Category: Detik.com Tekno

  • Apa Itu GoPay Pet dan Cara Mainnya? Ini Panduan Lengkapnya

    Apa Itu GoPay Pet dan Cara Mainnya? Ini Panduan Lengkapnya

    Jakarta

    GoPay Pet menjadi salah satu fitur terbaru dari aplikasi GoPay yang tengah mencuri perhatian pengguna di Indonesia. Fitur ini menggabungkan keseruan bermain game dengan peluang untuk mendapatkan GoPay Coins, yang dapat ditukarkan untuk berbagai keperluan transaksi.

    Lalu, apa sebenarnya GoPay Pet dan bagaimana cara memainkannya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!:

    Apa Itu GoPay Pet?

    GoPay Pet adalah fitur permainan virtual berbasis aplikasi GoPay yang memungkinkan pengguna untuk memelihara hewan peliharaan digital, seperti kucing, dengan konsep yang mirip dengan game populer seperti Tamagotchi. Dalam permainan ini, pengguna dapat merawat hewan virtual mereka dengan memberikan makan, bermain, hingga mendandani mereka dengan aksesori lucu.

    Yang membuat GoPay Pet menarik adalah hadiah berupa GoPay Coins yang bisa didapatkan setiap kali pengguna menyelesaikan misi atau menaikkan level hewan peliharaannya.

    Fitur ini dirancang untuk memberikan pengalaman hiburan yang menyenangkan sekaligus menguntungkan. GoPay Coins yang terkumpul dapat digunakan untuk berbagai transaksi, seperti pembayaran di aplikasi Gojek, Tokopedia, atau bahkan ditukar untuk keperluan lain seperti token listrik.

    GoPay Pet Foto: Gopay

    Cara Memainkan GoPay Pet

    Bagi yang ingin mencoba keseruan GoPay Pet, berikut adalah langkah-langkah mudah untuk memainkannya:

    Unduh dan Buka Aplikasi GoPay
    Pastikan kamu telah mengunduh aplikasi GoPay yang tersedia di Google Play Store atau App Store. Jika sudah memiliki aplikasi Gojek, fitur GoPay Pet juga dapat diakses langsung dari aplikasi tersebut, karena GoPay tetap terintegrasi dengan ekosistem Gojek dan Tokopedia.Akses Fitur GoPay Pet
    Setelah masuk ke aplikasi GoPay, cari menu atau ikon GoPay Pet yang biasanya terdapat di beranda aplikasi atau pada bagian fitur khusus. Klik untuk memulai permainan.Pilih dan Rawat Hewan Virtual
    Pengguna akan diminta untuk memilih hewan peliharaan virtual, seperti kucing, yang bisa diberi nama sesuai keinginan. Tugas utama adalah merawat hewan ini dengan memberikan makan, minum, atau bermain. Makanan dan aksesori dapat dibeli menggunakan “Ruby,” mata uang dalam game yang bisa didapatkan dari misi atau aktivitas tertentu.Ikuti Misi dan Mini Games
    GoPay Pet menawarkan berbagai misi harian, seperti memberi makan hewan secara rutin atau mengikuti mini games seperti lomba lari. Setiap misi yang diselesaikan akan memberikan GoPay Coins atau Ruby sebagai hadiah. Semakin rajin kamu merawat hewan dan menyelesaikan misi, semakin banyak poin yang terkumpul.Tukar GoPay Coins
    GoPay Coins yang diperoleh dapat ditukarkan untuk berbagai keperluan, seperti membayar transaksi di aplikasi Gojek, Tokopedia, atau kebutuhan lain seperti pembelian pulsa dan tagihan. Beberapa pengguna bahkan menyebutkan bahwa koin ini bisa digunakan untuk membeli token listrik, menjadikannya solusi praktis bagi anak kos atau pengguna dengan anggaran terbatas.

    GoPay Pet Layak Dicoba?

    Gopay Pet Foto: Gopay

    GoPay Pet bukan sekadar permainan biasa. Fitur ini menawarkan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menguntungkan, terutama bagi mereka yang ingin mengisi waktu luang dengan aktivitas ringan. Berdasarkan pengakuan pengguna di media sosial, GoPay Pet disebut sebagai “healing murah meriah” karena memberikan hiburan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar, sambil tetap memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan finansial melalui GoPay Coins.

    Selain itu, antarmuka permainan yang sederhana membuat GoPay Pet mudah diakses oleh berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga pengguna yang baru mengenal aplikasi GoPay. Dengan konsep yang mirip dengan game virtual pet lainnya, GoPay Pet berhasil mengemas hiburan dengan sentuhan lokal yang relevan bagi pengguna di Indonesia.

    Tips Bermain GoPay Pet

    Konsisten Merawat Hewan: Rajinlah memberi makan dan bermain dengan hewan virtual Anda setiap hari untuk menaikkan level dan mendapatkan lebih banyak GoPay Coins.Manfaatkan Mini Games: Jangan lewatkan mini games seperti lomba lari, karena ini adalah cara cepat untuk mengumpulkan Ruby dan GoPay Coins.Pantau Promo: GoPay sering mengadakan promo tambahan, seperti bonus koin untuk aktivitas tertentu. Pastikan Anda selalu cek notifikasi di aplikasi untuk tidak ketinggalan kesempatan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Mendikdasmen Larang Siswa Main Roblox: Banyak Kekerasan di Gim Itu”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Wajah Tokoh Sejarah Dibandingkan dari Lukisan, Film, dan Hasil AI

    Wajah Tokoh Sejarah Dibandingkan dari Lukisan, Film, dan Hasil AI

    Wajah Tokoh Sejarah Dibandingkan dari Lukisan, Film, dan Hasil AI

  • Video: Fokus Kerja Meutya Hafid jadi Menkomdigi, Keamanan Digital-Judi Online

    Video: Fokus Kerja Meutya Hafid jadi Menkomdigi, Keamanan Digital-Judi Online

    Video: Fokus Kerja Meutya Hafid jadi Menkomdigi, Keamanan Digital-Judi Online

  • Ilmuwan Temukan Awan Gas Raksasa, Lebarnya Mencapai 200 Tahun Cahaya

    Ilmuwan Temukan Awan Gas Raksasa, Lebarnya Mencapai 200 Tahun Cahaya

    Jakarta

    Para astronom telah menemukan sebuah struktur yang terdiri dari awan gas dan debu yang sangat besar. Benda-benda langit ini membentang sejauh 200 tahun cahaya.

    Mereka bersembunyi wilayah Bima Sakti, yang mana saat ini masih kurang dieksplorasi. Struktur ini diberi nama Awan Midpoint, yang merupakan contoh dari Awan Molekuler Raksasa atau Giant Molecular Cloud (GMC).

    Struktur tersebut ditemukan dengan mengandalkan teleskop Green Bank. Dengan mengupas lapisan-lapisan Awan Midpoint, para ilmuwan menemukan wilayah-wilayah dinamis, termasuk beberapa lokasi yang berpotensi menghadirkan bintang baru dan sederet jalur debu padat di inti galaksi.

    “Tidak seorang pun tahu keberadaan awan ini sampai kami mengamati lokasi ini di langit dan menemukan gas padat,” ujar pemimpin tim sekaligus ilmuwan Observatorium Radio Astronomi Nasional, Natalie Butterfield.

    Butterfield memastikan bahwa ini merupakan Awan Molekuler Raksasa, setelah mengukur ukurannya, massa dan kepadatannya, dilansir detikINET dari Live Science, Senin (3/8/2025).

    “Jalur-jalur debu ini bagaikan sungai gas dan debu tersembunyi yang membawa material ke pusat galaksi kita,” lanjut Butterfield.

    Butterfiled menyampaikan, Awan Midpoint adalah tempat material cakram galaksi bertransisi ke lingkungan yang lebih ekstrem di pusat galaksi. Menurutnya, ini menjadi kesempatan yang baik nan unik untuk mempelajari kondisi awal struktur tersebut, sebelum akhirnya terakumulasi di pusat galaksi.

    Seperti disampaikan tadi kalau di dalam Awan Midpoint juga terdapat beberapa gumpalan gas dan debu padat. Hal tersebut bisa saja runtuh dan melahirkan bintang-bintang baru.

    Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Awan Midpoint sangat penting bagi aliran materi dari cakram Bima Sakti ke intinya. Hal ini akan memicu pembentukan bintang yang berputar mengelilingi pusat galaksi. Struktur serupa bintang padat pun juga ditemukan di galaksi spiral berbatang lainnya.

    Itu artinya, penyelidikan lebih lanjut terhadap awan ini dan lingkungan sekitarnya dapat membantu mengembangkan gambaran yang lebih jelas, tentang bagaimana blok pembangun bintang berkumpul di pusat galaksi.

    (hps/hps)

  • Baru! Lagu di Instagram Bisa Langsung Ditambah ke Playlist Spotify

    Baru! Lagu di Instagram Bisa Langsung Ditambah ke Playlist Spotify

    Instagram dan Spotify berkolaborasi menghadirkan fitur integrasi yang bisa memudahkan pengguna menambahkan lagu yang ditemukan di Instagram langsung ke playlist Spotify. Dengan fitur ini pengguna nggak perlu bulak-balik ganti aplikasi karena bisa dengan sekali klik.

  • Astronom Temukan Objek Luar Angkasa Asing Diduga Teknologi Alien

    Astronom Temukan Objek Luar Angkasa Asing Diduga Teknologi Alien

    Para astronom tengah melacak sebuah objek seperti komet yang diberi nama 3I/ATLAS. Lintasan yang dilalui komet itu disebut tak lazim.

    Objek itu mengindikasikan berasal dari luar tata surya. Tetapi astrofisikawan Harvard, Avid Loeb, membuat gebrakan di kalangan akademis dengan menyatakan bahwa 3I/ATLAS bisa jadi merupakan wahana antariksa alien yang sedang menjalankan misi.

    Simak berita lainnya seputar luar angkasa di sini.

  • Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

    Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

    Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

  • Daftar 40 Pekerjaan Paling Rentan Diganti AI Menurut Microsoft

    Daftar 40 Pekerjaan Paling Rentan Diganti AI Menurut Microsoft

    Jakarta

    Seberapa signifikan dampak AI atau kecerdasan terhadap pekerjaan? Mengingat semakin canggihnya teknologi AI, potensinya ternyata sangat besar dan bisa berimbas luas terhadap berbagai macam profesi.

    Para peneliti di Microsoft telah mengidentifikasi 40 profesi yang paling rentan terkena gangguan dari merebaknya AI generatif. Berdasarkan data pengguna aktual dari model AI Microsoft Copilot, tim menganalisis 200.000 percakapan anonim antara pengguna dan asisten AI selama periode sembilan bulan di tahun 2024.

    “Studi kami ini mengeksplorasi bagaimana AI dapat mengubah pekerjaan dengan memeriksa penggunaannya di dunia nyata,” ujar Kiran Tomlinson, peneliti senior di Microsoft dan penulis utama makalah ini.

    Studi Microsoft tersebut menyoroti di mana AI dapat mengubah cara kerja, tidak harus menggantikan pekerjaan. Riset ini disebut menawarkan salah satu gambaran terjelas tentang bagaimana AI digunakan di tempat kerja dan di mana AI kemungkinan besar akan memberikan dampak.

    Di urutan teratas daftar orang-orang yang paling mungkin pekerjaannya terpengaruh oleh munculnya AI generatif adalah penerjemah dan juru bahasa, diikuti oleh sejarawan, penulis, pengarang, dan perwakilan penjualan.

    Selain itu seperti dikutip detikINET dari Newsweek, profesi yang melibatkan penulisan yang sering, pengambilan informasi, penyuntingan, atau komunikasi klien adalah hal-hal di mana AI unggul menurut studi ini, sehingga mereka rentan tergantikan di masa depan.

    Beberapa pekerjaan media dan komunikasi, termasuk analis berita, jurnalis, dan spesialis hubungan masyarakat, juga masuk sebagai pekerjaan dengan tugas yang dapat dilakukan AI secara efektif. Berikut daftar lengkapnya:

    Pekerjaan paling rentan terimbas AI Foto: NewsweekPekerjaan paling rentan terimbas AI. Foto: Newsweek

    (fyk/rns)

  • Mitigasi Pembajakan Akun Perbankan melalui Smishing dan Fake BTS

    Mitigasi Pembajakan Akun Perbankan melalui Smishing dan Fake BTS

    Jakarta

    Pernahkah Anda memperoleh pesan singkat (SMS) yang berisikan tautan? Kelihatannya pembaca detikINET akan menjawab setidaknya pernah, atau bahkan sering. Maka, waspadalah!

    Ini adalah gelombang terbaru serangan siber yang dikenal sebagai smishing. Smishing adalah bentuk rekayasa sosial yang bertujuan menipu korban melalui SMS untuk kemudian diminta memasukkan informasi rahasia seperti username, password, dan PIN perbankan.

    Penyerang biasanya menyamar sebagai institusi resmi dan menyampaikan korban perlu memperbarui data guna mencegah pemblokiran akun. Yang membuat serangan ini semakin canggih adalah terkait perangkat pemancar palsu atau Fake Base Transceiver Station (Fake BTS). Perangkat ini meniru sinyal dari menara seluler asli dan mampu menarik ponsel di sekitarnya untuk terhubung otomatis.

    Bila sebuah ponsel terhubung Fake BTS, maka sambungan bisa diturunkan dari jaringan 4G atau 5G ke 2G yang memiliki enkripsi lemah. Inilah celah yang dimanfaatkan pelaku untuk mengirim SMS palsu sekaligus menyadap komunikasi korban.

    Bahayanya, Fake BTS saat ini tidak selalu berbentuk menara besar, melainkan bisa berupa antena kecil yang dipasang di kendaraan dan bergerak mendekati target. Setelah koneksi berhasil dibajak, pelaku dapat mengirimkan pesan smishing ke banyak nomor sekaligus atau dikenal sebagai SMS blast. Selain mengirim pesan, pelaku juga dapat membaca isi SMS korban termasuk kode OTP yang dikirimkan pihak bank. Hal ini memungkinkan pelaku tidak hanya mendapatkan akses ke akun perbankan korban, namun juga melakukan transaksi atas nama korban secara real time.

    Meskipun pada awal 2025, pihak kepolisian, Kementerian Komunikasi dan Digital, BSSN, serta operator seluler berhasil menangkap pelaku kejahatan menggunakan Fake BTS, namun serangan serupa masih terus terjadi.

    Setidaknya terdapat tiga alasan utama mengapa serangan ini terus berulang. Pertama, harga perangkat Fake BTS kini relatif murah, perangkat berbasis USRP (Universal Software Radio Peripheral) dan open-source dapat dirakit dengan biaya sekitar Rp 3.000.000 hingga Rp 10.000.000, tergantung spesifikasi. Sudah murah, tersedia bebas di forum daring. Kedua, efisiensi serangan tinggi karena perangkat dapat menarget puluhan korban dalam satu waktu. Ketiga, potensi keuntungan finansial dari pengurasan rekening menjadikan motif ekonomi sangat kuat.

    Karenanya, untuk mengurangi risiko, dibutuhkan pendekatan mitigasi berlapis. Salah satunya perbaikan sistem autentikasi pada aplikasi mobile banking. Saat ini, sebagian besar layanan hanya mengandalkan kombinasi username, password, dan PIN yang semuanya termasuk dalam kategori apa yang diketahui pengguna. OTP yang dikirim melalui SMS memang menambah lapisan keamanan, tetapi tetap berisiko jika jalur SMS sudah dibajak. Maka, dibutuhkan faktor autentikasi tambahan yang lebih aman.

    Opsi Mitigasi Teknologi

    ATM dikombinasikan NFC

    Beberapa pendekatan mitigasi autentikasi dapat dipertimbangkan. Pertama adalah penggunaan kartu ATM atau debit yang dilengkapi teknologi Near Field Communication (NFC). Dalam skema ini, pengguna perlu mendekatkan kartu debit ke ponsel saat instalasi aplikasi mobile banking. Jika kartu tersebut sah dan terdaftar atas nama nasabah, maka instalasi dapat dilanjutkan. Solusi ini dinilai aman karena kartu fisik terisolasi dari sistem digital dan tidak mudah diretas. Namun, tantangannya adalah tidak semua perangkat memiliki fitur pembaca NFC.

    Fingerprint

    Pendekatan kedua adalah penggunaan sidik jari (fingerprint) sebagai autentikasi biometrik. Proses ini melibatkan pendaftaran sidik jari saat instalasi awal aplikasi, dan akan digunakan sebagai referensi untuk proses instalasi ulang di kemudian hari. Keunggulan metode ini sulit dipalsukan dan sifatnya melekat pada individu. Namun demikian, tidak semua ponsel memiliki pemindai sidik jari dan ketergantungannya pada perangkat tertentu menjadi batasan tersendiri.

    Face Recognition

    Alternatif ketiga yang lebih universal adalah penggunaan pengenalan wajah (face recognition). Berbeda dengan fingerprint, fitur kamera hampir selalu tersedia di setiap smartphone modern. Dalam proses autentikasi ini, sistem akan merekam wajah pengguna saat instalasi awal dan membandingkannya kembali di instalasi berikutnya. Kelemahannya terletak pada faktor pencahayaan, kualitas kamera, dan kebutuhan komputasi tinggi. Akurasinya pun bisa dipengaruhi oleh sudut pengambilan gambar.

    Mitigasi ini tidak hanya soal teknologi, namun juga menyangkut kebijakan dan tanggung jawab penyelenggara layanan. Untuk menekan frekuensi serangan, pemerintah perlu melarang penggunaan Fake BTS di luar kepentingan riset dan penegakan hukum. Kementerian Komunikasi dan Digital bersama BSSN dapat menetapkan regulasi ketat dan sistem pengawasan efektif. Simultan, penindakan penyebaran perangkat ini di pasar gelap juga harus dilakukan secara aktif.

    Selain itu, deteksi dini menjadi kunci. Bank perlu bekerja sama dengan operator seluler dan penegak hukum untuk memonitor area-area rawan. Deteksi SMS blast dan keberadaan sinyal palsu dapat membantu mencegah serangan lebih awal sebelum mencapai nasabah.
    Jika serangan sudah terjadi, upaya meminimalkan dampak menjadi prioritas. Bank harus memiliki sistem pendeteksi aktivitas tidak wajar berbasis analitik perilaku. Sistem ini dapat mengidentifikasi transaksi mencurigakan dan segera memblokir akun. Respons cepat terhadap laporan nasabah juga sangat penting, termasuk memberikan panduan pemulihan dan pengajuan ganti rugi. Dalam kasus kerugian, bank sebaiknya tidak langsung menganggap nasabah lalai, melainkan meninjau kembali apakah sistem autentikasi yang diterapkan sudah benar-benar aman.

    Akhirnya, kasus pembajakan akun mobile banking melalui skenario smishing dan Fake BTS ini, seharusnya tidak sepenuhnya dibebankan ke nasabah. Fakta bahwa kredensial berhasil dicuri menandakan kegagalan pada sistem autentikasi dua faktor. OTP yang dikirim lewat SMS tidak memiliki pengamanan end-to-end dan sangat rentan disadap. Dalam skenario ini, faktor pengaman tambahan berbasis perangkat atau biometrik seharusnya menjadi standar.

    Selain itu, industri perbankan dan keuangan digital juga harus mampu merespons dengan pendekatan berbasis dampak. Artinya, ketika serangan sudah terjadi, nasabah tidak boleh dibiarkan sendiri. Resolusi seperti investigasi cepat, pemblokiran transaksi mencurigakan, serta upaya pengembalian dana, perlu dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik. Penyedia layanan tidak dapat mengabaikan kontribusinya terhadap terjadinya serangan.

    Kegagalan membangun sistem autentikasi dua faktor yang aman adalah celah nyata yang dapat dimanfaatkan penyerang. Oleh karena itu, pengembalian kerugian bukan semata bentuk tanggung jawab moral, tetapi juga bagian perbaikan sistemik untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan layanan perbankan digital. Mari bersama ciptakan ekosistem yang menjamin keamanan layanan, karena memang keselamatan transaksi digital tidak hanya ditentukan pengguna saja.

    *Dr Budi Sulistyo, ST, MT adalah Senior Consultant Lembaga Sharing Telematika Sharing Vision di Bandung.

    Halaman 2 dari 2

    (fay/fyk)

  • Tipis, Ringan, dan Serba Bisa

    Tipis, Ringan, dan Serba Bisa

    Jakarta

    Di ranah tablet premium, hanya ada dua tipe produk: yang tampil keren doang, atau yang bisa kerja beneran. Huawei MatePad Pro 12.2 (2025) mencoba jadi keduanya-dan percobaan itu berhasil. Tablet ini cocok buat nonton, tapi juga bisa diajak kerja.

    Tahun ini, Huawei tak mengubah banyak hal dari versi 2024. Desainnya masih sama-sama ramping dan elegan, layarnya tetap Tandem OLED yang cemerlang, dan bonus keyboard serta stylus masih jadi nilai jual besar. Tapi di balik tampilan yang familiar, Huawei menyelipkan beberapa upgrade penting di sektor performa, speaker, dan kamera.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETDesain Tipis dan Elegan

    Desainnya bisa dibilang tak berubah, dan ini kabar baik. Ketebalan hanya 5,5 mm dan bobot sekitar 508 gram membuatnya tetap jadi salah satu tablet 12 inci paling ringan dan tipis di pasaran.

    Versi standar hadir dalam warna hitam, sementara edisi PaperMatte kini tampil dalam warna hijau mint yang segar dan agak menenangkan. Bezelnya pun tipis, hanya 4,6 mm di sekeliling layar, membuatnya tampil modern dan sangat cocok buat mereka yang doyan desain minimalis.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETLayar Tandem OLED

    MatePad Pro 12.2 tetap hadir dalam dua varian layar: versi standar dengan permukaan glossy, dan PaperMatte yang punya lapisan anti pantul. Layarnya sendiri adalah salah satu yang terbaik di kelas tablet: ukuran 12,2 inci, resolusi 2.800×1.840, rasio 3:2, dan kecerahan puncak mencapai 2.000 nit. Di bawah sinar matahari pun, konten tetap terlihat tajam.

    Bagi yang sering menulis atau menggambar dengan stylus, PaperMatte menawarkan sensasi seolah menulis di atas kertas. Tapi perlu dicatat: permukaan matte ini membuat tampilan layar sedikit lebih “kusam” dibanding versi glossy. Ini soal selera dan preferensi fungsional.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETPaket Komplit: Keyboard, Stylus, dan Pengalaman Mirip Laptop

    Salah satu hal paling menggoda dari MatePad Pro 12.2 adalah paket bundling-nya. Dengan harga mulai dari Rp 12 jutaan, kamu sudah dapat keyboard Glide dan stylus M-Pencil 3. Keyboard-nya pintar-bisa diatur ke Studio Mode, ada ruang penyimpanan dan pengisian daya buat stylus, dan yang paling penting: nyaman buat ngetik. Touchpad-nya cukup luas untuk sebuah “keyboard cover.”

    Stylus-nya sendiri sangat presisi dan responsif. Huawei bahkan punya dua aplikasi bawaan untuk mendukung kreativitas pengguna: Huawei Notes untuk catatan tangan (mirip Goodnotes) dan GoPaint untuk menggambar (mirip Procreate).

    Oh ya, aplikasi-aplikasi pesaing yang ditulis di atas itu adalah aplikasi berbayar, sementara aplikasi yang disediakan oleh Huawei itu gratis, dan punya fungsi dan kemampuan yang nyaris sama.

    Performa Kencang Meski Kurang Tenar

    Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINET

    Di dalam bodi tipisnya, Huawei menanamkan chipset Kirin T92A-upgrade dari Kirin 9000S tahun lalu. Ya, harus diakui kalau chip Kirin ini tak setenar chip mobile lain seperti Snapdragon ataupun Dimensity, namun untungnya performa untuk keperluan sehari-hari tetap lancar jaya.

    Harmony OS 4.3 yang berjalan di atasnya sangat dioptimalkan, membuat multitasking dan gaming terasa mulus. Selama kamu bukan penggila angka Geekbench, semestinya ini tak masalah.

    Audio dan Baterai: Bersuara Lantang, Isi Ulang Kilat

    Sektor audio juga mendapat peningkatan. Empat speaker yang tertanam kini terdengar lebih jernih dan dalam. Baterainya berkapasitas 10.100 mAh, cukup besar untuk durasi penggunaan harian.

    Dalam pengujian, tablet ini bisa tahan sekitar 11 jam untuk browsing dan 8 jam untuk nonton video. Untuk gaming, sekitar 8 jam. Tapi yang bikin kagum adalah kemampuan pengisian dayanya: dari nol ke 100% hanya butuh 49 menit berkat charger 100W.

    Huawei MatePad Pro 12.2 Foto: Rizqy Nur Amalia/detikINETHarmony OS: Mulus Tapi Tetap Kurang Google

    Harmony OS 4.3 punya UI yang rapi dan fitur yang lengkap. Tapi seperti biasa, ketiadaan Google Services jadi titik lemah terbesar bagi pengguna internasional. Huawei menawarkan solusi microG untuk menyiasatinya, dan ini bekerja cukup baik, asal kamu cukup paham teknis.

    Kalau kamu pengguna berat Google Docs, Gmail, atau YouTube dengan semua ekosistemnya, maka persiapkan diri untuk workaround. Tapi kalau kamu bisa hidup dengan alternatif, atau lebih banyak mengandalkan aplikasi pihak ketiga, MatePad Pro bisa jadi alat kerja dan hiburan yang sangat mumpuni.

    Kesimpulan: Bukan Buat Semua Orang, Tapi Cocok Buat yang Tepat

    Huawei MatePad Pro 12.2 (2025) bukan tablet biasa. Ini bukan cuma buat nonton Netflix sambil rebahan, tapi alat serius untuk bekerja, mencatat, menggambar, dan multitasking. Dengan build quality premium, layar yang luar biasa, stylus canggih, dan kecepatan isi daya yang gila, ini adalah salah satu paket terbaik di kelasnya.

    Asal kamu bisa berdamai dengan ketidakhadiran Google dan sedikit repot saat setup awal, tablet ini layak dipertimbangkan oleh siapa pun yang ingin produktif dan kreatif dalam satu perangkat tipis dan elegan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Lima Kelebihan Huawei MatePad Pro 12.2”
    [Gambas:Video 20detik]
    (asj/fay)