Category: Detik.com Internasional

  • Gencatan Senjata Gaza Berkat Trump-Utusannya

    Gencatan Senjata Gaza Berkat Trump-Utusannya

    Gaza City

    Kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza telah disepakati oleh Israel dan Hamas, yang akan dimulai pada Minggu (19/1) besok. Seorang pejabat senior Hamas menyebut kesepakatan itu tidak akan terwujud tanpa campur tangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan utusannya, Steve Witkoff.

    Pujian untuk Trump itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (18/1/2025), disampaikan oleh Kepala Hubungan Politik dan Hubungan Internasional Hamas, Basem Naim, dalam wawancara eksklusif dengan Al Arabiya News pada Jumat (17/1) waktu setempat.

    “Saya tidak dapat membayangkan bahwa hal ini dapat terjadi tanpa tekanan dari pemerintahan yang akan datang yang dipimpin oleh Presiden Trump, karena utusannya untuk kawasan ini, Bapak Witkoff, telah berada di sini selama beberapa hari terakhir,” ucap Naim.

    “Dia (Witkoff) memperhatikan semua detail dan hambatan, dan memberikan tekanan, terutama terhadap pemerintah Israel,” ujarnya.

    Naim juga mengatakan bahwa penundaan selama berbulan-bulan dalam mencapai kesepakatan dengan Israel disebabkan oleh keengganan dan “dukungan tak tergoyahkan” kepada Israel oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang disebutnya “terlibat”.

    “Saya meyakini sebagian besar penundaan selama beberapa bulan terakhir ini disebabkan oleh keengganan, mungkin keterlibatan, pemerintahan Biden, dan dukungan tak tergoyahkan yang tidak terbatas kepada pemerintah Israel, untuk perang melawan Palestina, untuk investasi berkelanjutan dalam perang ini secara militer, secara diplomatik, dan secara politik,” sebut Naim dalam tudingannya.

    Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel diumumkan oleh para mediator, yang terdiri atas Qatar, Mesir dan AS, pada Rabu (15/1) waktu setempat.

  • Pelantikan Trump Digelar Indoor Gegara Cuaca Dingin, Pertama dalam 40 Tahun

    Pelantikan Trump Digelar Indoor Gegara Cuaca Dingin, Pertama dalam 40 Tahun

    Terakhir kali pelantikan Presiden AS dipindahkan ke dalam ruangan karena cuaca yang sangat dingin terjadi tahun 1985 silam, ketika pelantikan kedua Presiden Donald Reagan. Suhu dingin pada saat itu menurun drastis hingga ke minus 23 derajat Celsius hingga minus 29 derajat Celsius.

    Perkiraan suhu di Washington DC pada Senin (20/1) mendatang adalah sekitar minus 7 derajat Celsius ketika waktu pelantikan Trump. Diperkirakan udara akan terasa lebih dingin lagi dengan adanya angin dingin.

    Dengan pelantikan digelar di dalam ruangan, Trump mengatakan para pendukungnya dapat menyaksikan seremoni tersebut via layar besar yang disediakan di dalam Capital One Arena, sebuah arena basket dan hoki profesional di pusat kota Washington DC yang mampu menampung 20.000 orang.

    Dikatakan juga oleh Trump bahwa parade kepresidenan, yang seharusnya melibatkan marching band dan kelompok-kelompok lainnya yang berjalan di Pennsylvania Avenue hingga ke Gedung Putih, akan dialihkan ke Capital One Arena.

    Belum diketahui secara jelas bagaimana parade kepresidenan akan digelar di dalam arena olahraga tersebut. Trump mengatakan dirinya akan bergabung dengan kerumunan orang yang berkumpul di Capital One Arena setelah dilantik.

    Sementara itu, di sisi lain, perubahan lokasi pelantikan ini berarti tidak akan ada perbandingan jumlah orang yang hadir dalam pelantikan Trump dengan pelantikan sebelumnya.

    Setelah pelantikan periode pertamanya tahun 2017 lalu, Trump marah dengan laporan media yang menyebut jumlah orang yang hadir di National Mall — taman lanskap yang menghadap Gedung Capitol — jauh lebih sedikit dibandingkan pelantikan periode pertama Presiden Barack Obama tahun 2009.

    (nvc/idh)

  • Bagaimana Masa Depan Tawanan Perang Korut di Ukraina?

    Bagaimana Masa Depan Tawanan Perang Korut di Ukraina?

    Kyiv

    Ukraina, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan menuduh Korea Utara menyediakan lebih dari 10.000 tentara untuk berperang melawan Ukraina. Pasukan Korea Utara disebut tengah bertempur di wilayah Kursk, mengenakan seragam Rusia dan menggunakan senjata Rusia, menurut kantor berita Jerman, dpa.

    Ukraina mengumumkan telah menangkap dua tentara Korea Utara selama akhir pekan lalu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperkirakan akan ada lebih banyak tawanan perang dari Korea Utara.

    “Hanya masalah waktu sebelum pasukan kita berhasil menangkap yang lain,” tulis Zelenskyy di X.

    “Tidak boleh ada keraguan di dunia bahwa tentara Rusia bergantung pada bantuan militer dari Korea Utara.”

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Kyiv siap menyerahkan tawanan perang tersebut kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un jika ia mengatur pembebasan tawanan perang Ukraina yang ditahan oleh Rusia.

    Hingga berita ini diturunkan, baik Korea Utara maupun Rusia belum pernah mengonfirmasi bahwa ada pasukan Pyongyang yang berperang melawan Ukraina.

    Opsi untuk tawanan perang dari Korea Utara

    “Kedua pria ini, dan warga Korea Utara lainnya yang ditangkap, punya tiga pilihan,” kata Chun In-bum, pensiunan letnan jenderal di Angkatan Darat Republik Korea dan sekarang menjadi peneliti senior di National Institute for Deterrence Studies, AS.

    “Mereka dapat meminta untuk dipulangkan ke Korea Utara, mereka dapat tinggal di Ukraina, atau mereka dapat meminta untuk pergi ke negara ketiga,” ujarnya.

    Zelenskyy merilis rekaman video yang dimaksudkan untuk memperlihatkan tawanan perang itu tengah diinterogasi. Salah satu prajurit terdengar berbicara kepada seorang pejabat Ukraina melalui seorang penerjemah, mengatakan bahwa dia tidak tahu akan berperang dengan Ukraina dan bahwa komandannya “mengatakan kepadanya bahwa itu hanya latihan,” kantor berita AFP melaporkan.

    Dalam komentar terjemahan yang dikutip AFP, salah satu pria tersebut mengatakan ingin kembali ke Korea Utara. Yang lain mengatakan akan melakukan apa yang diperintahkan, tetapi jika diberi kesempatan, ingin tinggal di Ukraina.

    Pembahasan saat ini sedang berlangsung dengan diplomat Korea Selatan untuk menguraikan kemungkinan konsekuensi dari kepulangan mereka ke Korea Utara.

    “Mereka akan langsung dieksekusi,” kata Chun kepada DW.

    “Bagi rezim Korea Utara, pertimbangan utamanya adalah kerahasiaan. Fakta bahwa orang-orang ini menyerah, alih-alih bunuh diri, seperti yang ditunjukkan dokumen-dokumen yang telah disita oleh Ukraina, berarti mereka gagal mengikuti perintah,” katanya.

    Korban tewas dari tentara Korea Utara meningkat

    Badan intelijen Korea Selatan, yang bekerja sama dengan pemerintah Ukraina, memperkirakan bahwa sedikitnya 300 tentara Korea Utara yang diterjunkan ke konflik tersebut telah tewas dan 2.700 lainnya terluka.

    Toshimitsu Shigemura, profesor yang khusus mengamati kepemimpinan Korea Utara di Universitas Waseda Tokyo, juga yakin bahwa rezim di Pyongyang tidak akan mengizinkan orang-orang tersebut untuk kembali ke Korut, dan bahwa mereka berpotensi menceritakan apa yang mereka alami.

    “Saya pikir hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan dibunuh, meskipun ada kemungkinan mereka akan dijebloskan ke penjara, yang pada dasarnya merupakan hukuman mati,” katanya kepada DW.

    Ia menambahkan bahwa sangat disayangkan wajah para pria tersebut ditampilkan di media sosial.

    “Apakah mereka memilih untuk kembali atau tidak, pihak berwenang di Korea Utara tidak ingin berita tentang apa yang telah terjadi di Rusia diteruskan ke seluruh penduduk.”

    Shigemura yakin bahwa keputusan Kim untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina adalah sebuah kesalahan karena hampir mustahil untuk meredakan rumor tentang ini. Ada kemungkinan juga, katanya, bahwa Putin tidak mengatakan risiko sebenarnya akan bahaya jika terlibat dalam operasi tersebut.

    Beberapa laporan media menunjukkan bahwa Rusia mengerahkan pasukan Korea Utara yang bersenjata ringan dan kurang terlatih dalam serangan mendadak terhadap posisi Ukraina yang telah dipersiapkan, dan menempatkan pasukan Rusia sebagai cadangan.

    Chun yakin kedua tahanan itu, serta kemungkinan yang akan ditahan nantinya, akan “melakukan hal yang bijaksana dan pergi ke Korea Selatan…. Apa pun yang terjadi, ini adalah tragedi,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

  • PM Thailand Hampir Kegocek AI Tiru Suara Pemimpin Negara ASEAN

    PM Thailand Hampir Kegocek AI Tiru Suara Pemimpin Negara ASEAN

    Jakarta

    Kecerdasan buatan (AI) yang meniru suara pemimpin negara ASEAN hampir saja membuat Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra terkecoh. Suara tiruan pemimpin negara ASEAN itu mencoba meminta sumbangan.

    Dilansir BBC, Jumat (17/1/2025), Paetongtarn mengaku menjadi sasaran sekelompok penipu yang menggunakan AI untuk meniru suara seorang pemimpin negara ASEAN. Penipu tersebut mencoba meminta sumbangan atas nama negaranya.

    Paetongtarn mengatakan penipu tersebut awalnya mengirimi klip suara melalui aplikasi obrolan. Menurut Paetongtarn, ia menanggapi melalui pesan teks. Penipu tersebut membalas dengan mengatakan bahwa ia akan menghubunginya nanti.

    “Suaranya sangat jelas dan saya langsung mengenalinya. Mereka mengirim klip suara, isinya mengatakan semacam: ‘Apa kabar? Saya ingin bekerja sama’ dan seterusnya,” kata Paetongtarn tanpa mengungkap suara pemimpin negara ASEAN mana yang dipalsukan.

    Sang penipu kemudian menelepon Paetongtarn pada pukul 11 malam melalui aplikasi yang sama. Namun, ia tidak menjawab panggilan itu karena sedang tidur.

    Keesokan paginya, kata perdana menteri Thailand tersebut, dirinya mendapat panggilan tak terjawab. Dia lantas mengirim permintaan maaf, meminta penipu itu meneleponnya kembali pada waktu tertentu.

    Paetongtarn Sadar Diincar Penipu

    Foto: Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra (AP/Sakchai Lalit).

    Penipu itu kemudian mengiriminya klip suara lain yang meminta sumbangan, dengan klaim palsu bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum menyumbang. Barulah, Paetongtarn menyadari bahwa dia diincar oleh penipu.

    Dia kemudian memerintahkan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital, Prasert Chantararuangthong, yang merangkap sebagai Wakil PM, untuk melakukan penyelidikan.

    “Pesan suara ini membuat saya sadar bahwa saya ditipu. Nomor rekening bank yang diberikan juga bukan milik negara tetangga,” kata Paetongtarn sebagaimana dikutip the Straits Times.

    Paetongtarn menduga penipu itu mendapatkan kontaknya dari seseorang yang dekat dengannya yang telah menjadi korban geng penipu.

    Dia mengingatkan semua orang untuk waspada terhadap penipuan yang digerakkan oleh AI.

    “Saya ingin mengingatkan semua orang untuk berhati-hati saat menerima pesan suara atau panggilan, meskipun itu tampak asli,” katanya.

    Tonton juga Video: Kenalan dengan Romi Yuk, Robot AI yang Bantu Cegah Depresi

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)

  • Menlu Israel Pilih Dukung Keputusan Gencatan Senjata di Gaza

    Menlu Israel Pilih Dukung Keputusan Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Kabinet pemerintahan Israel akan menggelar rapat pemungutan suara terkait rencana gencatan senjata di Gaza. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengaku memilih untuk mendukung gencatan senjata.

    Dilansir CNN, Sabtu (18/1/2025), pernyataan itu disampaikan Sa’ar dalam unggahan di akun Facebook miliknya. Sa’ar dan Ze’ev Elkin dari Kementerian Keuangan menjadi pejabat Israel yang secara terbuka menyampaikan dukungan terhadap rencana gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

    Rapat kabinet Israel ini dilakukan pada Jumat (17/1) malam waktu setempat. Belum diketahui hasil akhir dari pemungutan suara tersebut.

    Sejauh ini Menteri Keamanan Nasional Israel dari partai sayap kanan, Itamar Ben Gvir, mengancam akan menarik dukungan partainya terhadap koalisi pemerintahan Benjamin Netanyahu jika gencatan senjata di Gaza disetujui.

    Sa’ar mengakui mendapatkan banyak kritik atas sikap politiknya saat ini. Namun, ia menilai gencatan senjata di Gaza dilakukan untuk membebaskan warga Israel yang ditahan oleh Hamas.

    “Tanggung jawab bersama di antara rakyat Israel mengharuskan kita mengambil keputusan sulit ini,” tulis Sa’ar.

    Sa’ar juga menulis pandangannya mengenai kerja sama yang akan terjalin dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Dia yakin kesepakatan gencatan senjata di Gaza akan didukung penuh pemerintahan Trump.

    (ygs/ygs)

  • Eks Pejabat CIA Dihukum 20 Tahun Bui Usai Bocorkan Rencana Israel Serang Iran

    Eks Pejabat CIA Dihukum 20 Tahun Bui Usai Bocorkan Rencana Israel Serang Iran

    Jakarta

    Mantan pejabat CIA, Asif Rahman (34), terancam hukuman 20 tahun penjara atas penyebaran informasi rahasia. Dia diduga membocorkan dokumen intelijen Amerika Serikat soal rencana serangan balasan tentara Israel ke Iran.

    Dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025), Asif Rahman bekerja untuk CIA sejak tahun 2016. Dia lalu ditangkap oleh FBI di Kamboja pada November 2024.

    Rahman menghadapi hukuman 20 tahun penjara setelah mengaku bersalah di pengadilan federal di Virginia atas dua tuduhan penyimpanan dan transmisi informasi pertahanan nasional yang disengaja.

    Menurut pengajuan pengadilan, Rahman, pada tanggal 17 Oktober 2024, mencetak dua dokumen rahasia mengenai ‘sekutu asing Amerika Serikat dan rencana tindakannya terhadap musuh asing’.

    “Dia memotret dokumen-dokumen itu dan menggunakan program komputer untuk mengedit gambar-gambar itu sebagai “upaya menyembunyikan sumbernya dan menghapus aktivitasnya,” bunyi keterangan di pengadilan.

    Rahman kemudian mengirimkan dokumen-dokumen itu kepada “beberapa orang yang dia tahu tidak berhak menerimanya” sebelum merobek-robeknya di tempat kerja.

    “Rahman juga menghancurkan beberapa perangkat elektronik, termasuk perangkat seluler pribadi dan router internet yang dia gunakan untuk mengirimkan informasi rahasia,” kata pengajuan pengadilan tersebut.

    Iran diketahui melepaskan hampir 200 rudal balistik ke Israel pada tanggal 1 Oktober 2024 sebagai pembalasan atas pembunuhan tokoh senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah yang didukung Teheran.

    Israel membalas dengan gelombang serangan terhadap sasaran militer di Iran pada akhir Oktober.

    Menurut The Washington Post, dokumen-dokumen tersebut, yang dihasilkan oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional AS, menggambarkan latihan penerbangan dan pergerakan amunisi di lapangan terbang Israel. Kebocoran itu menyebabkan para pejabat Israel menunda serangan balasan mereka.

    “Tuan Rahman mengkhianati kepercayaan rakyat Amerika dengan secara tidak sah membagikan informasi rahasia pertahanan nasional yang dia bersumpah untuk melindunginya,” kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen dalam sebuah pernyataan.

    (ygs/ygs)

  • Kabinet Israel Akan Voting Hari Ini, AS Yakin Gencatan Senjata Tetap Lanjut

    Kabinet Israel Akan Voting Hari Ini, AS Yakin Gencatan Senjata Tetap Lanjut

    Jakarta

    Kabinet Israel dijadwalkan bertemu hari ini untuk memberikan suara mengenai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza, menurut seorang pejabat Israel. Amerika Serikat (AS) yakin kesepakatan gencatan senjata di Gaza berlanjut.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2025), ketika ditanya apakah kabinet akan bertemu pada Jumat (17/1) untuk memberikan suara mengenai kesepakatan tersebut, pejabat tersebut berkata: “Ya”.

    Ketika para menteri mempertimbangkan apakah akan menyetujui kesepakatan yang rapuh tersebut, serangan baru Israel menewaskan puluhan orang, kata penyelamat Gaza pada Kamis (16/1), dan militer Israel melaporkan telah menyerang sekitar 50 target di seluruh wilayah tersebut selama sehari terakhir.

    Setidaknya dua anggota kabinet telah menyuarakan penentangan terhadap gencatan senjata tersebut, dengan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan partainya akan keluar dari pemerintahan–tetapi tidak dari koalisi yang berkuasa–jika menyetujui kesepakatan yang “tidak bertanggung jawab” tersebut.

    Gencatan senjata, yang diumumkan oleh mediator Qatar dan Amerika Serikat pada Rabu (15/1), akan dimulai pada Minggu (19/1)dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, setelah itu persyaratan untuk mengakhiri perang secara permanen akan dirampungkan.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Hamas pada Kamis (16/1) mengingkari “sebagian dari perjanjian… untuk memeras konsesi pada menit-menit terakhir”, dan berjanji untuk menunda pemungutan suara kabinet hingga masalah tersebut ditangani.

    Namun seorang pejabat Israel kemudian mengatakan bahwa kabinet akan bertemu pada Jumat (17/1) untuk memutuskan kesepakatan tersebut. Anggota biro politik Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan “tidak ada dasar” untuk tuduhan Israel.

    “Saya yakin, dan saya sepenuhnya berharap bahwa implementasi akan dimulai, seperti yang kami katakan, pada hari Minggu,” katanya.

    (rfs/rfs)

  • Hamas Bantah Tuduhan Netanyahu Ingkari Kesepakatan Gencatan Senjata

    Hamas Bantah Tuduhan Netanyahu Ingkari Kesepakatan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Dua pemimpin Hamas membantah tuduhan Israel bahwa kelompok Palestina itu mengingkari unsur-unsur kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya. Media Israel mengatakan pengesahan perjanjian oleh pemerintah mungkin tertunda sebagian karena ketidaksepakatan dalam koalisi yang berkuasa.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (16/1/2024), dua anggota biro politik Hamas menolak pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu yang mengatakan kelompok itu mengingkari unsur-unsur kesepakatan untuk “memeras konsesi pada menit-menit terakhir”.

    “Tidak ada dasar bagi klaim Netanyahu tentang gerakan yang mengingkari ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata,” kata pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, kepada AFP.

    Anggota biro politik lainnya, Izzat al-Rishq, mengatakan secara terpisah dalam sebuah pernyataan: “Hamas berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, yang diumumkan oleh para mediator.”

    Kantor Netanyahu sebelumnya mengatakan kabinet Israel tidak akan bersidang untuk memberikan suara pada kesepakatan itu sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua unsur kesepakatan.

    Kesepakatan tersebut, yang dicapai setelah berbulan-bulan negosiasi berakhir gagal, dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

    Pada tengah malam Rabu (15/1) waktu setempat, kantor Netanyahu mengatakan bahwa “rincian akhir” masih dinegosiasikan dan bahwa perdana menteri tidak akan berkomentar sampai kesepakatan penuh disetujui.

    Mengutip sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut, penyiar publik Kan mengatakan bahwa Netanyahu ingin melindungi integritas pemerintahannya tetapi Smotrich menghadirkan “ancaman nyata”.

    Pada Rabu (15/1), Smotrich menyebutnya sebagai “kesepakatan berbahaya” bagi keamanan Israel. Partai Smotrich, Zionisme Religius, pada Kamis (16/1) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka mendukung menteri keuangan dan “sangat menentang kesepakatan tersebut”.

    Perjanjian gencatan senjata diharapkan dapat menghentikan perang yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, dengan para mediator mengatakan bahwa perjanjian ini melibatkan tiga tahap.

    Pada tahap pertama, gencatan senjata akan dimulai pada Minggu (19/1) dan 33 sandera akan ditukar dengan 1.000 tahanan Palestina selama 42 hari, sementara bantuan untuk Jalur Gaza yang hancur akan meningkat.

    (rfs/eva)

  • Paus Fransiskus Alami Memar Usai Terjatuh di Santa Marta Vatikan

    Paus Fransiskus Alami Memar Usai Terjatuh di Santa Marta Vatikan

    Jakarta

    Paus Fransiskus dikabarkan terjatuh di kediamannya di Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengalami memar di bagian bawah lengan kanan.

    Dilansir AFP, Kamis (16/1/2025), kabar Paus Fransiskus terjatuh itu diungkap lewat pernyataan resmi Vatikan. Paus Fransiskus tidak mengalami patah tulang.

    “Pagi ini, akibat terjatuh di kediaman Santa Marta, Paus Fransiskus mengalami memar di lengan bawah kanannya, tanpa patah tulang. Lengannya dilumpuhkan sebagai tindakan pencegahan,” demikian pernyataan tersebut.

    Peristiwa ini kali kedua Paus Fransiskus terjatuh. Pada bulan Desember 2024 lalu, pria Argentina itu mengalami memar besar di rahang kanannya akibat terjatuh dari tempat tidurnya.

    Usai kejadian pertama itu, Paus, yang mengambil alih jabatan sebagai kepala Gereja Katolik pada tahun 2013, menderita masalah kesehatan yang berulang, mulai dari nyeri di lutut dan pinggul hingga berbagai episode bronkitis baru-baru ini, dan telah bergantung pada kursi roda sejak tahun 2022.

    Di tengah kondisi kesehatannya itu, Paus tetap melakukan perjalanan apolistiknya di tahun 2024. Paus melakukan rangkaian lawatan ke empat negara Asia Tenggara pada September 2024. Kegiatan itu merupakan perjalanan terpanjang selama ia menjabat sebagai Paus.

    (eva/ygs)

  • Sorak Sorai Warga Sambut Gencatan Senjata di Gaza

    Sorak Sorai Warga Sambut Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina. Warga Gaza dan Israel menyambut kesepakatan ini dengan suka cita.

    Gencatan senjata itu akan dimulai pada 19 Januari. “Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada 19 Januari,” ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman dilansir Reuters, Kamis (16/1/2025).

    Tahap pertama gencatan senjata ini, dimulai dengan penyaluran bantuan kemanusiaan ke seluruh Gaza. Selain itu, 33 tawanan Israel akan dibebaskan.

    “Kami tidak akan pernah menyerah terhadap rakyat Gaza,” sambungnya.

    Ia berharap gencatan senjata ini bisa permanen. Sehingga, perang bisa diakhiri.

    Diketahui, Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa 251 orang kembali ke Gaza sebagai sandera.

    Serangan tersebut memicu serangan besar-besaran Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut badan kesehatan yang dikelola Hamas Kementerian.

    Menurut penelitian BBC Verify, 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, dan 34 orang di antaranya diduga tewas.

    Warga Bersuka Cita

    Perayaan gencatan senjata di Gaza. (AFP/Reuters)

    Dilansir AFP, Kamis (16/1/2025), wartawan AFP melihat kerumunan orang berpelukan. Mereka turut mengambil foto bersama merayakan pengumuman penting tersebut.

    “Saya tidak percaya mimpi buruk yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini akhirnya akan segera berakhir. Kami telah kehilangan begitu banyak orang, kami kehilangan segalanya,” kata warga Palestina bernama Randa Sameeh.

    “Kami perlu banyak istirahat. Segera setelah gencatan senjata dimulai, saya akan pergi ke pemakaman untuk mengunjungi saudara laki-laki dan anggota keluarga saya. Kami menguburkan mereka di pemakaman Deir el-Balah tanpa kuburan yang layak. Kami akan membangun kuburan baru untuk mereka dan menulis surat untuk mereka,” lanjutnya.

    Di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, ratusan warga Palestina berkumpul untuk bernyanyi. Mereka juga mengibarkan bendera Palestina, menurut rekaman AFPTV.

    Sebuah ambulans terlihat menerobos kerumunan untuk mencapai rumah sakit. Teriakan “Allahu Akbar” menggema.

    Anak-anak kecil, sebagian terlihat bingung, juga berkumpul di luar rumah sakit. Mereka berlarian di antara orang dewasa.

    Sekelompok anak laki-laki di tengah kerumunan menyanyikan lagu soal perlawanan. Sejumlah orang dewasa merekam momen itu dari ponsel masing-masing.

    Rincian Perjanjian

    Warga Gaza merayakan kesepakatan gencatan senjata. DW (News)

    Dilansir Al Arabiya News, Kamis (16/1/2025), kesepakatan itu berlaku selama enam minggu. Lalu, apa saja yang ada dalam perjanjian gencatan senjata antara kelompok militan Palestina, Hamas, dengan Israel itu?

    Berikut rinciannya:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel disebut akan membebaskan 30 tahanan Palestina sebagai ganti setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun akan dibebaskan terlebih dahulu. Dengan demikian, 33 warga Israel akan dibebaskan dalam 42 hari pertama sejak perjanjian tersebut ditandatangani.

    Menurut sumber Al Arabiya, jumlah warga Palestina yang ditahan Israel mencapai 1.650 orang. Lebih lanjut, warga yang mengungsi dari Gaza Utara dapat kembali mulai 22 Januari.

    2. Penarikan Pasukan Israel dari Koridor Philadelphi

    Dalam perjanjian ini, Israel mengatakan akan menarik pasukannya secara bertahap dari koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Sumber Al Arabiya mengatakan Israel menginginkan peran pengawasan di Philadelphi yang kemudian ditolak Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata. Kemudian digantikan dengan permintaan Israel agar memiliki perwakilan permanen di penyebrangan Rafah.

    Kantor PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan Hamas telah mengajukan permintaan di menit terakhir untuk mengubah penempatan pasukan Israel di koridor yang membentang di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.

    “Karena desakan kuat dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Hamas membatalkan permintaannya pada menit-menit terakhir untuk mengubah penempatan pasukan [militer Israel] di Koridor Philadelphi,” kantor Netanyahu menambahkan.

    3. Negoisasi Tahap 2

    Perundingan untuk perjanjian tahap kedua akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata. Fase ini akan mencakup pembebasan seluruh sandera yang tersisa dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan untuk Gaza
    Kemudian dalam perjanjian juga dibahas mengenai perbantuan Gaza. Diketahui, pasukan Israel kerap menghadang bantuan untuk warga Gaza.

    Enam ratus truk bantuan kemanusiaan disebut akan memasuki Gaza setiap hari selama enam minggu gencatan senjata. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata “sangat penting” untuk menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan ketika ia menyambut baik kesepakatan tersebut.

    Sumber mengatakan penyeberangan Rafah diperkirakan akan dibuka mulai 16 Januari.

    Halaman 2 dari 3

    (aik/aik)