Category: Detik.com Tekno

  • Meme Kesempurnaan Arsenal Usai Libas Bayern Munich

    Meme Kesempurnaan Arsenal Usai Libas Bayern Munich

    Meme Kesempurnaan Arsenal Usai Libas Bayern Munich

  • Kisah Anak Magang Resign Gara-gara Nvidia RTX 5060

    Kisah Anak Magang Resign Gara-gara Nvidia RTX 5060

    Jakarta

    Sebuah insiden unik sekaligus menyedihkan terjadi di China. Seorang mahasiswa magang memilih mengundurkan diri dari perusahaannya setelah menang undian kartu grafis Nvidia RTX 5060, namun dipaksa untuk menyerahkan hadiah tersebut ke kantor.

    Kisah ini bermula saat si anak magang ditugaskan untuk menghadiri acara Nvidia di Suzhou pada 14 November. Seluruh biaya perjalanan, mulai dari transportasi hingga akomodasi, ditanggung penuh oleh perusahaan tempatnya magang.

    Di lokasi acara, panitia menggelar sesi undian berhadiah bagi peserta. Si intern ikut undian itu dan menang. Ia berhasil membawa pulang sebuah Nvidia RTX 5060, kartu grafis kelas menengah yang nilainya sekitar 3.000 yuan atau Rp 6,5 jutaan.

    Masalah muncul beberapa jam setelah acara selesai. Seorang rekan kerjanya menghubunginya dan mengatakan bahwa bagian keuangan perusahaan sudah mengetahui hadiah tersebut dan memintanya untuk menyerahkan GPU itu sebagai aset perusahaan, dengan alasan seluruh perjalanan dibiayai kantor.

    Namun belakangan, anak magang itu mengklarifikasi bahwa pihak keuangan sebenarnya belum tahu soal hadiah tersebut. Ia menduga rekannya hanya iri karena ia mendapat hadiah tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (26/11/2025).

    Tak lama kemudian, perusahaan benar-benar mengetahui soal RTX 5060 itu, diduga setelah ada laporan internal. Manajemen lalu memanggil sang intern beberapa kali untuk dimintai keterangan.

    Dalam setiap pertemuan, mereka bersikeras bahwa karena tiket acara dan perjalanan dibiayai perusahaan, maka hadiah tersebut seharusnya menjadi milik perusahaan, bukan milik pribadi.

    Anak magang itu menolak. Ia beranggapan bahwa undian tersebut murni keberuntungan personal, tidak berkaitan langsung dengan tugas resminya di acara tersebut. Tekanan demi tekanan terus datang, termasuk dari pihak HR yang menyarankan ia mencari perusahaan lain yang lebih cocok. Akhirnya, pada 19 November, sang intern memilih mengajukan surat pengunduran diri.

    Beberapa pengacara di China turut memberikan pandangan hukum atas kasus ini. Menurut mereka, kepemilikan hadiah bergantung pada bagaimana hadiah itu diperoleh.

    Jika hadiah tersebut didapat murni karena keberuntungan dalam sebuah undian terbuka, dan bukan sebagai hasil kinerja, representasi resmi, atau kompetisi atas nama perusahaan, maka perusahaan tidak berhak menuntutnya. Kecuali jika sejak awal ada aturan tertulis soal kepemilikan hadiah saat perjalanan dinas, yang dalam kasus ini tidak disebutkan ada.

    (asj/asj)

  • Village of Calamity Makin Horor

    Village of Calamity Makin Horor

    Jakarta

    Separuh Interactive, studio game indie asal Jakarta, telah merilis trailer terbaru Agni: Village of Calamity. Dengan menyisipkan lagu nina bobo, video berdurasi 1 menit 32 detik ini terasa lebih horor dan mengerikan.

    Mereka merilis videonya di YouTube Separuh Interactive pada 24 November 2025. Ketika artikel ini dibuat, videonya sudah disaksikan 4,6 ribu kali dan sudah mendapatkan 411 likes.

    Dengan backsound terbarunya ini, netizen Indonesia banyak yang memujinya. Mereka menyatakan nuansa seramnya lebih terasa dan tidak sabar ingin memainkan Agni:Village of Calamity.

    Bagi yang penasaran dengan trailernya, bisa simak video berikut:

    Sebelumnya, trailer terbarunya yang mereka rilis hadir dalam acara ID@Xbox Showcase Fall 2025. Video tersebut tayang pada 29 Oktober 2025 dengan durasi lebih dari dua menit.

    Namun alih-alih menggunakan lagu horor untuk backsound trailernya, mereka justru menyisipkan musik Jepang hingga akhirnya mendapat pro dan kontra dari para penggemar, khususnya netizen Indonesia. Terkait hal itu, Separuh Interactive pun memiliki alasannya.

    Co-Founder sekaligus Marketing Director Separuh Interactive, Bayu Arafat, mengungkapkan awal mulanya dari event Tokyo Game Show 2025. Saat itu, pihaknya yang mewakili Indonesia memang sengaja membuat trailer eksklusif untuk salah satu pameran game terbesar di dunia ini, yang lebih action ketimbang horor.

    “Kenapa action? Karena CERO (lembaga rating game Jepang) itu lumayan ketat terhadap game-game yg cukup gore (terdapat unsur kekerasan yang sangat berdarah dalam film, game, atau media visual). Kenapa music-nya jepang? Ya, buat menarik pengunjung dan publisher jepang,” kata Bayu kepada detikINET, Rabu (26/11).

    Lanjut, Bayu menceritakan ketika di Tokyo Game Show 2025, Separuh Interactive mendapat tawaran dari IGN untuk showcase di acara ID@Xbox Fall 2025. Dalam acara ini, terdapat sejumlah game indie yang juga akan menampilkan karya terbarunya dan Agni: Village of Calamity satu-satunya game dari Indonesia.

    “Nah deadline untuk submit videonya itu mepet banget mas. Kita nggak punya resources untuk bikin trailer baru, akhirnya yang bisa kita lakukan adalah menggunakan trailer TGS dengan sedikit modifikasi di ujung (Joko Anwar revealed),” jelas Bayu.

    Namun Bayu mengaku sangat bersyukur atas kejadian ini, karena ada hikmah yang diperoleh timnya. Jumlah penonton video trailer Agni: Village of Calamity di ID@Xbox Showcase Fall 2025 menjadi yang terbanyak. Dari situ, ia mengatakan malah ada beberapa publisher yang menghubunginya.

    “Ibaratya nasi udah jadi bubur, sekarang kita lagi berusaha buat jadiin itu bubur, jadi bubur ayam special mas,” pungkasnya.

    Tambahan informasi, rencananya Agni: Village of Calamity akan rilis terlebih dahulu di Steam dan Xbox, baru setelah itu menyambangi PS5. Dijadwalkan peluncuran game ini pada 2026.

    (hps/rns)

  • Meme Menohok Liverpool Digunduli PSV di Kandang Sendiri

    Meme Menohok Liverpool Digunduli PSV di Kandang Sendiri

    Meme Menohok Liverpool Digunduli PSV di Kandang Sendiri

  • Harga Poco F8 di Global Naik, Indonesia Ikutan?

    Harga Poco F8 di Global Naik, Indonesia Ikutan?

    Bali

    Poco mengguncang pasar flagship global dengan merilis Poco F8 Pro dan Poco F8 Ultra di Bali pada Rabu (26/11). Namun di balik gebrakan teknisnya, ada satu isu besar yang mencuat: kenaikan harga global Poco F8 Series. Pertanyaannya, apakah harga di Indonesia juga akan ikut naik?

    Angus Ng, Ex Head of Product Marketing Poco Global, secara gamblang mengakui adanya kenaikan harga pada Poco F8 Ultra. Dalam sesi breafing di sela-sela acara peluncuran, Angus mengatakan bahwa Poco tahun ini mengambil langkah besar dengan menaikkan posisi produk—terutama untuk lini F-Ultra.

    “Saya harus minta maaf karena tahun ini sedikit lebih mahal dibanding generasi sebelumnya,” ujar Angus. “Ada perubahan positioning untuk seri F-Ultra. Kami tidak ingin lagi menjadi yang terakhir memakai chipset terbaru seperti tahun lalu. Sekarang kami ingin menjadi salah satu yang pertama menghadirkan chipset terbaru, dengan banyak peningkatan di baterai, RAM, speaker, dan kamera.”

    Ia mengonfirmasi bahwa Poco F8 Ultra mengalami kenaikan harga sekitar USD 50–100 dibanding generasi sebelumnya. Angus tidak menyebut angka detail harga, namun menegaskan bahwa kenaikan ini adalah konsekuensi dari strategi baru Poco: masuk ke segmen flagship premium.

    Meski begitu, Angus tetap menekankan bahwa Poco masih menjaga DNA harga kompetitif.

    Angus Ng, Ex Head of Product Marketing Poco Global Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    “Samsung S26 Ultra tahun depan saya yakin tidak akan lebih murah,” katanya. “Dengan kenaikan 50–100 dolar, kami masih mempertahankan posisi sebagai flagship paling terjangkau.”

    Angus mengklaim bahwa Poco F8 Ultra adalah salah satu smartphone global tercepat yang mengadopsi chipset generasi terbaru, lengkap dengan pembaruan signifikan di seluruh lini hardware. Ambisi itu berimbas langsung pada struktur biaya yang akhirnya membuat harga naik.

    Poco F8 Series Indonesia Bakal Naik?

    Walau harga global naik, bagaimana dengan Indonesia? Novita Krisutami, PR Manager Poco Indonesia menegaskan bahwa peluncuran global di Bali menjadi momentum penting untuk pasar Tanah Air. Poco F8 Series dipastikan hadir di Indonesia, hanya tinggal menunggu tanggal resmi.

    “Bisa ditunggu aja. Itu pasti worth the wait,” kata Novita. Ia menyebut jadwal rilis lokal “tidak lama lagi”, meskipun belum memberikan kepastian apakah akan terjadi pada Desember 2025 atau awal 2026.

    Novita Krisutami, PR Manager Poco Indonesia (kiri) Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Saat ditanya apakah harga di Indonesia akan ikut naik mengikuti pasar global, Novita tidak memberikan jawaban langsung, tetapi memberi sinyal bahwa Poco tetap berpegang pada prinsip lama.

    “Poco memiliki keunggulan dalam penjualan online sehingga bisa menjaga harga tetap kompetitif,” jelasnya. “Tentu kita akan kasih yang sepadan dengan performance yang kita kasih.”

    Ketika kembali didesak apakah Poco F8 Pro dan F8 Ultra lokal akan naik harga seperti versi global, Novita hanya menegaskan:

    “Harga lokal akan memberikan value sesuai performa dan upgrade perangkat tersebut. Sekali lagi, it will worth the wait.”

    Novita juga memastikan bahwa baik F8 Pro maupun F8 Ultra akan masuk ke Indonesia. Namun, waktu peluncurannya masih dirahasiakan.

    “Iya, keduanya rilis. Tapi untuk waktunya, ditunggu di media sosial kami,” tutup Novita.

    (afr/afr)

  • Tiga Konten Kreator TIkTok Ini Buktikan Live Streaming Bisa Ubah Hidup Banyak Orang

    Tiga Konten Kreator TIkTok Ini Buktikan Live Streaming Bisa Ubah Hidup Banyak Orang

    Jakarta

    Tiga konten kreator Indonesia mendapatkan sorotan khusus setelah berhasil menunjukkan dampak sosial yang kuat melalui karya-karya mereka di TikTok Live.

    Melalui pendekatan kreatif yang berakar pada budaya, bahasa, dan edukasi, mereka mampu memperlihatkan bagaimana konten live streaming dapat menjadi ruang pemberdayaan dan pembelajaran bagi komunitas.

    Sebagai informasi, setelah rangkaian program ASEAN Live Creators for Change selesai, dari 20 kreator berpartisipasi, dipilih tiga kreator sebagai pemenang, yaitu Jhonatan (@jhonatanyuditya_pratama), Leni (@lenirezi), dan Sir Pedot (@sirpedot).

    Mereka dinilai memiliki dampak yang kuat terhadap sosial melalui konten yang diproduksi, melalui cara pandang dan cerita yang mereka bawa. Ketiganya menunjukkan bahwa TikTok Live dapat menjadi ruang untuk belajar, menjembatani budaya, dan merayakan identitas.

    Sir Pedot membuka akses belajar sehari-hari, kemuidan Leni menjaga bahasa daerah tetap hidup. Sedangkan Jhonatan memperkuat identitas budaya dengan storytellingnya.

    Berikut profil dari konten kreator tersebut:

    1. Jhonatan Dari Borneo: Budaya Dayak dalam Sorotan Digital

    Sebagai pemenang pertama, Jhonatan asal Borneo menyalurkan semangat budaya Dayak melalui karya-karya digitalnya. Baginya, identitas Dayak bukan sekadar simbol seremonial, tetapi nilai hidup sehari-hari seperti rasa syukur, keseimbangan, dan kedekatan dengan alam.

    Ia memilih menampilkan konten yang autentik, salah satunya melalui sesi Live Gawai Dayak yang memamerkan parade dan tari tradisional. Siaran tersebut ditonton lebih dari 16.000 orang dan mengundang ratusan interaksi, menjadi momen kebanggaan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi komunitas Dayak.

    Jhonatan menceritakan bahwa pendekatannya yang memandang budaya sebagai sesuatu yang hidup. Ia ingin penonton tidak hanya melihat visual, tetapi juga merasakan makna di balik tiap tradisi. Melalui konten seperti ini, ia membuktikan bahwa budaya dapat berkembang di platform digital sekaligus mendukung UMKM dan memberdayakan komunitas.

    “Program ASEAN Live Creators for Change menjadi pengingat bahwa kreativitas bukan sekadar hiburan, tetapi sarana pemberdayaan,” ujarnya.

    Ia meyakini bahwa storytelling digital mampu menghubungkan generasi muda dengan akar budaya mereka secara lebih natural dan mendalam.

    2. Leni: Membawa Bahasa Daerah Indonesia Kembali Mainstream

    Leni, sebagai pemenang kedua, memulai perjalanannya dari keprihatinan terhadap masa depan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Data dari lembaga bahasa dan UNESCO menunjukkan penggunaan yang terus menurun, bahkan beberapa bahasa menghilang dari percakapan sehari-hari. Kekhawatirannya ini terasa personal baginya karena tumbuh di Belitung Timur, sementara ia sendiri tidak sepenuhnya fasih berbahasa Belitong.

    Melalui program ASEAN Live Creators for Change, Leni menyalurkan kepeduliannya dengan membuat konten edukatif di TikTok Live. Ia memfokuskan materinya pada ungkapan sederhana, penggunaan praktis, dan konteks budaya yang dekat dengan keseharian agar bahasa daerah terasa relevan dan mudah digunakan.

    Dalam sesi Live, ia sering memakai fitur Multi-Guest untuk menciptakan interaksi dua arah yang lebih hidup. Percakapan yang terjadi mengalir hangat, dengan peserta berbagi idiom, lelucon, dan frasa sehari-hari dalam dialek masing-masing, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan dan mudah dipahami.

    Seiring waktu, Leni semakin terampil merencanakan konten dan memahami audiens. Ia juga terhubung dengan kreator ASEAN dari Filipina, Myanmar, dan Malaysia, yang membuatnya menyadari bahwa tantangan menjaga bahasa daerah adalah isu bersama di kawasan.

    3 Sir Pedot: Membuka Ruang Belajar Digital bagi Semua Pelajar Malaysia

    Firdaus, yang merupakan pemenang ketiga yang dikenal sebagai Sir Pedot, memulai perjalanan kontennya dari niat sederhana: membuat pengetahuan lebih mudah diakses pelajar secara digital.

    Sebagai dosen di Malaysia, ia melihat banyak anak muda membutuhkan panduan tentang topik-topik yang tidak diajarkan di kurikulum formal, mulai dari beasiswa, literasi digital, public speaking, hingga pemahaman budaya Asia Tenggara.

    Ia kemudian membawakan topik-topik tersebut melalui TikTok Live dengan gaya yang menyerupai sesi mentoring pribadi namun menjangkau ribuan penonton. Para pelajar bahkan menjulukinya #YourTikTokLecturer, sebuah panggilan yang ia terima sebagai tanda bahwa ia telah menemukan cara efektif untuk membantu generasi muda.

    Momen paling mengharukan bagi Firdaus datang ketika seorang siswa mengirim pesan bahwa mereka akhirnya memahami sebuah materi setelah menonton siaran langsungnya. Baginya, ini menjadi bukti bahwa konten edukasi di TikTok tidak hanya memungkinkan, tetapi benar-benar dapat memberikan dampak nyata-meningkatkan kepercayaan diri, memberi arah, dan membuka peluang baru bagi pelajar.

    Mengikuti program ASEAN Live Creators for Change memperkaya cara ia mengembangkan konten. Ia kini menyusun sesi dengan lebih terstruktur, memahami perilaku audiens, dan tetap konsisten meski jumlah penonton berubah-ubah.

    ASEAN Live Creators for Change

    ASEAN Foundation dan TikTok Live berkolaborasi dalam Program ASEAN Live Creators for Change 2025 yang mempertemukan para kreator muda dari berbagai negara di Asia Tenggara dalam sebuah perjalanan kreatif untuk menunjukkan dalam tujuan berbeda, mereka bisa menemukan ruang yang sama di TikTok.

    Director of Public Policy for Southeast Asia TikTok, Chanida Klyphun mengatakan, Program ASEAN Live Creators for Change mencerminkan misi TikTok untuk menginspirasi kreativitas dan menghadirkan kegembiraan.

    “Kami sangat tergerak melihat para kreator menggunakan TikTok Live untuk menyebarkan pengetahuan, melestarikan budaya, dan menjaga bahasa daerah tetap hidup. Storytelling digital membuka jendela ke dunia sekaligus menyoroti kekayaan keragaman Asia Tenggara,” ujar Chanida melalui keterangan pers diterima, Selasa (26/11/2025).

    Chanida menjelaskan, sebagai kolaborasi antara ASEAN Foundation dan TikTok, program tersebut membekali 20 kreator muda dari seluruh kawasan dengan mentorship, dukungan dana, dan alat-alat untuk mengadakan sesi TikTok Live yang berdampak mulai dari edukasi, kewirausahaan, hingga budaya.

    “Berlangsung dari 2024 hingga 2025, inisiatif ini tidak hanya mendorong pengaruh digital yang bertanggung jawab, tetapi juga memperkuat kemampuan generasi muda dalam menceritakan kisah mereka sendiri di ASEAN yang semakin terhubung,” tutur Chanida.

    Selain itu, lanjut Chanida, melalui program tersebut, para peserta juga memperoleh keterampilan praktis mulai dari pengaturan teknis, perencanaan konten yang konsisten, hingga memahami audiens secara lebih mendalam.

    “Fondasi ini memungkinkan mereka untuk melanjutkan misi masing-masing dengan lebih percaya diri dan menghasilkan dampak yang lebih nyata bagi komunitas mereka,” yakin dia.

    Sementara itu, Executive Director ASEAN Foundation, Dr. Piti Srisangnam berharap, melalui kolaborasi dengan TikTok Live, ASEAN Foundation dapat terus mendukung kreator muda yang menggunakan platform digital untuk mendorong pembelajaran, inklusivitas, dan apresiasi budaya di seluruh kawasan.

  • Siap-siap Belajar AI yang Seru Bareng Samsung Biar Makin Kreatif

    Siap-siap Belajar AI yang Seru Bareng Samsung Biar Makin Kreatif

    Jakarta

    Makin banyak orang memakai Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan produktivitas. Sekalian nih, ada acara khusus belajar AI bareng Samsung dan detikcom.

    Melihat antusiasme tinggi terhadap pemanfaatan AI, detikcom menghadirkan talkshow bertema ‘Beyond Creativity with Everyday AI’ yang direncanakan pada Kamis (27/11/2025) siang nanti di Jakarta Selatan. Acara ini dirancang untuk membahas bagaimana AI tidak hanya membantu mencari informasi, tetapi juga mendukung pengembangan bisnis, kreativitas, hingga strategi investasi.

    Melalui kolaborasi dengan Samsung Galaxy AI dan Google Gemini, talkshow ini akan mengupas bagaimana teknologi dapat menjadi partner strategis bagi kreator dan pelaku bisnis. Galaxy AI hadir dengan fitur-fitur yang mempermudah penyusunan ide dan eksekusi konten, sementara Gemini menawarkan analisis real-time yang membantu proses riset dan pengambilan keputusan.

    Acara ini menghadirkan Arief Muhammad, kreator sekaligus entrepreneur yang dikenal piawai memanfaatkan teknologi dalam membangun berbagai lini usaha. Dalam acara ini, Arief akan mengupas tuntas soal pemanfaatan AI dalam kehidupan sehari-hari. Akan hadir juga Ilham Indrawan, selaku MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia.

    Sebanyak 30 konten kreator akan ikut dalam acara ini. Mereka berasal dari berbagai bidang kreatif seperti lifestyle, beauty, health dan travel enthusiast serta entrepreneur.

    Workshop soal AI tentu sekarang semakin relevan. AI sudah menjadi aktivitas digital masyarakat untuk bekerja dan membuat konten. Bahkan, AI menjadi sumber informasi yang cepat, relevan, dan mudah diakses.

    Survei detikINET Soal Penggunaan AI

    Hasil survei detikINET menunjukkan bahwa 56,03% detikers menggunakan AI untuk mencari informasi atau ide tertentu. Selain itu, 96% detikers mengakui punya minat baru dari AI. AI bukan hanya dipakai untuk mencari minat baru, tetapi dimanfaatkan detikers untuk mendalami passion yang sudah dimiliki.

    Hal menarik lainnya, 87,42% responden juga memakai AI untuk mengelola keuangan dan bisnis. Mereka menilai kemampuan AI memproses data secara real-time membuat pengguna lebih mudah memahami kondisi finansial dan menentukan langkah strategis.

    Ini menjadikannya alasan paling dominan dalam penggunaan AI sehari-hari. Survei online ini berlangsung pada 4-14 November 2025 melalui artikel di detikINET yang dibuka lewat perangkat mobile maupun desktop.

    Menggunakan platform Typeform, survei ini berhasil menjaring 597 responden dari berbagai kalangan yang aktif mengikuti perkembangan teknologi. Dari seluruh responden, sebanyak 90% sudah pernah menggunakan AI.

    Adapun rinciannya sebanyak 38% mengaku menggunakannya secara rutin sesuai kebutuhan, 31,80% menggunakannya hanya sesekali, dan 20,26% bahkan memanfaatkannya setiap hari, serta hanya 9,14% yang mengaku tidak pernah mencobanya sama sekali.

    Lebih lanjut, tingginya angka penggunaan ini menunjukkan bahwa AI telah menjadi elemen yang akrab bagi mayoritas detikers bukan lagi teknologi rumit, tetapi alat pendukung yang semakin mudah diadaptasi dalam aktivitas digital.

    Bagi banyak pengguna, AI menawarkan pengalaman yang lebih cepat, terarah, dan interaktif dalam menemukan referensi atau ide awal. Fitur seperti penyusunan ringkasan, rekomendasi ide, hingga penjelasan mendalam membuat AI menjadi ‘teman brainstorming’ yang responsif.

    Selain mencari ide, penggunaan AI yang juga menonjol adalah untuk pembelajaran bahasa asing. Banyak detikers mengaku terbantu dengan kemampuan AI dalam menerjemahkan, menjelaskan grammar, sekaligus memberikan latihan simulasi percakapan.

    Tak kalah menarik, sebagian responden memanfaatkan AI untuk riset mendalam, bukan sekadar menjawab pertanyaan singkat. Pengguna mengaku terbantu untuk menganalisis data, memahami topik kompleks, hingga menyusun referensi secara sistematis, menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap kemampuan AI dalam mendukung kegiatan akademik maupun profesional.

    Halaman 2 dari 2

    (fay/rns)

  • Penjualan Tumbuh 50-60% Tahun Ini

    Penjualan Tumbuh 50-60% Tahun Ini

    Jakarta

    Minat masyarakat terhadap perangkat telekomunikasi berteknologi 5G terus menunjukkan tren kenaikan. NielsenIQ (NIQ), perusahaan intelijen konsumen global, melaporkan bahwa penjualan smartphone 5G di Indonesia sepanjang 2025 mencatat pertumbuhan signifikan di kisaran 50-60%.

    Bramantiyoko Sasmito, Director Tech and Durables Commercial Lead NielsenIQ Indonesia, menyebut pasar gadget nasional bergerak positif pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

    “Berpatokan pada dua kuartal tersebut, kami optimis di tahun 2026 nanti masih ada peningkatan pertumbuhan. Tetapi dari survei kami, brand harus menyediakan produk yang diinginkan konsumen, misalnya durability, kualitas yang bagus hingga membangun kepercayaan konsumen terhadap brand,” ujar Bramantiyoko dalam acara Digital Economy & Telco Outlook 2026, Selasa (26/11 ).

    Meski tidak memerinci total unit yang terjual, NIQ menegaskan bahwa adopsi ponsel 5G semakin meluas seiring banyaknya pilihan perangkat di kelas harga menengah yang kini mendukung jaringan generasi kelima tersebut. Faktor lain yang mendorong lonjakan ini adalah turunnya harga perangkat 5G dibanding dua tahun terakhir dan semakin luasnya jangkauan jaringan 5G di kota-kota besar.

    Selain dukungan 5G, preferensi konsumen juga ikut bergeser. NIQ mencatat bahwa ponsel dengan kapasitas penyimpanan 512 GB menjadi yang paling diminati, dengan 28% konsumen memilih memori jumbo tersebut saat membeli smartphone baru. Tren ini menunjukkan kebutuhan pengguna yang semakin besar untuk menyimpan foto, video, aplikasi, dan konten digital, termasuk konten AI yang mulai banyak digunakan.

    Tak hanya segmen smartphone, perangkat terkait komputer juga mengalami kenaikan permintaan. Bramantiyoko memaparkan bahwa produk seperti laptop, PC, tablet, dan keyboard mencatat pertumbuhan hingga 14% dibanding periode sebelumnya.

    “Secara overall itu flat, tapi komputernya masih tumbuh 14%,” kata dia.

    Dengan proyeksi pasar yang masih positif pada 2026, NIQ menilai bahwa produsen gadget perlu fokus pada kualitas dan inovasi agar dapat memenangkan persaingan.

    Sementara itu, meningkatnya permintaan terhadap ponsel 5G dan perangkat komputasi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin mengandalkan perangkat digital untuk aktivitas kerja, hiburan, dan produktivitas harian.

    (agt/rns)

  • Poco F8 Ultra Tawarkan Denim Blue, Tinggalkan Warna Kuning Ikonik?

    Poco F8 Ultra Tawarkan Denim Blue, Tinggalkan Warna Kuning Ikonik?

    Bali

    Poco dikenal luas dengan identitas warna kuning yang kuat dan mudah dikenali. Selama bertahun-tahun, warna tersebut menjadi ciri khas perangkat Poco.

    Namun pada generasi terbaru HP flagshipnya, Poco mengambil langkah berbeda. Poco F8 Ultra menghadirkan desain yang terinspirasi denim dalam warna Denim Blue, menandai perubahan arah desain sekaligus strategi baru brand tersebut di pasar premium.

    Perubahan ini bukan tanpa alasan. Dalam sesi wawancara grup, Kang Lou, Senior Product Marketing Manager Poco Global menjelaskan bahwa warna kuning sebenarnya tidak pernah menjadi kewajiban untuk setiap produk Poco. Ia menegaskan bahwa identitas visual Poco kini dibuat lebih fleksibel, disesuaikan dengan positioning masing-masing perangkat.

    “Kami tidak selalu memakai kuning untuk setiap smartphone. Untuk lini premium seperti F8 Ultra, kami ingin menghadirkan sesuatu yang benar-benar berbeda dan lebih matang,” ujar Kang Lou.

    Desain Denim Blue pada F8 Ultra sendiri dipilih untuk memberikan kesan standout sejak pandangan pertama. Meski tampak seperti kain jeans, bahan ini bukan denim sungguhan, melainkan dibuat menggunakan material nano-tech generasi ketiga Xiaomi untuk daya tahan, ketahanan terhadap kotoran dan keausan, serta sentuhan eco-friendly.

    Kang Lou menambahkan bahwa F8 Ultra dirancang untuk memberikan kesan unik yang langsung terasa saat disentuh.

    Kang Lou, Senior Product Marketing Manager Poco Global Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    “Kami ingin pengguna merasa F8 Ultra itu spesial pada sentuhan pertama. Material denim-inspired ini eco-friendly, durable, dan langsung memberi identitas berbeda dari ponsel lain,” jelasnya.

    Meski begitu, Poco menegaskan bahwa keputusan meninggalkan warna kuning tidak berarti identitas itu akan hilang selamanya. Menurut Kang Lou, Poco tetap membuka peluang menghadirkan kembali elemen kuning ikonik jika permintaan dari komunitas pengguna cukup besar.

    “Kami membuat desain berdasarkan umpan balik pengguna. Kalau fans menginginkan kuning kembali, tentu itu bisa kami pertimbangkan untuk produk mendatang,” ungkapnya.

    Menariknya, Poco juga membuka peluang meneruskan adopsi material denim ke penerus F8 series maupun lini lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada tablet, casing, atau bahkan aksesori pendukung.

    “Desain kami selalu berkembang dari masukan pengguna. Jika denim disukai, tentu bisa diaplikasikan ke lini lain,” tegas Kang Lou.

    (afr/rns)

  • Benua Bumi Perlahan ‘Mengelupas’ dari Bawah, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya

    Benua Bumi Perlahan ‘Mengelupas’ dari Bawah, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    Para ilmuwan ahli Bumi telah memecahkan misteri kuno vulkanisme dan lempeng tektonik, menjelaskan mengapa beberapa pulau mengandung begitu banyak ‘bahan’ pembentuk benua meskipun jaraknya jauh dari lempeng benua.

    Menurut studi simulasi dan analisis kimia yang dipimpin oleh University of Southampton, mekanisme yang membingungkan ini terjadi ketika benua-benua itu ‘dikupas’ dari bawah oleh kekuatan tektonik Bumi, melalui ‘gelombang mantel’ yang lambat dan bergulir.

    Ketika lempeng benua mengalami keretakan dan hanyut terpisah, mantel atas yang panas dan cair mengalir lambat melucuti di akar mereka. Bahan yang dijelajahi ini kemudian dibawa jauh ke tempat ia memperkaya mantel laut dan bahan bakar vulkanisme untuk ribuan tahun.

    “Kami telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa bagian dari mantel di bawah lautan terlihat aneh terkontaminasi, seolah-olah potongan-potongan benua kuno entah bagaimana berakhir di sana,” jelas ilmuwan ahli Bumi Thomas Gernon dari University of Southampton dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari Science Alert.

    Para ilmuwan sebelumnya telah mencoba menjelaskan hal ini dengan berbagai cara. Mungkin mantel samudera ‘terkontaminasi’ oleh sedimen yang menjadi didaur ulang saat kerak menyelam ke mantel, sebuah proses yang disebut subduksi.

    Atau mungkin kolom batu panas, yang disebut bulu mantel, membawa bahan yang diperkaya dengan mereka saat mereka menggelembung dari jauh di dalam Bumi menuju permukaan.

    Proses ini dapat berkontribusi, tetapi mereka tidak menceritakan kisah lengkap, karena beberapa daerah yang diperkaya ‘bahan-bahan’ pembentukan benua, menunjukkan sedikit bukti adanya daur ulang kerak atau pluming panas. Selain itu, pengayaan di mantel laut tampak bervariasi, berasal dari mosaik batuan dari berbagai usia.

    Teori ‘gelombang mantel’ yang melucuti kerak menjelaskan proses pengayaan: ketika sebuah benua pecah, ia memicu rantai ketidakstabilan, atau gelombang mantel, yang menyapu di sepanjang dasar benua pada kedalaman 150 hingga 200 kilometer.

    Gerakan seperti menyapu ini mengupas benua dari bawah, pada akarnya, dan dapat membawa bahan kontinental selama lebih dari 1.000 kilometer ke mantel laut, memberi makan letusan gunung berapi yang dapat bertahan puluhan juta tahun.

    Ini adalah sapuan yang sangat lambat, bermain di rentang waktu geologis. Ini terjadi pada kecepatan yang sangat lambat. Sebagai gambaran, celah benua tersapu ke lautan dengan kecepatan satu juta kali lebih lambat dari gerakan berjalan siput.

    Foto: Geoscience

    Skala waktu yang diperpanjang ini berarti bahwa benua meninggalkan sidik jari kimia mereka lama setelah mereka pecah.

    “Kami menemukan bahwa mantel masih merasakan efek dari perpisahan benua lama setelah benua itu sendiri telah berpisah,” kata Sascha Brune, seorang geodinamika dari University of Potsdam.

    “Sistem ini tidak mematikan ketika cekungan laut baru terbentuk, mantel terus bergerak, mereorganisasi, dan mengangkut bahan yang diperkaya jauh dari tempat asalnya,” ujarnya.

    Sebuah rantai gunung berapi dan gunung bawah laut di Samudra Hindia memberikan garis tambahan bukti. Setelah terletak di timur laut Australia, rantai ini termasuk Pulau Natal dan dibentuk lebih dari 150 juta tahun yang lalu sebagai superbenua Gondwana yang pecah.

    Wilayah ini tidak menunjukkan bukti kuat dari bulu mantel. Sebaliknya, ia menyajikan profil vulkanisme yang diperkaya yang terjadi dalam 50 juta tahun. Pengayaan ini perlahan menurun dari waktu ke waktu, karena konsisten dengan prediksi model para peneliti.

    Selain memecahkan misteri materi konvensional di lautan dan vulkanisme yang tak terduga jauh dari batas-batas tektonik, tim peneliti baru-baru ini menemukan beberapa rahasia geosains lainnya.

    Mereka menemukan bahwa gelombang mantel yang lambat dan bergulir juga dapat menyebabkan magma yang kaya berlian Meletus jauh di dalam Bumi. Akhirnya, gelombang mantel yang sama ini dapat menyebabkan pengangkatan benua, memaksa bagian benua yang tampaknya stabil untuk bangkit lebih dari satu kilometer, membentuk beberapa fitur topografi terbesar planet.

    (rns/rns)