Category: Detik.com News

  • Cemburu Berujung Maut di Condet

    Cemburu Berujung Maut di Condet

    Jakarta

    Cemburu asmara membuat seorang pemuda di Condet, Jakarta Timur, kehilangan nyawanya. Pemuda berinisial MH itu tewas setelah ditikam temannya, RS.

    Penikaman terjadi di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, pada Senin (17/11). Satu tewas dan satu lainnya terluka akibat penikaman tersebut.

    Sementara pelaku berhasil diamankan oleh warga dan diserahkan ke polisi. Berikut rangkuman informasi selengkapnya.

    Penikaman Dipicu Asmara

    Polisi menjelaskan pemicu penikaman pria berinisial MR hingga tewas di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur (Jaktim). Penikaman tersebut berawal dari masalah asmara antara pelaku dan korban.

    “Peristiwa bermula dari adanya persoalan pribadi antara korban MH dengan pelaku RS yang dipicu oleh rasa cemburu terkait hubungan pertemanan antara teman perempuan mereka,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jaktim AKBP Dicky Feetoffan, Selasa (18/11).

    Korban bersama seorang rekannya berinisial MNF kemudian mendatangi kos pelaku. Mulanya mereka hendak menyelesaikan masalah tersebut.

    “Namun pelaku tidak berada di lokasi,” bebernya.

    Cekcok Berujung Penikaman

    Saat perjalanan pulang, korban dan pelaku bertemu di sekitar lokasi kejadian. Cekcok antara korban dan pelaku tak terhindarkan hingga terjadi penikaman.

    “Terjadi cekcok hingga pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis sangkur yang telah dipersiapkannya. Pelaku kemudian menyerang kedua korban secara berturut-turut,” tuturnya.

    Satu Tewas dan Satu Terluka

    Polisi mengungkapkan ada dua orang korban dalam peristiwa berdarah ini. Satu orang tewas dan satu lainnya terluka.

    “Iya betul (ada dugaan pembunuhan). Korban ada dua,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dihubungi, Senin (17/11).

    Dihubungi terpisah, Kapolsek Kramat Jati AKP Pesta Hasiholan Siahaan mengatakan peristiwa terjadi pada Senin (17/11) pukul 18.30 WIB. Korban M meninggal dunia setelah lehernya ditikam pelaku, sementara korban A terluka di punggung.

    “Sementara kita masih lakukan penyelidikan. Sementara luka tusuk di leher sebelah kiri. Korban luka di punggung sebelah kanan,” ujarnya.

    Detik-detik Penikaman

    Kasat Reskrim Polres Metro Jaktim AKBP Dicky Fertoffan mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (17/11) sekitar pukul 17.40 WIB. Pelaku sendiri saat ini telah ditangkap polisi.

    “Dalam kejadian tersebut, dua korban menjadi sasaran penyerangan. Korban pertama berinisial MNF (19), meninggal dunia akibat luka tusuk pada bagian leher. Sementara korban kedua berinisial MH (19), mengalami luka serius berupa tiga tusukan pada bagian punggung kanan dan kiri,” kata Dicky, Selasa (18/11/2025).

    Kejadian berawal dari adanya permasalahan pribadi antara korban MH dan pelaku. Persoalan tersebut merupakan masalah asmara di antara keduanya.

    “Dipicu oleh rasa cemburu terkait hubungan pertemanan antara teman perempuan mereka,” jelasnya.

    Kedua korban kemudian mendatangi pelaku untuk menyelesaikan permasalahan itu. Namun saat tiba di lokasi, pelaku tidak ditemukan di kosnya.

    “Saat dalam perjalanan kembali, keduanya bertemu pelaku di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) dan terjadi cekcok hingga pelaku mengeluarkan senjata tajam jenis sangkur yang telah dipersiapkannya,” bebernya.

    Pelaku kemudian menyerang kedua korban secara brutal. Keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian juga menguatkan rangkaian kronologi peristiwa itu.

    “Saksi yang mendengar teriakan meminta tolong segera keluar rumah dan melihat kedua korban tergeletak bersimbah darah,” imbuhnya.

    Sejumlah saksi tersebut kemudian mengamankan pelaku dan barang bukti sebilah sangkur. Saksi kemudian menyerahkannya kepada polisi.

    “Korban MNF dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke RS Polri untuk keperluan autopsi. Sementara korban MH mendapatkan penanganan medis di rumah sakit yang sama,” sebutnya.

    Pelaku Diamankan

    Pelaku saat itu langsung diamankan oleh warga. Dia dijerat dengan pasal pembunuhan.

    “Kasus ini akan diproses sesuai ketentuan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan Pasal 351 ayat 3 KUHP,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, Selasa (18/11).

    Saat ini, pelaku telah ditahan di Mako Polres Metro Jaktim. Pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik kepolisian.

    “Pelaku kini telah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Petugas juga telah melakukan olah TKP, pemeriksaan saksi, pengumpulan barang bukti,” bebernya.

    Halaman 2 dari 4

    (mea/mea)

  • 19 November 2025 Memperingati Hari Apa? Simak Daftar Perayaannya

    19 November 2025 Memperingati Hari Apa? Simak Daftar Perayaannya

    Jakarta

    Pada tanggal 19 November 2025, diperingati sejumlah hari penting nasional dan internasional. Bagi umat Hindu di Indonesia ada peringatan Hari Raya Galungan. Sementara secara global ada peringatan Hari Toilet Sedunia hingga Hari Pria Internasional.

    Menghimpun informasi dari catatan redaksi detikcom, laman National Today dan Days of The Year, berikut serba-serbi hari penting nasional dan internasional yang dirayakan pada tanggal 19 November 2025.

    Galungan merupakan hari raya keagamaan bagi umat Hindu, khususnya di Bali, yang dirayakan setiap 210 hari berdasarkan kalender Saka Bali. Perayaan Galungan adalah untuk memperingati kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma).

    Merujuk pada Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu, 19 November 2025. Rangkaiannya berlangsung mulai sehari sebelum sampai sepuluh hari setelahnya yang diperingati sebagai Hari Raya Kuningan.

    Hari Toilet Sedunia (World Toilet Day) diperingati setiap 19 November untuk menyoroti persoalan sanitasi global yang masih belum merata. Sekitar 2,5 miliar orang di dunia belum memiliki akses rutin kepada toilet yang aman, sementara fasilitas sanitasi yang buruk berkontribusi pada penyebaran berbagai penyakit.

    Hari Pria Internasional (International Men’s Day) dirayakan setiap 19 November sebagai momentum untuk mengangkat isu kesehatan mental dan sosial yang dialami pria. Peringatan ini mengajak masyarakat membangun ruang aman agar pria lebih berani berbicara, mencari bantuan, dan mengatasi stigma yang sering menghambat mereka.

    Selain itu, hari ini turut mendorong penguatan teladan karakter positif seperti tanggung jawab, kepedulian, dan komunikasi. Fokusnya adalah membangun pemahaman baru tentang maskulinitas yang lebih sehat dan konstruktif dalam kehidupan sosial.

    Hari COPD Sedunia diperingati pada Rabu ketiga November dan bertujuan meningkatkan kesadaran tentang Penyakit Paru Obstruktif Kronis (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) yang kerap tidak terdiagnosis. Peringatan ini berlangsung sejak 2002 atas inisiatif Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD).

    Hari ini juga menekankan pentingnya edukasi mengenai faktor risiko seperti merokok dan paparan polusi udara. Melalui momentum ini, publik diingatkan bahwa diagnosis dini dan penanganan tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita COPD.

    Hari Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) diperingati setiap Rabu ketiga November sebagai bentuk apresiasi terhadap teknologi pemetaan dan analisis spasial. GIS memiliki peran besar dalam berbagai bidang seperti perencanaan kota, mitigasi bencana, dan pengelolaan lingkungan.

    Dengan kemampuan menampilkan data geografis secara visual, GIS membantu pengambil kebijakan memahami pola, risiko, dan potensi suatu wilayah. Peringatan ini menjadi ajakan agar lebih banyak orang mengenali manfaat GIS dalam memecahkan masalah sehari-hari.

    Hari Jurnalis Internasional (International Journalist Day), yang jatuh pada 19 November, didedikasikan untuk menghormati kerja jurnalis yang menyampaikan fakta di tengah risiko keselamatan. Hari ini menyoroti bagaimana wartawan di berbagai belahan dunia kerap menghadapi ancaman fisik, tekanan politik, dan hambatan dalam menjalankan tugasnya.

    Momentum ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kebebasan pers sebagai fondasi transparansi dan demokrasi. Hari ini mendorong dukungan publik terhadap lingkungan kerja yang aman dan independen bagi para jurnalis.

    (wia/imk)

  • 2 Terdakwa Perusakan Pos Lalin di Serang Dituntut 5 dan 10 Bulan Bui

    2 Terdakwa Perusakan Pos Lalin di Serang Dituntut 5 dan 10 Bulan Bui

    Serang

    Jaksa penuntut umum (JPU) Kejari Serang menuntut Fathan Nurma’arif (21) dan Jonathan Rahardian Putra (22) dengan hukuman 10 bulan dan 5 bulan penjara. Jaksa meyakini keduanya bersalah melakukan perusakan pos lalu lintas (lalin) di Serang.

    “Menjatuhkan pidana penjara selama 10 bulan dikurangi masa tahanan kepada terdakwa Fathan Nurma’arif,” kata JPU Kejari Serang, Youliana Ayu Rospita, saat membacakan tuntutan di PN Serang, Selasa (18/11/2025).

    Jaksa meyakini Fathan terbukti melakukan pembakaran pos lalin di Bunderan Ciceri Kota Serang. Peristiwa itu terjadi saat kericuhan akhir Agustus 2025.

    Sementara, Jonathan dituntut 5 bulan penjara. Jaksa meyakini Jonathan memiliki niat melakukan perusakan kaca pos lalin saat kericuhan.

    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa (Jonathan) dengan pidana penjara 5 bulan,” kata JPU.

    Sementara, Jonathan Rahardian disebut ikut melempar patahan bambu ke arah pos hingga mengakibatkan kaca jendela pecah.

    (haf/haf)

  • Ruko Kafe 3 Lantai di Jakbar Terbakar, Diduga Kabel Overload Listrik

    Ruko Kafe 3 Lantai di Jakbar Terbakar, Diduga Kabel Overload Listrik

    Jakarta

    Ruko kafe di Jalan Kunir Raya RT 08 RW 07 Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, hangus terbakar. Kebakaran diduga berasal dari kelebihan arus listrik pada kabel lampu.

    Dilansir Antara, Rabu (19/11/2025), kebakaran terjadi pada Selasa (18/11) malam.Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Syaiful Kahfi menyebut api kebakaran diduga berasal dari kabel lampu yang kelebihan arus listrik.

    “Dugaan penyebab sementara karena fenomena kelistrikan berupa overload pada kabel lampu,” kata Syaiful Kahfi.

    Ia mengatakan, sebanyak enam unit pemadam kebakaran dengan total 30 personel dikerahkan. Operasi pemadaman usai pada Selasa tengah malam.

    “Operasi pemadaman dimulai pukul 22.33 WIB, dan pendinginan dilakukan hingga pukul 22.46 WIB, sementara operasi pemadaman dinyatakan selesai pada 23.53 WIB,” kata dia.

    Syaiful menjelaskan, pada awal terjadinya kebakaran, warga sekitar melihat api membesar dari bagian belakang ruko. Kemudian warga memberitahu kepada penyewa ruko bernama Ngadiyon (59). Ia pun langsung berupaya memadamkan api dengan menggunakan APAR.

    “Penyewa ruko sempat mencoba memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), namun api sudah terlanjur membesar dan sulit dikendalikan. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pos pemadam kebakaran Sektor Tamansari,” jelasnya.

    (fca/fca)

  • Banjir Masih Genangi Kebon Pala Jaktim Malam Ini

    Banjir Masih Genangi Kebon Pala Jaktim Malam Ini

    Jakarta

    Banjir terjadi di Kebon Pala, Jakarta Timur, sejak sore hingga malam ini. Banjir menggenangi permukiman di Kebon Pala.

    Dalam foto dan video yang dilihat detikcom, tampak banjir merendam jalanan di kawasan permukiman. Seorang warga, Finka (25), mengatakan ketinggian air sekitar 40-50 cm.

    “Banjir masih terjadi saat ini ya, ketinggian kira-kira 40-50 cm. Air mulai naik sekitar jam 3-4 (sore) kalau nggak salah, itu udah mulai tinggi air,” kata Finka saat dihubungi, Selasa (18/11/2025) pukul 22.30 wIB.

    Finka mengatakan belum ada warga yang mengungsi. Dia mengatakan banjir yang terjadi mengganggu aktivitas warga.

    “(Banjir) pas orang pulang kerja jadi kesulitan warga buat aktivitas,” ujarnya.

    Diketahui, BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 42 RT di Jakarta masih kebanjiran malam ini akibat curah hujan tinggi sejak siang tadi. Tinggi banjir ada yang mencapai 90 cm.

    Banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi serta luapan Kali Krukut dan Sunter. Banjir per pukul 18.00 WIB itu terjadi di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

    (fca/haf)

  • 278 Atlet Siap Bertanding di Kejurnas Pelajar Tarung Derajat Tahun Ini

    278 Atlet Siap Bertanding di Kejurnas Pelajar Tarung Derajat Tahun Ini

    Jakarta

    Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB Kodrat), Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan PB Kodrat bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan menggelar Kejuaraan Nasional Pelajar Tarung Derajat Kemenpora RI 2025.

    Melalui Kejuaraan Nasional Pelajar ini diharapkan akan lahir atlet-atlet Tarung Derajat yang berkualitas. Sehingga ke depannya PB Kodrat memiliki atlet yang mumpuni dari segi kemampuan teknik dan mampu menyebarluaskan keilmuan Tarung Derajat hingga ke mancanegara.

    “Di tengah maraknya penyalahgunaan narkoba, kekerasan remaja, serta derasnya pengaruh media sosial terhadap pembentukan identitas generasi muda, Tarung Derajat terbukti berperan besar dalam membentuk keberanian moral, kekuatan fisik, dan ketangguhan mental generasi muda,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

    Bamsoet juga menjelaskan Kejurnas Pelajar 2025 ini diikuti 278 atlet pelajar dari 25 pengurus provinsi. Jawa Barat mengirim jumlah peserta terbanyak, yakni 35 atlet. Disusul Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 29 atlet. Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Barat, DKI Jakarta, serta Kalimantan Timur juga menunjukkan antusiasme tinggi.

    Nomor pertandingan mencakup kategori seni gerak untuk tingkat SD, seni gerak dan tarung untuk SMP, hingga kelas-kelas spesifik berdasarkan berat badan bagi atlet SMA.

    “Generasi muda memerlukan ruang untuk mengasah diri. Tarung Derajat memberi ruang itu, dengan pendekatan yang memadukan ketangguhan fisik dan ketegasan moral. Dari kejuaraan seperti ini diharapkan lahir atlet mumpuni, pelatih masa depan, dan anak-anak muda yang siap berkontribusi untuk Indonesia,” kata Bamsoet.

    “Bonus demografi harus dikelola secara serius. Olahraga bela diri seperti Tarung Derajat mengajarkan keberanian moral, ketangguhan mental, kecerdasan strategi, dan disiplin diri. Semuanya merupakan syarat yang dibutuhkan ketika generasi muda memasuki dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat,” pungkas Bamsoet.

    Hadir di acara ini pengurus PB Kodrat antara lain Sang Guru Badai, Christophorus MP dan Donni W Mahendro. Hadir pula Penelaah Teknis Olahraga Kemenpora Muhammad Ilyas serta Pelatih Olahraga Ahli Madya Kemenpora Dadan Heri.

    (akd/ega)

  • Menbud Tegaskan Pentingnya Diplomasi Budaya dalam Perkuat Posisi RI

    Menbud Tegaskan Pentingnya Diplomasi Budaya dalam Perkuat Posisi RI

    Jakarta

    Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI menyelenggarakan Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) 2025 di Kampus Universitas Indonesia (UI).

    Berfokus pada tema Defining Cultural Diplomacy: Crossing Cultures, Weaving Worlds, konferensi yang terselenggara melalui kerja sama Kemenbud dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UI ini akan berlangsung selama dua hari dan diikuti para akademisi, diplomat, pembuat kebijakan, serta pelaku budaya dari berbagai negara.

    Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon dalam sambutannya menegaskan pentingnya diplomasi budaya sebagai kekuatan strategis dalam membangun hubungan internasional dan memperkuat posisi Indonesia di dunia.

    “Mengusung semangat ‘Defining Cultural Diplomacy: Crossing Cultures, Weaving Worlds’, IICCD mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan bagaimana budaya terus membentuk hubungan internasional serta praktik diplomasi, serta meneguhkan kembali komitmen kolektif kita untuk memajukan budaya sebagai kekuatan penting dalam peradaban global,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

    Fadli Zon juga menyoroti bahwa diplomasi budaya merupakan bagian penting dari soft power meski belum memiliki definisi tunggal yang disepakati secara global. Diplomasi budaya, menurutnya beririsan dengan diplomasi publik, penjenamaan, promosi budaya, dan industri kreatif. Karena itu, IICCD diselenggarakan sebagai ruang untuk mengkaji ulang konsep-konsep tersebut dan merumuskan fondasi diplomasi budaya yang relevan.

    “Di berbagai disiplin dan institusi, diplomasi budaya beririsan dengan diplomasi publik, nation branding, promosi budaya, hingga industri budaya. Konferensi ini menjadi ruang penting untuk mengkaji secara kritis, memperjelas konsep, serta merumuskan tujuan diplomasi budaya di abad ke-21,” ujarnya.

    Di akhir sambutannya, Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada para mitra, akademisi, dan peserta konferensi atas kontribusi dalam memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Fadli Zon berharap forum ini menjadi ruang strategis untuk membahas isu-isu kunci seperti repatriasi, keberlanjutan, warisan budaya maritim, museum, musik, budaya populer, pertukaran kreatif, media, dan sinema.

    Forum ini berperan sebagai jembatan antara teori dan praktik, serta bagian dari ekosistem kerja sama budaya seperti forum CHANDI dan Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS).

    “Semoga forum ini memperkuat tekad kita untuk menempatkan budaya di jantung dialog, kerja sama, dan kemajuan global,” sambungnya.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Inovasi dan Riset Berdampak Tinggi, Universitas Indonesia, Chairul Hudaya, juga menyoroti peran penting dunia akademik dalam mengawal diplomasi budaya melalui riset, perspektif kritis, dan komitmen terhadap inklusivitas. Ia juga mengapresiasi IICCD dapat diselenggarakan di FISIP Universitas Indonesia.

    “Saya mengapresiasi IICCD menyediakan ruang dari berbagai latar belakang untuk meninjau kembali diplomasi budaya dalam dunia yang terus berubah. Konferensi ini mendorong kita melihat melampaui narasi yang lazim dan mengeksplorasi bagaimana praktik budaya, baik tradisional maupun kontemporer dapat berkontribusi pada perdamaian, saling pengertian, dan pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.

    Adapun Indonesia International Conference on Cultural Diplomacy (IICCD) diikuti tak kurang dari dua ratus peserta yang terdiri dari akademisi, komunitas hingga pembuat kebijakan dengan menghadirkan para pembicara ahli di bidang Arkeologi, Antropologi, Museum, dan Hubungan Internasional dari Indonesia, Singapura, Portugal, Australia, UEA, Jerman, Kenya, dan Ukraina.

    Selama dua hari IICCD akan menjadi forum untuk merumuskan kembali diplomasi budaya melalui pengalaman lokal dan dinamika global yang terus berubah serta memperkuat kolaborasi antara institusi, akademisi, komunitas, dan pembuat kebijakan guna menghasilkan keluaran dan jejaring yang berdampak.

    Sebagai informasi, acara pembukaan IICCD turut dihadiri oleh Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Dwi Ardhani Sri Sundrijo, Perwakilan Kedutaan Besar Negara Uruguay, Belarusia, Belanda, Serbia, Somalia, Ukraina, Malaysia, Brunei, Filippina, Turki, Tanzania, dan Sudan. Mendampingi Menteri Kebudayaan hadir di antaranya Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; dan Direktur Kerja Sama Kebudayaan, Mardisontori.

    (akd/ega)

  • Densus 88 Imbau Orang Tua Deteksi Dini Perilaku Anak, Cegah Ideologi Radikal

    Densus 88 Imbau Orang Tua Deteksi Dini Perilaku Anak, Cegah Ideologi Radikal

    Jakarta

    Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengimbau orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas daring anak secara berkala. Hal itu untuk mencegah anak menjadi korban paparan ideologi radikal hingga target rekrutmen jaringan terorisme.

    “Orang tua punya kendali terhadap anaknya. Ambil handphone (ponsel) putra-putrinya, secara sidak seperti itu,” kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

    Dia mengungkapkan, kelompok teror kerap menggunakan media sosial hingga game online untuk menarik perhatian anak-anak. Mereka juga menggunakan latar belakang agama untuk mendoktrin anak dengan paham radikal.

    “Mungkin kalau di dalam jaringan terorisme ini dengan menggunakan latar belakang ideologi kanan atau agama. Mungkin ada pertanyaan seperti ini ya, ‘manakah yang lebih baik antara Pancasila dengan kitab suci?’, gitu salah satu jebakan pertama,” tutur Mayndra mencontohkan.

    Padahal, jelas Mayndra, Pancasila dan kitab suci merupakan sesuatu yang tidak apple to apple. Sebab, keduanya merupakan hal yang berbeda.

    “Sesuatu yang tidak bisa diperbandingkan, dikomparasikan, karena dua-duanya ini memiliki posisi yang berbeda. Kemudian anak pastinya akan menjawab kitab suci lebih baik dari Pancasila, gitu,” lanjut Mayndra.

    Maka dari itu, ia mendorong orang tua untuk mengecek ponsel anak untuk mencegah menjadi korban rekrutmen terorisme.

    Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong orang tua harus melek akan media. Sebab, banyak orang tua baru menyadari anaknya terpapar radikalisme setelah kasusnya terungkap.

    Ratna menyebut perubahan perilaku anak sering terlambat dideteksi oleh orang tua. Karena itu, dia menekankan sensitivitas orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang anak.

    “Sensitivitas orang tua menjadi sangat penting, keluarga menjadi sangat penting. Karena perubahan perilaku itu seringkali terlambat dalam melakukan deteksi dini,” ucapnya.

    Di sisi lain, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau orang tua agar tidak abai terhadap aktivitas anak. Pengawasan tetap penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari maupun aktivitas anak di dunia maya.

    “Tentu orang tua harus punya komunikasi yang baik dengan anak, jangan abai anak berteman dengan siapa di media sosial,” tutur Ketua KPAI, Margaret Aliyatul.

    Dia meminta orang tua rutin memeriksa grup yang diikuti anak. Menurut dia, akan lebih baik jika orang tua memiliki kesepakatan bersama anak mengenai pemeriksaan perangkat.

    “Cek anak bergabung dengan grup apa saja. Punya komitmen bersama dengan anak bahwa orang tua perlu sewaktu-waktu melakukan sidak terkait dengan HP atau gadget atau media sosial anak,” imbau Margaret.

    (ond/whn)

  • Pria Thailand Tewas di Perbatasan Kamboja, Diduga Korban Perdagangan Manusia

    Pria Thailand Tewas di Perbatasan Kamboja, Diduga Korban Perdagangan Manusia

    Jakarta

    Seorang pria Thailand yang diidentifikasi bernama Sarawut atau dikenal Toto ditemukan tewas di dalam sebuah gedung di sisi wilayah Poipet, perbatasan Thailand dan Kamboja. Kematian Sarawut diduga berkaitan dengan praktik perdagangan manusia di sana.

    Dilansir The Star, Selasa (18/11/2025), jenazah Sarawut ditemukan di lantai enam Gedung B, kantor nomor 218. Lokasi tersebut sama dengan ditemukannya seorang perempuan Thailand dari Phang-nga bernama Suda dalam kondisi tewas beberapa waktu sebelumnya.

    Kesaksian dari para penyintas dan saksi secara konsisten menunjukkan Sarawut diserang secara brutal. Dia disebut dipukuli dengan benda seperti logam dan disetrum hingga berakhir tewas.

    Laporan tambahan menyatakan perintah untuk membunuh berasal dari seorang pemodal asal China. Sementara, para penyerangnya ialah warga negara Thailand yang merupakan anggota jaringan perdagangan manusia dan kerja paksa.

    Seorang teman Sarawut yang berhasil lolos dari jaringan dan kini berada di lokasi aman, menghubungi Pusat Yayasan Immanuel (IMF) untuk meminta bantuan dalam memulangkan jenazah Sarawut ke Thailand. Teman tersebut mengklaim ada tanda-tanda bahwa kelompok tersebut berencana untuk menguburnya diam-diam guna menyembunyikan kejahatan tersebut.

    Dalam Kasus Suda, seorang perempuan Thailand berusia 26 tahun yang meninggal di lokasi Sarawut ditemukan, akhirnya ditemukan di Phnom Penh tepat sebelum dikremasi di sebuah kuil.

    Pada 13 November, jenazah Suda ditemukan di sebuah kuil di Phnom Penh, tempat jenazahnya sedang dipersiapkan untuk dikremasi. Jenazahnya kini berada di bawah perawatan Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh sambil menunggu prosedur pemulangan jenazahnya ke Thailand. Keluarganya kini berharap dapat melaksanakan ritual keagamaan yang layak untuknya.

    (fca/haf)

  • Hadapi Ancaman Non-Militer, Pasal 30 UUD 1945 Dinilai Perlu Direvisi

    Hadapi Ancaman Non-Militer, Pasal 30 UUD 1945 Dinilai Perlu Direvisi

    Jakarta

    Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Benny K. Harman menilai Pasal 30 UUD 1945 masih berpijak pada paradigma lama yang hanya fokus pada ancaman fisik, sementara Indonesia kini menghadapi ancaman non-militer yang jauh lebih kompleks. Ia menegaskan perlunya pembaruan konsep pertahanan nasional agar mampu merespons ancaman pangan, energi, siber, dan disrupsi internal.

    “Tantangan kita hari ini bukan hanya pada ancaman militer. Ancaman pangan, energi, lingkungan hidup, hingga serangan siber menjadi isu krusial yang menentukan ketahanan nasional. Jika bangsa ini bergantung sepenuhnya pada pangan dari luar, negara bisa masuk dalam situasi yang membahayakan,” ujar Benny dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

    Hal itu disampaikan dalam Forum Group Discussion (FGD) Kelompok V Badan Pengkajian MPR RI bertema ‘Pertahanan dan Keamanan Negara’ di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Politisi Demokrat itu menyoroti bahwa Pasal 30 sebetulnya telah mengatur tiga pilar pertahanan dan keamanan negara (TNI, Polri, dan rakyat). Namun, perkembangan ancaman modern menuntut perumusan ulang konsep pertahanan yang lebih adaptif.

    Ia juga menyampaikan kekhawatiran terkait kerentanan Indonesia sebagai negara majemuk dapat dimanfaatkan oleh aktor-aktor asing maupun kelompok berkepentingan di dalam negeri. Ancaman disrupsi internal dianggap justru lebih berbahaya daripada ancaman militer terbuka.

    “Yang lebih menakutkan adalah kemampuan pihak tertentu untuk melemahkan bangsa dari dalam. Isu pangan, energi, dan penguasaan sumber daya alam menjadi titik kritis. Jika tidak dikelola dengan baik, itu bisa menjadi alat untuk melemahkan kedaulatan kita,” terangnya.

    Menurutnya, banyak undang-undang terkait keamanan nasional termasuk Undang-Undang Terorisme, Undang-Undang Pertahanan, dan sejumlah regulasi turunan belum dirumuskan secara lengkap. Contoh paling jelas adalah persoalan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang tidak berjalan optimal karena tidak memiliki pedoman operasional yang tuntas.

    “Secara teori hukum, sebuah sistem harus runtut dari Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hingga aturan pelaksana. Namun saat ini banyak celah yang membuat lembaga negara kebingungan dalam bertindak,” tegasnya.

    “Ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan ekonomi adalah bagian dari elemen power nasional. Tanpa postur yang jelas, pemerintah sulit menilai kesiapan menghadapi ancaman non-militer maupun hibrida,” jelasnya.

    Puguh menyebutkan pentingnya Indonesia segera memiliki Undang-Undang Keamanan Nasional (Kamnas) sebagai ‘fishbone’ tata kelola keamanan yang nantinya menjadi dasar pembentukan Dewan Keamanan Nasional atau lembaga serupa yang berada langsung di bawah Presiden.

    Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) I Gede Sumertha menegaskan Indonesia membutuhkan pembenahan besar pada tata kelola pertahanan dan keamanan untuk menghadapi ancaman modern yang semakin kompleks.

    Sumertha juga menjelaskan meskipun kerangka hukum sudah memisahkan urusan pertahanan dan keamanan, secara praktik kedua sektor tersebut membutuhkan penyatuan koordinasi melalui strategi keamanan nasional (national security).

    Ia juga menyoroti bahwa peraturan terkait tugas TNI selain perang masih minim, sehingga sering terjadi tumpang tindih dengan Polri, khususnya dalam operasi di Papua.

    “Tidak ada Rule of Engagement yang jelas, tidak ada SOP lintas institusi. Bahkan latihan bersama pun hampir tidak pernah dilakukan,” ujarnya.

    Selain itu, ia menekankan Indonesia masih kekurangan doktrin pertahanan non-militer, padahal ancaman saat ini tidak hanya bersifat militer, namun juga mencakup ancaman kesehatan, ekonomi, digital, hingga genomik.

    Sumertha pun menegaskan Indonesia membutuhkan grand strategy keamanan nasional yang terintegrasi serta didukung oleh regulasi, komando, dan koordinasi lintas sektor yang jelas.

    “Selama kita tidak punya National Security Council, tidak punya doktrin non-militer, dan belum rapi dalam kerja lintas lembaga, maka respons kita terhadap ancaman modern akan selalu tertinggal,” pungkasnya.

    Pada kesempatan yang sama, Laksda TNI Ivan Yulivan menyampaikan strategi pertahanan Indonesia perlu menyesuaikan dengan ancaman kontemporer yang bersifat hybrid dan berbasis teknologi tinggi. Selain itu, perlu pembaharuan dengan pemanfaatan intelijen, AI, dan kolaborasi riset ilmiah.

    “Tidak mungkin Indonesia diserang secara head-to-head karena biaya dan luas wilayah yang sangat besar. Ancaman modern datang dari dalam, menghancurkan ekonomi, demokrasi, perilaku, dan sistem informasi,” tambahnya.

    Ivan juga menyampaikan pentingnya integrasi lintas lembaga dan peran rakyat dalam pertahanan negara. Selain itu, perlunya koordinasi antara DPN, TNI, Polri, kementerian, lembaga riset, serta industri pertahanan untuk menyusun kebijakan terintegrasi dan menghadapi ancaman global seperti cyber attack, satelit, dan propaganda internasional.

    Persiapan teknologi dan industri pertahanan, kata Ivan, adalah hal yang juga dinilai sangat penting. Ia juga mengingatkan bahwa peran rakyat, integrasi strategi, dan modernisasi doktrin pertahanan merupakan kunci agar Indonesia dapat menghadapi ancaman masa depan dengan efektif dan terukur.

    “Penguatan drone, rudal taktis, kapal patroli, serta sistem AI harus menjadi prioritas, karena perang modern bukan lagi fisik langsung, tapi informasi dan teknologi,” katanya.

    Diskusi ini dihadiri oleh anggota Badan Pengkajian MPR RI, di antaranya Heri Gunawan dari Fraksi Partai Gerindra, Mayjen TNI (Purn) Hasanuddin dari Fraksi PDIP, Jialyka Maharani, Al Hidayat Samsu, dan Jupri Mahmud dari Kelompok DPD.

    (akd/akd)