Category: Detik.com Internasional

  • Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Netanyahu Dihukum Mati!

    Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Netanyahu Dihukum Mati!

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan hukuman mati terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Seruan ini disampaikan setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pekan lalu merilis surat perintah penangkapan untuk Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang.

    ICC, pada Kamis (21/11) pekan lalu, merilis surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang dilakukan sejak 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024.

    Surat perintah penangkapan ICC juga dirilis untuk petinggi Hamas bernama Ibrahim Al-Masir alias Mohammed Deif atas tuduhan yang sama.

    “Perintah penangkapan (ICC) telah dikeluarkan, itu tidak cukup, hukuman mati harus dijatuhkan kepada para pemimpin kriminal tersebut,” cetus Khamenei merujuk pada para pemimpin Israel dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir Reuters dan media lokal Iran, Press TV, Senin (25/11/2024).

    Dalam keputusannya, para hakim ICC menyatakan ada alasan masuk akal untuk meyakini Netanyahu dan Gallant memikul “tanggung jawab secara pidana” atas kejahatan perang berupa kelaparan sebagai metode perang di Jalur Gaza dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, penganiayaan dan tindakan tidak manusiawi lainnya terhadap warga Palestina.

    Untuk Deif, ICC juga mencantumkan dakwaan pembunuhan massal terkait serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, termasuk pemerkosaan dan penyanderaan.

    Tel Aviv sebelumnya mengklaim Deif tewas dalam serangannya di Jalur Gaza pada Juli lalu, namun Hamas tidak pernah membenarkan atau membantahnya. Jaksa ICC mengindikasikan pihaknya akan terus mengumpulkan informasi terkait laporan kematian Deif tersebut.

  • Malaysia Wajib Kembalikan Jam Tangan yang Disita karena Bertema LGBTQ

    Malaysia Wajib Kembalikan Jam Tangan yang Disita karena Bertema LGBTQ

    Kuala Lumpur

    Pengadilan Malaysia memerintahkan pemerintah harus mengembalikan puluhan jam tangan yang disita tahun lalu karena bertema LGBTQ. Puluhan jam tangan produksi merek ternama Swatch itu dinyatakan tidak melanggar aturan hukum yang diberlakukan otoritas Kuala Lumpur.

    Sebanyak 172 jam tangan merek Swatch, yang secara kolektif ditaksir bernilai sekitar US$ 14.000 atau setara Rp 222,5 juta, disita dalam operasi penggerebekan di sejumlah toko Swatch di berbagai wilayah Malaysia pada Mei 2023. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (25/11/2024).

    Pada saat itu, otoritas Malaysia menjelaskan bahwa puluhan jam tangan itu disita karena memiliki akronim LGBTQ dan menggambarkan enam warna yang secara global identik dengan bendera pelangi Pride. Diketahui bahwa homoseksualitas dilarang dan kelompok LGBTQ menghadapi diskriminasi meluas di Malaysia.

    Kemudian, pemerintah Malaysia memberlakukan larangan untuk jam tangan Swatch bertema pelangi, dan memperingatkan bahwa pemilik atau penjualnya bisa menghadapi hukuman hingga tiga tahun penjara.

    Otoritas Malaysia mengklaim jam tangan semacam itu “bisa merugikan… kepentingan bangsa dengan mempromosikan, mendukung dan menormalisasi gerakan LGBTQ+ yang tidak diterima oleh masyarakat umum”.

    Pihak Swatch yang menentang penyitaan produknya itu kemudian menggugat pemerintah Malaysia, dengan menegaskan bahwa produknya itu “tidak mempromosikan aktivitas seksual apa pun, namun hanya ekspresi kedamaian dan cinta yang menyenangkan dan menggembirakan”.

    Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur dalam putusannya memerintahkan Kementerian Dalam Negeri Malaysia harus segera mengembalikan puluhan jam tangan Swatch yang disita itu dalam kurun waktu 14 hari usai putusan dibacakan pada Senin (25/11) waktu setempat.

  • Diancam Dibunuh Wapresnya, Presiden Filipina: Saya Akan Melawan!

    Diancam Dibunuh Wapresnya, Presiden Filipina: Saya Akan Melawan!

    Itu menjadi tanggapan pertama Marcos Jr setelah pernyataan Sara yang disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers pada Jumat (22/11) tengah malam memicu ketegangan baru di Filipina. Hubungan Marcos Jr dan Sara semakin memburuk setelah beraliansi dan menang telak dalam pemilu tahun 2022 lalu.

    “Saya telah berbicara dengan seseorang dalam tim keamanan saya. Saya mengatakan kepadanya, jika saya dibunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos atau Marcos Jr), (Ibu Negara) Liza Araneta, dan (ketua parlemen) Martin Romualdez. Ini tidak bercanda,” ujar Sara saat berbicara dalam konferensi pers tersebut.

    “Saya mengatakan, jika saya terbunuh, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka,” sebutnya.

    Romualdez yang merupakan ketua parlemen Filipina diketahui merupakan sepupu dari Marcos Jr.

    Kantor kepresidenan Filipina sebelumnya menyebut komentar Sara itu sebagai “ancaman aktif” terhadap Marcos Jr, dengan Lembaga-lembaga keamanan negara itu telah mengumumkan akan meningkatkan protokol mereka sembari menyelidiki pernyataan Sara tersebut.

    Marco Jr, dalam pernyataannya, menilai masalah ini tidak akan membesar dan memicu drama jika Sara bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota parlemen Filipina soal dugaan penyelewengan dana oleh kantor wapres yang dipimpinnya.

    “Kebenaran tidak seharusnya dieksekusi secara ringkas,” ucapnya, merujuk pada perang narkoba kontroversial yang marak dilakukan pada era mantan Presiden Duterte, ayah Sara.

    Diketahui bahwa parlemen Filipina, tepatnya DPR, sedang menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana konfidensial pada kantor Wapres Filipina dan Departemen Pendidikan, yang sebelumnya dipimpin Sara. Dia juga menghadapi ancaman pemakzulan di DPR Filipina, yang dipimpin oleh Romualdez yang sebelumnya memangkas hampir dua pertiga anggaran kantor Wapres Filipina.

    Konferensi pers tengah malam ketika Sara melontarkan ancaman pembunuhan itu digelar setelah para pejabat DPR Filipina mengungkapkan mereka akan memindahkan Kepala Staf Wapres, Zuleika Lopez, dari pusat penahanan majelis rendah ke lembaga permasyarakatan. Lopez ditahan sejak Rabu (21/11) atas tuduhan melakukan “campur tangan yang tidak semestinya” dalam proses pembahasan parlemen yang berfokus pada anggaran wapres.

    (nvc/ita)

  • Panas, Balon Udara China Terdeteksi di Perairan Taiwan

    Panas, Balon Udara China Terdeteksi di Perairan Taiwan

    Taipei

    Taiwan mendeteksi kehadiran sebuah balon udara China yang melintas di atas perairan barat laut wilayahnya. Ini menjadi yang pertama sejak April lalu, atau dalam enam bulan terakhir, sejak Taipei melaporkan insiden yang mereka anggap sebagai bagian dari “pola pelecehan” oleh Beijing terhadap kedaulatan negara itu.

    China bersikeras mengklaim Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis, sebagai bagian wilayah kedaulatannya dan menegaskan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya suatu saat nanti.

    Beberapa bulan terakhir, Beijing secara rutin mengerahkan jet tempur, drone, dan kapal perang mereka di area sekitar Taiwan, serta terkadang mengerahkan balon udara, untuk terus meningkatkan tekanan militer.

    Laporan terbaru Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dilansir AFP, Senin (25/11/2024), menyebut sebuah balon udara China terdeteksi mengudara di area barat laut Kota Keelung pada ketinggian 33.000 kaki atau 10.058 meter, pada Minggu (24/11) petang, sekitar pukul 18.21 waktu setempat.

    Balon udara itu terdeteksi mengudara di perairan berjarak 111 kilometer sebelah utara pelabuhan Keelung, Taiwan bagian utara.

    Kementerian Pertahanan Taiwan merilis data harian soal kehadiran militer Beijing di sekitar wilayah negara tersebut.

    Disebutkan Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporannya bahwa balon udara itu tidak memasuki wilayah kedaulatan Taipei, namun sempat terbang memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, sebelum menghilang pada pukul 20.15 waktu setempat.

    Tonton juga Video: Korut Kirim Ratusan Balon Udara Berisi Sampah ke Korsel

  • Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

    Gempar Pria India Terbangun Saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

    New Delhi

    Tiga dokter di wilayah Rajasthan, India, dijatuhi sanksi skorsing atau dinonaktifkan dari tugasnya setelah insiden menghebohkan publik, ketika seorang pria sempat hidup kembali saat jenazahnya akan dikremasi. Ketiga dokter itu dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya yang berujung insiden tersebut.

    Dalam insiden yang terjadi pada Kamis (21/11) pekan lalu ini, seorang pria bernama Rohitash Kumar (25), yang mengalami kesulitan berbicara dan mendengar, jatuh sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Bhagwan Das Khetan (BDK) yang dikelola pemerintah di distrik Jhunjhunu, negara bagian Rajasthan.

    Pada saat itu, Kumar disebut mengalami serangan epilepsi, dan dokter menyatakan dia sudah meninggal dunia saat tiba di rumah sakit tersebut. Namun beberapa jam kemudian, ketika Kumar telah dibaringkan di atas tumpukan kayu untuk dikremasi sesuai ritual Hindu, dia tiba-tiba terbangun.

    Setidaknya tiga dokter pada rumah sakit tersebut, seperti dilansir The Times of India dan Daily Mail, Senin (25/11/2024), telah dijatuhi sanksi skorsing atas tuduhan kelalaian oleh otoritas setempat.

    Ketiga dokter itu diidentifikasi sebagai kepala petugas medis RS BDK dr Sandeep Pachar, kemudian pemeriksa medis kesehatan masyarakat dr Yogesh Jumar Jakhar dan pemeriksa medis rumah sakit dr Navneet Meel.

    Dalam pernyataan kepada AFP, kepala pemeriksa medis untuk rumah sakit di distrik Jhunjhunu, D Singh, mengatakan bahwa dokter telah “menyiapkan laporan postmortem tanpa benar-benar melakukan postmortem, dan jenazahnya kemudian dikirimkan untuk dikremasi”.

    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ramavatar Meena, yang merupakan district collector atau pejabat yang memimpin distrik Jhunjhunu. Dia mengatakan bahwa postmortem yang dilakukan dokter itu “hanyalah di atas kertas” atau tidak dilakukan secara fisik.

  • AS Susun Rencana Darurat untuk Taiwan, Kirim Militer ke Filipina-Jepang

    AS Susun Rencana Darurat untuk Taiwan, Kirim Militer ke Filipina-Jepang

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan sedang menyusun rencana darurat untuk penempatan militer di Jepang dan Filipina, jika terjadi keadaan darurat di Taiwan. Demikian dilaporkan kantor berita Jepang, Kyodo.

    Pengerahan militer tersebut akan dimasukkan dalam rencana operasi gabungan pertama yang akan dirumuskan pada bulan Desember mendatang. Demikian menurut sumber-sumber yang mengetahui hubungan Jepang-Amerika Serikat, seperti dilaporkan Kyodo pada Minggu (24/11) malam.

    Resimen Marinir Amerika Serikat, US Third Marine Littoral Regiment, yang memiliki HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) peluncur ganda, akan dikerahkan di sepanjang rangkaian pulau Nansei, Jepang yang membentang dari Kyushu hingga Yonaguni di dekat Taiwan, kata Kyodo, dilansir kantor berita AFP, Senin (25/11/2024).

    Sejak tahap awal, jika keadaan darurat Taiwan menjadi sangat mendesak, pangkalan militer sementara akan didirikan di pulau-pulau berpenghuni, berdasarkan pedoman militer AS untuk mengirim marinir dalam formasi kecil ke beberapa lokasi, demikian laporan Kyodo.

    Militer Jepang diharapkan terutama terlibat dalam dukungan logistik untuk unit marinir, termasuk memasok bahan bakar dan amunisi, lapor Kyodo.

    Kyodo menambahkan bahwa Angkatan Darat AS akan mengerahkan unit serangan jarak jauh Multi-Domain Task Force di Filipina, kata Kyodo.

    Kementerian Pertahanan Jepang dan Filipina tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. Kedutaan Besar AS di Manila, Filipina menolak berkomentar sementara Kedutaan Besar China di Manila menyatakan “mencatat” laporan Kyodo.

  • Penembakan Dekat Kedubes Israel di Yordania, 3 Polisi Luka

    Penembakan Dekat Kedubes Israel di Yordania, 3 Polisi Luka

    Amman

    Seorang pria bersenjata tewas ditembak setelah insiden penembakan terjadi di dekat Kedutaan Besar Israel yang memiliki pengamanan ketat di Amman, Yordania. Tiga polisi Yordania mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

    Laporan kantor berita Petra yang mengutip otoritas keamanan publik Yordania, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (25/11/2024), menyebut para personel kepolisian menembak seorang pria bersenjata yang menembaki patroli polisi di area Rabiah, Amman, pada Minggu (24/11) dini hari waktu setempat.

    Motif di balik aksi penembakan itu belum diketahui jelas. Penyelidikan masih dilakukan oleh otoritas Yordania.

    Menurut sumber keamanan setempat, sang pria bersenjata yang menenteng senjata otomatis itu sempat dikejar setidaknya selama setidaknya satu jam sebelum dia terpojok dan dibunuh sebelum fajar menyingsing.

    Menteri Komunikasi Yordania, Mohamed Momani, menggambarkan penembakan itu sebagai serangan teroris yang menargetkan pasukan keamanan publik di negara tersebut. Dia mengatakan bahwa penyelidikan atas insiden itu sedang dilakukan.

    “Merusak keamanan negara dan menyerang personel keamanan akan ditanggapi dengan tegas,” ucap Momani kepada Reuters, sembari menambahkan bahwa pria bersenjata itu memiliki catatan kriminal dalam kasus perdagangan narkoba.

    Menurut para saksi mata, Kepolisian Yordania menutup area di dekat Kedubes Israel yang dijaga ketat setelah terdengar suara tembakan. Dua saksi mata mengatakan polisi dan ambulans bergegas ke distrik Rabiah, yang menjadi lokasi Kedubes Israel tersebut.

  • Ngeri, Mesin Pesawat Sukhoi Superjet Terbakar Saat Mendarat

    Ngeri, Mesin Pesawat Sukhoi Superjet Terbakar Saat Mendarat

    Ankara

    Lebih dari 90 penumpang dan awak dievakuasi dari pesawat maskapai Rusia setelah salah satu mesinnya terbakar ketika melakukan pendaratan di bandara Turki. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden mengerikan ini.

    Insiden ini, seperti dilansir AFP, Senin (25/11/2024), melibatkan sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 (SU95) yang dioperasikan oleh maskapai Rusia, Azimuth Airlines.

    Kementerian Transportasi Turki, dalam pernyataannya, menyebut pesawat penumpang itu baru saja mendarat di Bandara Antalya di area pantai Mediterania, Turki, pada Minggu (24/11) waktu setempat, ketika tiba-tiba terjadi kebakaran pada salah satu mesinnya.

    “Pesawat Azimuth Airlines tipe SU95 dan terdaftar sebagai RA89085 yang melakukan penerbangan dari Bandara Sochi di Rusia menuju ke Bandara Antalya mengalami kebakaran mesin saat mendarat,” demikian pernyataan Kementerian Transportasi Turki.

    “Sebanyak 89 penumpang dan enam awak pesawat berhasil dievakuasi dengan selamat pada pukul 21.43 waktu setempat dan tidak ada korban luka,” imbuh pernyataan tersebut.

    Penyebab terbakarnya salah satu mesin pesawat itu belum diketahui secara jelas.

  • Rabi Israel Dibunuh di Uni Emirat Arab, 3 Tersangka Ditangkap

    Rabi Israel Dibunuh di Uni Emirat Arab, 3 Tersangka Ditangkap

    Dubai

    Seorang warga negara Israel yang berprofesi sebagai rabi ditemukan tewas dibunuh di Uni Emirat Arab (UEA). Otoritas UEA telah menangkap sedikitnya tiga tersangka terkait pembunuhan tersebut, dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengecamnya sebagai “aksi teroris antisemitisme”.

    Rabi Israel yang tewas itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (25/11/2024), diidentifikasi bernama Tzvi Kogan yang berusia 28 tahun. Otoritas UEA mengidentifikasi Kogan sebagai warga negara Israel-Moldova, yang berstatus resident UEA.

    Disebutkan bahwa dia bekerja untuk gerakan Chabad Yahudi Ortodoks, yang berkantor di New York, Amerika Serikat (AS).

    “Kementerian Dalam Negeri mengumumkan bahwa otoritas UEA telah menangkap, dalam waktu singkat, tiga pelaku yang terlibat dalam pembunuhan,” demikian seperti dilaporkan kantor berita UEA, WAM News Agency.

    Kementerian Dalam Negeri UEA tidak memberikan informasi detail soal ketiga tersangka yang ditangkap, juga tidak menjelaskan apakah ketiganya telah didakwa.

    “Informasi detail mengenai insiden tersebut akan diungkapkan setelah penyelidikan selesai,” tegas Kementerian Dalam Negeri UEA dalam pernyataannya.

    Ditegaskan juga oleh Kementerian Dalam Negeri UEA bahwa semua kekuatan hukum akan digunakan “untuk merespons dengan tegas dan tanpa pengampunan terhadap tindakan atau upaya apa pun yang mengancam stabilitas masyarakat”.

  • Ibu Kota Pakistan Lockdown gegara Demo Pro Imran Khan, Jalan Ditutup Kontainer

    Ibu Kota Pakistan Lockdown gegara Demo Pro Imran Khan, Jalan Ditutup Kontainer

    Islamabad

    Ibu kota Pakistan, Islamabad, dikunci ketat alias lockdown gara-gara demo para pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara. Jalanan utama di Islamabad bahkan diblokade dengan kontainer.

    Dilansir Reuters, Senin (25/11/2024), para pedemo menuntut pembebasan Imran Khan. Jalan raya menuju Islamabad yang dilalui para pendukung Khan, yang dipimpin oleh anggota partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), telah diblokir sejak Minggu (24/11).

    Massa diperkirakan akan mendekati kota dan berkumpul di dekat gedung parlemen. Sebagian besar jalan utama kota juga telah diblokir oleh pemerintah dengan kontainer yang disusun bertingkat.

    Pemerintah juga mengerahkan polisi dan paramiliter dalam jumlah besar. Mereka juga dibekali perlengkapan anti huru hara.

    Layanan telepon seluler juga telah dihentikan sementara. Pertemuan dalam bentuk apapun dilarang berdasarkan ketentuan hukum.

    Jalanan utama di Islamabad diblokade dengan kontainer (AFP/AAMIR QURESHI)

    Pengawas internet global NetBlocks mengatakan di X, metrik langsung menunjukkan layanan pesan WhatsApp telah dibatasi menjelang demonstrasi itu.

    Seorang pembantu utama Khan, Ali Amin Gandapur, yang merupakan kepala menteri provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan diperkirakan akan memimpin konvoi terbesar ke Islamabad, meminta orang-orang untuk berkumpul di dekat pintu masuk zona merah kota tersebut, yang dikenal sebagai ‘D Chowk’.

    “Khan telah meminta kami untuk tetap di sana sampai semua tuntutan kami dipenuhi,” katanya dalam sebuah pesan video pada hari Sabtu.

    PTI menuntut pembebasan Khan dan semua pemimpinnya. Mereka juga menuntut pengunduran diri pemerintah saat ini karena dianggap menang dalam pemilu yang curang.

    Khan telah dipenjara sejak Agustus 2023 dan, sejak disingkirkan dari kekuasaannya oleh parlemen pada tahun 2022, menghadapi sejumlah tuduhan mulai dari korupsi hingga hasutan untuk melakukan kekerasan. Ia dan partainya membantah semua tuduhan tersebut.

    “Protes yang terus-menerus ini menghancurkan ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan. Kami ingin para pemimpin politik duduk bersama dan menyelesaikan masalah ini,” kata seorang warga Islamabad, Muhammad Asif, di depan sebuah pasar yang tutup.

    (haf/haf)