Category: Detik.com Internasional

  • Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Pesawat kecil dilaporkan menabrak sebuah gedung komersial di California. Akibat peristiwa ini, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan 18 orang lainnya mengalami luka.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), kecelakaan itu terjadi pada sore hari di dekat Bandara Kota Fullerton di Los Angeles bagian tenggara. Belum diketahui penyebab kecelakaan pesawat ini.

    “Ada dua korban jiwa yang terkonfirmasi,” kata polisi Fullerton.

    Selain itu, 10 orang dirawat di rumah sakit dan delapan lainnya dirawat di lokasi kejadian.

    Terkait korban tewas, seorang petugas polisi di Stasiun KTLA mengatakan petugas hingga kini belum mengetahui korban tewas itu apakah penumpang pesawat atau pekerja di gedung tempat jatuhnya pesawat.

    Administrasi Penerbangan Federal (FAA) kini telah membuka penyelidikan tentang jatuhnya pesawat itu. Pesawat itu diketahui Van RV-10 bermesin tunggal, model kecil dengan empat kursi.

    Dalam tayangan televisi, lokasi tempat jatuhnya pesawat sangat kacau. Ada lubang besar di atap gedung dan asap mengepul.

    (zap/imk)

  • Oposisi Minta Pasukan Keamanan Presiden Korsel yang Hadang Penyidik Mundur

    Oposisi Minta Pasukan Keamanan Presiden Korsel yang Hadang Penyidik Mundur

    Seoul

    Partai oposisi Korea Selatan yang menguasai mayoritas parlemen meminta presidential security service (PSS) atau pasukan pengamanan Presiden Yoon Suk Yeol untuk bekerja sama dalam penangkapan. Mereka menegaskan bahwa aksi penghadangan penangkapan bisa diproses hukum.

    “Siapa pun yang menghalangi pelaksanaan surat perintah penangkapan akan dihukum atas tuduhan menghalangi tugas resmi khusus dan terlibat dalam pemberontakan,” kata perwakilan Partai Demokrat Park Chan-dae, seperti dilansir BBC, Jumat (3/1/2025).

    Sementara itu, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat Yoon telah meminta penyidik untuk menahan diri. Menurutnya penangkapan itu upaya yang tidak masuk akal.

    “Upaya tidak masuk akal untuk menangkap presiden yang sedang menjabat,” katanya.

    Sebelumnya dilansir AFP, penyelidik Korsel memasuki kediaman Presiden Yoon Suk Yeol dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terkait pengumuman darurat militer beberapa waktu lalu. Penyelidik dan jaksa harus melewati barikade keamanan yang super ketat untuk masuk ke rumah Yoon.

    “Eksekusi surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” ujar Kantor Investigasi Korupsi (CIO).

    Penyelidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan dibiarkan melewati barikade keamanan yang ketat untuk memasuki kediaman Yoon guna melaksanakan penangkapan. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    Hingga saat ini belum jelas apakah Tim Keamanan Kepresidenan, yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara, akan mematuhi perintah penyidik atau tidak.

    (lir/yld)

  • Penyidik dan Jaksa Dihadang Saat Masuk ke Rumah Presiden Korsel

    Penyidik dan Jaksa Dihadang Saat Masuk ke Rumah Presiden Korsel

    Jakarta

    Penyidik Korea Selatan (Korsel) memasuki kediaman Presiden Yoon Suk Yeol dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terkait pengumuman darurat militer beberapa waktu lalu. Penyidik dan jaksa harus melewati barikade keamanan yang super ketat untuk masuk ke rumah Yoon.

    “Eksekusi surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” ujar Kantor Investigasi Korupsi (CIO) dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    Penyidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan dibiarkan melewati barikade keamanan yang ketat untuk memasuki kediaman Yoon guna melaksanakan penangkapan. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    “Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk,” ujar kantor berita Yonhap dalam laporan AFP.

    Hingga saat ini belum jelas apakah Tim Keamanan Kepresidenan, yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara, akan mematuhi perintah penyidik atau tidak.

    Dalam laporan AFP, suasana di sekitar kediaman Yoon sangat ramai. Belasan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berbaris di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    Sekitar 2.700 polisi dan 135 bus polisi telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk mencegah bentrokan, setelah pendukung Yoon berhadapan dengan demonstran anti-Yoon pada Kamis.

    Terbaru, dilihat di Kantor berita Yonhap, Tim Keamanan Kepresidenan menolak penggeledahan yang dilakukan penyidik di kediaman Yoon. Namun, belum ada laporan rinci mengenai itu.

    (zap/imk)

  • Polisi Korsel Larang CEO Jeju Air Berpergian ke Luar Negeri

    Polisi Korsel Larang CEO Jeju Air Berpergian ke Luar Negeri

    Jakarta

    Polisi Korea Selatan melakukan penggeledahan di kantor Jeju Air dan kantor operator Bandara Internasional Muan sebagai bagian dari penyelidikan atas kecelakaan yang menewaskan 179 orang. Polisi Korsel juga telah melarang CEO Jeju Air untuk berpergian ke luar negeri.

    Dilansir Reuters, Jumat (3/1/2025), penyidik kepolisian menggeledah kantor operator bandara dan otoritas penerbangan kementerian transportasi di wilayah barat daya Muan, serta kantor Jeju Air di Seoul pada Kamis (2/1).

    Pejabat kepolisian setempat menyebut, penyidik berencana menyita dokumen dan materi terkait pengoperasian dan perawatan pesawat, serta pengoperasian fasilitas bandara.

    Pejabat tersebut juga mengatakan polisi telah melarang CEO Jeju Air Kim E-bae dan pejabat lain yang tidak disebutkan namanya untuk meninggalkan negaranya.

    Polisi menyebut mereka yang dilarang berpergian ke luar negeri itu sebagai saksi kunci yang berpotensi menghadapi dakwaan yang menyebabkan kematian karena kelalaian, yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara atau denda hingga 20 juta won ($13.600).

    Sementara itu, Direktur Jeju Air menyebut pihak Jeju Air akan bekerja sama dengan kepolisian.

    Diketahui, Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang tewas dan 2 orang selamat akibat insiden itu.

    Tim investigasi masih mengusut penyebab kecelakaan tersebut. Konversi data dari perekam suara kokpit ke berkas audio, yang dapat memberikan informasi penting tentang menit-menit terakhir penerbangan, telah selesai dilakukan pada hari Kamis.

    Lihat juga Video ‘Sebab Korsel Analisis Black Box Jeju Air yang Kecelakaan di AS’:

    (yld/lir)

  • Presiden Korsel Bakal Ambil Langkah Hukum Usai Rumah Didatangi Penyidik

    Presiden Korsel Bakal Ambil Langkah Hukum Usai Rumah Didatangi Penyidik

    Seoul

    Pengacara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan akan mengambil tindakan hukum usai kediaman Yoon didatangi penyidik kantor investigasi korupsi untuk menjalankan surat perintah penangkapan. Pengacara Yoon menilai surat itu ilegal dan tidak sah.

    Dilansir Yonhap News Agency, Jumat (3/1/2025), penyidik memasuki kediaman Presiden Yook sejak dini hari tadi. Mereka datang untuk menahan Yoon atas kegagalannya memberlakukan darurat militer bulan lalu.

    Kedatangan penyidik telah diblokir oleh pasukannya di dekat kediaman. Pendukung garis keras juga berada di depan kediaman Yook di ibu kota Seoul itu.

    Salah satu perwakilan hukum Yoon, Yun Gap-geun, mengatakan pelaksanaan surat perintah penangkapan itu ilegal. Sebab, kata dia, saat ini pihak Yoon mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi Korsel.

    “Pelaksanaan surat perintah yang ilegal dan tidak sah tidak sah,” kata Yun Gap-geun kepada Yonhap.

    “Karena prosedur keberatan terhadap surat perintah tersebut sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi dan pengadilan, (kami) akan mengambil tindakan hukum atas situasi yang tidak sah dari pelaksanaan surat perintah ilegal tersebut,” katanya.

    Tim pembela Yoon telah mengajukan perintah untuk menangguhkan surat perintah tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Mereka juga menyampaikan keberatan terhadap pelaksanaan surat perintah tersebut ke Pengadilan Distrik Barat Seoul.

    (lir/yld)

  • Pemobil di New Orleans Diduga Tanam Bom Rakitan Sebelum Tabrak Kerumunan

    Pemobil di New Orleans Diduga Tanam Bom Rakitan Sebelum Tabrak Kerumunan

    Jakarta

    Biro Investigasi Federal (FBI) menyebut Shamsud-Din Jabbar (42) diduga menanam bom rakitan di jalanan sebelum menabrak kerumunan di New Orleans, Amerika Serikat. FBI menemukan itu dari rekaman kamera pengawas di lokasi.

    “Kami memang memperoleh rekaman pengawasan yang memperlihatkan Jabbar meletakkan perangkat di tempat ditemukannya (bom rakitan),” kata wakil asisten Direktur FBI Christopher Raia tentang bom yang ditemukan dalam kotak pendingin di lokasi, seperti dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    Sementara dilansir BBC, Raia mengatakan benda-benda itu ditinggalkan sebelum serangan, sekitar pukul 01.00 atau 02.00 waktu setempat. Sementara pelaku menabrak kerumunan sekitar pukul 03.15 setempat.

    FBI menduga tersangka menanam alat peledak rakitan (IED) di lokasi, meninggalkan area tersebut, lalu kembali untuk melakukan serangan.

    Dia juga menjelaskan bahwa ada laporan awal tentang pelaku lainnya yang meletakkan pendingin yang berisi IED itu, yang menyebabkan penegak hukum berpikir bahwa ada kaki tangan yang terlibat.

    Dia mengatakan ternyata masyarakat telah melihat pendingin di jalan tersebut. FPI mengatakan butuh butuh waktu untuk melacak warga yang melihat itu.

    Raia menambahkan bahwa bom itu ditinggalkan di Bourbon Street — jalan yang kemudian dilalui pelaku sebelum menabrak kerumunan pesta tahun baru.

    (lir/lir)

  • Pengemudi Truk Sengaja Tabrak Kerumunan Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas

    Pengemudi Truk Sengaja Tabrak Kerumunan Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas

    Jakarta

    Seorang pria menabrakkan truk pikap yang dikemudikannya ke kerumunan orang yang tengah merayakan tahun baru 2025 di New Orleans, Amerika Serikat (AS). Dilaporkan 10 orang tewas akibat insiden ini.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (1/1/2025), Kepala Polisi AS Anne Kirkpatrick menjelaskan peristiwa itu terjadi hari ini waktu setempat. Pria tersebut sengaja menabrak kerumunan orang yang berada di pesta itu sebanyak mungkin.

    “Menabrak sebanyak mungkin orang,” kata Anne.

    Polisi mengatakan pria tersebut bersikeras menciptakan kekacauan di lokasi. Setidaknya 10 orang dilaporkan tewas akibat kejadian ini.

    “Pengemudi itu bertekad keras untuk menciptakan kekacauan dan kerusakan yang ditimbulkannya,” kata Anne.

    2 Polisi Ditembak

    Pengemudi tersebut juga menembak polisi yang datang ke lokasi. Ada dua polisi yang terluka akibat terkena tembakan.

    “Pria ini, pelaku ini, menembaki petugas kami dari kendaraannya saat ia menabrakkan kendaraannya. Dua petugas kami telah tertembak. Kondisi mereka stabil,” kata Anne.

    (whn/imk)

  • Para Staf Senior Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Mundur Massal

    Para Staf Senior Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Mundur Massal

    Seoul

    Para staf senior Presiden Korea Selatan (Korsel) yang telah dimakzulkan dan sedang diskors, Yoon Suk Yeol, mengajukan pengunduran diri massal. Pengunduran diri itu dilakukan usai menyatakan penyesalan atas keputusan Penjabat Presiden Choi Sang-mok.

    Dilansir Reuters, Rabu (1/1/2025), mereka mundur setelah menyatakan penyesalan atas persetujuan Choi atas dua hakim baru untuk pengadilan yang akan memutuskan nasib Yoon. Kepala staf Yoon, kepala kebijakan, penasihat keamanan nasional, dan penasihat khusus urusan luar negeri dan keamanan, serta semua sekretaris senior lainnya, mengajukan pengunduran diri mereka.

    Choi mengatakan dia tidak akan menerima pengunduran diri mereka. Dia beralasan prioritas sekarang adalah fokus pada peningkatan ekonomi dan menstabilkan urusan negara.

    Para pembantu tersebut telah berulang kali menyatakan niat mereka untuk mengundurkan diri setelah upaya Yoon darurat militer gagal pada tanggal 3 Desember 2024. Tetapi, pengunduran diri mereka belum diterima.

    Para sekretaris senior telah membantu Choi sejak dia menjabat sebagai penjabat presiden. Dua pejabat lainnya mengatakan para staf tersebut tidak berpartisipasi dalam operasi pemerintahan sehari-hari, tetapi diharuskan melapor kepada Choi dan menghadiri rapat bila perlu.

    Pengunduran diri para staf Yoon tersebut datang sehari setelah persetujuan mengejutkan Choi untuk mengisi dua lowongan di Mahkamah Konstitusi yang menangani persidangan pemakzulan terhadap Yoon. Hal itu membuat jumlah total hakim menjadi delapan dari sembilan anggota pengadilan. Setiap keputusan dalam kasus Yoon akan memerlukan persetujuan dari sedikitnya enam hakim.

    Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa mengkritik keputusan Choi sebagai ‘dogmatis’ dan kurang konsultasi yang memadai. Menteri Keuangan Choi memangku jabatan sebagai penjabat presiden pada hari Jumat (27/12/2024) setelah Perdana Menteri Han Duck-soo, yang menjabat sebagai presiden sementara sejak 14 Desember, dimakzulkan parlemen.

    (haf/imk)

  • Israel Serang Gaza di Malam Tahun Baru, 15 Orang Tewas

    Israel Serang Gaza di Malam Tahun Baru, 15 Orang Tewas

    Gaza

    Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan serangan udara Israel yang dilakukan pada malam hari telah menghantam rumah di Jabalia. Serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang.

    Dilansir AFP, Rabu (1/1/2025), militer Israel telah melakukan serangan darat dan udara besar-besaran di Gaza utara sejak 6 Oktober lalu. Israel menargetkan kota Jabalia dan kamp pengungsi yang berdekatan.

    Militer Israel mengklaim hal itu upaya untuk mencegah militan Hamas berkumpul kembali di sana. Sementara, tim penyelamat mengatakan bahwa serangan tersebut telah menewaskan ribuan warga sipil.

    “Lima belas orang menjadi martir dan lebih dari 20 orang terluka dalam pembantaian ini setelah tengah malam di sebuah rumah tempat para pengungsi tinggal di kota Jabalia,” kata juru bicara badan pertahanan sipil, Mahmud Bassal.

    Militer Israel mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki serangan yang dilaporkan tersebut. Bassal mengatakan mereka yang tinggal di rumah tersebut adalah anggota keluarga Badra, Abu Warda, dan Taroush yang telah mencari perlindungan di sana.

    Sebagian besar dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023. Korban tewas dan luka akibat serangan di Jabalia dipindahkan ke rumah sakit Al-Mamadani.

    “Mereka ditarik keluar dari bawah reruntuhan rumah yang menjadi sasaran,” katanya.

    “Rumah itu telah berubah menjadi tumpukan puing,” kata Jibri Abu Warda, seraya menambahkan serangan itu terjadi sekitar pukul 1.00 dini hari tadi.

    Dia mengatakan ledakan itu mengguncang daerah itu. Penyelamat baru dapat mencapai rumah yang menjadi sasaran pada pagi hari.

    “Itu adalah pembantaian, dengan potongan tubuh anak-anak dan wanita berserakan di mana-mana. Mereka sedang tidur ketika rumah itu dibom. Tidak seorang pun tahu mengapa mereka menargetkan rumah itu, mereka semua warga sipil,” kata Warda.

    Perang di Gaza diklaim Israel sebagai upaya membalas Hamas atas serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas itu mengakibatkan tewasnya 1.208 orang.

    Serangan Israel sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 45.553 orang di Gaza. Sebagian besar korban merupakan warga sipil.

    (haf/imk)

  • Terungkap! Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Pernah Alami Insiden pada 2021

    Terungkap! Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Pernah Alami Insiden pada 2021

    Seoul

    Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air di Bandara Internasional Muan di Jeolla Selatan menewaskan 179 orang. Pesawat itu ternyata pernah mengalami insiden pada tahun 2021.

    Dilansir Korea Herald dan Mirror, Rabu (1/1/2024), Korea Airports Corp mengonfirmasi bahwa pesawat yang sama, yang terdaftar sebagai HL8088 dalam Sistem Informasi Teknis Pesawat, memiliki riwayat insiden ekornya terbentur di landasan pacu saat lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo Seoul pada Februari 2021.

    Perusahaan milik negara itu menyebut insiden tersebut mengakibatkan kerusakan struktural pada pesawat. Insiden tersebut mendorong Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi untuk mengenakan denda sebesar 2,2 miliar won kepada Jeju Air.

    Kementerian Transportasi juga menyebut Jeju Air saat itu telah gagal memeriksa dan memperbaiki kerusakan secara menyeluruh sebelum melanjutkan operasi. Pengungkapan ini telah memicu kritik atas transparansi Jeju Air karena sebelumnya mengklaim ‘tidak ada insiden sebelumnya’ yang melibatkan pesawat yang sama.

    CEO Jeju Air Kim E-bae sempat menyatakan ‘tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya dengan pesawat ini’. Seiring dengan meningkatnya kritik, Jeju Air kemudian menjelaskan bahwa insiden dari 3 tahun lalu itu kecil dan karenanya diklasifikasikan sebagai ‘peristiwa’ dan bukan ‘kecelakaan’ menurut hukum penerbangan sehingga tidak dianggap sebagai bagian dari riwayat kecelakaan pesawat.

    “Kami telah membayar denda sepenuhnya, menyelesaikan semua pemeriksaan dan perbaikan, dan melanjutkan operasi normal sesuai dengan peraturan,” ujar pihak Jeju Air.

    Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan pada hari Minggu di Bandara Internasional Muan, setelah menerima peringatan tabrakan burung dari menara kontrol. Pesawat itu tampaknya mencoba mendarat dengan perut tanpa roda pendaratan sebelum bertabrakan dengan tanggul beton dan terbakar.

    Lihat juga video: 8 Investigator AS Ikut Selidiki Penyebab Kecelakaan Jeju Air

    (haf/imk)