Category: Detik.com Tekno

  • Video Terapis AI: Ide Bagus atau Malah Berbahaya?

    Video Terapis AI: Ide Bagus atau Malah Berbahaya?

    Video Terapis AI: Ide Bagus atau Malah Berbahaya?

  • Pelanggan 5G Diprediksi 6,4 Miliar di 2031, Network Slicing Kian Populer

    Pelanggan 5G Diprediksi 6,4 Miliar di 2031, Network Slicing Kian Populer

    Jakarta

    Adopsi 5G global terus melesat, dengan layanan berbasis 5G Standalone (5G SA) dan network slicing menjadi pendorong utamanya. Dalam Ericsson Mobility Report (EMR) edisi November 2025, Ericsson mencatat lonjakan operator yang menghadirkan layanan konektivitas terdiferensiasi, sekaligus memproyeksikan jumlah pelanggan 5G akan mencapai 6,4 miliar pada 2031, atau setara dua pertiga dari total langganan seluler dunia.

    Ericsson menemukan bahwa saat ini sudah ada 33 operator telekomunikasi seluler di seluruh dunia yang menyediakan layanan network slicing dengan total 65 penawaran komersial. Menariknya, 21 penawaran di antaranya diluncurkan hanya dalam sepanjang 2025, menandakan minat pasar yang melonjak.

    Network slicing memungkinkan operator menghadirkan “potongan” jaringan khusus untuk kebutuhan spesifik pelanggan, termasuk perusahaan, industri, gaming, serta konsumen premium. Dari 118 use case di 56 operator, 65 telah beralih dari proof-of-concept ke layanan komersial, menunjukkan kematangan ekosistem 5G SA.

    Langganan seluler berdasarkan wilayah dan teknologi Foto: Ericsson

    “Kami melihat banyak penyedia layanan beralih dari tahap proof-of-concept ke penerapan komersial hanya dalam tahun 2025,” ujar Erik Ekudden, Chief Technology Officer Ericsson sekaligus penerbit EMR, dalam keterangan yang diterima detikINET, Minggu (23/11/2025). “5G SA telah membuka peluang konektivitas yang terdiferensiasi berdasarkan nilai layanan, bukan sekadar paket berbasis volume data.”

    Laporan tersebut juga menyoroti bahwa lebih dari 90 operator kini telah meluncurkan atau memulai peluncuran awal jaringan 5G SA. Angka ini naik sekitar 30 operator dibandingkan tahun lalu dan meningkat 20 operator dibandingkan laporan EMR Juni 2025.

    Implementasi 5G SA menjadi kunci bagi layanan dengan latensi rendah, stabilitas tinggi, serta kemampuan pemisahan jaringan yang dibutuhkan untuk aplikasi industri, otomotif, IoT, hingga layanan hiburan generasi baru.

    EMR memproyeksikan 1,4 miliar pengguna FWA pada akhir 2031 Foto: Ericsson

    Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menegaskan bahwa temuan ini sangat relevan bagi percepatan transformasi digital Indonesia.

    “5G SA dan network slicing akan memainkan peran penting dalam menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat,” ujarnya. “Ketersediaan spektrum terjangkau tetap menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi 5G nasional.”

    Ia menambahkan, Ericsson berkomitmen untuk terus mendukung operator Indonesia dalam menghadirkan jaringan 5G yang aman, andal, dan siap memasuki era layanan terdiferensiasi.

    Prediksi 6,4 Miliar Pelanggan 5G di 2031

    Dalam horizon proyeksi terbaru hingga akhir 2031, Ericsson memperkirakan ada 6,4 miliar langganan 5G, dengan 4,1 miliar di antaranya berbasis 5G SA. Angka ini menunjukkan perubahan besar dalam cara jaringan seluler dunia berevolusi ke arah layanan generasi baru.

    Ericsson memperkirakan ada 6,4 miliar langganan 5G. Foto: Ericsson

    Pada 2025 saja, diprediksi pelanggan 5G sudah mencapai 2,9 miliar, naik sekitar 600 juta dari tahun sebelumnya. Dari sisi cakupan, tambahan 400 juta orang memperoleh akses 5G sepanjang 2025, dan 50 persen populasi global di luar Tiongkok daratan diperkirakan sudah terjangkau 5G pada akhir tahun.

    Trafik data seluler global meningkat 20 persen year-on-year antara Q3 2024 dan Q3 2025-sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Lonjakan ini terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi data di Tiongkok dan India.

    Ke depan, trafik data seluler diperkirakan tumbuh rata-rata 16 persen per tahun hingga 2031. Pada akhir 2025, jaringan 5G diproyeksikan menangani 43 persen trafik data global, dan diprediksi melesat menjadi 83 persen pada 2031.

    Fixed Wireless Access (FWA) terus menjadi salah satu use case utama yang mempercepat adopsi 5G. EMR memproyeksikan 1,4 miliar pengguna FWA pada akhir 2031, dengan 90 persen menggunakan jaringan 5G.

    Saat ini sudah ada 159 penyedia layanan yang menawarkan FWA via 5G-setara 65 persen dari seluruh penyedia FWA global. Paket berbasis kecepatan juga semakin umum, naik dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR edisi November 2024.

    FWA Jadi Pendorong Penting Adopsi 5G, naik dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR edisi November 2024. Foto: EricssonProyeksi Awal 6G Mulai Muncul

    Untuk pertama kalinya, Ericsson memasukkan proyeksi awal mengenai peluncuran komersial 6G. Berdasarkan pola adopsi generasi sebelumnya, rollout 6G diperkirakan dipimpin oleh operator di:

    Amerika SerikatJepangKorea SelatanTiongkokIndiaNegara anggota Gulf Cooperation Council (GCC)

    Secara global, langganan 6G diprediksi mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal IoT berbasis kecerdasan buatan. Eropa diperkirakan tertinggal satu tahun dibandingkan wilayah lain karena adopsi 5G SA di kawasan tersebut berjalan lebih lambat.

    Lalu lintas data jaringan seluler global Foto: EricssonTiga Studi Kasus 5G SA

    Laporan EMR juga menyajikan tiga artikel use case kolaboratif yang menggambarkan penerapan 5G SA di berbagai sektor:

    Singtel: Menciptakan pengalaman yang disesuaikan kebutuhan penggunaSoftBank: Modernisasi infrastruktur IT perusahaan lewat 5GSailGP: Optimalisasi operasi dan pengalaman penonton dalam ajang olahraga internasional

    Ericsson Mobility Report November 2025 dapat diunduh melalui situs resmi Ericsson dan menjadi salah satu referensi utama industri untuk memahami evolusi jaringan menuju era 6G.

    (afr/hps)

  • Pengguna TikTok Bisa Batasi Konten AI di FYP, Begini Caranya

    Pengguna TikTok Bisa Batasi Konten AI di FYP, Begini Caranya

    Jakarta

    Kehadiran platform video generator seperti Sora dan Google Veo membuat media sosial dibanjiri konten AI yang terlihat realistis. TikTok menyadari hal tersebut dan memberikan opsi bagi pengguna untuk mengurangi konten buatan AI yang muncul di feed For You (FYP).

    Pengguna TikTok bisa menyesuaikan konten AI yang muncul di FYP menggunakan toggle AI-generated content (AIGC) di pengaturan Manage Topics, yang saat ini memungkinkan pengguna mengatur seberapa banyak konten yang ingin mereka lihat dari puluhan kategori dan topik.

    Sama seperti kategori lainnya, toggle AIGC juga memiliki slider yang dapat digeser. Pengguna bisa menggeser slider ini untuk menentukan apakah mereka ingin melihat lebih sedikit atau lebih banyak konten AI di FYP TikTok-nya.

    “Manage Topics sudah memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan seberapa sering mereka melihat konten yang terkait dengan lebih dari 10 kategori seperti Tari, Olahraga, dan Makanan & Minuman,” tulis TikTok dalam postingan blognya, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (23/11/2025).

    “Sama seperti kontrol tersebut, pengaturan AIGC juga dirancang untuk membantu orang-orang menyesuaikan beragam konten di feed mereka, dan bukan menghapus atau menggantikan konten di feed sepenuhnya,” sambungnya.

    Untuk mengakses fitur ini, masuk ke aplikasi TikTok lalu pilih Settings > Content Preferences > Manage Topics. Update ini akan digulirkan ke semua pengguna TikTok dalam beberapa pekan ke depan.

    Fitur Managed Topics untuk batasi konten AI yang muncul di FYP TikTok Foto: TikTok

    TikTok mengatakan saat ini ada lebih dari 1,3 miliar video di platform-nya yang memiliki label AI. Di saat yang sama, aplikasi milik ByteDance ini mengaku sistem yang mereka gunakan untuk mendeteksi konten AI belum sempurna.

    Saat ini, Tiktok mengandalkan sistem watermarking bernama Content Credentials yang menambahkan metadata ke konten buatan AI. Tapi sinyal ini semakin sulit terdeteksi, terutama untuk gambar atau video yang diedit menggunakan aplikasi lain atau telah berkali-kali dibagikan di platform lainnya.

    Untuk mengatasi isu tersebut, TikTok mengatakan mereka akan bereksperimen dengan sistem watermark yang tidak terlihat untuk mengidentifikasi dan memberikan label ke konten buatan AI. Watermark yang tidak terlihat ini akan menambahkan lapisan perlindungan ekstra dengan watermark yang hanya bisa dibaca oleh TikTok.

    (vmp/hps)

  • Gaji Sampai Rp 80 Juta! Remaja & Korban PHK Banjiri Pasar Kerja Dark Web

    Gaji Sampai Rp 80 Juta! Remaja & Korban PHK Banjiri Pasar Kerja Dark Web

    Jakarta

    Pasar kerja di dark web tengah mengalami peningkatan aktivitas yang mengkhawatirkan. Laporan terbaru Kaspersky Digital Footprint Intelligence mengungkap bahwa jumlah resume dan lowongan kerja yang diposting di forum-forum gelap melonjak drastis dalam dua tahun terakhir, terutama pada kuartal pertama 2024 hingga Q1 2025.

    Fenomena ini didorong oleh gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) global di sektor teknologi serta masuknya pelamar berusia sangat muda. Menurut laporan bertajuk “Inside the dark web job market: Their talent, our threat”, jumlah resume di pasar gelap tahun 2025 tercatat 55% lebih tinggi dari ketersediaan lowongan.

    Mayoritas pelamar ini berasal dari korban PHK dan generasi muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan sah. Data menunjukkan usia rata-rata pencari kerja di dark web hanya 24 tahun, menandakan derasnya arus remaja memasuki ekosistem berisiko ini.

    Walau ada sejumlah posisi legal, sebagian besar lowongan di dark web berkaitan dengan kejahatan siber, penipuan, hingga tindakan ilegal berisiko tinggi. Sebanyak 69% pelamar tidak menetapkan preferensi bidang tertentu, artinya mereka bersedia bekerja di posisi apa pun selama mendapat bayaran-mulai dari pengembang malware, penguji penetrasi, hingga menjadi carder atau pencuci uang.

    Laporan tersebut mencatat lima peran teknis dan kriminal yang paling banyak dicari, yakni developer atau pengembang (17%), penguji penetrasi (12%), pencuci uang (11%), carder yang mencuri data kartu pembayaran (6%), serta traffer (5%) yang bertugas mengarahkan korban ke situs phishing atau malware. Pola gender juga terlihat, di mana pelamar perempuan cenderung masuk posisi interpersonal seperti customer support, sedangkan pelamar laki-laki mendominasi peran teknis dan kriminal finansial.

    Salah satu daya tarik terbesar pasar gelap ini adalah tawaran gaji yang sangat tinggi bagi talenta muda. Rata-rata pendapatan reverse engineer mencapai lebih dari USD 5.000 atau sekitar Rp 83 juta per bulan, sementara penguji penetrasi memperoleh sekitar USD 4.000 dan developer sekitar USD 2.000. Untuk posisi berbasis persentase, pencuci uang dapat meraih 20% dari pendapatan tim, carder 30%, sementara traffer bisa mengantongi hingga 50%.

    “Pasar kerja bayangan tidak lagi bersifat pinggiran. Kini ia menyasar pengangguran, anak di bawah umur, hingga talenta berkualifikasi tinggi,” ujar Alexandra Fedosimova, Analis Jejak Digital Kaspersky dalam keterangan resmi yang diterima detikINET, Minggu (23/11/2025).

    Ia menegaskan bahwa banyak remaja terjebak karena melihat dunia gelap ini seperti dunia kerja legal-mengutamakan kemampuan, proses cepat tanpa wawancara HR, dan iming-iming gaji besar. Padahal, konsekuensinya tak main-main: ancaman hukuman penjara.

    Kaspersky juga mendesak orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran kerja mencurigakan yang muncul melalui Telegram, media sosial, atau forum tertutup. Remaja perlu diberikan edukasi bahwa terdapat banyak jalur legal untuk mengembangkan karier di bidang teknologi, termasuk keamanan siber yang sah dan diakui industri.

    Bagi perusahaan, ancaman pasar kerja gelap ini juga nyata. Kaspersky merekomendasikan sejumlah langkah pencegahan, seperti melatih karyawan agar lebih peka terhadap phishing dan tawaran “uang mudah”, memantau dark web untuk mendeteksi kredensial karyawan yang bocor, hingga membekali tim HR dengan kemampuan mengidentifikasi “shadow experience” dalam resume pelamar. Perusahaan juga dapat memanfaatkan layanan Digital Footprint Intelligence untuk pemantauan ancaman menyeluruh, mulai dari surface web hingga deep dan dark web.

    Laporan lengkap “Inside the dark web job market: Their talent, our threat” tersedia untuk diunduh melalui dfi.kaspersky.com. Kaspersky turut memperkenalkan proyek “What we should do with kids who hack”, yaitu inisiatif untuk mengarahkan remaja yang terlanjur terlibat aktivitas peretasan ke jalur teknologi yang positif.

    Dengan meningkatnya angka PHK global dan sulitnya peluang kerja di sektor formal, iming-iming gaji besar memang menggoda banyak anak muda. Namun, satu keputusan keliru di pasar gelap dapat berubah menjadi catatan kriminal yang membayangi seumur hidup.

    (afr/hps)

  • Transformasi Menakjubkan Kota dan Desa Sebelum-Sesudah Diselimuti Salju

    Transformasi Menakjubkan Kota dan Desa Sebelum-Sesudah Diselimuti Salju

    Transformasi Menakjubkan Kota dan Desa Sebelum-Sesudah Diselimuti Salju

  • Whistleblower Klaim Dipecat Usai Peringatkan Bahaya Robot Humanoid

    Whistleblower Klaim Dipecat Usai Peringatkan Bahaya Robot Humanoid

    Jakarta

    Figure AI, pengembang robot humanoid yang didukung Nvidia, digugat oleh mantan kepala keselamatan produk startup tersebut. Ia menuding diberhentikan secara tidak adil setelah memperingatkan para eksekutif puncak bahwa robot perusahaan itu cukup kuat untuk meretakkan tengkorak manusia.

    Robert Gruendel, insinyur keselamatan robotik, mengajukan gugatan di pengadilan federal Distrik Utara California. Dikutip detikINET dari CNBC, Minggu (23/11/2025), pengacara Gruendel menyebut kliennya whistleblower yang dipecat pada bulan September, beberapa hari setelah mengajukan keluhan keselamatan yang paling langsung.

    Gugatan ini muncul dua bulan setelah Figure dinilai memiliki valuasi USD 39 miliar dalam putaran pendanaan yang dipimpin Parkway Venture Capital. Angka tersebut merupakan peningkatan valuasi 15 kali lipat dari awal 2024, ketika perusahaan menggalang dana dari investor termasuk Jeff Bezos, Nvidia, dan Microsoft.

    Pengacara Gruendel mengatakan penggugat telah memperingatkan CEO Figure Brett Adcock dan Kyle Edelberg, kepala insinyur, tentang kemampuan mematikan robot tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu robot telah membuat sayatan sedalam 0,6 cm pada pintu kulkas baja saat mengalami malfungsi.

    Gugatan itu juga menyebut Gruendel memperingatkan pemimpin perusahaan untuk tak menurunkan standar keselamatan saat presentasi ke calon investor yang akhirnya mendanai perusahaan tersebut. Namun Gruendel khawatir rencana keselamatan produk yang berkontribusi pada keputusan mereka untuk berinvestasi telah dipangkas sehingga bisa saja itu adalah penipuan.

    Gruendel menuntut ganti rugi ekonomi, kompensasi, serta proses pengadilan. Juru bicara Figure mengatakan Gruendel diberhentikan karena kinerja yang buruk dan bahwa tuduhannya adalah kebohongan yang akan dipatahkan sepenuhnya oleh Figure di pengadilan.

    Robert Ottinger, pengacara Gruendel, menyebut bahwa hukum California melindungi karyawan yang melaporkan praktik tidak aman.” “Kasus ini melibatkan isu penting yang sedang berkembang, dan mungkin menjadi salah satu kasus whistleblower pertama terkait keselamatan robot humanoid,” kata Ottinger.

    Pasar robot humanoid masih dalam tahap awal. Perusahaan seperti Tesla dan Boston Dynamics bersaing bersama dengan Figure, sementara Unitree Robotics dari China sedang bersiap untuk IPO. Morgan Stanley mengatakan bahwa adopsi robot kemungkinan akan meningkat pesat tahun 2030-an dan bisa tembus USD 5 triliun di 2050.

    (fyk/hps)

  • Teknologi Baru ZTE Bikin Jaringan Seluler Lebih Ngebut di Area Padat

    Teknologi Baru ZTE Bikin Jaringan Seluler Lebih Ngebut di Area Padat

    Jakarta

    ZTE Corporation bersama XLSmart berhasil menguji coba teknologi Active Antenna Unit (AAU) Massive MIMO FDD di Kabupaten Banjar, Indonesia. Hasilnya, performa jaringan seluler di area padat pengguna mengalami peningkatan signifikan, baik dari sisi kecepatan maupun kapasitas trafik, tanpa perlu menambah spektrum baru.

    Uji coba ini dirancang untuk menjawab tantangan lonjakan trafik data di wilayah dengan kepadatan pengguna tinggi, baik di kawasan urban maupun semi-urban. Dalam hasil pengujian, kecepatan rata-rata pengguna data tercatat meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kondisi sebelumnya. Sementara itu, total trafik sektor mengalami pertumbuhan hingga 20 persen.

    Teknologi AAU Massive MIMO FDD yang dikembangkan ZTE ini bersifat All-RAT, artinya dapat mendukung berbagai generasi jaringan mulai dari 2G, 4G, hingga 5G dalam satu perangkat. Hal ini menjadi keunggulan penting, mengingat di Indonesia masih banyak wilayah yang menggunakan jaringan multi-generasi secara bersamaan.

    Solusi ini juga dilengkapi dengan teknologi beamforming, yang mampu membentuk hingga empat digital cell dalam satu sektor jaringan. Dengan pendekatan ini, kapasitas layanan data dapat ditingkatkan secara signifikan, terutama di area padat seperti pusat kota, kawasan bisnis, hingga area permukiman dengan trafik tinggi.

    Director & CTO XLSmart, Shurish Subbramaniam, menyebut uji coba ini sebagai langkah penting dalam strategi penguatan jaringan mereka. Ia menegaskan bahwa teknologi FDD Massive MIMO dari ZTE membantu operator dalam mengoptimalkan spektrum yang sudah ada agar tetap relevan menghadapi lonjakan kebutuhan data di masa depan.

    “XLSmart berkomitmen memberikan pengalaman jaringan terbaik bagi pengguna. Hasil uji coba ini menunjukkan teknologi FDD Massive MIMO mampu mengoptimalkan spektrum FDD sekaligus tetap kompatibel dengan jaringan 2G, sejalan dengan strategi pengembangan jaringan multi-generasi kami,” ujarnya.

    Sementara itu, President Director ZTE Indonesia, Richard Liang, menyampaikan bahwa keberhasilan uji coba ini membuktikan kesiapan solusi ZTE dalam mendukung operator Indonesia menghadapi era pertumbuhan trafik data yang semakin agresif.

    Ia menekankan bahwa keunggulan utama teknologi ini terletak pada kemampuannya meningkatkan kapasitas jaringan tanpa harus melakukan refarming besar-besaran atau mematikan layanan lama. Dengan kompatibilitas 2G yang tetap terjaga, operator bisa melakukan transisi jaringan secara bertahap menuju 5G dengan risiko minimal terhadap layanan pelanggan.

    “Kami senang dapat bekerja sama dengan XLSmart dalam uji coba FDD Massive MIMO yang telah berlangsung dengan sukses ini. Hasil uji coba tersebut menunjukkan keunggulan solusi FDD Massive MIMO dari ZTE dalam mendukung XLSmart memaksimalkan potensi spektrum FDD mereka guna memenuhi kebutuhan data yang terus meningkat,” ujar Richard dalam keterangan yang diterima detikINET, Minggu (23/11/2025).

    “Dengan kompatibilitas 2G yang unik, solusi ini memungkinkan evolusi jaringan multi-generasi secara mulus, membantu XLSMART meningkatkan kapasitas jaringan sekaligus pengalaman pengguna. Pencapaian ini menandai langkah penting lainnya dalam upaya bersama kami membangun jaringan 5G berkualitas tinggi di Indonesia,”
    Selain meningkatkan kualitas layanan untuk pelanggan, peningkatan trafik sebesar 20 persen ini juga membuka peluang pertumbuhan pendapatan baru bagi operator, terutama dari layanan data, paket premium, hingga solusi konektivitas untuk kebutuhan bisnis dan korporasi,” tambahnya.

    Melalui kolaborasi antara ZTE dan XLSmart ini, teknologi Massive MIMO FDD diyakini bisa menjadi salah satu solusi strategis dalam mempercepat peningkatan kualitas jaringan nasional, sekaligus mendorong pemerataan konektivitas digital di berbagai wilayah Indonesia, terutama di area dengan pertumbuhan pengguna data yang pesat.

    (asj/hps)

  • Spotify Rilis Fitur Transfer Playlist dari YouTube Hingga Apple Music

    Spotify Rilis Fitur Transfer Playlist dari YouTube Hingga Apple Music

    Jakarta

    Spotify merilis fitur baru yang dapat memudahkan pengguna beralih dari platform streaming musik lain. Kini pengguna Apple Music, YouTube Music, dan lain-lain bisa memanfaatkan fitur impor playlist untuk hijrah ke Spotify.

    Fitur impor playlist merupakan kolaborasi Spotify dengan TuneMyMusic. Fitur ini sudah terintegrasi dengan aplikasi mobile Spotify, jadi pengguna tidak perlu download aplikasi tambahan atau membuat akun baru untuk mengimpor playlist.

    TuneMyMusic merupakan salah satu layanan pihak ketiga yang populer di kalangan penggemar musik untuk memindahkan playlist dari satu platform ke platform lain. Namun TuneMyMusic membatasi pengguna hanya bisa mengimpor 500 lagu secara gratis, dan harus membayar jika ingin memindahkan lebih banyak lagu.

    Untungnya, karena Spotify kini sudah mendukung integrasi dengan TuneMyMusic secara resmi, pengguna bisa memindahkan playlist favoritnya yang berisi ribuan lagu atau lebih tanpa dipungut biaya tambahan.

    Spotify mengatakan fitur ini mulai digulirkan untuk seluruh pengguna secara bertahap. Pengguna dapat mengakses fitur ini di tab ‘Your Library’ di aplikasi mobile Spotify.

    Setelah itu scroll sampai bagian paling bawah lalu ketuk ‘Import Your Music’ untuk mengakses TuneMyMusic lalu ikuti petunjuk di layar. Kemudian pilih platform asal playlist yang ingin dipindahkan, dan setelah selesai playlist akan muncul di library Spotify.

    Cara transfer playlist ke Spotify Foto: Spotify

    Proses ini tidak akan menghapus playlist asli yang ada di platform asal karena hanya akan disalin ke Spotify. Saat ini TuneMyMusic mendukung impor playlist dari layanan streaming lainnya seperti Amazon Music, Apple Music, YouTube Music, Deezer, Pandora, Soundcloud, dan masih banyak lagi.

    Spotify mengikuti langkah kompetitornya yang sudah menyediakan fitur impor playlist yang terintegrasi. Pengguna Apple Music juga bisa memindahkan playlist dari platform lain berkat integrasi dengan SongShift yang diumumkan beberapa waktu yang lalu.

    YouTube Music juga menawarkan fitur impor playlist dari platform lain untuk pelanggan Premium. Google juga merekomendasikan TuneMyMusic sebagai metode untuk memindahkan playlist dari layanan lainnya ke YouTube Music.

    (vmp/hps)

  • X Mulai Tampilkan Negara Asal Pengguna, Akun Bot Siap-siap Terciduk

    X Mulai Tampilkan Negara Asal Pengguna, Akun Bot Siap-siap Terciduk

    Jakarta

    X, platform media sosial yang sebelumnya bernama Twitter, mulai merilis fitur baru bernama ‘About this account’. Fitur ini diluncurkan untuk melawan engagement tidak autentik, terutama di platform yang dihuni banyak bot yang sering menyamar jadi manusia.

    Fitur baru ini akan menampilkan informasi terkait akun, termasuk dari mana akun itu berasal, berapa kali akun itu mengganti username, tanggal berapa akun itu bergabung ke X, dan bagaimana pemilik akun mengunduh aplikasi X.

    Fitur ini pertama kali diperkenalkan oleh Head of Product X Nikita Bier pada Oktober lalu. Konsepnya, dengan mengungkap informasi ini pengguna X dapat mengetahui apakah mereka berinteraksi dengan akun asli atau apakah akun tersebut merupakan bot atau aktor jahat yang ingin menimbulkan kekacauan atau menyebarkan misinformasi.

    Misalnya, jika seorang pengguna X menulis di bio profilnya bahwa mereka berasal dari Indonesia tapi informasi akunnya menunjukkan mereka berasal dari negara lain, akun tersebut mungkin punya agenda lain.

    Setelah diumumkan Oktober lalu, sejumlah pengguna X melaporkan telah melihat fitur ‘About this account’ muncul di profilnya. Menurut pantauan detikINET, segelintir pengguna X di Indonesia sudah bisa melihat informasi lokasi akun di profilnya sendiri.

    Untuk melihat informasi akun di web atau aplikasi mobile X, cukup klik tanggal ‘Joined’ di profil dengan ikon ‘>’ di samping tanggal bergabung. Dari situ pengguna akan diarahkan ke halaman yang menampilkan kapan akun itu bergabung ke X, negara asal akun, pernah berapa kali mengubah username, dan bagaimana terhubung ke X.

    Selain itu, X juga memungkinkan pengguna memilih untuk menampilkan negara asalnya atau hanya wilayah/benua saja yang cakupannya lebih luas. Opsi ini dapat diakses di Settings and privacy > Privacy and safety > About your account, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (23/11/2025).

    Lantas, bagaimana dengan akun yang pakai VPN untuk menyamarkan lokasinya? X saat ini sedang menguji coba fitur tambahan yang akan menampilkan peringatan di akun yang ketahuan menggunakan VPN. Belum diketahui kapan fitur ini akan diluncurkan.

    X bukan platform media sosial pertama yang menyediakan transparansi seperti ini kepada pengguna. Instagram sudah menawarkan fitur ‘About this account’ yang fungsinya mirip, namun lebih ditujukan untuk mendeteksi akun penipu yang sering berganti username.

    (vmp/hps)

  • Fenomena Jatuh Cinta dan Pacaran dengan AI, Kini Makin Serius

    Fenomena Jatuh Cinta dan Pacaran dengan AI, Kini Makin Serius

    Jakarta

    Fenomena jatuh cinta dan pacaran dengan kecerdasan buatan, kini semakin serius. Selingkuh dengan AI pun kini sudah terjadi.

    Dilansir News.com Australia, Minggu (23/11/2025) salah satu kejadian yang viral adalah ketika seorang perempuan mengumumkan bertunangan dengan AI chatbot yang dikenalnya 5 bulan. Perempuan itu bilang AI tersebut menjadi partner yang memahami dia dengan sempurna.

    Bahkan, ada screenshot chat romantis dan perempuan ini merasa menemukan cinta senjati. Para netizen kemudian mengkritiknya dan mengatakan perempuan ini delusional.

    Data dari Axios menyebutkan 18% orang yang single di AS mengaku punya hubungan romantis dengan partner AI. Ada yang merasa cemburu, patah hati bahkan merasa lebih dicintai bot daripada pacar manusia.

    Di TikTok dan Reddit juga sekarang ada lebih banyak postingan soal pacaran dan berteman dengan AI. Remaja lebih sering ngobrol dengan AI dan dewasa merasa lebih dipahami AI.

    Salah satu postingan viral di Reddit adalah sikap AI yang mendukung tindakan seorang suami yang berselingkuh. Jawaban AI dijadikan pembenaran oleh si suami dan netizen di Reddit mengecam.

    Seorang perempuan yang tidak disebutkan identitasnya kepada News.com Australia berbagi pengalaman pacaran dengan AI yang bisa dirayu dan cemburu. “Seperti pacar yang tidak pernah saya punya,” ujarnya.

    Business Insider juga menulis profil netizen yang mengatakan jatuh cinta dengan pacar AI yang merupakan sebuah bot dari Grox milik platform X. Bot ini memberikan dukungan emosi dan nasihat baik lain. Ketika layanan X ini tumbang dan botnya hilang, netizen ini sangat sedih sekali.

    Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan remaja mulai 11 tahun mulai membangun pertemanan dengan AI sebagai sahabat imajiner. Akibatnya, mereka berangkat sekolah kelelahan karena ngobrol dengan bot sepanjang malam. AP News memberitakan remaja yang bergantung pada sahabat AI dinilai kesulitan mengembangkan keterampilan sosial.

    AI lainnya yang jadi atensi adalah Deep Nostalgia, D-ID, dan Replika. Ini adalah AI yang bisa menghidupkan keluarga, kerabat, pasangan yang sudah meninggal ke dalam bentuk AI. Melihat orang yang disayang hidup lagi secara digital, tentu jadi ada pro dan kontra.

    Kini sudah ada istilah baru di bidang kesehatan mental yaitu AI Psychosis. AI Psychosis artinya orang yang punya hubungan obsesif dan mengisolasi dengan bot. Pasien membentuk delusi tentang emosi, motif dan inner life dengan bot.

    Cambridge Dictionary juga mengumumkan Word of The Year 2025 adalah Parasocial. Parasocial adalah kata sifat yang melibatkan hubungan yang dirasakan seseorang antara mereka dengan orang terkenal yang mereka tidak tahu seperti karakter di buku, film, serial TV dan atau kecerdasan buatan.

    ABC Australia pun memberitakan banyak orang Australia memperlakukan chatbot AI dengan pakar terapi gratis, karena mereka bisa bertanya seputar permasalahan hidup. Uji klinik dari Darthmouth mengungkapkan bot terapi AI bagai pisau bermata dua. Ada yang merasa lebih baik mentalnya, tapi juga ada yang semakin memburuk.

    Meskipun banyak kontroversi, keberadaan AI dinilai memang menggoda. AI bisa jadi tempat curhat di tengah malam, jadi pacar yang tidak pernah selingkuh, jadi psikolog gratis atau jadi teman yang cepat menjawab.

    Pilihan bijak ada di tangan netizen yang budiman. Mereka bisa tegas mengatakan AI adalah alat belaka. Jika tidak, mereka justru akan larut dalam ego mereka yang senang dipuaskan oleh jawaban mesin dan membiarkan AI menguasai hidup mereka dalam ilusi.

    (fay/hps)