Category: Detik.com Internasional

  • Tiap Serangan Bakal Dibalas Lebih Besar

    Tiap Serangan Bakal Dibalas Lebih Besar

    Jakarta

    Kepala Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, mengatakan Israel tengah menyiapkan serangan ke Iran. Serangan itu sebagai balasan atas serangan Iran ke wilayah Israel pada 1 Oktober lalu.

    “Israel mungkin melancarkan serangan yang putus asa, terbatas, dan kecil sehingga mereka dapat mengatakan bahwa mereka telah merespons,” kata Ali Jafari kepada wartawan di Teheran dilansir Al Arabiya, Rabu (23/10/2024).

    Ali Jafari mengatakan Iran tidak akan tinggal diam. Dia menegaskan tiap serangan yang dilancarkan Israel akan dibalas pihaknya secara lebih besar.

    “Respons Iran akan bergantung pada intensitas serangan musuh. Serangan besar akan ditanggapi dengan respons yang lebih besar,” katanya.

    “Saya meyakinkan rakyat (Iran) bahwa Israel tidak akan mengambil tindakan signifikan,” tambahnya.

    Pada tanggal 1 Oktober, Iran meluncurkan 200 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Iran Abbas Nilforoushan di Beirut bulan lalu. Teheran juga mengatakan serangan rudal itu sebagai respons terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada bulan Juli.

    Dilansir Anadolu Agency, Selasa (22/10), Israel tengah mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Iran, sebagai balasan atas serangan rudal pada 1 Oktober lalu. Tel Aviv juga mempersiapkan langkah untuk mengantisipasi serangan balik dari Teheran.

    “Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran, dengan persiapan termasuk memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi apa pun respons Iran,” sebut pejabat Israel tersebut.

    (ygs/ygs)

  • Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Jakarta

    Pasukan militer Israel terus menggempur wilayah Lebanon. Serangan masif itu mengakibatkan 1.552 orang di Lebanon tewas sejak September 2024.

    Dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), serangan terbaru Israel di Lebanon terjadi pada Senin (21/10) malam di dekat rumah sakit daerah Beirut, Lebanon. Serangan itu mengakibatkan 18 orang tewas di lokasi.

    “Kematian terbaru ini menjadikan jumlah keseluruhan korban jiwa di Lebanon sejak 23 September menjadi sedikitnya 1.552 orang,” tulis keterangan AFP bersumber dari data Kementerian Kesehatan Lebanon.

    Kantor Berita Nasional Lebanon atau NAA melaporkan ada empat serangan pasukan Israel terjadi di pinggiran selatan Beirut hari ini. Wilayah itu disinyalir menjadi markas kelompok Hizbullah.

    Palang Merah Lebanon menyebutkan ada tiga paramedis ikut terluka dalam serangan Israel di Nabatiyeh. Para korban diketahui sedang menjalankan misi kemanusiaan dan telah berkoordinasi dengan pasukan penjaga perdamaian PBB.

    “Serangan terhadap Nabatiyeh menciptakan “sabuk api,” dengan sejumlah bangunan tempat tinggal, toko-toko dan kafe musnah dalam waktu kurang dari 30 detik,” kata NNA.

    “Satu jalan tampak seperti medan perang yang menakutkan,” sambung NNA.

    “Korban pada Senin termasuk 18 orang tewas, empat di antaranya anak-anak, dalam serangan Israel di dekat rumah sakit di Beirut selatan,” tuli Kementerin Kesehatan Lebanon.

    “60 orang lainnya terluka dalam serangan di dekat Rumah Sakit Rafic Hariri, fasilitas kesehatan masyarakat terbesar di Lebanon, yang terletak di Jnah beberapa kilometer (beberapa mil) dari pusat kota,” sambung Kementerian Kesehatan.

    Israel diketahui memperluas cakupan serangannya dari Gaza hingga Lebanon sejak akhir September lalu. Israel berdalih serangan mereka di Lebanon menargetkan kelompok Hizbullah.

    (ygs/haf)

  • Irak Bunuh 9 Komandan Senior ISIS dalam Operasi di Pegunungan Hamrin

    Irak Bunuh 9 Komandan Senior ISIS dalam Operasi di Pegunungan Hamrin

    Jakarta

    Pemerintah Irak mengumumkan pasukannya telah membunuh sembilan komandan senior kelompok ISIS. Para petinggi ISIS itu tewas dalam operasi militer yang terjadi di Pegunungan Hamrin, Irak utara.

    Dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), Komando Operasi Gabungan Irak dalam sebuah keterangan menyampaikan tim operasi gabungan membunuh sembilan teroris ISIS. Salah satu yang berhasil dibunuh ialah ‘Gubernur Irak’ yang mewakili ISIS bernama Jassim al-Mazrouei Abu Adel Qader.

    Analisi keamanan Irak, Fadel Abu Raghif, menyebut Mazrouei merupakan salah satu tokoh penting ISIS di Irak. Mazrouei disebut telah menjadi pemimpin ISIS di Irak dalam setahun terakhir.

    Kantor Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, juga telah mengumumkan ‘pembunuhan Gubernur Irak dan delapan pemimpin senior organisasi teroris Daesh’. Daesh diketahui merupakan akronim bahasa Arab untuk ISIS.

    Pemerintah Irak belum menjelaskan waktu operasi yang menewaskan sembilan komandan ISIS itu digelar. Pihak Irak hanya menyebut operasi militer itu menargetkan tempat persembunyian ISIS di Pegunungan Hamrin.

    Pasukan keamanan Irak, yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat, telah melakukan sejumlah penggerebekan terhadap tempat-tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian ISIS.

    Militer Amerika mengumumkan pada hari Jumat (18/10) bahwa serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Irak awal bulan ini telah menewaskan seorang pemimpin senior ISIS dan tiga militan lainnya.

    Sebuah laporan oleh para ahli PBB yang diterbitkan pada bulan Juli memperkirakan ada sekitar 1.500 hingga 3.000 jihadis yang tersisa di Irak dan Suriah.

    (ygs/haf)

  • Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Jakarta

    Rumah pribadi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Kaisarea, Israel, menjadi sasaran serangan drone pada akhir pekan lalu. Kelompok Hizbullah mengklaim sebagai dalang serangan yang menargetkan Netanyahu tersebut.

    “Hizbullah menyatakan tanggung jawab penuh atas operasi Kaisarea yang menargetkan Netanyahu,” kata Juru Bicara Hizbullah Mohammed Afif dilansir AFP, Selasa (22/10/2024).

    Serangan drone di kediaman Netanyahu terjadi pada Sabtu (19/10). Hizbullah baru mengakui menjadi dalang dari serangan tersebut hari ini atau tiga hari setelah serangan terjadi.

    Afif mengatakan sejumlah pejuang Hizbullah juga telah ditawan oleh tentara Israel baru-baru ini. Namun, pihak Hizbullah belum membeberkan jumlah anggotanya yang ini menjadi tawanan Israel.

    “Mengenai masalah tawanan yang saat ini ditahan oleh musuh, saya katakan: Saya tahu bahwa musuh tidak berkomitmen pada etika perang dan konvensi internasional tetapi mereka memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa para tawanan,” kata Afif.

    Seperti diketahui, satu unit drone diluncurkan ke kediaman Netanyahu di Kaisarea, Israel, pada hari Sabtu (19/10). Hal ini disampaikan setelah militer melaporkan sebuah drone dari Lebanon telah ‘menghantam sebuah bangunan’ di kota di Israel tengah tersebut.

    “Sebuah UAV (kendaraan udara tak berawak) diluncurkan ke kediaman perdana menteri di Kaisarea. Perdana menteri dan istrinya tidak berada di lokasi, dan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/10).

    (ygs/haf)

  • Serangan Besar-besaran Disiapkan Israel ke Iran

    Serangan Besar-besaran Disiapkan Israel ke Iran

    Jakarta

    Eskalasi perang di timur tengah semakin meningkat. Israel kini tengah menyiapkan serangan balasan besar-besaran terhadap Iran.

    Dilansir Anadolu Agency, Selasa (22/10/2024), Israel tengah mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Iran, sebagai balasan atas serangan rudal pada 1 Oktober lalu. Tel Aviv juga mempersiapkan langkah untuk mengantisipasi serangan balik dari Teheran.

    Persiapan serangan besar-besaran Israel itu diungkap seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya dalam pernyataan yang dirilis televisi lokal Kan pada Minggu (20/10) malam waktu setempat.

    “Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan besar terhadap Iran, dengan persiapan termasuk memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi apa pun respons Iran,” sebut pejabat Israel tersebut.

    Kendati demikian, pejabat Israel itu tidak memberikan informasi lebih detail soal daftar target di Iran yang diperkirakan akan dihantam serangan Tel Aviv.

    Iran, pada 1 Oktober lalu, meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke wilayah Israel. Teheran pada saat itu menyebut serangannya sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah, serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.

    Sejak serangan rudal Iran tersebut, Israel melakukan konsultasi secara intensif dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), untuk menentukan target potensial dan kebutuhan pertahanan dalam menangkal pembalasan lanjutan dari Iran nantinya.

    Baca halaman selanjutnya>>

    Militer Israel, pada Sabtu (19/10) waktu setempat, mengatakan bahwa AS mengerahkan baterai pertahanan udara THAAD, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, ke wilayahnya sebagai persiapan menghadapi kemungkinan serangan balik dari Iran.

    Sebelum kehadiran THAAD, pertahanan udara Israel mengandalkan tiga sistem, yakni Arrow untuk pencegatan rudal jarak jauh, lalu David’s Sling untuk rudal jarak menengah dan Iron Dome untuk mencegat rudal jarak pendek. Ketiga, sistem itu telah berjuang dalam mencegat banyak rudal Iran.

    Sementara itu, laporan sejumlah media Israel berspekulasi bahwa serangan yang akan terjadi terhadap Iran bisa saja menargetkan fasilitas minyak atau fasilitas nuklir, yang semakin memicu kekhawatiran terjadinya perang regional.

    Teheran telah bersumpah akan merespons setiap serangan Israel ‘secara menyakitkan’.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)

  • Korut Bantah Kirim Tentara ke Rusia untuk Berperang di Ukraina

    Korut Bantah Kirim Tentara ke Rusia untuk Berperang di Ukraina

    New York

    Korea Utara (Korut) membantah laporan yang menyebut pihaknya mengirimkan tentara ke Rusia untuk mendukung sekutunya itu dalam perang di Ukraina. Pyongyang menyebut klaim yang dilontarkan Korea Selatan (Korsel), negara tetangganya, sebagai “rumor yang tidak berdasar”.

    Badan intelijen Korsel, pada Jumat (18/10), menyebut Korut telah mengirimkan pasukan dalam “skala besar” untuk membantu Rusia. Seoul mengklaim sekitar 1.500 tentara dari pasukan khusus Korut sudah berada di Rusia untuk pelatihan dan penyesuaian diri, dan akan segera dikirimkan ke garis depan pertempuran di Ukraina.

    Perwakilan Korut di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), menegaskan negaranya tidak pernah mengirimkan tentara ke Rusia untuk membantu Moskow bertempur melawan Kyiv.

    “Mengenai apa yang disebut sebagai kerja sama militer dengan Rusia, delegasi saya tidak merasa perlu mengomentari rumor stereotip yang tidak berdasar tersebut,” tegas salah satu perwakilan Korut dalam PBB, yang tidak disebut namanya, saat berbicara dalam Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

    Perwakilan Korut itu menyebut klaim yang dilontarkan Korsel baru-baru ini “bertujuan untuk mencoreng citra DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea – nama resmi Korut) dan merusak hubungan yang sah, bersahabat, dan kooperatif antara dua negara yang berdaulat”.

    Pyongyang dan Moskow semakin menjalin hubungan erat sejak Rusia melancarkan invasi terhadap Ukraina pada tahun 2022 lalu.

    Seoul dan sekutunya, AS, mengklaim pemimpin Korut Kim Jong Un telah mengirimkan pasokan senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Klaim ini juga telah dibantah oleh Pyongyang.

    Soal laporan pengiriman pasukan Korut, Rusia tidak mengonfirmasi juga tidak membantahnya. Dalam pernyataannya, Moskow membela kerja sama militer dengan Pyongyang.

    Sementara itu, Korsel baru saja memanggil Duta Besar Rusia di Seoul, Georgiy Zinoviev, pada Senin (21/10) untuk menyampaikan kritikan atas keputusan Korut mengirimkan tentaranya untuk mendukung perang Rusia di Ukraina. Otoritas Seoul menyerukan penarikan segera tentara-tentara Korut itu.

    Kepada Zinoviev, menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, Wakil Menteri Luar Negeri Kim Hong Kyun menyatakan “kekhawatiran besar Seoul mengenai pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia baru-baru ini dan sangat mendesak penarikan segera pasukan Korea Utara dan penghentian kerja sama terkait”.

    Kim Hong Kyun mengingatkan Zinoviev bahwa pengiriman senjata dan pasukan oleh Korut ke Rusia untuk berperang di Ukraina “merupakan ancaman keamanan yang signifikan tidak hanya bagi Korea Selatan tapi juga bagi komunitas internasional”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gelar KTT BRICS, Putin Ingin Saingi Hegemoni Barat

    Gelar KTT BRICS, Putin Ingin Saingi Hegemoni Barat

    Jakarta

    Pertemuan puncak para pemimpin negara anggota BRICS yang digelar di Rusia mulai Selasa (22/10) juga akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara mitra dagang Rusia.

    Ini adalah pertemuan terbesar di Rusia sejak negara itu menginvasi Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha menunjukkan bahwa upaya Barat untuk mengisolasi Moskow telah gagal.

    Pemimpin Cina Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak yang diselenggarakan di Kota Kazan dari tanggal 22 hingga 24 Oktober.

    Xi sedang dalam perjalanan menuju pertemuan tersebut, kantor berita pemerintah Cina, Xinhua, melaporkan pada hari Selasa.

    Di Kazan, Putin akan bertemu secara terpisah dengan Modi dan Xi, serta para pemimpin Afrika Selatan dan Mesir pada hari Selasa, diikuti oleh pembicaraan terpisah dengan Erdogan dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, pada hari Rabu (23/10).

    Agenda Putin: Konflik Timteng dan saingi SWIFT

    Moskow telah menjadikan perluasan kelompok BRICS (akronim dari nama anggota inti yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) sebagai pilar kebijakan luar negerinya.

    Isu-isu utama dalam agenda tersebut mencakup gagasan Vladimir Putin untuk konflik di Timur Tengah dan alternatif sistem pembayaran bersama untuk menyaingi SWIFT. Jaringan keuangan internasional ini memblokir bank-bank Rusia pada tahun 2022.

    Pada awal September, Turki mengumumkan ingin bergabung dengan BRICS. Sementara Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mendadak membatalkan rencananya ke pertemuan ini setelah ia mengalami cedera kepala yang menyebabkan pendarahan otak ringan.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Amerika Serikat menolak gagasan bahwa BRICS dapat menjadi saingan geopolitik. Namun AS di sisi lain menyatakan kekhawatiran tentang Moskow yang memamerkan kekuatan diplomatiknya, di tengah masih berlangsungnya perang di Ukraina.

    Moskow belakangan ini terus maju di medan perang di Ukraina timur, sambil memperkuat hubungannya dengan Cina, Iran, dan Korea Utara, ketiga negara yang selama ini membuat Washington “sakit kepala”.

    Dengan mengumpulkan kelompok BRICS di Kazan, Kremlin “bertujuan untuk menunjukkan bahwa Rusia tidak hanya tidak terisolasi, tetapi juga memiliki mitra dan sekutu,” kata analis politik yang berbasis di Moskow, Konstantin Kalachev, kepada AFP.

    “Kali ini Kremlin ingin menunjukkan, alternatif terhadap tekanan Barat dan bahwa dunia dapat bersifat multipolar,” kata Kalachev, merujuk pada upaya Moskow untuk mengalihkan kekuasaan dari Barat ke kawasan lain.

    Kremlin mengatakan, menghendaki urusan global dipandu oleh hukum internasional, “bukan pada aturan yang ditetapkan oleh masing-masing negara, khususnya Amerika Serikat.”

    “Kami percaya bahwa BRICS adalah prototipe multipolaritas, sebuah struktur yang menyatukan belahan bumi Selatan dan Timur berdasarkan prinsip kedaulatan dan rasa hormat satu sama lain,” kata petugas urusan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov.

    “Apa yang dilakukan BRICS adalah secara bertahap, membangun jembatan menuju tatanan dunia yang lebih demokratis dan adil,” tambahnya.

    Ukraina protes rencana keharidan Sekjen PBB

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres diberitakan akan melakukan perjalanan pertamanya ke Rusia sejak April 2022 untuk menghadiri pertemuan ini. Ia akan bertemu dengan Putin pada hari Kamis (24/10), menurut program yang dibagikan oleh Ushakov.

    Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam rencana tersebut, dan mengungkit bahwa Sekjen PBB tidak mendatangi “pertemuan puncak perdamaian” yang digelar pada bulan Juni mengenai perang di Ukraina.

    “Sekretaris Jenderal PBB menolak undangan Ukraina ke Pertemuan Puncak Perdamaian Global pertama di Swiss,” kata kementerian tersebut dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.

    “Namun, ia menerima undangan ke Kazan dari penjahat perang Putin. Ini adalah pilihan yang salah yang tidak memajukan tujuan perdamaian. Itu hanya merusak reputasi PBB.”

    KTT perdamaian di sebuah resor pegunungan Swiss pada pertengahan Juni lalu mempertemukan lebih dari 90 negara, mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan mencari cara untuk mengakhiri konflik.

    Menjelang pertemuan puncak BRICS itu, wartawan AFP di Kazan melaporkan peningkatan langkah pengamanan dan kehadiran personel polisi. Pergerakan di sekitar pusat kota juga dibatasi, penduduk disarankan untuk tetap tinggal di rumah, dan mahasiswa pindah dari asrama mereka.

    ae/as (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menggempur sejumlah posisi militer Israel di pinggiran Tel Aviv, termasuk pangkalan intelijen militer Unit 8200. Rentetan serangan Hizbullah ini mendorong penetapan keadaan darurat untuk area Tel Aviv, ibu kota Israel.

    Pangkalan angkatan laut Israel di area Haifa, Israel bagian utara, juga menjadi target serangan roket Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Selasa (22/10/2024), mengklaim para petempurnya meluncurkan “salvo roket” yang menargetkan “pangkalan unit intelijen militer 8200 di Gilot”.

    Kelompok Hizbullah juga mengklaim telah menembakkan rentetan roket ke posisi militer Israel lainnya di Nirit, yang ada pinggiran Tel Aviv. Laporan Al Jazeera menyebut serangan itu memicu rentetan ledakan besar di area tersebut.

    Dalam klaim terpisah pada hari yang sama, Hizbullah menyebut pasukannya juga membombardir “pangkalan Angkatan Laut Stella Martis di barat laut Haifa” — kota pesisir di Israel bagian utara — dengan “salvo roket”.

    Hizbullah juga mengunggah foto via akun Telegramnya dengan keterangan yang mengklaim serangan rudal di wilayah utara Caesarea, yang merupakan lokasi kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Namun Hizbullah tidak secara eksplisit mengklaim serangan tersebut.

    Merespons serangan-serangan itu, menurut Al Jazeera yang mengutip laporan media lokal Israel, militer Israel menetapkan situasi darurat di area Tel Aviv.

    Disebutkan bahwa semua lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion telah dihentikan sementara.

    Simak pernyataan militer Israel soal rentetan serangan Hizbullah itu di halaman selanjutnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sirene peringatan udara diaktifkan “di area Israel bagian tengah, setelah sekitar lima proyektil teridentifikasi mengudara dari Lebanon”.

    “Sebagian besar (proyektil)… berhasil dicegat,” klaim militer Israel.

    Dilaporkan juga oleh militer Israel bahwa setelah sirene berbunyi “di area Galilea Atas dan Dataran Tinggi Golan bagian utara, sekitar 15 proyektil diidentifikasi mengudara dari Lebanon”. Beberapa proyektil di area ini berhasil dicegat, dan sisanya terjatuh di area terbuka.

    Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat rentetan serangan Hizbullah tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Tel Aviv

    Militer Israel mengklaim kelompok Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai, yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 7,7 triliun, di dalam bunker di bawah sebuah rumah sakit di Beirut, ibu kota Lebanon.

    Informasi itu disampaikan militer Israel saat mengungkapkan informasi intelijen soal sumber keuangan kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Israel memperluas operasi militernya melawan Hizbullah pada Minggu (20/10) malam dengan melancarkan rentetan serangan untuk melemahkan kemampuan pendanaan kelompok tersebut.

    Salah satu yang menjadi target serangan Tel Aviv adalah sebuah bunker bawah tanah, yang disebut oleh militer Israel sebagai tempat Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai senilai puluhan juta dolar Amerika.

    “Angkatan Udara Israel melancarkan serangkaian serangan tepat sasaran terhadap markas keuangan Hizbullah ini,” sebut juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Selasa (22/10/2024).

    “Salah satu target utama kami tadi malam adalah brankas bawah tanah dengan uang tunai dan emas senilai puluhan juta dolar. Uang tersebut digunakan untuk mendanai serangan-serangan Hizbullah terhadap Israel,” ucapnya.

    Hagari tidak menyebutkan secara spesifik apakah seluruh uang tersebut dimusnahkan dalam serangan udara Israel.

    Dalam pernyataannya, Hagari kemudian menyebut keberadaan bunker lainnya, yang juga diklaim berisi uang tunai dan emas milik Hizbullah. Dia menyebut bunker itu berada di bawah bangunan sebuah rumah sakit di area Beirut.

    Dijelaskan oleh Hagari bahwa bunker kedua itu belum menjadi target serangan militer Israel.

    “Menurut perkiraan yang kami miliki, setidaknya ada setengah miliar dolar dalam bentuk uang dolar dan emas disimpan di dalam bunker ini. Uang ini dapat dan masih bisa digunakan untuk membangun kembali negara Lebanon,” ujarnya.

    Hagari menunjukkan sebuah peta yang menunjukkan lokasi bunker yang dimaksud, yakni di bawah Rumah Sakit Al-Sahel yang terletak di pinggiran selatan Beirut yang juga dikenal sebagai Dahiyeh, tempat sebagian besar basis kelompok Hizbullah.

    Dalam penjelasannya, Hagari mengklaim informasi-informasi soal bunker Hizbullah itu dikumpulkan oleh intelijen Israel selama bertahun-tahun. Dia bahkan menyebut mantan pemimpin Hizbullah, mendiang Hassan Nasrallah, yang membangun bunker tersebut, yang dirancang untuk tempat tinggal jangka panjang.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Tel Aviv di pinggiran selatan Beirut bulan lalu.

    Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen klaim yang disampaikan oleh Hagari tersebut. Kelompok Hizbullah belum memberikan komentar langsung atas klaim tersebut.

    Direktur Rumah Sakit di Beirut Bantah Klaim Israel

    Bantahan terhadap klaim Israel itu disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Al-Sahel dan anggota parlemen Lebanon yang bernama Fadi Alameh, dari Partai Gerakan Amal.

    Ditegaskan Alameh kepada Reuters bahwa Israel membuat klaim palsu dan menyampaikan fitnah. Dia meminta militer Lebanon untuk mengunjungi rumah sakit yang dimaksud dan membuktikan bahwa hanya ada ruang operasi, pasien dan kamar mayat di rumah sakit tersebut.

    Alameh menambahkan bahwa rumah sakit itu sedang dievakuasi usai Israel melontarkan klaimnya.

    Namun Hagari, dalam pernyataannya, menegaskan militer Tel Aviv tidak akan menyerang rumah sakit tersebut. Ditegaskan juga oleh Hagari bahwa Israel sedang berperang melawan Hizbullah, bukan rakyat Lebanon.

    Dia kemudian meminta otoritas Lebanon dan organisasi internasional untuk mencegah Hizbullah menggunakan “uang tersebut untuk teror dan menyerang Israel”. Dia menambahkan bahwa Angkatan Udara Israel terus memantau kompleks rumah sakit tersebut.

    “Angkatan Udara Israel memantau kompleks tersebut, seperti yang Anda lihat. Namun kami tidak akan menyerang rumah sakit tersebut,” ucap Hagari.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jerman Berupaya Benahi Sistem Layanan Kesehatan

    Jerman Berupaya Benahi Sistem Layanan Kesehatan

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Jerman Karl Lauterbach menyebut upaya ini ibaratnya sebuah “revolusi”.

    Dalam pidatonya pada konferensi para dokter awal Mei 2024, Lauterbach mengungkapkan rencana reformasi kementeriannya yang telah dikerjakan selama dua tahun, dan menandai itu sebagai “Zeitenwende” (pergantian era) dalam sistem pelayanan kesehatan Jerman. Istilah itu merupakan sitiran dari perombakan militer Jerman yang diumumkan Kanselir Olaf Scholz setelah invasi militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

    Undang-undang restrukturisasi sektor rumah sakit ini telah disahkan oleh parlemen, Bundestag, pada tanggal 17 Oktober 2024. Kini, aturan itu masih harus disetujui majelis perwakilan negara bagian Jerman, Bundesrat.

    Cara baru membayar tagihan rumah sakit

    Reformasi rumah sakit dalam dua jalur ini, akan mengubah pembiayaan rumah sakit di Jerman dan memberlakukan standar perawatan baru.

    Jerman memiliki total tempat tidur rumah sakit per kapita tertinggi di Uni Eropa, yakni 7,9 tempat tidur per 1.000 penduduk, di mana rata-rata Uni Eropa hanya sekitar 5,3. Namun, biaya untuk mengelola rumah sakit juga mahal.

    Menurut Lauterbach, biaya yang tinggi itu menyebabkan banyak rumah sakit berada di ambang kebangkrutan. Akibatnya, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit padahal tidak perlu, hanya agar rumah sakit dapat membebankan biaya tambahan kepada asuransi kesehatan, di mana pada gilirannya itu akan meningkatkan biaya kesehatan secara keseluruhan dan menaikkan tarif kontribusi asuransi .

    Reformasi ini berarti bahwa rumah sakit tidak akan lagi dibayar per pelayanan perawatan. Sebagai gantinya, rumah sakit akan mendapatkan jaminan pendapatan untuk menyediakan layanan kesehatan tertentu. Hal ini diharapkan akan mengurangi tekanan keuangan pada rumah sakit, untuk melakukan sebanyak mungkin operasi dan pelayanan kesehatan yang mereka bisa, meski mereka tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk melakukannya.

    Karena pasien akan memiliki peluang lebih besar untuk sembuh, dan lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi korban malpraktek, di mana staf rumah sakit tidak perlu terlalu terburu-buru dan tidak terlalu terbebani banyak pekerjaan. Lauterbach mengklaim, reformasi ini akan menyelamatkan puluhan ribu nyawa per tahun.

    Terlalu banyak rumah sakit

    “Reformasi rumah sakit ini benar dan esensial,” kata Dirk Heinrich, seorang dokter spesialis telinga-hidung-tenggorokan, sekaligus ketua asosiasi dokter Virchowbund, kepada DW.

    “Kita memiliki terlalu banyak layanan rawat inap pasien, tetapi apa yang dilakukan saat ini terlalu sedikit. Mereformasi rumah sakit tanpa reformasi pelayanan rawat jalan yang komprehensif, dan tanpa reformasi pelayanan darurat, tidak akan membuat perbedaan,” jelasnya.

    Eugen Brysch, ketua organisasi perlindungan pasien, Deutsche Stiftung Patientenschutz, juga skeptis akan hal itu. “Di bidang perawatan medis rawat jalan, orang lanjut usia, orang yang sakit kronis dan orang yang bergantung pada perawatan, akan merasakan nyaris tidak mungkin menemukan dokter baru,” katanya.

    Jerman juga mengalami masalah kurangnya klinik dengan dokter di daerah pedesaan, karena semakin sedikit dokter yang mau tinggal di sana. Kemenkes ingin mengatasi masalah ini dengan menawarkan uang tambahan bagi klinik-klinik di daerah pedesaan. Sekali lagi, Brysch menanggapinya dengan sangat berhati-hati.

    “Fakta bahwa peluang penghasilan yang lebih baik kini sedang digarap, tidak dengan sendirinya akan memicu lebih banyak dokter di daerah pedesaan. Bagaimanapun juga, faktor lokasi juga berperan,” kata ketua organisasi perlindungan pasien itu.

    Satu masalah telah terpecahkan dalam reformasi baru ini, yakni batas upah pembayaran bagi dokter umum. Para dokter telah lama mengeluhkan batas anggaran tersebut, dan beberapa kali melakukan aksi mogok kerja, karena menurut mereka batas upah ini sering kali memaksa para dokter ini untuk merawat pasien secara gratis.

    Lauterbach berharap, penghapusan batas upah ini akan memberikan insentif bagi para dokter untuk menerima lebih banyak pasien. Heinrich menyambut baik langkah ini, tetapi sekali lagi, ia mengatakan bahwa langkah ini jangkauannya belum cukup luas.

    “Ini ibarat berhenti di tengah jalan, karena anggaran untuk dokter spesialis tidak disiapkan,” kata Heinrich. “Tidak ada gunanya bagi pasien jika mereka mendapatkan giliran pemeriksaan lebih cepat dengan dokter umum, tetapi kemudian harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan giliran pemeriksaan dokter spesialis.”

    Reformasi rumah sakit dan langkah-langkah ke depannya

    “Beberapa ratus rumah sakit akan ditutup,” kata Lauterbach kepada tabloid Bild am Sonntag, setelah undang-undang reformasi ini disahkan oleh Bundestag pada Kamis (17/10). Tidak ada cukup permintaan medis untuk rumah sakit-rumah sakit itu, tambahnya, seraya menjelaskan bahwa sepertiga dari semua tempat tidur rumah sakit itu kosong, dan masih banyak kekurangan pekerja perawat terampil.

    “Kami memiliki sistem yang tidak efisien, tidak ada negara lain di Eropa Barat yang memiliki angka harapan hidup lebih rendah daripada di Jerman,” kata Lauterbach, dan mengajukan alasan “sentralisasi akan meningkatkan kualitas perawatan.”

    Reformasi ini masih memerlukan persetujuan dari Bundesrat, majelis yang mewakili 16 negara bagian di Jerman. Reformasi ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2025, dan dilaksanakan secara bertahap hingga 2029.

    Iuran asuransi kesehatan juga akan naik tahun depan karena reformasi ini. Namun, Lauterbach mengatakan kepada Bild am Sonntag, ia tidak memperkirakan adanya kenaikan lebih lanjut pada tahun berikutnya, jika proposal reformasi kesehatan ini mulai diimplementasikan.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris.

    (ita/ita)