Category: Detik.com Tekno

  • Permintaan Chip AI Nvidia Blackwell Meroket, Tapi Tak Akan Dijual ke China

    Permintaan Chip AI Nvidia Blackwell Meroket, Tapi Tak Akan Dijual ke China

    Jakarta

    CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan permintaan global untuk chip AI tercanggih perusahaannya, Blackwell, kini berada di level yang sangat tinggi. Dalam kunjungan ke Taiwan akhir pekan lalu, Huang menyebut kolaborasi dengan TSMC menjadi kunci kesuksesan Nvidia di tengah lonjakan kebutuhan chip AI.

    Berbicara di acara yang digelar oleh TSMC di Hsinchu, Huang mengungkapkan bahwa Nvidia kini tidak hanya membuat GPU (graphics processing unit), tetapi juga CPU, switch, dan jaringan pendukung Blackwell.

    “Kami sangat bergantung pada pasokan wafer dari TSMC. Mereka melakukan pekerjaan luar biasa mendukung kami,” ujar Huang, seraya menyebut permintaan chip saat ini jauh melampaui kapasitas produksi, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (11/11/2025).

    CEO TSMC C.C. Wei mengonfirmasi bahwa Huang telah memesan lebih banyak ‘wafer’, namun menolak mengungkapkan jumlah pastinya. Hubungan erat kedua perusahaan ini memang telah membawa Nvidia menjadi perusahaan publik pertama di dunia dengan valuasi mencapai USD 5 triliun, menjadikan Huang dijuluki ‘Manusia Lima Triliun Dolar’.

    Meski bisnis sedang melesat, Huang menegaskan bahwa Nvidia tidak berencana menjual chip Blackwell ke China. Ia mengatakan saat ini Nvidia tak berencana mengirim produk apa pun ke China.

    Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Donald Trump, yang melarang ekspor chip AI paling canggih ke negara tersebut dengan alasan keamanan nasional.

    Spekulasi sempat muncul bahwa Trump dan Presiden Xi Jinping akan membahas kemungkinan penjualan versi terbatas Blackwell saat pertemuan di Korea Selatan minggu lalu.

    Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda kesepakatan. Huang bahkan menyebut bahwa pangsa pasar Nvidia di China kini nol persen, karena pemerintah Beijing tidak ingin Nvidia beroperasi di sana.

    Huang juga menyinggung potensi kekurangan memori akibat permintaan yang melonjak. Ia memastikan bahwa tiga produsen besar yaituSK Hynix, Samsung, dan Micron telah meningkatkan kapasitas secara besar-besaran untuk mendukung Nvidia.

    (asj/fay)

  • Unboxing Honor Pad 10, Jadi Makin Produktif

    Unboxing Honor Pad 10, Jadi Makin Produktif

    FotoINET

    Rizqy Nur Amalia – detikInet

    Selasa, 11 Nov 2025 13:15 WIB

    Jakarta – Honor Pad 10 adalah tablet yang ringan dengan banyak fitur menarik. Cocok untuk yang ingin kerja produktif dan kreatif tapi juga bisa untuk main dan hiburan.

  • Kejutan dari Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Bikin Ilmuwan Kecewa

    Kejutan dari Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Bikin Ilmuwan Kecewa

    Jakarta

    Komet antar bintang 3I/ATLAS yang semula dianggap sebagai “kapsul waktu” dari sistem bintang jauh ternyata tidak se-murni yang diharapkan para astronom. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa komet ini telah mengalami pemrosesan intens oleh sinar kosmik galaktik selama miliaran tahun, sehingga material di permukaan komet telah berubah secara signifikan.

    Temuan ini membuat para ilmuwan kecewa, sebab harapan untuk mempelajari komposisi asli dari sistem bintang asalnya menjadi lebih sulit.

    3I/ATLAS pertama kali terdeteksi pada 1 Juli 2025 oleh sistem ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System). Ia merupakan objek antar bintang ketiga yang pernah teramati memasuki Tata Surya, setelah 1I/’Oumuamua pada 2017 dan 2I/Borisov pada 2019. Berbeda dengan asteroid, 3I/ATLAS adalah komet aktif yang memiliki koma, yaitu awan gas dan debu yang terbentuk ketika es memanas saat mendekati Matahari.

    Karena jarang sekali ada komet yang datang dari luar Tata Surya, para astronom berharap objek ini dapat memberikan gambaran langsung mengenai kondisi kimia dan fisik sistem bintang asalnya.

    Pengamatan menggunakan teleskop James Webb (JWST) dan misi SPHEREx menunjukkan rasio karbon dioksida (CO2) terhadap air (H2O) yang sangat tinggi di koma 3I/ATLAS. NASA menyebut rasio CO2/H2O ini sebagai yang tertinggi yang pernah terukur pada komet.

    Temuan tersebut menimbulkan pertanyaan: apakah komet ini terbentuk di lingkungan yang berbeda secara ekstrem dari Tata Surya, atau ada proses lain yang mengubah komposisinya?

    Analisis lanjutan menunjukkan bahwa lapisan luar komet mengalami pemrosesan oleh sinar kosmik galaktik. Sinar kosmik berenergi tinggi tersebut mengubah karbon monoksida (CO) menjadi CO2, sekaligus membentuk lapisan kerak organik yang menutupi material asli di bawahnya.

    Para peneliti memperkirakan bahwa pemrosesan ini terjadi selama sekitar satu miliar tahun, baik saat komet masih berada di wilayah jauh dari bintang asalnya, maupun selama perjalanan panjang antar bintang menuju Tata Surya.

    Dengan kata lain, apa yang terlihat saat ini bukanlah komposisi asli, melainkan permukaan yang sudah “termodifikasi” oleh lingkungan galaksi.

    Temuan ini mengecewakan para astronom yang berharap 3I/ATLAS dapat memberikan gambaran murni tentang material pembentuk sistem planet lain. Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa objek antar bintang mungkin membawa jejak perubahan fisika dan kimia akibat paparan ruang antar galaksi.

    “Alih-alih menjadi utusan murni, komet antar bintang tampaknya mencerminkan perjalanan panjang dan proses radiasi yang mereka alami,” tulis tim peneliti.

    Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa penelitian belum selesai. Jika aktivitas komet meningkat saat mendekati Matahari, ada kemungkinan material murni di bawah permukaan dapat terangkat ke luar.

    Meski penemuan ini bukan kabar baik, 3I/ATLAS tetap menjadi laboratorium alami yang berharga. Studi lanjutan dapat membantu memahami bagaimana radiasi galaksi memengaruhi objek es, baik di dalam maupun di luar Tata Surya.

    Pengamatan terhadap komet ini masih berlangsung dari berbagai observatorium di seluruh dunia. Para astronom berharap fase berikutnya dapat membuka akses ke material yang lebih dalam dan lebih murni.

    (afr/afr)

  • Intel Buru Eks Insinyur yang Kabur Usai Gondol 18.000 Dokumen Rahasia

    Intel Buru Eks Insinyur yang Kabur Usai Gondol 18.000 Dokumen Rahasia

    Jakarta

    Intel Corporation menggugat mantan insinyur perangkat lunaknya, Jinfeng Luo, senilai USD 250.000 atau setara Rp 4 miliar (kurs Rp16.000 per dolar AS), atas dugaan pencurian puluhan ribu berkas internal yang banyak di antaranya diberi label “Rahasia Tinggi Intel”. Gugatan diajukan ke pengadilan federal California setelah Luo menghilang tanpa jejak sejak Juli 2024.

    Luo bergabung dengan Intel sejak 2014. Ia menerima surat pemberhentian kerja pada 7 Juli 2024 dan resmi keluar pada akhir bulan yang sama, menurut laporan The Mercury News. Pemberhentian ini terjadi di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran Intel yang telah memangkas sekitar 35.000 posisi dalam dua tahun terakhir.

    Dokumen pengadilan mengungkapkan, seminggu sebelum keluar, Luo mencoba menyalin data dari laptop perusahaan ke drive penyimpanan eksternal. Upaya pertama ini diblokir sistem keamanan Intel. Tiga hari sebelum tanggal keluar resmi, ia mencoba lagi dan berhasil mentransfer data ke perangkat NAS (Network Attached Storage).

    Dalam hari-hari terakhirnya, Luo diduga mengunduh total sekitar 18.000 berkas rahasia, termasuk kekayaan intelektual penting perusahaan.Intel segera mendeteksi aktivitas akses tidak wajar dan meluncurkan penyelidikan internal. Selama lebih dari tiga bulan, perusahaan berulang kali menghubungi Luo melalui telepon, email, dan surat resmi, namun tidak mendapat respons apa pun. Sikap bungkam ini memaksa Intel mengajukan gugatan untuk memulihkan aset digital yang dicuri.

    “Ini merupakan pelanggaran serius terhadap kekayaan intelektual perusahaan di saat kami sedang menjalani restrukturisasi mendalam,” demikian pernyataan Intel dalam dokumen pengadilan dikutip dari Tomshardware.

    Insiden ini bukan yang pertama bagi Intel. Sebelumnya, seorang insinyur lain dijatuhi hukuman percobaan dua tahun dan denda USD 34.000 setelah menyalin data secara ilegal untuk melamar pekerjaan di Microsoft. Dokumen pengadilan bahkan menyebut Microsoft memanfaatkan informasi curian tersebut dalam negosiasi bisnis dengan Intel.

    Hingga kini, Jinfeng Luo masih berstatus “hilang” dan belum memberikan tanggapan atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Intel menuntut pengembalian penuh seluruh data yang dicuri sekaligus kompensasi finansial senilai USD 250.000.

    Krisis keuangan Intel yang mulai terlihat antara akhir Juli hingga awal Agustus 2024 diduga turut memengaruhi keputusan memecat Luo sebelum bukti pelanggaran sepenuhnya terverifikasi. Perusahaan asal Santa Clara itu tengah berjuang mempertahankan daya saing di tengah persaingan ketat pasar semikonduktor global.

    (afr/afr)

  • Sains Jadi Bentuk Kepahlawanan Masa Kini

    Sains Jadi Bentuk Kepahlawanan Masa Kini

    Jakarta

    Habibie Prize 2025 digelar bertepatan dengan Hari Pahlawan. Acara ini merupakan penghargaan bergengsi bagi ilmuwan dan tokoh bangsa terbaik Indonesia ini seolah memperlihatkan sains sebagai bentuk kepahlawan di era modern.

    Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar simbol prestasi, melainkan bentuk nyata dari warisan intelektual Prof. B.J. Habibie, tokoh yang mempersatukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan cinta Tanah Air.

    “Habibie Prize merupakan legacy yang lahir dari semangat almarhum Bapak Habibie. Perjuangan masa kini bukan lagi di medan perang, melainkan di laboratorium, ruang riset, dan forum akademik. Kita mengisi kemerdekaan melalui sains, riset, dan inovasi. Itulah makna pahlawan masa kini,” ujarnya di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/11).

    Melalui sambutan yang disampaikan secara daring, salah satu putra B.J. Habibie, Ilham Akbar Habibie, menegaskan makna filosofis penghargaan ini sebagai bentuk kesinambungan cita-cita ayahandanya.

    “Penghargaan ini bukan hanya untuk mengakui prestasi ilmiah, tetapi juga sebagai simbol bahwa ilmu pengetahuan, iman, dan cinta Tanah Air harus berjalan bersama dalam membangun bangsa,” ujarnya.

    Ilham berharap penghargaan ini menjadi inspirasi bagi lahirnya lebih banyak ilmuwan muda Indonesia yang berkiprah di tingkat global. “Kita ingin melihat semakin banyak anak bangsa yang berani bermimpi, berinovasi, dan membawa karya mereka untuk kemajuan umat manusia,” katanya.

    Ia juga menegaskan bahwa Habibie Prize adalah ajakan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri agar ilmu pengetahuan tidak berhenti di jurnal, tetapi hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat.

    Ilham Akbar Habibie menegaskan makna filosofis penghargaan Habibie Prize. Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    Tahun ini, Habibie Prize dianugerahkan kepada lima ilmuwan nasional dari beragam bidang ilmu pengetahuan, mulai dari laboratorium kimia, ruang isolasi virus, peternakan hijau, ruang sidang konstitusi, hingga lembar tafsir Al Qur’an.

    Pertama, Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti, S.Si., M.Sc. menemukan energi bersih dari sekam padi. Dari laboratorium di Institut Teknologi Bandung, Rino menemukan cara mengubah limbah sekam padi menjadi zeolit sintetis, material canggih yang digunakan sebagai katalis dalam industri minyak bumi dan pupuk. Karyanya menegaskan bahwa inovasi besar bisa lahir dari bahan lokal yang sederhana.

    “Indonesia punya potensi luar biasa dari limbah pertanian. Sekam padi bisa menjadi sumber material maju untuk energi bersih dan pertanian berkelanjutan,” ujar Rino.

    Bagi Rino, penghargaan ini bukan akhir, tetapi pengingat agar riset selalu kembali ke akar, yaitu memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan memotivasi ilmuwan muda untuk tidak takut menapaki jalan panjang dunia penelitian.

    Kedua, R. Tedjo Sasmono, S.Si., Ph.D., yang menelusuri jejak virus demi kemanusiaan. Selama lebih dari dua dekade, Tedjo meneliti virus dengue dan arbovirus lain di Indonesia. Karyanya memetakan empat serotipe virus dengue di berbagai kota dan menjadi dasar bagi kebijakan vaksinasi nasional.

    “Setiap hari kita hidup berdampingan dengan virus ini. Maka tugas saya adalah memahami biologi dan dinamika penyebarannya agar masyarakat terlindungi,” katanya.

    Peneliti Lembaga Eijkman ini juga berperan dalam uji klinis vaksin dengue dan riset genomik untuk kesiapsiagaan pandemi. Ia menekankan bahwa bioteknologi adalah bentuk nyata dari sains untuk kemanusiaan.

    “Kita harus siap menghadapi tantangan kesehatan masa depan dengan kemampuan sendiri. Itulah semangat Habibie yang saya pegang,” tegasnya.

    Ketiga, Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt., M.Sc., mengubah pakan untuk menyelamatkan bumi. Sebagai ilmuwan muda dari IPB University, Anuraga memadukan riset peternakan dengan isu perubahan iklim. Ia mengembangkan formulasi pakan ternak berbasis bahan alami yang mampu menekan emisi gas rumah kaca, sekaligus meningkatkan produktivitas ternak.

    “Pakan menyumbang 70% biaya produksi,” jelasnya. Lebih lanjut ia berpesan jika kita bisa membuatnya efisien dan ramah lingkungan, sains tidak boleh berhenti di jurnal. Ia harus hidup di peternakan, di tangan masyarakat, di dapur industri agar manfaatnya besar bagi peternak dan Bumi.

    Keempat, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. yang mengingatkan etika sebagai pilar hukum. Nama Jimly Asshiddiqie identik dengan reformasi konstitusi dan etika bernegara. Sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi pertama, ia memperkenalkan gagasan ‘constitutional ethics’, bahwa hukum tidak bisa berdiri tanpa moral dan integritas.

    “Etika itu samudra, hukum itu kapal. Kapal hukum tidak akan sampai ke pulau keadilan jika samudra etikanya keruh,” ujarnya lantang.

    Jimly menegaskan pentingnya membangun sistem hukum yang tak hanya menghukum, tetapi juga mendidik dan menjaga kepercayaan publik. Ia berharap generasi muda memahami bahwa peradaban bangsa tidak hanya ditopang oleh teknologi, tetapi juga oleh nilai etika yang kokoh.

    Kelima, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. yang menyinari zaman dengan tafsir Al Qur’an. Sebagai mufasir besar Asia Tenggara, ia mengabdikan hidupnya untuk menjembatani pesan Al-Qur’an dengan kehidupan modern melalui Tafsir Al-Misbah.

    “Al Qur’an itu cahaya. Setiap orang akan melihat cahayanya dari sudut yang berbeda, dan perbedaan itu adalah rahmat,” ” ujarnya lembut.

    Ia mengingatkan pentingnya tafsir yang kontekstual dan penuh kasih, di tengah dunia yang dipenuhi disrupsi dan ujaran kebencian. “Beragama harus dengan pemahaman, bukan hanya hafalan. Ilmu harus dibarengi dengan adab,” pungkasnya.

    (rns/rns)

  • Kamera Selfie Baru dan Desain Transparan

    Kamera Selfie Baru dan Desain Transparan

    Jakarta

    Apple sepertinya sudah menyiapkan banyak peningkatan untuk iPhone 18 series yang meluncur tahun depan. Mulai dari desain, display, sampai kamera akan mendapatkan upgrade besar-besaran.

    Bocoran dari JP Morgan mengklaim semua model iPhone 18 series akan mengusung kamera selfie baru dengan resolusi 24 MP. Jika rumor ini akurat, kamera selfie iPhone 18 series akan mendapatkan upgrade signifikan dari kamera 18 MP yang dipakai iPhone 17 series.

    Menariknya, kamera selfie 24 MP sebelumnya pernah dirumorkan akan hadir di iPhone 17 series, namun tidak terwujud. Sepertinya fitur itu ditunda dan baru akan hadir tahun depan.

    Sumber yang sama mengklaim iPhone layar lipat akan menggunakan kamera selfie bawah layar dengan resolusi 24 MP. Di sisi lain, iPhone 17e dan iPhone 18e masih akan menggunakan kamera selfie 12 MP.

    Selanjutnya, bocoran dari Digital Chat Station mengklaim khusus iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max akan mengusung hole-punch yang lebih kecil untuk kamera depan dan sensor Face ID yang dibenamkan di bawah layar.

    Selain itu, bentuk layar iPhone 18 Pro series akan berubah, yang kemungkinan berarti Apple akan mengubah lengkungan sudut-sudutnya, seperti dikutip dari GSM Arena, Selasa (11/11/2025).

    iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max akan mengusung kamera utama dengan variable aperture. Modul kamera belakang alias plateau yang lebar masih akan dipertahankan di iPhone 18 Pro series.

    Digital Chat Station juga mengklaim panel belakang iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max akan menggunakan desain transparan. Apple sepertinya terinspirasi dari Nothing yang sudah mengadopsi desain transparan untuk ponselnya sejak Nothing Phone (1).

    Terakhir, iPhone 18 Pro Max diklaim akan memiliki cangkang baja yang melapisi baterainya. Tentu saja semua informasi ini hanya sekedar rumor yang belum dikonfirmasi oleh Apple.

    iPhone 18 series baru akan diluncurkan pada paruh kedua tahun 2026. Apple kabarnya akan memecah peluncuran iPhone mulai tahun depan, jadi iPhone 18 Pro, iPhone 18 Pro Max, iPhone Air generasi kedua, dan iPhone Fold pertama akan diumumkan duluan.

    (vmp/afr)

  • Bos DeepSeek Khawatir AI Bakal Rebut Pekerjaan Manusia

    Bos DeepSeek Khawatir AI Bakal Rebut Pekerjaan Manusia

    Jakarta

    Setelah popularitasnya melonjak sejak awal tahun ini, CEO dan petinggi DeepSeek jarang memberikan pernyataan di depan publik. Baru-baru ini salah satu petinggi seniornya muncul di diskusi publik dan memberikan peringatan tentang masa depan AI.

    Chen Deli, peneliti senior di DeepSeek, menjadi salah satu pembicara di World Internet Conference mewakili CEO Liang Wenfeng. Ia duduk di panggung bersama eksekutif dari lima perusahaan teknologi China lainnya, yang dijuluki ‘enam naga kecil’ AI.

    Saat ditanya tentang kesuksesan DeepSeek yang meroket dalam waktu singkat, Chen mengatakan AI bisa menjadi alat yang membantu pekerjaan manusia dalam jangka pendek, namun dalam 10-20 tahun kemudian AI dikhawatirkan akan semakin pintar dan bisa merebut pekerjaan manusia.

    “Dalam 10-20 tahun ke depan, AI dapat mengambil alih semua pekerjaan (yang dilakukan manusia) dan masyarakat akan menghadapi tantangan yang sangat besar, sehingga pada saatu itu perusahaan teknologi harus mengambil peran sebagai ‘pembela’,” kata Chen, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/11/2025).

    “Saya sangat positif tentang teknologi (AI) tapi saya melihat dampak negatif yang dapat ditimbulkan terhadap masyarakat,” sambungnya.

    Chen menambahkan saat ini AI masih memiliki banyak keterbatasan, yang artinya manusia dan mesin masih dalam ‘fase bulan madu’. Tapi ia memperingatkan sebagian besar pekerjaan dapat diotomatisasi.

    Ia pun mendorong perusahaan AI untuk bertindak sebagai whistleblower dengan memperingatkan masyarakat umum tentang pekerjaan yang akan hilang terlebih dulu.

    “Manusia pada akhirnya akan terbebas sepenuhnya dari pekerjaan, yang mungkin terdengar baik tapi sebenarnya akan mengguncang masyarakat ke akar-akarnya,” ucap Chen.

    Meski menyadari potensi ancaman AI terhadap kehidupan manusia, Chen mengatakan memperlambat atau menghentikan pengembangan AI bukan hal yang realistis, mengingat insentif keuntungan yang mendorong sektor ini. Sama seperti perusahaan AI lainnya, DeepSeek juga berencana mengembangkan AI super pintar yang kemampuannya setara manusia atau yang biasa disebut AGI.

    “Bahkan bisa dikatakan bahwa tanda keberhasilan revolusi AI adalah teknologi ini menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia,” ujarnya.

    (vmp/afr)

  • Quraish Shihab Ingatkan Ketekunan dan Ketulusan Mendalami Ilmu

    Quraish Shihab Ingatkan Ketekunan dan Ketulusan Mendalami Ilmu

    Jakarta

    Di tengah arus informasi dan perkembangan teknologi yang serba cepat, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. mengingatkan bahwa kemajuan zaman seharusnya tidak menjauhkan manusia dari makna sejati ilmu.

    Pesan itu ia sampaikan saat menerima Habibie Prize 2025 bidang Ilmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan di Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H.Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/11).

    Menurut Quraish, kemajuan sains dan digitalisasi tidak boleh membuat generasi muda melupakan nilai dasar dalam menuntut ilmu, yaitu ketekunan dan ketulusan.

    “Sukses dalam segala hal harus dimulai dengan ketekunan belajar. Mau pelajari ilmu, harus tekun. Mau pelajari Al-Qur’an pun harus tekun,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa ilmu dan pengalaman adalah ukuran kemajuan sejati, bukan semata usia atau jabatan. “Ada orang yang tua usianya tapi ilmunya tidak ada. Yang dinilai di sini itu ilmu dan pengalaman,” katanya.

    Tafsir dan Sains

    Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII (1998) ini lalu bercerita di balik layar penulisan Tafsir Al-Mishbah yang membuatnya disegani sebagai ilmuwan pakar tafsir Al-Qurán. Ia menyebut karya tersebut justru lahir dari perjalanan intelektualnya di Mesir, ketika ia ditugaskan oleh Presiden RI ke-3 B.J. Habibie.

    “Saya katakan pada beliau (B.J. Habibie), ‘Saya bukan diplomat, saya guru besar’. Beliau menjawab, ‘Guru besar bisa jadi diplomat, diplomat tidak bisa jadi guru besar’,” kenangnya seraya tersenyum.

    Selama bertugas di Mesir, hubungan baik antarbangsa membuatnya memiliki ruang untuk menulis dan produktif menyelesaikan tafsir Al-Qurán. “Di Mesir lah saya dapat menulis dan menyelesaikan tafsir Al-Qurán dalam waktu tiga setengah tahun,” tuturnya.

    Berlian Bersinar dari Banyak Sisi

    Ia menggambarkan Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan yang dinamis, seperti berlian yang memancarkan cahaya dari berbagai sisi.

    “Kalau Anda berdiri di sini, dia memancarkan cahaya buat Anda. Tapi boleh jadi orang lain berdiri di tempat lain, dia juga mendapat cahaya. Karena itu perbedaan tidak boleh menjadikan kita berpisah. Perbedaan adalah anugerah Tuhan,” jelasnya.

    Ia menegaskan siapa pun dapat mempelajari Al-Qurán dengan niat tulus, tanpa memandang latar belakang. “Jangan pernah berkata bahwa karena Al-Qurán turun dalam Bahasa Arab, maka yang paling pandai menafsirkan adalah orang Arab. Tidak. Siapa pun yang tulus mempelajarinya sambal memohon bantuan Tuhan akan mendapat penafsiran sesuai dengan kondisi masyarakatnya,” katanya.

    Muhammad Quraish Shihab menerima penghargaan Habibie Prize 2025 dari Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Foto: Rachmatunnisa/detikINETOptimisme di Tengah Disrupsi

    Quraish juga menyoroti tantangan umat Islam di era disrupsi digital, zaman Ketika banjir informasi sering memicu salah tafsir dan polarisasi.

    “Kita punya problem pemahaman yang keliru. Itu semua perlu tekad dan optimisme untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari hari ini. Ini berlaku untuk semua bidang, bukan cuma agama,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan pentingnya pembaruan ilmu secara terus-menerus. “Saya sudah menyelesaikan sekian buku. Silakan dipelajari, dikritik, diperbaiki. Saya usia sudah tua, tidak mampu lagi memperbaharui. Perbaikan harus terus berlanjut dan itu tugas anak-anak muda,” katanya.

    Dengan pesannya ini, Quraish Shihab mengingatkan bahwa semangat keilmuan yang menjadi warisan B.J. Habibie tidak berhenti pada sains dan teknologi semata, melainkan juga pada kejujuran intelektual, etika berpikir, ketekunan, dan kecintaan terhadap ilmu.

    (rns/afr)

  • Jadwal Peluncuran Galaxy S26 Bikin Penggemar Tersenyum

    Jadwal Peluncuran Galaxy S26 Bikin Penggemar Tersenyum

    Jakarta

    Kabar baik datang bagi para penggemar Samsung. Bocoran terbaru dari Korea Selatan menyebut bahwa jadwal peluncuran seri Galaxy S26 kemungkinan akan dimajukan ke Januari 2026, lebih cepat dibanding prediksi sebelumnya yang mengarah ke Februari atau bahkan Maret 2026.

    Informasi ini datang dari sumber industri yang dikenal akurat dalam memantau rantai pasokan Samsung. Perubahan jadwal ini dilaporkan terjadi setelah proses produksi komponen seri Galaxy S26 berjalan lebih mulus dibanding seri sebelumnya.

    Disebutkan pula seri Galaxy S26 disebut akan hadir dalam tiga model utama: Galaxy S26, Galaxy S26 Plus, dan Galaxy S26 Ultra. Meski begitu, Samsung dikabarkan tidak akan melanjutkan varian Edge, menyusul penjualan seri Galaxy S25 Edge yang dinilai kurang memuaskan di pasar global.

    Untuk dapur pacu, varian Galaxy S26 dan Galaxy S26 Plus diprediksi menggunakan Exynos 2600 SoC buatan Samsung, yang disebut membawa peningkatan efisiensi daya dan integrasi kecerdasan buatan (AI) yang lebih dalam.

    Sementara itu, Galaxy S26 Ultra masih akan mengandalkan chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 dari Qualcomm untuk performa premium, terutama dalam pengolahan gambar dan pengalaman gaming, demikian dilansir dari GSM Arena.

    Meski bocoran ini masih bersifat spekulatif dan belum dikonfirmasi secara resmi oleh Samsung, laporan dari Korea Selatan-yang sering kali akurat-memberi harapan baru bagi para penggemar Android. Peluncuran lebih awal berarti konsumen bisa lebih cepat menikmati inovasi terbaru, termasuk kemungkinan integrasi Galaxy AI yang lebih matang dan dukungan untuk ekosistem One UI 8.5 berbasis Android 16.

    (afr/afr)

  • Jimly Asshiddiqie Sebut Perlu ‘Reset Indonesia’

    Jimly Asshiddiqie Sebut Perlu ‘Reset Indonesia’

    Jakarta

    Dua puluh lima tahun setelah reformasi, Indonesia dinilai perlu melakukan ‘reset’. Hal ini disampaikan penerima penghargaan Habibie Prize 2025 bidang Ilmu Sosial, Politik, Ekonomi, dan Hukum, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.

    Reset yang ia maksud, tak sekadar mengganti undang-undang atau Lembaga, melainkan menata ulang system konstitusi dan membangun etika bernegara yang kuat.

    “Sudah 25 tahun reformasi berjalan, sudah saatnya kita evaluasi lagi. Kita reset ya, bahasa anak muda. Bukan kembali ke masa lalu, tapi kita maju ke depan memperbaiki. Banyak yang perlu diperbaiki,” ujar Jimly saat berbicara di acara Habibie Prize 2025 di Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (10/11).

    Jimly menjelaskan, reset Indonesia perlu dilakukan menyeluruh, termasuk di lembaga hukum seperti kepolisian yang menjadi garda terdepan penegakan hukum. “Karena polisi itu yang paling depan. Tapi kita harus lakukan kajian ulang secara menyeluruh,” katanya.

    Lebih jauh, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menekankan bahwa pembenahan sistem hukum harus berjalan beriringan dengan pembenahan mental dan etika bangsa.

    “Kalau kita mau memperbaiki mental manusia, pendekatannya mesti kultural, melalui pendidikan, melalui indoktrinasi. Tapi hasilnya lama. Maka pendekatan kultural harus bareng dengan pendekatan struktural,” ujarnya.

    Jimly Asshiddiqie menerima penghargaan Habibie Prize 2025 dari Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Foto: Rachmatunnisa/detikINETEtika Sebagai Fondasi Hukum

    Jimly mengibaratkan etika sebagai ‘samudra’ tempat hukum berlayar. Tanpa etika, katanya, hukum tidak dapat mencapai tujuan keadilan. “Kita tidak cukup hanya membangun hukum. Etika itu ibarat samudra, hukum itu kapal. Kapal hukum tidak mungkin berlayar mencapai tepian pulau keadilan kalau samudra etika bangsa kita kering,” ucapnya.

    Ia pun menggagas pentingnya pembangunan infrastruktur etika bernegara, termasuk kode etik dan lembaga peradilan etik yang berpuncak di Mahkamah Etik Nasional.

    “Sekarang tidak ada negara yang tidak punya undang-undang tentang etika pemerintahan. Hukumnya ditegakkan, etikanya juga ditegakkan,” tambahnya.

    Menutup pembicaraan, Jimly menyampaikan optimisme terhadap generasi muda akademisi dan pembuat kebijakan di Indonesia. “Saya optimistis. Banyak anak muda hebat,” yakinnya.

    Jimly juga mengapresiasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang melanjutkan tradisi Habibie Prize sebagai bentuk penghormatan terhadap insan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Indonesia.

    “Budaya memberi penghargaan dan menghormati ilmu harus diperluas di tengah era yang penuh caci maki dan saling merendahkan,” ujarnya.

    Habibie Prize merupakan bentuk apresiasi tertinggi yang diberikan negara kepada para ilmuwan dan pakar yang telah mendedikasikan karya serta penelitiannya untuk kemajuan bangsa. Penghargaan ini sekaligus menjadi sarana untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, serta menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan generasi muda.

    Nama penghargaan ini diambil dari sosok Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3 sekaligus Menteri Riset dan Teknologi periode 1979-1998. Habibie dikenal luas sebagai tokoh visioner yang menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai motor pembangunan nasional.

    Tahun ini, BRIN memberikan penghargaan kepada lima penerima:

    Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti, S.Si., M.Sc. (Ilmu Pengetahuan Dasar)R. Tedjo Sasmono, S.Si., Ph.D. (Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi)Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt., M.Sc. (Ilmu Rekayasa)Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Ilmu Sosial, Politik, Ekonomi dan Hukum)Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. (Ilmu Filsafat, Agama dan Kebudayaan)

    (rns/rns)