Category: Detik.com Internasional

  • Sistem Rudal Patriot AS di Ukraina Rusak Akibat Serangan Rudal Rusia!

    Sistem Rudal Patriot AS di Ukraina Rusak Akibat Serangan Rudal Rusia!

    Ukraina saat ini memiliki dua sistem pertahanan udara Patriot di wilayahnya, dengan satu sistem disumbangkan oleh AS dan satu sistem lainnya disumbangkan secara bersama-sama oleh Jerman dan Belanda. Tidak diketahui secara jelas sistem rudal Patriot yang mana yang diduga mengalami kerusakan.

    Namun hilangnya salah satu sistem pertahanan udara itu, bahkan untuk periode singkat, bisa mempengaruhi kemampuan Ukraina dalam Kiev di tengah gempuran rudal Rusia yang semakin meningkat.

    Rusia pernah beberapa kali menargetkan sistem rudal Patriot di Ukraina dengan rudal hipersonik sebelumnya, termasuk pada 4 Mei lalu. Namun menurut sejumlah pejabat AS kepada CNN pekan lalu, serangan itu gagal dan Kiev berhasil menembak jatuh rudal-rudal Moskow sebelum mengenai sistem rudal Patriot.

    Seorang pejabat AS lainnya, yang juga enggan disebut namanya, menuturkan kemungkinan rentetan rudal Rusia mengenai salah satu komponen baterai sistem rudal Patriot.

    Sebuah sistem rudal Patriot terdiri atas enam komponen utama, yakni generator, satu set radar, pusat kendali, antena, pusat peluncuran dan rudal-rudal pencegat. Komponen-komponen itu beroperasi secara bersama-sama untuk menembakkan sebuah rudal Patriot dan secara sukses memandunya kepada target.

    Namun kerusakan parah pada salah satu atau lebih dari satu komponen akan memaksa Ukraina untuk mematikan sistem rudal Patriot, dan mungkin membawanya ke luar negeri untuk menjalani perbaikan secara ekstensif.

    Sistem rudal Patriot memiliki radar yang kuat untuk mendeteksi target yang datang dari jarak jauh, menjadikannya platform pertahanan udara yang kuat yang mampu mencegat rudal balistik dan banyak lagi. Namun emisi radar yang diperlukan untuk mendeteksi ancaman dari kejauhan juga memungkinkan musuh untuk mendeteksi baterai rudal Patriot dan menemukan lokasinya.

    Tidak seperti pertahanan udara jarak dekat yang bersifat mobile dan sulit ditargetkan, baterai sistem rudal Patriot yang berukuran besar dan bersifat stasioner, memungkinkan pasukan Rusia untuk membidik lokasinya dari waktu ke waktu.

    (nvc/ita)

  • Konvoi Konsulat AS Diserang di Nigeria, 4 Orang Tewas

    Konvoi Konsulat AS Diserang di Nigeria, 4 Orang Tewas

    Jakarta

    Sebuah konvoi kendaraan konsulat Amerika Serikat diserang di Nigeria dan menewaskan empat orang, termasuk dua personel dari konsulat AS dan dua petugas polisi. Para penyerang juga menculik tiga orang lainnya, menurut polisi setempat dan pejabat-pejabat AS.

    Dilansir media CNN, Rabu (17/5/2023), serangan itu terjadi pada Selasa (16/5) waktu setempat di negara bagian Anambra, Nigeria tenggara. Komando Kepolisian Anambra mengatakan kepada CNN bahwa para penyerang “membunuh dua petugas polisi dan dua staf konsulat AS dan membakar tubuh serta kendaraan mereka.”

    Menurut Gedung Putih dan polisi setempat, para personel yang tewas bukan warga AS.

    “Tidak ada warga AS yang terlibat dan karenanya tidak ada warga AS yang terluka,” kata John Kirby dari Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat. “Kami mengetahui beberapa korban, bahkan mungkin beberapa tewas.”

    Ketika para penyerang melihat pasukan keamanan “mereka membawa kabur dua petugas polisi dan seorang pengemudi kendaraan kedua dalam konvoi itu,” kata Ikenga Tochukwu, wakil inspektur polisi. “Tidak ada warga negara AS dalam konvoi itu,” tambahnya.

    Polisi mengatakan bahwa pasukan keamanan gabungan “telah memulai operasi penyelamatan dan pemulihan di daerah tersebut.”

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Selasa (16/5) bahwa “Personel Misi Nigeria bekerja sama dengan dinas keamanan Nigeria untuk menyelidiki.”

    Lihat Video: Buntut Penembakan Massal, Sejumlah Negara Keluarkan Travel Warning ke AS

    (ita/ita)

  • Biden Mendadak Batalkan Kunjungan Bersejarah ke Papua Nugini, Kenapa?

    Biden Mendadak Batalkan Kunjungan Bersejarah ke Papua Nugini, Kenapa?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempersingkat rangkaian kunjungannya ke kawasan Indo-Pasifik, dengan membatalkan kunjungan bersejarah ke Papua Nugini dan rencana kunjungan ke Australia. Langkah itu diambil agar Biden bisa lebih fokus pada perundingan batas utang yang berlangsung di Washington.

    Seperti dilansir Associated Press, Rabu (17/5/2023), pembatalan dua dari tiga kunjungan ke luar negeri itu merupakan kemunduran bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Biden yang menempatkan fokus lebih besar pada kawasan Pasifik yang menjadi pusat jangkauan globalnya.

    Biden menyatakan dirinya masih berencana untuk berangkat ke Hiroshima, Jepang, pada Rabu (17/5) waktu setempat untuk menghadiri KTT G7 dengan para pemimpin dari negara-negara dengan perekonomian utama dunia. Biden dijadwalkan pulang ke AS pada Minggu (21/5) mendatang.

    “Saya menunda kunjungan ke Australia dan persinggahan saya di Papua Nugini demi bisa kembali untuk negosiasi akhir dengan para pemimpin kongres,” ucap Biden saat berbicara di awal acara Bulan Warisan Yahudi Amerika di Gedung Putih.

    “Sifat kepresidenan adalah menangani banyak masalah kritis sekaligus. Jadi saya meyakini kita akan terus membuat kemajuan untuk menghindari default dan memenuhi tanggung jawab Amerika sebagai pemimpin panggung dunia,” jelasnya.

    Biden sebelumnya dijadwalkan menghadiri pertemuan kemitraan Quad, beranggotakan AS, Australia, India dan Jepang, yang akan digelar di Australia. Dia juga dijadwalkan melakukan kunjungan singkat yang bersejarah di Papua Nugini dan bertemu dengan belasan pemimpin negara-negara Pasifik

    Dalam pernyataannya, Biden mengatakan dirinya telah berbicara dengan PM Australia Anthony Albanese untuk memberitahukan penundaan kunjungan. Biden juga mengundang Albanese untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Washington DC, yang tanggalnya belum ditentukan.

  • Kapal Feri Terbalik Usai Diserang Kuda Nil, Balita Tewas-Puluhan Hilang

    Kapal Feri Terbalik Usai Diserang Kuda Nil, Balita Tewas-Puluhan Hilang

    Lilongwe

    Sebuah kapal feri yang mengangkut 30 warga desa di Sungai Shire, Malawi, terbalik setelah diserang seekor kuda nil. Tragis, seorang balita ditemukan tewas usai kapal itu terbalik dan puluhan orang dilaporkan hilang.

    Seperti dilansir CNN, Rabu (17/5/2023), insiden ini di Sungai Shire yang ada di distrik Nsanje, Malawi, pada Senin (15/5) pagi waktu setempat. Juru bicara kepolisian setempat, Agnes Zalakoma, menyebut bahwa 23 orang dari total 37 penumpang kapal itu dilaporkan hilang.

    Para korban hilang itu dikhawatirkan tewas tenggelam di sungai, yang dipenuhi buaya dan kuda nil.

    “Orang-orang berhasil menyelamatkan 13 orang, sementara 23 orang lainnya hilang dan jenazah seorang balita telah ditemukan,” ucap Zalakoma dalam pernyataannya.

    Para petugas penyelamat, sebut Zalakoma, terus melanjutkan pencarian korban hilang.

    Zalakoma menuturkan kepada CNN pada Selasa (16/5) waktu setempat bahwa berbahaya untuk menyeberangi sungai tersebut dan insiden cukup sering terjadi.

    “Terlalu berbahaya karena (sungai) itu terlalu dangkal dan di sungai ini ada buaya yang sering menyerang manusia dan juga kuda nil yang menyebabkan insiden seperti yang kita dapati,” sebutnya.

    Lihat juga Video: Mengulik Cara Kuda Nil Berkomunikasi Satu Sama Lain

  • Kim Jong Un Inspeksi Satelit Mata-mata Pertama Korut

    Kim Jong Un Inspeksi Satelit Mata-mata Pertama Korut

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un melakukan inspeksi terhadap satelit mata-mata militer pertama buatan negara terisolasi itu. Dalam inspeksinya, Kim Jong Un memberikan persetujuan atas ‘rencana aksi di masa depan’.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/5/2023), Kim Jong Un bertemu dengan Komisi Persiapan Peluncuran Satelit Non-permanen pada Selasa (16/5) waktu setempat, sebelum memeriksa langsung satelit buatan Pyongyang.

    Sebulan lalu, Kim Jong Un menyebut perakitan satelit telah diselesaikan dan memberikan lampu hijau untuk peluncurannya. Laporan pada 18 April itu disampaikan seminggu setelah Pyongyang meluncurkan apa yang disebut sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar solid, yang menandai terobosan besar dalam program senjata yang dilarang itu.

    Para analis menilai ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara pengembangan ICBM dan kemampuan peluncuran ke luar angkasa.

    “Setelah mengetahui secara detail pekerjaan komisi, (Kim Jong Un) menginspeksi satelit pengintaian nomor 1, yang siap diluncurkan setelah menjalani pemeriksaan perakitan akhir dan uji coba lingkungan luar angkasa,” sebut kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) dalam laporannya.

    Kim Jong Un sebelumnya menuduh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) telah meningkatkan apa yang disebutnya sebagai ‘langkah konfrontatif’ terhadap Korut. Dia menegaskan Pyongyang akan menggunakan haknya untuk mempertahankan diri.

    Dalam inspeksi itu, sebut KCNA, Kim Jong Un ‘menyetujui rencana aksi mendatang dari komisi persiapan’.

  • Hanya Warga Non-Muslim di Sarawak Boleh Pakai Kata ‘Allah’

    Hanya Warga Non-Muslim di Sarawak Boleh Pakai Kata ‘Allah’

    Kuala Lumpur

    Polemik soal penggunaan kata ‘Allah’ oleh warga non-Muslim masih berlanjut di Malaysia. Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim mengatakan bahwa hanya warga penganut Kristen di Sarawak yang diperbolehkan menggunakan kata ‘Allah’.

    Seperti dilansir The Star, Rabu (17/5/2023), Anwar menyatakan bahwa penggunaan kata itu tidak akan diizinkan oleh warga non-Muslim di negara bagian lainnya dan hal ini telah dijelaskan oleh Kementerian Dalam Negeri.

    “Kita harus memahami bahwa ini adalah keputusan Sarawak, dan Melaka, Penang dan Selangor tidak boleh menggunakan kata itu,” ucapnya.

    “Pengadilan telah memutuskan (memihak Sarawak) dan kita harus memahami bahwa itu hak prerogatif Sarawak,” tegas Anwar kepada wartawan.

    Pernyataan itu disampaikan Anwar setelah sebelumnya Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail menyatakan kementeriannya akan mencabut banding terhadap putusan Pengadilan Tinggi yang mengizinkan warga non-Muslim menggunakan kata itu dan tiga kata lainnya untuk tujuan pendidikan.

    Saifuddin menyebut itu telah menjadi posisi kementeriannya dan dirinya telah menginformasikan dan menyampaikan hal itu kepada Kabinet.

    Banding itu awalnya dijadwalkan untuk sidang membahas manajemen kasus pada 19 Mei mendatang, namun tidak akan lagi dilanjutkan karena pemerintah mencabut seluruh bandingnya pada 18 April lalu.

    Lihat juga Video ‘PM Malaysia Dorong Perdamaian Konflik Etnik di Thailand Selatan’:

  • Kapal Nelayan China Tenggelam, 39 ABK Termasuk 17 WNI Hilang

    Kapal Nelayan China Tenggelam, 39 ABK Termasuk 17 WNI Hilang

    Beijing

    Sebuah kapal penangkap ikan China tenggelam di perairan Samudra Hindia bagian tengah pada Selasa (16/5) waktu setempat. Sedikitnya 39 anak buah kapal (ABK), termasuk 17 warga negara Indonesia (WNI), dilaporkan hilang.

    Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Rabu (17/5/2023), televisi pemerintah China, CCTV, melaporkan insiden itu terjadi pada Selasa (16/5) dini hari, sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Penyebab tenggelamnya kapal pencari ikan berbendera China itu belum diketahui secara jelas.

    Laporan CCTV menyebut 39 ABK hilang usai kapal itu tenggelam di perairan Samudra Hindia. Para ABK kapal itu terdiri atas 17 warga China, 17 WNI dan lima warga negara Filipina.

    “Sejauh ini, tidak ada korban hilang yang ditemukan,” sebut CCTV dalam laporannya.

    Kapal pencari ikan yang tenggelam itu diketahui bernama Lupenglaiyuanyu No 8 dan berbasis di Provinsi Shandong, serta merupakan milik Penglai Jinglu Fishery.

    Presiden Xi Jinping, sebut CCTV, telah memerintahkan operasi pencarian dan penyelamatan untuk insiden kapal tenggelam itu.

    Xi dan Perdana Menteri (PM) Li Qiang juga memerintahkan para diplomat China yang ada di luar negeri, serta Kementerian Pertanian dan Kementerian Transportasi, untuk membantu proses pencarian korban selamat.

    Lihat juga Video ‘Momen Penyelamatan 5 ABK Nelayan di Perairan Banyuwangi, 7 Masih Hilang’:

  • CIA Bujuk Warga Rusia Bocorkan Rahasia Negara, Kremlin Memantau

    CIA Bujuk Warga Rusia Bocorkan Rahasia Negara, Kremlin Memantau

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menyatakan tengah memantau aktivitas mata-mata Barat setelah Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA merilis video emosional yang isinya membujuk warga Moskow untuk membocorkan rahasia negara kepada mereka.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (17/5/2023), video berdurasi singkat dalam bahasa Rusia itu disertai sebuah teks yang menyatakan CIA ingin mendengar komunikasi dari para pejabat militer, spesialis intelijen, diplomat, ilmuwan dan orang-orang dengan informasi soal ekonomi dan kepemimpinan Rusia.

    Warga Rusia itu dibujuk untuk melakukan kontak dengan CIA melalui saluran internet yang aman.

    “Hubungi kami. Mungkin orang-orang di sekitar Anda tidak ingin mendengar kebenaran. Kami menginginkan itu,” demikian bunyi teks dalam video CIA itu.

    Video CIA yang dirilis nyaris 15 bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina itu mengajak warga Moskow untuk mengambil risiko yang sangat besar.

    Presiden Vladimir Putin telah memperingatkan warga Rusia untuk mewaspadai para pengkhianat, dan parlemen Moskow pada bulan lalu memperberat hukuman untuk pengkhianatan negara dari 20 tahun penjara menjadi penjara seumur hidup.

    Saat ditanya soal video CIA itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan dirinya tidak memperhatikannya secara khusus.

  • Kesalnya Warga Korut karena Harus Panggil ‘Ayah’ Kim Jong Un

    Kesalnya Warga Korut karena Harus Panggil ‘Ayah’ Kim Jong Un

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengeluarkan aturan agar warga memanggil dirinya sebagai ‘Ayah yang Terhormat.’ Namun, aturan itu ditentang oleh warga Korut.

    Warga disebut kekesalan bahkan kebencian di kalangan kaum muda Korut. Mereka menganggap Kim Jong Un seumuran dengan mereka dan tidak layak mendapatkan kehormatan seperti itu.

    Seperti dilansir Radio Free Asia (RFA), Selasa (16/5/2023), publik Korut menilai pemujaan semacam itu seperti tidak memahami situasi. Mengingat, masih ada kelaparan yang meluas dihadapi banyak warga negara terisolasi itu.

    Dituturkan sejumlah warga Korut, yang tidak disebut namanya karena alasan keamanan, kepada RFA, keputusan tertuang dalam materi pendidikan baru yang didistribusikan untuk organisasi-organisasi pemuda yang wajib dihadiri oleh warga Korut berusia 35 tahun atau lebih muda.

    “Sampai sekarang, otoritas setempat tengah mengatakan (di media) bahwa hati rakyat mengagumi dan mematuhi Sekretaris Jenderal … seperti mereka mengikuti dan mematuhi ayah mereka sendiri,” tutur seorang warga Provinsi Hamgyong Utara kepada RFA.

    “Menurut kuliah pendidikan bulan ini, anak muda yang berusia antara 14 tahun hingga 35 tahun sekarang harus memanggil Sekretaris Jenderal sebagai ayah mereka, meskipun usianya diperkirakan 38 tahun,” ungkap warga Korut itu.

    “Meskipun Kim Jong Un seumuran dengan beberapa di antara mereka, mereka harus memanggilnya ayah, dan itu memiliki arti politis,” imbuhnya.

    Lihat juga Video ‘Gaya Kim Jong Un Awasi Uji Rudal Sebelum ‘Perang Nyata”:

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Ukraina Klaim Tangkal Rudal Hipersonik Kebanggaan Putin, Rusia Membantah

    Ukraina Klaim Tangkal Rudal Hipersonik Kebanggaan Putin, Rusia Membantah

    Moscow

    Pihak Ukraina mengklaim berhasil mencegah 100 persen rudal yang diluncurkan Rusia, termasuk rudal hipersonik yang jadi kebanggaan Presiden Rusia Vladimir Putin lantaran tidak terkalahkan. Namun klaim tersebut dibantah Rusia mentah-mentah.

    “Kesuksesan luar biasa lainnya untuk angkatan udara Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, seperti dilansir AFP, Rabu (17/5/2023).

    Tak hanya Oleksiy Reznikov, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan kepada Dewan Eropa melalui konferensi video bahwa 100 persen rudal Rusia yang ditembakkan ke wilayah Ukraina pada Senin (15/5) malam hingga Selasa (16/5) telah dicegat.

    Sebelumnya, Ukraina juga mengklaim telah menembak jatuh enam rudal, senjata utama Rusia yang telah mengintensifkan serangan jarak jauhnya.

    Klaim Ukraina tersebut pun dibantah oleh Rusia. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan rudal yang diluncurkan Rusia, termasuk rudal hipersonik bernama Kinzhal tidak ditembak jatuh.

    “Rusia belum meluncurkan Kinzhal sebanyak yang dikatakan (Ukraina) telah ditembak jatuh,” kata Sergei Shoigu kepada kantor berita negara Ria Novosti.

    Rudal Kinzhal (Belati) adalah salah satu senjata yang disebut-sebut tak terkalahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Rudal tersebut tidak terkalahkan karena kecepatannya memungkinkan untuk menentang sebagian besar sistem pertahanan udara.

    Lihat juga Video ‘Kyiv Dihujani Serangan Udara Rusia’:

    (maa/maa)