Category: Detik.com Tekno

  • Airlangga Sebut 12 Data Center AS Ada di Indonesia

    Airlangga Sebut 12 Data Center AS Ada di Indonesia

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara soal transfer data pribadi RI ke Amerika Serikat yang dimaksudkan sebagai protokol untuk tata kelola lalu lintas data pribadi antar negara.

    Untuk itu, Airlangga pun menyebutkan sudah ada 12 perusahaan Amerika Serikat yang mendirikan data center di Indonesia. Bahkan, Oracle pun disebut mau menanamkan modal di Indonesia.

  • 5 Keuntungan Buat Startup yang Masuk Semesta AI

    5 Keuntungan Buat Startup yang Masuk Semesta AI

    Jakarta

    Lintasarta secara resmi meluncurkan program Semesta AI, sebuah inisiatif akselerasi startup berbasis AI yang menjadi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem AI di Indonesia.

    Program ini melanjutkan inisiatif sebelumnya, yaitu peluncuran Sahabat-AI, kumpulan Large Language Model (LLM) dan layanan AI yang dikembangkan dengan NVIDIA NeMoTM dan NVIDIA NIMTM, yang ditujukan untuk industri Indonesia dan lebih dari 277 juta
    penutur bahasa lokal.

    Sejak pendaftaran dibuka pada akhir 2024, Semesta AI mendapat sambutan positif dari ekosistem startup Tanah Air. Tercatat 155 startup dari berbagai daerah di Indonesia telah mendaftar.

    Setelah proses seleksi yang ketat, 20 startup terpilih untuk mengikuti program mentoring intensif yang difasilitasi oleh Lintasarta. Kemudian 30 peserta lain akan mendapatkan pendampingan tekhnis untuk pengembangan solusi berbasis AI.

    President Director dan CEO Lintasarta Bayu Hanantasena menyebutkan, Semesta AI dirancang sebagai platform nyata untuk membina dan berkolaborasi dengan para inovator lokal.

    “Jadi program ini didesain untuk memberikan dampak nyata bagi industry nasional dan menawarkan sejumlah manfaat strategis,” ujar Bayu saat memberikan kata sambutan di ‘Kick Off Semesta AI’ di Gedung Arcadia, Menara Thamrin, Jakarta, Kamis (24/2025).

    Adapun manfaat atau keuntungan yang diperoleh startup terpilih adalah sebagai berikut:

    • Pendampingan langsung dari para pakar industri dan profesional AI
    • Akses ke teknologi komputasi akselerasi NVIDIA terkini
    • Pelatihan teknis dan dukungan pengembangan solusi AI
    • Peluang kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dalam jaringan Lintasarta
    • Voucher GPU Merdeka senilai hingga USD 15.000 untuk proyek AI terbaik.

    “Tentunya kami harapkan ini bukan sekadar program akselerasi tapi juga menjadi komitmen kita Bersama untuk membangun ekosistem AI, masa depan AI yang berdaulat, inklusif, dan berdampak nyata untuk Indonesia,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • 20 Startup Masuk Semesta AI Lintasarta, Ini Rahasia Mereka Terpilih

    20 Startup Masuk Semesta AI Lintasarta, Ini Rahasia Mereka Terpilih

    Jakarta

    Sejak pendaftaran dibuka pada akhir 2024, Semesta AI mendapat sambutan positif dari ekosistem startup Tanah Air. Tercatat 155 startup dari berbagai daerah di Indonesia telah mendaftar.

    Setelah proses seleksi yang ketat, 20 startup terpilih untuk mengikuti program mentoring intensif yang difasilitasi oleh Lintasarta, dan 30 peserta lain akan mendapatkan pendampingan teknis untuk pengembangan solusi berbasis AI.

    Startup yang terpilih tentu saja merupakan perusahaan rintisan yang dinilai inovatif. Chief Cloud Officer Lintasarta, Gidion Suranta Barus menekankan pentingnya membangun solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal Indonesia.

    “Program Semesta AI merupakan upaya terintegrasi yang menghubungkan talenta AI, infrastruktur, hingga kebutuhan industri agar mampu menghasilkan use case AI yang relevan dan berdampak di Indonesia,” ujarnya saat berbicara di acara ‘Kick Off Program Semesta AI’ di Gedung Arcadia, Menara Thamrin, Jakarta, Kamis (24/2025).

    Gidion menambahkan bahwa inisiatif ini bukan proyek yang berdiri sendiri, melainkan satu rangkaian yang dimulai dari peluncuran GPU Merdeka, AI Merdeka, hingga Laskar AI sebagai wujud transformasi Lintasarta menjadi AI Factory di bawah naungan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) Group.

    President Director dan CEO Lintasarta Bayu Hanantasena memberikan bocoran, bagaimana sebuah startup dilirik. Ia menekankan pada dampak dari inovasi yang dikembangkan.

    “Di sini ujung-ujungnya kita mau lihat, mereka (startup) itu bisa kasih impact, business impact, value impact yang signifikan. Karenanya, (solusi mereka) harus meng-address real problem yang ada di sekitar,” ujarnya.

    Masalah itu tidak selalu sesuatu yang besar dan rumit, namun bisa dimulai dari hal yang kita temui sehari-hari. Bayu mencontohkan sebuah startup yang membuat system untuk membantu perusahaan melakukan background check ketika akan mempekerjakan seseorang.

    “Ngecek background satu orang itu lama, kita sendiri scrolling, belum lagi keterbatasan resource. Nah, they (startup) solve that problem dengan system background check. Masih banyak lagi contohnya,” Bayu menjelaskan.

    Ia menambahkan , Semesta AI dirancang sebagai platform nyata untuk membina dan berkolaborasi dengan para inovator lokal. Tujuannya bukan hanya mempercepat pengembangan teknologi AI, tetapi juga mendorong dampak berkelanjutan bagi ekonomi digital Indonesia.

    20 Startup yang terpilih lanjut ke proyek Semesta AI Lintasarta. Foto: Rachmatunnisa

    Berikut daftar 20 perusahaan yang akan lanjut ke fase pilot project Semesta AI 2025:

    Algobash.comLexiconOvy HealthSokratechAutomaLunashProsperoSQOUTSBETA UASMTDSSafelog.aiTAGFLOW AIDoctor ToolMomofinSimplifyVidavoxFineksiNexmedisSkorlifeWidya Robotics. 30 peserta yang mendapatkan pendampingan teknis untuk pengembangan solusi berbasis AI. Foto: Rachmatunnisa

    (rns/rns)

  • SpaceX Terlalu Perkasa, Trump Gagal Kasih Pelajaran ke Elon Musk

    SpaceX Terlalu Perkasa, Trump Gagal Kasih Pelajaran ke Elon Musk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump berseteru dengan Elon Musk, bahkan mengancam akan membatalkan kontrak pemerintah yang diberikan pada Elon Musk dan SpaceX. Namun ia mendapati bahwa hal itu tidak semudah yang ia kira.

    Dikutip detikINET dari Yahoo News, staf pemerintahan Trump yang bertugas meninjau kontrak pemerintah SpaceX menyatakan bahwa mengakhirinya akan berdampak serius pada NASA dan Departemen Pertahanan.

    Menurut Wall Street Journal, setelah peninjauan, hanya beberapa kontrak SpaceX yang dapat menghadapi pengawasan lebih lanjut. Namun, tidak satu pun dari kontrak tersebut yang dibatalkan, karena tidak ada pesaing yang dapat melakukan pekerjaan itu dengan lebih murah atau lebih andal dari SpaceX.

    Hal ini tidak mengejutkan, mengingat SpaceX sejauh ini adalah perusahaan terbesar di dunia dalam hal mengirimkan barang atau astronaut ke luar angkasa. Tahun lalu saja, SpaceX menyumbang 83% dari peluncuran satelit global.

    Pemerintah AS telah menjalin kontrak dengan perusahaan tersebut bertahun-tahun. SpaceX telah menerima setidaknya USD 21 miliar dana dari pembayar pajak, dengan tambahan USD 13 miliar yang masih akan datang.

    Musk bukan satu-satunya miliarder dalam permainan luar angkasa dan pemerintah AS memang khawatir tentang monopoli SpaceX. Blue Origin milik Jeff Bezos memenangkan tujuh kontrak dalam putaran terakhir pemerintahan Trump, meskipun SpaceX meraih 28 kontrak.

    “Tidak ada yang bisa menggantikan SpaceX,” kata analis pertahanan dan luar angkasa Todd Harrison.

    SpaceX bukan satu-satunya perusahaan Musk yang memiliki hubungan dengan pemerintah AS. Awal minggu ini, pemerintah mengumumkan kesepakatan senilai USD 200 juta antara Pentagon dan perusahaan xAI milik Musk untuk mengembangkan kapabilitas kecerdasan buatan dalam domain peperangan.

    Secara total, pria yang pernah menjadi kepala departemen DOGE yang bertugas memangkas pengeluaran pemerintah telah menyapu bersih kontrak-kontrak pemerintah senilai USD 38 miliar. Banyak dari kontrak ini, yang USD 15,7 miliar di antaranya diberikan kepada Tesla, ditandatangani mantan Presiden Joe Biden.

    (fyk/fay)

  • Penipuan Digital Makin Gila, Vida Kasih Jurus Tangkal Penipuan Era AI

    Penipuan Digital Makin Gila, Vida Kasih Jurus Tangkal Penipuan Era AI

    Jakarta

    Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), kejahatan siber semakin mengintai. Siapa pun bisa menjadi korban, mulai dari keluarga hingga perusahaan tempat kita bekerja.

    Untuk menanggulangi ancaman ini, penyedia solusi identitas digital Vida meluncurkan Where’s The Fraud Hub, sebuah inisiatif edukatif untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang bahaya penipuan digital, khususnya yang melibatkan teknologi AI.

    Menurut Niki Luhur, Founder dan Group CEO Vida, ancaman penipuan digital berbasis AI seperti social engineering, account takeover, deepfake, dan document forgery semakin mengkhawatirkan.

    “Penipuan digital kini semakin canggih. Teknologi AI yang disalahgunakan bisa menyebabkan kerugian besar, baik finansial maupun reputasi. Kami berkomitmen menciptakan ekosistem digital yang aman melalui solusi inovatif dan edukasi masyarakat,” ujarnya saat acara peluncuran di Kembang Goela, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).

    Niki Luhur, Founder dan Group CEO Vida Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Niki lanjut mengungkap hasil riset Vida yang cukup mencemaskan. Sebanyak 84% bisnis di Indonesia pernah menjadi korban penipuan identitas, 96% mengalami kasus pemalsuan dokumen, dan 97% menjadi sasaran upaya account takeover.

    Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan 166.000 kasus penipuan finansial dengan kerugian mencapai Rp3,4 triliun. Dari jumlah tersebut, 155.000 laporan terkait modus penipuan mengatasnamakan OJK, dan 128.000 laporan di lingkungan ASN OJK menyebabkan kerugian Rp2,6 triliun.

    “Korban penipuan bukan hanya kehilangan uang. Banyak yang mengalami trauma psikologis. Satu klik link jahat atau salah memasukkan OTP bisa mengakibatkan rekening terkuras habis,” ungkap Niki.

    Apa Itu Where’s The Fraud Hub?eBook tren penipuan digital yang bisa didownload gratis Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Where’s The Fraud Hub adalah inisiatif Vida untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengenali dan mencegah penipuan digital. Program ini mencakup:

    White paper dan e-book berbasis riset Vida tentang tren penipuan digital.Studi kasus yang menunjukkan kolaborasi Vida dengan pelaku industri untuk melawan fraud.Video edukasi yang mendukung kampanye seperti Hari Kemerdekaan atau gerakan perlindungan konsumen bersama Bank Indonesia.Tanda tangan digital sah secara hukum melalui platform Vida Sign, memastikan keamanan transaksi digital.

    Selain Where’s The Fraud Hub, Vida menawarkan aplikasi yang jadi solusi komprehensif diklaim mampu mengurangi penipuan identitas hingga 99,9%. Salah satu fitur barunya adalah Magic Scan yang memungkinkan pemindaian dokumen seperti invoice untuk memastikan keaslian dan keamanan transaksi.

    “Setelah discan, dokumen langsung divalidasi secara digital dan diamankan dengan teknologi cryptography, sehingga tidak bisa dipalsukan lagi,” jelas Niki.

    Aplikasi Vida untuk pemindaian dokumen seperti invoice untuk memastikan keaslian dan keamanan transaksiFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Vida juga berkolaborasi dengan Whitewater Journal untuk mengampanyekan Magic Scan, yang kini bisa dicoba di stasiun MRT Blok M. Tak berhenti di sini, Vida juga tengah mempersiapkan dua agenda penting:

    Where’s The Fraud Conference 2025 (September mendatang)Trust X Forum 2025, forum diskusi strategis bersama regulator, pelaku industri, dan pakar keamanan siber.

    “Kita tidak bisa mengandalkan teknologi semata. Edukasi dan kolaborasi adalah kunci. Ini adalah tanggung jawab bersama,” pungkas Niki.

    (afr/afr)

  • Video: Klarifikasi Menkomdigi soal Data WNI Jadi Kesepakatan Dagang RI-AS

    Video: Klarifikasi Menkomdigi soal Data WNI Jadi Kesepakatan Dagang RI-AS

    Video: Klarifikasi Menkomdigi soal Data WNI Jadi Kesepakatan Dagang RI-AS

  • Hebat, AI Google dan OpenAI Juara Olimpiade Matematika Internasional

    Hebat, AI Google dan OpenAI Juara Olimpiade Matematika Internasional

    Jakarta

    Model AI yang dikembangkan oleh Google DeepMind dan OpenAI semakin pintar saja. Belum lama ini, kedua perusahaan mengklaim model AI mereka memenangkan medali emas di Olimpiade Matematika Internasional (IMO) 2025.

    Olimpiade Matematika Internasional adalah salah satu kompetisi matematika level SMA paling sulit sedunia. Dari 630 siswa yang bertanding tahun ini, hanya 67 orang yang membawa pulang medali emas.

    Tahun lalu, Google memperoleh medali emas di Olimpiade Matematika Internasional menggunakan sistem ‘formal’. Artinya, ada manusia yang menerjemahkan soal ke dalam format yang dapat dibaca mesin.

    Tahun ini, Google dan OpenAI mengikuti pertandingan dalam sistem ‘informal’ di mana model AI bisa memahami pertanyaan dan menghasilkan jawaban dalam bahasa alami. Kedua perusahaan mengklaim model AI mereka bisa menjawab lima dari enam pertanyaan dengan skor lebih tinggi daripada peserta siswa.

    Model AI Google dan OpenAI menyelesaikan soal IMO sama seperti siswa-siswa yang berkompetisi. Mereka diberikan waktu 4,5 jam untuk masing-masing tes, dan tidak diperbolehkan mengakses tool eksternal atau internet.

    Meski sama-sama berhasil memenangkan medali emas, Google mempertanyakan cara OpenAI mengumumkan pencapaiannya. OpenAI mengumumkan hasilnya pada Sabtu (19/7) pagi, hanya beberapa jam setelah IMO mengumumkan daftar siswa pemenang pada Jumat malam.

    Google baru mengumumkan hasilnya pada hari Senin, setelah IMO mengunggah skor resmi untuk kompetisi tahun ini. CEO Google DeepMind Demis Hassabis langsung menyindir OpenAI yang mengumumkan hasilnya secara prematur dan hasil tes modelnya tidak dievaluasi langsung oleh IMO.

    “Ngomong-ngomong sebagai tambahan, kami tidak mengumumkannya pada hari Jumat karena kami menghormati permintaan awal Dewan IMO agar semua laboratorium AI membagikan hasilnya setelah hasil resmi diverifikasi oleh para ahli independen dan para siswa telah menerima pengakuan yang pantas mereka dapatkan,” kata Hassabis, seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis (24/7/2025).

    Thang Luong, peneliti senior Google DeepMind yang memimpin proyek IMO mengatakan Google menunggu IMO mengumumkan hasilnya untuk menghormati siswa yang berkompetisi. Ia menambahkan Google sudah bekerjasama dengan penyelenggara IMO dalam persiapan tes ini.

    “Pengelola IMO memiliki pedoman penilaian mereka sendiri. Jadi evaluasi yang tidak berdasarkan pedoman itu tidak dapat membuat klaim tentang pencapaian medali emas,” ujar Luong.

    Noam Brown, peneliti senior OpenAI yang mengembangkan model untuk IMO mengatakan pengelola IMO menghubungi OpenAI beberapa bulan yang lalu untuk mengikuti kompetisi sistem formal. Tapi pencipta ChatGPT itu menolak karena sedang mengembangkan sistem bahasa natural.

    OpenAI mengatakan mereka menggandeng evaluator pihak ketiga, yang merupakan tiga mantan peraih medali IMO yang memahami sistem penilaian IMO, untuk menilai performa model AI-nya. Setelah OpenAI mengetahui skor medali emas, Brown mengatakan pihaknya menghubungi IMO, yang kemudian meminta OpenAI menunggu untuk mengumumkan hasilnya hingga setelah upacara penghargaan yang berlangsung Jumat malam.

    (vmp/vmp)

  • Diskusi Panel Sinergi Ekosistem AI

    Diskusi Panel Sinergi Ekosistem AI

    Jakarta

    Lintasarta resmi meluncurkan Semesta AI, yaitu sebuah program akselerasi untuk mendukung startup lokal yang mengembangkan solusi berbasis AI. Program ini menjadi salah satu program yang ada di dalam ekosistem Gerakan AI Merdeka yang memiliki 3 pilar yaitu Laskar AI, AI Use Case, dan Semesta AI.

    President Director & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena mengatakan sejak pertama kali diperkenalkan pada November tahun lalu dalam peluncuran gerakan AI Merdeka, Semesta AI telah menarik lebih dari 150 startup dan ISV dari berbagai wilayah di Indonesia.

    “Dari jumlah tersebut, 20 peserta terbaik akan terpilih untuk melangkah ke fase utama program Semesta AI,” ujar Bayu saat acara Kick Off Semesta AI 2025 di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

    Bermitra dengan NVIDIA, Bayu mengatakan program Semesta AI akan memberikan akses kolaborasi dengan lebih dari 2.300 pelanggan Lintasarta yang diharapkan dapat membantu mempercepat akselerasi startup masuk ke market.

    Semesta AI merupakai bagian dari NVIDIA Inception Program dan didesain untuk memberikan dampak nyata bagi industri nasional.

    “Program ini akan menawarkan sejumlah dampak strategis, yang pertama pendampingan one-on-one dari para profesional, kemudian proyek percontohan atau piloting untuk startup, akses ke infrastruktur AI NVIDIA melalui voucher GPU Merdeka hingga US$ 15.000,” ungkap Bayu.

    Bayu pun berharap program ini tidak hanya menjadi program akselerasi saja, tetapi juga menghadirkan komitmen membangun ekosistem dan masa depan AI yang berdaulat, inklusif dan berdampak nyata bagi Indonesia.

    Diskusi Panel Menyoroti Masalah Nyata

    Dalam sesi diskusi panel, President Director & CEO Lintasarta Bayu Hanantasena menjelaskan bahwa Semesta AI adalah bagian dari inisiatif besar menuju AI Factory, ekosistem produksi solusi AI yang menyelesaikan masalah konkret di Indonesia.

    “AI Factory itu ibarat pabrik yang mengeluarkan token berupa use case yang bisa menyelesaikan problem nyata, bukan future problem (masalah yang akan terjadi di masa depan),” ujar Bayu dalam diskusi panel yang diadakan sebagai rangkaian acara Kick Off Semesta AI 2025 di Gedung Arcadia, Menara Thamrin, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

    Menurutnya, Semesta AI dibangun sebagai jembatan antara talenta AI, infrastruktur digital, dan kebutuhan nyata industri. Lintasarta yang juga merupakan NVIDIA Cloud Partner (NCP) pertama di Indonesia, siap mendukung startup tidak hanya lewat akses GPU dan platform, tetapi juga melalui kolaborasi langsung dengan ribuan klien B2B mereka.

    “Kami tidak hanya mempertemukan startup dengan infrastruktur, tapi juga demand. Ada ribuan enterprise di ekosistem kami yang butuh solusi AI, dan itu peluang untuk teman-teman startup,” jelas Bayu.

    Diskusi juga menyoroti pentingnya kecepatan adaptasi. Bayu menegaskan bahwa semua industri kini bergeser menjadi tech company atau TechCo.

    “Problem is money. Kalau (startup) mau dapat real money, harus selesaikan real problem. Kalau bicara masalah masa depan, ya uangnya juga masa depan, nggak datang-datang. Semua industri hari ini, ujung-ujungnya harus embrace AI. Kalau tidak, ya akan tertinggal,” tegasnya.

    UMKM Siap Diakselerasi NVIDIA

    Dalam program Semesta AI, Lintasarta bermitra dengan NVIDIA. NVIDIA pun menyatakan kesiapannya untuk membantu Lintasarta mengembangkan startup AI yang terpilih dalam program ini.

    Enterprise Business Country Manager NVIDIA Indonesia Andry Gunawan mengatakan program ini diinisiasi dua tahun lalu. Saat itu salah satu profesor NVIDIA datang ke Jakarta dan membahas program ini bersama Lintasarta.

    Untuk mendukung startup di program Semesta AI, NVIDIA pun siap memberikan edukasi dengan menghadirkan satu orang yang fokus dalam edukasi startup.

    “Bagi yang sudah pernah coba masuk ke dalam Deep Learning Institute-nya NVIDIA. Buat developer, apa manfaatnya? Untuk bisa dapetin hitsheet, script-script apa yang baru,” ungkap Andry.

    Menurut Andry, NVIDIA juga siap memberikan infrastruktur yang mendukung startup di Semesta AI. Salah satunya yaitu dengan masuk ke dalam platform ai.nvidia.com yang menyediakan banyak sekali use case.

    Andry mengatakan menurut NVIDIA, startup adalah aset dan rekan kerja, sehingga ketika mereka membutuhkan, NVIDIA siap dikontak untuk memberikan bantuan.

    “Jika menggunakan Cloudeka sebagai cloud-nya Lintasarta, juga ada dukungan NVIDIA 24 jam. Jadi kalau ada kendala, performance problem, silahkan untuk direct report,” imbuhnya.

    Ajak Startup Ciptakan Use Case Khas Lokal

    Chief Cloud Officer Lintasarta Gidion Suranta Barus menekankan pentingnya membangun solusi AI yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lokal Indonesia.

    Program Semesta AI merupakan upaya terintegrasi yang menghubungkan talenta AI, infrastruktur, hingga kebutuhan industri agar mampu menghasilkan use case AI yang relevan dan berdampak di Indonesia.

    Gidion menyampaikan bahwa inisiatif ini bukan proyek yang berdiri sendiri, melainkan satu rangkaian yang dimulai dari peluncuran GPU Merdeka, AI Merdeka, Laskar AI, lalu Semesta AI hingga menuju AI Factory.

    “Dari Laskar AI yang dimulai awal tahun ini, sekarang kita sudah masuk ke Semesta AI. Jadi, dari Laskar AI, teman-teman kemudian membangun use case, ujung-ujungnya, kita harap solusi ini bisa masuk ke AI Factory,” jelas Gidion.

    Dalam program Semesta AI, para startup tidak hanya akan memanfaatkan GPU Merdeka, tetapi juga tool dan platform AI dari NVIDIA, termasuk NVIDIA AI Enterprise hingga NVIDIA Inception Program.

    Lintasarta dan NVIDIA mendorong peserta terbaik untuk bergabung di NVIDIA Inception Program, dengan peluang dibawa ke ajang global seperti NVIDIA GTC (GPU Technology Conference).

    “Tahun ini, sudah ada satu (dari Indonesia) yang dibawa ke San Jose di acara GTC event NVIDIA. Diharapkan tahun depan ada yang use case-nya unik dan khas Indonesia, bukan yang bisa ditemukan di negara lain,” tegas Gidion.

    20 Startup Bakal Masuk ke Pilot Project Semesta AI

    Dalam kegiatan ini, Lintasarta juga mengumumkan 20 startup yang terpilih ke tahap berikutnya. Dalam tahapan ini, 20 startup yang terpilih tersebut akan mendapatkan mentoring intensif, hingga masuk ke fase Pilot Project dan Demo Day.

    “Yang 20 akan masuk fase Pilot Project, kemudian ada one-on-one mentoring. Sedangkan yang 30 di Technical Assistance akan masuk ke program Semesta AI 2026 untuk bisa dikembangkan lagi,” tambah Gidion.

    Lintasarta juga berencana menggelar enterprise hackathon pada bulan Agustus yang akan melibatkan sekitar 10 perusahaan klien mereka. Dari enterprise hackathon ini, use case akan dicocokkan dengan kebutuhan nyata di industri, sehingga peserta bisa langsung mengembangkan solusi berbasis AI untuk klien yang riil.

    “Jadi teman-teman setelah selesai program, akan langsung punya klien untuk mengembangkan use case mereka,” kata Gidion.

    Semesta AI Dihadiri Wamen Ekraf

    Peluncuran Semesta AI 2025 juga dihadiri oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI Irene Umar. Ia menyampaikan generasi muda Indonesia bukan sekadar pengguna teknologi, melainkan agen perubahan yang punya peran penting dalam mewujudkan AI yang berdampak.

    “Kita enggak cuma punya bonus demografi, tapi ada bonus laskar AI. Kalau kita infuse dengan AI, kita bisa punya satu miliar sumber daya produktif tergantung seberapa cepat kita menyelesaikan masalah,” jelasnya.

    Dalam pesannya kepada para startup yang sudah punya solusi AI, Irene mengingatkan agar mereka tidak terjebak dalam jargon teknis atau pitch yang terlalu muluk. Ia mendorong startup untuk menciptakan solusi berbasis AI yang benar-benar menyelesaikan masalah nyata.

    “Jangan bikin solusi buat masalah yang enggak ada. Jangan pitch pakai istilah besar yang orang awam tidak paham. Fokus ke dampak. Ciptakan produk yang menyelesaikan masalah,” katanya.

    Irene menyoroti pentingnya pembangunan talenta sebagai elemen kunci ekosistem AI nasional. Ia menyebut, tanpa talenta, teknologi secanggih apa pun tidak akan memberi dampak signifikan.

    “Apa yang perlu kita siapkan sekarang? Laskarnya dulu. Karena tanpa talenta, AI tidak ada apa-apanya,” tegasnya.

    Di tengah kekhawatiran banyak orang bahwa AI akan menggantikan manusia, Irene justru menyatakan sebaliknya. Menurutnya, AI tak akan pernah mampu menggantikan manusia Indonesia yang memiliki hati dan kreativitas yang luar biasa.

    “AI itu garbage in, garbage out. Tapi, manusia punya hati. Indonesia punya sumber kreativitas yang luar biasa. Dengan itu, kita punya kuasa untuk membentuk arah AI ke depan,” ujar Irene.

    Sebagai informasi, peluncuran Semesta AI menjadi tonggak penting transformasi Lintasarta menjadi AI Factory dari Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) Group.

    (prf/ega)

  • Target Kontribusi 20% Pendapatan, XLSmart Perkuat Solusi B2B

    Target Kontribusi 20% Pendapatan, XLSmart Perkuat Solusi B2B

    Jakarta

    XLSmart menargetkan peningkatan kontribusi perusahaan yang bersumber dari sektor business to business (B2B). Melalui XLSmart for Business menjadi cara terbaru operator seluler ini untuk ceruk pendapatan perusahaan.

    Chief Enterprise & Business Officer XLSmart, Feby Sallyanto mengatakan, saat ini segmen B2B baru menyumbang pendapatan total perusahaan dengan persentase kurang dari 20%.

    “Kalau ditanya mau ke mana? Kita maunya terbang tinggi. Kita sekarang mungkin saya sebut saja baru kurang dari 20% kontribusi terhadap total (pendapatan) XLSmart. Bisnis XLSmart itu ada bisnis home, consumer mobile, tapi kita masih kurang dari 20%. Kita akan menuju nantinya 20% kontribusi terhadap (pendapatan) XLSmart,” ujar Feby di acara Forum XLSmart for Business, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

    XLSmart melalui lini usaha XLSmart for Business menggelar Bravo 500 Summit, forum yang mempertemukan pelaku industri, regulator, dan mitra teknologi. Forum ini berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan cyber security sebagai dua pilar utama transformasi digital, khususnya di sektor strategis, seperti pertambangan, manufaktur, logistik, keuangan, dan layanan publik.

    Dengan strategi fokus pada 500 perusahaan besar dan penguatan solusi digital terintegrasi, XLSmart menargetkan posisi sebagai mitra utama transformasi digital korporasi Indonesia, sekaligus memperkuat kontribusi segmen B2B dalam pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan.

    Di forum ini juga, XLSmart memperkenalkan Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA) sebagai platform digital terbaru yang dirancang untuk mendukung operasional industri. Platform ini juga menjadi salah satu andalan XLSmart dalam menghadirkan solusi enterprise.

    ESTA disebut didukung oleh fondasi teknologi didesain guna mendukung kemandirian digital di tingkat enterprise. Platform ini diklaim punya kemampuan integrasi data yang disesuaikan per industri, memungkinkan sistem-sistem yang sebelumnya tersebar dapat dikonsolidasikan ke dalam satu tampilan terpadu

    Pada kesempatan yang sama, Director & Chief Enterprises and Strategic Relationship XLSmart, Adrijanto Muljono mengatakan, menghadirkan solusi terintegrasi bagi sektor enterprise dinilai paling potensial untuk dikembangkan perusahaan di tahun ini.

    “Kami percaya bahwa transformasi digital tidak bisa hanya mengandalkan teknologi semata. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, budaya yang memberdayakan, serta semangat kebersamaan untuk menjawab tantangan ekonomi digital yang semakin kompleks,” jelasnya.

    (agt/agt)

  • Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja, Siapa Lebih Perkasa?

    Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja, Siapa Lebih Perkasa?

    Jakarta

    Ketegangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara Kamboja dan Thailand meletus menjadi konflik bersenjata, termasuk pengerahan jet tempur F-16 Thailand, dalam pertempuran terberat antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut dalam lebih dari satu dekade.

    Berikut sekilas tentang kekuatan pertahanan dan persenjataan kedua negara, menurut data dari International Institute for Strategic Studies yang berbasis di London, seperti dikutip detikINET dari Reuters:

    Anggaran dan personel darat

    Kamboja memiliki anggaran pertahanan sebesar USD 1,3 miliar pada tahun 2024 dan 124.300 personel militer aktif. Angkatan bersenjata tersebut dibentuk tahun 1993 dari penggabungan bekas militer Komunis negara tersebut dan dua angkatan bersenjata perlawanan lainnya. Dari jumlah tersebut, Angkatan Darat Kamboja merupakan kekuatan besar, dengan sekitar 75.000 tentara, didukung oleh lebih dari 200 tank tempur dan sekitar 480 artileri.

    Thailand, yang diklasifikasikan AS sebagai sekutu utama non-NATO, memiliki militer yang besar dan didanai dengan baik, dengan anggaran pertahanan sebesar USD 5,73 miliar pada tahun 2024 dan lebih dari 360.000 personel angkatan bersenjata aktif.

    Tentara Thailand memiliki total 245.000 personel, termasuk sekitar 115.000 wajib militer, sekitar 400 tank tempur, lebih dari 1.200 pengangkut personel lapis baja, dan sekitar 2.600 senjata artileri.

    Angkatan Darat memiliki armada pesawatnya sendiri, yang terdiri dari pesawat penumpang, helikopter seperti puluhan Black Hawk buatan AS, dan kendaraan udara nirawak.

    Angkatan Udara

    Angkatan udara Kamboja memiliki 1.500 personel, dengan armada pesawat relatif kecil, termasuk 10 pesawat angkut dan 10 helikopter angkut. Negara ini tidak memiliki pesawat tempur, tetapi memiliki 16 helikopter serbaguna, termasuk enam Mi-17 era Soviet dan 10 Z-9 Tiongkok.

    Thailand memiliki salah satu angkatan udara dengan perlengkapan dan pelatihan terbaik di Asia Tenggara, dengan perkiraan 46.000 personel, 112 pesawat tempur, termasuk 28 F-16 dan 11 jet tempur Gripen Swedia, serta puluhan helikopter.

    Angkatan Laut

    Angkatan Laut Kamboja diperkirakan memiliki 2.800 personel, termasuk 1.500 infanteri angkatan laut, dengan 13 kapal patroli dan tempur pesisir serta satu kapal pendarat amfibi.

    Angkatan Laut Thailand jauh lebih besar, dengan hampir 70.000 personel, terdiri dari penerbangan angkatan laut, marinir, pertahanan pesisir, dan wajib militer. AL Thailand memiliki satu kapal induk, tujuh fregat, dan 68 kapal patroli dan tempur pesisir. Armada Thailand juga memiliki beberapa kapal amfibi dan pendarat yang masing-masing mampu menampung ratusan pasukan dan 14 kapal pendarat yang lebih kecil.

    (fyk/fyk)