Category: Detik.com Internasional

  • Terjadi Lagi, Polisi Australia Tembak Mati Wanita dengan Taser

    Terjadi Lagi, Polisi Australia Tembak Mati Wanita dengan Taser

    New South Wales

    Seorang wanita berusia 47 tahun tewas setelah ditembak taser oleh polisi Australia dalam insiden di negara bagian New South Wales. Ini menjadi insiden tragis kedua sepanjang tahun ini yang melibatkan taser milik polisi di wilayah Australia.

    Seperti dilansir CNN, Jumat (15/9/2023), Kepolisian New South Wales menuduh wanita itu mengancam seorang warga setempat dan para personel kepolisian dengan menggunakan kapak, sebelum dia ‘membarikade dirinya’ di dalam sebuah apartemen pada Kamis (14/9) siang hari.

    Para juru runding atau negosiator spesialis dipanggil ke lokasi kejadian yang ada di area Stockton, kota Newcastle, sebelum polisi memasuki apartemen itu sekitar sembilan jam usai perundingan berlangsung.

    Asisten Komisioner Kepolisian New South Wales, Peter McKenna, mengatakan pada Jumat (15/9) waktu setempat bahwa unit polisi taktis menembak wanita itu dengan menggunakan bean bag — senjata yang dimaksudkan untuk memberikan efek kejut. Tembakan itu melukai bagian bahu wanita tersebut.

    Beberapa saat kemudian, wanita berusia 47 tahun itu ditembak dengan taser atau senjata kejut listrik, sebelum akhirnya ditangkap dan dibawa ke ambulans. Namun, sebut McKenna, wanita itu meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.

    “Autopsi post-mortem terhadap wanita itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan ketika kami dapat memastikan penyebab kematiannya,” ucap McKenna.

    Insiden maut melibatkan taser yang ditembakkan Kepolisian Australia merupakan yang kedua terjadi pada tahun ini di negara bagian tersebut. Beberapa bulan lalu, seorang polisi senior dari Kepolisian New South Wales didakwa atas beberapa pelanggaran karena menembakkan taser ke arah seorang nenek berusia 95 tahun.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Polisi Tembak Wanita Hamil hingga Tewas di Ohio’:

  • 4 Hal Diketahui soal Penemuan Diduga Jasad Alien di Meksiko

    4 Hal Diketahui soal Penemuan Diduga Jasad Alien di Meksiko

    Jakarta

    Jasad diduga alien ditemukan di Meksiko. Hal tersebut membuat para senator Meksiko melakukan pertemuan yang membahas berbagai kesaksian bahwa adanya makhluk lain selain manusia di alam semesta.

    Berikut sederet informasi terkini soal penemuan jasad diduga alien di Meksiko.

    Sesosok jasad dengan bentuk aneh diduga sebagai alien ditemukan di Meksiko. Kehebohan jasad mirip alien itu terjadi saat seorang jurnalis Meksiko bernama Jaime Maussan, yang juga seorang penggemar UFO sejak lama, menunjukkan dua makhluk bertubuh kecil dipajang dalam kotak kepada para politisi Meksiko dalam rapat pada Selasa (12/9) waktu setempat.

    Usai rapat tersebut, para senator Meksiko melakukan pertemuan resmi membahas berbagai kesaksian bahwa adanya mahkluk lain selain manusia di alam semesta ini.

    Ini merupakan pertemuan pertama di negara tersebut yang membahas tentang kehidupan di luar Bumi. Pada sidang senat pada Selasa (12/9), anggota parlemen diperlihatkan dua tubuh keriput dengan kepala menciut, dan rekaman video ‘fenomena anomali yang tidak dapat dijelaskan’ oleh Jaime Maussan, seorang jurnalis olahraga yang menjadi penggemar UFO.

    Maussan mengatakan sisa-sisa tersebut berusia lebih dari 1.000 tahun dan merupakan milik ‘makhluk non-manusia yang bukan bagian dari evolusi terestrial kita’.

    Jasad diduga alien di Meksiko (Foto: ABC Australia)2. Disebut Bukan Bagian Manusia

    “Saya dapat menegaskan kalau kedua jasad ini tidak ada hubungannya dengan manusia,” kata Jose de Jesus Zalce Benitez, direktur Institut Ilmiah untuk Kesehatan dari angkatan laut Meksiko, dalam ruang sidang tersebut.

    Namun, bukan berarti mereka disebut sebagai alien. Para ilmuwan yang bekerja dengan National Laboratory of Mass Spectrometry dengan Akselerator di National Autonomous University of Mexico (NAUM) melakukan serangkaian tes, termasuk analisis DNA dan sinar-X 3D.

    “Tentu saja ini semua dibuat-buat,” kata Julieta Fierro, ilmuwan di Institut Astronomi NAUM.

    Profesor Fierro menunjukkan kalau penanggalan karbon-14, yang biasanya digunakan untuk menentukan usia spesimen, tidak bisa dilakukan jika makhluk ini berasal dari planet lain karena senyawa kimiawi mereka berbeda.

    Ia juga menyebutkan akan menjadi proses yang sulit untuk membawa alien dari Peru melewati bea cukai ke Meksiko.

    3. NASA Menyelidiki UFO

    Masih terkait dengan alien, NASA melaporkan temuan obyek terbang tak dikenal oleh fenomena anomali tak dikenal atau tim studi independen UAP. Laporan ini dimaksudkan untuk membantu NASA menentukan bagaimana mereka akan mengumpulkan data UAP di masa depan, dengan harapan dapat menjelaskan fenomena tersebut.

    Dalam pernyataannya, badan tersebut mengatakan “saat ini terdapat sejumlah pengamatan berkualitas tinggi terhadap UAP, sehingga mustahil untuk menarik kesimpulan ilmiah soal sifatnya”.

    Kasus makhluk diduga alien di Meksiko menuai banyak kritik. Baca berita di halaman selanjutnya.

  • Zelensky Akan ke Gedung Putih Temui Biden, Bahas Apa?

    Zelensky Akan ke Gedung Putih Temui Biden, Bahas Apa?

    Zelensky sebelumnya pernah melakukan kunjungan masa perang ke Washington pada Desember 2022, dan menyampaikan pidato berapi-api di hadapan para anggota parlemen AS di Capitol Hill. Kunjungan itu menjadi kunjungan ke luar negeri pertama Zelensky sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Dalam pidatonya yang disambut sorakan para anggota parlemen AS, Zelensky berterima kasih kepada Washington karena telah membantu mendanai upaya perang, dan menyebut dana itu ‘bukan amal’ melainkan ‘investasi’ untuk keamanan global dan demokrasi.

    Laporan soal rencana kunjungan terbaru Zelensky ini muncul saat Kongres AS semakin terpecah soal penyediaan dana tambahan untuk Ukraina karena perang sudah memasuki tahun kedua.

    Pemerintahan Biden mengupayakan agar paket bantuan militer tambahan sebesar US$ 13,1 miliar dan dukungan kemanusiaan sebesar US$ 8,5 miliar untuk Ukraina mendapatkan persetujuan Kongres AS. Paket itu juga mencakup US$ 2,3 miliar untuk pembiayaan dan untuk mengkatalisasi donor melalui Bank Dunia.

    Namun para angota parlemen dari Partai Republik yang konservatif telah mendorong pemotongan belanja federal secara luas dan beberapa anggota parlemen yang bersekutu dengan mantan Presiden AS Donald Trump secara spesifik berupaya menghentikan aliran dana ke Ukraina.

    Kongres AS sedang berupaya meloloskan rancangan anggaran alokasi tahunan sebelum batas waktu 30 September agar pemerintahan bisa tetap berjalan.

    (nvc/ita)

  • Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Jakarta

    Setelah kedatangan lebih dari 6.750 migran di Lampedusa dalam beberapa hari terakhir, Satuan Penjaga Pantai Italia dan Kementerian Dalam Negeri di Roma mengumumkan akan segera memindahkan orang-orang dari kamp yang penuh sesak ke Sisilia atau daratan utama.

    Prefektur Sisilia mengumumkan, sebuah kapal feri berkapasitas 700 orang sedang dalam perjalanan ke Lampedusa, dan 180 orang akan diterbangkan dengan pesawat yang disiapkan oleh badan PBB untuk migrasi internasional IOM.

    “Kondisi apokaliptik”

    Palang Merah Italia yang mengelola hotspot atau pusat penerimaan reguler untuk pengungsi di Lampedusa, di situs webnya menyatakan, situasinya sangat menegangkan dan mereka berusaha semaksimal mungkin menjamin kebutuhan dasar.

    Pendeta Lampedusa, Don Carmelo Rizzo, kepada kantor berita Ansa mengatakan, pasokan air bersih juga bisa menjadi masalah. “Kondisinya apokaliptik,” kata Rizzo.

    Jika kondisi memungkinkan, Palang Merah berencana memindahkan migran yang tiba ke daratan pada hari yang sama ketika mereka tiba. Karena hotspot di pedalaman Lampedusa hanya berkapasitas maksimal 450 orang dan sudah penuh.

    Jumlah migran menyeberang dari Tunisia meningkat

    Media Italia melaporkan, ada lebih banyak kapal yang membawa migran menunggu untuk berlabuh di Lampedusa. Penjaga pantai Italia menjelaskan, gelombang besar pengungsi tersebut diduga disebabkan oleh adanya penumpukan di pelabuhan Sfax, Tunisia, karena kapal penyelundup tidak dapat berangkat selama berhari-hari akibat cuaca buruk. Banyak hal telah berubah sejak awal pekan ini.

    Di Sisilia dan daratan Italia, para migran dari Lampedusa ditampung di pusat-pusat penerimaan migran atau hotspot dan harus didaftarkan di sana. Pihak berwenang Italia didukung oleh staf dari Badan Suaka Uni Eropa (EASO) dan Badan Perlindungan Perbatasan atau Frontex.

    Sebagian besar migran ingin melakukan perjalanan lebih jauh ke utara, ke Prancis, Austria atau Jerman. Untuk diketahui, fasilitas hotspot ini bukanlah kamp tertutup, jadi para migran bisa dengan bebas meninggalkannya setiap waktu.

    Negara tetangga tingkatkan kontrol perbatasan

    Prancis bereaksi dengan kembali memperkuat kontrol perbatasannya dengan Italia, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Austria juga mengontrol perbatasan di selatan dengan Italia. Jerman pun mengatur kontrol perbatasan antara Bayern dan Austria.

    Namun peneliti migrasi Gerald Knaus mengatakan, kontrol perbatasan ini kecil dampaknya. Siapa pun yang telah tiba di wilayah Schengen, yaitu wilayah Uni Eropa (UE) tanpa kontrol perbatasan yang sistematis, punya peluang bagus untuk suatu saat sampai ke Jerman.

    Dari segi jumlah, Jerman adalah negara tujuan utama pencari suaka di UE, meskipun tidak memiliki perbatasan dengan negara bukan anggota UE (kecuali di bandara). Menurut Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF), tahun ini saja, hingga Agustus lalu sudah ada 220.000 permohonan suaka baru. Pencari suaka yang ditolak, juga jarang sekali dideportasi dari Jerman.

    Italia tolak patuhi aturan suaka UE

    Beberapa hari lalu, Jerman dan Perancis telah menghentikan menerima migran dari Italia secara sukarela. Pada tahun 2022, sekitar 3.500 migran ditempatkan ke negara-negara UE lainnya. Sekitar 1.000 di antaranya masuk dari Italia ke Jerman.

    Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Piantedosi, bereaksi dengan tenang terhadap terhentinya pengambilalihan tersebut. Lagipula ia menganggap pengambilalihan itu tidak banyak membantu. Ia mengonfirmasikan, Italia tidak lagi mematuhi aturan suaka Eropa yang disebut Peraturan Dublin. Menurut aturan prosedur suaka UE ini, Italia harus menerima kembali migran yang pertama kali tiba di Italia sebagai negara yang pertama kali dimasuki.

    PBB: Harus ada mekanisme solidaritas

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterrez sekali lagi mengimbau solidaritas negara-negara UE. “Upaya tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh negara-negara yang pertama kali dimasuki, tetapi harus dilakukan bersama dengan negara-negara lain,” jelas Guterrez.

    Setelah bertahun-tahun melakukan perundingan yang alot, para menteri dalam negeri Uni Eropa akan menyelesaikan pakta baru mengenai migrasi yang akan mempercepat prosedur di perbatasan dan dengan cepat mendeportasi migran yang datang dengan motif ekonomi. Untuk pertama kalinya, distribusi pencari suaka juga akan dibatasi di seluruh negara Uni Eropa.

    Namun Polandia dan Hongaria dengan tegas menolak mekanisme solidaritas. Sebaliknya, pemerintah sayap kanan Italia mendorong penerapannya. “Hal ini akan mengalihkan tanggung jawab negara-negara di perbatasan luar ke seluruh UE”, kata Menteri Dalam Negeri Italia, Piantedosi.

    Pada tanggal 28 September mendatang, para menteri dalam negeri UE ingin membahas kembali pakta migrasi di Brussel. Pakar migrasi seperti sosiolog Gerald Knaus mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun sebelum peraturan ini mulai berlaku dan berdampak di lapangan.

    Tunisia belum berikan tanggapan

    Perjanjian antara UE dan Tunisia yang diumumkan dua bulan lalu, juga tidak banyak berpengaruh. UE ingin membantu rezim Tunisia dengan bantuan senilai satu miliar euro. Sebagai imbalannya, UE berharap Tunisia dapat membatasi pergerakan migrasi.

    “Saat ini yang terjadi justru sebaliknya”, kritik anggota parlemen Belanda Jeroen Lenaers. Jumlah migran meningkat, tidak ada yang berubah di Tunisia.

    Komisi Uni Eropa menyatakan, seluruh hal tersebut hanyalah sebuah nota kesepahaman, sehingga belum menjadi perjanjian yang efektif secara hukum. Sementara Presiden Tunisia, Kais Saied, telah berulang kali menyatakan, dia tidak akan berperan sebagai polisi perbatasan untuk Eropa dan para migran tidak boleh tinggal permanen di Tunisia.

    Perjanjian dengan Tunisia tersebut dinegosiasikan oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

    “Pertanyaannya bukan bagaimana kita mendistribusikannya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita menghentikannya? kedatangan mereka di Italia, dan saya masih belum melihat jawaban konkret tentang hal itu,” kata Perdana Menteri Italia, Meloni kepada RAI.

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • 11 Eks Polisi Meksiko Dinyatakan Bersalah Atas Pembunuhan 17 Migran

    11 Eks Polisi Meksiko Dinyatakan Bersalah Atas Pembunuhan 17 Migran

    Jakarta

    Sebanyak 11 mantan petugas polisi Meksiko dinyatakan bersalah dalam pembunuhan 17 migran yang ditembak dan dibakar di dekat perbatasan Amerika Serikat.

    Kantor kejaksaan Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka telah berhasil mendapatkan vonis bersalah terhadap 11 petugas polisi yang didakwa melakukan pembunuhan, sementara satu lagi dinyatakan bersalah karena penyalahgunaan jabatan.

    Setelah persidangan yang berlangsung lebih dari tiga bulan, hakim Patricio Lugo Jaramillo, dikutip kantor berita AFP, Jumat (15/9/2023), memutuskan bahwa ada cukup bukti untuk memvonis bersalah para mantan petugas polisi tersebut.

    Pembunuhan itu terjadi pada 21 Januari 2021 di komunitas Santa Anita di negara bagian Tamaulipas, dekat perbatasan dengan Amerika Serikat, yang menjadi negara tujuan 16 migran dari Guatemala dan satu migran dari Honduras.

    Para korban “kehilangan nyawa karena luka tembak dan kemudian dibakar”, demikian bunyi pernyataan jaksa.

    Awalnya, 12 petugas polisi didakwa melakukan pembunuhan, namun salah satu dari mereka diringankan tuntutannya menjadi penyalahgunaan wewenang sebagai imbalan atas kerja sama dalam penyelidikan.

    Mayat-mayat hangus itu ditemukan di dalam sebuah truk di Camargo, daerah sengketa antara kartel narkoba di dekat perbatasan dengan negara bagian Texas, AS.

    Lihat juga Video ‘HRW Sebut Arab Saudi Bunuh Ratusan Migran Ethiopia di Perbatasan’:

    (ita/ita)

  • Kim Jong Un Tur ke Pabrik Jet Tempur Rusia yang Disanksi Barat

    Kim Jong Un Tur ke Pabrik Jet Tempur Rusia yang Disanksi Barat

    Moskow

    Kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Rusia masih berlanjut. Pemimpin negeri komunis itu melakukan tur ke pabrik jet tempur Moskow yang sebelumnya dijatuhi sanksi oleh negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS).

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/9/2023), dengan didampingi oleh Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Denis Manturov, Kim Jong Un mengunjungi dua pabrik perakitan jet tempur Sukhoi buatan Rusia yang ada di kota Komsomolsk-on-Amur, wilayah Timur Jauh Rusia, pada Jumat (15/9) waktu setempat.

    Kedua pabrik itu adalah Pabrik Pesawat Yuri Gagarin dan Pabrik Yakovlev, yang sama-sama merupakan unit Perusahaan Pesawat Bersatu (UAC), yang dijatuh sanksi oleh negara-negara Barat terkait invasi Rusia ke Ukraina. Pabrik Gagarin juga dijatuhi sanksi khusus oleh AS.

    Bersama Wakil PM Manturov, Kim Jong Un mengamati bagian bengkel perakitan pesawat di Pabrik Pesawat Yuri Gagarin, yang menjadi lokasi jet tempur multirole Sukhoi Su-35 dan jet tempur Su-57 diproduksi.

    “Kim Jong Un dan Denis Manturov mengamati pabrik perakitan jet tempur dan bengkel perakitan akhir jet tempur Su-35 dan sistem penerbangan generasi kelima Su-57,” demikian pernyataan pemerintah Rusia membahas kunjungan Kim Jong Un itu.

    “Delegasi tersebut juga mengamati kemampuan teknologi pabrik tersebut, yang telah dimodernisasi dan dilengkapi kembali — produksi pemesinan dan bengkel pelapisan khusus,” imbuh pernyataan tersebut.

  • Bertemu di Rusia, Putin-Kim Jong Un Tukaran Hadiah Senapan

    Bertemu di Rusia, Putin-Kim Jong Un Tukaran Hadiah Senapan

    Dalam pernyataan terbaru, Kremlin juga mengonfirmasi bahwa Putin ‘dengan senang hati menerima undangan Kim Jong Un’ untuk berkunjung ke Pyongyang. Hal ini sebelumnya dilaporkan oleh televisi pemerintah Korut.

    Lebih lanjut, Peskov mengatakan bahwa Rusia pertama-tama akan ‘segera bersiap’ untuk mengirimkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov ke Pyongyang, sebelum rencana kunjungan Putin bisa dipersiapkan.

    Jika benar-benar berkunjung ke Pyongyang, maka itu akan menjadi kunjungan kedua Putin ke negara paling terisolasi di dunia, yang berbatasan langsung dengan Rusia. Pada Juli 2000 lalu, Putin yang baru beberapa bulan menjabat Presiden Rusia berkunjung ke Korut dan bertemu dengan Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.

    Terlepas dari itu, pertemuan Putin dan Kim Jong Un ini dilakukan saat peringatan Barat, terutama Amerika Serikat (AS), menghujani soal kekhawatiran adanya perjanjian senjata terlarang. Usai bertemu Kim Jong Un, Putin menuturkan kepada wartawan bahwa dirinya melihat ‘kemungkinan’ untuk kerja sama militer.

    Setelah melambaikan tangan kepada Kim Jong Un setelah pertemuan keduanya selesai digelar di Kosmodrom Vosotchny, Putin mengatakan kepada televisi setempat bahwa pemimpin Korut itu akan menginspeksi pameran kapal-kapal perang Rusia di Vladivostok dan mengunjungi universitas di sana, yang secara historis menerima mahasiswa asal Korut.

    (nvc/ita)

  • NASA Rilis Laporan soal UFO, Ini Kesimpulannya

    NASA Rilis Laporan soal UFO, Ini Kesimpulannya

    Jakarta

    Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, pada hari Kamis (14/09) merilis sebuah laporan setebal 33 halaman yang menyerukan teknik-teknik baru untuk mempelajari fenomena anomali tak dikenal, UAP.

    Itulah istilah yang digunakan NASA untuk objek atau fenomena yang tidak teridentifikasi atau tidak dapat dijelaskan yang terlihat di langit atau ruang angkasa, beberapa di antaranya lebih sering disebut sebagai penampakan potensial UFO atau objek terbang tak dikenal.

    Administrator NASA Bill Nelson juga mengatakan bahwa NASA akan menunjuk direktur baru untuk penelitian UAP. Direktur baru ini akan ditugaskan untuk menangani, “komunikasi terpusat, sumber daya, dan kemampuan analisis data untuk membangun kumpulan daya yang lebih kuat sebagai evaluasi UAP di masa depan.”

    Nelson: Ada kehidupan di luar angkasa

    Dalam konferensi pers, Bill Nelson juga memberikan pendapat pribadinya bahwa ada kehidupan di luar Bumi.

    “Ada ketertarikan global terhadap UAP. Dalam perjalanan saya, salah satu pertanyaan pertama yang sering saya dapatkan adalah tentang penampakan UFO. Dan sebagian besar ketertarikan itu disebabkan oleh hal yang tidak diketahui,” jelasnya.

    “Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya percaya ada kehidupan di alam semesta yang begitu luas sehingga sulit bagi saya untuk memahami seberapa besar alam semesta ini, jawaban pribadi saya adalah, ‘Ya’,” tambah Nelson.

    Namun, Nelson mengatakan bahwa kemungkinan jika makhluk luar angkasa ini telah mengunjungi Bumi sangat kecil.

    Tim studi khusus UAP

    Tim studi ini mengatakan bahwa satelit canggih, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mesin begitu penting untuk memahami UAP dengan lebih baik.

    “NASA memiliki berbagai aset pengamatan Bumi dan ruang angkasa yang sudah ada dan yang sedang direncanakan, begitu pula dengan arsip data sejarah maupun modern yang sangat luas, yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk memahami UAP,” tulis para penulis laporan tersebut.

    Panel yang beranggotakan fisikawan, astronaut, dan astrobiolog ini juga mencatat bahwa persepsi negatif seputar topik UAP menjadi penghalang dalam pengumpulan data mereka. Para pejabat NASA berharap keterlibatan tim ini akan memungkinkan pertimbangan yang lebih serius terhadap fenomena tersebut.

    Administrator NASA Bill Nelson, mantan senator Partai Demokrat dari Florida, mengatakan bahwa NASA sedang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan seputar UAP, “dari sensasionalisme menjadi ilmu pengetahuan (sains).”

    Nelson juga menegaskan bahwa panel tersebut tidak menemukan bukti asal usul makhluk luar angkasa di salah satu UAP yang mereka selidiki. Dia juga menambahan bahwa NASA berkomitmen untuk selalu “transparan” dalam mengidentifikasi UAP di langit dan luar angkasa.

    Ilmu pengetahuan dan teori konspirasi

    Laporan hari Kamis (14/09) menggunakan beberapa contoh populer yang sering dikutip sebagai bukti kemungkinan adanya bukti kehidupan nonmanusia atau alien, untuk menggarisbawahi kesalahan penafsiran publik berdasarkan rekaman sensor yang salah.

    Laporan ini mengklaim bahwa kesimpulan ilmiah tidak mungkin dibuat, sampai metode observasi dapat ditingkatkan. Laporan baru ini juga menyebut UAP sebagai “salah satu misteri terbesar di planet kita”.

    “Pengamatan objek di langit kita yang tidak dapat diidentifikasi sebagai balon, pesawat terbang, atau fenomena alam yang diketahui telah terlihat di seluruh dunia, namun pengamatan berkualitas tinggi masih terbatas,” menurut laporan tersebut.

    Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa “meskipun ada banyak laporan dan visual, tidak ada pengamatan yang konsisten, terperinci, dan terakurasi, saat ini kita tidak memiliki data yang diperlukan untuk membuat kesimpulan ilmiah yang pasti tentang UAP.”

    Topik tentang kemungkinan penemuan adanya kehidupan alien dan teori konspirasi seputar penyembunyian data besar-besaran oleh pemerintah, begitu populer di Amerika Serikat selama beberapa dekade dan semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.

    Isu ini semakin dipicu oleh rilisnya video Pentagon yang diambil oleh pilot dan diklaim menunjukkan adanya objek yang menyerupai pesawat yang tampak terbang dengan cara dan kecepatan yang melampaui teknologi manusia yang diketahui.

    Panel tersebut tidak mengakses file rahasia pemerintah untuk laporannya, melainkan mengandalkan data yang tidak diklasifikasikan.

    kp/ha (AP, Reuters)

    (ita/ita)

  • AS Sorot Menhan China yang Hilang Misterius, Ini Dugaannya

    AS Sorot Menhan China yang Hilang Misterius, Ini Dugaannya

    China juga mengganti kepemimpinan Pasukan Roket, unit militer yang mengawasi persenjataan nuklir negara itu, pada Juli lalu. Penggantian diumumkan setelah mantan Komandan Pasukan Roket, Li Yuchao, tidak terlihat di depan publik selama berminggu-minggu dan media pemerintah China tidak memberikan penjelasan atas pemecatan itu.

    Laporan Financial Times, yang mengutip tiga pejabat AS dan dua sumber yang mendapatkan pengarahan intelijen soal situasi itu, yang semuanya enggan disebut identitasnya, menyebut AS meyakini Li telah dicopot dari jabatannya sebagai Menhan China.

    Tidak diketahui secara jelas apa yang membuat pemerintahan AS menyimpulkan bahwa Li sedang diselidiki. Gedung Putih belum membahas masalah ini secara terbuka.

    Sementara itu, Dubes Emanuel yang selama ini dikenal kritis terhadap Presiden Xi Jinping, dalam pernyataan terbaru pada Kamis (14/9) waktu setempat, secara terbuka mempertanyakan apakah pemerintah China membatasi pergerakan Li.

    “Pertama, Menteri Pertahanan Li Shangfu tidak terlihat atau terdengar kabarnya selama tiga minggu. Kedua, dia tidak hadir untuk kunjungan ke Vietnam,” tulis Dubes Emanuel dalam pernyataan via akun resminya.

    “Sekarang, dia mangkir dari jadwal pertemuan dengan Komandan Angkatan Laut Singapura karena dia dijadikan tahanan rumah??? … Mungkin ramai di sana,” sebutnya.

    Sebagai Menhan China, sosok Li selalu dipantau secara saksama oleh para diplomat dan analis asing, mengingat dia merupakan salah satu dari lima anggota Dewan Negara China — posisi kabinet yang kedudukannya lebih tinggi dari menteri biasa.

    (nvc/ita)

  • Anggota ISIS Dihukum Mati Atas Bom Tewaskan 17 Orang di Irak

    Anggota ISIS Dihukum Mati Atas Bom Tewaskan 17 Orang di Irak

    Baghdad

    Sebuah pengadilan Irak menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang anggota militan radikal Islamic State (ISIS), yang dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 17 peziarah tahun 2014 lalu.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (15/9/2023), serangan bom itu terjadi di distrik Taji, bagian utara Baghdad, dengan menargetkan ‘mawkeb’, yang merupakan salah satu dari banyak kios yang menyediakan makanan dan minuman gratis bagi para peziarah selama festival Muslim Syiah.

    Para peziarah itu berjalan kaki ke Samarra, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari sebelah utara Baghdad, untuk memperingati meninggalnya Hassan al-Askari, salah satu dari 12 imam yang dihormati oleh mayoritas umat Muslim Syiah di Irak.

    Otoritas kehakiman Irak dalam pernyataan via situs resminya menyebut pengadilan kriminal di Baghdad, pada Kamis (14/9) waktu setempat, telah menjatuhkan ‘hukuman mati terhadap seorang teroris karena meledakkan sebuah mawkeb pada tahun 2014’ saat ramai orang berziarah ke Samarra.

    Pernyataan otoritas kehakiman Irak itu tidak menyebut nama terdakwa yang dijatuhi hukuman mati. Hanya disebutkan bahwa terdakwa ‘telah memfilmkan tragedi itu karena dia merupakan anggota kelompok teroris Daesh’, yang merujuk pada akronim bahasa Arab untuk ISIS.

    Terdakwa yang dijatuhi hukuman mati di Irak memiliki hak untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.

    Setelah dengan cepat mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, ISIS menyaksikan ‘kekhalifahan’ yang mereka proklamirkan sendiri runtuh akibat serangan berturut-turut di kedua negara tersebut.