Category: Detik.com News

  • Tersinggung Ditatap, Pria di Sumsel Pukul Kepala Teman Pakai Botol Miras

    Tersinggung Ditatap, Pria di Sumsel Pukul Kepala Teman Pakai Botol Miras

    Jakarta

    Pria bernama Edo Julian (29) ditangkap polisi akibat memukul kepala temannya, Asnawi (42) dengan botol hingga berdarah. Pelaku tega melakukan aksinya karena tersinggung ditatap oleh korban.

    Dilansir detikSumbagsel, Minggu (12/10/2025), peristiwa ini terjadi di Desa Lubuk Ngin Baru, Kecamatan Selangit, Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada Selasa (10/6) sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, korban tengah menghadiri acara ulang tahun anak temannya yakni Bonang.

    “Dalam acara itu ada musik organ jadi memang ramai biasanya orang-orang datang. Sekitar pukul 22.15 WIB korban berpisah dengan temannya karena mau ke warung beli rokok. Setelah membeli rokok dan duduk sebentar di warung itu, tiba-tiba kepala korban dipukul oleh tersangka menggunakan botol malaga (merek minuman keras),” kata Kanit Pidum Satreskrim Polres Musi Rawas Ipda Novra Robialda saat dikonfirmasi detikSumbagsel.

    Akibat pemukulan itu, kepala korban mengalami luka sobek dan luka gores di alis hingga mengeluarkan darah. Saat dilihat, ternyata yang melakukan pemukulan tersebut adalah Edo yang merupakan temannya sendiri. Korban pun melaporkan kejadian ini ke Polres Musi Rawas.

    “Saat penyelidikan, kami berusaha memanggil tersangka sebanyak dua kali namun ternyata dia sudah kabur. Kemudian pada Sabtu (11/10/2025), kami mendapatkan informasi bahwa tersangka sudah pulang ke rumahnya di Dusun I, Desa Lubuk Ngin Baru. Sehingga kami pun langsung menangkapnya saat ia sedang tidur sekitar pukul 01.00 WIB,” ucapnya.

    “Motifnya karena tersinggung gara-gara mereka saling bejelitan (tatap-tatapan). Dari keterangan korban dan saksi juga, diduga tersangka saat itu sedang mabuk juga,” imbuhnya.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/whn)

  • Menanti Pemimpin Dunia Kumpul di Mesir Bahas Perdamaian Gaza

    Menanti Pemimpin Dunia Kumpul di Mesir Bahas Perdamaian Gaza

    Jakarta

    Para pemimpin dunia akan berkumpul di Mesir untuk menggelar pertemuan puncak internasional untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron direncanakan hadir.

    Dilansir Channel News Asia, Minggu (12/10/2025), pertemuan para pemimpin dunia itu akan digelar di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin (13/10). Pertemuan untuk menyelesaikan kesepakatan mengakhiri perang di Gaza itu akan dihadiri oleh lebih dari 20 pemimpin dunia.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan berkunjung ke Mesir untuk menghadiri KTT Perdamaian Sharm El Sheikh. Para pemimpin dunia akan menandatangani perjanjian perdamaian yang ditengahi AS yang bertujuan mengakhiri konflik di Gaza.

    Fase pertama dari rencana tersebut akan dimulai dengan pembebasan sandera dan tahanan Palestina pada Senin (13/10). Pemerintah Inggris menyebut hal itu menandai ‘titik balik bersejarah’ setelah 2 tahun perang.

    Starmer disebut akan memberikan penghormatan atas peran Trump dan upaya diplomatik Mesir, Qatar, dan Turki dalam menengahi kesepakatan tersebut. Starmer diperkirakan akan menyerukan koordinasi internasional yang berkelanjutan untuk melaksanakan fase selanjutnya, yang mencakup pengerahan misi pemantauan gencatan senjata dan pembentukan pemerintahan transisi di Gaza.

    Starmer akan menegaskan kembali ‘dukungan teguh’ Inggris untuk membantu mengamankan gencatan senjata dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga akan bertolak ke Mesir untuk membahas implementasi rencana perdamaian yang diajukan oleh Trump.

    Macron juga akan menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap solusi dua negara sebagai dasar perdamaian, keamanan, dan rekonstruksi abadi di kawasan tersebut. Trump dan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, diperkirakan akan memimpin KTT tersebut.

    Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah membahas pengaturan pertemuan tersebut. Termasuk soal partisipasi internasional dalam KTT Sharm El-Sheikh, serta persiapan implementasi fase pertama kesepakatan.

    Dipimpin Trump dan Presiden El-Sisi

    Presiden AS Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi akan memimpin KTT perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, besok. Pertemuan untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina, itu akan dihadiri para pemimpin dunia dan juga Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    “Pertemuan ini akan bertujuan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan mengawali era baru keamanan regional,” demikian pernyataan kantor Presiden El-Sisi, dilansir AFP, Minggu (12/10).

    Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa sebuah dokumen untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza diperkirakan akan ditandatangani selama pertemuan bersejarah tersebut.

    “KTT tersebut bertujuan untuk meresmikan babak baru perdamaian dan keamanan… dan meringankan penderitaan rakyat Palestina di Gaza,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

    Terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memastikan dirinya akan hadir. Demikian pula Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga akan berkunjung ke Sharm el-Sheikh. Dewan Eropa akan diwakili oleh presidennya, Antonio Costa.

    “Rencana untuk Gaza menawarkan peluang nyata untuk membangun perdamaian yang adil dan berkelanjutan, dan Uni Eropa berkomitmen penuh untuk mendukung upaya ini dan berkontribusi pada implementasinya,” kata juru bicara Dewan Eropa.

    Raja Yordania, Abdullah II, juga diperkirakan akan hadir. Namun, hingga saat ini belum ada kabar langsung mengenai kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sementara Hamas telah menyatakan tidak akan berpartisipasi.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/fas)

  • Wahana ‘Ombak Banyu’ Pasar Malam di Purworejo Ambruk, 10 Penumpang Terluka

    Wahana ‘Ombak Banyu’ Pasar Malam di Purworejo Ambruk, 10 Penumpang Terluka

    Jakarta

    Sebuah wahana ‘ombak banyu’ di pasar malam Purworejo, Jawa Tengah, tiba-tiba ambruk. Peristiwa itu menyebabkan 10 orang terluka.

    Dilansir detikJateng, Minggu (12/10/2025), insiden ambruknya wahana ‘ombak banyu’ itu terjadi di pasar malam di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener, Purworejo, pada Sabtu (11/10) malam kemarin. Kejadian ini terekam kamera pengunjung hingga viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar, awalnya wahana ‘ombak banyu’ berjalan seperti biasa dengan puluhan orang menaikinya. Namun tiba-tiba wahana itu patah dan ambruk serta diiringi jeritan penumpang wahana serta pengunjung lain. Beberapa orang tampak tergeletak di tanah.

    Peristiwa ambruknya wahana ‘ombak banyu’ pasar malam di Desa Kaliboto ini dibenarkan oleh Kapolsek Bener AKP Budi Priyanto. Ia menyebut 10 orang terluka dalam kejadian tersebut.

    “Njih (iya). Korban luka sekitar 10 orang,” kata AKP Budi Priyanto saat dihubungi detikJateng.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/whn)

  • Tutup PORNAS KORPRI, MenPAN-RB Ajak Tingkatkan Sinergi Antar Institusi

    Tutup PORNAS KORPRI, MenPAN-RB Ajak Tingkatkan Sinergi Antar Institusi

    Jakarta

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini secara resmi menutup Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) KORPRI XVII 2025 yang diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (11/10).

    Keluar sebagai juara umum I dengan perolehan emas terbanyak, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan perolehan 18 emas, Juara Umum II Provinsi Sumatera Selatan dengan perolehan 9 emas dan Provinsi Jawa Barat Juara Umum III dengan perolehan 9 emas.

    Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rini menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh kontingen dan menyampaikan bahwa kegiatan olahraga PORNAS KORPRI XVII 2025 selain mencari prestasi juga menjadi silaturahmi, persahabatan, dan kebersamaan.

    “Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dewan Pengurus Nasional KORPRI, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, panitia penyelenggara, para atlet, ofisial, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam suksesnya kegiatan besar ini. Tanpa kerja sama dan koordinasi yang baik, acara sebesar ini tidak akan berlangsung sehangat dan seindah malam ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (12/11/2025).

    Rini juga mengatakan bahwa pentingnya peranan Korpri dalam menjaga kebersamaan ASN di seluruh Indonesia dalam bentuk partisipasi olahraga.

    Rini menyatakan tema ‘KORPRI Bersinergi dalam Prestasi’ sangat relevan dengan semangat reformasi birokrasi yang dijalankan. ASN merupakan satu tubuh yang bergerak bersama saling bersinergi untuk memberikan pelayanan publik yang semakin baik, semakin cepat, dan semakin berdampak bagi masyarakat.

    “Dari olahraga kita belajar bahwa kemenangan tidak datang dari kekuatan individu, tetapi dari kekompakan dan kepercayaan antar-anggota tim. Nilai-nilai inilah yang juga menjadi fondasi bagi ASN di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

    “Semoga pengalaman berharga dari ajang ini mempererat jaringan dan solidaritas antar ASN, serta menjadi inspirasi untuk terus meningkatkan kinerja, loyalitas, dan pelayanan kepada masyarakat,” tutupnya.

    (akd/akd)

  • Polisi Ungkap Pemicu Istri Tusuk Suami Pakai Gunting di Bogor

    Polisi Ungkap Pemicu Istri Tusuk Suami Pakai Gunting di Bogor

    Bogor

    Pasangan suami istri (pasutri) Nasrudin dan Mulyani, terlibat cekcok mulut berujung pemukulan dan penusukan di rumah kontrakan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Cekcok diawali rekaman video yang membuat anak muntah dan ketakutan serta pintu rumah jatuh dan menimpa kepala anak mereka.

    “Ketegangan meningkat malam hari, setelah Nasrudin memperlihatkan video yang tidak pantas kepada anak mereka yang masih berusia dua tahun enam bulan hingga membuat sang anak muntah dan menangis ketakutan,” kata Kapolsek Klapanunggal Iptu Gayuh Agrisukma, Minggu (12/10/2025).

    Saat Mulyani menenangkan sang anak tiba-tiba pintu rumah terjatuh menimpa kepala anak mereka. Pertengkaran Kembali terjadi di antara keduanya.

    “Saat Mulyani menenangkan dan mengganti pakaian anaknya (karena terkena muntahan), tanpa sengaja pintu rumah menimpa kepala sang anak. Hal tersebut memicu pertengkaran kembali antara pasangan suami istri itu,” lanjutnya.

    Dalam pertengkaran atau cekcok mulut tersebut, Nasrudin sempat memukul kepala istrinya menggunakan kayu dan tempat sampah hingga benjol dan memar. Mulyani yang emosi, kemudian menusukkan gunting ke lengan suaminya.

    “Dalam situasi emosi yang memuncak, Mulyani yang saat itu memegang gunting mengayunkan benda tersebut ke arah Nasrudin dengan mata terpejam, hingga mengenai lengan kiri Nasrudin,” lanjutnya.

    “Seorang wanita bernama Mulyani diduga melakukan penusukan terhadap suami sirinya, Nasrudin menggunakan sebuah gunting. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka tusuk di bagian lengan kiri,” kata Kapolsek Klapanunggal Iptu Gayuh Agrisukma dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2025).

    (dwr/dwr)

  • 654 Dubalang Penjaga Sungai Kuantan Dikukuhkan di Kuansing

    654 Dubalang Penjaga Sungai Kuantan Dikukuhkan di Kuansing

    Kuantan Singingi

    Gubernur Riau Abdul Wahid mengukuhkan ratusan dubalang untuk menjaga alam, khususnya Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Pengukuhan dubalang ini bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kuansing yang ke-26.

    Pengukuhan dubalang digelar di Tepian Narosa, Kuansing, Minggu (12/10/2025) dalam apel yang dipimpin oleh Gubernur Riau, didampingi Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan Pangdam XIX/Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo. Dubalang merupakan pengamanan swakarsa dengan kearifan lokal, sama halnya dengan Pecalang di Bali.

    Dalam amanatnya sebagai inspektur apel, Abdul Wahid menyerukan agar Dubalang Kuantan yang baru dikukuhkan dapat mengemban tugas berat sebagai penjaga alam di Sungai Kuantan dan Sungai Singingi, sejalan dengan upaya merawat marwah Bumi Lancang Kuning. Pengukuhan Dubalang Kuantan ini ditandai dengan penyerahan tongkat komando dari Kapolda Riau dan Pangdam Tuanku Tambusai, yang menurut Gubernur, merupakan simbol dimulainya tugas bagi para Dubalang.

    “Dubalang Kuantan yang telah dikukuhkan pada hari ini diharapkan menjadi penjaga alam di Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Penyerahan Tongkat Komando dari Bapak Kapolda Riau dan Pangdam Tuanku Tambusai menandakan bahwa tugas Dubalang sudah bisa dilaksanakan mulai hari ini,” ujar Abdul Wahid.

    Sebanyak 654 dubalang dikukuhkan untuk menjaga Sungai Kuantan di Kuansing. Pengukuhan ini dihadiri Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Foto: dok. Polda Riau

    Gubernur secara khusus menekankan agar tidak ada toleransi bagi para perusak lingkungan, termasuk bagi pelaku yang berdalih mencari nafkah. Abdul Wahid juga mengimbau agar dubalang tidak melakukan negosiasi dengan pelaku penambang emas tanpa izin (PETI).

    Ia berharap seluruh Dubalang di desa dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab serta senantiasa berkoordinasi dengan kepala desa maupun lurah setempat.

    Pengukuhan Dubalang Kuantan ditandai dengan penyerahan tongkat komando dari Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan Pangdam XIX/Tuanku Tambusai Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo. Foto: dok. Polda Riau

    “Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap Bapak Kapolda beserta Pangdam yang mana sudah sangat perhatian terhadap kita, khususnya di Kabupaten Kuansing. Pembentukan Dubalang Kuantan ini ini merupakan salah satu usulan dari Bapak Kapolda beserta Pangdam,” ungkapnya.

    Gubernur berharap, dengan sinergi antara pemerintah daerah, TNI-Polri, dan Dubalang, kelestarian alam Bumi Melayu Riau, khususnya Kabupaten Kuansing, dapat terwujud.

    “Insyaallah dengan bersama-sama kita menjaga alam, baik itu dari pemerintah daerah, TNI-Polri dan Dubalang, alam Bumi Melayu Riau khususnya Kabupaten Kuansing menjadi lestari,” tutupnya.

    (mea/imk)

  • Kisah Mantan Pengemis Penyandang Polio yang Kini Menjadi Dokter

    Kisah Mantan Pengemis Penyandang Polio yang Kini Menjadi Dokter

    Jakarta

    Li Chuangye adalah seorang dokter berusia 37 tahun yang telah menginspirasi jutaan orang di dunia maya. Saat masih kanak-kanak dia hidup dengan polio, dan dipaksa mengemis. Dia baru belajar membaca pada usia 16 tahun.

    Lahir pada 1988 di Provinsi Henan dari keluarga petani miskin, Li Chuangye terjangkit polio saat berusia tujuh bulan. Penyakit itu menyebabkan Li tidak bisa berjalan. Ke mana-mana, dia harus berjongkok.

    Semasa kecil, Li bermimpi pergi ke sekolah membawa tas ransel seperti anak-anak lain, tetapi ia sering diejek. Beberapa anak menyebutnya “sampah”, dan ia “hanya bisa makan dan tidak punya kegunaan lain”.

    “Ini sangat menyakitkan saya,” kata Li.

    Ketika Li berusia sembilan tahun, orang tuanya mendengar bahwa operasi kaki akan membuat Li bisa berjalan. Mereka lalu meminjam banyak uang untuk operasi tersebut.

    Harapan Li untuk bisa berjalan lagi, begitu tinggi.

    Namun operasi itu gagal.

    Harapan Li untuk bisa berjalan hancur seketika. Akibatnya, dia terjerumus ke dalam depresi berat. Dia merasa hidupnya tak berarti. Bahkan, dia pernah mengatakan kepada ibunya bahwa dia lebih baik mati.

    Dr Li ChuangyeLi Chuangye menyiarkan pendakiannya kepada ribuan orang di dunia maya.

    Kata-kata sang ibu sangat menyentuh Li.

    “Saya memikirkan betapa besar pengorbanan orang tua dan keluarga untuk saya. Saya pun menangis tersedu-sedu. Saya menyadari bahwa saya harus hidup, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk mereka,” kata Li.

    Tak lama kemudian, seorang pria dari luar kota datang ke desa tempat tinggal Li. Pria itu mencari anak-anak difabel untuk berjualan dupa di kuil.

    Dia berjanji kepada Li akan mengirimkan uang sebesar gaji bulanan ayahnya saat itu.

    “Orang tua saya sangat menentangnya, tetapi saya melihatnya sebagai kesempatan untuk mencari nafkah dan meringankan beban keluarga saya,” kata Li.

    Li setuju mengikuti pria itu.

    Mengemis di jalan

    Namun, janji pekerjaan itu bohong belaka.

    Li mengklaim bahwa orang asing itu menjalankan bisnis mengemis dengan memperkerjakan anak-anak difabel.

    Selama tujuh tahun berikutnya, Li mengaku dipaksa mengemis di jalanan bersama anak-anak penyandang disabilitas lainnya.

    Pada malam pertamanya bersama “bos” barunya, salah satu anak memperingatkan Li untuk bekerja keras atau ia akan dipukuli. Ternyata ini benar.

    Keesokan paginya, Li ditinggalkan di trotoar, bertelanjang dada. Kakinya dipelintir di punggungnya dalam pose yang akan mengundang lebih banyak simpati khalayak.

    Baca juga:

    Li tidak mengerti mengapa orang-orang memasukkan uang ke dalam mangkuknya. Pada suatu ketika, ada orang yang bertanya mengapa Li mengemis, padahal seharusnya ia bersekolah.

    “Di kampung halaman saya, mengemis itu memalukan. Saya tidak menyadari itulah yang saya lakukan. Kesadaran itu menghancurkan saya,” kata Li.

    Li bisa mendapatkan beberapa ratus yuan sehari uang yang sangat banyak pada 1990-an tetapi semuanya jatuh ke tangan bosnya.

    “Kalau penghasilan saya lebih rendah dari anak-anak lain, dia akan menuduh saya bermalas-malasan dan terkadang memukul saya,” ujarnya.

    “Jadi, itu sangat menyakitkan selama bertahun-tahun.”

    Selama bertahun-tahun, anak-anak lain melarikan diri atau dipulangkan oleh polisi. Tetapi Li tetap tinggal, bertekad untuk membantu keluarganya. Ketika polisi menawarkan bantuan, ia menolak, berkeras bahwa ia sedang bersama kerabat.

    Dr Li ChuangyeLi mengaku mendapat kebahagiaan dari mendaki gunung. Pada foto ini, dia mendaki Gunung Hua setinggi 2.154 meter.

    Selama tujuh tahun, baik musim dingin maupun musim panas, Li mengemis keliling negeri.

    “Rasanya seperti hidup di neraka. Saya malu, menghindari kontak mata, kaki saya terpelintir ke belakang dengan menyakitkan untuk membangkitkan rasa iba. Saya berdoa agar hujan atau kegelapan turun agar tidak mengemis,” ujarnya kepada program BBC World Service Outlook.

    Setiap malam Tahun Baru, ia menelepon ke rumah, meyakinkan orang tuanya bahwa semuanya baik-baik saja dan mereka tidak perlu khawatir.

    “Tetapi setelah menelepon, saya akan menangis di kamar. Saya tidak bisa memberi tahu mereka bahwa saya mengemis di jalanan,” katanya.

    Bahkan sekarang, 20 tahun kemudian, trauma itu masih membekas.

    “Mengemis meninggalkan luka psikologis yang mendalam. Saya masih memimpikannya, terbangun dengan lega dan menyadari bahwa itu hanyalah mimpi.”

    Membuka jalan melalui pendidikan

    Semuanya berubah ketika Li mengambil koran di jalan dan menyadari bahwa ia hanya bisa membaca huruf-huruf yang ada pada namanya.

    Saat itu, pada usia 16 tahun, ia memutuskan untuk pulang dan akhirnya bersekolah.

    “Saya tidak bisa membaca dan menulis. Hanya melalui pendidikanlah saya dapat mengubah hidup saya,” kenang Li.

    Pada waktu itu, pemerintah China memberlakukan kebijakan baru, yaitu tindakan menggunakan anak-anak penyandang disabilitas untuk mengemis adalah kejahatan.

    Li juga mendengar bahwa situasi keuangan keluarganya telah membaik. Ia memberi tahu ‘bos’ bahwa ia ingin mengunjungi keluarganya, dan dia diizinkan pergi.

    Baca juga:

    Setelah bertemu kembali dengan orang tuanya, Li baru mengetahui bagaimana kehidupan keluarganya yang sebenarnya.

    Li sangat marah ketika mengetahui bahwa pelaku eksploitasinya telah mengirimi uang kepada orang tuanya dengan jumlah jauh lebih sedikit daripada yang dijanjikan.

    Dengan dukungan orang tuanya, Li mendaftar di tahun kedua sekolah dasar, dengan murid-murid yang 10 tahun lebih muda darinya.

    Pada hari pertamanya, anak-anak mengerumuni mejanya, tetapi ia tidak peduli.

    “Saya tidak marahsaya sudah menghadapi begitu banyak ejekan dan kesulitan sebelumnya. Sekarang, sebagai pelajar, saya hanya ingin fokus belajar,” ujarnya.

    Dr Li ChuangyeAgar bisa sampai ke kampus, Li harus mengendarai skuter selama berjam-jam.

    Li menjadi siswa paling rajin, meskipun kondisi fisiknya menyebabkan sejumlah halseperti pergi ke toiletmenjadi tantangan.

    “Pergi ke toilet perlu usaha yang sangat besar. Jadi saya sering memaksakan diri untuk tidak minum air di sekolah,” ujarnya.

    Dengan tekad yang kuat, Li menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah dalam sembilan tahun.

    Dia kerap mengundang anak-anak desa untuk bermain serta mengerjakan PR.

    Ketika tiba saatnya mendaftar ke perguruan tinggi, kondisi fisiknya membatasi pilihannya. Namun, dia dapat mendaftar ke jurusan kedokteran.

    Li berpikir, “Jika saya menjadi dokter, mungkin saya dapat meneliti kondisi saya sendiri dan saya dapat membantu keluarga saya, menyelamatkan nyawa, dan berkontribusi bagi masyarakat.”

    Li diterima di sekolah kedokteran pada usia 25 tahun. Fasilitas di sana lebih mudah diakses, tetapi ia merasa kelas praktik adalah yang paling sulit.

    “Meskipun teman-teman sekelas dapat dengan mudah mengikuti guru untuk mengunjungi pasien atau berlari antarbangsal selama magang, saya mengalami masalah mobilitas.”

    “Apa yang dipelajari orang lain dalam sehari bisa memakan waktu lebih lama bagi saya.”

    Li merasa ia harus menjadi lebih kuat, dan memutuskan untuk mulai mendaki gunung.

    Pada pendakian pertamanya, ia membutuhkan waktu lima hari lima malam untuk mencapai puncak Gunung Tai.

    Ketika tangan dan kakinya retak dan mulai berdarah, ia tidak menyerah tetapi terus menaiki setiap anak tangga batu dengan pantatnya.

    Mendaki gunung tetap menjadi hobinya. Berkat hobi itulah, Li mulai dikenal khalayak ramai.

    Dr Li ChuangyeDr Li telah mendaki Lima Gunung Suci di China, serta Tembok Raksasa.

    Video-video pendakian yang dia bagikan ke media sosial menjadi viral beberapa bulan lalu.

    Sekarang Li mengelola sebuah klinik pedesaan kecil di Xinjiang. Dia sana, dia bertugas siang dan malam. Pasien-pasiennya memanggilnya “dokter ajaib”.

    “Merawat pasien dengan tangan saya sendiri, meningkatkan kesehatan tetangga saya itulah yang paling memuaskan saya,” katanya.

    Li terkejut ketika mengetahui kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia berharap kisahnya akan membantu mengubah sikap dan pandangan masyarakat.

    “Beberapa orang menganggap penyandang disabilitas tidak berguna. Di restoran, saya pernah dikira pengemis saat berjongkok, dan diberi tahu tidak ada makanan. Saya tersenyum dan pergi kebanyakan orang baik,” ujarnya.

    Hidup penuh percaya diri dan tujuan

    Banyak orang bertanya kepada Li mengapa ia tidak melaporkan pria yang mengeksploitasinya saat masih kanak-kanak.

    “Saya memutuskan untuk melupakan masa lalu,” katanya.

    “Tujuh tahun itu memang pengalaman yang menyakitkan, tetapi itu adalah bagian dari hidup saya.”

    Perjalanan Li membentuk kembali perspektifnya.

    “Setelah bisa bersekolah, saya berhenti peduli dengan pendapat atau penilaian orang lain.”

    “Saya menyadari hal-hal itu tidak berarti. Saya ingin memfokuskan waktu dan energi saya untuk belajar dan mencapai tujuan hidup saya,” paparnya.

    Dr Li ChuangyeDr Li mengelola klinik dan siap dipanggil selama 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam sepekan.

    Ia mengatakan banyak penyandang disabilitas “berjuang untuk maju” karena mereka takut dihakimi atau diejek.

    “Tapi bagi saya, bukan itu intinya. Saya berkeliling kampus dan kota dengan berjongkok atau merangkak, entah untuk kelas, lokakarya, atau membantu ratusan teman disabilitas melalui pekerjaan saya.”

    “Saya pikir saya terlihat percaya diri melakukannya. Saya tidak peduli lagi dengan penampilan orang lain.”

    Kepada publik, ia menyampaikan perumpamaan berikut: “Hidup kita ibarat gunung kita mendaki satu gunung, dan masih ada gunung lain di depan. Kita terus berjuang dan maju.

    “Saya pikir seseorang harus selalu bersikap positif, optimis, dan pantang menyerah dalam meraih impian.”

    dr. Li Chuangye berbicara kepada program Outlook dari BBC World Service

    (haf/haf)

  • Romantika iPhone Lawas

    Romantika iPhone Lawas

    Beberapa hari menjelang 17 Oktober, linimasa media sosial penuh dengan percakapan yang sama. “Udah pre-order iPhone 17 belum?”. Pre-order iPhone 17 series sudah dibuka secara online sedari tengah malam kemarin atau pada Jumat, 10 Oktober 2025, dini hari WIB. Ada yang mengunggah tangkapan layar bukti pemesanan, ada yang mengeluh karena situs iBox sempat crash beberapa menit setelah pre-order dibuka. Tak cuma melakukan pemesanan secara daring, para Apple fanboy juga datang ke berbagai gerai iBox di Jakarta. Antrean pembeli sempat terlihat di beberapa pusat perbelanjaan seperti Central Park dan Mall Kelapa Gading. Mereka sengaja datang lebih awal sebelum mall dibuka supaya bisa menjadi pemesan pertama iPhone 17 series.

    Di luar negeri, pemandangan yang sama juga terjadi. Antrean panjang di depan Apple Store, Orchard Road, Singapura bahkan sudah terbentuk sejak subuh. Sekitar 250 orang mengantre sejak dini hari, bahkan dari malam sebelumnya, demi menggenggam ponsel dengan kamera berlapis safir dan prosesor A19 Bionic itu. Antusias tinggi selalu berulang setiap kali Apple meluncurkan produk baru. Euforia, gengsi, dan hasrat menjadikan alasan orang-orang ingin menjadi bagian dari yang terbaru.

    Namun di tengah hiruk pikuk itu, ada segelintir orang yang memilih diam. Mereka tidak ikut berlomba, tidak membuka tabungan, bahkan tidak tertarik sama sekali untuk mengganti ponselnya. Dira Anggun Prameswari menolak terjebak dalam siklus tahunan ganti iPhone. Perempuan berusia 28 tahun ini duduk di meja kerjanya yang sederhana di sebuah co-working space Bandung. Di samping laptop-nya, tergeletak iPhone X berwarna silver dengan casing bening yang mulai kusam. “Saya beli ini tahun 2021, bekas. Waktu itu banyak teman saya bilang, ‘ngapain beli iPhone X, sudah ketinggalan banget.’ Tapi sampai sekarang, ini masih jadi alat kerja utama saya,” katanya.

    Dira pernah mengalami masa di mana ia merasa harus punya iPhone terbaru. “Dulu, saya cicil iPhone 12. Rasanya keren di awal, tapi beberapa bulan kemudian, saya malah stres karena cicilan menumpuk. Akhirnya saya jual, lalu beli iPhone X secara tunai. Dari situ saya janji, cukup ponsel yang berfungsi baik, bukan yang paling baru.”

    Sebagai penulis konten lepas, Dira mengandalkan ponselnya untuk hampir semua hal. Menulis catatan ide, membalas email klien, mengedit foto, dan mengunggah artikel ke media sosial. Sementara untuk memori penyimpanan yang lebih lega, Dira memanfaatkan akses ke cloud berbayar.“Saya nggak butuh kamera 48 megapiksel atau chip A19. Selama bisa multitasking, koneksinya stabil, dan hasil fotonya lumayan, saya puas,” ujarnya.

    Ia sadar banyak orang memandang iPhone lama sebagai simbol ketertinggalan. Tapi Dira justru melihatnya sebagai bentuk kebebasan. “Orang lain punya kebanggaan karena bisa beli iPhone baru. Saya punya kebanggaan karena nggak harus beli iPhone baru,” katanya.

  • Menaker Sebut Transisi Ekonomi Hijau Momentum Transformasi Ketenagakerjaan

    Menaker Sebut Transisi Ekonomi Hijau Momentum Transformasi Ketenagakerjaan

    Jakarta

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan transisi menuju ekonomi hijau merupakan momentum penting untuk melakukan transformasi ketenagakerjaan nasional. Ia menilai, transisi hijau bukan semata agenda lingkungan, tetapi juga peluang besar untuk menciptakan pekerjaan layak, memperkuat kompetensi tenaga kerja, serta membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Transisi hijau hanya akan berhasil jika tenaga kerja kita siap beradaptasi dengan perubahan. Kami pastikan setiap pekerja memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya dan berpartisipasi aktif dalam sektor ekonomi hijau,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2025).

    Hal itu sampaikan pada Indonesia International Sustainability Forum di Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu (11/10).

    Yassierli menambahkan, keberhasilan transisi hijau sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).

    Karena itu, Kemnaker terus mempercepat pelaksanaan program peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui upskilling dan reskilling yang difokuskan pada pengembangan keterampilan hijau.

    Harapannya dapat menjangkau lebih banyak daerah dan mempercepat transformasi Balai Latihan Kerja (BLK) menjadi pusat pelatihan yang adaptif terhadap kebutuhan industri masa depan.

    Lebih lanjut, ia menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus berpusat pada manusia, memastikan setiap pekerja terlindungi dan tidak ada yang tertinggal dalam proses perubahan ini.

    “Transisi hijau bukan semata agenda lingkungan, melainkan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan pekerjaan berkualitas, memperkuat ketahanan ekonomi, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Menkop Tegaskan Kopdes Bukan Proyek Top Down: Alat Perjuangan Ekonomi Rakyat

    Menkop Tegaskan Kopdes Bukan Proyek Top Down: Alat Perjuangan Ekonomi Rakyat

    Jakarta

    Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bukanlah proyek top down. Ferry menegaskan program itu adalah alat untuk memperjuangkan ekonomi rakyat.

    “Nah kalau ada suara-suara yang kurang mendukung itu, misalkan contoh Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih kok dibangunnya kesannya top down, nggak, top down itu regulasinya, keinginan Presiden-nya, Inpresnya, Perpresnya itu top down pasti, top down artinya memang negara harus hadir,” ujar Ferry dalam program Jejak Pradana yang tayang di detikcom, Jumat (10/10/2025).

    Ferry menegaskan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dibentuk melalui musyawarah. Dia juga menegaskan pembangunan koperasi desa ini menggunakan prinsip-prinsip koperasi.

    “Proses pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui mekanismenya musyawarah desa khusus, jadi ada prinsip-prinsip yang kita lakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip koperasi,” katanya.

    Ferry menjelaskan koperasi itu adalah badan usaha yang sesuai dengan UUD 1945. Koperasi, katanya, memiliki nilai historis dan ideologi sesuai konstitusi Indonesia.

    “Ketika Presiden membuat gagasan besar tentang Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang berasal dari Asta Cita beliau, khususnya tentang ekonomi desa dan pertumbuhan, beliau ingin Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih menjadi instrumen penting, alat perjuangan ekonomi rakyat, untuk supaya cepat koperasi bisa asetnya nambah secara signifikan, volume usaha kegiatan juga langsung naik signifikan,” katanya.

    “Ini artinya menjadikan masyarakat khususnya yang ada di desa tidak lagi menjadi objek atau penerima manfaat, pemerintah ingin khususnya masyarakat pedesaan menjadi subjek, dan pelaku badan usaha lagi, ini diharapkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bisa jadi alat perjuangan itu,” jelasnya.

    Jejak Pradana adalah potret dedikasi setahun pertama untuk negeri. Talk show inspiratif ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun swasta yang berdedikasi memajukan negeri dalam setahun terakhir. Saksikan konten lengkapnya di detik.com/jejak-pradana

    (zap/dhn)