Category: Detik.com Internasional

  • Korban Tewas Serangan Israel di Gaza 44.176 Orang, Termasuk 17.492 Anak-anak

    Korban Tewas Serangan Israel di Gaza 44.176 Orang, Termasuk 17.492 Anak-anak

    Gaza

    Israel terus melakukan serangan di Gaza, Palestina, dengan dalih menghancurkan kelompok Hamas. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan puluhan ribu orang.

    Dilansir Al-Jazeera, Senin (25/11/2024), jumlah korban tewas di Gaza sejak 7 Oktober hingga 24 Oktober 2024 berjumlah 44.176 orang. Data korban tersebut dikumpulkan dari Kementerian Kesehatan Palestina, Bulan Sabit Merah Palestina serta militer Israel.

    Jumlah korban tewas itu termasuk 17.492 anak-anak. Selain itu, masih ada 11.000 orang hilang yang diduga tertimpa reruntuhan akibat serangan Israel.

    Selain di Gaza, Israel juga melakukan serangan di Tepi Barat. Serangan itu menewaskan 794 orang, termasuk 167 anak-anak.

    Serangan Israel juga telah melukai 104.473 orang di Gaza dan 6.250 orang di Tepi Barat, Palestina. Jutaan orang di Gaza juga terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.

    Warga Gaza juga harus menghadapi kelaparan parah. Hal itu dipicu blokade Israel dan kerusakan infrastruktur di Gaza.

    Israel meluncurkan serangan besar-besaran ke Gaza dengan dalih membalas serangan Hamas di wilayah mereka pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas itu menewaskan 1.139 orang di Israel dan melukai sedikitnya 8.730 orang.

    (haf/haf)

  • Seteru Panjang Wapres vs Presiden Filipina hingga Ancaman Pembunuhan

    Seteru Panjang Wapres vs Presiden Filipina hingga Ancaman Pembunuhan

    Manila

    Perseteruan antara Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong semakin memanas. Sara Duterte melontarkan ancaman pembunuhan Marcos Jr setelah perseteruan yang memanas menjelang Pemilu sela tahun depan.

    Sebagai informasi, Sara merupakan putri dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sementara, Marcos Jr merupakan putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos.

    Dua keluarga ini berkoalisi pada Pemilu Filipina tahun 2022. Bongbong Marcos maju sebagai capres, sementara Sara Duterte maju sebagai cawapres. Presiden dan Wapres Filipina dipilih secara terpisah.

    Koalisi dua keluarga ini pun meraih kemenangan besar di Pemilu Filipina. Namun, hubungan kedua keluarga berkuasa ini retak seiring berjalannya waktu. Keretakan dalam aliansi dua keluarga itu dimulai ketika Marcos Jr menyimpang dari kebijakan antinarkoba dan kebijakan luar negeri Rodrigo Duterte.

    Berikut jejak perseteruan panjang keluarga Duterte versus Bongbong Marcos:

    Putra Duterte Desak Marcos Jr Mundur

    Putra mantan Presiden Rodrigo Duterte mendesak Marcos Jr mundur dari jabatan Presiden Filipina. Dilansir Reuters, kritikan keras untuk Marcos Jr itu dilontarkan Sebastian Duterte yang menjabat Wali Kota Davao pada Januari 2024.

    Davao sendiri merupakan kota terpadat ketiga di Filipina. Sebelum Sebastian, Sara dan Rodrigo Duterte juga pernah menjadi Wali Kota Davao.

    Dalam sebuah forum kepemimpinan, Sebastian menuduh Marcos Jr telah membahayakan warga Fiipina dengan mengizinkan orang-orang Amerika Serikat (AS) masuk. Kritik itu merujuk pada perluasan akses bagi AS terhadap pangkalan-pangkalan militer Filipina, termasuk beberapa yang dekat dengan wilayah Taiwan.

    Pemerintahan Duterte sebelumnya lebih dekat dengan China. Sebastian juga menentang keputusan Marcos Jr untuk memulai kembali perundingan perdamaian dengan kelompok pemberontak komunis.

    Dia menyebut Marcos Jr tidak tahu apa-apa soal penderitaan masyarakat Filipina yang tinggal di area-area yang dulunya basis kelompok pemberontak.

    “Anda malas dan Anda kurang peduli dengan orang lain. Itulah sebabnya kami tidak senang,” ujar Sebastian dalam kritikan ke Marcos Jr.

    Memburuknya hubungan kedua keluarga ini diduga dipicu upaya memperkuat basis dukungan menjelang pemilu sela Senat dan pemilu kongres tahun depan.

    Keluarga Duterte juga menentang rencana amendemen konstitusi dengan menyebut upaya itu didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan, termasuk batasan masa jabatan presiden, yang saat ini hanya bisa menjabat satu periode selama masa jabatan 6 tahun.

    “Dia (Marcos Jr) mengutamakan politik, menjaga diri mereka sendiri… Daripada berfokus pada pekerjaannya. Pak Presiden, jika tidak ada rasa cinta dan aspirasi terhadap bangsa, mundurlah,” cetus Sebastian dalam acara tersebut.

    Duterte Tuduh Marcos Jr Pecandu Narkoba

    Rodrigo Duterte juga menuding Marcos Jr pencandu narkoba. Dia menuding Marcos Jr akan mengubah konstitusi demi menambah masa jabatan presiden Filipina.

    Dilansir Associated Press, dalam pidatonya yang dipenuhi sumpah serapah pada Minggu (28/1/2024) malam, Duterte menuduh Marcos berencana mengamandemen konstitusi dengan mencabut batasan masa jabatan.

    Duterte memperingatkan hal tersebut bisa menyebabkan Marcos Jr digulingkan seperti ayahnya, Ferdinand Marcos, yang dikenal sebagai diktator. Duterte juga menuduh Marcos Jr sebagai pecandu narkoba.

    “Anda, militer, Anda tahu ini, kami punya Presiden yang pecandu narkoba,” kata Duterte saat pidato di wilayah selatan kota Davao.

    Badan Pemberantasan Narkoba Filipina membantah tudingan itu. Mereka mengatakan Marcos Jr tidak pernah ada dalam daftar yang disebut Duterte.

    Pada tahun 2021, juru bicara Marcos menunjukkan dua laporan dari rumah sakit swasta dan laboratorium kepolisian nasional yang menyebutkan Marcos Jr negatif menggunakan kokain dan sabu.

    Marcos Jr Balas Ejek Duterte Terpengaruh Obat Keras

    Marcos Jr tertawa mendengar tudingan Duterte soal isu mengubah masa jabatan presiden dan pecandu narkoba. Marcos Jr menyebut tudingan itu dilontarkan Duterte karena efek fentanil.

    “Saya pikir itu karena fentanil,” kata Marcos dilansir Associated Press, Selasa (30/1/2024).

    Fentanil merupakan salah satu obat pereda nyeri. Marcos menuding Duterte terlalu lama menggunakan fentanil.

    “Fentanil adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli, setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya, itulah mengapa menurut saya inilah yang terjadi,” ucapnya.

    Marcos mengatakan dia tidak akan membenarkan tuduhan tersebut dengan memberikan jawaban. Dia menyebut Duterte terlalu lama menggunakan fentanil.

    Duterte memang pernah mengakui penggunaan fentanil pada tahun 2016. Duterte saat itu mengatakan pernah menggunakan fentanil untuk meringankan rasa sakit cedera akibat kecelakaan sepeda motor. Pengacara Duterte, Salvador Panelo, mengatakan Duterte telah berhenti mengonsumsi fentanil sebelum menjadi presiden pada tahun 2016.

    Ketua Parlemen Filipina Martin Romualdez juga membantah tudingan Duterte. Dia menyebut Duterte menuduh Marcos Jr tanpa memberikan bukti apa pun.

    Sepupu Marcos Jr ini mengatakan konstitusi diamandemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing. Romualdez buka suara karena pidato Duterte yang menuding dirinya menyuap pejabat lokal untuk mengamandemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan sehingga mereka dapat memperpanjang masa jabatan mereka.

    Sara Duterte Mundur dari Menteri Pendidikan

    Keretakan antara dua keluarga itu semakin jelas terlihat saat Sara Duterte mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kepala Badan Antipemberontakan. Dilansir Associated Press, Sara Duterte tetap menjadi Wakil Presiden meski mundur dari jabatan menteri.

    Sekretaris Komunikasi Cheloy Garafil mengatakan pengunduran diri itu telah diterima oleh Marcos Jr dan berlaku efektif pada 19 Juli 2024. Sara Duterte yang berusia 46 tahun tidak menyebutkan alasan pengunduran dirinya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • 250 Roket Hizbullah Serang Tel Aviv, Sejumlah Orang Terluka

    250 Roket Hizbullah Serang Tel Aviv, Sejumlah Orang Terluka

    Jakarta

    Gerakan Hizbullah Lebanon melepaskan tembakan roket besar-besaran ke Israel pada hari Minggu (24/11). Sejumlah orang dikabarkan terluka dalam insiden tersebut.

    Dilansir Reuters, Senin (25/11/2024), militer Israel mengatakan rumah-rumah telah dihancurkan atau dibakar di dekat Tel Aviv. Sehari sebelumnya, Israel menyerang Beirut 29 orang tewas.

    Militer Israel mengatakan Hizbullah telah menembakkan 250 roket ke Israel pada Minggu (24/11). Banyak diantaranya berhasil dicegat, dengan sirine berbunyi di sebagian besar negara itu. Setidaknya empat orang terluka oleh pecahan peluru.

    Video yang diperoleh Reuters menunjukkan proyektil meledak saat menghantam atap sebuah gedung di kota Nahariya di Israel utara.

    Hizbullah Klaim Tembak Tank Israel

    Kelompok Hizbullah mengklaim telah menghancurkan enam tank Merkava Israel di selatan Lebanon. Lima tank diantaranya berada di wilayah pesisir strategis Bayada.

    Dilansir AFP, serangan itu dilakukan pada Minggu (24/11/2024) sore. Pejuang Hizbullah “menghancurkan” lima tank Israel “di pinggiran timur kota Bayada” termasuk satu tank yang “berusaha maju untuk menarik salah satu tank yang hancur.”

    Kemudian, tank keenam yang harus ada di wilayah Deir Mimas yang dekat dengan perbatasan, kata kelompok itu dalam pernyataan terpisah.

    (aik/aik)

  • Hizbullah Klaim Hancurkan 6 Tank Milik Israel

    Hizbullah Klaim Hancurkan 6 Tank Milik Israel

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah mengklaim telah menghancurkan enam tank Merkava Israel di selatan Lebanon. Lima tank diantaranya berada di wilayah pesisir strategis Bayada.

    Dilansir AFP, serangan itu dilakukan pada Minggu (24/11/2024) sore. Pejuang Hizbullah “menghancurkan” lima tank Israel “di pinggiran timur kota Bayada” termasuk satu tank yang “berusaha maju untuk menarik salah satu tank yang hancur.”

    Kemudian, tank keenam yang harus ada di wilayah Deir Mimas yang dekat dengan perbatasan, kata kelompok itu dalam pernyataan terpisah.

    Sebelumnya, Militer Israel mengatakan sekitar 160 proyektil telah ditembakkan oleh Hizbullah dari Lebanon ke Israel utara dan tengah. Israel mengaku berhasil mencegat beberapa diantara proyektil tersebut.

    “Hingga pukul 15:00 (1300 GMT), sekitar 160 proyektil yang ditembakkan oleh organisasi teroris Hizbullah telah menyeberang dari Lebanon ke Israel hari ini,” kata militer Israel dilansir AFP, Minggu (24/11/2024).

    Serangan Hizbullah itu mengakibatkan beberapa orang terluka. Badan medis melaporkan bahwa beberapa orang telah terluka, termasuk seorang pria dalam kondisi “sedang hingga serius.”

    Sebelumnya, Militer Israel mengatakan ada serangan pesawat nirawak atau drone yang melintas dari Lebanon hingga sirine peringatan berbunyi. Meski begitu, militer Israel menyebut tidak ada korban akibat serangan itu.

    (aik/aik)

  • Hizbullah Klaim Hancurkan 6 Tank Milik Israel

    Israel Sebut Hizbullah Tembakkan 160 Proyektil dari Lebanon

    Yerusalem

    Militer Israel mengatakan sekitar 160 proyektil telah ditembakkan oleh Hizbullah dari Lebanon ke Israel utara dan tengah. Israel mengaku berhasil mencegat beberapa diantara proyektil tersebut.

    “Hingga pukul 15:00 (1300 GMT), sekitar 160 proyektil yang ditembakkan oleh organisasi teroris Hizbullah telah menyeberang dari Lebanon ke Israel hari ini,” kata militer Israel dilansir AFP, Minggu (24/11/2024).

    Serangan Hizbullah itu mengakibatkan beberapa orang terluka. Badan medis melaporkan bahwa beberapa orang telah terluka, termasuk seorang pria dalam kondisi “sedang hingga serius”.

    Sebelumnya, Militer Israel mengatakan ada serangan pesawat nirawak atau drone yang melintas dari Lebanon hingga sirine peringatan berbunyi. Meski begitu, militer Israel menyebut tidak ada korban akibat serangan itu.

    Melansir detikNews yang mengutip Al-Jazeera, Minggu (24/11/2024), militer Israel sedang memantau beberapa pesawat nirawak yang telah menyeberang ke Israel utara dari Lebanon. Serangan itu terjadi pukul 06.30 pagi waktu setempat.

    Dalam laporan The Times of Israel, pesawat nirawak terus membuat sirene serangan udara berbunyi di lebih banyak kota di wilayah barat dan Galilea atas. Militer Israel menyebut serangan drone itu berakhir sekitar 1 jam kemudian.

    Israel mengatakan tidak ada korban jiwa akibat serangan itu. Israel menyebut ‘sejumlah pesawat nirawak’ menyeberang ke Israel dari Lebanon dan dua pesawat nirawak dicegat.

    (aik/imk)

  • Filipina Tingkatkan Pengamanan Marcos Jr Usai Wapres Ancam Membunuh

    Filipina Tingkatkan Pengamanan Marcos Jr Usai Wapres Ancam Membunuh

    Manila

    Pemerintah Filipina meningkatkan pengamanan untuk Presiden Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong Marcos dan keluarga. Hal itu dilakukan setelah Wakil Presiden Filipina Sara Duterte secara terbuka melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Marcos Jr dan keluarganya.

    Dilansir Anadolu Agency, Minggu (24/11/2024), Komando Keamanan Presiden (PSC), dalam sebuah pernyataan, mengatakan mereka ‘berkoordinasi erat’ dengan lembaga penegak hukum ‘untuk mendeteksi, mencegah, dan mempertahankan diri dari setiap dan semua ancaman terhadap presiden dan keluarga pertama’.

    “Setiap ancaman terhadap nyawa presiden dan keluarga pertama, terlepas dari asal-usulnya, dan terutama yang dilakukan dengan terang-terangan di depan umum, ditangani dengan sangat serius. Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan presiden,” demikian isi pernyataan itu.

    Peningkatan pengamanan itu dilakukan usai Sara Duterte melontarkan ancaman pembunuhan dalam konferensi pers pada Jumat (22/11). Sara Duterte mengaku telah mengatur seorang pembunuh untuk membunuh Presiden Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika sesuatu terjadi padanya.

    “Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya bilang kalau saya dibunuh, dia harus membunuh (Marcos), Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak main-main. Saya sudah meninggalkan instruksi,” kata Sara Duterte dalam bahasa Filipina.

    Dia menuduh Romualdez, sepupu Marcos, ingin membunuhnya. Dia juga menuduh Marcos melihatnya sebagai ‘ancaman terbesar’ bagi aspirasinya untuk pemilihan presiden 2028.

    “Kalau saya dibunuh, saya bilang, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka, dan kemudian dia bilang ‘ya’,” ujar Sara Duterte.

    (haf/imk)

  • Israel Selidiki Klaim Hamas soal Sandera Tewas Akibat Serangannya Sendiri

    Israel Selidiki Klaim Hamas soal Sandera Tewas Akibat Serangannya Sendiri

    Tel Aviv

    Israel selidiki klaim Hamas soal seorang sandera perempuan telah tewas selama operasi militer Israel di Gaza utara. Hamas tidak menjelaskan detail identitas sandera yang tewas itu.

    Dilansir BBC, Minggu (24/11/2024), Hamas juga tak menjelaskan bagaimana atau kapan sandera itu tewas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan saat ini tidak dapat ‘memverifikasi atau membantah’ klaim tersebut, tetapi perwakilannya sedang menghubungi keluarga perempuan itu.

    “Malam ini organisasi teroris Hamas merilis sebuah dokumen yang di dalamnya seorang perempuan yang diculik diduga terlihat tewas,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.

    “Kami sedang memeriksa informasi tersebut dan pada tahap ini kami tidak dapat memverifikasi atau membantahnya,” sambung IDF.

    Hamas mengklaim komunikasi dengan anggotanya yang bertugas mengawasi sandera itu baru-baru ini telah pulih setelah beberapa minggu terputus. Juru bicara sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubeida, mengatakan sandera perempuan lain yang ditawan bersama perempuan itu telah terluka dan nyawanya terancam.

    Pihak berwenang Israel meyakini masih ada sekitar 60 sandera yang hidup di Gaza dan puluhan lainnya diyakini telah meninggal. Hamas dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sejumlah negara lain.

    Kabar tewasnya sandera itu muncul saat Israel terus melanjutkan operasinya di Gaza pada hari Sabtu. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu, sekitar 120 orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah itu dalam 48 jam terakhir.

    Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 44.000 orang dan lebih dari 104.000 orang terluka. Jutaan orang juga menjadi pengungsi akibat perang di Gaza dan terancam kelaparan karena blokade Israel.

    Lihat Video: Suara Mencekam Sirene Meraung saat Israel Diserang Rudal Hizbullah

    (haf/imk)

  • Seteru Panjang Wapres vs Presiden Filipina hingga Ancaman Pembunuhan

    Jejak Perseteruan Panas Keluarga Duterte Vs Presiden Filipina

    Manila

    Situasi politik di Filipina semakin memanas setelah Wakil Presiden Sara Duterte melontarkan ancaman pembunuhan ke Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong Marcos. Ancaman pembunuhan ini merupakan hal terbaru dari perseteruan panas dua keluarga paling berkuasa di Filipina saat ini.

    Sebagai informasi, Sara merupakan putri dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sementara, Marcos merupakan putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos.

    Dua keluarga ini kemudian berkoalisi pada Pemilu Filipina tahun 2022. Bongbong Marcos maju sebagai capres. Sementara Sara Duterte maju sebagai cawapres. Presiden dan Wapres Filipina dipilih secara terpisah.

    Koalisi dua keluarga ini pun meraih kemenangan besar di Pemilu Filipina. Namun, hubungan dua keluarga ini retak seiring berjalannya waktu. Keretakan dalam aliansi dua keluarga itu dimulai ketika Marcos Jr menyimpang dari kebijakan antinarkoba dan kebijakan luar negeri Rodrigo Duterte.

    Berikut jejak perseteruan keluarga Duterte versus Bongbong Marcos:

    Anak Duterte Desak Bongbong Marcos Mundur

    Anak laki-laki mantan Presiden Rodrigo Duterte mendesak Bongbong Marcos untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden Filipina. Putra Duterte menyebut Bongbong Marcos sebagai pemimpin yang malas dan tidak peduli dengan orang lain.

    Dilansir Reuters, kritikan keras untuk Marcos Jr itu dilontarkan Sebastian Duterte yang kini menjadi Wali Kota Davao pada Januari 2024. Davao sendiri merupakan kota terpadat ketiga di Filipina.

    Dalam sebuah forum kepemimpinan, Sebastian menuduh Marcos Jr telah membahayakan warga Fiipina dengan mengizinkan orang-orang Amerika Serikat (AS) masuk. Kritik itu merujuk pada perluasan akses bagi AS terhadap pangkalan-pangkalan militer Filipina, termasuk beberapa yang dekat dengan wilayah Taiwan.

    Pemerintahan Duterte sebelumnya lebih memilih untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan China. Sebastian menentang keputusan Marcos Jr untuk memulai kembali perundingan perdamaian dengan kelompok pemberontak komunis.

    Dia menyebut Marcos Jr tidak tahu apa-apa soal penderitaan masyarakat Filipina yang tinggal di area-area yang dulunya basis kelompok pemberontak.

    “Anda malas dan Anda kurang peduli dengan orang lain. Itulah sebabnya kami tidak senang,” ujar Sebastian dalam kritikan ke Marcos Jr.

    Marcos Jr dan kantor kepresidenan Filipina saat itu tidak memberikan komentar untuk membalas kritik Sebastian. Memburuknya hubungan kedua keluarga ini diduga dipicu upaya memperkuat basis dukungan menjelang pemilu sela Senat dan pemilu kongres tahun depan.

    Sara Duterte juga sempat menghadiri aksi massa yang digelar pemerintah dan dihadiri Marcos Jr di Manila untuk menggalang dukungan bagi kampanye ‘Bagong Pilipinas’ atau Filipina Baru. Sara langsung terbang ke Davao untuk bergabung dengan ayah dan Sebastian dalam acara doa bersama untuk menentang upaya mengamandemen Konstitusi Filipina yang didukung Marcos Jr.

    Para penentang amandemen konstitusi, termasuk keluarga Duterte, menyebut upaya itu didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan, termasuk batasan masa jabatan presiden, yang saat ini hanya bisa menjabat satu periode selama masa jabatan 6 tahun.

    “Dia (Marcos Jr) mengutamakan politik, menjaga diri mereka sendiri… Daripada berfokus pada pekerjaannya. Pak Presiden, jika tidak ada rasa cinta dan aspirasi terhadap bangsa, mundurlah,” cetus Sebastian dalam acara tersebut.

    Duterte Tuduh Marcos Jr Pecandu Narkoba

    Perselisihan antara Rodrigo Duterte dengan Ferdinand Marcos Jr semakin memanas saat Duterte menuding Marcos Jr pencandu narkoba. Dia menuding Marcos Jr akan mengubah konstitusi demi menambah masa jabatan presiden Filipina.

    Dilansir Associated Press, dalam pidatonya yang dipenuhi sumpah serapah pada Minggu (28/1/2024) malam, Duterte menuduh Marcos berencana mengamandemen konstitusi dengan mencabut batasan masa jabatan.

    Duterte memperingatkan hal tersebut bisa menyebabkan Marcos Jr digulingkan seperti ayahnya, Ferdinand Marcos, yang dikenal sebagai diktator. Duterte juga menuduh Marcos Jr sebagai pecandu narkoba.

    “Anda, militer, Anda tahu ini, kami punya Presiden yang pecandu narkoba,” kata Duterte saat pidato di wilayah selatan kota Davao.

    Badan Pemberantasan Narkoba Filipina pun membantah tudingan itu. Mereka mengatakan Marcos Jr tidak pernah ada dalam daftar tersebut, bertentangan dengan klaim Duterte.

    Pada tahun 2021 saat menjadi calon presiden, juru bicara Marcos menunjukkan dua laporan dari rumah sakit swasta dan laboratorium kepolisian nasional yang menyebutkan Marcos Jr negatif menggunakan kokain dan sabu.

    Marcos Jr Sebut Duterte Terpengaruh Obat Keras

    Marcos Jr tertawa mendengar tudingan Duterte soal isu mengubah masa jabatan presiden dan pecandu narkoba. Marcos Jr menyebut tudingan itu dilontarkan Duterte karena efek fentanil.

    “Saya pikir itu karena fentanil,” kata Marcos dilansir Associated Press, Selasa (30/1/2024).

    Sebagai informasi, fentanil merupakan salah satu obat pereda nyeri. Marcos menuding Duterte terlalu lama menggunakan fentanil.

    “Fentanil adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli, setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya, itulah mengapa menurut saya inilah yang terjadi,” ucapnya.

    Marcos mengatakan dia tidak akan membenarkan tuduhan tersebut dengan memberikan jawaban. Dia hanya menyebut Duterte terlalu lama menggunakan fentanil, opioid yang kuat.

    Tentang penggunaan fentanil ini pernah diakui Duterte pada tahun 2016. Duterte saat itu mengatakan pernah menggunakan fentanil untuk meringankan rasa sakit cedera akibat kecelakaan sepeda motor. Pengacara Duterte, Salvador Panelo, mengatakan Duterte telah berhenti mengonsumsi fentanil sebelum menjadi presiden pada tahun 2016.

    Ketua DPR Filipina Martin Romualdez juga membantah tudingan Duterte. Dia menyebut Duterte menuduh Marcos Jr, yang merupakan sepupunya, tanpa memberikan bukti apa pun.

    Dia mengatakan konstitusi diamandemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing. Romualdez buka suara karena pidato Duterte yang menuding dirinya menyuap pejabat lokal untuk mengamandemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan sehingga mereka dapat memperpanjang masa jabatan mereka.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Wapres Filipina Juga Ancam Bunuh Istri Presiden dan Ketua Parlemen

    Wapres Filipina Juga Ancam Bunuh Istri Presiden dan Ketua Parlemen

    Manila

    Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr. Dia juga mengancam akan membunuh istri Marcos Jr, Liza Araneta, dan Ketua Parlemen Filipina Martin Romualdez.

    Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (24/11/2024), Sara yang merupakan putri mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte itu menyatakan dirinya akan membuat Marcos Jr, Araneta dan Romualdez tewas jika dirinya dibunuh terlebih dahulu.

    Sara melontarkan ancaman itu dalam konferensi pers penuh sumpah serapah pada Jumat (22/11) tengah malam. Dia awalnya mengisyaratkan dirinya telah menjadi target rencana pembunuhan.

    Sara mengatakan dirinya telah meminta salah satu personel tim keamanannya membunuh Marcos Jr, istrinya, dan ketua parlemen Filipina jika dirinya tewas dibunuh. Namun, Sara tidak menjelaskan lebih detail soal ancaman pembunuhan terhadap dirinya.

    “Saya telah berbicara dengan seseorang dalam tim keamanan saya. Saya mengatakan kepadanya, jika saya dibunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos atau Marcos Jr), (Ibu Negara) Liza Araneta, dan (ketua parlemen) Martin Romualdez. Ini tidak bercanda,” ujar Sara dalam konferensi pers itu.

    “Saya mengatakan, jika saya terbunuh, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka,” sebutnya.

    Romualdez merupakan sepupu dari Marcos Jr. Keluarga Marcos dan Duterte merupakan dua keluarga paling berkuasa dalam politik Filipina saat ini.

    Marcos Jr pun tertawa sambil membalas tudingan itu dengan menyebut Duterte pecandu obat keras. Saling tuding itu dilakukan tanpa bukti.

    (haf/imk)

  • Australia Sebut Indonesia Setuju Pulangkan Sisa Geng Narkoba Bali Nine

    Australia Sebut Indonesia Setuju Pulangkan Sisa Geng Narkoba Bali Nine

    Jakarta

    Australia menyebut Indonesia telah setuju untuk memulangkan lima anggota yang tersisa dari jaringan penyelundupan narkoba Bali Nine yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup. Indonesia juga berupaya memulangkan WNI yang kini ditahan di Australia.

    Dilansir Reuters, Minggu (24/11/2024), Asisten Menteri Keuangan Australia Stephen Jones mengatakan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengangkat isu tahanan selama pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di sela-sela KTT APEC di Peru.

    Indonesia sebelumnya telah menyatakan akan memulangkan terpidana mati kasus narkoba Mary Jane Veloso ke Filpina. Mary Jane adalah satu-satunya terpidana mati yang lolos dari eksekusi pada detik-detik terakhir pada tahun 2015.

    Sisanya, termasuk dua pemimpin Bali Nine, dieksekusi oleh regu tembak pada tahun tersebut.

    “Ini adalah kebijakan presiden, tetapi pada prinsipnya, presiden telah menyetujui atas dasar kemanusiaan,” kata Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.

    Dia juga menyebut Prancis juga telah meminta pemulangan seorang tahanan. Indonesia sendiri belum memiliki prosedur resmi pemindahan tahanan internasional. Tetapi, Supratman menegaskan persoalan tersebut akan dituntaskan sambil menekankan negara mitra harus mengakui proses peradilan Indonesia.

    “Ini penting untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara sahabat. Tetapi ini juga demi kepentingan kita karena kita memiliki tahanan di luar negeri,” katanya.

    Sementara, seorang lainnya meninggal karena kanker pada tahun yang sama. Eksekusi terhadap dua pemimpin kelompok itu, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, pada tahun 2015 sempat memicu keretakan diplomatik antara Australia dan Indonesia. Australia menarik duta besarnya sebagai protes.

    (haf/imk)