Category: Detik.com Kesehatan

  • Terungkap Alasan Satu Kebiasaan Bangun Tidur Ini Bisa Picu Serangan Jantung

    Terungkap Alasan Satu Kebiasaan Bangun Tidur Ini Bisa Picu Serangan Jantung

    Jakarta

    Serangan jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Namun, ternyata pemicunya bukan selalu makanan berlemak atau stres.

    Dokter umum yang aktif mengedukasi lewat media sosial Dr Sana Sadoxai, mengatakan ada satu kebiasaan saat bangun tidur bisa berkontribusi menyebabkan serangan jantung. Hal yang dimaksud adalah minimnya gerak setelah bangun tidur.

    Bahkan, ia mengklaim hingga 90 persen kasus serangan jantung berkaitan dengan pola ini.

    “Bahaya sebenarnya dimulai saat Anda bangun tidur dan tetap diam,” kata Dr Sadoxai yang dikutip dari Mirror UK.

    Kebiasaan Main Ponsel saat Bangun Tidur

    Menurutnya, banyak orang mengawali hari dengan langsung duduk, memegang ponsel, scrolling media sosial, lalu terburu-buru untuk berangkat kerja tanpa melakukan aktivitas fisik sama sekali.

    Rutinitas ini yang membuat tubuh tetap berada dalam kondisi pasif, dengan peradangan yang meningkat sejak pagi. Tanpa disadari, kebiasaan tersebut memicu serangkaian masalah kesehatan.

    Mulai dari resisten insulin, penumpukan lemak di perut, tekanan darah tinggi, peradangan tersembunyi, hingga gangguan metabolisme. Kombinasi faktor ini secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung, terutama pada orang obesitas atau berat badan berlebih.

    Padahal, risikonya bisa ditekan dengan cara yang sangat sederhana. Dr Sadoxai menekankan aktivitas ringan selama 5-7 menit di pagi hari sudah cukup memberikan dampak besar.

    “Jalan cepat, peregangan ringan, atau latihan pernapasan bisa membantu melancarkan sirkulasi darah, mengaktifkan metabolisme, menstabilkan gula darah, dan melindungi kesehatan jantung,” jelasnya.

    Faktor Lainnya, Obesitas

    Dr Sadoxai menegaskan berat badan, metabolisme, dan kesehatan jantung saling berkaitan. Mengabaikan kebiasaan pagi yang sehat bisa menjadi ancaman tersembunyi.

    “Perubahan sederhana di pagi hari bisa berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang,” tutur dia

    Ia juga mengingatkan sejumlah tanda awal gangguan metabolisme yang kerap diabaikan, seperti obesitas, lemak perut yang sulit hilang, mudah sesak napas, diabetes, hingga kelelahan kronis.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Wanita Kena Stroke di Usia 28 Tahun gegara Stres, Ini Gejala Awalnya

    Wanita Kena Stroke di Usia 28 Tahun gegara Stres, Ini Gejala Awalnya

    Jakarta

    Wanita bernama Khanh Linh tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis di usia 28 tahun. Semua berawal pada 12 Juni 2025, saat ia tiba-tiba merasa sakit kepala hebat seperti terbelah saat duduk di meja kerja setelah makan siang.

    Tak lama kemudian, semuanya gelap. Sekitar satu jam kemudian, dokter di sebuah rumah sakit di Thai Nguyen mendiagnosis Linh mengalami stroke akibat pecahnya aneurisma otak, yang dipicu kelainan pembuluh darah bawaan.

    Kondisinya kritis sampai dirujuk ke Rumah Sakit Militer Pusat 108 di Hanoi, Vietnam, untuk menjalani operasi darurat.

    “Aku tidak ingat apapun selama seminggu itu,” ujar Linh, dikutip dari VNExpress.

    Semua yang ia ketahui tentang masa tersebut berasal dari cerita keluarganya yang setia mendampingi. Linh menjalani operasi endovaskular modern dengan biaya ratusan juta.

    Setelah operasi, perjuangannya belum selesai. Ia harus menjalani perawatan lebih dari 20 hari di rumah sakit, sebelum akhirnya pulang dan rehabilitasi.

    Sekitar lima bulan kemudian, kondisinya belum sepenuhnya pulih. Mulutnya masih mencong sehingga sulit berbicara, mata kirinya tidak bisa tertutup sempurna, tubuhnya lemah, dan belum mampu berjalan sendiri.

    Stroke tersebut menyebabkan kelumpuhan wajah. Bahkan, aktivitas sederhana menjadi sulit. Mulutnya tidak bisa menutup rapat dan air liur sering keluar tanpa disadari.

    “Saat itu aku butuh dua orang untuk merawatku. Satu orang bahkan harus terus di sampingku hanya untuk menyeka air liur,” kenangnya.

    Ibu dan kakaknya bergantian menjaga Linh. Di awal pemulihan, ia juga harus menggunakan selang makan.

    Berat badannya turun drastis dari 47-48 kg menjadi hanya 40 kg. Setelah menjalani terapi intensif, berat badannya perlahan mulai naik kembali.

    Sebelum stroke, Linh merasa hidupnya normal. Ia hanya sempat mengalami sakit kepala ringan beberapa hari sebelumnya, dan mengira itu akibat perubahan cuaca.

    “Aku punya banyak kebiasaan buruk, sering begadang, telat makan, dan stres karena pekerjaan,” bebernya.

    Ia kini menyadari bahwa gaya hidup tersebut bisa ikut berperan pada kondisi kesehatannya. Masa-masa awal pascastroke menjadi periode paling berat secara mental.

    Linh mengaku sempat diliputi pikiran negatif, merasa tidak berdaya, menjadi beban keluarga, dan takut menghadapi masa depan.

    Sebuah analisis di jurnal medis The Lancet menyebut sekitar sepertiga penyintas stroke mengalami depresi dalam lima tahun pertama. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada psikologis, tapi juga berkaitan dengan kerusakan otak yang mengatur emosi, serta dapat memperlambat pemulihan dan meningkatkan risiko kematian.

    Pada pasien muda seperti Linh, dampak mentalnya bisa lebih berat. Stroke datang tiba-tiba dan merenggut kemandirian, karier, hingga rasa aman sosial.

    “Keluargaku yang menarikku kembali,” kata Linh.

    Ibu dan kakaknya selalu ada, bukan hanya membantu secara fisik, tapi juga memberikan dukungan emosional. Saat Linh hancur, mereka duduk diam sambil menggenggam tangannya.

    Untuk menjaga kesehatan mentalnya, Linh mulai membagikan proses pemulihannya lewat video singkat di TikTok. Awalnya hanya catatan pribadi, tapi perlahan ia menerima banyak pesan dukungan dari orang lain.

    “Saat aku sadar ceritaku bisa membantu orang lain, perjuangan ini terasa bermakna,” sambungnya.

    Kini, Linh menjalani jadwal rehabilitasi ketat setiap hari, mulai dari akupunktur, pijat terapi, hingga latihan berjalan. Setiap kemajuan kecil, ia dianggap sebagai kemenangan.

    “Aku belajar menghargai hal-hal kecil yang dulu terasa sepele,” tutur dia.

    Data menunjukkan kasus stroke pada usia muda terus meningkat. Studi The Lancet mencatat angka stroke pada orang di bawah 45 tahun naik signifikan secara global.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 persen kasus stroke terjadi pada kelompok usia ini. Faktor pemicunya antara lain stres kronis, pola makan buruk, kurang gerak, serta penyakit seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes yang kerap tidak terdeteksi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Neurolog Ungkap Sakit Kepala Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Video: Mulut Masih Bau Meski Rajin Sikat Gigi? Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

    Video: Mulut Masih Bau Meski Rajin Sikat Gigi? Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

    Video: Mulut Masih Bau Meski Rajin Sikat Gigi? Ini Bisa Jadi Penyebabnya!

  • Tes Gambar Ini Nggak Sesimpel yang Kamu Kira, Hanya yang Jeli Bisa Menjawab

    Tes Gambar Ini Nggak Sesimpel yang Kamu Kira, Hanya yang Jeli Bisa Menjawab

    Asah Otak

    Daffa Ghazan – detikHealth

    Kamis, 18 Des 2025 17:03 WIB

    Jakarta – Sekilas terlihat sederhana, tapi siluet pada gambar ini menyimpan beberapa hewan yang saling bertumpuk. Perlu mata jeli untuk menemukan semuanya.

  • Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Jakarta

    Dunia kini berada dalam kewaspadaan tinggi setelah tim peneliti dari India merilis simulasi mengerikan terkait potensi pandemi Flu Burung (H5N1) pada manusia.

    Ilmuwan memperingatkan bahwa otoritas kesehatan hanya memiliki ‘jendela waktu’ yang sangat sempit untuk mencegah kiamat kesehatan global sebelum semuanya terlambat.

    Penelitian terbaru dari pakar Philip Cherian dan Gautam Menon dari Ashoka University mengungkapkan bahwa keberhasilan menghentikan pandemi bergantung pada angka yang sangat kecil: dua kasus.

    Menggunakan platform simulasi canggih BharatSim, para peneliti memetakan bagaimana H5N1 bisa meledak di tengah populasi manusia. Jika pemerintah berhasil mengisolasi dan mengarantina kontak hanya dalam temuan dua kasus pertama, wabah dipastikan bisa padam.

    Namun, begitu jumlah pasien mencapai 10 orang, virus dipastikan sudah menyebar luas di masyarakat. Pada titik ini, wabah akan menjadi ‘kiamat pandemi’ yang mustahil dihentikan tanpa langkah ekstrem seperti lockdown total.

    Tingkat Kematian Flu Burung Tinggi

    Data WHO menunjukkan betapa mematikannya virus ini. Sejak 2003 hingga Agustus 2025, tercatat ada 990 kasus manusia dengan 475 kematian. Ini berarti H5N1 memiliki tingkat kematian (fatality rate) mencapai 48 persen, jauh lebih mengerikan dibandingkan COVID-19.

    “Ancaman pandemi H5N1 pada manusia adalah nyata. Kita hanya bisa berharap mencegahnya melalui pengawasan yang lebih ketat dan respon yang sangat gesit,” tegas Prof Menon kepada BBC.

    Meski saat ini dunia lebih siap dengan stok vaksin dan antivirus, para ahli virologi memperingatkan risiko “Re-assortment”. Jika H5N1 berhasil bercampur dengan virus flu musiman biasa, ia akan menciptakan strain baru yang tak terduga.

    Kondisi ini bisa memicu epidemi musiman yang “kacau dan tak terprediksi,” yang mampu melumpuhkan sistem kesehatan publik secara permanen.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Wanita 22 Tahun Kena Serangan Jantung gegara Stres Kerja, Sempat ‘Meninggal’ 7 Menit

    Wanita 22 Tahun Kena Serangan Jantung gegara Stres Kerja, Sempat ‘Meninggal’ 7 Menit

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 22 tahun di Derbyshire, Inggris, nyaris meninggal setelah mengalami serangan jantung. Kondisi itu dipicu stres kerja.

    Ia sempat dinyatakan meninggal selama tujuh menit, sampai akhirnya diselamatkan oleh ayahnya yang melakukan pertolongan pertama atau CPR.

    Wanita bernama Courtney Stocks itu mendadak pingsan di halaman belakang rumahnya pada 16 November 2025, tepat saat kedua orang tuanya berkunjung. Ayahnya, Chris Watchorn (40), langsung menyadari kondisi darurat sang anak dan segera melakukan CPR hingga bantuan medis datang.

    “Saya benar-benar pingsan, tidak sadar. Saya sempat meninggal selama tujuh menit,” beber Courtney, dikutip dari The Sun.

    Courtney, yang bekerja sebagai perawat anjing dan menjalankan bisnisnya sendiri, mengaku kaget karena mengalami serangan jantung di usia yang masih sangat muda. Ia merasa sedang dalam kondisi yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius.

    “Ini mengejutkan, terutama karena usia saya baru 22 tahun dan merasa sehat,” tuturnya.

    Gejala Sempat Muncul

    Beberapa minggu sebelum kejadian, Courtney memang mengalami sejumlah gejala. Mulai dari jantung berdebar, pusing, dan mual.

    Namun, semuanya itu dianggap sebagai bagian dari kecemasan akibat tekanan pekerjaan.

    “Saya orang yang mudah stres. Hal-hal kecil saja bisa membuat saya kewalahan. Pekerjaan sangat menegangkan, dan saya sering pulang dalam keadaan stres,” jelas Courtney.

    Dilarikan ke Rumah Sakit

    Courtney dilarikan ke rumah sakit dan dirawat secara intensif selama empat hari, sampai dipindahkan ke bangsal jantung. Dari hasil pemeriksaan, dokter menemukan ia memiliki kondisi bawaan, yakni mitral annular disjunction (MAD).

    MAD merupakan kelainan struktur jantung yang dapat memicu henti jantung mendadak. Dokter menyebut stres berat berperan mempercepat terjadinya serangan jantung tersebut.

    Untuk mencegah kejadian serupa, Courtney kini dipasangi alat defibrilator implan.

    “Karena saya terlahir dengan kondisi ini, cepat atau lambat memang bisa terjadi. Tapi, dokter bilang stres mempercepatnya,” terangnya.

    Melihat beberapa gejala yang dialaminya, Courtney baru mulai menyadari bahwa itu adalah tanda awal masalah jantung. Ia juga mengaku sering merasa pusing dan mual, terutama saat mandi, hingga harus menyalakan air dingin.

    “Gejala itu makin sering muncul menjelang kejadian. Saya pikir itu bukan apa-apa, ternyata jelas sebuah tanda,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Dear Bapak-bapak! Pemerintah Rilis Edaran Ayah Ambil Rapor Anak, Catat Isinya

    Dear Bapak-bapak! Pemerintah Rilis Edaran Ayah Ambil Rapor Anak, Catat Isinya

    Jakarta

    Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menerbitkan surat edaran yang mengimbau para ayah untuk mengambil rapor anak.

    Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR) ke sekolah, yang ditetapkan di Jakarta pada 1 Desember 2025.

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan, gerakan ini ditujukan bagi seluruh ayah yang memiliki anak usia sekolah, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.

    “Melalui GEMAR, ayah diharapkan hadir secara nyata dalam proses tumbuh kembang dan pendidikan anak, tidak hanya menyerahkan peran tersebut kepada ibu,” demikian salah satu poin yang ditekankan dalam surat edaran tersebut.

    Pelaksanaan GEMAR dimulai pada Desember 2025, dengan menyesuaikan jadwal pengambilan rapor di masing-masing satuan pendidikan. Dalam edaran itu juga ditegaskan, ayah yang mengikuti kegiatan pengambilan rapor anak diberikan dispensasi keterlambatan, sesuai dengan ketentuan di instansi atau tempat kerja masing-masing, demi mendukung keberhasilan gerakan ini.

    Sebagai bentuk apresiasi, Kemendukbangga/BKKBN melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) akan memberikan penghargaan kepada 10 ayah terpilih yang berpartisipasi aktif dalam gerakan ini.

    Caranya, ayah diminta mengunggah foto dan/atau video saat mengambil rapor anak ke platform Instagram dengan menggunakan tagar #GATI dan #sekolahbersamaayah, serta menandai akun @kemendukbangga_bkkbn, @dithanrembkkbn, dan/atau @gatikemendukbangga.

    Surat edaran ini ditujukan kepada kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia, melalui Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta.

    (naf/kna)

  • Tidak Hanya Bikin Anak Wangi, Ini Manfaat Minyak Telon Tiga Anak

    Tidak Hanya Bikin Anak Wangi, Ini Manfaat Minyak Telon Tiga Anak

    Jakarta

    Melihat bayi tumbuh sehat menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Apalagi ketika bayi tersenyum dan wangi tentu hal itu membuatnya menjadi lebih menggemaskan.

    Supaya bayi tumbuh sehat ada sejumlah cara yang dapat dilakukan, salah satunya memilih penggunaan minyak telon yang tepat. Hal ini penting untuk diperhatikan, sebab kulit bayi belum diproteksi secara maksimal oleh sistem imun tubuh.

    Ada banyak pilihan produk minyak telon yang dapat digunakan, salah satunya Minyak Telon Tiga Anak dari PT. Berlico Mulia Farma yang merupakan anak usaha PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Berikut adalah manfaat dari Minyak Telon Tiga Anak.

    1. Menghangatkan Tubuh

    Minyak Telon Tiga Anak memiliki manfaat untuk menghangatkan tubuh anak. Kandungan alami minyak kayu putih di dalamnya mampu membuat tubuh menjadi lebih hangat.

    Menariknya, kehangatan yang dihadirkan tidak seperti ‘membakar’ kulit, namun hangatnya dapat diterima oleh kulit bayi. Produk ini cocok digunakan setelah mandi atau ketika cuaca sedang terasa dingin.

    2. Membuat Bayi Tertidur Lebih Nyenyak

    Kehangatan dari Minyak Telon Tiga Anak juga dapat membuat bayi tidur lebih nyenyak. Sebab jika merasakan dingin berlebih, biasanya bayi akan rewel dan sulit tidur.

    Supaya bayi dapat tertidur nyenyak tidak ada salahnya mengoleskan Minyak Telon Tiga Anak di bagian perut, punggung, dan kaki.

    3. Menghindari Kulit dari Gigitan Serangga

    Menjauhkan kulit bayi dari gigitan serangga menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Pasalnya jika sudah tergigit maka bakal menimbulkan ruam merah yang hilangnya cukup lama.

    Agar terhindar dari gigitan serangga seperti nyamuk ada banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya menggunakan minyak telon. Kandungan natural dan aroma yang dikeluarkan oleh minyak telon mampu menghindarkan tubuh dari gigitan serangga.

    4. Melegakan Pernapasan

    Sensasi hangat dan aromaterapi dari minyak telon tak cuma meredakan perut kembung, tapi juga membantu melegakan pernapasan. Manfaat ini membantu bayi bernafas lebih lega saat sedang batuk atau pilek.

    5. Meredakan Perut Kembung

    Bayi masih sangat rentan mengalami perut kembung, terutama karena sistem pencernaannya masih dalam proses perkembangan.

    Meski wajar, namun kondisi ini juga bisa membuat bayi menjadi rewel karena tak nyaman. Pemijatan lembut di perut bayi dengan minyak telon pun dipercaya dapat membantu meredakan keluhan.

    Seluruh manfaat tersebut bisa didapatkan di Minyak Telon Tiga Anak. Minyak telon Tiga Anak terbuat dari minyak kayu putih, minyak adas dan minyak kelapa murni sehingga nyaman digunakan pada bayi dan anak-anak.

    Kini, Minyak Telon Tiga Anak bisa ditemukan dengan mudah secara online di sidomunculstore.com dan Shopee melalui Sido Muncul Official Store.

    (prf/ega)

  • WNI Jadi Kasus Pertama Kusta di Rumania setelah 44 Tahun, Keluhkan Gejala Ini

    WNI Jadi Kasus Pertama Kusta di Rumania setelah 44 Tahun, Keluhkan Gejala Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Rumania pada Minggu lalu mengonfirmasi dua kasus kusta di sebuah salon SPA di kota Cluj-Napoca, menjadi yang pertama dalam lebih dari 40 tahun terakhir di negara anggota Uni Eropa tersebut.

    Adapun dua kasus tersebut merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini sedang menjalani perawatan medis. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Kusta atau lepra dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.

    Menteri Kesehatan Rumania, Alexandru Rogobete, menjelaskan dua pasien, masing-masing berusia 21 dan 25 tahun, yang berasal dari Indonesia, pertama kali datang untuk berobat ke Rumah Sakit Klinik Darurat Kabupaten Cluj.

    “Berdasarkan data mikrobiologis, satu kasus telah dikonfirmasi hari ini, sementara tiga lainnya masih dalam pemantauan klinis dan epidemiologis,” ujar Menteri Kesehatan dalam unggahan di akun Facebook-nya.

    Ia juga menyatakan Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Masyarakat (DSP) Rumania telah memutuskan penghentian sementara operasional salon spa hingga penyelidikan epidemiologis selesai.

    “Pengobatan khusus kusta sesuai protokol WHO telah dimulai. Setelah pengobatan dimulai, risiko penularan menurun hingga menghilang. Risiko bagi masyarakat umum tetap rendah, dan situasi ini ditangani dengan tanggung jawab maksimal,” ujar Rogobete.

    “Di Rumania, kasus kusta (penyakit Hansen) terakhir didiagnosis pada tahun 1981. Di tingkat Eropa, kasus kusta bersifat sporadis, dan sebagian besar terjadi pada orang-orang yang berasal dari wilayah endemis di Asia, Afrika, atau Amerika Latin,” ucapnya lagi.

    Rogobete juga menegaskan bahwa masyarakat yang pernah mengunjungi spa di Cluj-Napoca tidak perlu khawatir dan tidak memerlukan pemeriksaan medis tambahan.

    “Para klien salon tidak perlu cemas dan tidak perlu menjalani pemeriksaan, karena Inspeksi Kesehatan Negara dan Dinas Kesehatan Masyarakat akan melakukan penyelidikan epidemiologis lanjutan, termasuk terhadap klien dalam periode terakhir,” kata Rogobete.

    Gejala Pasien

    Sementara itu, menurut Duta Besar RI untuk Rumania dan Moldova, Meidyatama Suryodiningrat kedua pasien menunjukkan gejala gatal-gatal pada kulit.

    “Saat ini, kedua WNI dalam perawatan rumah sakit setempat,” kata Meidyatama dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (16/12), dikutip Antara.

    Selain itu, ada tiga WNI lain yang sedang menjalani isolasi dan pengawasan medis karena melakukan kontak dekat dengan kedua WNI itu.

    Kendati pemeriksaan telah dilakukan, belum ada diagnosa lanjutan terkait tiga WNI tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/naf)

  • BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

    BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), Taruna Ikrar menerima kunjungan resmi delegasi Guangxi Drug Administration dari China. Tujuan dari pertemuan ini adalah memperkuat kemitraan strategis Indonesia-China di bidang pengawasan obat dan makanan.

    Taruna menekankan pentingnya komunikasi regulatori yang berkelanjutan untuk mendukung kesehatan serta penguatan industri farmasi yang berdaya saing. Hal ini juga disampaikannya dalam pertemuan dengan Commissioner National Medical Products Administration (NMPA) di Beijing pada bulan November lalu.

    “BPOM bersedia untuk memfasilitasi proses registrasi produk sesuai standar nasional, mendukung peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia, berpartisipasi dalam program pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta menyusun work plan bersama dengan Guangxi Drug Administration,” sambut Taruna Ikrar pada Selasa (17/12/2025) di Gedung Garuda Kantor BPOM, dikutip dari siaran pers BPOM.

    Direktur Guangxi Medical Produts Administration (GXMPA), Li Yongqiang memaparkan bahwa Guangxi merupakan wilayah dengan posisi strategis sebagai gateway China-ASEAN. Dengan posisi itu, Guangxi relevan untuk menjadi mitra kerja sama dalam hal regulatori dan fasilitator kolaborasi regional.

    “Guangxi secara konsisten diposisikan oleh Pemerintah Pusat China sebagai leading region untuk implementasi kerja sama Tiongkok-ASEAN. Kolaborasi antara GXMPA dan BPOM sejalan dengan peran strategis Guangxi tersebut dan mendukung penguatan kerja sama Tiongkok-ASEAN yang berbasis kepercayaan regulatori,” ujar Yongqiang.

    Dia menambahkan, perkembangan sistem regulasi obat dan industri farmasi di Provinsi Guangxi, termasuk penguatan penerapan good manufactuing practices (GMP) telh diselaraskan dengan standar internasional dan langkah China dalam meningkatkan kesiapan menuju Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme. Upaya itu disampaikan sebagai bagian dari komitmen peningkatan mutu dan daya saing industri farmasi Tiongkok di pasar global, termasuk Indonesia.

    GXMPA juga mengajukan 5 usulan kerja sama kepada BPOM. Mulai dari fasilitasi aksesproduk farmasi, mulai dari kosmetik Guangxi ke Indonesia sesuai standar BPOM, peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia ke China, partisipasi Indonesia dalam program ASEAN Outstanding Young Scientist/Young Scientist Exchange, keikutsertaan BPOM dalam China-ASEAN Pharmaceutical Cooperation and Development Summit Forum 2026, hingga penyusunan work plan sebagai tindak lanjut kerja sama regulasi obat dan kosmetik Indonesia-Tiongkok.

    Taruna menyambut usulan tersebut dengan positif dan terbuka. Dia menyampaikan bahwa pengembangan kerja sama Indonesia-China ke depan akan mencakup beberapa aspek, di antaranya melalui penguatan penelitian bersama, penjajakan kerja sama di bidang uji klinis, pertukaran ahli, serta pengembangan traditional chinese medicine (TCM) dan jamu Indonesia berbasis bukti ilmiah.

    “Sejatinya, BPOM mendukung kerja sama yang dapat meningkatkan ketersediaan obat yang aman dan berkualitas bagi masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip perlindungan kesehatan publik dan kepatuhan terhadap regulasi. BPOM siap untuk membuka dialog teknis terkait penguatan GMP dan berbagi pengalaman dalam proses menuju PIC/S sebagai bagian dari peningkatan kapasitas regulatori kedua negara,” pungkas Taruna Ikrar

    BPOM dan GXMPA sepakat untuk menjalin kerja sama teknis, termasuk di bidang penelitian, uji klinis, pengembangan produk herbal terstandar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan perkuatan dialog regulatori. Audiensi ini diharapkan bisa menjadi landasan bagi kerja sama yang berkelanjutan dengan saling menghormati sistem regulasi di masing-masing negara. Pertemuan tersebut juga menjadi langkah penting untuk memperdalam hubungan kerja sama BPOM dan otoritas regulatori Tiongkok, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam dialog regulasi obat di tingkat kawasan ASEAN.

    (elk/suc)