Category: Detik.com Tekno

  • Meme Kocak Liverpool Kalah Melulu, Isak Jadi Sasaran

    Meme Kocak Liverpool Kalah Melulu, Isak Jadi Sasaran

    Meme Kocak Liverpool Kalah Melulu, Isak Jadi Sasaran

  • Ada Diskon Gede Kulkas Side by Side Polytron di Transmart Full Day Sale

    Ada Diskon Gede Kulkas Side by Side Polytron di Transmart Full Day Sale

    Jakarta

    Transmart Full Day Sale kembali hadir Minggu, 5 Oktober 2025. Berbagai promosi menarik hadir untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan setia Transmart seperti barang elektronik.

    Diskon besar-besaran bisa diperoleh pelanggan yang bertransaksi menggunakan Allo Prime, Allo Paylater dan kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah. Barang elektronik menjadi yang paling banyak mendapatkan diskon gede-gedean di Transmart Full Day Sale.

    Salah satunya adalah kulkas Side By Side 436L Polytron. Harga normal kulkas ini mulai dari Rp9.299.000 namun dengan promo pengguna dapat membelinya di harga Rp8.249.000.

    Jika menggunakan Allo Prime, Allo Paylater, kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah maka pelanggan bisa mendapatkan kulkas tersebut mulai dari Rp6.599.200. Artinya pelanggan setia hemat Rp2.699.800 dari harga normal.

    Namun syarat dan ketentuan bagi produk ini juga berlaku. Diskon tersebut tidak berlaku untuk pembelian partai besar. Jadi tunggu apa lagi? Ayo merapat ke Transmart terdekat, lalu nikmati diskon melimpah khusus di Transmart Full Day Sale.

    Untuk yang belum punya Kartu Kredit Bank Mega, nggak perlu khawatir. Ada unit pembukaan instan yang tersedia di gerai Cibubur dan Central Park. Untuk yang belum punya Allo Prime, cukup download aplikasi Allo Bank di PlayStore atau AppStore. Tinggal klik link https://get.allobank.com/ download, dan upgrade ke Allo Prime.

    (rns/rns)

  • LED TV 43 Inch di Transmart Full Day Sale Diskon Jadi Cuma Rp 3 Jutaan

    LED TV 43 Inch di Transmart Full Day Sale Diskon Jadi Cuma Rp 3 Jutaan

    Jakarta

    Transmart Full Day Sale kembali hadir Minggu, 5 Oktober 2025. Berbagai promosi menarik hadir untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan setia Transmart seperti barang elektronik.

    Diskon besar-besaran bisa diperoleh pelanggan yang bertransaksi menggunakan Allo Prime, Allo Paylater dan kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah. Barang elektronik menjadi yang paling banyak mendapatkan diskon gede-gedean di Transmart Full Day Sale.

    Salah satunya adalah LED TV 43 Inch. Harga normal TV tersebut mulai dari Rp4.579.000 per unit. Namun harga promonya mulai Rp3.999.000. Jika menggunakan Allo Prime, Allo Paylater, kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah maka pelanggan bisa mendapatkan TV tersebut mulai dari Rp3.199.200.

    Namun syarat dan ketentuan bagi dua produk ini juga berlaku. Berbagai diskon tersebut tidak berlaku untuk pembelian partai besar. Jadi tunggu apa lagi? Ayo merapat ke Transmart terdekat, lalu nikmati diskon melimpah khusus di Transmart Full Day Sale.
    Untuk yang belum punya Kartu Kredit Bank Mega, tak perlu khawatir. Ada unit pembukaan instan yang tersedia di gerai Cibubur dan Central Park. Sementara untuk yang belum punya Allo Prime, cukup download aplikasi Allo Bank di PlayStore atau AppStore.

    Tinggal klik link https://get.allobank.com/ dan download. Jadi tunggu apa lagi? Ayo merapat ke Transmart terdekat, lalu nikmati diskon melimpah khusus di Transmart Full Day Sale.

    (rns/rns)

  • Kumpulan Tato Hewan Peliharaan, Realisme yang Sempurna

    Kumpulan Tato Hewan Peliharaan, Realisme yang Sempurna

    Kumpulan Tato Hewan Peliharaan, Realisme yang Sempurna

  • Seni Cadas Berusia 12.000 Tahun Ungkap Peradaban di Gurun Arab

    Seni Cadas Berusia 12.000 Tahun Ungkap Peradaban di Gurun Arab

    Jakarta

    Gurun-gurun gersang di Arabia utara tampaknya bukan jenis iklim yang disukai manusia purba, tetapi temuan-temuan baru mengubah hipotesis tersebut. Para arkeolog telah menemukan ukiran unta, ibex, kijang, dan kuda seukuran manusia asli yang dipahat tinggi di lereng tebing gurun, serta peralatan, manik-manik, dan indikasi adanya perkemahan sementara.

    Secara kolektif, penemuan-penemuan ini menunjukkan fakta bahwa manusia tidak hanya hidup di sini selama Zaman Es terakhir dan era Holosen yang lebih hangat, tetapi mereka juga meninggalkan sebuah karya seni yang tetap terlihat di atas pasir bertahun-tahun kemudian.

    Fakta Baru

    Selama beberapa dekade, para peneliti berasumsi bahwa jantung Arabia kosong selama fase terdingin dari periode Maksimum Glasial Terakhir, sekitar 25.000 hingga 10.000 tahun yang lalu. Lapisan es yang luas mengunci air di tempat lain di dunia, mengubah sebagian besar Arabia menjadi gurun yang sangat gersang, terlalu keras untuk menampung pemukiman manusia permanen. Manusia diasumsikan telah menghindari wilayah tersebut hingga kondisi basah yang lebih ramah tiba pada masa Holosen.

    Pendapat tersebut kini telah berubah. Penggalian arkeologi di tiga lokasi, Jebel Arnaan, Jebel Mleiha, dan Jebel Misma, mengungkapkan bahwa perairan sesekali mulai muncul sejak 17.000 tahun yang lalu.

    Lekukan-lekukan dangkal ini, yang sebelumnya bukan danau yang subur, memerangkap air dalam jumlah yang cukup untuk menjadi jalur kehidupan. Data tersebut mengungkapkan bahwa manusia menetap jauh lebih awal dari yang diperkirakan, tidak hanya menyimpan peralatan batu dan api unggun, tetapi juga karya seni monumental.

    Rahasianya terletak pada sedimen dasar danau purba yang dikenal sebagai playa. Pengeboran parit di Jebel Misma mengungkap endapan pasir dan lempung berselang-seling yang tertiup angin, bukti bahwa air mengendap di sini dalam interval yang singkat dan lebih lembap. Penanggalan luminesensi mengungkapkan bahwa danau-danau dangkal ini mulai terbentuk antara 17.000 hingga 13.000 tahun yang lalu, ribuan tahun lebih awal daripada seluruh fase lembap Holosen.

    Kolam-kolam sementara ini bukanlah oasis permanen. Oasis-oasis ini tidak terhubung dengan sisa-sisa vegetasi lebat atau lapisan tanah yang dalam. Sebaliknya, oasis-oasis ini bersifat sementara, terbentuk setelah hujan dan menguap kembali. Meskipun demikian, bahkan luapan air sementara ini pun terbukti cukup memadai bagi masyarakat yang bermigrasi untuk digunakan sebagai batu loncatan melintasi gurun.

    Foto: Nature CommunicationsPuluhan Seni Cadas

    Di dekat playa, 62 panel seni cadas berisi 176 ukiran, 130 di antaranya berukuran asli, didokumentasikan oleh para arkeolog. Ukurannya sungguh mengesankan, ada unta setinggi tiga meter, ibex bertanduk melengkung, serta kuda dan rusa dipahat dengan detail yang realistis. Panel-panel tersebut dipasang pada ketinggian yang luar biasa. Di satu tempat, para pengukir memanjat tebing sempit untuk mengukir 23 unta dan kuda seukuran aslinya di dua sisi tebing, masing-masing selebar 23 meter. Banyaknya karya menunjukkan bahwa ini bukanlah coretan acak, melainkan ekspresi budaya yang bermakna.

    “Ukiran-ukiran besar ini bukan sekadar seni cadas, kemungkinan besar merupakan pernyataan kehadiran, akses, dan identitas,” kata Dr. Maria Guagnin dari Max Planck Institute of Geoanthropology, direktur studi tersebut, dikutip dari Nature Communications.

    Sementara Dr. Ceri Shipton dari University College London mengatakan, “Seni cadas ini menandai sumber air dan garis pergerakan, kemungkinan menandai klaim teritorial dan memori antargenerasi.”

    Berbeda dengan ukiran kuno lainnya yang terkubur di celah-celah batu, ukiran-ukiran Arab ini memang dirancang untuk dilihat. Beberapa di antaranya berada hampir 40 meter di atas permukaan gurun, dan visibilitasnya menjadi bukti keseriusan simbolisnya.

    Petunjuk di Balik Seni

    Di bawah ukiran-ukiran tersebut, para arkeolog menemukan peralatan batu, perapian, manik-manik, pigmen, dan keramik, bahkan sisa-sisa tulang hewan. Di salah satu parit Jebel Arnaan, sebuah alat yang mungkin digunakan untuk mengukir terkubur berlapis-lapis, berasal dari sekitar 12.000 tahun yang lalu. Perapian-perapian tersebut telah dikaji berdasarkan penanggalan radiokarbon dan dipastikan bahwa manusia telah berada di situs tersebut sekitar 12.800 hingga 11.400 tahun yang lalu, pada periode Neolitikum Pra-Tembikar A yang juga ditemukan di Levant.

    Peralatan-peralatan ini merupakan kisah tentang hubungan budaya. Mata panah El Khiam dan Helwan, bor, dan bilah pisau ditemukan oleh para ilmuwan. Manik-manik yang terbuat dari kerang laut impor dari jarak lebih dari 300 kilometer menunjukkan adanya perdagangan atau perjalanan jarak jauh.

    Pigmen seperti bubuk mineral hijau menunjukkan adanya kegiatan simbolis atau seremonial. Semua temuan ini menghubungkan masyarakat gurun Arabia dengan jaringan budaya yang lebih luas, jauh di luar hamparan pasir.

    Penemuan ini lebih dari sekadar gambaran sekilas tentang masa lalu. Hasil-hasil ini menunjukkan bagaimana manusia beradaptasi terhadap tekanan iklim, yang sangat relevan saat ini. Dengan memahami bagaimana masyarakat-masyarakat awal bertahan dalam kondisi yang berfluktuasi dan bergejolak, para peneliti modern lebih mampu menilai akar dari ketahanan manusia.

    Ukiran-ukiran tersebut juga memunculkan ekspresi dan komunikasi budaya, yang menyoroti pentingnya seni sebagai teknik mengingat dan bertahan hidup. Bagi Arab Saudi, penelitian ini menambah kedalaman warisan budaya, menawarkan potensi untuk pelestarian, pembelajaran, dan pariwisata yang akan memungkinkan manusia untuk mengalami sejarah manusia yang kaya.

    (rns/rns)

  • Bos AI Ungkap Kelemahan Besar ChatGPT Cs

    Bos AI Ungkap Kelemahan Besar ChatGPT Cs

    Jakarta

    Model kecerdasan buatan (AI) yang ada saat ini dari perusahaan AI terkemuka seperti OpenAI kemungkinan besar tidak akan menghasilkan terobosan ilmiah besar. Ini bertentangan dengan hype seputar teknologi tersebut dan klaim dari tokoh-tokoh besar di bidang AI.

    Pendapat dari Thomas Wolf itu, salah satu pendiri startup AI Hugging Face senilai USD 4,5 miliar, sangat kontras dengan komentar dari tokoh-tokoh besar di bidang AI, termasuk bos OpenAI Sam Altman dan CEO Anthropic Dario Amodei.

    Ketika Wolf berbicara tentang terobosan ilmiah, yang ia maksud adalah ide-ide dan penemuan baru seperti yang setara dengan Hadiah Nobel. Misalnya saja Nicolaus Copernicus yang dulu berteori bahwa Matahari adalah pusat semesta dan planet-planet mengelilinginya.

    Wolf menjelaskan beberapa kelemahan chatbot saat ini. Pertama, produk seperti ChatGPT dan lainnya sering dirancang menyesuaikan atau sejalan dengan penggunanya. Jika Anda pernah mengajukan pertanyaan ke chatbot, chatbot cenderung memberi tahu betapa menarik atau hebatnya pertanyaan itu, walau tak demikian kenyatannya.

    Yang kedua adalah bahwa model yang mendasari chatbot ini dirancang untuk memprediksi token atau kata berikutnya yang paling mungkin dalam sebuah kalimat.

    Padahal menurutnya, ada dua ciri utama ilmuwan. Yang pertama adalah bahwa ilmuwan yang membuat terobosan besar seringkali bersikap kontradiktif dan mempertanyakan apa yang dikatakan orang lain.

    “Ilmuwan tidak mencoba memprediksi kata berikutnya yang paling mungkin. Ia mencoba memprediksi hal yang sangat baru yang sebenarnya sangat tidak mungkin, tapi sebenarnya benar,” kata Wolf yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Ketertarikannya muncul setelah membaca esai yang ditulis oleh Amodei dari Anthropic, yang berpendapat bahwa biologi dan kedokteran yang didukung AI memungkinkan kita memampatkan kemajuan yang seharusnya dicapai oleh ahli biologi manusia selama 50-100 tahun ke depan jadi 5-10 tahun.

    Menurutnya untuk saat ini, chatbot AI kemungkinan baru akan digunakan sebagai pendamping ilmuwan guna membantu menghasilkan ide-ide baru. Itu sudah terjadi hingga taraf tertentu. Produk AlphaFold dari Google DeepMind telah membantu menganalisis struktur protein yang dijanjikan dapat membantu ilmuwan menemukan obat-obatan baru.

    (fyk/rns)

  • Temuan di Mesir Ungkap Bukti Baru Kisah Nabi Musa

    Temuan di Mesir Ungkap Bukti Baru Kisah Nabi Musa

    Jakarta

    Sebuah bengkel kuno yang digali di Mesir kemungkinan besar menawarkan bukti baru untuk kisah Musa yang dituliskan dalam Alkitab.

    Para peneliti menemukan bengkel peleburan tembaga, beberapa bangunan kuno, dan titik pengamatan di situs Wadi al-Nasb di Sinai Selatan. Di dalam bengkel, tim menemukan tungku untuk melebur tembaga, peralatan untuk menyiapkan bahan baku, wadah peleburan tanah liat, bejana tembikar, dan terak tembaga dalam jumlah besar.

    Situs ini terletak di dekat wilayah pertambangan kuno Serabit el-Khadim, yang secara historis dikenal dengan ekstraksi pirus dan tembaga. Para peneliti menekankan pentingnya sejarah bengkel tersebut, dengan menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno memiliki pengetahuan maju tentang pertambangan dan pembuatan logam, yang penting untuk peralatan, senjata, dan kerajinan.

    Lokasinya juga dekat dengan area yang secara tradisional dikaitkan dengan rute Exodus, termasuk Gunung Sinai. Meskipun para arkeolog belum secara langsung menghubungkan reruntuhan itu dengan Musa atau orang Israel, para peneliti ahli Alkitab mencatat bahwa para pekerja Ibrani atau Israel secara historis bekerja dalam operasi penambangan Mesir, dan prasasti proto-Israel telah ditemukan di Serabit el-Khadim.

    Menurut Book of Exodus, Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, mengembara melalui Gurun Sinai selama 40 tahun dan menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai.

    “Ini menambah dimensi baru pada pemahaman kita tentang sejarah aktivitas industri dan pertambangan di Mesir kuno,” kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir yang mengumumkan penelitian tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Daily Mail.

    Dua bangunan batu pasir juga digali, satu di pintu masuk barat Wadi al-Nasb dan satu lagi di tempat situs tersebut bertemu dengan lembah gurun Wadi al-Sour. Para peneliti meyakini bangunan-bangunan ini berfungsi sebagai menara pengintai bagi para penjaga dan pekerja tambang, tetapi kemudian diubah menjadi fasilitas produksi tembaga selama periode Kerajaan Baru Mesir (1550-1070 SM).

    Tungku dan sisa-sisa tembaga di lokasi tersebut menunjukkan kemampuan pertambangan canggih orang Mesir kuno. Foto: Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir

    Bangunan ketiga di tepi selatan Wadi al-Sour kemungkinan berfungsi sebagai pusat kendali operasi penambangan dan berisi arang dari pohon lokal dan tanah liat murni untuk membuat penutup perapian.

    Pada 1999, ahli Mesir Kuno asal Amerika, Gregory Mumford, menulis: “Tambang-tambang itu dikerjakan oleh tawanan perang dari Asia barat daya yang kemungkinan besar berbicara dalam bahasa Semit Barat Laut, seperti bahasa Kanaan yang merupakan nenek moyang bahasa Fenisia dan Ibrani.”

    Beberapa sarjana Alkitab juga mengutip bukti prasasti proto-Israel di Serabit el-Khadim, yang menunjukkan keberadaan pekerja Semit. Para peneliti bahkan menemukan prasasti untuk salah satu nama Tuhan dalam Alkitab Ibrani di situs tersebut.

    Menurut Alkitab, orang Israel diperbudak di Mesir, dipaksa membangun kota, dan bekerja dalam kondisi yang keras. Kemudian, Tuhan memilih Musa untuk menghadapi Firaun dan menuntut kebebasan mereka. Setelah bencana menimpa Mesir, Firaun membiarkan bangsa Israel pergi, yang kemudian melarikan diri melalui Laut Merah, yang secara ajaib terbelah.

    Musa dikatakan telah menerima Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai selama tahun pertama perjalanan, akhirnya mencapai Tanah Perjanjian, juga dikenal sebagai Kanaan, sekitar tahun 1406 hingga 1407 SM.

    Beberapa ahli Alkitab telah mencatat bukti adanya pekerja Semit di Serabit el-Khadim, termasuk prasasti proto-Israel dan prasasti salah satu nama Tuhan dalam Alkitab Ibrani. Menurut Alkitab, Musa, seorang Ibrani yang dibesarkan di Mesir, memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, menghadapi Firaun dan membimbing mereka melewati Gurun Sinai.

    Selama perjalanan mereka, mereka menerima Sepuluh Perintah di Gunung Sinai dan akhirnya mencapai Tanah Perjanjian, juga dikenal sebagai Kanaan, sekitar tahun 1406-1407 SM.

    (rns/agt)

  • Robot Koki Ini Bisa Memasak Hingga 3.000 Porsi Sehari

    Robot Koki Ini Bisa Memasak Hingga 3.000 Porsi Sehari

    Di Kota Tübingen, Jerman, robot koki yang mampu memasak hingga tiga ribu porsi makanan setiap hari membuat heboh dunia kuliner. Robot ini dirancang dengan teknologi kecerdasan buatan dan sistem otomatisasi canggih yang memungkinkan proses memasak berlangsung cepat, presisi, dan higienis.

    Dengan kemampuan mengatur suhu, waktu masak, serta takaran bahan secara akurat, robot ini menghadirkan standar baru dalam efisiensi dapur industri.

  • Komdigi Cabut Pembekuan TikTok Usai Platform Serahkan Data Live ke Pemerintah

    Komdigi Cabut Pembekuan TikTok Usai Platform Serahkan Data Live ke Pemerintah

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi mencabut status pembekuan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) TikTok Pte. Ltd. Sebelumnya, media sosial asal China itu sempat dibekukan oleh Komdigi walau masih bisa diakses pengguna.

    Keputusan pencabutan status pembekuan TDPSE TikTok ini setelah platform tersebut memenuhi kewajiban penyampaian data yang diminta pemerintah.

    “TikTok telah mengirimkan data yang diminta berkaitan dengan eskalasi traffic dan aktivitas monetisasi TikTok Live pada periode 25-30 Agustus 2025, melalui surat resmi tertanggal 3 Oktober 2025,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar dikutip dari siaran pers, Sabtu (4/10/2025).

    Alexander menjelaskan, data yang diminta Komdigi ini mencakup rekapitulasi harian atas eskalasi traffic, besaran monetisasi, serta indikasi monetisasi yang melanggar secara agregat. Berdasarkan analisis menyeluruh, Komdigi menilai kewajiban penyediaan data telah dipenuhi.

    “Dengan dasar pemenuhan kewajiban tersebut, Komdigi mengakhiri status pembekuan sementara TDPSE dan mengaktifkan kembali status TikTok sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik yang terdaftar,” ungkap Alexander.

    Dengan pencabutan pembekuan ini, masyarakat pengguna TikTok dapat tetap beraktivitas normal, sementara pemerintah memastikan ruang digital tetap sehat, aman, dan transparan.

    Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Komdigi dalam menegakkan hukum dan membangun ekosistem digital yang terpercaya. Seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat) diingatkan untuk mematuhi ketentuan hukum nasional demi keberlanjutan ruang digital Indonesia.

    “Kami akan terus melakukan pengawasan dan komunikasi berkelanjutan dengan seluruh PSE Privat, guna memastikan efektivitas pelaksanaan regulasi serta keberlanjutan ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan kondusif bagi seluruh pengguna,” pungkas Alexander.

    (agt/agt)

  • Review Samsung Galaxy Buds Core, TWS Murah Tapi Komplet

    Review Samsung Galaxy Buds Core, TWS Murah Tapi Komplet

    Jakarta

    Belum lama ini, Samsung merilis Galaxy Buds Core, TWS dengan harga paling murah keluaran vendor asal Korea Selatan itu. Meskipun cukup terjangkau, Galaxy Buds Core punya desain yang menarik serta fitur-fitur yang lengkap, termasuk ANC (Active Noise Cancelling) serta kemampuan AI. Simak review Galaxy Buds Core berikut ini untuk mengetahui kemampuannya.

    Kemasan Galaxy Buds Core. Foto: Fyk/detikinet

    Desain

    TWS Galaxy Buds Core yang kami uji adalah varian berwarna putih dan ada warna lainnya yaitu hitam. TWS ini tanpa tangkai dan tampak premium di segmen TWS terjangkau, tidak terkesan murahan. Permukaannya mengkilap dan dibalut dengan lapisan silikon serta wingtip di bagian atas, untuk membantunya terpasang dengan sempurna di telinga.

    Sisi luarnya merangkap sebagai area sentuh untuk mengoperasikan beberapa fungsi. Di area ini, terdapat dua buah mikrofon di bagian atas dan bawah. Ada mikrofon lain yang terletak di dalam nozzle sehingga total, setiap earbud punya tiga buah mic. Beralih ke dalam, terdapat dua buah pin untuk terhubung dengan pengisi daya di case serta sensor.

    Area sentuh Galaxy Buds Core. Foto: Fyk/detikinetBagian dalam Galaxy Buds Core. Foto: Fyk/detikinet

    Kotak atau case pengisian dayanya sederhana saja dan tampak agak tebal dibandingkan case earbud yang lebih ringkas. Meski begitu, materialnya kokoh, engselnya solid, dan tampaknya awet untuk pemakaian harian. Galaxy Buds Core ini juga dibekali sertifikasi IP54 sehingga tahan air, misalnya percikan air kala gerimis.

    Samsung menyertakan beberapa pilihan ukuran ear tip dan wing dalam paket penjualan Galaxy Buds Core, sehingga pengguna bisa menyesuaikan kombinasi yang paling pas. Akan tetapi tidak disertakan kabel pengisi daya USB type C.

    Galaxy Buds Core Foto: Fyk/detikinet

    Earbudnya sendiri ringan dan langsung menempel di telinga dengan pas dan nyaman. Posisi Galaxy Buds Core dalam pemakaian lama ataupun banyak bergerak tetap stabil tanpa perlu banyak diutak-atik di kuping. Namun ada catatan, mungkin karena warnanya putih, terkadang ada debu atau kotoran yang menempel di TWS atau di dalam case-nya.

    Pemasangan dan fitur

    Menyambungkan Galaxy Buds Core ke ponsel Samsung Galaxy khususnya, sangat seamless. Cukup buka case-nya, aktifkan bluetooth di ponsel, dan notifikasi akan langsung muncul di layar. Lalu cukup dengan satu sentuhan saja, Buds Core sudah siap digunakan. Prosesnya cepat dan sederhana.

    Setelah terhubung, aplikasi Buds Core bisa diakses di menu setting dengan cukup banyak pengaturan fungsi. Pengguna dapat mengatur kontrol sentuhan, memilih mode audio, hingga melacak keberadaan earbud melalui Find my earbuds. Ada pula pilihan equalizer dengan opsi balanced, smooth, clear, bast boost, dynamic, dan treble boost.

    Setting Galaxy Buds Core. Foto: Fyk/detikinet

    Galaxy Buds Core ini menyediakan tiga mode mendengarkan yakni Active Noise Canceling (ANC), Ambient Sound, dan Off. Pergantian antar mode bisa dilakukan dengan cepat lewat menu Buds Core di setting atau bisa juga dengan sentuh dan tahan pada salah satu earbud. Maka, mode akan langsung berubah.

    Kontrol sentuh di TWS ini terasa responsif. Selain untuk mengubah mode, ia juga mendukung perintah seperti play/pause dengan satu sentuhan dan mengganti lagu dengan dua sentuhan.

    Mode ANC bekerja dengan mumpuni untuk TWS di kelas harga ini. Suara bising seperti dengungan kipas, suara kendaraan bermotor, atau keramaian ringan bisa teredam secara signifikan. Saat dicoba di kendaraan umum, suara bising di sekitar mampu teredam dengan baik, apalagi jika volume suara dinaikkan.

    Galaxy Buds Core Foto: Fyk/detikinet

    Mode Ambient Sound berfungsi cukup baik ketika pengguna perlu lebih waspada terhadap lingkungan sekitar, seperti saat berjalan-jalan atau bekerja di kafe. Mode ini memperkuat suara eksternal menggunakan mikrofon internal dan memungkinkan untuk mendengar percakapan, lalu lintas, atau suara lainnya di sekitar tanpa perlu melepas earbud.

    Pengalaman pemakaian dan baterai

    Suara yang disemburkan oleh Galaxy Buds Core memuaskan untuk rentang harganya. Mendengarkan berbagai macam genre musik, bass-nya terdengar berdentam, mid yang baik, dan treble yang nyaman. Lagu pop seperti OST Rangga dan Cinta, Terbuang dalam Waktu oleh Barasuara, sampai Boulevard of Broken Dreams milik Greenday terdengar dengan cukup empuk di telinga.

    Namun demikian memang jika dibandingkan dengan TWS kelas atas, suara musik tidak sangat mendetail dan bass-nya tidak sama bertenaga. Hal itu masih bisa dimaklumi mengingat harganya dan bagi pengguna yang bukan audiophille banget, Galaxy Buds Core sudah lebih dari cukup untuk mendengarkan musik atau panggilan video misalnya.

    Galaxy Buds Core di case-nya. Foto: Fyk/detikinet

    Selama pengujian, kontrol sentuhan di Galaxy Buds Core bekerja dengan lancar tanpa lag. Perintah seperti play/pause, mengganti lagu, atau mengaktifkan dan mematikan mode ANC/Ambient berjalan dengan baik.

    Mengenai sumber dayanya, Galaxy Buds Core ini punya baterai dengan kapasitas 65 mAh di tiap earbuds. Sedangkan charging case-nya dibekali dengan baterai kapasitas 500 mAh.

    Dalam penggunaan normal, baterai ini bisa bertahan cukup lama. Untuk memutar musik dengan posisi ANC aktif atau on, Galaxy Buds Core bisa bertahan sekitar 20 jam non stop. Sementara saat posisi ANC off, ia dapat bertahan selama lebih kurang 35 jam.

    Case-nya mampu memberikan beberapa kali pengisian ulang ke tiap TWS, memastikan pengguna dapat menikmati musik dan fungsi lainnya tanpa cemas saat berada di luar rumah.

    Kesimpulan

    Galaxy Buds Core hadir sebagai TWS paling terjangkau dari Samsung, dijual seharga Rp 799 ribu, namun tak lantas mengorbankan kualitas. Desainnya premium berpadu bobot ringan dan kenyamanan pemakaian, membuatnya tampak lebih mahal dari harganya. Fitur-fitur esensial seperti ANC, Ambient Sound, hingga kontrol sentuh bekerja sangat baik, menjadikannya pilihan solid di kelas entry level.

    Kualitas suara yang dihasilkan juga memuaskan, dengan bass yang berdentam, mid yang cukup rapi, dan treble yang nyaman untuk berbagai genre musik. Memang, detail suara dan kekuatan bass belum menandingi TWS kelas atas, namun hal tersebut wajar mengingat posisi harganya. Untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mendengarkan musik hingga panggilan video, Galaxy Buds Core sudah sangat mumpuni.

    Galaxy Buds Core Foto: Fyk/detikinet

    Dari sisi daya tahan baterai, performanya juga tergolong impresif. Dengan segala keunggulannya, kekurangan kecil seperti tidak adanya kabel pengisi daya dalam paket penjualan atau detail audio yang belum setara TWS premium terasa sepele. Galaxy Buds Core bukan sekadar TWS murah, melainkan perangkat yang menghadirkan pengalaman nyaris lengkap dengan harga bersahabat.

    (fyk/fyk)