Category: Detik.com Tekno

  • Jika Internet Starlink Diputus AS, Ukraina Bisa Tamat

    Jika Internet Starlink Diputus AS, Ukraina Bisa Tamat

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat di bawah komando Donald Trump dilaporkan mengancam akan memutus akses Ukraina ke layanan internet Starlink dari SpaceX. Jika benar terjadi, hal itu dinilai berpotensi menjadi bencana buat Ukraina.

    Starlink telah menjadi penyelamat dalam menyediakan akses internet ke negara tersebut selama perang dengan Rusia. Menurut The Kyiv Independent, ada sekitar 42.000 terminal Starlink yang beroperasi di rumah sakit, bisnis, dan militer di Ukraina.

    Sumber Reuters mengatakan bahwa kehilangan Starlink, yang memastikan ada konektivitas untuk garis depan dan infrastruktur penting, akan menjadi pukulan telak bagi tentara Ukraina. Starlink memungkinkan komunikasi lancar antara komandan dan pasukan di lapangan.

    Militer Kyiv memakai internet Starlink secara kreatif di medan perang, seperti menggunakannya untuk mengendalikan perangkat pengintaian udara dan untuk mengerahkan drone serang.

    Starlink memungkinkan pasukan Ukraina berbagi rekaman drone real time antar unit dan berkomunikasi di area yang layanan selulernya terganggu akibat pertempuran. Konektivitas Starlink sangat menguntungkan dalam pengoperasian Drone First-Person-View (FPV). Drone FPV terbukti menjadi salah satu alat terpenting dalam persenjataan Ukraina di perang ini.

    Konektivitas Starlink pun memberi pasukan Ukraina keuntungan signifikan atas Rusia. Jika AS memutus akses Ukraina ke Starlink, ini bisa menjadi bencana bagi angkatan bersenjata Ukraina. “Kehilangan Starlink akan mengubah permainan,” kata Melinda Haring, peneliti di Atlantic Council, kepada Reuters.

    Namun demikian kabar baiknya, Elon Musk selaku pemilik SpaceX membantah pihaknya akan memutus akses Starlink. Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan AS belum memberi indikasi tentang kemungkinan penutupan terminal Starlink di Ukraina. Namun, ia mengakui Ukraina harus siap menghadapi kemungkinan seperti itu.

    “Tidak ada tanda-tanda (tentang pemutusan Starlink). Kami telah melihatnya di media. Kami memang perlu bersiap, ya. Lembaga terkait sedang menangani ini,” ujarnya.

    Dia menekankan pemutusan sambungan Starlink di Ukraina adalah salah, karena pembayaran untuk layanan dilakukan tiap bulan. “Kami membayarnya, ini bukan bantuan gratis. Kami bersyukur atas teknologi ini, tapi kami membayarnya. Jadi kami akan berasumsi tak ada risiko seperti itu untuk saat ini, dan ini benar-benar hanya isu di media,” jelasnya.

    (fyk/fay)

  • Komdigi Mau Internet RI Tembus 100 Mbps, Realistis atau Utopis?

    Komdigi Mau Internet RI Tembus 100 Mbps, Realistis atau Utopis?

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah bersiap menggelar lelang frekuensi 1,4 GHz di 2025 untuk mengakselerasi kecepatan internet Indonesia hingga 100 Mbps dengan harga terjangkau. Apakah itu realistis atau utopis?

    Untuk mencapai tujuan tersebut, Komdigi akan melepas lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz yang dialokasikan layanan Broadband Wireless Access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Proses seleksi spektrum ini direncanakan dikerjakan pada semester pertama.

    Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital Komdigi, Benny Elian, menegaskan bahwa spektrum ini akan digunakan untuk menghadirkan layanan internet berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Kami ingin menghadirkan internet yang lebih murah bagi masyarakat, dengan tarif berkisar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per bulan untuk kecepatan hingga 100 Mbps,” ujar Benny di forum Morning Tech bertajuk “Lelang Frekuensi, Untuk Siapa?” di Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Hingga saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang menunjukkan minat terhadap frekuensi tersebut. Namun, Benny menyebutkan bahwa jumlah peserta dapat bertambah saat proses lelang resmi dibuka.

    Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sigit Puspito Wigati Jarot, menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur digital yang berkualitas serta pengembangan talenta digital, terutama di kalangan generasi muda.

    “Saat ini, Indonesia tertinggal dalam pengembangan 5G, dengan kecepatan rata-rata baru mencapai 30 Mbps, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara di ASEAN,” ungkapnya.

    Ia menekankan bahwa regulasi yang adaptif dan kolaboratif sangat dibutuhkan untuk memastikan transformasi digital berjalan berkelanjutan dan kompetitif.

    Dalam dunia telekomunikasi, berbagai model kompetisi dapat diterapkan dalam pengelolaan frekuensi ini. Sigit menjelaskan bahwa terdapat beberapa opsi, mulai dari Infrastructure-Based Competition, Wholesale Access Model, hingga Public-Private Partnership.

    “Setiap model memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Untuk Indonesia, pendekatan hibrida yang melibatkan pemerintah daerah bisa menjadi solusi yang tepat,” kata Sigit.

    Selain itu, tarif layanan setelah lelang juga harus menjadi perhatian. Ia menyoroti bahwa harga untuk layanan seluler dan FWA (Fixed Wireless Access) sebaiknya dibedakan.

    “Kompetisi harga seluler bersifat nasional, sedangkan harga FWA bisa lebih variatif, bahkan hingga tingkat lokasi rumah. Oleh karena itu, sebaiknya ada perbedaan harga FWA antara wilayah perkotaan dan pedesaan agar lebih adil,” pungkasnya.

    Dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, keberhasilan lelang frekuensi 1,4 GHz sangat bergantung pada kebijakan yang diambil oleh Komdigi. Jika proses lelang dilakukan dengan transparan dan adil, maka langkah ini dapat menjadi dorongan besar bagi peningkatan akses dan kualitas internet di Indonesia.

    (agt/fyk)

  • Jangan Panik, Begini Cara Atasi Google Play Store Tidak Bisa Dibuka

    Jangan Panik, Begini Cara Atasi Google Play Store Tidak Bisa Dibuka

    Jakarta

    Kira-kira kenapa ya Google Play Store tidak bisa dibuka? Terkait hal ini, ada beragam faktor yang mempengaruhinya. Namun bila itu terjadi tidak perlu panik, karena cara mengatasinya tidak terlalu sulit.

    Google sebagai pemilik layanan pun telah memberikan langkah-langkah mutakhir untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagi yang penasaran, mungkin bisa menyimak penjelasan singkatnya berikut.

    Cara Atasi Google Play Store Tidak Bisa Dibuka

    Terdapat berbagai macam cara yang bisa dicoba untuk memecahkan permasalahan terkait Google Play Store tidak bisa dibuka. DetikINET sudah merangkumnya dari berbagai macam sumber, termasuk saran dari Google.

    Oke langsung aja, berikut cara memperbaiki masalah Google Play Store tidak bisa dibuka, Senin (24/2/2025).

    1. Koneksi Internet

    Pertama-tama harap periksa koneksi internet. Pastikan koneksi internet yang digunakan stabil.

    Apabila koneksi paket data kurang baik, mungkin kalian bisa beralih memakai WiFi. Lalu silahkan coba masuk kembali ke dalam aplikasinya.

    2. Periksa Ruang Penyimpanan

    Ternyata Google mengingatkan kepada penggunanya, untuk memastikan ruang penyimpanan internal HP tidak penuh. Jadi pastikan ruang penyimpanannya agak lapang ya, setidaknya lebih dari 1GB.

    3. Restart HP

    Cara lain yang bisa dilakukan adalah me-restart HP. Tak jarang saat menghidupkan ulang perangkat bisa menyelesaikan masalah. Orang-orang cukup tekan tombol daya dan pilih restart.

    4. Periksa Pembaruan

    Selain itu, orang-orang dapat memeriksa apakah ada pembaruan sistem Android yang belum dilakukan. Untuk cara mengeceknya adalah sebagai berikut:

    Buka Pengaturan.Pergi ke Sistem.Pilih Sistem Update.

    Jika ada pembaruan, silahkan untuk update terlebih dahulu. Setelah itu mungkin detikers bisa restart HP dan masuk kembali ke Google Play Store.

    5. Hapus Cache di Google Play Store

    Cara lain mengatasi masalah Google Play Store tidak bisa dibuka dengan menghapus cache di dalam aplikasinya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

    Buka Settings.Pilih Apps & Notification untuk melihat semua aplikasi di dalam ponsel.Klik Google Play Store.Klik Storage & Cache.Pilih Clear Cache.

    6. Hapus Data Google Play Store

    Tak hanya menghapus cache, detikers juga bisa menghapus data aplikasi Google Play Store. Caranya kurang lebih serupa saat kalian menghapus cache.

    Buka Settings.Masuk ke Aplikasi.Klik Lihat Semua Aplikasi.Klik Google Play Store.Klik Storage & Cache.Klik Clear Storage.

    7. Hapus dan Tambahkan Lagi Akun Google

    Cara ketujuh menyelesaikan masalah ini adalah menghapus dan menambahkan kembali akun Google ke perangkat. Namun sebelum melakukannya, sebaiknya detikers mencadangkan akun. Hal ini bertujuan mencegah kehilangan data yang tidak disengaja selama proses berlangsung.

    Buka Settings.Pilih Passwords & Accounts.Klik Akun yang ingin dihapus, klik Remove Account.Masukkan PIN atau kata sandi perangkat apabila diminta.

    Kemudian tambahkan lagi akun dengan:

    Buka Settings.Klik Password & Accounts.Klik Add account.Pilih Google.Ikuti petunjuknya.Buka Google Play Store dan pilih akun.

    8. Tutup Paksa Google Play Store

    Cara terakhir mengatasi Google Play Store tidak bisa dibuka dengan menutup paksa aplikasinya. Caranya adalah sebagai berikut:

    Buka Settings.Klik Apps.Pilih See all Apps.Klik Google Play Store.Pilih Force Stop.Klik OK.

    Itu dia cara mengatasi Google Play Store tidak bisa dibuka. Ingat, kalau hal ini terjadi pada kalian, jangan langsung panik. Masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Semoga informasinya bermanfaat ya.

    (hps/fyk)

  • Inovasi Samsung Optimalkan Operasional Industri Kelapa Sawit

    Inovasi Samsung Optimalkan Operasional Industri Kelapa Sawit

    Jakarta

    Samsung Business Indonesia mendukung digitalisasi industri perkebunan kelapa sawit. Upaya ini dilakukan dengan menghadirkan smart technology solution, yakni Galaxy Rugged Series, Galaxy S25 Series, serta penawaran lainnya dari Samsung B2B Integrated Offering.

    Adapun inovasi ini telah diperkenalkan pada International Conference of Oil Palm and Environment (ICOPE) 2025 yang diselenggarakan pada 12-14 Februari 2025 di Bali Beach Convention, Bali, Indonesia. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari industri perkebunan, manufaktur, hingga teknologi.

    Seperti diketahui, industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam operasional sehari-hari. Maraknya praktik fraud di bidang tenaga kerja dan keuangan, sulitnya memonitor produktivitas lahan di area perkebunan yang luas, hingga pendataan hasil produksi yang masih dilakukan secara manual menjadi hambatan besar.

    Di tengah tuntutan efisiensi dan keberlanjutan, dibutuhkan solusi teknologi yang tangguh dan canggih untuk menjawab tantangan tersebut. Smart technology untuk industri kelapa sawit menjadi kunci untuk menciptakan operasional yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.

    Samsung Business Indonesia Dorong Digitalisasi Industri Kelapa Sawit

    ICOPE merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, CIRAD France, and WWF Indonesia, untuk membahas perkembangan sektor perkebunan internasional, penanggulangan dampak lingkungan secara berkelanjutan, dan bagaimana pemerintahan dan swasta bisa berkolaborasi bisa terus beradaptasi ke depannya. Pada edisi ketujuh ini, ICOPE mengangkat tema besar ‘Oil Palm Agro-Ecological Transformation: Towards Climate and Nature Positive Agriculture’.

    Di acara ini, Samsung Business Indonesia membuka booth khusus untuk memperkenalkan berbagai solusi teknologi bagi industri perkebunan, termasuk perangkat tangguh dari Galaxy Rugged Series, serta memperkenalkan perangkat terbaru Galaxy S25 Series untuk mendukung kebutuhan bisnis multi industri. Wahyudi Wibowo, selaku Industry Lead Retail, Manufacture & Transportation Sector Mobile Experience B2B dari Samsung Electronics Indonesia membahas tentang pentingnya penggunaan perangkat tangguh seperti Galaxy XCover7 dan Tab Active5 di lingkungan perkebunan kelapa sawit.

    Menurutnya perangkat ini dapat menjadi solusi andal untuk menunjang operasional perkebunan di kondisi lapangan yang penuh risiko, mulai dari cuaca ekstrem, debu, hingga benturan. Wahyudi juga menekankan bagaimana digitalisasi operasional sawit melalui perangkat tangguh dapat meningkatkan efisiensi, keamanan kerja, serta transparansi pencatatan hasil produksi.

    “Dengan mengintegrasikan perangkat tangguh dengan teknologi real-time, operasional di perkebunan dapat berjalan lebih efektif, dan mengurangi potensi kerugian akibat kesalahan pencatatan manual,” ujar Wahyudi dalam keterangan tertulis, Senin (24/2/2025).

    Optimalkan Operasional Industri Kelapa Sawit dengan Samsung Business Solutions

    Samsung Galaxy XCover7 dan Tab Active5 yang menjadi produk unggulan di ICOPE 2025 memiliki beberapa kelebihan untuk pelaku industri perkebunan kelapa sawit . Kedua perangkat ini dirancang khusus untuk operasional lapangan dan dilengkapi dengan sejumlah fitur untuk membantu operasional perkebunan.

    Standarisasi MIL-STD-810H (military standard) menjadikan kedua perangkat tahan banting, tahan air dan debu, serta mampu beroperasi di kondisi cuaca ekstrem. Untuk memudahkan operasional lapangan, kedua perangkat juga dilengkapi dengan fitur NFC, Push to Talk, hingga GPS Tracking.

    Layar yang sensitif juga memungkinkan kedua perangkat dioperasikan dengan sarung tangan. Kapasitas kamera dan prosesor yang mumpuni membantu pengambilan foto dan pengumpulan data secara real-time, meningkatkan akurasi pencatatan dan mempercepat proses pengambilan keputusan.

    Samsung juga memperkenalkan Galaxy S25 Series sebagai perangkat pendukung produktivitas bisnis di sektor perkebunan. Dengan Galaxy AI, Galaxy S25 menawarkan berbagai fitur-fitur canggih untuk meningkatkan produktivitas, seperti:

    ● Call Assist: merekam pembicaraan telepon dan membantu menyimpulkan isi percakapan.

    ● Note Assist: membantu penulisan catatan di aplikasi Notes seperti menulis, format teks, dan membuat kesimpulan

    ● Transcript Assist: melakukan transcript atau notulensi rapat secara otomatis.

    Samsung Galaxy S25 Ultra, produk unggulan dari Galaxy S25 series, dilengkapi dengan prosesor Snapdragon 8 Elite, kamera 200 MP dan S Pen untuk memberikan pengalaman kerja secara mobile yang optimal. Contoh penggunaan Galaxy AI pada Galaxy S25 series adalah memanfaatkan fitur Transcript Assist untuk merekam dan mencatat meeting yang dilakukan di luar tempat kerja, melakukan summary dengan satu sentuhan, dan langsung mengirimkan email kepada peserta rapat lain dalam waktu singkat.

    Tidak hanya mobile solutions, Samsung juga menghadirkan solusi teknologi terintegrasi Samsung B2B Integrated Offering, yang meliputi display solutions dan air care solutions. Dengan penawaran solusi teknologi yang lengkap, Samsung mampu menjawab berbagai kebutuhan kerja di kantor dan lapangan, mulai dari meningkatkan komunikasi dan monitoring, menyajikan data secara visual dengan mudah, hingga menciptakan operasional bisnis yang efektif.

    Dengan platform Samsung Knox, perusahaan tidak perlu khawatir kesulitan mengelola perangkat dalam jumlah banyak, ataupun melindungi data-data sensitif dari serangan yang tidak diinginkan. Semua solusi ini dipamerkan di booth Samsung Business Indonesia, menarik perhatian para perwakilan industri perkebunan kelapa sawit dan teknologi yang hadir di ICOPE 2025.

    Keikutsertaan di ICOPE 2025 menegaskan komitmen Samsung Indonesia untuk mendukung transformasi digital di industri perkebunan kelapa sawit. Dengan implementasi perangkat tangguh dan smart technology, Samsung berharap dapat membantu perusahaan perkebunan kelapa sawit meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat keamanan kerja, dan mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan.

    Samsung Business Indonesia hadir untuk mendukung perkembangan lintas industri Indonesia. Untuk pengadaan Samsung Galaxy XCover7 dan Tab Active5 atau pembelian dalam jumlah besar, hubungi Samsung Business Indonesia di (021) 2958-8000 atau b2b.id@samsung.com.

    (ega/ega)

  • 7 Penyelenggara Telko Minat Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    7 Penyelenggara Telko Minat Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan sudah ada tujuh penyelenggara telekomunikasi yang menyatakan minat terhadap lelang frekuensi 1,4 GHz. Padahal, sebelumnya spektrum tersebut terbilang mendadak akan dilepas pemerintah untuk digunakan penyelenggara telekomunikasi pada tahun ini.

    Usai melakukan konsultasi publik terkait Rancangan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz, Komdigi mengungkapkan sudah menjaring minat lebar pita 80 MHz di spektrum tersebut.

    “Nah, kita sudah melakukan penjaringan minat, 10 dari penyelenggara, setidaknya tujuh penyelenggara sekarang sudah menyatakan berminat. Jadi, kita akan beralih ke mekanisme seleksi,” ujar Koordinator Kebijakan Penyelenggara Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, Benny Elian di acara Morning Tech, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Kendati begitu, Benny mengatakan, jumlah peminat tersebut bisa saja berubah seiring berjalannya waktu dan belum ditetapkan waktu seleksi pita frekuensi 1,4 GHz.

    “Karena bisa jadi bertambah penyelenggara-penyelenggara yang kebetulan belum sempat menanyakan dan menyatakan minat frekuensi ini. Untuk yang tujuh itu, saya tidak ingat jelas (nama-namanya), tapi yang pasti beberapa seluler ada dan sisanya itu penyelenggara FO itu yang saya hafal,” tutur Benny.

    Terkait skemanya, disampaikan Benny bahwa Komdigi masih menimbang antara menerapkan dengan cara lelang alias penawaran dengan harga tertinggi atau beauty contest yakni penawaran berdasarkan proposal terbaik terkait komitmen pembangunan ke depannya.

    Adapun mengenai waktu seleksi frekuensi 1,4 GHz ini, Benny memperkirakan waktunya akan dilakukan pada semester pertama 2025. Padahal, sebelumnya Komdigi sempat mengungkapkan akan melakukan di kuartal pertama.

    Sebagai informasi, lelang frekuensi 1,4 GHz ini nantinya akan dimanfaatkan khusus untuk melayani internet di rumah, juga dapat mendukung sektor pendidikan dan kesehatan.

    Berdasarkan isi dari konsultasi RPM tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz yang akan dilelang ini punya lebar pita 80 MHz yang berada di rentang frekuensi 1.427-1.518 MHz.

    Penggunaan spektrum ini nanti Komdigi akan memberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok) dengan wilayah layanan berdasarkan regional.

    Adapun cakupan pita frekuensi 1,4 GHz ini terbagi menjadi tiga regional yang tersebar di 14 zona yang membentang dari Sumatera, Jawa, Bali-Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai Papua.

    Pengumuman pelepasan frekuensi 1,4 GHz ini terbilang mendadak karena sebelumnya Komdigi sudah gembar-gembor lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz. Bahkan, kedua spektrum tersebut sudah melalui konsultasi publik sejak tahun 2022.

    (agt/fyk)

  • Fosil Ular Raksasa Sepanjang 15 Meter Ditemukan di India

    Fosil Ular Raksasa Sepanjang 15 Meter Ditemukan di India

    Jakarta

    Para ilmuwan di India telah menemukan fosil sisa-sisa ular yang sangat besar sehingga mengerdilkan kerabatnya yang modern. Dengan panjang yang mencengangkan, raksasa prasejarah ini adalah salah satu ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Penemuan Vasuki indicus, nama ilmiah hewan tersebut, memberikan pandangan langka tentang keanekaragaman hayati kuno di wilayah tersebut.

    Fosil yang terpelihara dengan baik itu digali oleh para peneliti di Indian Institute of Technology Roorkee. Mereka menemukan sebagian besar tulang belakangnya, sebuah penemuan luar biasa yang menawarkan wawasan penting tentang anatominya.

    Dr. Rajesh Kumar, penulis utama penelitian tersebut, menggambarkan spesimen itu sebagai temuan yang terpelihara dengan sangat baik, yang menyoroti pentingnya pengetahuan ilmiah di baliknya.

    Diterbitkan dalam Scientific Reports, penelitian tersebut mengidentifikasi ular dari 27 tulang belakang yang membatu. Analisis ekstensif ini mengonfirmasi bahwa ular itu telah lama punah.

    Ukurannya yang sangat besar menunjukkan bahwa ia adalah salah satu ular terbesar yang pernah berkeliaran di Bumi. Dengan panjang 15 meter, Vasuki indicus, merupakan salah satu ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Dikutip dari The Brighter Side, nama Vasuki indicus merupakan penghormatan kepada mitologi Hindu. Dalam teks kuno, ular Vāsuki melingkari leher Dewa Siwa, tokoh yang dihormati dalam Shaivisme. Pilihan nama tersebut mencerminkan hubungan budaya yang mendalam antara ular dan cerita rakyat India, yang menekankan makna simbolisnya.

    Selain ukurannya yang besar, Vasuki indicus kemungkinan memiliki cara hidup yang unik. Para peneliti percaya bahwa tubuhnya yang besar membatasi kecepatannya, menjadikannya predator penyergap daripada pemburu aktif. Pergerakannya mungkin lambat, tetapi ukurannya saja sudah membuatnya menjadi ancaman yang tangguh.

    Fosil tersebut juga menjelaskan ekosistem prasejarah di anak benua India. Fosil tersebut mengisyaratkan lingkungan yang dapat mendukung raksasa tersebut, yang menunjukkan era yang kaya akan predator yang beragam dan kuat. Penemuan tersebut menantang asumsi sebelumnya tentang evolusi ular purba.

    Sebaliknya, mereka menduga bahwa Vasuki kemungkinan menggunakan taktik penyergapan, mirip dengan ular piton modern, mengandalkan penyempitan untuk menaklukkan korbannya.

    Dengan menggambarkan karakteristik fisik spesimen tersebut, penelitian tersebut menyoroti perawakannya yang berkembang penuh dan tubuhnya yang kuat. Dengan tubuh yang lebar dan silindris, Vasuki indicus dapat memiliki berat hingga satu ton, menjadikannya raksasa sejati di dunia kuno.

    Perbandingan dengan ular punah lainnya semakin menggarisbawahi dimensi Vasuki indicus yang luar biasa. Sementara Titanoboa yang terkenal memiliki panjang yang sama, membentang antara 13-15 meter, lingkar Vasuki membuatnya menonjol. Hal ini menempatkannya dalam persaingan ketat untuk mendapatkan gelar ular terbesar yang pernah ditemukan.

    Dengan menyelidiki sejarah evolusi ular-ular raksasa ini, para peneliti mencatat garis keturunan mereka dalam keluarga Madtsoiidae. Membentang sekitar 100 juta tahun di Afrika, Eropa, dan India, reptil purba ini meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada ekosistem Bumi.

    Namun, Vasuki indicus menempati ceruk unik dalam garis keturunan ini, yang berasal khususnya dari anak benua India pada era lampau, sekitar 56 hingga 34 juta tahun lalu.

    Penemuan Vasuki indicus menjadi bukti warisan paleontologi India yang kaya. Dr. Kumar menekankan pentingnya temuan tersebut dalam mengungkap misteri kehidupan prasejarah.

    “Setiap fosil yang digali menawarkan sekilas pandang ke masa lalu yang jauh, memperkaya pemahaman kita tentang penghuni Bumi purba,” ujarnya.

    Para peneliti menemukan 27 vertebra dan menganalisis masing-masing untuk mengidentifikasi spesimen tersebut secara positif sebagai V. Indicus, yang telah punah.

    Penemuan Vasuki indicus merupakan tonggak penting dalam catatan paleontologi. Saat para ilmuwan terus menyelidiki kedalaman sejarah Bumi, penemuan seperti ini menerangi keanekaragaman kehidupan yang menakjubkan yang pernah berkembang pesat di planet kita.

    (rns/rns)

  • Facebook Akan Hapus Rekaman Video Siaran Langsung Setelah 30 Hari

    Facebook Akan Hapus Rekaman Video Siaran Langsung Setelah 30 Hari

    Jakarta

    Facebook akan mulai menghapus rekaman live streaming atau siaran langsung pengguna setelah 30 hari. Penghapusan ini sudah dilakukan sejak 19 Februari kemarin.

    Pengguna yang melakukan siaran langsung setelah tanggal tersebut harus mengunduh video agar tidak terhapus sebelum masa berlaku 30 hari berakhir.

    Pilihan lainnya pengguna dapat membagikan rekaman ke profil mereka dalam bentuk Reels, namun ada batasan waktu maksimal 90 detik di Reels.

    Dilansir detikINET dari The Verge, Senin (24/2/2025), Meta mengatakan bahwa mereka melakukan perubahaan ini karena sebagian besar tayangan video rekaman langsung terjadi dalam beberapa minggu pertama siaran.

    “Untuk menyelaraskan kebijakan penyimpanan kami dengan standar industri dan membantu memastikan bahwa kami menyediakan pengalaman video langsung yang paling mutakhir untuk semua orang di Facebook,” kata Meta.

    Setelah pengumuman tersebut, semua video langsung yang direkam sebelumnya yang berusia lebih dari 30 hari juga akan dihapus. Namun, akan ada pemberitahuan melalui email dan aplikasi yang dikirim sebelum arsip pengguna benar-benar dihapus.

    Setelah pengguna mendapatkan pemberitahuan tersebut, pengguna akan diberi waktu selama 90 hari untuk mengunduh atau mentransfer video. Facebook juga berencana untuk menghapus rekaman siaran lama secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.

    Facebook juga memiliki beberapa alat unduh untuk membantu pengguna menyimpan video, baik satu per satu atau sekaligus. Setelah mendapatkan notifikasi, pengguna juga bisa meminta pengunduhan massal semua video Anda dalam rentang tanggal tertentu.

    Pengguna juga dapat memilih untuk mentransfer video secara langsung ke layanan cloud seperti Dropbox atau Google Drive.

    Facebook Foto: Facebook

    Selain itu pengguna dapat menyimpan video individual yang penting dengan membuka Log Aktivitas, memfilter ‘Video langsung Anda,’ lalu memilih tanggal untuk melihat video yang dapat diunduh.

    Pilihan lainnya, pengguna dapat membuka tab Video atau tab Live di profil, Halaman, atau di Meta Business Suite, pilih video yang diinginkan, putar dalam layar penuh, lalu pilih unduh video dari menu tiga titik.

    Terakhir, jika tidak memiliki waktu untuk melakukan semua ini, akan ada opsi tunda permintaan, yang memberi pengguna waktu enam bulan untuk menyimpan video. Lakukan dengan membuka notifikasi, mengetuk ‘pelajari lebih lanjut,’ lalu pilih ‘tunda.’

    (jsn/jsn)

  • Bumi Makin Penuh Tapi Pertumbuhan Populasi Menurun, Ini Sebabnya

    Bumi Makin Penuh Tapi Pertumbuhan Populasi Menurun, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan populasi dunia benar-benar terhenti. Bahkan, populasi diperkirakan telah mencapai puncaknya di banyak negara, dan akan terus menurun sekarang hingga akhir abad ini.

    Pada 2024, Bumi mencapai tonggak sejarah baru dengan menjadi rumah bagi delapan miliar manusia. Namun, menurut perkiraan PBB terbaru, kini semuanya melambat secara signifikan, dengan hanya dua miliar lagi diperkirakan akan bertambah selama 60 tahun ke depan.

    Pada suatu waktu di 2080-an, jumlah warga Bumi diprediksi akan mencapai 10,3 miliar, sebelum turun menjadi 10,2 miliar pada akhir abad ini. Para ahli kini berpendapat, ada peluang sebesar 80% bahwa populasi dunia akan mencapai puncaknya sebelum 2100.

    Namun, satu dekade yang lalu, peluang terjadinya hal itu diperkirakan hanya 30%, dengan beberapa model memperkirakan populasi global akan mencapai lebih dari 12 miliar pada 2100. Sebagian besar, perubahan kecepatan ini dapat dijelaskan oleh penurunan drastis dalam hal tingkat kesuburan, yang mengacu pada jumlah bayi yang dilahirkan oleh setiap wanita dewasa.

    Dikutip dari IFL Science, agar suatu negara dapat mempertahankan populasinya, tingkat kesuburan harus berada di sekitar 2,1. Namun, angka tersebut kini berada di bawah angka krusial tersebut di lebih dari separuh negara.

    Faktanya, hampir seperlima dari semua negara kini memiliki tingkat kesuburan yang sangat rendah, yang berarti terdapat kurang dari 1,4 kelahiran hidup per wanita. Lebih penting lagi, kelompok ini mencakup China, yang hingga saat ini merupakan negara dengan populasi terpadat di dunia.

    Bersama dengan Rusia, Jepang, dan lebih dari 60 negara lainnya, China kini telah melampaui puncaknya dan sedang mengalami penurunan. Antara sekarang hingga 2054, populasi di negara-negara ini diperkirakan akan menurun sekitar 14%.

    Meskipun ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat kesuburan, diperkirakan bahwa penurunan yang meluas ini sebagian besar dapat dijelaskan oleh fenomena yang dikenal sebagai transisi demografi, yakni masa ketika perempuan cenderung memiliki lebih sedikit bayi karena negara-negara menjadi semakin terindustrialisasi.

    Dalam masyarakat seperti itu, perempuan memiliki lebih banyak peluang karier dan karena itu sering memilih untuk memulai keluarga di usia yang lebih tua. Hal ini juga berarti berkurangnya kebutuhan memiliki keluarga besar yang menggarap tanah, dan berarti pula lebih sedikit bayi yang lahir.

    Jika dikombinasikan dengan harapan hidup yang terus meningkat, penurunan tingkat kesuburan ini memiliki kapasitas untuk secara mendasar mengubah susunan demografis suatu populasi, dengan orang yang lebih tua sekarang mewakili bagian yang lebih besar dari keseluruhan.

    Selain memprediksi penurunan keseluruhan dalam pertumbuhan populasi, ahli statistik sekarang juga memprediksi bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun akan mulai melebihi jumlah orang yang berusia di bawah 18 tahun pada 2070.

    (rns/rns)

  • Darurat! Peneliti BRIN Ungkap Bahasa Daerah Indonesia Kian Menyusut

    Darurat! Peneliti BRIN Ungkap Bahasa Daerah Indonesia Kian Menyusut

    Jakarta

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahasa daerah di Indonesia terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Upaya pelestarian mesti terus digalakkan guna mempertahankan kekayaan budaya dalam negeri.

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahasa daerah, tercatat 726 bahasa yang masih digunakan hingga saat ini. Namun, banyak di antaranya mengalami kemunduran akibat berbagai faktor, seperti pemekaran wilayah, migrasi penduduk, dan dominasi bahasa mayoritas.

    Menyoroti fenomena ini, peneliti BRIN menekankan pentingnya konservasi dan revitalisasi bahasa daerah agar tidak mengalami kepunahan. Itu disampaikan dalam The 2nd International Conference on Language and Literature Preservation (ICLLP 2025), pada Kamis (20/02), di BRIN Gatot Subroto, Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra (PR PBS) BRIN berkolaborasi dengan Suluh Insan Lestari dan Summer Institute of Linguistics (SIL International).

    Zainal Abidin, peneliti PR PBS BRIN, menyampaikan hasil risetnya tentang pergeseran bahasa pada komunitas Duanu di Riau, khususnya di Kecamatan Kateman. Suku Duanu, dituturkannya, yang awalnya merupakan komunitas suku laut, mengalami perubahan sosial dan budaya setelah mereka dipindahkan ke pemukiman tetap akibat kebijakan pemekaran wilayah.

    “Akibat perubahan ini, mereka beradaptasi dengan kehidupan di darat dan berinteraksi dengan kelompok masyarakat lain yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa utama. Akibatnya, penggunaan bahasa Duanu semakin berkurang, karena masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya dikutip dari laman BRIN, Senin (24/2/2025).

    Penelitian yang dilakukan menunjukkan vitalitas bahasa Duanu saat ini berada dalam kondisi terancam, dengan indeks keberlanjutan sebesar 0,35. Beberapa indikator seperti jumlah penutur, dominasi bahasa, sikap masyarakat terhadap bahasa daerah, dan dokumentasi menunjukkan adanya kemunduran signifikan.

    Salah satu faktor utama yang mempercepat pergeseran ini adalah anggapan bahwa menggunakan bahasa Duanu dapat menimbulkan stigma sosial sehingga masyarakat cenderung mengajarkan bahasa Melayu kepada generasi muda.

    “Selain itu, preferensi para orang tua untuk menggunakan bahasa Indonesia adalah agar dapat memperoleh pendidikan yang tinggi dan layak. Oleh karena itu, diperlukan upaya konkret dalam merevitalisasi bahasa Duanu agar tidak semakin tergerus oleh zaman,” ujarnya.

    Sementara itu, Rissari Yayuk, Peneliti PR PBS BRIN mengkaji peran leksikon peralatan dapur dalam peribahasa Banjar. “Peribahasa Banjar yang mengandung kearifan lokal dan filosofi hidup kini semakin jarang digunakan, terutama oleh generasi muda. Kajian ini menunjukkan bahwa terdapat 23 leksikon peralatan dapur yang digunakan dalam 40 peribahasa Banjar, yang menggambarkan kondisi sosial, karakter manusia, dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya penuh semangat.

    Karena perubahan pola komunikasi dan modernisasi, penggunaan peribahasa ini semakin berkurang dan dikhawatirkan akan hilang dalam beberapa generasi mendatang, jika tidak dilakukan upaya pelestarian.

    “Leksikon peralatan dapur berperan sebagai pembentuk makna metafora dalam peribahasa Banjar yang disesuaikan dengan representasi pengetahuan masyarakat Banjar,” sambungnya.

    Dalam bidang linguistik deskriptif, Deni Karsana, Peneliti PR PBS BRIN meneliti struktur frasa dalam bahasa Lauje, sebuah bahasa yang masih minim dokumentasi.

    “Melalui pendekatan analisis sintaksis dan semantik, penelitian ini mengidentifikasi pola tata bahasa dan hubungan antarkata dalam bahasa Lauje. Studi ini menemukan adanya pola frasa endosentris dan eksosentris yang membentuk struktur kalimat bahasa Lauje, dengan klasifikasi berdasarkan jenis kata, seperti nomina, verba, adjektiva, dan numeralia,” ungkapnya.

    Kajian ini menjadi langkah awal dalam memahami bahasa Lauje lebih mendalam serta menyediakan dasar bagi penelitian lanjutan untuk dokumentasi dan konservasi bahasa tersebut.

    Dari berbagai penelitian ini, tampak jelas bahwa tantangan dalam konservasi bahasa daerah tidak hanya berkaitan dengan aspek linguistik, tetapi juga faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Dominasi bahasa mayoritas, stigma sosial terhadap bahasa daerah, serta kurangnya dokumentasi menjadi faktor utama yang mempercepat kemunduran berbagai bahasa daerah di Indonesia.

    Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif, termasuk revitalisasi bahasa melalui pendidikan, dokumentasi yang sistematis, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mempertahankan bahasa daerah sebagai identitas budaya.

    Para periset ini menegaskan bahwa tanpa upaya serius dari berbagai pihak, bahasa daerah yang saat ini terancam punah dapat benar-benar hilang dalam beberapa dekade mendatang. Menurutnya, pemerintah, akademisi, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menyusun kebijakan pelestarian bahasa yang efektif. Termasuk juga, integrasi bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan, pengembangan media berbahasa daerah, serta pendokumentasian bahasa melalui penelitian linguistik yang lebih luas.

    Dengan demikian, bahasa daerah di Indonesia dapat tetap lestari dan menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terus diwariskan kepada generasi mendatang.

    (agt/rns)

  • Lautan Bumi Berwarna Hijau Semiliar Tahun Lalu, dan Akan Menghijau Lagi

    Lautan Bumi Berwarna Hijau Semiliar Tahun Lalu, dan Akan Menghijau Lagi

    Jakarta

    Pada 5 September 1977, saat keluar dari Tata Surya, wahana antariksa Voyager 1 milik NASA mengambil foto Bumi yang ikonik dan dikenal sebagai Pale Blue Dot (Titik Biru Pucat).

    Julukan terkenal itu dicetuskan oleh ilmuwan Carl Sagan. Dinamakan demikian, karena pada foto tersebut Bumi tampak sebagai titik kecil berwarna biru pucat di tengah gelapnya angkasa yang tak berujung.

    Namun, selama sebagian besar sejarahnya, Bumi tidak tampak biru sama sekali. Faktanya, selama miliaran tahun, jika dulu sudah ada teknologi yang memungkinkan memotret Bumi pada masa itu, kemungkinan besar akan menyarankan nama Pale Green Dot alias Titik Hijau Pucat karena warnanya memang hijau.

    Dari tiga miliar tahun lalu hingga sekitar 600 juta tahun lalu, tepat pada awal kehidupan kompleks di planet ini, lautan Bumi akan jauh lebih hijau dibandingkan saat ini.

    Para ilmuwan dari Universitas Nagoya di Jepang menyelidiki mengapa Bumi purba memiliki warna kehijauan seperti itu, dan menemukan bahwa cyanobacteria adalah faktor pendorongnya. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.

    “Deskripsi Titik Biru Pucat merupakan konsekuensi dari hamburan Rayleigh sinar Matahari di atmosfer, bersamaan dengan pantulan dan hamburan di hamparan lautan,” tulis para peneliti seperti dikutip dari New Scientist.

    “Meskipun demikian, orang mungkin bertanya: apakah hanya warna biru sebuah planet yang berfungsi sebagai indikator potensinya untuk memelihara kehidupan?,” mereka menambahkan.

    Kumpulan berbagai faktor, terutama susunan lautan dunia selama masa-masa awalnya, menentukan warna keseluruhan planet tersebut. Dalam beberapa miliar tahun pertama Bumi, lautan planet tersebut dipenuhi dengan besi hidroksida, yang merupakan senyawa anorganik yang menyerap cahaya biru.

    “Sementara itu, air yang ada di lautan purba ini akan menyerap cahaya merah, menciptakan ‘jendela cahaya hijau’,” kata Taro Matsuro, penulis utama penelitian tersebut.

    Cyanobacteria, seperti halnya tumbuhan, menggunakan klorofil untuk melakukan fotosintesis sinar Matahari, yang mengakibatkan organisme menyerap cahaya merah dan biru serta memantulkan warna hijau.

    Akan tetapi, organisme ini juga mengandung pigmen yang disebut fikobilin, yang menyerap cahaya merah dan hijau. Matsuro dan timnya ingin memahami alasannya, dan apa yang diceritakannya kepada kita tentang waktu di mana cyanobacteria ini berevolusi.

    Para ilmuwan membuat model untuk menentukan spektrum cahaya apa yang akan tersedia bagi kehidupan fotosintesis purba, dan menemukan bahwa spektrum tersebut cocok dengan cahaya yang diserap oleh pigmen fikobilin. Ketika mereplikasi kondisi Bumi Arkean, cyanobacteria dengan pigmen fikobilin ini tumbuh lebih cepat, yang menunjukkan bahwa evolusi akan mendukung penyertaan mereka.

    “Jika kita berasumsi atmosfernya mirip dengan saat ini, rona hijau yang dipantulkan oleh lautan akan bercampur dengan warna biru dari hamburan Rayleigh, yang kemungkinan menciptakan warna hijau kebiruan daripada warna biru yang kita lihat saat ini,” kata Matsuo.

    Ia juga mengatakan bahwa lautan kemungkinan lebih besar daripada saat ini, jadi pengaruhnya terhadap rona planet akan lebih besar.

    Namun, sama halnya dengan tren mode lama yang tiba-tiba jadi hits lagi di masa sekarang, lautan Bumi mungkin suatu hari akan kembali ke spektrum hijau, meski kemungkinan hal itu terjadi melalui cara yang berbeda.

    Sebuah studi di 2019 yang dilakukan oleh MIT menunjukkan bahwa pada akhir abad ini, setengah dari lautan dunia akan berubah menjadi hijau karena meningkatnya populasi fitoplankton saat Bumi menghangat. Pada 2023, sebuah studi lanjutan mengonfirmasi bahwa 56% lautan dunia telah menghijau hanya dalam 20 tahun terakhir.

    (rns/rns)