Category: Detik.com Internasional

  • Tragis Bus Terjun ke Jurang Himalaya India, 36 Orang Tewas

    Tragis Bus Terjun ke Jurang Himalaya India, 36 Orang Tewas

    New Delhi

    Sebuah bus penumpang terjun ke dalam jurang yang dalam di area Himalaya, India. Nahas, sedikitnya 36 orang penumpang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dalam kecelakaan maut ini.

    Sejumlah foto yang dipublikasikan tim penyelamat pemerintah, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), menunjukkan puing-puing bus berada di antara semak-semak tebal, dengan bagian depan kendaraan itu ringsek parah.

    Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di sepanjang ruas jalanan pegunungan di wilayah Himalaya, yang sebagian besar disebabkan oleh pemeliharaan kendaraan yang buruk dan cara mengemudi yang ceroboh di medan yang berliku.

    “Sejauh ini, 36 korban tewas telah dikonfirmasi,” ucap pejabat senior dari negara bagian Uttarakhand, Deepak Rawat, saat berbicara kepada wartawan.

    “Tiga orang yang terluka kritis telah dibawa ke rumah sakit menggunakan helikopter,” imbuhnya.

    Sekelompok sukarelawan berbaris di lereng yang curam, dan menyeberangi sungai dengan arus deras, untuk membantu mengevakuasi para korban luka dari puing-puing bus. Sedangkan jenazah para korban tewas digotong dan dibaringkan di bagian belakang truk.

  • Iran Eksekusi Mati Pria Keturunan Yahudi Atas Pembunuhan

    Iran Eksekusi Mati Pria Keturunan Yahudi Atas Pembunuhan

    Teheran

    Otoritas Iran mengeksekusi mati seorang warga negaranya, yang seorang Yahudi, terkait kasus pembunuhan. Pria itu dihukum gantung saat ketegangan semakin meningkat dengan Israel.

    Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), mengidentifikasi pria Iran yang dihukum gantung itu sebagai Arvin Ghahremani. Disebutkan bahwa dia telah dihukum gantung di sebuah penjara di kota Kermanshah pada Senin (4/11) waktu setempat.

    Menurut laporan IHR, Ghahremani dinyatakan terbukti bersalah telah melakukan pembunuhan dalam perkelahian jalanan.

    “Di tengah ancaman perang dengan Israel, Republik Islam (Iran) telah mengeksekusi mati Arvin Ghahremani, seorang warga negara Iran keturunan Yahudi,” ucap Direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam, dalam pernyataannya.

    Disebutkan Amiry-Moghaddam bahwa kasus hukum ini memiliki “kelemahan yang signifikan”.

    “Namun, selain itu, Arvin adalah seorang Yahudi, dan anti-Semitisme yang dilembagakan di Republik Islam tidak diragukan lagi memainkan peran penting dalam pelaksanaan hukumannya,” sebut Amiry-Moghaddam.

    Komunitas Yahudi yang dulunya cukup besar di Iran yang didominasi Muslim Syiah, telah menyusut sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam. Namun demikian, komunitas Yahudi di Iran tetap menjadi yang terbesar, di luar Israel, di kawasan Timur Tengah.

    Lihat Video: Netanyahu: Kami Dapat Capai Tempat Mana Saja di Iran!

  • Pemilu Presiden di Amerika Serikat Setiap Berapa Tahun Sekali?

    Pemilu Presiden di Amerika Serikat Setiap Berapa Tahun Sekali?

    Jakarta

    Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Amerika Serikat (AS) akan diselenggarakan pada 5 November 2024. Pada hari pemungutan suara, jutaan warga negara AS akan menggunakan hak pilih mereka untuk menentukan siapa Presiden AS berikutnya.

    Penyelenggaraan Pemilu Presiden AS ini umumnya menjadi perhatian banyak pihak di seluruh dunia. Sebab siapa yang menjadi Presiden AS nantinya akan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan orang banyak di kancah internasional.

    Mengutip dari USA.gov, Amerika Serikat mengadakan Pemilu Presiden (Pilpres AS) setiap empat tahun sekali. Pilpres di Amerika Serikat ini biasa diselenggarakan pada hari Selasa pertama yang jatuh setelah hari Senin pertama di bulan November tahun genap. Pemilu setiap 4 tahun sekali inilah yang umumnya menarik perhatian dunia.

    Sementara, untuk Pemilu paruh waktu (midterm election) atau umum disebut Pemilu sela di Amerika Serikat diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada bulan November di tahun genap. Pemilu setiap 2 tahun sekali ini hanya untuk pemilihan anggota DPR dan beberapa dari anggota senator.

    Sistem dan Tahapan Pemilu Presiden di AS

    Penyelenggaraan Pemilu di Amerika Serikat dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Federal (Federal Election Commission/FEC) yang dibentuk oleh Kongres. Untuk proses Pemilu Presiden AS mengikuti siklus tahapan yang bisa memakan waktu hampir dua tahun.

    Secara umum, proses Pemilu Presiden AS dapat dibagi menjadi empat tahapan. Mulai dari tahap pemilihan pendahuluan atau kaukus, tahap konvensi nasional, tahap kampanye dan Pemilu, dan tahap Electoral college. Berikut ini penjelasannya:

    Pemilihan Pendahuluan dan Kaukus

    Tahap pemilihan pendahuluan dan kaukus adalah dua cara untuk membantu negara bagian dan partai politik memilih calon presiden. Pada tahapan ini, negara-negara bagian akan melakukan pemilihan pendahuluan atau kaukus untuk menentukan calon-calon dari partai yang akan mengikuti konvensi nasional. Pemilihan pendahuluan atau kaukus ini diselenggarakan mulai bulan Februari, atau selama bulan Januari hingga Juni.

    Konvensi NasionalKampanye dan Pemilihan Umum

    Tahap kampanye dan pemilihan umum, ini biasa diselenggarakan selama bulan September hingga November tahun pemilihan. Calon atau kandidat dari setiap partai akan berkampanye ke seluruh negara bagian, termasuk berpartisipasi dalam debat presiden. Hari pemilihan umum jatuh pada awal bulan November, yakni diselenggarakan pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Electoral College.

    Electoral College

    Tahapan ini adalah penentuan siapa yang menjadi Presiden Amerika Serikat terpilih. Calon atau kandidat presiden dengan suara elektoral terbanyak yang menang sebagai Presiden Amerika Serikat, yakni berdasarkan perolehan suara elektoral mayoritas, bukan berdasarkan suara populer kandidat.

    Electoral college adalah proses di mana pemilih atau perwakilan dari setiap negara bagian dalam jumlah yang sebanding dengan populasi negara bagian memberikan suara mereka dan menentukan siapa yang akan menjadi presiden. Setiap negara bagian mendapatkan sejumlah pemilih berdasarkan perwakilannya di Kongres.

    Di Amerika Serikat, total ada 538 pemilih elektoral yang dipilih sesuai dengan kebijakan masing-masing negara bagian. Setiap pemilih elektoral memberikan satu suara setelah pemilihan umum, dan kandidat yang mendapatkan lebih dari setengah, yakni 270 suara, adalah pemenangnya. Selanjutnya, Presiden dan Wakil Presiden yang baru terpilih akan dilantik pada bulan Januari tahun berikutnya.

    Lihat Video: Keadaan Politik Amerika dan koreksi Bursa Global Jadi Faktor Pelemahan IHSG

    (wia/imk)

  • Israel Resmi Beri Tahu PBB soal Putus Hubungan dengan UNRWA

    Israel Resmi Beri Tahu PBB soal Putus Hubungan dengan UNRWA

    Jakarta

    Pemerintah Israel menyatakan telah secara resmi memberi tahu PBB tentang keputusannya untuk memutus hubungan dengan UNRWA, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina.

    “Atas instruksi Menteri Luar Negeri Israel Katz, Kementerian Luar Negeri memberitahu PBB tentang pembatalan perjanjian antara Negara Israel dan UNRWA,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (4/11/2024).

    “UNRWA, organisasi yang karyawannya berpartisipasi dalam pembantaian 7 Oktober dan banyak karyawannya adalah anggota Hamas, adalah bagian dari masalah di Jalur Gaza dan bukan bagian dari solusi,” ujar Katz.

    Sebelumnya, parlemen Israel bulan lalu menyetujui proposal untuk menutup operasi UNRWA di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki, meskipun ada kecaman dari masyarakat internasional, termasuk sekutunya Amerika Serikat.

    UNRWA telah memberikan bantuan penting dan pendampingan di seluruh wilayah Palestina dan pengungsi Palestina di tempat lain selama lebih dari tujuh dekade. Menurut para ahli, larangan terhadap badan PBB ini akan menjadi pukulan bagi pekerjaan kemanusiaan di Gaza jika diterapkan.

    Namun, Katz menepis argumen tersebut, dengan mengatakan hanya sebagian bantuan yang dikirim ke Gaza oleh UNRWA.

    “Bahkan sekarang, sebagian besar bantuan kemanusiaan ke Gaza dikirim melalui organisasi lain, dan hanya 13 persen yang dikirim melalui UNRWA,” cetus Katz.

  • Heli Jatuh, Jenderal Garda Revolusi Iran-Pilot Tewas

    Heli Jatuh, Jenderal Garda Revolusi Iran-Pilot Tewas

    Teheran

    Dua personel Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas dalam kecelakaan helikopter yang terjadi di wilayah tenggara negara tersebut. Salah satu personel IRGC yang tewas disebut berpangkat jenderal.

    Kecelakaan itu, seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (4/11/2024), terjadi saat kedua personel IRGC tersebut sedang menjalankan operasi tempur. Helikopter yang mengalami kecelakaan ini merupakan jenis gyroplane ringan.

    “Sebuah gyroplane ultra-ringan milik Angkatan Darat IRGC mengalami kecelakaan saat melakukan operasi tempur di wilayah perbatasan tenggara,” sebut kantor berita IRNA dalam laporannya.

    Laporan kantor berita Fars, yang mengutip departemen kehumasan IRGC, menyebut kecelakaan itu terjadi di dekat Sirkan, sebuah kota di Provinsi Sistan-Baluchistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan.

    Area perbatasan itu diketahui sejak lama menjadi lokasi bentrokan antara pasukan keamanan Iran dan kelompok militan Sunni, serta para penyelundup narkoba.

    Penyebab kecelakaan tersebut belum diketahui secara jelas.

    Laporan kantor berita Fars menyebut salah satu personel IRGC yang tewas berpangkat Brigadir Jenderal.

    Lihat juga Video ‘Fakta-fakta Helikopter Tur Berisi 2 WNA Terjatuh di Bali’:

  • Kapan, Siapa Kandidatnya dan Bagaimana Sistemnya?

    Kapan, Siapa Kandidatnya dan Bagaimana Sistemnya?

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) akan segera menggelar pemilihan umum (Pemilu). Pemilu ini adalah untuk menentukan siapa yang akan menjadi Presiden AS berikutnya. Pemilihan Presiden (Pilpres AS) ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali.

    Berikut ini serba-serbi tentang Pemilu Amerika Serikat 2024:

    Kapan Pemilu di Amerika Serikat 2024?

    Tanggal pemungutan suara untuk Pemilu Amerika Serikat 2024 adalah pada Selasa, 5 November 2024 waktu setempat. Jutaan warga Amerika Serikat yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih akan mendatangi tempat pemungutan suara pada tanggal tersebut untuk memilih Presiden mereka berikutnya.

    Nantinya pemenang dalam Pemilu AS 2024 akan menjabat sebagai Presiden AS selama empat tahun di Gedung Putih, mulai Januari 2025. Mengutip dari Al Jazeera, di AS, warga negara harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan yang sangat mendasar untuk dapat memilih, yaitu: Warga negara Amerika Serikat, penduduk negara bagian tempat mereka terdaftar untuk memberikan suara, dan sudah berusia 18 tahun atau lebih.

    Siapa Saja Kandidat yang Berpartisipasi?

    Mengutip dari BBC, pada awalnya ada 15 bakal calon Presiden AS, yakni 9 orang dari Partai Republik, 4 orang dari Partai Demokrat, dan 2 orang lainnya dari kubu independen. Namun dari 15 orang tersebut, pada akhirnya hanya tersisa 2 orang kandidat Presiden AS, yaitu Kamala Harris dan Donald Trump.

    Nama Kamala Harris sendiri muncul setelah Presiden Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dalam persaingan pemilihan Presiden AS. Biden kemudian mendukung Harris untuk menggantikannya sebagai kandidat dari Partai Demokrat. Sementara di Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump mengungguli pesaing terakhirnya, mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley.

    Kamala Harris dan Donald Trump (Foto: BBC World)Bagaimana Mekanisme Pemilu Amerika?

    Cara memberikan suara dalam Pemilu AS yaitu warga negara AS akan mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih calon Presiden AS dan calon anggota Electoral College (lembaga pemilihan umum AS). Pada akhirnya, jumlah suara anggota Electoral College ini yang menentukan siapa pemenang untuk menjadi Presiden AS.

    Jumlah perwakilan anggota Electoral College untuk setiap negara bagian disesuaikan dengan total populasi di daerah tersebut. Secara keseluruhan, total anggota Electoral College adalah 538 orang. Seorang kandidat presiden harus mendapatkan suara terbanyak, yakni 270 suara atau lebih, untuk memenangkan pemilihan.

    Perlu diketahui, seperti dikutip dari Al Jazeera, bahwa Presiden AS tidak dipilih oleh suara populer nasional, atau jumlah total suara yang diterima setiap kandidat. Melainkan oleh suara terbanyak dari anggota lembaga pemilih atau Electoral College, yakni orang-orang yang akhirnya memberikan suara untuk presiden.

    Jadi untuk memenangkan Pilpres AS, seorang kandidat presiden harus memenangkan dukungan dari mayoritas pemilih. Para pemilih akhirnya memberikan suara mereka pada bulan Desember 2024, sekitar sebulan setelah pemilihan. Suara mereka kemudian disertifikasi oleh Kongres pada awal Januari 2025, ketika Presiden AS dikonfirmasi dan secara resmi menjabat.

    (wia/imk)

  • 200 Tentara Disandera, Eks Presiden Bolivia Kesal Pemerintah Tampik Dialog

    200 Tentara Disandera, Eks Presiden Bolivia Kesal Pemerintah Tampik Dialog

    La Paz

    Suasana di Bolivia makin panas. Mantan Presiden Evo Morales menuduh pemerintah mengabaikan tawaran dialog terkait unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan para pendukungnya. Aksi protes sejak bulan lalu itu melibatkan pemblokiran jalanan dan penyanderaan sekitar 200 tentara Bolivia.

    Tuduhan itu, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), dilontarkan Morales pada Minggu (3/11) atau hari kedua dia melakukan aksi mogok makan, yang nekat dilakukannya demi menuntut pemerintah Bolivia bernegosiasi dengan dirinya.

    “Saya meminta dialog segera… dan tanggapan pemerintah adalah menangkap… kawan-kawan dan membawa mereka ke La Paz,” ucap Morales dalam wawancara singkat dengan AFP.

    Aksi protes yang digelar pendukung Morales sejak bulan lalu bertujuan mencegah penangkapan sang mantan presiden itu atas tuduhan pemerkosaan seorang remaja di bawah umur hingga hamil. Kubu Morales menyebut tuduhan itu direkayasa untuk menggagalkan kembalinya sang mantan presiden ke dunia politik.

    Data Kementerian Pembangunan Produktif menunjukkan bahwa setelah blokade jalanan selama 21 hari, kerugian diperkirakan mencapai US$ 2,1 miliar di berbagai sektor.

    Pada Jumat (1/11) lalu, menurut Kementerian Luar Negeri Bolivia, para pendukung Morales menyandera lebih dari 200 personel militer di Provinsi Chapare.

    Kementerian Pertahanan, dalam tanggapannya, “mengutuk keras pengambilalihan unit militer dengan senjata dan kekerasan”. Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal nasib para tentara yang disandera tersebut.

  • Pendidikan-Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal RI, Belum Tentu Diakui Australia

    Pendidikan-Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal RI, Belum Tentu Diakui Australia

    Aliansi bernama Activate Australia Skills (AAS) merilis sebuah laporan yang menemukan kalau 44 persen migran pekerja terampil di Australia malah bekerja dengan upah rendah, atau melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan tertentu.

    Padahal dua pertiga dari mereka datang ke Australia lewat program pekerja terampil yang digagas oleh pemerintah Australia.

    Aliansi yang terdiri dari 50 kelompok bisnis dan serikat pekerja tersebut menemukan pengakuan keterampilan dii Australia seringkali dilakukan dengan lambat atau secara sembarangan oleh sejumlah badan industri.

    Akibatnya setengah juta migran terampil yang masuk ke Australia malah tidak mendapat pekerjaan di bidangnya, padahal pekerjaan mereka sangat dibutuhkan saat ini.

    Tak terkecuali migran terampil asal Indonesia.

    Indah Melindasari, salah satu agen imigrasi asal Indonesia yang berbasis di negara bagian Australia Barat mengatakan banyak kliennya, yang juga warga negara Indonesia, mengalami tantangan dalam pengakuan kualifikasi keterampilan dan kesulitan memasuki dunia kerja di Australia.

    “Banyak yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di Indonesia, namun ketika tiba di Australia kualifikasi mereka sering tidak diakui oleh institusi atau badan terkait di Australia,” kata Indah.

    Kepala eksekutif Settlement Services Australia, Violet Roumeliotis AM, menggagas sebuah kampanye agar pemerintah Australia mengambil alih proses pengakuan keterampilan.

    “Ada insinyur dan dokter yang mengemudikan kendaraan [sejenis Uber] atau bekerja menumpuk barang-barang,” katanya.

    “Ada perawat yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di negara lain, tapi di Australia mereka bekerja sebagai pembersih, mereka bekerja di ritel atau perhotelan,” jelasnya.

    Kampanye baru ini didukung oleh para pengusaha seperti Allianz dan MercyCare, kelompok bisnis seperti Masterbuilders, Australian Council of Social Service, dan Australian Council of Trade Unions.

    Fisioterapi yang menjadi penyapu lantai

    Untuk bisa menemui fisioterapi, warga di Australia bisa menunggu berbulan-bulan. Alasannya karena Australia kekurangan tenaga fisioterapis.

    Tapi saat ada fisioterapi dengan pengalaman 10 tahun seperti Antonio Michell yang berasal dari Chile, ia malah bekerja sebagai pengemudi transportasi umum dan menyapu lantai.

    Setelah pindah ke Sydney pada tahun 2018, lulus dari beberapa ujian, serta mengeluarkan sekitar A$10.000 untuk biaya ujian dan biaya perjalanan, pria berusia 38 tahun tersebut masih menunggu Australia untuk mengakui kualifikasi keterampilannya.

    Padahal Australia saat ini sedang kekurangan tenaga fisioterapi, menurut lembaga Skills Priority List.

    “Saya sudah menghabiskan banyak waktu dengan orang-orang di kawasan regional yang menunggu berbulan-bulan agar bisa bertemu dengan fisioterapi,” katanya kepada ABC.

    “Di saat yang sama, saya bekerja menyapu lantai di lokasi konstruksi bangunan.”

    “Perasaan tidak dianggap dari sudut pandang profesional cukup mengecewakan.”

    Biaya yang mahal dan waktu yang lama

    Antonio sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menabung hingga mencapai AU$7.585, yang ia butuhkan agar keahliannya diakui oleh lembaga Australian Physiotherapi Council.

    Bahkan untuk melakukannya, ia harus terbang ke Melbourne sebanyak tiga kali untuk mengikuti sejumlah penilaian dan ujian praktik.

    Meski ia sudah berpengalaman merawat 50.000 pasien di Chili, ia tetap dianggap sebagai pemula di Australia dengan kualifikasi seperti halnya lulusan baru dari perguruan tinggi.

    “Saya akan mulai di posisi tingkat pemula,” katanya.

    “Mungkin sudah terlambat bagi saya, setelah delapan tahun tidak bekerja sebagai dokter,” ujarnya.

    Keluhan sistem penyetaraan keterampilan yang mahal dan memakan waktu juga dituturkan Indah.

    Ia menyebut beberapa profesi seperti insinyur, akuntan, dan tenaga kesehatan, membutuhkan waktu yang relatif tak sebentar dalam menjalani assessment kualifikasi keterampilan dari badan yang diakui pemerintah Australia, seperti Engineers Australia atau Australian Nursing and Midwivery Accreditation Council (ANMAC).

    “Bisa memakan waktu berbulan-bulan, dengan biaya yang cukup besar, tapi tidak menjamin pengakuan kualifikasi,” kata Indah.

    Tata kelola nasional untuk pengakuan keterampilan

    Lembaga Australian Physiotherapy Council mempercepat beberapa negara yang menurut mereka memiliki standar pendidikan yang sama dengan Australia, seperti Inggris, Kanada, dan Afrika Selatan.

    Violet dari Settlement Services Australia, mengatakan aliansi Activate Australia Skills (AAS) ingin agar ada sistem tata kelola nasional untuk pengakuan keterampilan luar negeri.

    Seperti portal daring yang menjelaskan secara rinci pelatihan apa yang dibutuhkan, dan ombudsman yang mengawasi regulasi.

    Aliansi tersebut juga menginginkan sistem pinjaman untuk pendidikan, yang mirip dengan skema HECS untuk mahasiswa lokal di Australia, sehingga dapat membantu para migran membayar persyaratan pelatihan dan pendaftaran yang “sangat mahal”.

    “Kami memiliki pekerja yang sangat terampil di sini yang siap bekerja,” katanya.

    “Kami hanya perlu mengaktifkan kelompok tersebut dan mencocokkannya dengan kekurangan keterampilan, karena hal itu akan meningkatkan produktivitas.”

    Dalam bidang kesehatan, empat dari lima pekerjaan mengalami kekurangan dan hampir 200 klinik dokter umum tutup di Australia pada tahun lalu, kata laporan AAS.

    Semua jenis pekerjaan di bidang konstruksi mengalami kekurangan tenaga secara nasional, namun 18.400 migran di Australia dengan kualifikasi arsitektur dan bangunan kurang dimanfaatkan.

    Menteri Keterampilan Australia Andrew Giles mengatakan pemerintah sudah menyediakan AU$1,8 juta dalam anggaran terakhir untuk “menyederhanakan” proses penilaian keterampilan bagi pekerja konstruksi.

    Tapi fokus pemerintah Australia malah kebalikannya, yakni memberikan keterampilan kepada warga Australia untuk mengisi kekurangan.

    “Pemerintah PM Albanese ingin melihat lebih banyak warga Australia mengisi peran penting tersebut, itulah sebabnya kami bekerja sama dengan negara bagian dan teritori untuk meningkatkan sektor VET kami melalui National Skills Agreement dan untuk menghilangkan hambatan finansial untuk belajar melalui program Fee Free TAFE Program,” katanya.

    Diproduksi oleh ABC Indonesia dari laporan ABC News dengan laporan tambahan oleh Billy Adison.

  • Elon Musk Sebarkan Kebohongan soal Pemilu AS

    Elon Musk Sebarkan Kebohongan soal Pemilu AS

    Jakarta

    Keterlibatan orang terkaya di dunia, Elon Musk, dalam politik Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa seorang miliarder yang memiliki kendali atas media sosial dapat mempengaruhi opini publik yang kemudian berpotensi mempengaruhi pemilihan umum.

    “Sejak Elon Musk mengambil alih X, platform ini telah berubah menjadi neraka kebencian dan disinformasi – yang sebagian besar berasal dari Mr. Musk sendiri,” kata Imran Ahmed, Kepala Pusat Penanggulangan Kebencian Digital (CCDH), kepada DW.

    Tidak seperti kebanyakan miliarder teknologi dan donatur politik lainnya, keterlibatan politik Musk sangat terlihat dan semakin meningkat menjelang pemilihan Presiden AS pada 5 November 2024. Laporan CCDH baru-baru ini menemukan bahwa klaim Musk yang salah atau menyesatkan tentang pemilu AS telah ditonton sebanyak 1,2 miliar kali antara Januari dan Juli 2024 di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), yang ia miliki.

    Peran Musk sebagai sumber misinformasi dan disinformasi tidak hanya terbatas pada unggahannya sendiri. Dia sering me-retweet atau terlibat dengan klaim dan teori konspirasi yang salah dan menyesatkan, yang kemudian membuat unggahan-unggahan tersebut memiliki jangkauan yang sangat luas.

    Berikut adalah tiga contoh bagaimana Musk menyebarkan klaim palsu menjelang pemilu AS.

    1: Narasi palsu tentang hak pilih para migran

    Klaim: Pada bulan Juli, Ketua DPR AS dari Partai Republik Mike Johnson mengatakan bahwa Partai Demokrat “ingin mengubah orang asing ilegal menjadi pemilih.” Musk me-retweet klaim ini, menambahkan bahwa “tujuannya selama ini adalah untuk mengimpor sebanyak mungkin pemilih ilegal,” menyiratkan bahwa para imigran dibawa masuk ke AS untuk mendukung Partai Demokrat. Unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 45 juta kali.

    Cek fakta DW: Salah.

    “Non-warga negara, termasuk penduduk tetap yang sah, tidak dapat memberikan suara dalam pemilu federal, negara bagian, dan sebagian besar pemilu lokal,” menurut pernyataan di USA.gov, situs web resmi pemerintah AS.

    Hukum federal secara tegas melarang warga negara asing untuk memberikan suara dalam pemilihan Presiden AS.

    Musk juga menyatakan bahwa hanya dibutuhkan “kurang dari lima menit dan tanpa dokumentasi” dengan bantuan sebuah aplikasi untuk disetujui sebagai imigran ilegal dan diterbangkan ke AS dengan biaya dari para pembayar pajak Amerika. Musk mengunggah ulang sebuah video yang menuding bahwa dengan menggunakan aplikasi CBP One, orang asing dalam jumlah yang tidak terbatas dapat masuk ke AS. Aplikasi ini dikembangkan oleh badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS dan digunakan untuk menjadwalkan janji temu untuk pemrosesan suaka. Namun, hanya dengan mendaftar di aplikasi ini tidak menjamin Anda bisa masuk ke AS.

    Meski begitu, unggahan Musk telah dilihat hampir 20 juta kali dan dibagikan puluhan ribu kali.

    2: Mengunggah gambar palsu Kamala Harris

    Klaim: Pada awal September, Musk mengunggah sebuah gambar yang menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris mengenakan pakaian komunis berwarna merah dengan palu dan arit di topinya, dengan keterangan: “Kamala bersumpah untuk menjadi diktator komunis pada hari pertama. Bisakah Anda percaya dia memakai pakaian itu!?” Unggahan ini dengan cepat menjadi viral, mencapai lebih dari 80 juta tampilan.

    Cek fakta DW: Palsu.

    Ini bukan foto asli Harris. Foto tersebut dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), seperti yang terlihat dari ketajaman gambar Harris dengan latar belakang yang kabur dan warna-warna yang sangat cerah. Alat pendeteksi gambar AI yang canggih seperti truemedia.org menemukan “bukti substansial manipulasi.”

    Sander van der Linden, seorang profesor di University of Cambridge di Inggris dan penulis “Foolproof: Mengapa Misinformasi Menginfeksi Pikiran Kita dan Bagaimana Membangun Kekebalan” mengatakan kepada DW bahwa informasi yang salah mengikis kualitas wacana demokratis, menurunkan kepercayaan pada proses dan hasil pemilu, dan bagi sebagian orang bahkan dapat mengubah cara mereka memilih.

    Dengan kekayaan bersih lebih dari $263 miliar atau setara Rp4,1 kuadriliun per November (menurut Forbes), Musk adalah orang terkaya di dunia, dan menjadikannya influencer yang unik. Dia punya lebih dari 200 juta pengikut di media sosial. Sebagai perbandingan, Taylor Swift memiliki lebih dari 500 juta pengikut.

    Sejak mengakuisisi Twitter dua tahun lalu dan mengubah namanya menjadi X, Musk telah melakukan berbagai hal seperti mengembalikan akun mantan Presiden Donald Trump, yang sempat ditangguhkan akibat unggahan kontroversial Trump setelah pemilihan presiden terakhir di tahun 2020, yang akhirnya ia kalah. Trump memiliki lebih dari 92 juta pengikut di X, dan kurang dari 8 juta pengikut di platform media sosialnya sendiri, Truth Social.

    3: Mempertanyakan proses pemilihan umum

    Musk telah memperkuat klaim bahwa ada sesuatu yang salah dengan daftar pemilih di negara bagian Michigan. Klaim awal – bahwa Michigan memiliki lebih banyak pemilih daripada penduduk yang memenuhi syarat untuk memilih – telah dibantah oleh Pusat Fakta Pemilu Michigan.

    Klaim: Musk menggandakan klaimnya pada pertengahan Oktober dan menuduh Sekretaris Negara Bagian Michigan Jocelyn Benson tidak jujur, dengan menulis, “Anda hanya berencana untuk menghapus pemilih yang tidak memenuhi syarat SETELAH pemilihan. Itu berarti ada lebih banyak orang yang terdaftar untuk memilih daripada jumlah pemilih yang memenuhi syarat.”

    Cek fakta DW: Menyesatkan.

    Berdasarkan hukum negara bagian dan federal di AS, pemilih hanya akan dihapus dari daftar pemilih setelah mereka menerima pemberitahuan bahwa pendaftaran mereka dapat dibatalkan dan dua siklus pemilu federal berikutnya telah berlalu tanpa ada tanggapan atau aktivitas pemungutan suara.

    “Michigan telah melakukan lebih banyak hal dalam lima tahun terakhir untuk meningkatkan akurasi daftar pemilih kami dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya,” kata negara bagian tersebut di situs web informasi pemilihannya.

    “Sejak 2019, petugas pemilu telah membatalkan lebih dari 800.000 pendaftaran pemilih dan mengidentifikasi lebih dari 600.000 yang dijadwalkan untuk dibatalkan pada tahun 2025 dan 2027 setelah periode dua siklus pemilu federal yang diwajibkan secara hukum telah berlalu.”

    Apa yang memotivasi Musk?

    Musk dan Trump memiliki hubungan yang kompleks. Selama kampanye Trump tahun 2016, Musk secara terbuka mempertanyakan kelayakan Trump untuk menjabat. Trump kemudian menunjuk Musk sebagai dewan penasihatnya, peran yang akhirnya ditinggalkan Musk karena tak ada kesepakatan kebijakan.

    Van der Linden, dari University of Cambridge, berpendapat bahwa Musk yakin kemenangan Trump akan menjadi kepentingan terbaik bagi bisnisnya. Hal ini mungkin termasuk “kemungkinan lebih banyak kontrak dari NASA untuk SpaceX, lebih banyak kontrak federal untuk Starlink, dan kebebasan untuk menjalankan X sesuka hatinya tanpa pengawasan pemerintah terhadap perusahaan media sosial,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

  • Geger Bentrokan di Kuil Hindu, PM Kanada Mengutuk Keras!

    Geger Bentrokan di Kuil Hindu, PM Kanada Mengutuk Keras!

    Ottawa

    Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengutuk keras aksi bentrokan yang terjadi di sebuah kuil Hindu di dekat area Toronto pada Minggu (3/11) waktu setempat. Politisi setempat menyalahkan bentrokan itu pada para aktivis separatis Sikh yang ada di Kanada.

    Kepolisian di kota Brampton yang berjarak 50 kilometer sebelah barat laut Toronto, seperti dilansir AFP, Senin (4/11/2024), mengatakan para personelnya telah dikerahkan secara besar-besaran di luar Kuil Hindu Sabha Mandir untuk menjaga ketenangan selama unjuk rasa terjadi di sana.

    “Tindak kekerasan di Kuil Hindu Sabha Mandir di Brampton hari ini tidak dapat diterima. Setiap warga Kanada berhak menjalankan keyakinan mereka dengan bebas dan aman,” tulis Trudeau dalam pernyataan via media sosial X.

    Video yang beredar di medis sosial menunjukkan beberapa individu yang membawa bendera kuning Khalistan terlibat bentrok dengan kelompok saingannya, termasuk orang-orang yang membawa bendera India. Menurut video-video yang beredar, sempat terjadi baku hantam di lokasi.

    Namun juru bicara Kepolisian Daerah Peel mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan terkait bentrokan tersebut. Pihak kepolisian juga menolak untuk menyalahkan pihak-pihak tertentu terkait bentrokan sarat kekerasan yang terjadi.

    Seorang anggota parlemen federal dan anggota Partai Liberal yang dipimpin Trudeau, Chandra Arya, menyalahkan insiden itu pada “Khalistani”, sebuah referensi untuk para pendukung gerakan separatis pinggiran untuk tanah air Sikh yang mengklaim kemerdekaan di negara bagian Punjab, India.

    Insiden ini terjadi saat hubungan antara Kanada dan India memburuk setelah Ottawa menuduh pemerintah New Delhi mendalangi pembunuhan Hardeep Singh Nijjar, seorang warga negara naturalisasi Kanada berusia 45 tahun di Vancouver tahun 2023 lalu. Nijjar juga merupakan aktivis Khalistani terkemuka.