Category: Detik.com Internasional

  • Parah! Menteri Israel Serukan Kurangi Separuh Populasi Gaza

    Parah! Menteri Israel Serukan Kurangi Separuh Populasi Gaza

    Tel Aviv

    Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang kontroversial mencetuskan negaranya harus menduduki Jalur Gaza dan mengurangi separuh populasi daerah kantong Palestina tersebut dengan mendorong “emigrasi sukarela”.

    “Kita bisa dan harus menaklukkan Jalur Gaza, kita tidak perlu takut dengan kata tersebut,” cetus Smotrich dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024).

    Pernyataan itu disampaikan Smotrich ketika menghadiri acara yang digelar oleh Dewan Yesha, kelompok payung yang mewakili para pemukim Israel di Tepi Barat.

    “Tidak ada keraguan bahwa di Gaza — dengan dorongan emigrasi sukarela — menurut pendapat saya, ada peluang unik yang terbuka dengan pemerintahan baru,” sebut Smotrich, merujuk pada pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden terpilih Donald Trump nantinya.

    “Kita bisa menciptakan situasi di mana, dalam dua tahun, populasi Gaza akan berkurang separuhnya,” ucapnya.

    Smotrich, yang memimpin Partai Religius Zionisme yang beraliran ultranasionalis ini, gemar menuai kontroversi dengan komentar-komentarnya dalam beberapa bulan terakhir.

    Pada Agustus lalu, dia memicu kemarahan internasional dengan menyatakan dibenarkan untuk membuat dua juta warga Gaza kelaparan, demi membebaskan sandera-sandera Israel yang ditahan di wilayah Palestina.

  • Hizbullah Akan Tetap Aktif Usai Gencatan Senjata dengan Israel

    Hizbullah Akan Tetap Aktif Usai Gencatan Senjata dengan Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah menegaskan akan tetap aktif di Lebanon setelah gencatan senjata disepakati dengan Israel, yang mengakhiri pertempuran kedua pihak. Aktif dalam hal ini merujuk pada aktivitas Hizbullah dalam membantu warga Lebanon yang mengungsi, untuk kembali ke desa mereka di dekat perbatasan.

    Hizbullah juga bertekad akan membangun kembali area-area di Lebanon yang hancur akibat serangan-serangan militer Israel beberapa bulan terakhir.

    “Mulai sekarang, kami akan mengonfirmasi bahwa Perlawanan (Hizbullah) akan tetap ada, akan terus berlanjut, dan akan terus berjalan,” tegas pejabat senior Hizbullah, Hassan Fadlallah, yang juga anggota parlemen Lebanon, dalam wawancara dengan Reuters, seperti dilansir pada Rabu (27/11/2024).

    Wawancara itu dilakukan sebelum kesepakatan gencatan senjata diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (26/11) malam. Biden mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah diberlakukan mulai Rabu (27/11) pagi, dengan pertempuran berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.

    “Dan buktinya adalah ketika agresi Israel terhadap Lebanon berakhir, maka Perlawanan yang bertempur di medan perang akan bekerja membantu rakyatnya untuk kembali (ke rumah-rumah mereka) dan membangun kembali,” cetus Fadlallah.

    Disebutkan juga oleh Fadlallah bahwa lembaga kesehatan, sosial dan pembangunan Hizbullah telah bersiap “untuk hari berikutnya” dan akan berkoordinasi dengan negara Lebanon untuk menampung para pengungsi, membersihkan puing-puing dari area-area yang hancur, menguburkan para korban tewas dan membantu rekonstruksi.

    Menurut ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, seperti diumumkan Biden, Israel sepakat untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.

  • Netanyahu Pastikan Gencatan Senjata di Lebanon Diterapkan

    Netanyahu Pastikan Gencatan Senjata di Lebanon Diterapkan

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya siap memberlakukan dan menegakkan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, yang baru saja disepakati. Namun Netanyahu juga menegaskan Tel Aviv akan merespons dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata oleh Hizbullah.

    “Kami akan menegakkan perjanjian (gencatan senjata) dan merespons dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama, kita akan melanjutkannya hingga kemenangan,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024).

    Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis, baru saja disepakati. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa gencatan senjata mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) waktu setempat, dengan pertempuran diharapkan berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.

    Pengumuman itu disampaikan Biden setelah kabinet keamanan pada pemerintahan Netanyahu menyetujui kesepakatan gencatan senjata itu dengan 10 suara mendukung dan hanya satu suara yang menolak.

    Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk fokus pada ancaman Iran, mengisi kembali pasokan senjata yang menipis dan memberikan waktu istirahat kepada tentaranya, serta untuk mengisolasi Hamas yang bertempur melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    “Dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kita akan mempertahankan kebebasan aksi militer sepenuhnya. Jika Hizbullah melanggar perjanjian atau berypaya mempersenjatai kembali (para petempurnya), kita akan menyerang dengan tegas,” cetusnya.

    Netanyahu mengklaim Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, kini jauh lebih lemah dibandingkan pada awal konflik.

  • Israel Serang Lebanon di Tengah Diskusi Gencatan Senjata, 25 Orang Tewas

    Israel Serang Lebanon di Tengah Diskusi Gencatan Senjata, 25 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan ke Lebanon di tengah diskusi terkait persetujuan gencatan senjata. Serangan Israel menewaskan 25 orang di Lebanon.

    Dilansir CNN, Rabu (27/11/2024), serangan itu terjadi pada pada Selasa waktu setempat. Kematian itu terjadi pada hari yang sama ketika Israel menerima usulan untuk mengakhiri konflik dengan Hizbullah.

    Menurut otoritas setempat sebanyak 10 orang tewas di Beirut tengah, 6 di kota selatan Shaqra, 2 di kota selatan Tyre, 6 di wilayah Baalbek-Hermel dan 1 di Hadath di wilayah Gunung Lebanon selatan Beirut.

    Sementara itu, kantor berita resmi Lebanon (NNA) mengatakan sebuah gedung apartemen di Hamra, Beirut tengah, terkena serangan. Hamra, distrik komersial tersibuk di ibu kota, adalah rumah bagi dua universitas Amerika dan beberapa kantor nirlaba internasional. Sebelumnya, militer Israel telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk wilayah termasuk Hamra.

    NNA juga mengatakan “sebuah pesawat nirawak musuh menyerang al-Qard al-Hassan di Zuqaq al-Blat,” merujuk pada sebuah lembaga keuangan yang terkait dengan Hizbullah.

    Militer Israel mengatakan telah melakukan “serangan berbasis intelijen terhadap sembilan target teror yang merupakan komponen dari manajemen dan sistem keuangan Hizbullah di wilayah Beirut, Sidon, Tyre, dan Beqaa, sebagai kelanjutan dari serangan sebelumnya.”

    Militer mengatakan target tersebut termasuk fasilitas penyimpanan, cabang Al-Qard Al-Hassan, dan kantor penukaran uang yang katanya digunakan untuk mendanai kegiatan militer Hizbullah.

    Tonton Video: Detik-detik Ledakan Dahsyat di Beirut Akibat Serangan Israel

    (taa/maa)

  • 6 Fakta Pakistan Memanas Gara-gara Demo Tuntut Eks PM Bebas

    6 Fakta Pakistan Memanas Gara-gara Demo Tuntut Eks PM Bebas

    Jakarta

    Ibu Kota Pakistan, Islamabad, memanas dengan demo pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara. Kerusuhan terjadi hingga polisi melepaskan tembakan peluru karet.

    Diketahui, Khan telah dipenjara sejak Agustus 2023 dan, sejak disingkirkan dari kekuasaannya oleh parlemen pada tahun 2022, menghadapi sejumlah tuduhan mulai dari korupsi hingga hasutan untuk melakukan kekerasan. Ia dan partainya membantah semua tuduhan tersebut.

    Tuntutan utama Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) adalah pembebasan Khan, mantan bintang kriket karismatik berusia 72 tahun yang menjabat PM Pakistan periode tahun 2018 hingga tahun 2022 lalu.

    Para demonstran PTI juga memprotes dugaan kecurangan dalam pemilu Februari lalu dan amandemen konstitusi yang didukung pemerintah Pakistan baru-baru ini, yang memberikan kekuasaan lebih besar terhadap pengadilan ketika Khan terjerat puluhan kasus.

    Berikut fakta-fakta Pakistan memanas gegara demo pendukung mantan PM Imran Khan:

    1. Ibu Kota Dikunci

    Ibu Kota Pakistan dikunci ketat alias lockdown gara-gara demo para pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan yang dipenjara. Jalanan utama di Islamabad bahkan diblokade dengan kontainer.

    Dilansir Reuters, Senin (25/11/2024), para pedemo menuntut pembebasan Imran Khan. Jalan raya menuju Islamabad yang dilalui para pendukung Khan, yang dipimpin oleh anggota partainya PTI, telah diblokir sejak Minggu (24/11).

    Pemerintah juga mengerahkan polisi dan paramiliter dalam jumlah besar. Mereka juga dibekali perlengkapan anti huru hara.

    2. Larangan Pertemuan

    Layanan telepon seluler juga telah dihentikan sementara. Pertemuan dalam bentuk apapun dilarang berdasarkan ketentuan hukum.

    Pengawas internet global NetBlocks mengatakan di X, metrik langsung menunjukkan layanan pesan WhatsApp telah dibatasi menjelang demonstrasi itu.

    Seorang pembantu utama Khan, Ali Amin Gandapur, yang merupakan kepala menteri provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan diperkirakan akan memimpin konvoi terbesar ke Islamabad, meminta orang-orang untuk berkumpul di dekat pintu masuk zona merah kota tersebut, yang dikenal sebagai ‘D Chowk’.

    Zona merah Islamabad menampung gedung parlemen negara tersebut, instalasi pemerintah penting, serta kantor kedutaan dan lembaga asing.

    “Khan telah meminta kami untuk tetap di sana sampai semua tuntutan kami dipenuhi,” katanya dalam sebuah pesan video pada hari Sabtu.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

    Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

    Jakarta

    Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan mayoritas kabinet keamanan menyetujui gencatan senjata di Lebanon. Hanya satu orang menteri yang menolak gencatan senjata dalam pemungutan suara tersebut.

    “Kabinet politik-keamanan menyetujui usulan Amerika Serikat untuk pengaturan gencatan senjata di Lebanon malam ini, dengan suara mayoritas 10 menteri melawan satu penentang,” demikian keterangan yang disampaikan Kantor Perdana Menteri Israel, dilansir CNN, Rabu (27/11/2024).

    Israel juga menghargai kontribusi Amerika dalam upaya gencatan senjata dengan Lebanon.

    “Israel menghargai kontribusi Amerika Serikat dalam proses tersebut, dan mempertahankan haknya untuk bertindak melawan segala ancaman terhadap keamanannya,” lanjutnya.

    Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

    “Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

    Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.

    Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

    Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

    Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.

    Ia menambahkan: “Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan berupaya mempersenjatai kembali, kami akan menyerang. Jika mereka berupaya memperbarui aktivitas teror di dekat perbatasan, kami akan menyerang. Jika mereka meluncurkan roket, menggali terowongan, atau membawa truk berisi rudal, kami akan menyerang.”

    (taa/taa)

  • Gencatan Senjata Israel-Lebanon Dimulai 27 November

    Gencatan Senjata Israel-Lebanon Dimulai 27 November

    Jakarta

    Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pemerintah Israel dan Lebanon telah menerima proposal mengakhiri konflik dengan Hizbullah. Biden menyebut kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon akan berlaku mulai pada Rabu, 27 November pukul 4 pagi waktu setempat.

    “Berdasarkan kesepakatan yang dicapai hari ini, yang berlaku mulai pukul 4 pagi besok waktu setempat, pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel akan berakhir,” kata Biden dalam sambutannya di Gedung Putih, dilansir CNN, Rabu (27/11/2024).

    “Ini dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan secara permanen. Apa yang tersisa dari Hizbullah dan organisasi teroris lainnya tidak akan diizinkan,” tambahnya.

    Presiden Joe Biden mengatakan pemerintah Israel dan Lebanon telah menerima proposal untuk “mengakhiri konflik yang menghancurkan antara Israel dan Lebanon.” Presiden memuji perkembangan tersebut sebagai “kabar baik” saat berpidato dari Rose Garden pada hari Selasa waktu setempat.

    Biden mengatakan Israel “mempertahankan hak untuk membela diri” jika Hizbullah “atau siapa pun” melanggar kesepakatan.

    Joe Biden menilai kesepakatan gencatan senjata merupakan terobosan untuk mengakhiri kekerasan di Lebanon. Namun, ia menegaskan kembali bahwa Israel “mempertahankan hak untuk membela diri” jika Hizbullah “atau siapa pun” melanggar kesepakatan yang baru diumumkan tersebut.

    “Biarkan saya perjelas, jika Hizbullah atau siapa pun melanggar kesepakatan dan menimbulkan ancaman langsung terhadap Israel, maka Israel mempertahankan hak untuk membela diri, sesuai dengan hukum internasional.”

    Biden menambahkan bahwa rakyat Gaza juga “berhak mendapatkan akhir dari pertempuran dan pengungsian” karena serangan Israel terus berlanjut di wilayah yang terkepung.

    Biden meyakini kesepakatan ini “membawa kita lebih dekat untuk mewujudkan agenda afirmatif”. Ia kemudian membayangkan kondisi Timur Tengah yang damai dan sejahtera, serta terintegrasi lintas batas.

    “Masa depan di mana Palestina memiliki negara mereka sendiri; negara yang memenuhi aspirasi sah rakyatnya; dan negara yang tidak dapat mengancam Israel atau melindungi kelompok teroris dengan dukungan dari Iran. Masa depan di mana Israel dan Palestina menikmati keamanan, kemakmuran, dan ya, martabat yang setara,” ucapnya.

    Biden menggarisbawahi krisis pengungsi yang dipicu oleh perang Israel dengan Hizbullah di Lebanon. Ia menyebut sebanyak 300.000 warga Lebanon dan 70.000 warga Israel terpaksa menjadi pengungsi sejak perang Israel-Hizbullah berkecamuk.

    “Sejak perang dengan Hizbullah dimulai, lebih dari 70.000 warga Israel terpaksa hidup sebagai pengungsi di negara mereka sendiri, tak berdaya melihat rumah, bisnis, dan komunitas mereka dibombardir dan dihancurkan. Dan lebih dari 300.000 warga Lebanon juga terpaksa hidup sebagai pengungsi di negara mereka sendiri,” kata Biden.

    “Secara keseluruhan, ini adalah konflik paling mematikan antara Israel dan Hizbullah dalam beberapa dekade,” tambahnya.

    (taa/taa)

  • Kabinet Israel Gelar Voting Gencatan Senjata Lebanon Selasa Malam

    Kabinet Israel Gelar Voting Gencatan Senjata Lebanon Selasa Malam

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

    “Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

    Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.

    Netanyahu memberi lampu hijau untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa Netanyahu menghendaki gencatan senjata.

    Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

    Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

    Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.

    Pendukung utama Israel, Amerika Serikat, telah memimpin upaya gencatan senjata untuk Lebanon bersama sekutu, termasuk Prancis.

    Perang di Lebanon meningkat setelah hampir setahun terjadi penembakan lintas batas yang diprakarsai oleh Hizbullah.

    Kelompok Lebanon itu mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza.

    Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 3.799 orang di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan, sebagian besar dari mereka telah tewas sejak September.

    Di pihak Israel, permusuhan tersebut telah menewaskan sedikitnya 82 tentara dan 47 warga sipil, kata pihak berwenang.

    Netanyahu mengatakan Israel akan meningkatkan perlawanannya terhadap Hamas di Gaza.

    “Sejak hari kedua perang, Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di pihaknya. Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas dibiarkan sendiri,” katanya.

    “Kami akan meningkatkan tekanan kami terhadap Hamas dan itu akan membantu kami dalam misi suci kami untuk membebaskan sandera kami.”

    (taa/taa)

  • Netanyahu Sebut Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Netanyahu Sebut Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara soal kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu setelah pertemuan selama berjam-jam dengan pejabatnya yang membahas kesepakatan tersebut.

    Dilansir AFP dan Aljazeera, Rabu (27/11/2024), Netanyahu mengatakan ia akan menyampaikan kepada seluruh kabinet garis besar kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon untuk disetujui.

    Netanyahu mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Hizbullah akan memungkinkan Israel untuk “meningkatkan” tekanan pada Hamas dan fokus pada “ancaman Iran”.

    “Ketika Hizbullah tidak terlibat, Hamas akan ditinggalkan sendirian dalam pertempuran. Tekanan kami terhadapnya akan meningkat,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa gencatan senjata juga akan memungkinkan “fokus pada ancaman Iran” dan memberi waktu bagi militer untuk memasok ulang.

    Soal berapa lama durasi gencatan senjata, Netanyahu menyebut semua itu bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon.

    Netanyahu menekankan Israel akan ‘membalas’ jika Hizbullah melanggar gencatan senjata. Netanyahu menyatakan Hizbullah bukan lagi kelompok yang sama “yang melancarkan perang terhadap kami”, dengan mengatakan pasukan Israel telah membuat mereka mundur beberapa dekade.

    Ia mengklaim pasukan Israel telah membunuh sebagian besar pimpinan kelompok tersebut dan “menghancurkan infrastruktur mereka”.

    Perjanjian tersebut akan mengakhiri keberadaan bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani dan mengharuskan pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon selatan.

    Tentara Lebanon kemudian perlu dikerahkan di wilayah tersebut-yang juga merupakan basis Hizbullah-dalam waktu 60 hari, kata para pejabat.

    (taa/taa)

  • Kabinet Israel Disebut Setujui Gencatan Senjata dengan Hizbullah

    Kabinet Israel Disebut Setujui Gencatan Senjata dengan Hizbullah

    Jakarta

    Kabinet keamanan Israel menggelar rapat terkait kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Melalui rapat itu, kabinet disebut memberikan suara mendukung kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran dengan kelompok militan tersebut di Lebanon.

    Informasi tersebut disampaikan oleh seorang pejabat Israel, seperti dilansir CNN, Rabu (27/11/2024). Gencatan senjata ini berpotensi mengakhiri lebih dari setahun pertikaian lintas batas dengan Hizbullah dan berbulan-bulan perang skala penuh yang telah menewaskan ribuan orang.

    Beberapa jam menjelang pemungutan suara, Israel secara drastis meningkatkan serangannya terhadap Beirut, menargetkan wilayah pusat kota-bukan hanya pinggiran selatan yang didominasi Hezbollah-untuk pertama kalinya dalam konflik tersebut.

    Dilansir Aljazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara pihaknya telah menggelar pertemuan selama berjam-jam dengan kabinet keamanannya membahas kesepakatan gencatan senjata.

    Perjanjian tersebut akan mengakhiri keberadaan bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani dan mengharuskan pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon selatan.

    Tentara Lebanon kemudian perlu dikerahkan di wilayah tersebut-yang juga merupakan benteng Hizbullah-dalam waktu 60 hari, kata para pejabat.

    (taa/taa)