kencang, tahan lama, tapi tetap ramah kantong.

    Langkah ini terasa relevan dengan kondisi pasar lokal. Banyak pengguna yang masih mengandalkan HP lama yang makin lemot, cepat panas, dan baterainya mulai turun kapasitasnya-sementara harga gadget justru cenderung naik karena dampak global supply chain. Samsung melihat celah itu dan menjadikannya kesempatan untuk menghadirkan HP upgrade-friendly tanpa membuat dompet makin tertekan.

    Galaxy A07 hadir dengan chipset Helio G99, layar 6,7 inci 90Hz, fitur keamanan Auto Blocker, sampai sertifikasi IP54 yang jarang ada di kelas harga ini. Verry Octavianus, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, bilang bahwa A07 sengaja dirancang agar tetap terjangkau tanpa mengorbankan performa inti yang dibutuhkan pengguna Indonesia sehari-hari.

    “Pada harga sejutaan, kami ingin memastikan bahwa setiap orang bisa menikmati teknologi tangguh yang bisa diandalkan setiap hari, di mana pun mereka berada,” ujarnya dalam keterangan resmi Samsung.

    Dalam situasi harga komponen naik, keputusan menjaga harga tetap rendah bukan cuma soal strategi produk, tapi juga sinyal bahwa Samsung ingin mempertahankan posisi kuat di pasar HP entry-level Indonesia–segmen yang sangat sensitif harga.

    (asj/asj)

  • Rajin Pakai VPN, Gen Z Jadi Target Empuk VPN Palsu

    Rajin Pakai VPN, Gen Z Jadi Target Empuk VPN Palsu

    Jakarta

    Gen Z dikenal lebih melek privasi ketimbang generasi yang lebih tua. Mereka tumbuh di era kebocoran data, iklan yang terus mengikuti, dan platform sosial yang menuntut identitas digital terbuka.

    Tak heran kalau mereka rajin memakai VPN, browser anonim, hingga beragam alat enkripsi. Ironisnya, tren yang dimaksudkan untuk melindungi diri itu justru membuka celah baru: mereka kini menjadi target paling empuk bagi aplikasi VPN palsu.

    Antara Oktober 2024 hingga September 2025, Kaspersky mencatat lebih dari 15 juta percobaan serangan yang menyamar sebagai aplikasi VPN. Bukan sekadar aplikasi yang tidak bekerja, banyak di antaranya ternyata berisi malware — mulai dari adware yang mengganggu hingga trojan yang mampu mencuri data atau memberi akses penuh pada penyerang.

    Fenomena ini bukan kebetulan. Menurut laporan yang sama, Gen Z menggunakan alat privasi dua kali lebih sering daripada kelompok usia lainnya. Mereka ingin aman saat pakai Wi-Fi publik, ingin lolos dari tracking platform, dan ingin identitas digitalnya tetap terlindungi. Namun, frekuensi penggunaan yang tinggi ini membuat mereka lebih sering mencari VPN cepat, gratis, atau versi “premium tapi crack”–dan di situlah bahaya bermula.

    Ledakan VPN Palsu dan Malware yang Menyamar

    Dalam setahun pengamatan, Kaspersky menemukan tiga kategori ancaman utama yang paling sering muncul dalam aplikasi VPN palsu:

    – Adware menjadi yang paling banyak, dengan 284.261 kasus. Efeknya memang cuma iklan yang tak ada habisnya, tapi ia juga bisa memantau aktivitas pengguna.
    – Trojan terdeteksi 234.283 kali, jauh lebih berbahaya karena bisa mencuri data dan mengontrol perangkat dari jarak jauh.
    – Downloader muncul dalam 197.707 kasus, biasanya berfungsi sebagai pintu untuk memasukkan malware lain ke perangkat korban.

    Selain aplikasi palsu, para peneliti juga menemukan halaman phishing yang meniru tampilan login layanan VPN populer. Banyak yang terlihat sangat meyakinkan karena dibuat menggunakan phishing kit siap pakai, memungkinkan pelaku menciptakan puluhan situs palsu dengan sedikit usaha.

    Begitu pengguna memasukkan kredensialnya, bukan hanya akun VPN mereka yang terancam, tapi juga akun lain–apalagi kalau mereka memakai password yang sama di banyak layanan, kebiasaan umum di kalangan pengguna muda.

    Privasi Jadi Prioritas, Tapi Kenyamanan Tetap Menggoda

    Evgeny Kuskov, Pakar Keamanan di Kaspersky, menilai bahwa Gen Z berada di zona rawan karena alasan sederhana: mereka peduli privasi, tapi tetap menginginkan kenyamanan.

    “Mereka sering didorong oleh kemudahan. Penyerang memanfaatkan ini dengan mempromosikan VPN crack atau aplikasi yang menyerupai layanan ternama,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Alhasil, banyak anak muda merasa sedang memperkuat keamanan digital, padahal justru menyerahkan perangkat mereka kepada penyerang tanpa sadar.

    Belajar Privasi Lewat Game

    Untuk menjangkau Gen Z di “bahasa” mereka sendiri, Kaspersky meluncurkan gim interaktif bernama Case 404. Di dalamnya, pemain diajak masuk ke dunia penuh unduhan mencurigakan dan penawaran gratis yang ternyata menyimpan risiko. Sambil bermain, mereka diajari mendeteksi malware, menghindari penipuan, dan menjaga data pribadi.

    Setelah menyelesaikan misi, pemain mendapatkan diskon eksklusif Kaspersky Premium, paket keamanan yang sudah termasuk VPN dan proteksi real-time.

    Cara Aman Menghindari VPN Palsu

    Kaspersky memberikan beberapa rekomendasi agar Gen Z (dan semua pengguna) bisa tetap aman saat menggunakan layanan privasi:

    Unduh VPN hanya dari toko atau developer resmi. Marketplace resmi punya lapisan verifikasi yang tidak dimiliki situs pihak ketiga.Hindari aplikasi crack. Banyak VPN bajakan disusupi spyware atau backdoor.Cek ulasan independen. Misalnya, AV-Test 2025 memberikan skor 94/100 untuk Kaspersky VPN Secure Connection.Periksa izin aplikasi. VPN seharusnya tidak meminta akses ke kontak, mikrofon, atau lokasi kecuali sangat diperlukan.Gunakan solusi keamanan yang lengkap. Kaspersky Premium dapat memblokir malware, phishing, situs berbahaya, hingga pencurian data kartu kredit.

    Privasi digital memang semakin penting, apalagi bagi generasi yang hidupnya selalu terhubung. Tapi seperti yang terlihat dalam temuan terbaru ini, rasa aman bisa jadi ilusi kalau alat yang kita gunakan justru menjadi pintu masuk serangan. Gen Z mungkin paling peduli soal privasi, tetapi justru karena itulah mereka harus paling berhati-hati.

    (asj/asj)

  • Ini Harga Mahal yang Dibayar Tubuh untuk Gaya Hidup Modern

    Ini Harga Mahal yang Dibayar Tubuh untuk Gaya Hidup Modern

    Jakarta

    “Masalah sesungguhnya umat manusia adalah ini: Kita memiliki emosi zaman Paleolitikum, institusi abad pertengahan, dan teknologi bak dewa.” Itulah kutipan Edward O. Wilson, bapak sosiobiologi. Sejak ia menyampaikan kata-kata tersebut lebih dari sedekade lalu, teknologi semakin canggih namun biologi purba tetap tak berubah.

    Dalam studi terbaru, para peneliti Universitas Loughborough dan Universitas Zurich mengukuhkan gagasan ini. Mereka menemukan banyak stres dan masalah kesehatan di zaman modern dapat dikaitkan dengan fakta spesies kita menghabiskan sebagian besar sejarah evolusinya di lingkungan alami. Saat ini, banyak manusia hidup di dunia berteknologi tinggi yang penuh kendaraan, cahaya, polusi, dan layar bersinar.

    “Di lingkungan leluhur, kita beradaptasi dengan baik untuk menghadapi stres akut demi menghindari atau menghadapi predator. Singa akan datang sesekali dan Anda harus siap membela diri atau lari. Kuncinya adalah singa itu pada akhirnya akan pergi,” ujar Colin Shaw, penulis studi dari Universitas Zurich.

    Saat ini, ancaman lama berupa predator atau perang antarsuku sebagian besar telah hilang, namun gangguan baru muncul dalam bentuk jalanan padat, kemacetan, tekanan pekerjaan, media sosial, dan sebagainya. Meski tampak sangat berbeda, semua pemicu stres ini mengaktifkan sistem biologis yang sama.

    “Tubuh kita bereaksi seolah-olah semua pemicu stres ini adalah singa,” jelas Shaw.

    Perbedaan utamanya adalah pemicu stres modern tidak hilang saat kita bereaksi. Jika kita menghadapi atau menghindari seekor singa, masalahnya akan selesai. Namun, sangat sadar akan suara mobil bising, notifikasi ponsel, dan keributan di internet tak menyelesaikan apa pun. Itu membuat manusia dalam kondisi tegang dan waspada tingkat rendah yang terus-menerus.

    Stres halus namun tak kunjung henti ini membawa dampak signifikan bagi kesehatan. Peneliti berpendapat hal ini bermanifestasi seperti mengganggu reproduksi, berkontribusi pada kemandulan dan penurunan sperma, melemahkan sistem kekebalan yang memicu alergi dan autoimun, mengganggu fungsi kognitif yang menyebabkan perkembangan lambat dan penurunan daya pikir serta mengurangi kinerja fisik.

    “Ada sebuah paradoks di mana, di satu sisi, selama tiga ratus tahun terakhir kita telah menciptakan kekayaan, kenyamanan, dan layanan kesehatan uar biasa bagi banyak orang. Namun di sisi lain, beberapa pencapaian industri ini memberikan efek cukup merugikan pada fungsi kekebalan, kognitif, fisik, dan reproduksi kita,” cetus Shaw.

    Masalah ini diperkirakan akan semakin parah dalam skala global. Sekitar 45 persen dari 8,2 miliar penduduk Bumi saat ini tinggal di perkotaan. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi dua pertiga pada tahun 2050. Itu berarti jutaan demi jutaan orang lagi akan mengalami bahaya terselubung dari dunia modern.

    Solusinya, menurut para peneliti, adalah memahami bahaya-bahaya ini dengan lebih baik dan menemukan cara baru untuk membatasinya. “Salah satu pendekatannya adalah secara mendasar memikirkan kembali hubungan kita dengan alam, memperlakukannya sebagai faktor kesehatan utama dan melindungi atau meregenerasi ruang-ruang yang menyerupai lingkungan masa lalu kita sebagai pemburu-pengumpul,” kata Shaw.

    “Kita perlu menata kota kita dengan benar-dan pada saat yang sama meregenerasi, menghargai, dan menghabiskan lebih banyak waktu di ruang-ruang alami,” imbuhnya yang dikutip detikINET dari IfL Science.

    (fyk/afr)