Category: Detik.com Internasional

  • Turki Desak Serangan ke Suriah Diakhiri

    Turki Desak Serangan ke Suriah Diakhiri

    Jakarta

    Turki menuntut diakhirinya serangan terhadap daerah kantong pemberontak Idlib di Suriah. Di mana, tempat itu menjadi tempat pesawat tempur Suriah dan Rusia dilaporkan melancarkan serangan udara.

    “Kami telah menekankan bahwa serangan-serangan ini harus diakhiri,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pesan di X, Sabtu (30/11/2024).

    Turki mengatakan serangan itu telah mengakibatkan eskalasi ketegangan yang tidak diinginkan.

    “Bentrokan baru-baru ini telah mengakibatkan eskalasi ketegangan yang tidak diinginkan di kawasan tersebut,” kata Turki.

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa serangan itu menghantam Idlib saat para jihadis dan sekutu yang didukung Turki melancarkan serangan ke kota kedua Suriah, Aleppo.

    Seperti diketahui, Rusia melancarkan serangan udara di kawasan bagian utara Suriah. Rusia dikabarkan membela pemerintahan Presiden Bashar Al Asssad dalam melawan kelompok pemberontak.

    Dilansir AFP, Jumat (29/11), serangan udara Rusia terjadi di pinggiran Aleppo pada Kamis (28/11) waktu setempat.

    Dilansir Reuters, kelompok pemberontak yang diperangi rezim Bashar Al Assad yang dibantu Rusia itu adalah kelompok bernama Hayat Tahrir Al Sham berideologi Islamis. Kelompok ini hendak menduduki wilayah barat daya Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki. Upaya kelompok pemberontak tersebut adalah yang pertama setelah lima tahun.

    Hayat Tahrir Al Sham telah melancarkan belasan serangan ke kota dan desa-desa di kawasan barat daya Aleppo. Adapun pertikaian bersenjata yang melibatkan Rusia hari ini dilaporkan lebih besar dibanding Maret 2020 silam, saat Rusia dan Turki mengakhirinya dengan kesepakatan gencatan senjata. Dilaporkan Reuters, saat itu Rusia membela Assad dan Turki membela kelompok pemberontak.

    Dalam pernyataan pertamanya sejak operasi mendadak itu, tentara Suriah mengatakan telah mengalami kerugian besar. Tentara Suriah mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Rusia dan “pasukan sahabat” yang tidak disebutkan namanya untuk merebut kembali wilayah dan memulihkan situasi.

    (whn/whn)

  • Aturan Usia Pengguna Medsos Australia Tuai Kritik TikTok dan Meta

    Aturan Usia Pengguna Medsos Australia Tuai Kritik TikTok dan Meta

    PM Australia: Platform Medsos Harus Punya Tanggung Jawab Sosial

    Partai-partai besar Australia, bagaimanapun, semuanya tetap mendukung larangan tersebut.

    Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa anak muda seharusnya “tidak terpaku pada ponsel mereka, melainkan berada di lapangan sepak bola dan kriket, lapangan tenis dan netball, atau di kolam renang.”

    Albanese mengatakan bahwa larangan ini mungkin tidak dapat diterapkan secara sempurna, seperti halnya pembatasan alkohol yang sudah ada saat ini. Namun, ia mengatakan bahwa langkah ini adalah “hal yang benar untuk dilakukan.”

    Australian Prime Minister Anthony Albanese addresses the Leaders Plenary during the 2024 ASEAN-Australia Special Summit at the Convention and Exhibition Centre in Melbourne on March 6, 2024. (Photo by JOEL CARRETT / POOL / AFP) Foto: AFP/JOEL CARRETT

    Diperketatnya penggunaan situs media sosial akan membuahkan “hasil yang lebih baik dan kerugian yang lebih sedikit bagi anak muda di Australia,” tambah Albanese, seraya menekankan bahwa platform-platform itu memiliki “tanggung jawab sosial” untuk memprioritaskan keselamatan anak-anak.

    “Kami mendukung Anda, adalah pesan kami kepada para orang tua di Australia,” ujar Albanese.

    Uji Coba Dimulai 2025

    Namun, undang-undang ini hampir tidak memberikan rincian tentang bagaimana aturan ini akan ditegakkan.

    Uji coba metode untuk menerapkan aturan ini baru akan dimulai pada Januari tahun depan, di mana larangan tersebut akan diberlakukan dalam kurun waktu satu tahun.

    Beberapa pihak, termasuk Senator Partai Hijau Sarah Hanson-Young, mengecam aturan ini, dengan mengatakan bahwa “ini adalah generasi boomer yang mencoba memberi tahu anak muda bagaimana internet seharusnya bekerja.”

    “Jelas juga bahwa orang-orang yang telah merancang dan memperjuangkan elemen-elemen tertentu dari rancangan undang-undang ini sebenarnya tidak tahu bagaimana anak muda berinteraksi dengan internet,” tambahnya.

    Sunita Bose, direktur pelaksana badan industri digital DIGI, mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak rincian tentang bagaimana aturan tersebut akan ditegakkan.

    “Kami memiliki RUU ini, tetapi kami tidak memiliki panduan dari pemerintah Australia tentang metode yang tepat, yang harus digunakan oleh berbagai layanan untuk tunduk pada undang-undang ini.”

    Pengawasan Ketat Penggunaan Media Sosial Kini Dipertimbangkan Secara Global

    Negara-negara lain kemungkinan akan mengamati dengan saksama bagaimana undang-undang ini akan ditegakkan. Banyak di antara negara-negara ini sedang mempertimbangkan untuk membuat larangan serupa.

    Pada bulan Juni, Spanyol mengusulkan aturan untuk menaikkan usia minimum penggunaan media sosial dari 14 tahun menjadi 16 tahun.

    Tahun lalu, Prancis juga mengusulkan larangan media sosial untuk pengguna di bawah usia 15 tahun, tetapi banyak anak muda yang menghindari aturan tersebut dengan persetujuan orang tua.

    Sementara itu, selama beberapa dekade terakhir, Amerika Serikat mengharuskan perusahaan teknologi untuk meminta persetujuan orang tua untuk dapat mengakses data pengguna di bawah usia 13 tahun.

    Sedangkan Cina telah membatasi akses untuk anak di bawah umur sejak 2021 lalu, di mana anak di bawah usia 14 tahun tidak diizinkan untuk menghabiskan lebih dari 40 menit dalam sehari di Douyin, platform media sosial versi TikTok khusus di Cina.

    (taa/whn)

  • Hizbullah Gencatan Senjata, Houthi Bersumpah Serang Terus Israel!

    Hizbullah Gencatan Senjata, Houthi Bersumpah Serang Terus Israel!

    Sanaa

    Kelompok pemberontak Houthi menegaskan akan terus melanjutkan serangan terhadap Israel, meskipun gencatan senjata telah disepakati sekutunya, Hizbullah, di Lebanon. Gencatan senjata antara Tel Aviv dan Hizbullah mulai diberlakukan sejak Rabu (27/11) pagi, dengan kedua pihak saling melontarkan tuduhan melanggar kesepakatan tersebut.

    “Penting untuk melanjutkan apa yang telah dicapai di Lebanon dan bergerak menuju eskalasi lebih lanjut, khususnya dari Irak dan Yaman,” ucap pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, dalam pernyataan terbarunya yang disiarkan saluran televisi Al-Masirah, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (29/11/2024).

    “Operasi front Yaman untuk mendukung rakyat Palestina dengan rudal dan drone terhadap musuh Israel terus berlanjut,” tegasnya.

    “Pekan ini, ada operasi pengeboman yang menargetkan Ashqelon, pangkalan udara Nevatim Israel di Negev dan kota Eliat,” sebut Al-Houthi seperti dikutip The National.

    Houthi yang merupakan bagian dari “Poros Perlawanan” yang beraliansi dengan Iran dalam melawan Israel dan Amerika Serikat (AS), secara berkala melancarkan serangan drone dan rudal ke wilayah Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Kelompok yang bermarkas di Yaman ini, , juga rutin memicu gangguan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan menyerang kapal-kapal yang melintasi perairan strategis tersebut. Serangan itu sangat mengganggu jalur perdagangan penting untuk dunia tersebut.

    “Saya berharap semua orang di militer dan masyarakat menyadari tanggung jawab kita, dan dengan bantuan Tuhan, kita akan melakukan lebih banyak hal… dalam melawan musuh Israel,” ucap Al-Houthi dalam pernyataannya.

  • Ngeri Crane Roboh di Thailand, 3 Orang Tewas-10 Luka

    Ngeri Crane Roboh di Thailand, 3 Orang Tewas-10 Luka

    Jakarta

    Sebuah crane roboh di lokasi konstruksi di luar ibu kota Thailand, Bangkok pada hari Jumat (29/11). Kepolisian mengatakan bahwa insiden ini menewaskan tiga pekerja dan melukai 10 orang lainnya.

    Insiden itu terjadi pada Jumat dini hari waktu setempat di Samut Sakhon, sebelah barat Bangkok, ketika sebuah crane yang sedang digunakan dalam pembangunan jalan layang, ambruk.

    Tiga pekerja tewas di tempat kejadian dan 10 lainnya terluka, dengan beberapa dalam kondisi kritis, kata Detchanakorn Chanthaphum dari kepolisian Samut Sakhon kepada AFP, Jumat (29/11/2024).

    “Kami melihat tiga jenazah,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka meninggal seketika.

    Tim teknisi dan polisi sedang menyelidiki penyebab robohnya crane tersebut. Pihak berwenang menduga itu disebabkan oleh girder yang kelebihan beban.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyampaikan “belasungkawa terdalamnya” dalam sebuah posting di media sosial X. Dia mengatakan pemerintah akan membentuk sebuah komite untuk menyelidiki insiden tersebut.

    Kecelakaan konstruksi umum terjadi di Thailand. Para operator bisnis sering mengabaikan persyaratan keselamatan dan beroperasi tanpa izin.

    (ita/ita)

  • Tegang! Pesawat China-Rusia Melintas, Korsel Kirim Jet Tempur

    Tegang! Pesawat China-Rusia Melintas, Korsel Kirim Jet Tempur

    Seoul

    Belasan pesawat militer China dan Rusia terdeteksi memasuki zona pertahanan udara Korea Selatan (Korsel). Militer Seoul langsung mengerahkan sejumlah jet tempurnya sebagai respons atas aktivitas militer asing tersebut.

    Militer Korsel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Jumat (29/11/2024), menyebut sebanyak 11 pesawat militer China dan Rusia terdeteksi memasuki dan mengudara di dalam Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Korsel sepanjang empat jam pada Jumat (29/11) waktu setempat.

    Dalam pesan kepada wartawan setempat, Kepala Staf Gabungan militer Korsel (JCS) menyebut pesawat-pesawat militer China dan Rusia itu terpantau terbang memasuki area ADIZ secara berurutan, sebelum keluar tanpa insiden atau mengganggu wilayah udara Korsel beberapa jam kemudian.

    Militer Korsel, menurut JCS, telah mengidentifikasi kehadiran pesawat-pesawat militer asing tersebut sebelum mereka memasuki zona tersebut.

    Untuk meresponsnya, Korsel mengerahkan sejumlah jet tempur dari Angkatan Udara negara itu untuk melakukan manuver taktis.

    Pesawat-pesawat militer China dan Rusia tergolong sering memasuki zona pertahanan udara Korsel dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara itu tidak mengakui zona pertahanan udara Korsel atau ADIZ.

    ADIZ pada dasarnya merupakan zona pertahanan udara yang dideklarasikan oleh sejumlah negara untuk memantau dan mengendalikan pergerakan pesawat yang mendekati wilayah udara teritorial demi tujuan keamanan nasional.

  • Banjir Terjang Malaysia, 4 Orang Tewas-80 Ribu Mengungsi

    Banjir Terjang Malaysia, 4 Orang Tewas-80 Ribu Mengungsi

    Kuala Lumpur

    Banjir melanda beberapa negara bagian di Malaysia setelah hujan lebat mengguyur pekan ini. Sedikitnya empat orang tewas, dengan lebih dari 80.000 orang lainnya terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    Pusat Komando Bencana Nasional Malaysia, seperti dilansir AFP, Jumat (29/11/2024), melaporkan sedikitnya 80.589 warga dievakuasi ke sebanyak 467 tempat penampungan sementara yang ada di tujuh negara bagian sepanjang pekan ini.

    Kelantan dan Terengganu menjadi wilayah yang terdampak paling parah. Tim pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan di wilayah-wilayah terdampak, terutama Kelantan.

    Menurut para pejabat penanggulangan bencana setempat, sedikitnya empat kematian tercatat di wilayah Kelantan, Terengganu dan Sarawak. Tidak dijelaskan lebih lanjut soal penyebab kematian para korban.

    Hujan lebat, yang telah mengguyur selama beberapa hari terakhir, menurut juru bicara departemen meteorologi setempat, diperkirakan akan terus berlangsung secara nasional hingga Sabtu (30/11) waktu setempat.

    Banjir menjadi fenomena tahunan di Malaysia yang berpenduduk 34 juta jiwa, akibat monsun timur laut yang membawa hujan deras dari November hingga Maret.

    Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita Bernama, menyebut banjir kali ini “diperkirakan lebih parah dibandingkan tahun 2014” — ketika sekitar 118.000 orang mengungsi dari rumah-rumah mereka.

  • Calon Menteri-Pejabat Kabinet Trump Ramai-ramai Diancam Bom

    Calon Menteri-Pejabat Kabinet Trump Ramai-ramai Diancam Bom

    Washington DC

    Beberapa calon Menteri dan pejabat pemerintahan pilihan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi target ancaman bom dan gangguan keamanan sepanjang pekan ini. Biro Investigasi Federal (FBI) bekerja sama dengan lembaga penegak hukum AS lainnya untuk menyelidiki ancaman itu.

    Juru bicara tim transisi pemerintahan Trump, Karoline Leavitt, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, Jumat (29/11/2024), menyebut ancaman-ancaman itu mulai diterima oleh para calon menteri dan pejabat pemerintahan Trump pada Selasa (26/11) dan Rabu (27/11) waktu setempat.

    Leavitt menyebut aparat penegak hukum bertindak cepat untuk menjamin keselamatan orang-orang yang menjadi target dari ancaman tersebut.

    Elise Stefanik, anggota parlemen Partai Republik, yang menjadi calon Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Lee Zeldin, mantan anggota Kongres AS dari Partai Republik, yang dipilih Trump untuk memimpin Badan Perlindungan Lingkungan, mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka menjadi target dari ancaman bom.

    Stefanik menuturkan bahwa dirinya, suaminya dan putranya yang berusia 3 tahun sedang berkendara ke rumah mereka di New York ketika mendapatkan informasi soal ancaman terhadap rumah mereka.

    Zeldin, secara terpisah, mengatakan dirinya dan keluarga juga menjadi target ancaman. “Ancaman bom pipa yang menargetkan saya dan keluarga saya di rumah kami hari ini dikirimkan dengan pesan bertema pro-Palestina,” ucap Zeldin dalam pernyataan via media sosial X.

    Pada Rabu (27/11) malam, Pete Hegseth yang merupakan calon Menteri Pertahanan (Menhan) AS, yang dipilih Trump, mengatakan keluarganya menjadi target ancaman bom pipa.

    Lihat juga video: Eks CEO WWE Linda McMahon Ditunjuk Trump Jadi Menteri Pendidikan

    Bagaimana respons FBI? Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Singapura Hukum Gantung Pria Iran Atas Perdagangan Narkoba

    Singapura Hukum Gantung Pria Iran Atas Perdagangan Narkoba

    Jakarta

    Otoritas Singapura menghukum gantung seorang pria Singapura-Iran berusia 35 tahun atas kasus perdagangan narkoba. Ini merupakan eksekusi mati keempat dalam waktu kurang dari sebulan, meskipun Teheran telah meminta agar hukuman mati itu “ditinjau ulang”.

    Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan hukuman mati tidak memiliki efek jera yang terbukti, dan telah menyerukan agar hukuman itu dihapuskan. Namun, para pejabat Singapura bersikeras bahwa hukuman mati telah membantu menjadikan negara itu salah satu negara teraman di Asia.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/11/2024), Masoud Rahimi Mehrzad, warga negara Singapura yang lahir di negara-kota itu dari seorang ibu warga Singapura dan ayah warga Iran, dihukum mati pada tahun 2013 atas kasus perdagangan narkoba.

    Upaya banding terhadap hukuman dan vonisnya, serta petisi grasi dari presiden, telah ditolak. Setelah diberi tahu tentang hukuman gantungnya yang akan dilaksanakan, Masoud mengajukan banding pada menit-menit terakhir untuk menunda eksekusinya. Namun ditolak oleh Pengadilan Banding pada hari Kamis (28/11).

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, yang menyebutnya sebagai “warga negara Iran”, juga telah mengimbau Menlu Singapura Vivian Balakrishnan pada hari Kamis, untuk membatalkan eksekusi mati tersebut.

    “Araghchi menyatakan rasa hormat Iran terhadap kerangka hukum Singapura, tetapi mengimbau otoritas Singapura untuk mempertimbangkan kembali eksekusi Masoud Rahimi, dengan menekankan pertimbangan kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri Iran di dalam postingan di media sosial X.

    Namun, Biro Narkotika Pusat Singapura (CNB) mengumumkan “hukuman mati yang dijatuhkan kepada Masoud Rahimi bin Mehrzad… dilaksanakan pada tanggal 29 November 2024”.

  • Tegang! 41 Jet Tempur-Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    Tegang! 41 Jet Tempur-Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    Taipei

    Otoritas Taiwan mendeteksi kehadiran puluhan jet tempur dan kapal perang China di sekitar wilayahnya dalam waktu 24 jam terakhir. Aktivitas militer itu terdeteksi menjelang rencana Presiden Lai Ching-te singgah di Hawaii dalam rangkaian kunjungan ke kawasan Pasifik, yang memicu kemarahan China.

    Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan terbarunya, seperti dilansir AFP, Jumat (29/11/2024), menyatakan pihaknya mendeteksi 41 jet tempur dan kapal perang China mengudara dan berlayar di sekitar wilayahnya dalam 24 jam terakhir, hingga Jumat (29/11) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

    Jumlah itu terdiri atas 33 jet tempur China dan delapan kapal Angkatan Laut China.

    Angka itu, menurut penghitungan AFP yang didasarkan data Kementerian Pertahanan Taiwan, tercatat sebagai yang tertinggi dalam lebih dari tiga pekan terakhir.

    Sekitar 19 jet tempur China di antaranya, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, terlibat dalam “patroli kesiapan tempur gabungan” pada Kamis (28/11) malam waktu setempat, dan menjadi jumlah tertinggi sejak 4 November lalu.

    Kementerian Pertahanan Taiwan juga mendeteksi keberadaan sebuah balon udara China di wilayah berjarak sekitar 172 kilometer sebelah barat pulau tersebut. Ini menjadi balon udara keempat milik China, sejak Minggu (24/11), yang terdeteksi di dekat wilayah Taiwan.

    China dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak tahun 1949 silam. Namun Beijing bersikeras mengklaim Taipei sebagai bagian wilayah kedaulatannya dan menegaskan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.

  • Israel Larang Warga Lebanon Kembali ke Desa Perbatasan

    Israel Larang Warga Lebanon Kembali ke Desa Perbatasan

    Tel Aviv

    Militer Israel melarang warga sipil Lebanon untuk kembali puluhan desa perbatasan ke wilayah selatan negara tersebut, hingga pemberitahuan lebih lanjut, setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah diberlakukan.

    Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (29/11/2024), meminta warga sipil Lebanon untuk tidak kembali ke lebih dari 60 desa yang ada di wilayah selatan negara itu, yang berbatasan dengan Israel.

    Disebutkan Adraee bahwa siapa pun yang bergerak ke wilayah selatan Lebanon, melebihi garis batas yang ditentukan, akan “menempatkan diri mereka dalam bahaya”.

    Larangan ini diumumkan setelah militer Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan, pada Kamis (28/11), ke arah apa yang mereka sebut sebagai “para tersangka” dengan kendaraan yang tiba di beberapa area di zona selatan Lebanon.

    Militer Tel Aviv menyebut pergerakan semacam itu telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang sedang diberlakukan di Lebanon.

    Militer Israel juga mengumumkan telah menggempur fasilitas senjata Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan, setelah mengidentifikasi apa yang mereka sebut sebagai “aktivitas teroris”. Ini merupakan serangan pertama Tel Aviv di Lebanon sejak gencatan senjata berlaku mulai Rabu (27/11) pagi.

    “Aktivitas teroris teridentifikasi di fasilitas yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyimpan roket jarak menengah di Lebanon bagian selatan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya, sembari menyebut “ancaman tersebut telah digagalkan” oleh Angkatan Udaranya.