Category: Detik.com News

  • Kapolri Dukung Kompolnas Awards Jadi Bagian Perbaikan Polri

    Kapolri Dukung Kompolnas Awards Jadi Bagian Perbaikan Polri

    Jakarta

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan terima kasih atas diselenggarakannya Kompolnas Awards 2025. Sigit menilai, Kompolnas Awards sebagai bentuk penilaian terhadap kinerja Polri.

    “Alhamdulillah hari ini kami mendapatkan kehormatan terkait dengan rangkaian kegiatan Kompolnas Awards yang bagi institusi Polri ini merupakan bentuk penilaian yang dilaksanakan oleh Kompolnas selaku pengawas eksternal independen yang diatur undang-undang,” kata Jenderal Sigit selepas acara di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2025).

    Sigit mengatakan pihaknya berterima kasih atas penilaian yang diberikan Kompolnas terhadap kinerja-kinerja baik Korps Bhayangkara. Menurutnya, penghargaan ini turut menjadi bagian untuk Polri bisa terus meningkat kinerja.

    “Dan tentunya, kami institusi Polri, sangat berterima kasih karena dengan penilaian yang dilaksanakan oleh Kompolnas, tentunya ini menjadi bagian kami untuk terus melakukan perbaikan, melakukan evaluasi baik di bidang penegakan hukum, di bidang pelayanan publik, di bidang kamtibmas, termasuk bagaimana kita menggelar tugas-tugas yang bersifat operasional ataupun bersifat pendukung,” terang Kapolri.

    Jenderal bintang empat ini pun menjamin bahwa institusi Polri yang dipimpinnya senantiasa terbuka dengan langkah-langkah perbaikan. Baginya, perbaikan ataupun evaluasi diharapkan dapat menjadikan Polri lebih dekat dan semakin dicintai oleh masyarakat.

    (fca/fca)

  • Hamas Kecam Israel gegara Ada Bekas Penyiksaan di Jenazah Tahanan: Kriminal!

    Hamas Kecam Israel gegara Ada Bekas Penyiksaan di Jenazah Tahanan: Kriminal!

    Jakarta

    Hamas mengecam Israel usai menemukan tanda-tanda penyiksaan terhadap jenazah warga Palestina yang ditahan Israel. Tanda-tanda tersebut ditemukan pada jenazah yang baru dikembalikan ke Jalur Gaza.

    “Pemandangan mengerikan itu dengan jelas mengungkapkan sifat kriminal dan fasis tentara pendudukan dan kebobrokan moral dan kemanusiaan yang telah dicapai oleh entitas ini,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (16/10/2025).

    Hamas menganggap dugaan penyiksaan oleh Israel tersebut merupakan kejahatan keji. Hamas juga menyatakan Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina.

    “Ini merupakan kejahatan keji yang merupakan genosida terhadap rakyat Palestina kami,” katanya.

    Kelompok tersebut mendesak lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk membuka penyelidikan. Hamas juga mendesak agar para pemimpin Israel diadili.

    Diketahui, Israel kembali menyerahkan 45 jenazah warga Palestina kepada pihak berwenang Gaza sejak gencatan senjata disepakati. Hingga kini, total 90 jenazah sudah diserahkan pihak Israel.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/10), kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang telah dimulai sejak Jumat (10/10) ini didorong oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan bertujuan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 2 tahun. Dalam kesepakatan ini, Israel harus menyerahkan 15 jenazah warga Palestina untuk setiap warga Israel yang meninggal dan jasadnya telah dipulangkan.

    Hamas telah melepaskan 20 sandera yang masih hidup, dan Israel telah membebaskan sekitar 1.900 orang Palestina yang ditahan.

    Israel sendiri masih menuntut Hamas menyerahkan seluruh jenazah sandera. Sejauh ini, Hamas baru menyerahkan sembilan jenazah ke Israel.

    Dari jumlah itu, satu jenazah disebut Israel bukan sandera yang tewas. Sementara, dua lagi sudah teridentifikasi sebagai sandera yang tewas. Hamas menyatakan kesulitan untuk mengevakuasi jenazah sandera dari reruntuhan di Gaza.

    Perang di Gaza itu diklaim Israel sebagai balasan atas serangan Hamas ke wilayah mereka yang menewaskan sekitar 1.200 orang pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 67 ribu warga Palestina, melukai ratusan ribu orang dan menyebabkan jutaan menjadi pengungsi.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/haf)

  • Energi Terbarukan Dunia Masih Belum Capai Target Konferensi Iklim PBB

    Energi Terbarukan Dunia Masih Belum Capai Target Konferensi Iklim PBB

    Jakarta

    Negara-negara di seluruh dunia belum berada di jalur yang tepat untuk mencapai target energi terbarukan meski terjadi rekor pertumbuhan pada tahun lalu. Hal ini disampaikan dalam laporan sementara dari Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) yang dirilis pada Selasa (14/10).

    IRENA adalah sebuah lembaga antar-pemerintah yang mencakup 169 negara dan Uni Eropa.

    Pertumbuhan energi terbarukan capai rekor, tapi belum cukup mengejar target iklim

    Kapasitas energi terbarukan yang baru terpasang mencapai sekitar 582 gigawatt pada 2024, atau naik sekitar 15,1% dibanding tahun sebelumnya.

    Meski ini jumlah tertinggi yang pernah tercatat, IRENA menekankan dalam laporannya bahwa angka ini masih belum cukup bagi negara-negara untuk mencapai target energi terbarukan global, yang menargetkan peningkatan tahunan sebesar 16,6%.

    Konferensi Iklim PBB di Dubai 2023, atau COP28, menetapkan target mencapai 11,2 terawatt dalam tujuh tahun.

    Menurut laporan tersebut, tambahan 1.122 terawatt per tahun masih dibutuhkan untuk mencapai target pada 2030. Satu terawatt sendiri setara dengan 1.000 gigawatt.

    Sekjen PBB: Waktu untuk mencegah peningkatan suhu global 1,5 derajat makin terbatas

    “Energi terbarukan dipasang lebih cepat dan lebih murah dibanding bahan bakar fosil — mendorong pertumbuhan, lapangan kerja, dan listrik terjangkau. Tapi jendela untuk menjaga batas 1,5°C semakin menutup dengan cepat,” kata Sekjen PBB, dikutip dalam laporan tersebut.

    “Kita harus meningkatkan usaha, memperbesar skala, dan mempercepat transisi energi yang adil — untuk semua orang, di mana pun,” tegasnya.

    Kenaikan suhu global jangka panjang diperkirakan mencapai 1,3 derajat tahun lalu.

    Konferensi Iklim PBB berikutnya, COP30, dijadwalkan berlangsung pada 10 November di kota Belem, Amazon Brasil.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

    (haf/haf)

  • Panglima Militernya Tewas Akibat Serangan Israel, Houthi Bersumpah Membalas

    Panglima Militernya Tewas Akibat Serangan Israel, Houthi Bersumpah Membalas

    Sanaa

    Panglima militer Houthi Yaman, Mayor Jenderal Mohammed al-Ghamari, tewas akibat serangan Israel. Kelompok yang didukung Iran itu mengancam akan membalas dendam.

    “Mayor Jenderal Mohammed al-Ghamari gugur dalam pertempuran terhormat melawan musuh Israel,” demikian pernyataan militer Houthi tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dilansir AFP, Kamis (16/10/2025).

    Kematian Ghamari diumumkan beberapa hari setelah gencatan senjata dalam perang di Gaza, Palestina. Houthi diketahui berulang kali menyerang target dan kapal kargo terkait Israel di Laut Merah.

    Militer Houthi menyebut Ghamari tewas bersama ‘para sahabat’ dan putranya yang berusia 13 tahun. Namun, Houthi tidak membeberkan waktu serangan Israel yang menyebabkan Ghamari tewas.

    Militer Israel menyebut markas besar staf umum Houthi termasuk yang menjadi target serangan udara Israel di Yaman pada akhir September. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengunggah di X bahwa Ghamari ‘tewas karena luka-lukanya’ setelah serangan pada akhir Agustus yang menewaskan Perdana Menteri Houthi dan separuh kabinetnya.

    Houthi menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan 758 operasi militer dengan mengerahkan 1.835 amunisi, termasuk drone dan rudal, ke Israel.

    “Putaran konflik dengan musuh belum berakhir, dan musuh Zionis (Israel) akan menerima hukuman yang setimpal atas kejahatan yang telah dilakukannya,” katanya.

    (fas/haf)

  • Video Tampang Ketua Ormas di Riau Peras Perusahaan Sawit Rp 5 M

    Video Tampang Ketua Ormas di Riau Peras Perusahaan Sawit Rp 5 M

    Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau menangkap pria bernama Jakson Sihombing alias JS, tersangka pemeras perusahaan sawit senilai Rp 5 miliar. Polisi menyebut Jakson adalah ketua salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas).

    Sunhot menjelaskan pemerasan ini terjadi sejak 2024. Tersangka melakukan pemerasan dengan modus mengancam akan melakukan aksi demonstrasi di Jakarta dan menyebarkan berita negatif terkait perusahaan sawit jika permintaannya tidak dipenuhi.

  • Kemensos Tindak Lanjuti Usulan Marsinah Jadi Pahlawan Nasional

    Kemensos Tindak Lanjuti Usulan Marsinah Jadi Pahlawan Nasional

    Jakarta

    Kementerian Sosial RI (Kemensos) menindaklanjuti pengusulan Marsinah, sosok buruh dan aktivis perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Hal ini dipastikan oleh Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono.

    “Semua dokumen akan segera kami teruskan ke sidang TP2GP, selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Sosial, dan tahap terakhir diserahkan ke Dewan Gelar di Istana Presiden,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis, (16/10/2025).

    Hal ini di ungkapkan Agus saat menerima audiensi Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk Haris Jatmiko, Perwakilan TP2GD Nganjuk/Serikat Buruh Kelik Widi Wahyuni, serta Kepala Desa Nglundo Moh. Ansori di Kantor Kementerian Sosial.

    Lebih lanjut, Agus mengungkapkan usulan tersebut akan dibahas di tingkat nasional setelah dilakukan koordinasi antara TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah) Kabupaten Nganjuk dan TP2GD Provinsi Jawa Timur yang kemudian hasilnya akan segera diserahkan kepada TP2GP (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat).

    Agus juga menegaskan tiga unsur spesial yang menjadikan Marsinah sosok istimewa dan layak memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Menurutnya, Marsinah merepresentasikan perjuangan perempuan dalam sejarah pergerakan rakyat Indonesia. Dia juga berasal dari kalangan rakyat biasa dan keberaniannya memperjuangkan keadilan bagi kaum buruh menjadikannya simbol perlawanan terhadap ketidakadilan sosial.

    “Ada tiga unsur spesial terkait gelar untuk Mbak Marsinah ini, dia sosok perempuan, berasal dari kalangan buruh dan seorang pejuang HAM. Semoga apa yang dibawa dari Nganjuk atas nama Marsinah tidak menemui hambatan. Semua pihak telah bekerja dengan sangat baik dan penuh dedikasi,” tuturnya.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos Mira Riyati Kurniasih menjelaskan proses pengusulan Marsinah menjadi salah satu yang paling cepat dibandingkan dengan calon pahlawan lainnya. Meski demikian, seluruh tahapan tetap mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku.

    Di kesempatan yang sama, Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengungkapkan apresiasi atas atensi yang diberikan negara. Dia menyampaikan bahwa pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional telah diperjuangkan sejak tahun 2022. Marhaen menegaskan bahwa Pemkab Nganjuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai aturan hukum, tanpa kekurangan administratif.

    Menurutnya, upaya pengusulan tersebut semakin getol dilakukan setelah Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungan secara terbuka agar Marsinah menjadi pahlawan nasional sebagaimana diusulkan oleh sejumlah serikat buruh saat Hari Buruh 1 Mei 2025.

    “Kami menyiapkan dokumen lengkap, data terverifikasi, dan kronologi perjuangan Marsinah secara utuh. Payung hukumnya sudah ada, tinggal menunggu pengesahan di tingkat pusat,” kata Marhaen.

    Turut menanggapi, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani menyampaikan apresiasi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atas perhatian pemerintah pusat terhadap perjuangan Marsinah

    “Jawa Timur berterima kasih telah dipercaya mengusulkan satu tokoh melalui jalur resmi untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Semoga perjuangan ini menjadi dasar yang kuat dan dapat berhasil sampai tuntas,” katanya.

    (akd/akd)

  • Kejagung Pastikan Jaksa Punya Sistem Monitor Kopdes Merah Putih

    Kejagung Pastikan Jaksa Punya Sistem Monitor Kopdes Merah Putih

    Jakarta

    Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI, Reda Manthovani, memastikan jaksa memiliki sistem untuk memonitor Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Ia menegaskan, sistem keuangan Kopdes Merah Putih harus berjalan dengan transparan.

    Hal itu disampaikan dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, Bimbingan Teknis, dan Penyaluran Bantuan Permodalan Usaha (CSR) dari PT Agung Sedayu Group kepada 60 Kopdes Merah Putih di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (16/10/2025). Hadir Menteri Koperasi dan UKM Ferry Julianto, Gubernur Banten Andra Soni, serta Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid.

    Reda menyebut, jaksa akan membantu Kopdes untuk berkembang menjadi lembaga yang transparan. Menurutnya, kolaborasi antarpihak dapat meminimalisir risiko penyalahgunaan dana, termasuk dengan melibatkan sektor swasta.

    “Melalui Koperasi Merah Putih yang telah dibentuk di setiap desa dan kelurahan, Kejaksaan RI melalui program Jaksa Garda Desa (Jaga Desa) memiliki sistem untuk memonitor pengelolaan keuangan dan kegiatan desa secara transparan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memitigasi risiko penyalahgunaan dana serta memperkuat ekonomi masyarakat desa,” ujar Reda.

    Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM RI Ferry Julianto menegaskan bahwa koperasi merupakan tiang utama perekonomian nasional. Program Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi benteng kesejahteraan rakyat.

    Ferry menyampaikan, pemerintah menargetkan pembangunan puluhan ribu gudang dan gerai Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia. Ia berharap ekonomi rakyat menjadi lebih produktif melalui koperasi.

    Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan bahwa dukungan berbagai pihak akan mendorong lahirnya desa mandiri dan berdaya saing di Provinsi Banten.

    “Surat keputusan untuk 1.551 Koperasi Merah Putih di Kabupaten Tangerang telah diterbitkan. Kami mengapresiasi dukungan Kejaksaan RI melalui program Jaga Desa yang berperan aktif mengawal pengelolaan keuangan desa. Dengan adanya bantuan CSR kepada Koperasi Merah Putih, kami berharap tercipta desa-desa mandiri dan maju, khususnya di Kabupaten Tangerang,” ujar Andra Soni.

    (aik/fca)

  • Menkum Pastikan Tak Ada Dualisme Soksi, Misbakhun Ketum Sah

    Menkum Pastikan Tak Ada Dualisme Soksi, Misbakhun Ketum Sah

    Jakarta

    Menteri Hukum Supratman Andi Agtas memastikan tak ada dualisme Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas Soksi), organisasi pendiri Partai Golkar. Kepemimpinan Soksi yang sah dipastikan di bawah kepemimpinan Muhammad Misbakhun.

    “Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Hukum kepada Soksi di bawah kepemimpinan saya. Hal ini sejalan dengan keputusan Partai Golkar yang juga menegaskan bahwa Soksi hanya ada satu,” kata Misbakhun kepada wartawan, Kamis (15/10/2025).

    Misbakhun bersama pengurus Soksi seperti Sekretaris Jenderal Puteri Komarudin, Ketua Harian Tubagus Iman Ariyadi, hingga Ketua Dewan Pembina Ahmadi Noor Supit, diterima Menkum Supratman dalam pertemuan yang berlangsung di Kementerian Hukum, Jakarta Selatan, Rabu (15/10). Misbakhun juga mengaku sudah berupaya merangkul pihak yang tak terima dengan kepemimpinan Soksi di bawahnya.

    “Sesuai arahan dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, kami juga telah berupaya untuk terus merangkul kubu yang berseberangan agar konsolidasi Soksi semakin kuat di seluruh Indonesia,” ujar anggota DPR RI itu.

    Sementara itu, Menteri Supratman menyatakan sistem administrasi dan pelayanan hukum Kemenkum dirancang agar tak ada lagi potensi konflik atau dualisme dalam pengesahan organisasi. Supratman menambahkan, keputusan yang telah diterbitkan Kemenkum bersifat final.

    “Berkas yang sudah masuk ke Kementerian Hukum dan telah diterbitkan keputusannya bersifat final,” ujarnya.

    Politikus Gerindra itu mengungkit Soksi sebagai organisasi kemasyarakatan memang bersifat mandiri namun tetap terikat dengan Golkar. Kemenkum pun mengikuti keputusan yang disahkan Golkar.

    (gbr/rfs)

  • Megawati, Kepemimpinan Feminin dan Perubahan Iklim

    Megawati, Kepemimpinan Feminin dan Perubahan Iklim

    Jakarta

    Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman. Namun, hal ini sekaligus menjadi tantangan tersendiri. Apalagi di tengah isu krusial perubahan iklim. Tantangannya pun sempat menjadi diskursus yang coba dipantik oleh Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri lewat sebuah pertanyaan.

    “Apa benar pulau kita jumlahnya masih 17 ribu?”

    Pertanyaan sederhana Megawati Soekarnoputri di sebuah forum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini bukan sekadar guyon, melainkan alarm tentang betapa seriusnya ancaman perubahan iklim bagi eksistensi negara kepulauan seperti Indonesia. Bagi Megawati, pulau republik ini jumlahnya bisa saja lebih banyak atau lebih kecil, tergerus oleh naiknya permukaan air laut.

    Negara kepulauan menjadi yang paling rentan menghadapi ancaman tenggelam, intrusi air laut, dan kerusakan ekosistem pesisir. Persoalan perubahan iklim ini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi mempengaruhi eksistensi dan bahkan kedaulatan sebuah negara kepulauan seperti Indonesia dalam berbagai dimensi. Megawati tampak memahami hal ini dengan pendekatan yang khas: reflektif, berakar budaya, namun berpandangan ilmiah.

    Ini sebenarnya bukan pertama kali Megawati menyinggung soal isu perubahan iklim. Dalam suatu pertemuan di Roma bulan Februari 2025, Megawati berdiskusi dengan Al Gore, Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, tentang kaitan pemanasan global dan kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles baru-baru ini.

    Berkaitan dengan perannya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati kerap membahas tentang isu pangan dan biodiversitas dengan menekankan pentingnya riset dan inovasi. Ia mengingatkan kembali pesan Bung Karno bahwa urusan pangan adalah “hidup-matinya sebuah bangsa.” Maka, inovasi di bidang pangan dan keanekaragaman hayati menjadi kunci membangun ketahanan bangsa di tengah krisis iklim.

    Lalu bagaimana perspektif Megawati dalam membangun resiliensi terhadap perubahan iklim?

    Kepemimpinan Feminin dan Kearifan Lokal sebagai Fondasi Resiliensi

    Ide dan gagasan untuk membangun resiliensi terhadap perubahan iklim bukan hanya bersandar pada hal-hal yang canggih dan sophisticated. Bagi Megawati, bangsa Indonesia memiliki kekuatan kebudayaan dan lokalitas yang mampu menjadi landasan berpikir dan bertindak dalam menghadapi krisis global.

    Lebih lanjut, ia menolak cara pandang antroposentris yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segalanya. Di alam semesta, manusia perlu mengambil posisi sebagai bagian integral dan tidak terpisahkan dari semesta. Sikap ini sejalan dengan berbagai filosofi Nusantara yang telah mengakar selama berabad-abad lamanya.

    Dalam budaya Jawa, frasa ‘Memayu Hayuning Bawana’ yang artinya memperindah alam semesta yang sudah indah menegaskan kewajiban manusia untuk menjaga alam semesta, menempatkan manusia pada bagian integral dalam penjagaan eksistensi alam semesta. Begitu pula dengan konsep Tri Hita Karana dari Bali yang menekankan keseimbangan antara manusia dengan pencipta-Nya, dengan alam semesta, dan dengan sesamanya. Nilai-nilai ini adalah dasar moral bangsa untuk menghadapi krisis ekologi yang kian nyata.

    Gagasan Megawati ini memancarkan kekhasan dari kepemimpinan feminin, sebuah model kepemimpinan yang menonjolkan empati, kepedulian serta kemampuan memelihara dan merawat kehidupan. Dalam menghadapi perubahan iklim, alam diposisikan sebagai mitra eksistensial yang harus dijaga keseimbangannya.

    Pandangan Megawati ini bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan maskulin yang cenderung berorientasi pada penaklukan alam, alih-alih menjaga keseimbangannya. Hal ini mengamini pandangan ecofeminis Vandana Shiva dan Maria Mies (1993) yang pada intinya mengemukakan bahwa kerusakan alam berakar dari cara pandang patriarkis yang memisahkan manusia dari alam serta menganggap keduanya dapat dikendalikan.

    Perempuan dan Kepemimpinan Ekologis

    Penelitian Mujere (2016) menggambarkan bahwa perempuan dan kelompok miskin paling rentan terhadap dampak perubahan iklim karena ketimpangan peran sosial, ekonomi, dan akses terhadap sumber daya. Perempuan sering menjadi pihak pertama yang merasakan dampak perubahan iklim ketika air bersih menipis, harga pangan naik, atau panen gagal. Hal ini mengafirmasi perlunya perspektif gender dalam kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan yang inklusif.

    Megawati tidak sekadar menampilkan simbol kepemimpinan perempuan, tetapi menghadirkan nilai-nilai itu dalam kebijakan yang menyentuh akar kehidupan masyarakat.

    Misalnya saja, Megawati kerap menyoroti tentang peran sentral Ibu dan perempuan dalam komunitas. Emak-emak dihimbau untuk lebih kreatif dalam menyajikan makanan di atas meja keluarganya dengan tidak hanya mengandalkan beras sebagai kontributor karbohidrat. Makan tidak harus beras, katanya.

    Seruan sederhana ini sejatinya merupakan gagasan politik pangan yang progresif: mengembalikan kedaulatan pangan kepada rakyat, terutama melalui peran perempuan sebagai pengatur konsumsi rumah tangga. Ia mendorong “emak-emak” untuk mengenali kembali pangan lokal seperti jagung, singkong, dan ubi sebagai sumber karbohidrat yang sehat dan adaptif terhadap perubahan iklim.

    Pengaturan pola konsumsi pangan keluarga umumnya dilakukan oleh emak-emak atau ibu rumah tangga. Megawati berpandangan bahwa diversifikasi pangan bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Dan pada pokoknya, emak-emak berperan sentral dalam upaya adaptasi dan membangun resiliensi masyarakat ini.

    Melalui pembumian buku “Mustika Rasa”, sebuah warisan proyek Soekarno yang mendokumentasikan cita rasa kuliner nusantara, Megawati mendorong masyarakat untuk kembali pada “kompas pangan” bangsa. Pangan lokal adalah simbol kedaulatan, dan dapur keluarga menjadi ruang pertama pendidikan ekologi: tempat nilai keberlanjutan dipraktikkan setiap hari.

    Dari Dapur ke Kebijakan

    Perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi pangan hingga 30 persen di negara tropis seperti Indonesia, menurut laporan FAO. Meski saat ini Indonesia masih menikmati surplus beras, ketahanan pangan jangka panjang memerlukan strategi yang berkelanjutan melalui riset, inovasi, dan perubahan perilaku konsumsi.

    Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati mendorong riset pangan berbasis biodiversitas lokal. Ia menantang peneliti dan perguruan tinggi untuk mengeksplorasi kekayaan pangan nusantara, serta mengembangkan teknologi pertanian adaptif.

    Salah satu contohnya adalah padi biosalin, sebuah varietas padi tahan salinitas yang mampu tumbuh di wilayah pesisir. Adaptasi ini memanfaatkan potensi garis pantai Indonesia sekaligus mengatasi permasalahan kekurangan lahan pertanian di wilayah pesisir. Megawati bahkan meminta kepala daerah dari PDI Perjuangan untuk berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dalam mengembangkan inovasi semacam ini.

    Inovasi semacam ini memperlihatkan sinergi antara sains modern dan kepemimpinan berwawasan ekologi: menggunakan pengetahuan untuk melestarikan kehidupan, bukan menguasainya. Kepemimpinan feminin semacam ini melihat sains bukan sekadar alat produksi, tetapi instrumen penyembuhan, baik bagi manusia maupun bagi alam sekaligus.

    Kepemimpinan yang Menjaga Keseimbangan

    Krisis iklim adalah cermin dari krisis kepemimpinan global: terlalu banyak menaklukkan, terlalu sedikit merawat. Di tengah situasi ini, kepemimpinan feminin menawarkan jalan alternatif, sebuah cara memimpin yang berakar pada empati ekologis, tanggung jawab sosial, dan kebijaksanaan budaya

    Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri menunjukkan bahwa menghadapi perubahan iklim tidak cukup dengan teknologi semata, tetapi juga membutuhkan pandangan hidup yang berakar pada budaya, nilai-nilai kemanusiaan, dan keseimbangan antara manusia dan alam. Dari dapur rumah tangga hingga laboratorium riset, ia memadukan empati ekologis, riset ilmiah, dan keberanian politik dalam satu tarikan nafas.

    Dalam konteks perubahan iklim yang semakin nyata, kepemimpinan feminin bukan hanya relevan, tetapi mendesak. Ia mengingatkan kita bahwa masa depan bumi bergantung bukan pada siapa yang paling kuat, tetapi pada siapa yang paling peduli.

    Muhammad Syaeful Mujab. Analis Kebijakan Publik INSITE Strategi Lulusan Magister Studi Pembangunan London School of Economics and Political Science, Inggris.

    (rdp/tor)

  • Alhamdulillah Warga Mudah Ambil Air

    Alhamdulillah Warga Mudah Ambil Air

    Jakarta

    Ps Kanit Samapta Polsek Tongkuno, Aiptu Ahmad Syamsul, membuat 3 sumur bor di Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Aiptu Syamsul bersyukur bisa memudahkan warga mengambil air bersih tanpa harus berjalan hingga 4 kilometer.

    “Untuk perkampungan Dusun Labora ini, itu KK kurang lebih 60 KK, awal 2020 sudah digunakan, alhamdulillah sampai sekarang. Masyarakat ini, karena musim kemarau, alhamdulillah masyarakat di situ terus mengambil air, saya merasa senang, ada kepuasan karena dengan musim kemarau ini mereka sangat terbantu dengan sumur yang saya adakan,” kata Aiptu Syamsul dalam program Hoegeng Corner detikPagi, Kamis (16/10/2025).

    Aiptu Syamsul awalnya membuat sumur bor ini secara diam-diam. Dia tidak ingin niat baiknya itu disalahartikan. Aiptu Syamsul mengeluarkan dana sekitar Rp 600 juta untuk pembangunan 3 sumur bor.

    “Pekerjaan ini memang, saya melakukan tidak terbuka, bukan saya tidak mau dibantu, tapi butuh pertimbangan, karena jangan sampai ke teman-teman atau gimana, mungkin pertimbangan biaya dibantu, jadi saya lakukan ini, nanti sudah berhasil baru masyarakat tahu,” jelasnya.

    Sumur bor ini dibangun sejak tahun 2019. Mulanya operasional sumur bor mengandalkan ganset karena listrik belum masuk ke lokasi.

    Masalah pembagian air, Aiptu Syamsul menyerahkan sepenuhnya kepada warga. Dia berharap sumur bor ini menjadi amal jariah.

    “Jadi intinya keihklasan, mungkin niat saya sehingga bisa saya mendapatkan air, sekarang masyarakat tetap menggunakannya, karena saya lepas,” jelasnya.

    (lir/fas)