Category: Detik.com Internasional

  • Warga China Ditangkap Usai Terbangkan Drone di Atas Pangkalan Militer AS

    Warga China Ditangkap Usai Terbangkan Drone di Atas Pangkalan Militer AS

    California

    Seorang warga negara China telah didakwa menerbangkan pesawat nirawak atau drone di atas Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat (AS). Departemen Kehakiman AS mengatakan pria tersebut diduga telah merekam fasilitas militer tersebut.

    Dilansir AFP, Kamis (12/12/2024), Yinpiao Zhou (39) ditangkap saat ia bersiap untuk menaiki pesawat ke China dari San Francisco.

    “Terdakwa ini diduga menerbangkan pesawat nirawak di atas pangkalan militer dan mengambil foto tata letak pangkalan, yang melanggar hukum,” kata Jaksa Amerika Serikat Martin Estrada.

    “Keamanan negara kita adalah yang terpenting dan kantor saya akan terus mempromosikan keselamatan personel dan fasilitas militer negara kita,” imbuhnya.

    Dokumen dakwaan menyebutkan sistem deteksi di Vandenberg melacak sebuah drone saat terbang sekitar 1,6 kilometer di atas fasilitas tersebut pada akhir November.

    Personel keamanan di pangkalan tersebut, yang merupakan lokasi peluncuran misi luar angkasa — termasuk roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk — serta uji coba rudal, melacak drone tersebut ke taman umum terdekat tempat mereka diduga menemukan Zhou dengan perangkat yang disembunyikan di jaketnya.

    Agen yang memperoleh surat perintah penggeledahan memeriksa drone tersebut, yang berisi foto udara pangkalan tersebut.

    Zhou tidak mengajukan pembelaan saat ia muncul di pengadilan San Francisco pada Selasa (10/12) dengan dakwaan gagal mendaftarkan pesawat yang tidak menyediakan transportasi dan pelanggaran wilayah udara pertahanan nasional.

    Ia diperkirakan akan muncul di Pengadilan Distrik AS di Los Angeles dalam beberapa minggu mendatang. Zhou masih dalam tahanan sambil menunggu banding oleh jaksa penuntut terhadap keputusan pengadilan untuk membebaskannya dengan jaminan.

    Peristiwa ini terjadi kurang dari dua tahun setelah insiden keamanan nasional yang secara dramatis meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing.

    Pada awal tahun 2023, Amerika Serikat menemukan dan melacak apa yang disebutnya balon mata-mata saat terbang tinggi di atas instalasi militer AS yang sensitif, menembak jatuh balon tersebut, dan mengambil muatan elektroniknya yang besar.

    Insiden tersebut memicu kekhawatiran bahwa China tengah membocorkan informasi intelijen penting. Sementara Beijing mengatakan bahwa balon itu adalah pesawat udara sipil yang terhempas keluar jalur.

    (lir/lir)

  • Ukraina Serang Lapangan Militer Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh Buatan AS

    Ukraina Serang Lapangan Militer Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh Buatan AS

    Moskow

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang sebuah lapangan udara militer di Rusia selatan dengan rudal jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat (AS). Militer Rusia berjanji akan membalas serangan tersebut.

    Dilansir AFP dan Reuters, Rabu (11/12/2024), serangan ini terjadi pada Rabu dini hari waktu Rusia. Rusia mengatakan dua rudal berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan rudal Pantsir.

    “Enam rudal balistik ATACMS buatan Amerika digunakan. Dua rudal ditembak jatuh oleh kru tempur sistem pertahanan udara Pantsir, sementara yang lainnya dibelokkan oleh peralatan perang elektronik,” kata kementerian pertahanan Rusia.

    Rusia bersumpah akan membalas serangan Ukraina itu. Rusia mengatakan serangan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.

    “Serangan oleh senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tindakan yang tepat akan diambil,” katanya.

    Seorang pejabat AS mengatakan bahwa Rusia dapat meluncurkan rudal balistik hipersonik lainnya ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang, tetapi Washington tidak menganggap senjata Oreshnik sebagai pengubah permainan dalam perang tersebut.

    Setelah mendapat persetujuan dari pemerintahan Presiden Joe Biden, Ukraina menyerang Rusia dengan enam ATACMS buatan AS pada tanggal 19 November dan dengan rudal Storm Shadow buatan Inggris dan HIMARS buatan AS pada tanggal 21 November.

    Rusia kemudian menembakkan rudal balistik hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai ‘Oreshnik’, atau Pohon Hazel, ke Ukraina pada tanggal 21 November. Putin mengatakan itu sebagai tanggapan langsung terhadap serangan terhadap Rusia oleh pasukan Ukraina dengan rudal AS dan Inggris.

    (lir/eva)

  • Makam Ayah Assad di Qardaha Suriah Dibakar Pemberontak

    Makam Ayah Assad di Qardaha Suriah Dibakar Pemberontak

    Damaskus

    Makam ayah presiden Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad, Hafez, dibakar di kampung halamannya di Qardaha. Para pemberontak menjadi pelaku pembakaran.

    Dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), rekaman AFP yang diambil pada hari ini menunjukkan para pejuang pemberontak berseragam dan para pemuda menyaksikan pembakaran makam tersebut.

    Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights mengatakan kepada AFP bahwa para pemberontak telah membakar makam tersebut, yang terletak di jantung komunitas Alawite Assad di Latakia. Rekaman AFP menunjukkan beberapa bagian makam terbakar dan rusak.

    Pemakaman dengan bangunan tinggi yang luas di atas bukit tersebut memiliki desain arsitektur yang rumit dengan beberapa lengkungan. Bagian luarnya dihiasi dengan ornamen yang terukir di batu.

    Di tempat ini juga terdapat makam anggota keluarga Assad lainnya, termasuk saudara laki-laki Bashar al-Assad, Bassel, yang tengah dipersiapkan untuk mewarisi kekuasaan sebelum ia tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1994 silam.

    Pada Minggu (9/12) lalu, serangan kilat oleh pemberontak yang dipimpin oleh kaum Islamis merebut kota-kota penting sebelum mencapai Damaskus. Hal ini memaksa Assad untuk melarikan diri, mengakhiri lebih dari 50 tahun kekuasaan keluarganya di Suriah.

    (lir/eva)

  • AS Merapat, Rusia Angkat Kaki

    AS Merapat, Rusia Angkat Kaki

    Jakarta

    Negara-negara besar bergerak usai Presiden Bashar al-Assad tumbang di tangan pemberontak Suriah. Amerika Serikat bergerak mendekat ke Suriah sedangkan Rusia angkat kaki dari negara tersebut.

    Sebagai informasi, rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.

    Kini, pasukan oposisi menguasai Damaskus dan beberapa kota penting lainnya di Suriah yang direbut dari pasukan rezim Assad dalam sepekan terakhir.

    Kondisi tersebut ternyata mempengaruhi pergerakan Amerika Serikat dan rivalnya Rusia.

    Amerika Serikat Mendekat ke Timur Tengah

    Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Harry S Truman, bergerak ke kawasan Timur Tengah saat ketegangan regional meningkat. Diperkirakan kapal induk AS itu akan tiba di kawasan tersebut pada akhir pekan ini.

    Informasi tersebut, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (11/12/2024), diungkapkan seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada Al Arabiya English. Disebutkan pejabat AS tersebut bahwa USS Harry S Truman bersama kelompok tempurnya akan tiba di Timur Tengah pada akhir pekan.

    Belum ada pernyataan resmi dari Pentagon atau Departemen Pertahanan AS soal pengerahan tersebut.

    Ketegangan di Timur Tengah juga masih tinggi akibat perang tanpa henti antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, serta konflik sengit antara Tel Aviv dan kelompok Hizbullah di Lebanon meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata.

    AS semakin meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan di kawasan Timur Tengah sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang Gaza.

    Selain mengerahkan aset militer untuk mendukung sekutunya Tel Aviv, Washington juga mengerahkan kapal-kapal induknya ke perairan Laut Merah untuk menangkal rentetan serangan pemberontak Houthi, yang bermarkas di Yaman, terhadap kapal komersial dan kapal niaga yang melintasi perairan tersebut.

    Terlepas dari itu, pengerahan kapal induk USS Harry S Truman ke Timur Tengah ini dilakukan AS setelah bulan lalu mengumumkan penarikan kapal induk lainnya, USS Abraham Lincoln, dari kawasan tersebut.

    Pentagon menyatakan pada akhir November lalu bahwa USS Abraham Lincoln telah meninggalkan area tanggung jawab Komando Pusat AS atau CENTCOM dan memasuki area Armada ke-7 di kawasan Indo-Pasifik.

    Namun AS menekankan militernya masih memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi berbagai ancaman dan segala kemungkinan di kawasan Timur Tengah.

    Simak pergerakan Rusia di halaman berikutnya.

  • Pilu 22 Orang Tewas Akibat Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Pilu 22 Orang Tewas Akibat Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Gaza City

    Militer Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap wilayah Jalur Gaza bagian utara. Serangan terbaru Israel itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 22 orang, termasuk beberapa wanita dan anak-anak.

    Otoritas pertahanan sipil Gaza, seperti dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), melaporkan serangan udara Israel itu menghantam sebuah rumah di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza bagian utara.

    “Sedikitnya 22 orang tewas martir dalam pembantaian yang dilakukan oleh militer pendudukan setelah mereka mengebom sebuah rumah milik keluarga Abu al-Tarabish dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza bagian utara,” tutur juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, kepada AFP.

    Bassal mengatakan bahwa sebuah jet tempur Israel telah menembakkan tiga rudal ke rumah tersebut pada tengah malam. Serangan tersebut, sebut Bassal, menghancurkan bangunan rumah yang memiliki tiga lantai tersebut.

    Lebih dari 50 orang tinggal di dalam rumah tersebut, dengan banyak orang diperkirakan masih tertimbun reruntuhan bangunan.

    “Tim penyelamat tidak dapat mengevakuasi para martir atau korban luka hingga pagi ini,” ucap Jaber Alian (30) yang menyaksikan serangan itu dari rumah lainnya di dekat rumah sakit.

    Dia mengatakan kepada AFP bahwa sejumlah pengeboman lainnya terjadi di bagian utara area tersebut pada malam hari.

    Simak video: Serangan Udara Israel Tewaskan 7 Warga Palestina di Nuseirat

  • Bagaimana Jatuhnya Rejim Assad di Suriah Rugikan Iran?

    Bagaimana Jatuhnya Rejim Assad di Suriah Rugikan Iran?

    Jakarta

    Hingga menjelang akhir pekan lalu, sejumlah pejabat tinggi Iran masih meremehkan keberhasilan oposisi Suriah merebut kota Aleppo, dengan menyebut situasinya “normal.”

    Namun, jatuhnya rezim Bashar Assad kemungkinan akan menyurutkan posisi Suriah sebagai poros strategis bagi Iran untuk memproyeksikan kekuatannya di kawasan.

    Suriah selama ini digambarkan oleh Teheran sebagai “Bulan Sabit Syiah,” sebuah visi geopolitik yang bertujuan untuk menghubungkan Iran dengan sekutunya di Lebanon.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pernah menggambarkan Suriah sebagai “pilar” dari “Poros Perlawanan,” melawan Israel dan pengaruh AS di Timur Tengah.

    Suriah juga menyediakan koridor logistik bagi senjata Iran dan untuk menyuplai kekuatan proksinya di Lebanon. Keluarga Assad memerintah Suriah dengan tangan besi selama lebih dari 50 tahun, dan kejatuhannya merupakan kemunduran bagi visi Teheran.

    Para analis berpendapat bahwa meskipun Iran akan terus membina kelompok bersenjata di Suriah dan Lebanon, kapasitas keuangan dan militer yang bisa disumbangkan telah berkurang secara signifikan.

    Mohammad Javad Akbarin, seorang analis politik Iran, mengatakan kepada DW bahwa Teheran sekarang dapat mengubah strateginya untuk mempertahankan pengaruhnya dengan mencegah terbentuknya pemerintahan yang stabil di Suriah.

    Miliaran dolar untuk Assad

    Ongkos mempertahankan pemerintahan Assad telah menjadi sumber frustrasi publik yang terus meningkat di Iran. Pada tahun 2020, Heshmatollah Falahatpishe, mantan ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, mengungkapkan dalam sebuah wawancara surat kabar bahwa Iran telah menghabiskan sekitar USD30 miliar untuk membela Assad.

    Dukungan dari Iran, Rusia, dan taktik brutal terhadap warga sipil memungkinkan dinasti Assad untuk menyintasi perang saudara Suriah. Dia dituduh melakukan kejahatan perang, termasuk serangan gas beracun terhadap pemukiman sipil di wilayah oposisi.

    Dalam sebuah posting baru-baru ini di X, mantan anggota parlemen Iran Bahram Parsaei menekankan bahwa pengeluaran Iran telah melebihi persetujuan parlemen, dan bertanya siapa yang akan membayar utang setelah Assad pergi.

    Kesulitan ekonomi yang meluas di Iran telah memicu antipati di kalangan penduduk. Banyak warga Iran mempertanyakan mengapa pemerintah lebih memprioritaskan pengeluaran di luar negeri daripada memenuhi kebutuhan dalam negeri, seperti membangun sekolah dan rumah sakit di wilayah miskin seperti Sistan dan Baluchistan.

    Melemahkan propaganda Teheran

    Jatuhnya Assad disambut dengan optimisme dan kewaspadaan banyak warga Iran, khususnya mereka yang kecewa dengan pemerintahan otoriter di Teheran.

    Reza Alijani, seorang aktivis politik Iran yang tinggal di Paris, mengatakan jatuhnya Assad memungkinkan adanya persamaan antara rezim yang menindas di Damaskus dan Teheran.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa janji oposisi di Suriah membangun pemerintahan yang inklusif dapat menjadi model potensial bagi masa depan Iran jika Republik Islam suatu hari runtuh.

    Namun, dia mengakui besarnya tantangan dalam transisi dari kediktatoran ke demokrasi, khususnya di masyarakat yang tunduk pada pemerintahan otoriter selama beberapa dekade.

    Selama bertahun-tahun, propaganda Iran telah menekankan keberhasilan dan persatuan “Poros Perlawanan.” Jatuhnya Assad melemahkan narasi ini dan dapat membuat pendukung garis keras rezim merasa kecewa.

    Kelompok pragmatis dalam pemerintahan Iran dilaporkan khawatir bahwa hilangnya Suriah dapat memicu pemberontakan serupa di dalam negeri. Saeed Peyvandi, sosiolog Iran yang tinggal di Paris, berpendapat bahwa runtuhnya rezim Assad akan mengungkap erosi “kontrak sosial” antara negara dan warga Iran.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa jurang yang semakin lebar antara elit penguasa dan publik mencerminkan krisis legitimasi yang lebih luas yang sering dihadapi oleh rezim otoriter.

    Iran tetap bercokol di Timur Tengah

    Banyak analis percaya bahwa pendekatan Iran dalam mengompori konflik di kawasan tidak akan berubah selama Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei tetap berkuasa.

    Namun, beberapa melihat adanya kesamaan antara situasi di Iran dengan transformasi politik di masa lalu. Erfan Sabati, seorang peneliti yang berbasis di London, mengatakan kepada DW bahwa keadaan Iran saat ini sebanding dengan Jerman Timur pada bulan-bulan sebelum jatuhnya Tembok Berlin.

    Menurutnya, rezim otoriter sering kali tampak tak tergoyahkan hingga tiba-tiba ambruk akibat desakan publik dan tekanan eksternal. Gelombang protes baru-baru ini di Iran, termasuk gerakan “Wanita, Kehidupan, Kebebasan”, telah menunjukkan semakin terputusnya hubungan antara pemerintah Iran dan rakyatnya.

    Namun, masih harus dilihat apakah kepemimpinan Iran dapat beradaptasi dengan tantangan di dalam dan luar negeri, atau apakah akan berpegang teguh pada strateginya saat ini.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    Lihat juga video: Bos WHO soal Penunjukkan PM Sementara Suriah: Harapan Baru

    (ita/ita)

  • Bagaimana ASEAN di Bawah Kepemimpinan Malaysia pada 2025?

    Bagaimana ASEAN di Bawah Kepemimpinan Malaysia pada 2025?

    Jakarta

    Malaysia akan secara resmi mengambil alih kepemimpinan bergilir tahunan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Januari 2025. Salah satu agenda utama adalah menyusun ASEAN Community Vision 2045, yang menjadi pengganti panduan Vision 2025 yang akan berakhir pada akhir tahun depan.

    Malaysia juga dihadapkan pada tantangan untuk menangani industri penipuan siber yang berkembang di beberapa wilayah ASEAN.

    Sementara itu, ketegangan meningkat antara beberapa negara Asia Tenggara dengan Cina terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Di sisi lain, Myanmar, masih dilanda perang saudara. Keterlibatan Cina yang semakin dalam di Myanmar membuat solusi yang dipimpin ASEAN tampak semakin tidak relevan.

    Tantangan lainnya, Malaysia akan memimpin blok regional yang beranggotakan 10 negara ini tepat sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari.

    Menjaga keutuhan ASEAN

    Beragam isu yang saling terkait ini menyoroti pentingnya menjaga kekompakan ASEAN di tengah arus geopolitik yang tidak menentu. Menjaga agar ketegangan antara AS dan Cina tidak semakin meluas lebih jauh ke Asia Tenggara akan menjadi hal penting, kata Bridget Welsh, seorang peneliti kehormatan di University of Nottingham Asia Research Institute Malaysia, kepada DW.

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pandangan serupa saat berbicara di KTT ASEAN di Vientiane pada Oktober lalu. “Kita tidak bisa terlalu menekankan pentingnya dialog dan kerja sama sebagai dasar hubungan baik,” katanya, seperti dilaporkan oleh Radio Free Asia. “Ketika ketegangan global terus meningkat, retakan dan perpecahan dalam ASEAN berisiko dimanfaatkan hingga merugikan sentralitas dan kohesivitas ASEAN.”

    Prashanth Parameswaran, peneliti di Wilson Center’s Asia Program, mengatakan bahwa Malaysia kemungkinan akan “aktif dan vokal” dalam isu geopolitik dan ekonomi selama masa kepemimpinannya, mengingat rekam jejak Anwar yang sering menyuarakan pendapatnya.

    Kepemimpinan baru di Asia Tenggara

    Di Vietnam dan Laos, diskusi internal akan mendominasi sebagian besar tahun depan menjelang Kongres Nasional masing-masing pada awal 2026.

    Di satu sisi, dengan status regional Anwar, perubahan kepemimpinan ini bisa membuat pemerintah lain memberikan lebih banyak penghormatan, memberi Malaysia keleluasaan lebih besar dalam mengarahkan agenda ASEAN. Namun, di sisi lain, perubahan ini juga bisa mempersulit. Misalnya, Indonesia di bawah Prabowo Subianto mungkin ingin mengambil peran regional yang lebih tegas, yang berpotensi bertabrakan dengan prioritas Malaysia.

    Di luar jangkauan ASEAN?

    Malaysia mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam mempengaruhi situasi di Myanmar, yang masih dilanda perang saudara setelah kudeta militer pada 2021.

    Respons ASEAN, yang berpusat pada Five-Point Consensus, banyak dikritik karena tidak efektif, meninggalkan kekosongan yang mulai diisi oleh kekuatan luar, terutama Cina.

    Cina telah mempererat hubungan dengan junta Myanmar dan baru-baru ini memaksa beberapa milisi etnis anti-junta untuk menyepakati gencatan senjata. Ada kekhawatiran bahwa Cina mungkin mempertimbangkan mengirim pasukan dengan dalih melindungi aset dan warganya, yang akan meningkatkan pengaruhnya atas konflik tersebut.

    Karena hubungan yang relatif dekat dengan Beijing, Kuala Lumpur mungkin berada dalam posisi “baik” untuk mendorong dialog inklusif antara Cina dan junta, kata Lin. Namun, hal ini juga dapat menciptakan gesekan di dalam ASEAN, terutama jika pemerintahan Trump yang akan datang mengambil pendekatan lebih konfrontatif.

    Pemerintahan Anwar juga terlihat semakin menjauh dari Barat selama setahun terakhir. Ia telah dua kali bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan menahan diri untuk tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

    Sementara itu, Anwar sering menuduh pemerintah Barat menerapkan “standar ganda” terkait dukungan mereka terhadap tindakan Israel di Gaza dan Lebanon.

    Semua faktor ini menambah kompleksitas kepemimpinan Malaysia di ASEAN mendatang. “ASEAN sudah mulai bergerak mendekati Cina, dan ini menciptakan ketegangan di dalam organisasi,” kata Welsh.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    Saksikan juga video: Prabowo Pamer Kinerja Kabinet di Hadapan Pengusaha US-ASEAN

    (ita/ita)

  • Ayatollah Khamenei Tuduh AS-Israel Dalangi Tumbangnya Rezim Assad

    Ayatollah Khamenei Tuduh AS-Israel Dalangi Tumbangnya Rezim Assad

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan Israel sebagai dalang di balik tumbangnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Khamenei menuduh Washington dan Tel Aviv berkonspirasi untuk menggulingkan Assad, sekutu terdekat Teheran, dari kekuasaan.

    Khamenei juga menuduh salah satu negara tetangga Suriah, yang tidak disebut nama negaranya, turut berperan dalam menggulingkan pemerintahan Assad.

    “Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah merupakan akibat dari rencana bersama Amerika dan Zionis,” sebut Khamenei saat berbicara di hadapan publik, seperti dilansir Iran International dan Press TV, Rabu (11/12/2024).

    “Iya, negara tetangga Suriah telah memainkan peran yang jelas dalam hal ini, dan terus melakukan hal tersebut hingga sekarang — hal ini sudah jelas bagi semua orang — tetapi konspirator utama, perencana utama, dan ruang komando pusat ada di AS dan entitas Zionis,” tuduhnya.

    Ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Khamenei di hadapan publik setelah tumbangnya rezim Assad di tengah pemberontak Suriah pada akhir pekan.

    Khamenei tidak menyebut secara gamblang soal “negara tetangga Suriah” yang dituduhnya turut berperan dalam menggulingkan Assad. Namun diduga kuat dia merujuk pada Turki, yang diketahui memberikan dukungan kepada sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang kini menguasai ibu kota Damaskus.

  • Trump Bilang Krisis Ukraina Prioritas Utamanya

    Trump Bilang Krisis Ukraina Prioritas Utamanya

    Jakarta

    Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan penyelesaian krisis Ukraina akan menjadi prioritas utamanya setelah ia memangku jabatan bulan depan. Trump pun menggambarkan Timur Tengah sebagai “situasi yang tidak terlalu sulit.”

    “Saya pikir kita harus menyelesaikan masalah Ukraina dengan Rusia,” kata presiden terpilih AS itu kepada majalah Prancis, Paris Match dalam sebuah wawancara yang dirilis pada hari Rabu (11/12).

    “Kedua negara itu kehilangan banyak korban yang sulit dipercaya. Ratusan ribu tentara terbunuh,” kata Trump, menjawab pertanyaan tentang prioritas utamanya di panggung internasional.

    “Dan Timur Tengah tentu saja merupakan prioritas besar. Namun, saya pikir Timur Tengah adalah situasi yang tidak terlalu sulit dibandingkan Ukraina dengan Rusia,” kata Trump, dilansir kantor berita AFP, Rabu (11/12/2024).

    “Namun, itulah dua situasi yang harus kita selesaikan dan kita harus menyelesaikannya dengan cepat. Banyak orang yang sekarat,” imbuhnya.

    Trump terbang ke Paris, Prancis untuk menghadiri pembukaan kembali katedral Notre Dame setelah kebakaran hebat pada tahun 2019. Ia bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky selama kunjungannya ke Prancis, perjalanan internasional pertamanya sejak terpilih kembali.

    “Kami mengadakan pertemuan yang baik dengan Presiden Zelensky,” kata Trump.

  • Tegang! Geledah Kantor Presiden Korsel, Polisi Dihalangi Paspampres

    Tegang! Geledah Kantor Presiden Korsel, Polisi Dihalangi Paspampres

    Seoul

    Kepolisian Korea Selatan (Korsel) mengatakan para personelnya dihalangi untuk menggeledah kantor Presiden Yoon Suk Yeol terkait penyelidikan terhadap penetapan darurat militer singkat pekan lalu. Para pengawal kepresidenan Korsel mencegah tim kepolisian untuk memasuki gedung utama.

    Yoon telah ditetapkan sebagai tersangka atas sejumlah tuduhan, termasuk pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan, terkait darurat militer singkat pada 3-4 Desember lalu. Dia juga telah dicegah untuk bepergian ke Korsel selama penyelidikan berlangsung.

    Kepolisian Korsel, seperti dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), awalnya mengatakan bahwa Tim Investigasi Khusus “telah melakukan penggeledahan” terhadap kantor kepresidenan, berbagai lembaga kepolisian dan Badan Keamanan Majelis Nasional atau parlemen Korsel.

    Namun dalam pernyataan terbaru, juru bicara kepolisian mengungkapkan bahwa para penyelidik tidak bisa memasuki gedung utama yang ada di kompleks kantor kepresidenan.

    “(Para penyelidik) Telah mendapatkan akses ke kantor layanan sipil. Namun, kami saat ini tidak dapat memasuki gedung utama karena pembatasan akses yang diberlakukan oleh para penjaga keamanan kepresidenan,” sebut juru bicara tersebut.

    Kantor kepresidenan Korsel belum memberikan tanggapan langsung atas laporan tersebut.

    Yoon mengejutkan publik Korsel dengan mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam pekan lalu, yang diwarnai pengerahan pasukan dan helikopter militer ke gedung parlemen. Darurat militer itu hanya berlangsung enam jam setelah mayoritas anggota parlemen mendesak Yoon mencabutnya.