Category: Detik.com Internasional

  • Kebakaran di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel, 6 Orang Tewas    
        Kebakaran di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel, 6 Orang Tewas

    Kebakaran di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel, 6 Orang Tewas Kebakaran di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel, 6 Orang Tewas

    Seoul

    Sebuah lokasi pembangunan hotel mewah di Busan, sebuah kota pelabuhan di Korea Selatan (Korsel), dilanda kebakaran hebat. Sedikitnya enam orang tewas dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka dalam insiden ini.

    Dinas Pemadam Kebakaran Nasional Korsel, seperti dilansir AFP dan kantor berita Yonhap, Jumat (14/2/2025), melaporkan kebakaran itu mulai terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat, tepatnya di lokasi pembangunan Banyan Tree Hotel.

    Sekitar 100 pekerja bangunan ada di lokasi ketika kobaran api mulai muncul dan menjadi kebakaran hebat.

    Laporan kantor berita Yonhap menyebut para petugas pemadam menyelamatkan korban yang terjebak di dalam bangunan yang masih dalam proses pembangunan itu dengan menggunakan sejumlah helikopter. Namun enam orang di antaranya dinyatakan tewas.

    Sebanyak 14 orang lainnya berhasil diselamatkan dari bagian atap bangunan setengah jadi itu, sedangkan para pekerja bangunan yang ada di lokasi itu telah dievakuasi dari lokasi kebakaran.

    “Kami sedang melakukan pencarian di bagian dalam gedung. Polisi dan pemerintah setempat sedang menentukan jumlah pasti para pekerja (yang berada di dalam gedung),” ucap salah satu petugas pemadam kebakaran setempat, seperti dikutip Yonhap.

    Penyebab kebakaran ini belum diketahui secara jelas.

    Lihat juga Video ‘Sebuah Hotel di Turki Kebakaran, 76 Orang Tewas’:

    Namun, menurut seorang pejabat dinas pemadam kebakaran setempat, diyakini api mulai berkobar di lantai pertama lokasi pembangunan hotel mewah tersebut, yang menjadi tempat para pekerja bangunan menyimpan bahan insulasi.

    Presiden sementara Korsel, Choi Sang Mok, telah memerintahkan jajaran pejabat terkait untuk “memobilisasi sepenuhnya semua personel dan peralatan yang tersedia untuk memadamkan api”.

    “Pastikan operasi pencarian dan penyelamatan menyeluruh untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dengan tetap memprioritaskan keselamatan para petugas pemadam kebakaran,” ucap Choi dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video ‘Sebuah Hotel di Turki Kebakaran, 76 Orang Tewas’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Houthi Ancam Serangan Baru Jika Warga Gaza Direlokasi    
        Houthi Ancam Serangan Baru Jika Warga Gaza Direlokasi

    Houthi Ancam Serangan Baru Jika Warga Gaza Direlokasi Houthi Ancam Serangan Baru Jika Warga Gaza Direlokasi

    Sanaa

    Kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman melontarkan ancaman untuk melancarkan serangan baru jika Amerika Serikat (AS) dan Israel melanjutkan rencana untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza. Houthi mengancam akan menembakkan rudal dan drone.

    Ancaman terbaru ini, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (14/2/2025), dilontarkan oleh pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi, dalam pidato yang disiarkan oleh Al-Masirah TV, televisi terkait kelompok tersebut.

    “Kami akan mengambil tindakan dengan menembakkan rudal dan drone, serta melancarkan serangan maritim jika Amerika Serikat dan Israel menerapkan rencana mereka untuk memindahkan (warga Palestina dari Gaza),” ujar Al-Houthi dalam pernyataannya.

    Presiden AS Donald Trump mengejutkan dunia dengan mencetuskan gagasan kontroversial pekan lalu agar AS “mengambil alih” Gaza, dan bahkan mengusulkan “kepemilikan” atas Gaza. Dia membayangkan AS akan membangun kembali secara ekonomi wilayah yang hancur akibat perang itu.

    Namun rencana Trump itu hanya dilakukan setelah merelokasi warga Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Yordania dan Mesir, tanpa ada rencana bagi mereka untuk kembali tinggal di sana.

    Baru-baru ini, Trump bahkan menyebut Gaza sebagai lokasi “pengembangan real estate untuk masa depan”, dan kembali menegaskan warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali berdasarkan rencana pengambilalihan yang dilakukan AS.

    Rencana Trump itu menuai penolakan dan kecaman luas secara global, terutama oleh negara-negara Arab.

    Al-Houthi, dalam pernyataannya, menyerukan agar pasukan Houthi bersiap melakukan tindakan militer jika rencana itu dilaksanakan. Dia juga menyebut Trump sebagai “penjahat” dalam pernyataannya.

    “Saya menyerukan angkatan bersenjata untuk siap mengambil tindakan militer jika penjahat Trump melaksanakan ancamannya,” tegasnya.

    Houthi telah melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lainnya di Laut Merah, yang mengganggu jalur pelayaran global. Kelompok yang didukung Iran itu menyebut serangannya sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang diserang Israel.

    Tidak hanya serangan maritim, Houthi juga melancarkan serangan rudal dan drone ke arah wilayah Israel, yang berjarak ratusan kilometer di sebelah utara Yaman.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 50 Ribu Orang Hilang dalam Perang Rusia-Ukraina    
        50 Ribu Orang Hilang dalam Perang Rusia-Ukraina

    50 Ribu Orang Hilang dalam Perang Rusia-Ukraina 50 Ribu Orang Hilang dalam Perang Rusia-Ukraina

    Jakarta

    Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada hampir 50.000 orang, yang telah menghilang dalam tiga tahun terakhir perang Rusia di Ukraina.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/2/2025), ICRC juga mengatakan telah diberitahu tentang sekitar 16.000 tawanan perang dan warga sipil yang telah ditahan oleh kedua belah pihak.

    Tak lama setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, ICRC membentuk biro khusus Badan Penelusuran Pusat (CTA), yang didedikasikan untuk mencari mereka yang hilang di kedua belah pihak dalam konflik tersebut.

    “Sejak Februari 2024, jumlah kasus orang hilang yang belum terungkap meningkat lebih dari dua kali lipat, mencapai hampir 50.000 saat ini,” kata kepala biro CTA Dusan Vujasanin kepada wartawan di Jenewa, seraya menambahkan bahwa sebagian besar orang yang hilang tersebut adalah personel militer.

    Setahun yang lalu, biro tersebut mengatakan bahwa mereka berusaha untuk memastikan nasib sekitar 23.000 orang yang hilang dalam perang. Mereka juga berusaha untuk mengetahui apakah mereka ditangkap, dibunuh atau kehilangan kontak setelah melarikan diri dari rumah mereka.

    Tujuan dari pekerjaan biro tersebut, kata Vujasanin, adalah “untuk mencegah orang hilang, mencari mereka yang hilang dan memberi tahu keluarga mereka sesegera mungkin.”

    Sampai saat ini, biro tersebut telah diberitahu oleh kedua belah pihak dalam konflik bahwa mereka telah menahan sekitar 16.000 tawanan perang dan warga sipil sejak dimulainya konflik.

    “Jumlah ini tidak sama dengan jumlah tawanan perang yang saat ini ditahan,” kata Vujasanin, sambil menunjukkan bahwa beberapa ribu tahanan telah dibebaskan sejak dimulainya perang.

    Biro CTA memainkan peran sebagai perantara netral antara para pihak untuk informasi tentang orang hilang, tetapi juga bekerja untuk mencari orang hilang.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan    
        Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan

    Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan telah mulai memberhentikan karyawan percobaan. Ini dilakukan sebagai bagian dari rencananya untuk secara agresif mengurangi tenaga kerja federal.

    Lebih dari 200.000 pekerja federal yang baru direkrut saat ini sedang menjalani masa percobaan mereka, menurut data pemerintah terbaru yang tersedia.

    Pemerintahan Trump mengarahkan para kepala lembaga-lembaga untuk memberhentikan sebagian besar staf percobaan, yang memiliki lebih sedikit perlindungan pegawai negeri. Demikian media-media AS melaporkan pada hari Kamis (13/2) waktu setempat, dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/2/2025).

    Seorang karyawan yang diberhentikan dari pekerjaannya di Kantor Manajemen Personalia Amerika Serikat (OPM) mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim, bahwa dia telah dipecat selama panggilan video yang mengundang hampir 100 karyawan. Karyawan tersebut, dan beberapa peserta lainnya, masih menjalani masa percobaan mereka. Semua diberitahu bahwa mereka diberhentikan karena alasan kinerja.

    Tak lama setelah panggilan telepon berakhir, karyawan tersebut menerima surat dari Plt direktur OPM Charles Ezell yang mengonfirmasi bahwa ia telah dipecat. Aksesnya diputus kurang dari satu jam kemudian.

    Juru bicara OPM dan kantor pers Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Tindakan hari Kamis tersebut mengikuti desakan Gedung Putih — yang dipimpin oleh OPM — untuk mengurangi jumlah pegawai pemerintah dengan menawarkan gaji delapan bulan kepada mereka jika mengundurkan diri.

    Email dengan tawaran pengunduran diri itu juga mencatat bahwa mereka yang tidak menerima berisiko diberhentikan dalam pembersihan di masa mendatang.

    Lebih dari 65.000 pegawai federal menerima tawaran pengunduran diri dari OPM, kata Gedung Putih.

    Seorang pegawai di Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS (HUD) yang berbicara dengan AFP, melaporkan menerima tawaran OPM untuk mengundurkan diri karena khawatir akan dipecat.

    “Ini adalah pekerjaan impian saya,” kata karyawan tersebut, yang tidak sedang dalam masa percobaan tetapi baru bekerja di HUD dalam waktu yang lebih singkat.

    “Bagi saya, menjadi sangat jelas bahwa ini sudah di depan mata,” kata karyawan tersebut.

    “Saya mungkin sebaiknya memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin untuk menempatkan diri saya dalam situasi terbaik guna meluangkan waktu yang saya butuhkan untuk mencari posisi baru,” imbuhnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Erdogan Soal Relokasi Warga Gaza: Ancam Perdamaian Dunia!    
        Erdogan Soal Relokasi Warga Gaza: Ancam Perdamaian Dunia!

    Erdogan Soal Relokasi Warga Gaza: Ancam Perdamaian Dunia! Erdogan Soal Relokasi Warga Gaza: Ancam Perdamaian Dunia!

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza. Erdogan menyebut rencana Trump itu menjadi ancaman besar bagi perdamaian dunia.

    Komentar Erdogan itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (14/2/2025), disampaikan dalam wawancara dengan televisi Indonesia, Narasi, pada Kamis (13/2) waktu setempat.

    Dalam wawancara itu, sang Presiden Turki menanggapi rencana Trump merelokasi lebih dari dua juta warga Gaza, mengambil alih kendali dan mengubah Gaza menjadi “Riviera-nya Timur Tengah”.

    “Saya memandang keputusan Trump untuk membuat perjanjian dengan pembunuh seperti (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan ancamannya sebagai ancaman besar terhadap perdamaian dunia,” kata Erdogan dalam wawancara tersebut.

    “Saat ini, tidak ada yang bisa mengambil Gaza dari warga Palestina, dari warga Gaza. Berani melakukan hal semacam ini, pertama-tama, merupakan ancaman yang sangat berbeda terhadap perdamaian dunia,” tegasnya.

    Erdogan dalam pernyataannya juga mengatakan dirinya tidak mendapati pernyataan Trump, hal yang disebutnya “tantangan bagi banyak negara di dunia”, sebagai hal yang benar.

    “Harapan saya adalah kesalahan-kesalahan seperti ini dapat diperbaiki sesegera mungkin, dan bagi raksasa global seperti Amerika Serikat untuk segera berbalik dari kesalahan-kesalahan ini sehingga perdamaian global dapat menemukan jalan keluarnya,” cetusnya.

    Trump mengejutkan dunia dengan mencetuskan gagasan kontroversial pekan lalu agar AS “mengambil alih” Gaza, dan bahkan mengusulkan “kepemilikan” atas Gaza. Dia membayangkan AS akan membangun kembali secara ekonomi wilayah yang hancur akibat perang itu.

    Namun rencana Trump itu hanya dilakukan setelah merelokasi warga Gaza ke negara-negara lainnya, seperti Yordania dan Mesir, tanpa ada rencana bagi mereka untuk kembali tinggal di sana.

    Baru-baru ini, Trump bahkan menyebut Gaza sebagai lokasi “pengembangan real estate untuk masa depan”, dan menegaskan warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali berdasarkan rencana pengambilalihan yang dilakukan AS.

    Rencana kontroversial Trump itu menuai penolakan dunia, dengan negara-negara Arab menyuarakan kemarahannya dan negara-negara Eropa menyatakan sangat prihatin.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kapal Induk AS Tabrakan dengan Kapal Dagang di Dekat Pelabuhan Mesir    
        Kapal Induk AS Tabrakan dengan Kapal Dagang di Dekat Pelabuhan Mesir

    Kapal Induk AS Tabrakan dengan Kapal Dagang di Dekat Pelabuhan Mesir Kapal Induk AS Tabrakan dengan Kapal Dagang di Dekat Pelabuhan Mesir

    Washington DC

    Kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Harry S Truman, bertabrakan dengan sebuah kapal dagang di perairan dekat pelabuhan Mesir. Insiden ini masih diselidiki lebih lanjut oleh otoritas militer AS.

    Juru bicara Armada Keenam AS, Timothy Gorman, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (14/2/2025), menyebut insiden yang terjadi terjadi pekan ini di dekat Pelabuhan Said di Mesir itu tidak memicu korban luka, juga tidak memicu kerusakan ataupun air laut yang masuk ke dalam kapal.

    Ditegaskan oleh Gorman bahwa tabrakan yang terjadi tidak membahayakan kapal induk AS tersebut.

    “Pembangkit penggerak (kapal) tidak terpengaruh dan dalam kondisi aman dan stabil. Insiden ini sedang diselidiki. Informasi lebih lanjut akan dirilis setelah tersedia,” kata Gorman dalam pernyataannya.

    Penyebab tabrakan ini belum diketahui secara jelas.

    Angkatan Laut AS tidak menyebutkan lebih lanjut soal nama kapal dagang yang bertabrakan dengan kapal induk AS ini, juga soal kondisi kapal dagang itu usai tabrakan terjadi.

    USS Harry S Truman meninggalkan Laut Merah dan berlabuh di Teluk Souda pekan lalu untuk kunjungan kerja ke pelabuhan, setelah dua bulan operasi tempur di wilayah operasi Komando Pusat AS atau CENTCOM, terutama dalam melawan serangan Houthi yang bermarkas di Yaman.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Mobil Tertabrak Kereta Api di AS, Sopir Berhasil Kabur’:

    Kapal induk AS itu juga dikerahkan dalam serangan udara gabungan AS-Solamia pada 1 Februari lalu terhadap militan senior ISIS-Somalia yang bersembunyi di kompleks gua yang berjarak sekitar 80 kilometer sebelah tenggara Bosaso di pesisir utara Somalia.

    Sementara itu, insiden yang melibatkan kapal perang AS terjadi pada Desember lalu, ketika sebuah kapal perang USS Gettysburg yang dilengkapi rudal jelajah secara keliru menembak dan menabrak sebuah jet tempur F/A 18, yang mengudara dari kapal induk AS itu di Laut Merah.

    USS Gettysburg merupakan bagian dari kelompok penyerang kapal induk USS Harry S Truman.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Mobil Tertabrak Kereta Api di AS, Sopir Berhasil Kabur’:

    Saksikan Live DetikPagi:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Peringatkan Tak Ada Kesepakatan Damai Tanpa Keterlibatan Ukraina

    Zelensky Peringatkan Tak Ada Kesepakatan Damai Tanpa Keterlibatan Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan Ukraina tidak akan menyetujui kesepakatan damai apa pun yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia tanpa keterlibatannya. Hal itu disampaikan Zelensky usai Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri perang.

    “Kami tidak dapat menerimanya, sebagai negara merdeka,” kata Zelensky,” dilansir BBC, Jumat (14/2/2025).

    Presiden AS telah berbicara tentang “kemungkinan bagus” untuk mengakhiri perang setelah ia dan Putin berbicara melalui telepon. Trump mengatakan, tidaklah “praktis” bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Tidak mungkin Ukraina dapat kembali ke perbatasan sebelum invasi,” kata Trump.

    Trump kini telah menyarankan agar perwakilan Rusia bertemu dengan warga Amerika pada hari Jumat di Munich, yang menjadi tuan rumah konferensi keamanan.

    “Rusia akan berada di sana bersama rakyat kita,” kata Trump.

    “Ngomong-ngomong, Ukraina juga diundang. Tidak yakin siapa saja yang akan hadir dari negara mana pun, tetapi orang-orang tingkat tinggi dari Rusia, Ukraina, dan Amerika Serikat,” kata Trump.

    “Saya ingin sekali mereka (Rusia) kembali. Saya rasa mengusir mereka adalah kesalahan. Lihat, ini bukan soal menyukai Rusia atau tidak menyukai Rusia,” tambahnya.

    Sementara otoritas Rusia, yang tidak ikut serta dalam forum tahunan tersebut, tidak segera mengomentari klaim Trump.

    Penasihat Zelensky, Dmytro Lytvyn, mengatakan kepada wartawan bahwa “pembicaraan dengan Rusia di Munich” “tidak diharapkan”.

    Zelensky akan bertemu dengan Wakil Presiden Trump, JD Vance, di kota Jerman tersebut pada hari Jumat.

    Zelensky, yang juga sempat melakukan panggilan telepon dengan Trump pada hari Rabu. Ia mengatakan negaranya tidak dapat menerima “perjanjian apa pun (yang dibuat) tanpa kami,”.

    “Orang Eropa juga perlu berada di meja perundingan,” katanya.

    Zelensky memberi tahu Trump bahwa prioritasnya adalah “jaminan keamanan”, sesuatu yang tidak ia lihat tanpa dukungan AS.

    Dalam kesempatan berbeda, Zelensky mengatakan bahwa keanggotaan NATO untuk Ukraina akan menjadi opsi “yang paling hemat biaya” bagi para mitranya, tanpa memberikan perincian.

    “Saya juga memperingatkan para pemimpin dunia agar tidak mempercayai klaim Putin tentang kesiapan untuk mengakhiri perang,” tambahnya.

    Sebelumnya, Istana kepresidenan Rusia atau Kremlin mengatakan bahwa pertemuan tatap muka antara Trump dengan Putin perlu diselenggarakan “segera”. Hal ini disampaikan Kremlin pada Kamis (13/2) setelah kedua presiden tersebut melakukan panggilan telepon sehari sebelumnya.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/2/2025), Trump mengatakan bahwa dalam pembicaraan via telepon itu, dia dan Putin setuju untuk “segera” memulai negosiasi tentang konflik Ukraina. Percakapan via telepon ini menandai kontak presiden langsung pertama antara Washington dan Moskow dalam tiga tahun.

    “Jelas ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pertemuan semacam itu dengan segera, para kepala negara memiliki banyak hal untuk dibicarakan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan    
        Pemerintah Trump Mulai Berhentikan Karyawan Percobaan

    Trump Ingin Rusia Kembali Gabung G7

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menginginkan Rusia kembali bergabung dengan negara-negara kelompok 7 atau G7. Rusia diketahui dikeluarkan kelompok itu atas serangannya kepada Ukraina.

    Dilansir CNN, Jumat (14/2/2025), keinginan Trump ini Sudan disampaikan ketika dia kembali memimpin AS. Sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran kepada negara tetangganya, Ukraina, G7 mengubah pandangannya dengan mendukung Kyiv.

    Trump mengatakan dia ingin mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke G7 dan mengembalikan kelompok itu menjadi G8. G7 adalah sebuah Konferensi Tingat Tinggi (KTT) yang melibatkan Prancis, AS, Inggris, Jerman, Jepang, dan Italia.

    “Saya ingin mendapatkannya kembali. Menurutku, membuang mereka (Rusia) adalah kesalahan. Begini, ini bukan soal suka dan tidak suka dengan Rusia. Itu adalah G8,” kata Trump.

    “Saya pikir Putin akan senang untuk kembali. Obama dan beberapa orang lainnya melakukan kesalahan, dan mereka mengeluarkan Rusia. Sangat mungkin jika itu adalah G8, Anda tidak akan mempunyai masalah dengan Ukraina,” lanjutnya.

    Diketahui, setiap perubahan pada konfigurasi G7 akan memerlukan konsensus dari para pemimpin kelompok tersebut. Oleh karena itu, perubahan susunan tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

    (zap/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 3 Fakta Ledakan Hebat di Toserba Taiwan Makan Korban Jiwa

    3 Fakta Ledakan Hebat di Toserba Taiwan Makan Korban Jiwa

    Taipei

    Sebuah ledakan hebat terjadi di sebuah department store di Taiwan. Ledakan ini memakan korban jiwa.

    Adapun ledakan terjadi pada Kamis (13/2). Ledakan itu awalnya menewaskan satu orang dan menyebabkan empat orang lainnya “tanpa tanda-tanda vital”.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/2/2025), tujuh orang lainnya terluka dalam ledakan di food court di lantai 12 department store (toserba) Shin Kong Mitsukoshi di kota Taichung tersebut, kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional.

    Area tersebut diyakini tengah ditutup untuk pekerjaan konstruksi pada saat kejadian, kata badan tersebut.

    Video yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh AFP menunjukkan momen ledakan, dengan pelapis dinding dan puing-puing lainnya beterbangan dari gedung dan debu mengepul dari dalam.

    Apa saja fakta seputar ledakan dahsyat ini? Baca halaman selanjutnya.

    1. Ledakan Sangat Kuat

    Foto: Toko toserba yang meledak (AP)

    Wali Kota Taichung pun menyampaikan kesaksiannya. Dia mengaku merasakan getaran yang hebat.

    “Saya sedang bekerja di gedung pemerintahan kota sekitar pukul 11.30 pagi dan karena gedung itu berada tepat di sebelah toserba Shin Kong Mitsukoshi, saya merasakan getaran,” kata Wali Kota Taichung Lu Shiow-yen kepada wartawan.

    Ledakan itu, katanya, sangat hebat. Upaya evakuasi pun dilakukan.

    “Ledakan itu sangat serius dan upaya penyelamatan masih berlangsung,” imbuhnya.

    Dinas pemadam kebakaran setempat mengerahkan 56 kendaraan dan 136 orang untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan, kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional.

    2. Korban Tewas Jadi 4 Orang

    Foto: Potret toko toserba yang rusak (AP)

    Korban tewas akibat ledakan di sebuah department store (toserba) di Taiwan bertambah menjadi empat orang.

    Lantai tersebut diyakini ditutup untuk pekerjaan konstruksi pada saat kejadian, kata badan tersebut.

    Liao Yu-fu, 26 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia terbangun dari tidurnya karena suara ledakan dan mengira itu adalah “pesawat yang menabrak rumah”.

    “Ada getaran dan bahkan tempat tidur saya bergetar,” kata Liao, yang dapat melihat department store itu dari rumahnya.

    “Suara itu berlangsung lama dan saya takut,” imbuhnya.

    3. Penyebab Ledakan Belum Diketahui

    Foto: Potret Kerusakan di Toserba Taiwan yang Meledak, 4 Orang Tewas (AP)

    Seorang wanita, yang berada di lantai enam toko tersebut pada saat itu, mengatakan ada “getaran yang sangat keras” dan kemudian puing-puing mulai berjatuhan.

    “Awalnya, kami pikir itu gempa bumi,” kata wanita itu kepada media televisi lokal TVBS.

    “Ketika saya menuruni tangga, ada pecahan kaca di setiap lantai di pintu masuk lift. Setiap lantai terkena dampaknya,” ujarnya.

    “Ledakan itu sangat serius dan penyelamatan masih berlangsung,” kata Wali Kota Taichung Lu Shiow-yen mengatakan kepada wartawan.

    Belum diketahui apa yang menyebabkan ledakan itu.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Usul Trump soal ‘Riviera’ di Gaza Disambut tapi Tidak Usir Warga

    Usul Trump soal ‘Riviera’ di Gaza Disambut tapi Tidak Usir Warga

    Jakarta

    Usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal ‘Riviera’ di Gaza disambut baik. Usulan soal ‘Riviera’ itu asalkan tidak mengusir orang-orang Palestina.

    Dirangkum detikcom, Kamis (13/2/2025), seorang diplomat senior Arab Saudi mengatakan pemerintahnya akan menyambut baik ‘Riviera’ di Gaza. Diplomat tersebut, Duta Besar Saudi untuk Inggris Pangeran Khalid bin Bandar menanggapi usulan terbaru Presiden AS Donald Trump agar Amerika Serikat mengambil alih Gaza dan mengembangkannya menjadi ‘Riviera Timur Tengah’. Riviera merupakan kawasan wisata terkenal di Italia.

    “Posisi pemerintah saya adalah bahwa kami akan menyambut Riviera di Gaza. Saya pikir itu akan luar biasa,” kata Pangeran Khalid bin Bandar, dilansir Al Arabiya. “Tetapi kami tidak akan melakukannya dengan mengusir orang-orang Palestina, tentu saja tidak memindahkan mereka ke Saudi; mereka tidak ingin pindah,” ujarnya.

    “Anda tahu, itu tanah mereka, itu wilayah mereka. Mereka berhak mendapatkan semua yang terbaik yang dapat kita berikan untuk mereka di sana, dan kami akan menyambut baik upaya Amerika untuk memperbaiki situasi mereka di lapangan,” kata Pangeran Khalid dalam sebuah wawancara dengan London Broadcasting Company (LBC).

    Usulan Trump agar AS mengendalikan Gaza dan mengusir warga Palestina telah memicu kecaman keras di seluruh dunia Arab dan sebagian besar Eropa. Selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu lalu, Trump menyebut Gaza sebagai lokasi pembongkaran dan menyarankan agar warga Palestina direlokasi ke negara lain untuk mendapatkan kondisi kehidupan yang lebih baik.

    Sikap Pemerintah Saudi terhadap Konflik Arab-Israel

    Foto: Donald Trump (Jim Watson/AFP/Getty Images).

    Israel dan Netanyahu melangkah lebih jauh dengan menyarankan agar Arab Saudi mendirikan negara bagi warga Palestina di dalam kerajaan itu, yang memicu reaksi keras dan kecaman di seluruh dunia Arab.

    Ketika ditanya apakah Arab Saudi akan menyediakan relokasi sementara bagi warga Palestina, Pangeran Khalid mengatakan bahwa itu adalah keputusan yang harus diambil warga Palestina.

    “Anda tahu, kami senang menerima orang-orang dan kami adalah negara yang ramah. Jika ada situasi yang mengharuskan mereka datang ke Saudi, maka mereka dipersilakan untuk datang, tetapi saya rasa mereka tidak ingin pergi,” katanya.

    Diplomat Saudi itu menegaskan kembali sikap pemerintah Saudi terhadap konflik Arab-Israel yang telah konsisten selama beberapa dekade: “Sangat sederhana, solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    Namun, katanya, ini adalah perspektif Saudi. “Namun, perspektif yang penting adalah perspektif Palestina dan Israel. Mereka berdua perlu sepakat tentang solusi yang tepat. Dari sudut pandang kami, kami tidak melihat pilihan lain,” ujarnya.

    Tonton juga Video Trump Mau Ambil Alih Gaza, Liga Arab: Siklus Baru Konflik Intens Arab-Israel

    Halaman 2 dari 2

    (whn/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu