Category: Detik.com Internasional

  • Netanyahu Tunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Israel

    Netanyahu Tunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir Jadi Kepala Staf Militer Israel

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menunjuk Mayor Jenderal Eyal Zamir sebagai panglima militer baru Israel. Penunjukan Zamir dilakukan setelah komandan tertinggi sebelumnya, Letnan Jenderal Herzi Halevi mengundurkan diri pada bulan lalu.

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz malam ini telah menyetujui penunjukan Mayor Jenderal Eyal Zamir sebagai Kepala Staf IDF (militer Israel) berikutnya,” tulis keterangan kantor PM Israel dilansir AFP, Minggu (2/2/2025).

    Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF) atau militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang berkepanjangan di Jalur Gaza.

    Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis militer Israel, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (22/1/2025), Halevi mengatakan dirinya mundur dari jabatannya “karena mengakui tanggung jawab atas kegagalan (militer) pada 7 Oktober”.

    Halevi mengatakan dirinya pergi saat militer Israel mencapai “keberhasilan yang signifikan”, meskipun dirinya juga mengatakan bahwa “tidak semua” tujuan perang Israel telah tercapai.

    “Tujuan perang belum semuanya tercapai. Militer akan terus berjuang untuk menghancurkan Hamas dan kemampuan memerintahnya, memastikan kembalinya para sandera,” ucapnya.

    Dia menambahkan satu tujuan perang yang belum tercapai, yaitu memungkinkan warga Israel yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan militan untuk kembali ke rumah-rumah mereka.

    Mayor Jenderal Yaron Finkelman selaku Kepala Komando Militer Israel Zona Selatan, yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengundurkan diri.

    Pengunduran diri keduanya terjadi beberapa hari setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai pada Minggu (19/1) yang mengakhiri pertempuran sengit selama 15 bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Halevi, dalam pernyataannya, meminta untuk meninggalkan jabatannya secara resmi pada 6 Maret mendatang.

    “Sampai saat itu tiba, saya akan menyelesaikan penyelidikan mengenai peristiwa 7 Oktober dan memperkuat kesiapan (militer),” ujarnya.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Misteri Kerontokan Rambut Massal Menimpa Penduduk Desa di India

    Misteri Kerontokan Rambut Massal Menimpa Penduduk Desa di India

    New Delhi

    Warga 12 desa di Distrik Buldhana, Negara Bagian Maharashtra, India, dibuat bingung oleh insiden kerontokan rambut massal. Sejak Januari 2025, lebih dari 200 orang, termasuk anak-anak berusia empat tahun, telah melaporkan kerontokan rambut yang cepat dan tidak diketahui penyebabnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

    Dalam beberapa kasus, beberapa orang menjadi botak total. Fenomena ini membuat banyak orang khawatir, menyebabkan kepanikan, dan mendorong otoritas kesehatan India untuk menyelidiki penyebabnya.

    Anand (nama samaran), dari Desa Pahurjira adalah salah satu yang mengalami kebotakan. Rambutnya mulai rontok pada 31 Desember 2024. Dia kemudian pergi ke tempat pangkas rambut dan mencukurnya. Setelah itu, rambutnya tumbuh kembali, tetapi kemudian kerontokan rambut berlanjut.

    Menurut orang-orang yang mengalaminya, kasus misterius ini dimulai dengan rasa gatal di sekitar kulit kepala, yang segera diikuti oleh kerontokan rambut secara signifikan. Beberapa orang dapat menumbuhkan kembali rambutnya, tetapi penyebab pastinya belum dapat diketahui.

    Saat ini, Kementerian Ayush Kementerian Pengobatan Alternatif India menyediakan obat-obatan homeopati kepada pasien berdasarkan gejala yang mereka alami.

    Pemerintah, para ahli, dan Dewan Riset Medis India (ICMR) telah meluncurkan penyelidikan atas kemungkinan penyebab fenomena tersebut.

    Ilmuwan ICMR dari Bhopal, Chennai, Pune, dan Delhi, mengunjungi desa-desa yang terkena dampak dan mengumpulkan sampel rambut, kuku, darah, urine, dan sumber air setempat milik pasien. Sampel-sampel ini dianalisis di Sekolah Tinggi Kedokteran Pemerintah Akola.

    Dekan sekolah tinggi tersebut, Dr. Meenakshi Gajbhiye, mengatakan kepada BBC News Marathi: “Biopsi dan tes darah telah dengan jelas menunjukkan bahwa hal ini tidak disebabkan oleh infeksi jamur. Selain itu, hal ini tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit tertentu. Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan penyebab pasti dari masalah ini. Penelitian juga sedang dilakukan pada berbagai produk yang digunakan secara lokal dan sumber air.”

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Tim dari sekolah tinggi tersebut juga mengunjungi desa-desa tersebut.

    Dr. Amol Gite, seorang petugas kesehatan di Distrik Buldhana, mengatakan kepada BBC News Marathi: “Tidak dapat dipastikan bahwa ini adalah infeksi jamur karena kerontokan rambut yang begitu cepat biasanya tidak disebabkan infeksi jamur.”

    Kerontokan rambut dan diskriminasi

    Kerontokan rambut membuat sejumlah orang didiskriminasi (BBC)

    Kondisi ini telah menyebabkan diskriminasi terhadap penduduk desa yang terkena dampak.

    Ketika BBC berkunjung, beberapa anak laki-laki dan perempuan takut untuk maju dan berbicara.

    Pertemuan pernikahan telah dibatalkan, dan mereka yang mengalami kerontokan rambut telah dikucilkan dari kegiatan sosial. Beberapa siswa juga mengaku diejek di sekolah dan perguruan tinggi.

    Parvati (nama samaran), 55, mengatakan: “Rambut anak laki-laki saya telah rontok. Pembicaraan tentang pernikahannya telah berakhir.” Ia menambahkan: “Anak laki-laki saya tidak pernah tampil di depan siapa pun di desa.”

    Rambut Kaveri Dhalokar yang berusia 60 tahun dulunya cukup panjang sampai mencapai pinggangnya. Tetapi sekarang ia memiliki beberapa bercak botak di kepalanya.

    “Awalnya, sedikit rambut rontok,” katanya. “Lalu saya menyisir rambut saya, dan banyak rambut rontok. Ketika saya mencucinya, semuanya rontok. Rasanya tidak enak kehilangan begitu banyak rambut.”

    Kaveri Dhalokar mengumpulkan rambutnya yang rontok dan menaruhnya di kantong plastik (BBC)

    Dr Somesh Gupta, seorang dokter spesialis kulit di All India Institute of Medical Sciences Delhi (AIIMS) yang telah mengunjungi daerah tersebut, telah mencoba menenangkan warga yang khawatir tentang kerontokan rambut. Warga juga bertanya-tanya apakah kondisi tersebut menular.

    Dia mengatakan kepada BBC: “Mereka yang awalnya rambutnya rontok, rambutnya mulai tumbuh kembali. Saya rasa masalah ini tidak akan berlangsung lama. Rambut yang tumbuh kembali juga bagus.”

    Dia menambahkan: “Itu tampaknya bukan infeksi virus. Itu juga tampaknya tidak menular.”

    Dr Sheela Godbole, seorang ahli ICMR-National AIDS Research Institute, mengatakan: “Pasien harus berhati-hati saat menggunakan sampo dan minyak. Mereka juga harus menggunakan sisir mereka sendiri. Warga tidak perlu panik.”

    Sejak Januari 2025, lebih dari 100 orang, termasuk anak berusia empat tahun, mengalami kerontokan rambut secara tiba-tiba (BBC)

    Meskipun kerontokan rambut yang tidak dapat dijelaskan telah dilaporkan pada individu yang mengalami tingkat stres tinggi (seperti selama pandemi Covid-19, ketika banyak yang menderita kerontokan rambut sementara) tidak ada kasus yang terdokumentasi tentang wabah kerontokan rambut secara tiba-tiba seperti terjadi di Buldhana.

    Meskipun pencemaran lingkungan sering kali menjadi penyebab utama dalam kasus tersebut, para pejabat telah menerapkan berbagai tindakan, termasuk menguji sumber air dan memeriksa faktor lingkungan lainnya.

    Sampel air tanah dari desa-desa yang terkena dampak telah dianalisis. Pemerintah daerah telah menyarankan untuk mengklorinasi semua sumber air setempat sebagai tindakan pencegahan guna memastikan air aman untuk diminum.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas    
        Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas

    Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas Pria Bersenjata Serang Desa Minoritas Alawi di Suriah, 10 Orang Tewas

    Damaskus

    Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah desa yang dihuni warga etnis minoritas Alawi di Suriah, yang merupakan kelompok asal dari mantan Presiden Bashar al-Assad. Sedikitnya 10 orang tewas dalam penyerangan tersebut.

    Kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/2/2025), melaporkan bahwa penyerangan itu terjadi di desa Azrah pada Jumat (31/1) waktu setempat. Syrian Observatory menyebut penyerangan pria bersenjata itu sebagai “pembantaian”.

    “10 warga di desa Arzah, di pedesaan Hama bagian utara, yang dihuni oleh warga sekte Alawi tewas,” sebut Syrian Observatory dalam laporannya.

    Laporan Syrian Observatory, yang memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah, menyebut sekelompok pria bersenjata itu “mengetuk pintu rumah-rumah di desa tersebut dan menembaki orang-orang menggunakan pistol yang dilengkapi peredam suara” sebelum melarikan diri.

    Kepala Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, mengatakan seorang anak dan seorang wanita lanjut usia termasuk di antara korban tewas.

    Dia menyebut serangan pria bersenjata itu “memiliki ciri-ciri pembunuhan sektarian”.

    Surat kabar lokal, Al-Watan, yang mengutip sumber keamanan di Hama melaporkan bahwa pasukan keamanan Suriah “mengepung area Arzah untuk memburu para penjahat” di balik pembunuhan tersebut.

    Dilaporkan juga bahwa “para mantan perwira dan tentara” termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan tersebut.

    Meskipun ada jaminan dari penguasa baru Suriah yang menggulingkan rezim Assad pada Desember lalu, para anggota minoritas Alawi — sebuah cabang Islam Syiah — mengkhawatirkan adanya aksi pembalasan karena hubungan minoritas itu dengan klan keluarga Assad.

    Pada Jumat (31/1), pemerintah baru Suriah mengumumkan penangkapan sekutu Assad, Atif Najib, yang dituduh mendalangi penindakan keras di area Daraa, yang menjadi lokasi pemberontakan Suriah dimulai tahun 2011 lalu.

    Pemberontakan nasional itu ditumpas secara brutal oleh Assad, yang kemudian berkembang menjadi perang saudara yang menewaskan lebih dari setengah juta orang.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kegagalan Misi Afghanistan Jadi Pelajaran Penting bagi Jerman

    Kegagalan Misi Afghanistan Jadi Pelajaran Penting bagi Jerman

    Berlin

    Parlemen Jerman ingin mengetahui mengapa misi Bundeswehr selama 20 tahun di Afghanistan gagal, dan pelajaran apa yang dapat dipetik untuk misi-misi luar negeri lainnya.

    “Kita tidak boleh gagal lagi seperti yang kita alami di Afghanistan,” kata Schahina Gambir, anggota parlemen Partai Hijau berusia 23 tahun. Ia adalah anggota Komisi Angket parlemen Jerman, Bundestag, yang selama dua setengah tahun meneliti kegagalan misi internasional di Afghanistan.

    Dari sudut pandang Gambir, perempuan Afghanistan yang lahir di Kabul dan besar di Jerman, misi militer Jerman Bundeswehr di negara asalnya punya konsekuensi pahit: “Misi 20 tahun di Afghanistan adalah misi terbesar, termahal dengan korban terbanyak dalam sejarah (pascaperang Jerman).”

    Lima puluh sembilan tentara Bundeswehr tewas selama misi di Afghanistan, yang dipicu oleh serangan teroris 11 September 2001 di AS. Setelah penarikan pasukan Bundeswehar Agustus 2021, kelompok Islam radikal Taliban kembali berkuasa. Situasi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, telah memburuk secara dramatis sejak saat itu.

    “Komisi Angket yang dibentuk parlemen Jerman Bundestag, diberi mandat untuk menarik pelajaran dari Afghanistan untuk keterlibatan militer Jerman di masa depan,” kata Michael Mller, ketua komisi. Selain aspek militer, harus ditinjau juga peran bantuan kemanusiaan dan komitmen diplomatik yang, katanya.

    “Kita perlu melakukan evaluasi diri secara kritis,” kata Michael Mller dari Partai Sosial Demokrat SPD.

    Menyoroti situasi global saat ini, dia mengatakan koordinasi internasional yang lebih baik sangatlah penting. “Kita menyaksikan krisis dan perang. Kita semakin melihat dengan jelas bahwa Jerman juga akan diminta untuk memainkan peran aktif dalam krisis-krisis di masa mendatang,” jelasnya.

    Tidak ada strategi yang jelas untuk misi Afghanistan

    Dengan latar belakang misi Bundeswehr yang gagal di Afghanistan, laporan akhir komisi mencantumkan lebih dari 70 rekomendasi kepada para politisi.

    “Keterlibatan di masa depan memerlukan strategi yang dirumuskan dengan tujuan yang jelas, dapat diverifikasi, dan realistis, serta mendefinisikan efek yang diharapkan,” kata laporan itu.

    Komisi dan para ahli yang diwawancarai meyakini hampir tidak ada satu pun elemen ini yang dikembangkan untuk Afghanistan.

    Untuk misi masa depan di luar negeri, laporan tersebut merekomendasikan agar semua mitra yang terlibat mengembangkan gambaran umum tentang situasi, dan meningkatkan keterlibatan penduduk lokal. “Di negara penempatan, komunikasi harus disesuaikan dengan kelompok sasaran, dengan mempertimbangkan konteks budaya dan agama,” kata laporan itu.

    Salah satu saran adalah menyertakan informasi dari para ahli yang kembali dari daerah penempatan, serta dari pihak sekutu dan mitra dari masyarakat sipil.

    Komisi Angket juga menemukan, selama misi Jerman di Afghanistan tidak ada pertukaran pengalaman dan informasi yang cukup, karena hampir tidak ada koordinasi antara kementerian pemerintah.

    “Masing-masing kementerian mendorong proyeknya dengan komitmen besar, hanya dari perspektifnya sendiri,” kata Michael Mller.

    Meskipun berbagai kementerian melaksanakan proyeknya penuh semangat, tampaknya mereka melupakan gambaran yang lebih besar dari situasi di kawasan. Ada komunikasi yang tidak memadai oleh berbagai kementerian, termasuk pertahanan, pembangunan, urusan luar negeri, dan kementerian dalam negeri. Komisi Penyelidikan Afghanistan secara umum menyetujui penilaian Komisi Angket.

    Merkel akui misi di Afghanistan punya kekurangan serius

    Mantan Kanselir Angela Merkel adalah saksi terakhir yang diperiksa oleh Komisi Penyelidikan Afghanistan pada Desember 2024, dan dia mengakui kegagalan serius dalam misi itu.

    “Perbedaan budaya terasa lebih berat dari yang saya bayangkan,” kata Merkel pada saat itu. Pada saat yang sama, Merkel juga menyerukan, agar upaya kemanusiaan terus dilanjutkan bahkan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

    Komisi Angket juga memberikan rekomendasi serupa. Situasi sosial di Afghanistan saat ini sangat buruk. Meskipun tidak perlu membuka kedutaan di sana, ia mengatakan penting bagi Jerman untuk terlihat dengan personel di lapangan dalam proyek kemanusiaan.

    Namun Michal Mller mengatakan, itu merupakan tindakan yang sulit. “Tidak ada jalan keluar selain berunding dengan Taliban. Namun, tentu saja, kami tidak ingin terlibat dengan rezim ini,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hamas Bebaskan 1 Sandera Lagi, Berkewarganegaraan Israel-Amerika    
        Hamas Bebaskan 1 Sandera Lagi, Berkewarganegaraan Israel-Amerika

    Hamas Bebaskan 1 Sandera Lagi, Berkewarganegaraan Israel-Amerika Hamas Bebaskan 1 Sandera Lagi, Berkewarganegaraan Israel-Amerika

    Gaza City

    Kelompok Hamas membebaskan satu sandera Israel lainnya, yang juga berstatus warga negara Amerika Serikat (AS), di Jalur Gaza. Ini berarti sudah tiga sandera Israel yang dibebaskan Hamas sepanjang Sabtu (1/2) waktu setempat, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Sandera Israel-Amerika yang dibebaskan Hamas itu, seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (1/2/2025), diidentifikasi sebagai Keith Siegel yang berusia 65 tahun. Siegel menjadi sandera ketiga yang dibebaskan oleh Hamas di Jalur Gaza pada Sabtu (1/2) waktu setempat.

    Beberapa jam sebelumnya, Hamas membebaskan dua sandera lainnya — Ofer Kalderon dan Yarden Bibas — di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan. Kalderon disebut berkewarganegaraan ganda Israel-Prancis, sedangkan Bibas berkewarganegaraan Israel.

    Prosesi pembebasan kedua sandera itu, menurut laporan koresponden AFP, berlangsung cepat dan terorganisir dengan disaksikan sedikit orang. Kalderon dan Bibas kini telah berada di wilayah Israel setelah diserahkan oleh Hamas kepada pejabat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza.

    Sementara Siegel, berdasarkan laporan koresponden AFP, telah diserahkan oleh Hamas kepada tim ICRC dalam prosesi terpisah di area pelabuhan Gaza City.

    Bahkan dilaporkan jika para petempur Hamas sempat mengarak Siegel hingga ke atas sebuah panggung khusus yang dibangun di area pelabuhan, untuk semacam prosesi serah terima.

    Militer Israel, dalam pernyataan terbaru seperti dikutip AFP, menyebut Siegel telah menyeberangi perbatasan dan kini berada di wilayah Israel, setelah dibebaskan oleh Hamas. Disebutkan juga bahwa Siegel akan menjalani pemeriksaan medis.

    “Beberapa saat yang lalu, sandera sipil yang kembali, Keith Siegel, telah melintasi perbatasan ke wilayah Israel dengan didampingi oleh pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan pasukan ISA (dinas keamanan Israel),” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu (1/2) waktu setempat, yang ditukarkan dengan 183 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel pada hari yang sama.

    Pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (1/2) ini merupakan pertukaran kedua yang dilakukan sepanjang pekan ini, dan pertukaran keempat sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu.

    Prosesi pembebasan sandera pada Sabtu (1/2) ini berlangsung lancar tanpa adanya kekacauan seperti yang terjadi pada Kamis (30/1) kemarin, ketika para petempur Hamas berjuang keras melindungi sandera-sandera dari kerumunan massa di Jalur Gaza yang ingin menyaksikan pembebasan mereka.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir dan AS, total 33 sandera akan dibebaskan Hamas pada tahap pertama yang berlangsung 42 hari. Para sandera itu akan ditukarkan dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.

    Perundingan lanjutan untuk tahap kedua akan digelar mulai Senin (3/2) mendatang. Tahap selanjutnya diperkirakan akan membahas pembebasan sandera yang tersisa dan mencakup diskusi soal penghentian perang yang lebih permanen.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump: Black Hawk Terbang Terlalu Tinggi Saat Tabrak Pesawat Penumpang    
        Trump: Black Hawk Terbang Terlalu Tinggi Saat Tabrak Pesawat Penumpang

    Trump: Black Hawk Terbang Terlalu Tinggi Saat Tabrak Pesawat Penumpang Trump: Black Hawk Terbang Terlalu Tinggi Saat Tabrak Pesawat Penumpang

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengomentari tabrakan maut antara pesawat penumpang dan helikopter militer Black Hawk di Washington DC. Trump menyebut helikopter Black Hawk, yang dioperasikan Angkatan Darat AS itu, mengudara terlalu tinggi saat tabrakan terjadi.

    Pernyataan Trump yang disampaikan via media sosial Truth Social ini, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/2/2025), tampaknya menjadi pengungkapan besar mengenai penyelidikan insiden fatal tersebut, yang sedang berlangsung.

    Tidak ada korban selamat, atau sedikitnya 67 orang tewas, dalam tabrakan maut yang terjadi pada Rabu (29/1) malam waktu setempat.

    Helikopter militer AS biasanya mengudara pada rute bernama Route 4 yang ada di atas Sungai Potomac, dekat dengan Bandara Nasional Ronald Reagan di Washington DC. Demi alasan keamanan, ketinggian penerbangan helikopter dibatasi pada ketinggian 200 kaki atau sekitar 61 meter.

    “Helikopter Black Hawk terbang terlalu tinggi, sangat tinggi. Helikopter itu jauh di atas batasan 200 kaki. Itu tidak terlalu rumit untuk dipahami, bukan???” tulis Trump dalam postingan Truth Social pada Jumat (30/1) waktu setempat.

    Angkatan Darat AS belum memberikan tanggapan atas pernyataan Trump tersebut.

    Tabrakan maut, yang tercatat sebagai bencana penerbangan paling fatal di wilayah AS selama lebih dari dua dekade terakhir ini, masih diselidiki oleh otoritas transportasi federal. Seorang pejabat Angkatan Darat AS, yang enggan disebut namanya, menyerukan kehati-hatian dan kesabaran saat penyelidikan berlangsung.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth, dalam wawancara dengan Fox News, mengakui dugaan masalah ketinggian pada Black Hawk dalam insiden tersebut. Namun dia menyebut hal itu masih belum bisa disimpulkan.

    “Kita sedang menyelidiki ketinggian, dan presiden sudah jelas mengenai hal tersebut: seseorang berada pada ketinggian yang salah. Penyelidikan akan membantu kita dalam memahami hal tersebut. Apakah Black Hawk terbang terlalu tinggi, apakah berada pada jalurnya? Saat ini, kita belum mengetahuinya,” ucapnya.

    Hegseth dan Angkatan Darat AS menyebut tiga personel militer yang ada di dalam Black Hawk itu berpengalaman. Bahkan menurut Angkatan Darat AS, sang pilot instruktur yang ditunjuk menjadi pilot komando memiliki 1.000 jam terbang, sedangkan satu pilot lainnya memiliki 500 jam terbang.

    Personel militer ketiga merupakan kepala awak helikopter, yang biasanya duduk di kursi belakang.

    Helikopter Black Hawk yang terlibat dalam tabrakan maut itu berasal dari Batalion Penerbangan ke-12, yang bermarkas di Fort Belvoir, Virginia. Unit ini bertanggung jawab atas penerbangan helikopter di wilayah ibu kota AS, dan secara terbaru mengangkut para pejabat senior pemerintah AS.

    Unit tersebut ditangguhkan sementara selama 48 jam pada Kamis (30/1), dengan Hegseth menyarankan penangguhan itu diperpanjang. “Kita harus mengambil jeda hingga kita menuntaskan masalah ini,” cetusnya.

    Otoritas Penerbangan Federal AS saat ini membatasi penerbangan helikopter di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan, hingga waktu yang belum ditentukan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 2 Sandera Israel Dibebaskan Hamas, Satu Sandera Lainnya Menyusul    
        2 Sandera Israel Dibebaskan Hamas, Satu Sandera Lainnya Menyusul

    2 Sandera Israel Dibebaskan Hamas, Satu Sandera Lainnya Menyusul 2 Sandera Israel Dibebaskan Hamas, Satu Sandera Lainnya Menyusul

    Gaza City

    Kelompok Hamas telah membebaskan dua sandera Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (1/2) waktu setempat, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Satu sandera lainnya akan dibebaskan oleh Hamas belakangan pada hari yang sama.

    Laporan sebelumnya menyebut setidaknya tiga sandera Israel akan dibebaskan Hamas pada Sabtu (1/2), yang ditukarkan dengan 183 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel pada hari yang sama.

    Tayangan siaran langsung televisi setempat, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (1/2/205), menunjukkan para petempur Hamas menyerahkan dua sandera Israel kepada seorang pejabat Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Laporan koresponden AFP menyebut prosesi pembebasan kedua sandera itu berlangsung cepat dan terorganisir dengan disaksikan sedikit orang.

    Kedua sandera yang dibebaskan itu diidentifikasi sebagai Ofer Kalderon, yang memiliki kewarganegaraan ganda Israel-Prancis, dan Yarden Bibas yang berkewarganegaraan Israel.

    Satu sandera lainnya, atau sandera ketiga, diperkirakan akan dibebaskan di lokasi lainnya pada hari yang sama. Sandera ketiga ini diidentifikasi sebagai Keith Siegel, yang memiliki kewarganegaraan ganda Israel-Amerika Serikat (AS).

    Bibas yang dibebaskan oleh Hamas itu merupakan ayah dari dua sandera termuda, bayi Kfir yang baru berusia 9 bulan dan Ariel yang berusia 4 tahun ketika diculik Hamas pada Oktober 2023 lalu.

    Hamas mengatakan pada November 2023 lalu bahwa kedua bocah laki-laki itu dan ibunda mereka, Shiri, yang diculik pada saat yang sama, telah tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza. Sejak saat itu, belum ada kabar mengenai mereka.

    Lihat juga Video: Detik-detik Hamas Bebaskan Sandera Tentara Wanita Israel Agam Berger

    Hamas mengatakan Israel diharapkan membebaskan 183 tahanan Palestina sebagai pertukaran untuk pembebasan sandera tersebut.

    Militer Tel Aviv, dalam pernyataannya, menyebut kedua sandera yang dibebaskan Hamas itu telah menyeberangi perbatasan dan masuk ke wilayah Israel. Disebutkan bahwa kedua sandera itu dikawal oleh para personel Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan dinas keamanan dalam negeri Israel (ISA).

    “Beberapa saat yang lalu, para sandera sipil yang kembali, Ofer Kalderon dan Yarden Bibas, telah melintasi perbatasan ke wilayah Israel,” demikian pernyataan militer Israel seperti dilansir AFP.

    Pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (1/2) ini merupakan pertukaran kedua yang dilakukan sepanjang pekan ini, dan pertukaran keempat sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir dan AS, total 33 sandera akan dibebaskan Hamas pada tahap pertama yang berlangsung 42 hari. Para sandera itu akan ditukarkan dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Perundingan lanjutan untuk tahap kedua akan digelar mulai Senin (3/2) mendatang. Tahap-tahap selanjutnya diperkirakan akan membahas pembebasan sandera yang tersisa dan mencakup diskusi soal penghentian perang yang lebih permanen.

    Lihat juga Video: Detik-detik Hamas Bebaskan Sandera Tentara Wanita Israel Agam Berger

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza    
        Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza Warga Mesir Berdemo Protes Rencana Trump Relokasi Warga Gaza

    Kairo

    Ribuan warga Mesir berunjuk rasa di dekat perlintasan perbatasan Rafah, yang menghubungkan negara tersebut dengan Jalur Gaza. Dalam aksinya, para demonstran memprotes rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

    Presiden Abdel Fattah al-Sisi sebelumnya menolak gagasan Trump soal Mesir akan memfasilitasi warga Palestina yang dipindahkan keluar dari Jalur Gaza yang dilanda perang berkepanjangan. Al-Sisi bahkan mengatakan warga Mesir akan turun ke jalan untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

    Dalam aksinya di dekat Rafah, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/2/2025), para demonstran Mesir meneriakkan slogan berbunyi “Hidup Mesir” dan melambaikan bendera nasional Mesir serta bendera Palestina.

    “Kami mengatakan tidak pada pengungsian apa pun dari Palestina atau Gaza dengan mengorbankan Mesir, di tanah Sinai,” tegas seorang warga Sinai bernama Gazy Saeed dalam aksi protes pada Jumat (31/1) tersebut.

    Sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa pihak-pihak yang dekat Al-Sisi mengerahkan bus-bus untuk mengangkut para demonstran ke dekat perlintasan perbatasan Rafah, di mana pergerakan warga sipil biasanya dibatasi.

    Disebutkan sumber keamanan tersebut bahwa aksi protes itu menunjukkan ketidaksetujuan publik, dan bukan hanya dari para pemimpin Kairo, terhadap rencana Trump merelokasi warga Gaza.

    Akhir pekan lalu, Trump melontarkan gagasan untuk “membersihkan” Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas, yang berkecamuk selama lebih dari 15 bulan terakhir, yang disebutnya menjadikan wilayah Palestina itu bagaikan “area penghancuran”.

    Dia mempertegas kembali gagasannya pada pada Senin (27/1) waktu setempat. Trump menyatakan keinginan untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza, menuju ke lokasi-lokasi yang “lebih aman”, seperti Mesir atau Yordania.

    Lihat juga Video: Kala Trump Mau Pindahkan Warga Gaza ke Mesir-Yordania

    Gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh Kairo dan Amman. Namun pada Kamis (30/1) kemarin, Trump ngotot dan bersikeras mengatakan Mesir dan Yordania akan mematuhi dan menampung warga Gaza, meskipun kedua negara itu berulang kali menolak rencana tersebut.

    “Mereka (Mesir dan Yordania-red) akan melakukannya. Mereka akan melakukannya,” tegas Trump saat ditanya apakah dirinya akan mempertimbangkan tindakan untuk menekan Kairo dan Amman agar menerima rencananya, termasuk mengenakan tarif.

    “Mereka akan melakukannya, oke? Kita telah melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih. Dia tidak menyebut lebih lanjut soal “banyak hal” yang dilakukan AS untuk Mesir dan Yordania tersebut.

    Lihat juga Video: Kala Trump Mau Pindahkan Warga Gaza ke Mesir-Yordania

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bagaimana Uni Eropa Ingin Bersaing dengan AS dan China?

    Bagaimana Uni Eropa Ingin Bersaing dengan AS dan China?

    Brussels

    Komisi Eropa memperkenalkan rancangan paket kebijakan untuk memangkas regulasi dan birokrasi yang membebani blok tersebut, dan mendorong investasi untuk teknologi masa depan seperti kecerdasan buatan atau AI dan teknologi bersih.

    Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen meluncurkan peta jalan kebijakan yang disebut Competitive Compass (Kompas Daya Saing) pada hari Rabu (29/1) dan memperingatkan bahwa 27 negara anggota Uni Eropa berisiko “terjebak pada jalur pertumbuhan rendah, dengan pendapatan lebih sedikit bagi pekerja, kesejahteraan lebih sedikit bagi mereka yang kekurangan, dan lebih sedikit kesempatan bagi semua orang.”

    “Konvergensi antara UE dan AS dalam inovasi telah melambat, sementara China telah mengejar dan memenangkan perlombaan untuk kepemimpinan dalam teknologi hijau tertentu,” kata Ursula von der Leyen pada konferensi pers di Brussels. Pesan utama cetak biru tersebut adalah, akses ke modal di UE harus bisa semudah pergerakan orang.

    Kebijakan Uni Eropa yang fokus pada perubahan iklim dan etika bisnis, telah menyebabkan banyak perusahaan mengeluh tentang regulasi berlebihan, biaya energi tinggi dan lemahnya investasi.

    Wakil Presiden Komisi UE Stephane Sejournee menyebut rencana baru tersebut sebagai “kejutan penyederhanaan,” dengan puluhan undang-undang yang akan direvisi termasuk peraturan tentang lingkungan dan hak asasi manusia, standar rantai pasokan dan pelaporan tentang keberlanjutan perusahaan. Semua aturan itu akan “menghadapi pemangkasan” secara radikal, katanya.

    Uni Eropa mengatakan, dua dari tiga perusahaan menganggap beban regulasi menjadi hambatan utama bagi investasi jangka panjang. Terutama perusahaan yang lebih kecil tidak akan memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk melacak dan menelusuri rantai pasokan.

    Peta jalan kebijakan juga mempersoalkan harga energi yang tinggi di UE, dengan mencatat bahwa transisi hijau blok tersebut harus berjalan seiring dengan daya saing industri.

    Karena itu, apa yang disebut Kesepakatan Industri Bersih yang akan datang, akan menetapkan “pendekatan yang didorong oleh daya saing untuk dekarbonisasi” dengan mempertahankan UE sebagai pusat manufaktur yang menarik, dan tetap mempromosikan teknologi bersih. Rencana khusus akan disusun untuk sektor-sektor yang bermasalah seperti kimia, baja dan otomotif.

    Rencana Uni Eropa timbulkan kontroversi

    Aktivis iklim yakin rencana Competitive Compass mengambil langkah salah yang berbahaya, dengan membingkai regulasi sebagai hambatan utama terhadap daya saing.

    Anna Cavazzini, anggota Partai Hijau di Parlemen Eropa, menyebut penyederhanaan pelaporan bisnis yang direncanakan itu “bermotif politik” dengan alasan bahwa undang-undang terkait baru saja disahkan tahun lalu dan belum ada satu peraturan pun yang dilaksanakan.

    Rachel Kennerley dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional CIEL yang berpusat di Inggris mengatakan, rencana tersebut seharusnya “mengarah pada tindakan iklim yang berani, bukan pelonggaran dan deregulasi industri.”

    Peter Chase, peneliti senior di German Marshall Fund (GMF), meyakini persyaratan pelaporan UE memang terlalu rumit, terutama bagi bisnis kecil.

    “Perusahaan besar memiliki kehadiran lokal dan tenaga kerja untuk memverifikasi rantai pasokan mereka, sedangkan perusahaan kecil tidak. Perusahaan menengah dapat melakukan beberapa hal, tetapi mungkin tidak semuanya,” katanya kepada DW.

    Dorongan investasi dan inovasi

    Selain deregulasi besar-besaran, Brussels ingin meningkatkan inovasi dan skema modal ventura sebagai bagian dari apa yang disebut Persatuan Tabungan dan Investasi yang akan dipresentasikan pada kuartal kedua tahun 2025.

    Komisi Uni Eropa meyakini “prospek pertumbuhan yang lebih rendah bagi perusahaan rintisan Uni Eropa dan biaya kegagalan yang lebih tinggi, melemahkan daya tarik mereka” di mata investor.

    “Akibatnya, banyak yang mencari pendanaan di AS dan pindah ke sana untuk mendapatkan keuntungan dari pasar dan basis pelanggan yang lebih besar.”

    Karena itu, komisi mengusulkan seperangkat aturan tunggal yang terharmonisasi yang akan “menyederhanakan aturan yang berlaku, mengurangi biaya kegagalan, dan menawarkan akses ke modal.”

    Berdasarkan rencana Competitive Compass, komisi Uni Eropa ingin memobilisasi tabungan warga Eropa untuk mendorong investasi. Tingkat tabungan di UE pada 2022 tercatat 65% lebih besar dibandingkan tabungan warga AS, sementara aliran modal ventura global ke UE pada tahun yang sama hanya 5%, dibandingkan dengan 52% ke AS dan 40% ke China.

    Oleh karena itu, tabungan UE sekarang harus digunakan untuk mendorong investasi di seluruh Eropa.

    Lembaga pemikir ekonomi yang berpusat di Brussels, Bruegel, menemukan dalam sebuah analisis bahwa sebagian besar tabungan tersebut tidak diinvestasikan, melainkan “tersimpan di bank, karena rumah tangga lebih menyukai uang tunai daripada investasi pasar.”

    Peter Chase dari GMF mengatakan, dia tidak yakin apakah semua negara anggota UE akan menyetujui sarana investasi. Tetapi yang penting adanya skema jaminan tabungan.

    “Selama para penabung tahu bahwa rekening mereka diasuransikan oleh skema asuransi tabungan, saya ragu mereka akan peduli ke mana uang mereka digunakan,” katanya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris.

    Lihat juga Video Reaksi China-Uni Eropa Atas Keputusan Trump Tarik AS Keluar WHO

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hamas-Israel Bersiap Kembali Lakukan Pertukaran Sandera-Tahanan    
        Hamas-Israel Bersiap Kembali Lakukan Pertukaran Sandera-Tahanan

    Hamas-Israel Bersiap Kembali Lakukan Pertukaran Sandera-Tahanan Hamas-Israel Bersiap Kembali Lakukan Pertukaran Sandera-Tahanan

    Gaza City

    Kelompok Hamas dan Israel akan kembali melakukan pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (1/2) sebagai bagian kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Setidaknya tiga sandera Israel akan dibebaskan Hamas, yang ditukar dengan 183 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel.

    Sejak gencatan senjata mulai diberlakukan di Jalur Gaza pada 19 Januari lalu, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/2/2025), Hamas telah membebaskan total 15 sandera yang ditahan sejak 7 Oktober 2023 ketika kelompok militan itu melancarkan serangan mengejutkan terhadap Tel Aviv.

    Tiga sandera Israel yang akan dibebaskan Hamas pada Sabtu (1/2), menurut kelompok Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang, terdiri atas Yaden Bibas, Keith Siegel dan Ofer Kalderon. Siegel juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS), sedangkan Kalderon juga memegang kewarganegaraan Prancis.

    Sebagai imbalannya, sebut kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina, otoritas Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina — angka itu mencapai dua kali lipat dibandingkan laporan awal yakni 90 tahanan.

    Sejak gencatan senjata dimulai Januari lalu, Tel Aviv telah memberikan ratusan tahanan Palestina, dengan kebanyakan mereka adalah tahanan perempuan dan anak di bawah umur.

    Dalam serangan terhadap Israel pada Oktober 2023 lalu yang memicu perang Gaza, Hamas menculik 251 sandera dan menahan mereka di Jalur Gaza. Dari jumlah tersebut, dilaporkan sebanyak 79 sandera masih berada di Gaza, termasuk sekitar 34 orang yang, menurut militer Tel Aviv, telah tewas.

    Pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (1/2) ini merupakan pertukaran kedua yang dilakukan sepanjang pekan ini, dan pertukaran keempat sejak gencatan senjata dimulai pada pertengahan Januari lalu.

    Pembebasan sandera oleh Hamas pada Kamis (30/1) kemarin sempat diwarnai kekacauan, yang mendorong Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk mengutuk situasi itu sebagai hal yang “mengejutkan”.

    Lihat juga video: Hamas Setujui Kesepakatan Penuh Gencatan Senjata, Siap Pertukaran Sandera

    Kekacauan terjadi saat kerumunan orang yang ingin menyaksikan momen tersebut memenuhi lokasi pembebasan sandera di Khan Younis, yang membuat para sandera merasa terganggu dan tertekan. Terdapat delapan sandera yang dibebaskan Hamas pada Kamis (30/1) kemarin.

    Kekacauan itu sempat menunda proses pembebasan tahanan Palestina oleh Israel. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyerukan semua pihak untuk memastikan kondisi yang lebih aman untuk pertukaran sandera-tahanan selanjutnya.

    Otoritas Israel, pada Kamis (30/1) malam, akhirnya membebaskan 110 tahanan Palestina dari penjara Ofer di Tepi Barat, termasuk mantan komandan militan bernama Zakaria Zubeidi (49).

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS), total 33 sandera akan dibebaskan Hamas selama tahap pertama yang berlangsung 42 hari sejak 19 Januari lalu. Para sandera itu akan ditukarkan dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Perundingan lanjutan untuk tahap kedua akan digelar mulai Senin (3/2) mendatang. Tahap-tahap selanjutnya diperkirakan akan membahas pembebasan sandera yang tersisa dan mencakup diskusi soal penghentian perang yang lebih permanen.

    Lihat juga video: Hamas Setujui Kesepakatan Penuh Gencatan Senjata, Siap Pertukaran Sandera

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu