Category: Detik.com Internasional

  • Gedung 8 Lantai di Korsel Terbakar, 300 Orang Dievakuasi

    Gedung 8 Lantai di Korsel Terbakar, 300 Orang Dievakuasi

    Jakarta

    Kebakaran melanda sebuah gedung pertokoan di Bundang, Kota Seongnam, Korea Selatan (Korsel). Lebih dari 300 orang dievakuasi dari dalam gedung 8 lantai itu.

    Dilansir Yonhap, Jumat (3/1/2025), kebakaran terjadi pada 37 sore hari waktu setempat. Gedung itu tepatnya berlokasi di Yatap-dong, distrik Bundang, Seongnam.

    Api berhasil dipadamkan dalam kurun waktu 1 jam. Kebakaran disebut berasal dari dapur salah satu restoran yang terletak di lantai pertama gedung tersebut. Api diduga merambat melalui saluran pembuangan.

    Investigators and firefighters are seen at the entrance of a damaged commercial building in the aftermath of a fire that broke out at the Bundang district in Seongnam on January 3, 2025. (Photo by Philip FONG / AFP).

    Petugas pemadam kebakaran setempat mengatakan pihaknya telah menyelamatkan lebih dari 240 orang. Sementara, sekitar 70 orang lainnya telah mengevakuasi diri saat kebakaran baru terjadi.

    Sebanyak 130 orang korban mengalami luka ringan akibat menghirup kepulan asap. Tidak ada korban yang mengalami luka berat ataupun tewas.

    (taa/haf)

  • 100 Orang Tewas Akibat Serangan Israel dalam 24 Jam Terakhir di Gaza

    100 Orang Tewas Akibat Serangan Israel dalam 24 Jam Terakhir di Gaza

    Jakarta

    Israel terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina, meskipun telah mengirimkan delegasi untuk melanjutkan negosiasi terkait kesepakatan gencatan senjata di Qatar. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 100 orang tewas di Gaza dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (3/1/2025), korban tewas di Gaza terus mengalami lonjakan. Padahal, saat ini, Israel telah mengirimkan mediator ke Doha, untuk melanjutkan pembicaraan yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 27 orang tewas per pagi tadi waktu setempat. Sebelumnya, 71 orang tewas di Al-Mawasi , sebuah wilayah di Gaza tengah yang sebelumnya dinyatakan sebagai zona aman kemanusiaan oleh otoritas Israel.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang sekitar 40 titik kumpul Hamas serta pusat komando dan kontrol. Israel mengaku telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil, termasuk menggunakan amunisi presisi, pengawasan udara, dan intelijen lainnya.

    Israel melancarkan serangannya ke Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana militan menyerbu komunitas perbatasan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang menurut penghitungan Israel.

    (whn/haf)

  • Bak Film, Bocah Zimbabwe Selamat Usai Hilang 5 Hari di Hutan Penuh Singa

    Bak Film, Bocah Zimbabwe Selamat Usai Hilang 5 Hari di Hutan Penuh Singa

    Harare

    Seorang bocah lelaki berusia 7 tahun ditemukan hidup setelah hilang selama 5 hari di cagar alam yang dihuni singa dan hewan liar lainnya di Zimbabwe. Bocah itu diduga bertahan hidup dengan memakan buah liar.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), bocah itu berkeliaran di Taman Nasional Matusadona di sebelah desanya pada tanggal 27 Desember 2024. Juru bicara ZimParks, Tinashe Farawo, mengatakan bocah itu ditemukan 5 hari kemudian dan sekitar 49 kilometer jauhnya.

    Dia bertahan hidup dengan buah-buahan liar dan air yang ditemukannya dengan menggali tepian sungai. Teknik itu dikenal di daerah rawan kekeringan di Zimbabwe.

    “Hebatnya, diperkirakan dia berjalan melalui medan yang keras di Taman Nasional Matusadona yang dipenuhi singa sejauh 49 kilometer dari desanya ke titik di mana dia ditemukan,” kata Farawo.

    Penjaga hutan, penduduk setempat, dan polisi segera melakukan pencarian terhadap anak itu setelah mendengar bahwa dia hilang. Upaya mereka sempat terhalang oleh hujan lebat.

    Jejak kakinya terlihat pada tanggal 30 Desember 2024 dan anak laki-laki tersebut, Tinotenda Pundu, ditemukan keesokan harinya. Anak tersebut dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi lemah tetapi tidak ada luka yang terlihat.

    Anggota parlemen Mutsa Murombedzi, yang berasal dari daerah tersebut, mengatakan peristiwa itu merupakan keajaiban.

    “Penduduk desa membantu pencarian, dengan memainkan drum dengan harapan ia akan mengikuti suara tersebut,” kata anggota parlemen tersebut.

    Namun, bocah itu ditemukan dengan bantuan penjaga hutan yang dapat masuk lebih dalam ke alam liar untuk mencarinya. Taman Nasional Matusadona, dekat Danau Kariba di Zimbabwe, merupakan rumah bagi berbagai hewan liar termasuk singa, macan tutul, gajah, dan bison.

    (haf/haf)

  • Tumben-tumbennya Korut Ikut Komentar Saat Korsel Sedang Semrawut

    Tumben-tumbennya Korut Ikut Komentar Saat Korsel Sedang Semrawut

    Seoul

    Korea Utara (Korut) melakukan hal langka dengan mengomentari kondisi politik di Korea Selatan (Korsel). Menurut Korut, tetangganya itu sedang dalam kondisi semrawut.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), Korut menilai Korsel sedang kacau akibat krisis politik yang terjadi. Menurut Korut, perpolitikan Korsel sedang lumpuh di tengah perintah penangkapan Presiden Korsel yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol.

    Komentar Korut soal Korsel lewat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) seperti ini sangat jarang ada alias langka. Komentar dalam berita itu tanpa disertai kutipan pejabat.

    “Di negara boneka Korea Selatan, pemakzulan yang belum pernah terjadi sebelumnya kini telah digulirkan menyusul peristiwa darurat militer pada 3 Desember,” tulis KCNA.

    Media Korut memang sering menyebut Korsel sebagai ‘negara boneka’. Istilah ini merupakan propaganda yang menganggap Korsel merupakan boneka Amerika Serikat (AS), musuh Korut.

    “Surat perintah penangkapan telah diterbitkan terhadap Presiden, melumpuhkan jalannya pemerintahan dan memperparah kekacauan sosial dan politik,” tulis KCNA.

    “Media asing telah mengkritik bahwa Korea Selatan telah terjerembab ke dalam badai politik,” tulis KCNA.

    Keterangan dari kantor berita KCNA tersebut diterbitkan oleh surat kabar Korut Rodong Sinmun. Kantor berita Korsel, Yonhap, menilai hal itu sebagai upaya yang jelas untuk menekankan ‘perbandingan stabilitas negara’ antara demokrasi Korsel dengan negara Korut yang menganut komunisme.

    Hubungan kedua negara ini memang sedang berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Korut telah meluncurkan banyak misil balistik pada 2024 dan dianggap melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Korut juga mengirim banyak balon berisi sampah sejak Mei tahun lalu ke Korsel. Langkah itu merupakan balasan Korut atas propaganda anti-Pyongyang yang dikirim Korsel ke Korut.

    Komentar Korut Sebelumnya

    Ilustrasi bendera Korut (Foto: Internet)

    Korut sebenarnya pernah mengomentari situasi di Korsel. Komentar itu dilontarkan Korut lewat KCNA pada Rabu (11/12/2024) atau beberapa hari setelah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer, meski akhirnya dibatalkan.

    “Insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol, yang menghadapi pemakzulan dan krisis pemerintahan, tiba-tiba mengumumkan dekrit darurat militer dan tanpa ragu menggunakan senjata dan pisau dari kediktatoran fasis yang menyebabkan kekacauan di seluruh Korea Selatan,” demikian ulasan media pemerintah Korut seperti dilansir AFP.

    Korut menyebut peristiwa itu menunjukkan kerentanan dalam masyarakat Korsel. Korut menyebut darurat militer itu bakal mengakhiri kehidupan politik Yoon.

    “Komunitas internasional menyaksikan dengan saksama. dengan penilaian bahwa insiden darurat militer mengungkap kerentanan dalam masyarakat Korea Selatan,” imbuh media pemerintah Korut dalam komentarnya.

    “Para komentator menggambarkan deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon secara tiba-tiba sebagai tindakan putus asa dan kehidupan politik Yoon Suk Yeol bisa berakhir lebih awal,” sebut media pemerintah Korut.

    Saat mengumumkan darurat militer 3 Desember 2024, Yoon menyebut hal itu dilakukan untuk melindungi Korsel dari ‘ancaman yang ditimbulkan kekuatan komunis Korea Utara dan menghilangkan unsur-unsur anti-negara yang merampas kebebasan dan kebahagiaan masyarakat’.

    Krisis Politik di Korsel

    Yoon Suk Yeol (Foto: AFP PHOTO/SOUTH KOREAN PRESIDENTIAL OFFICE)

    Krisis politik Korsel terjadi usai Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024. Darurat militer itu dicabut beberapa jam setelahnya usai Parlemen Korsel menggelar rapat darurat dan pemungutan suara yang meminta Presiden mencabut darurat militer.

    Situasi Korsel langsung berbeda setelah peristiwa yang menghebohkan dunia itu. Demonstrasi menuntut agar Yoon dilengserkan dan diadili atas penerapan darurat militer terjadi di mana-mana.

    Majelis Nasional Korea Selatan memakzulkan Yoon pada 14 Desember 2024. Mahkamah Konstitusi Korsel kemudian menggelar sidang terkait pemakzulan Yoon.

    Sidang itu akan menjadi penentu keabsahan pemakzulan Yoon dari kursi kepresidenan. Meski telah dimakzulkan, badai untuk Yoon belum juga tuntas.

    Dilansir kantor berita Yonhap dan AFP, Selasa (31/12/2024), Pengadilan Distrik Barat Seoul telah mengeluarkan surat perintah terhadap Yoon atas tuduhan mendalangi deklarasi darurat militer yang gagal pada 3 Desember 2024, mengatur pemberontakan dan menyalahgunakan kekuasaan.

    “Surat perintah penangkapan dan surat perintah penggeledahan untuk Presiden Yoon Suk Yeol, yang diminta oleh Markas Besar Investigasi Gabungan, dikeluarkan pagi ini,” kata Markas Besar Investigasi Gabungan dalam sebuah pernyataan.

    Penyidik Corruption Investigation Office (CIO) for High-ranking Officials Korsel pun berjanji akan melaksanakan surat perintah penahanan Yoon Suk Yeol. Dilansir AFP, Rabu (1/1/2025), penyidik CIO menegaskan mereka akan melaksanakan surat perintah untuk mehanan Yoon atas pernyataannya tentang darurat militer sebelum batas waktu 6 Januari 2025.

    Terbaru, penyidik telah datang ke kediaman Yoon untuk melaksanakan perintah penangkapan. Namun, pasukan pengamanan Yoon menghadang sehingga penyidik mundur.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Adik Perempuan Kim Jong Un Terlihat Bersama 2 Bocah, Anaknya?

    Adik Perempuan Kim Jong Un Terlihat Bersama 2 Bocah, Anaknya?

    Jakarta

    Kantor mata-mata Korea Selatan menganalisa rekaman yang menunjukkan adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong. Wanita itu terlihat bersama dua anak kecil.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), dua anak kecil itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

    Mereka terlihat menghadiri perayaan tahun baru berisi pagelaran seni. Kim Yo Jong terlihat menggandeng tangan anak laki-laki seraya berjalan bersama-sama.

    Korea Utara adalah negara yang tertutup. Pemerintah tidak pernah membuka informasi soal status pernikahan Kim Yo Jong. Tapi kantor telik sandi Korsel mengatakan bahwa mereka sedang memastikan apakah anak-anak kecil itu merupakan anak Kim Yo Jong atau bukan.

    “Kami melakukan analisis detail sambil membuka kemungkinan,” kata kantor mata-mata Korsel.

    Badan Intelijen Nasional Korsel mengatakan bahwa mereka sudah mendeteksi sebelumnya bahwa Kim Yo Jong kemungkinan sudah punya anak. Dan anak-anak kecil dalam foto itu berada dalam kurun usia yang sesuai dengan perkiraaan intelijen Korsel.

    Adapun soal acara yang mereka hadiri itu, kementerian unifikasi di Seoul mengatakan ke AFP bahwa itu adalah gelaran pertunjukan seni di Pyongyang. Pastisipan diharapkan menemani anggota keluarga mereka, tapi hal masyarakat tidak biasa melihat Kim Yo Jong bersama anak kecil.

    “Ini juga mengikuti tren mulai awal 2022 untuk menunjukkan pejabat elite dalam lingkaran kecil Kim Jong Un tiba di acara khusus atau menyumbang pemulihan bencana dengan saudaranya atau anggota keluarga,” kata dia.

    Kim Yo Jong lahir tahun 1988. Dia adalah salah satu anak Kim Jong Il. Kim Yo Jong mengenyam pendidikan di Swiss bersama saudara laki-lakinya. Pada April 2015, mata-mata Korsel mengatakan Kim Yo Jong melahirkan. Belakangan, tahun 2018, mata-mata Korsel baru tahu bahwa Kim hamil selama kunjungannya ke Korsel pada Februari 2018 saat Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

    (dnu/imk)

  • Puing Pesawat Jeju Air Mulai Diangkat

    Puing Pesawat Jeju Air Mulai Diangkat

    Seoul

    Lima hari berlalu setelah kecelakaan maut Jeju Air, puing dari pesawat itu mulai diangkat. Alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi badan si burung besi.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), evakuasi bangkai pesawat Boeing 737-800 itu dilakukan menggunakan crane berwarna kuning.

    Berdasarkan pantauan di lokasi Bandara Udara Internasional Muan, Korea Selatan, bagian pesawat yang sudah gosong terlihat mulai diangkat. Bagian itu terlihat seperti bagian dari mesin pesawat.

    “Hari ini, kita mengangkat bagian ekor pesawat,” kata kepala investigasi dari kepolisian provinsi Jeolla Selatan, Na Won-ho, kepada wartawan dalam konferensi pers.

    “Kami berharap ada banyak sisa-sisa yang ditemukan dari bagian ini,” imbuh Na.

    “Agar semua bisa lengkap dan agar kita mendapatkan hasilnya, kita harus menunggu sampai besok,” ujarnya.

    Lokasi kecelakaan ada di dekat bangunan pelokalisir, yakni berwujud bangunan beton dengan susunan antena di atasnya, sebut saja semacam tembok beton. Tembok beton inilah yang menjadi sorotan karena pesawat nahas itu meledak usai menabrak tembok beton ini.

    (dnu/dnu)

  • Presiden Korsel Batal Ditangkap Hari Ini

    Presiden Korsel Batal Ditangkap Hari Ini

    Jakarta

    Penyidik Korea Selatan (Korsel) membatalkan upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol. Pembatalan ini disampaikan langsung Kantor Investigasi Korupsi atau Corruption Investigation Office (CIO).

    “Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, diputuskan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin untuk dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung,” ujar CIO dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    “Kekhawatiran terhadap keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi,” imbuhnya.

    Penyidik dan Jaksa Dihadang

    Sebelumnya, penyidik disebut berhasil memasuki kediaman Presiden Yoon Suk Yeol usai melewati barikade keamanan yang super ketat. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    “Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk,” ujar kantor berita Yonhap dalam laporan AFP.

    Dalam laporan AFP, suasana di sekitar kediaman Yoon sangat ramai. Belasan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berbaris di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    Yoon disebut telah mengurung diri di dalam kediamannya sejak pengadilan menyetujui surat perintah penahanannya awal pekan ini, dan bersumpah untuk “melawan” pihak berwenang yang berusaha menginterogasinya atas upaya darurat militer yang gagal.

    Lihat Video ‘Eks Presiden Yoon Suk Yeol Dijemput Paksa Tim Penyidik’:

    (zap/imk)

  • Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Jakarta

    Kepolisian Provinsi Jeonnam Korea Selatan kembali melakukan penggeledahan dan penyitaan di kantor Bandara International Muan. Penggeledahan itu untuk mengamankan sejumlah materi terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Jumat (3/1/2025), sebelumnya polisi mengirim sekitar 30 penyidik untuk menggeledah kantor Jeju Air di Seoul dan kantor Muan dari Kantor Penerbangan Regional Busan Kamis (2/1) kemarin pada pukul 9 pagi. Penggeledahan itu selesai pada pukul 2 siang dan 7 malam di hari yang sama.

    Polisi mengamankan sejumlah bukti yang terkait dengan keabsahan localizer bandara, dinding beton yang menampung susunan antena yang terletak di dekat landasan pacu pada saat itu, serta rekaman komunikasi antara menara kontrol dan pilot sesaat sebelum pesawat jatuh.

    Polisi juga berupaya mengamankan kamera pengawas di dekat landasan pacu, dan rekaman yang terkait dengan pengoperasian dan perawatan pesawat yang dimaksud.

    “Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian,” kata para pejabat.

    Diketahui, Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang tewas dan 2 orang selamat akibat insiden itu.

    Dua awak pesawat, yang duduk di bagian ekor Boeing 737-800, berhasil diselamatkan hidup-hidup oleh tim penyelamat. Seorang pejabat kementerian transportasi mengatakan salah satu dari korban selamat masih dalam kondisi kritis dan yang lainnya dirawat karena luka-luka.

    (yld/imk)

  • Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) menilai Korea Selatan (Korsel) sedang kacau alias kaos. Menurut Korut, perpolitikan Korsel sedang lumpuh di tengah penangkapan untuk Presiden Korsel yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), komentar Korut soal Korsel lewat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) seperti ini sangat jarang ada. Komentar dalam berita itu tanpa disertai kutipan pejabat.

    “Di negara boneka Korea Selatan, pemakzulan yang belum pernah terjadi sebelumnya kini telah digulirkan menyusul peristiwa darurat militer pada 3 Desember,” tulis KCNA.

    Media Korut memang sering menyebut Korsel sebagai ‘negara boneka’. Maksud dari istilah propaganda rezim komunis itu, Korsel adalah bonekanya Amerika Serikat (AS).

    “Surat perintah penangkapan telah diterbitkan terhadap Presiden, melumpuhkan jalannya pemerintahan dan memperparah kekacauan sosial dan politik,” tulis KCNA.

    “Media asing telah mengkritik bahwa Korea Selatan telah terjerembab ke dalam badai politik,” tulis KCNA.

    Keterangan dari kantor berita Korut KCNA tersebut diterbitkan oleh surat kabar Korut Rodong Sinmun. Kantor berita Korsel, Yonhap, menilai hal itu sebagai upaya yang jelas untuk menekankan soal ‘perbandingan stabilitas negara’ antara negara demokrasi Korsel dengan negara komunis (meskipun bernama ‘Republik Demokratik’) Korut.

    Soal perkembangan penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, para penyelidik memasuki kediaman presidennya pada Jumat (3/1/2024) pagi tadi dalam upaya untuk melaksanakan surat perintah penangkapan tetapi terlibat dalam kebuntuan dengan pengawal keamanannya.

    (dnu/dnu)

  • Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Pesawat kecil dilaporkan menabrak sebuah gedung komersial di California. Akibat peristiwa ini, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan 18 orang lainnya mengalami luka.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), kecelakaan itu terjadi pada sore hari di dekat Bandara Kota Fullerton di Los Angeles bagian tenggara. Belum diketahui penyebab kecelakaan pesawat ini.

    “Ada dua korban jiwa yang terkonfirmasi,” kata polisi Fullerton.

    Selain itu, 10 orang dirawat di rumah sakit dan delapan lainnya dirawat di lokasi kejadian.

    Terkait korban tewas, seorang petugas polisi di Stasiun KTLA mengatakan petugas hingga kini belum mengetahui korban tewas itu apakah penumpang pesawat atau pekerja di gedung tempat jatuhnya pesawat.

    Administrasi Penerbangan Federal (FAA) kini telah membuka penyelidikan tentang jatuhnya pesawat itu. Pesawat itu diketahui Van RV-10 bermesin tunggal, model kecil dengan empat kursi.

    Dalam tayangan televisi, lokasi tempat jatuhnya pesawat sangat kacau. Ada lubang besar di atap gedung dan asap mengepul.

    (zap/imk)