Category: Detik.com Internasional

  • Dramatis! American Airlines Terbakar, Penumpang Berdiri di Sayap Pesawat

    Dramatis! American Airlines Terbakar, Penumpang Berdiri di Sayap Pesawat

    Denver

    Para penumpang pesawat American Airlines yang terbakar usai mendarat di Denver, Colorado, Amerika Serikat (AS), berhasil dievakuasi, dengan 12 orang mengalami cedera ringan. Beberapa penumpang sempat berdiri di sayap pesawat dengan kepulan asap pekat menyelimuti mereka.

    Rekaman video dramatis yang beredar, seperti dilansir BBC, Jumat (14/3/2025), menunjukkan proses evakuasi dengan para penumpang berdiri dan berkerumun di atas sayap pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut pada Kamis (13/3) waktu setempat.

    Beberapa dari mereka tampak memegang tas, dengan api berkobar di dekat bagian bawah badan pesawat.

    Beberapa orang yang ada di kompleks bandara mengunggah video ke media sosial yang memperlihatkan momen ketika para penumpang berjalan ke ujung sayap pesawat dengan kepulan asap hitam pekat memenuhi udara.

    Para petugas lapangan terlihat bergegas mendorong tangga ke dekat sayap pesawat untuk membantu para penumpang turun.

    Video lainnya menunjukkan kobaran api di bawah mesin sebelah kanan pesawat dengan seluncuran darurat mengembang di pintu belakang pesawat.

    Otoritas Penerbangan Federal AS atau FAA mengatakan bahwa para penumpang dievakuasi dengan menggunakan seluncuran darurat untuk mencari daratan dengan aman di Bandara Internasional Denver.

    Lihat juga Video: Detik-detik Menegangkan Tabrakan Pesawat-Blackhawk di AS

    Tidak ada laporan cedera serius dalam insiden ini, namun otoritas bandara Denver melaporkan ada 12 orang yang dibawa ke rumah sakit karena cedera ringan.

    Pesawat yang mengalami insiden ini lepas landas dari dekat Colorado Springs dan sedang dalam perjalanan ke Bandara Internasional Dallas Fort Worth di Texas, ketika gangguan terjadi. FAA menyebut pesawat dialihkan ke Denver sekitar pukul 17.15 waktu setempat, setelah awak melaporkan ada “getaran pada mesin”.

    Sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Denver, pesawat tiba-tiba terbakar ketika masih meluncur di landasan pacu.

    Maskapai American Airlines dalam pernyataannya menyebut pesawat itu membawa 172 penumpang dan enam awak. Disebutkan oleh American Airlines bahwa semua penumpang dan awak berhasil dievakuasi dengan selamat.

    Menurut American Airlines, pesawat itu mengalami “masalah terkait mesin”.

    Sementara keterangan juru bicara Bandara Internasional Denver, Michael Konopasek, menyebut kepulan asap dan kobaran api bisa disaksikan dari berbagai terminal di bandara. Namun Konpasek menyatakan bahwa kebakaran telah dipadamkan dan tidak memicu penundaan untuk penerbangan lainnya.

    Lihat juga Video: Detik-detik Menegangkan Tabrakan Pesawat-Blackhawk di AS

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pandemi COVID Kemungkinan Dipicu Kecelakaan Lab Wuhan

    Pandemi COVID Kemungkinan Dipicu Kecelakaan Lab Wuhan

    Jakarta

    Badan intelijen luar negeri Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND) menyimpulkan, merebaknya pandemi virus corona di seluruh dunia pada tahun 2020 kemungkinan besar dipicu oleh kecelakaan di laboratorium Cina yang melakukan penelitian virus, media Jerman melaporkan pada hari Rabu (12/3).

    Pandemi COVID-19 menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia akibat penyakit pernapasan akut, sementara dampak berkepanjangan dari bencana tersebut terus mengganggu ekonomi global dan memicu ketegangan sosial.

    Menurut laporan di surat kabar Jerman “Sddeutsche Zeitung” dan “Zeit”, BND mendasarkan kesimpulannya pada analisis materi dari domain publik dan yang dikumpulkannya selama penyelidikan dengan nama sandi “Saaremaa.”

    Metode penelitian virus berisiko di laboratorium Wuhan

    Materi tersebut, yang sebagian berasal dari Institut Virologi Wuhan, mengindikasikan bahwa ada beberapa metode penelitian berisiko yang digunakan di sana, diperparah dengan pelanggaran aturan keselamatan laboratorium, kata laporan tersebut.

    Laporan itu mengatakan ada bukti bahwa para peneliti di Wuhan melakukan apa yang disebut eksperimen gain-of-function, di mana virus yang ada di alam dimanipulasi. Penelitian semacam itu dapat menyebabkan perubahan dalam cara virus menyebabkan penyakit, penularannya, dan jenis inang yang dapat diinfeksinya.

    Ada juga indikasi telah terjadi banyak pelanggaran peraturan keselamatan di laboratorium bersangkutan, menurut laporan tersebut.

    Apa kata Cina tentang asal-usul COVID?

    BND mencapai kesimpulannya pada awal tahun 2020, kata laporan media, dan memberi peringkat kemungkinan 80% hingga 95%, tetapi penilaian tersebut dirahasiakan dari publik pada saat itu.

    Namun, pada bulan Januari, dinas rahasia AS, CIA, mengatakan bahwa mereka juga berpendapat bahwa virus corona yang menjadi penyebab pandemi, yang diberi nama resmi SARS-CoV-2, kemungkinan berasal dari laboratorium, meskipun mereka memperingatkan bahwa mereka memiliki “keyakinan yang rendah” terhadap temuan tersebut. Kepolisian Federal AS, FBI, juga membuat pernyataan serupa pada bulan Maret 2023.

    Teori lain yang telah diajukan adalah bahwa pandemi pertama kali merebak pada tahun 2019 di sebuah pasar yang menjual daging hewan liar di Wuhan.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesawat Jatuh Usai Lepas Landas di Texas, Pilot Tewas

    Pesawat Jatuh Usai Lepas Landas di Texas, Pilot Tewas

    Texas

    Sebuah pesawat ringan jatuh di Texas, Amerika Serikat (AS), sesaat setelah lepas landas. Kecelakaan ini menewaskan pilot pesawat itu yang dilaporkan sebagai satu-satunya orang yang ada di dalam pesawat nahas tersebut.

    Kecelakaan pesawat ini, seperti dilansir Daily Star, Jumat (14/3/2025), terjadi pada Kamis (13/3) pagi, sekitar pukul 07.40 waktu setempat, setelah pesawat itu lepas landas dari Bandara Mesquite, Texas.

    Foto yang beredar di media sosial menunjukkan gumpalan asap tebal menyelimuti puing pesawat yang jatuh.

    Menurut Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), pesawat ringan jenis Cessna Citation itu lepas landas dengan hanya satu pilot di dalamnya.

    Departemen Pemadam Kebakaran Mesquite mengonfirmasi bahwa pesawat itu terbakar di area hutan yang ada di antara dua ruas jalan raya. Para petugas pemadam kebakaran masih berupaya memadamkan api.

    Salah satu saksi mata, Maria Yepez, menuturkan dirinya melihat kecelakaan itu terjadi saat sedang mengantar anak-anaknya ke sekolah. Yepez mengatakan dirinya pada saat itu mencium bau hangus yang mencurigakan.

    “Itu bukan bau biasa seperti saat rumah terbakar atau saat Anda menggunakan cerobong asap dan sebagainya. Itu bau yang berbeda,” ucapnya kepada media lokal Fox4.

    Lihat juga Video: Pesawat Kecil Angkut 5 Penumpang Jatuh di Pennsylvania

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pilot pesawat yang menjadi korban tewas dalam insiden ini belum diidentifikasi. Tidak ada laporan soal korban jiwa lainnya di daratan dalam kecelakaan ini.

    Para petugas darurat yang dikerahkan ke lokasi kecelakaan menemukan puing-puing pesawat terbakar di antara pepohonan.

    Penyebab kecelakaan pesawat ini belum diketahui secara jelas. FAA dan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) akan menyelidiki kecelakaan ini secara menyeluruh.

    Lihat juga Video: Pesawat Kecil Angkut 5 Penumpang Jatuh di Pennsylvania

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putin Dukung Gencatan Senjata Ukraina, Trump Bilang Gini

    Putin Dukung Gencatan Senjata Ukraina, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menanggapi komentar yang disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap usulan gencatan senjata Ukraina yang digagas Washington. Trump menyebut komentar Putin sebagai “pernyataan yang sangat menjanjikan” namun dia menilainya “belum tuntas”.

    Putin, dalam tanggapannya, mengatakan dirinya mendukung gagasan gencatan senjata selama 30 hari antara Moskow dan Kyiv. Namun dia memiliki pertanyaan-pertanyaan serius tentang gagasan itu yang ingin dia bahas langsung dengan Trump.

    “Dia (Putin-red) menyampaikan pernyataan yang sangat menjanjikan, tetapi itu belum tuntas,” kata Trump kepada wartawan ketika ditanya soal komentar Putin, seperti dilansir AFP, Jumat (14/3/2025).

    “Saya ingin sekali bertemu dengannya atau berbicara dengannya. Tetapi kita harus mewujudkannya (kesepakatan gencatan senjata) dengan cepat,” ucapnya.

    Trump menambahkan bahwa akan menjadi “momen yang sangat mengecewakan bagi dunia” jika Rusia menolak rencana perdamaian itu. Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, tiba di Moskow pada Kamis (13/3) untuk berunding mengenai Ukraina.

    “Banyak rincian dari kesepakatan akhir sebenarnya telah dibahas. Sekarang kita akan melihat apakah Rusia ada di sana dan, jika tidak, itu akan menjadi momen yang sangat mengecewakan bagi dunia,” kata Trump.

    Dalam pernyataannya, Trump juga memberikan gambaran sekilas mengenai perundingan untuk perdamaian jangka panjang setelah gencatan senjata, termasuk wilayah mana yang harus diserahkan Ukraina kepada Rusia. Diketahui bahwa Moskow melancarkan invasi militer skala penuh terhadap Kyiv sejak Februari 2022.

    Dia menambahkan bahwa ada juga “pembangkit listrik yang sangat besar yang terlibat — siapa yang akan mendapatkan pembangkit listrik itu?”.

    Tidak disebutkan secara spesifik nama pembangkit listrik itu atau rinciannya. Namun diketahui bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang saat ini dikuasai Rusia, berada di garis depan pertempuran. PLTN itu merupakan pembangkit nuklir terbesar di kawasan Eropa.

    Disebutkan oleh Trump bahwa perundingan berlangsung rumit karena secara efektif “menciptakan batas negara”.

    Ukraina sebelumnya menyatakan setuju dengan usulan AS soal gencatan senjata selama 30 hari dalam perundingan yang digelar di Arab Saudi pekan ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ngeri, Pesawat American Airlines Terbakar Usai Mendarat di Denver

    Ngeri, Pesawat American Airlines Terbakar Usai Mendarat di Denver

    Jakarta

    Sebuah pesawat penumpang milik maskapai American Airlines terbakar setelah mendarat di Bandara Internasional Denver di Colorado, Amerika Serikat. Terbakarnya pesawat tersebut terlihat dalam foto-foto dramatis di media sosial.

    Menurut pernyataan dari maskapai dan Administrasi Penerbangan Federal AS yang dilaporkan oleh media lokal, penerbangan tersebut dialihkan ke Denver setelah mengalami masalah mesin.

    “172 pelanggan dan enam awak pesawat turun dari pesawat dan sedang dipindahkan ke terminal,” kata American Airlines, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media lokal Denver KDVR, dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/3/2025).

    Baik FAA, maskapai maupun Bandara Internasional Denver tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

    Insiden terbaru ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang keselamatan, setelah serangkaian insiden dan upaya oleh pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memangkas biaya di badan-badan penerbangan AS.

    Pesawat itu dilaporkan sedang dalam perjalanan dari Colorado Springs ke Dallas-Fort Worth ketika dialihkan ke Denver.

    Rekaman video yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan asap mengepul di sekitar pesawat yang berada di dekat terminal, dan para penumpang berdiri di sayap pesawat saat layanan darurat tiba.

    Lihat juga Video: Jejak Penerbangan American Airlines Sebelum Tabrakan dengan Black Hawk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Utusan AS Temui Putin Rundingkan Gencatan Senjata dengan Ukraina

    Utusan AS Temui Putin Rundingkan Gencatan Senjata dengan Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin tampil mengenakan seragam militer, memerintahkan agar pasukan Ukraina di barat Rusia dikalahkan sesegera mungkin. Perintah penguasa Rusia itu menjadi sebuah sinyal kepada Amerika Serikat bahwa Moskow memegang kendali militer saat mereka bersiap untuk membahas gencatan senjata pada hari Kamis (13/03) ini.

    Kemajuan pasukan Rusia di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik tiga tahun di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Ukraina, yang didukung oleh Barat, dapat mengalami kekalahan dalam perang.

    Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff tiba di Moskow pada hari Kamis (13/03) ini untuk berjumpa dengan Putin. Pejabat Rusia mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz telah memberikan rincian tentang gagasan gencatan senjata kemarin dan Rusia kabarnya siap untuk membahas tema ini.

    Kemarin, pada hari Rabu (13/03), Trump mengatakan di Gedung Putih bahwa ia berharap pemerintahan di Kremlin akan menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    Perintah Putin: Kalahkan pasukan Ukraina di Kursk

    Hanya beberapa jam setelah Trump berbicara, Kremlin menerbitkan rekaman video yang menunjukkan Putin yang mengenakan seragam kamuflase hijau saat mengunjungi wilayah Kursk di Rusia barat, tempat Ukraina bisa jadi bakal kehilangan pijakannya setelah serangan kilat oleh pasukan Rusia.

    “Tugas kita dalam waktu dekat, dalam jangka waktu sesingkat mungkin, adalah mengalahkan musuh yang bercokol di wilayah Kursk secara meyakinkan,” perintah Putin, mantan perwira KGB yang sebenarnya sangat jarang mengenakan seragam militer.

    “Dan tentu saja, kita perlu memikirkan untuk menciptakan zona keamanan di sepanjang perbatasan negara,” imbuh Putin. Ia tidak menyinggung soal gagasan gencatan senjata.

    Jadi gencatan senjata?

    Putin juga dijadwalkan pada hari Kamis (13/03) bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di Moskow dan kemudian menyampaikan konferensi pers bersama, papar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

    Amerika Serikat sepakat pada hari Selasa (11/03) untuk melanjutkan pasokan senjata dan berbagi informasi intelijen dengan Ukraina setelah Kyiv mengatakan pada pembicaraan di Arab Saudi bahwa mereka siap untuk mendukung proposal gencatan senjata.

    “Sekarang terserah Rusia,” kata Trump pada hari Rabu (12/03), seraya mengatakan bahwa ia berharap “pertumpahan darah” akan berakhir. “Dan jika kita dapat membuat Rusia berhenti, maka kita memiliki gencatan senjata penuh. Dan saya rasa tidak akan melanjutkan lagi peperangan.”

    Dua sumber senior Rusia mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Putin akan berusaha untuk mengukir jaminan dan garansi sebelum menyetujui gencatan senjata apa pun.

    Sumber senior Moskow lainnya mengatakan bahwa Putin akan menyetujui gencatan senjata tetapi berusaha menambahkan persyaratannya sendiri tentang apa yang harus terjadi setelah gencatan senjata.

    Pada bulan Juni, Putin menetapkan persyaratannya untuk perdamaian: Ukraina harus secara resmi menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari keseluruhan empat wilayah Ukraina yang diklaim dan sebagian besar dikuasai oleh Rusia, yang menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina.

    Kursk sebagai alat tawar-menawar

    Pasukan Rusia maju dengan cepat di Kursk. Kementerian Pertahanan mengatakan pada hari Kamis (13/03) bahwa Kota Sudzha telah direbut oleh Rusia. Tidak ada komentar langsung dari Ukraina, yang pada hari Rabu (12/03) melaporkan bahwa pertempuran masih berlangsung.

    Sementara itu Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, mengatakan rencana Ukraina untuk menggunakan Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang dengan Rusia telah gagal dan taktiknya bahwa operasi Kursk akan memaksa Rusia untuk mengalihkan pasukan dari kemajuannya di Ukraina timur juga tidak berhasil. Ia mengatakan pasukan Rusia telah merebut kembali 24 permukiman dan 259 km persegi tanah dari pasukan Ukraina dalam lima hari terakhir bersama dengan lebih dari 400 tahanan.

    Pasukan penjaga perdamaian asing di Ukraina tidak dapat diterima oleh Rusia

    Dalam perkembangan teranyar, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Kamis (13703) bahwa jika negara lain mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina, mereka akan mengambil bagian dalam “konflik bersenjata langsung” dengan Moskow.

    “Sangat tidak dapat diterima bagi kami bahwa unit militer negara lain ditempatkan di Ukraina di bawah bendera apa pun,” kata juru bicara Kremlin, Maria Zakharova. “Semua ini berarti keterlibatan negara-negara ini dalam konflik bersenjata secara langsung dengan negara kami.”

    Dia mengatakan Rusia akan menanggapi tindakan tersebut dengan “semua upaya yang tersedia.” Zakharova juga mengkritik rencana negara-negara Eropa untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

    Ia mengatakan usulan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk menyusun paket senilai €800 miliar untuk pertahanan Eropa merupakan “hasutan perang di benua Eropa.”

    Zakahrova juga menuduh Eropa menyebarkan narasi palsu bahwa Rusia merupakan bahaya bagi keamanan benua itu: “Ini adalah cerita yang sengaja dibuat berdasarkan Russophobia, yang dipromosikan oleh pejabat Brussels yang tidak kompeten,” pungkasnya.

    ap/yf (reuters, dpa, ap, afp)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bantuan Dipangkas, Rohingya di Bangladesh Ketar-ketir Lonjakan Kejahatan

    Bantuan Dipangkas, Rohingya di Bangladesh Ketar-ketir Lonjakan Kejahatan

    Jakarta

    Shafika adalah salah satu dari lebih dari 700.000 orang Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dari Myanmar pada tahun 2017, ketika militer Myanmar melancarkan “operasi pembersihan” di Negara Bagian Rakhine di bagian barat negara itu.

    Kelompok etnis tersebut menghadapi diskriminasi dan status tanpa kewarganegaraan karena tidak mendapat status sebagai warga negara dan hak-hak lainnya di Myanmar.

    Nasib Shafika berakhir di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di distrik Cox’s Bazar di selatan Bangladesh, tempat lebih dari satu juta orang Rohingya hidup di kamp tersebut..

    Pengungsi berusia 38 tahun itu, bersama dengan enam anggota keluarganya, tinggal di sebuah gubuk di Kutupalong, salah satu kamp pengungsi tertua di negara itu.

    Pasca kudeta militer pada tahun 2021, Myanmar dilanda konflik bersenjata yang dipandang sebagai perang saudara. Kondisi ini telah mendorong lebih banyak orang Rohingya untuk mencari perlindungan di Bangladesh.

    Para pengungsi bergantung pada jatah bantuan makanan yang disuplai Program Pangan Dunia PBB (WFP) untuk bertahan hidup. Namun, WFP baru-baru ini mengumumkan, mulai 1 April mendatang akan ada pemotongan jatah bantuan makanan yang dipasok ke Cox’s Bazar.

    Badan PBB itu menyebut kekurangan dana sebagai alasan di balik keputusan tersebut, tetapi tidak menjelaskan secara rinci kenapa bisa terjadi masalah kekurangan uang: “Tanpa pendanaan baru yang mendesak, jatah bulanan harus dikurangi setengahnya menjadi $6 (Rp98.000) per orang, turun dari $12,50 (Rp205.000) per orang,” tegas WFP dalam sebuah pernyataan minggu lalu.

    Pengungsi: Bagaimana kami bisa makan?

    Shafika mengatakan pengumuman WFP “rasanya seperti serangan jantung” bagi orang-orang yang tinggal di kamp.

    “Bagaimana kami bisa bertahan hidup jika mereka mengurangi jatah, dan apa yang akan kami makan? Kami tidak diizinkan bekerja di luar,” keluhnya kepada DW. “Kami ditangkap, diculik, atau bahkan dibunuh jika kami pergi bekerja. Kami kelaparan,” tambahnya.

    Shafika khawatir keamanan dan ketertiban di kamp-kamp pengungsian akan semakin memburuk, jika keputusan itu tidak dibatalkan. “Pencurian dan perampokan bisa meningkat jika jatah bantuan makanan dikurangi. Anak-anak kami akan diculik untuk minta tebusan. Dari mana kami akan mendapatkan uang untuk membebaskan mereka?” keluhnya lebih lanjut.

    Mohammad Esha, pengungsi Rohingya lainnya, menyuarakan pandangan serupa. Ia juga khawatir akan meningkatnya kejahatan jika pemotongan jatah makanan diberlakukan. “Kami ingin bekerja untuk bertahan hidup. Namun, LSM di sini tidak memberi kami pekerjaan. Toko-toko kami dihancurkan jika kami mencoba berbisnis. Kami tidak memiliki sumber pendapatan lain, yang membuat kami hanya bergantung pada jatah bantuan makanan,” kata Esha kepada DW.

    Apa penyebab kurangnya dana?

    Meskipun WFP tidak menjelaskan alasan di balik kekurangan dana tersebut, Komisaris Bantuan dan Pemulangan Pengungsi Bangladesh (RRRC), Mohammed Mizanur Rahman meyakini, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan segera sebagian besar bantuan luar negeri, dan membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS – USAID, bisa jadi memainkan peran utama.

    Tak lama setelah kembali berkuasa di Gedung Putih, Trump menandatangani perintah eksekutif yang membekukan bantuan asing AS selama peninjauan 90 hari, sebuah langkah yang secara signifikan menghambat sektor bantuan kemanusiaan global.

    “Sejauh yang saya ketahui, 80% dana WFP berasal dari Amerika Serikat. Jika AS menarik keputusan pembekuan dana 90 hari yang diberlakukan pada 20 Januari, maka saya rasa peringatan yang dikeluarkan oleh WFP tidak akan dilaksanakan,” papar Rahman, yang bertanggung jawab untuk mengelola pengungsi Rohingya.

    Sementara itu,Uni Eropa telah mengumumkan akan meningkatkan bantuan keuangan bagi para pengungsi Rohingya di Bangladesh. “Pengungsi Rohingya di Bangladesh merupakan populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia. Kami berterima kasih kepada Bangladesh atas solidaritasnya dalam menampung mereka. UE telah meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk mendukung pengungsi Rohingya di Bangladesh, di wilayah yang lebih luas dan untuk krisis Myanmar,” demikian bunyi cuitan komisaris UE untuk kesiapsiagaan dan manajemen krisis Hadja Lahbib, dalam kunjungannya ke Bangladesh awal bulan ini.

    Risiko kelaparan dan kekurangan gizi meningkat

    Namun, Rahman menunjukkan, Uni Eropa hanya menambah bantuannya beberapa juta dolar AS, yang menurutnya tidak cukup. Pejabat tersebut memperingatkan, pemotongan jatah bantuan makanan kemungkinan akan berdampak buruk pada populasi yang rentan:

    “Makanan yang diperoleh para pengungsi saat ini tidak cukup. Mereka memperoleh sekitar $0,13 (Rp2.100) per porsi makanan. Jumlah itu akan berkurang setengahnya jika WFP menerapkan pemotongan jatah bantuan baru,” jelas Rahman, seraya menambahkan: “Tidak mungkin untuk makan apa pun dengan $0,07(Rp1.100). Itu akan berdampak besar pada kesehatan dan gizi mereka. Mereka sudah menjadi salah satu komunitas yang paling rentan dalam hal kekurangan gizi.”

    Rahman mendesak masyarakat internasional untuk terus mendukung para pengungsi Rohingya. Direktur Fortify Rights, John Quinley, mendesak pemerintahan Trump untuk segera mengubah arah kebijakannya, dan mengizinkan USAID kembali beroperasi. “Pemotongan dana bantuan AS akan menciptakan ketidakamanan regional. Warga Rohingya mungkin akan terdorong untuk mencoba melarikan diri ke Thailand dan Malaysia, dan kita dapat melihat peningkatan penggunaan jaringan perdagangan manusia yang mengambil keuntungan dari para pengungsi yang rentan,” pungkasnya kepada DW.

    Artikel diadaptasi dari DW Bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Imigrasi Aceh Usul Pulau Khusus untuk Menampung Pengungsi Rohingya

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putin Ngaku Setuju Gencatan Senjata di Ukraina, tapi Banyak Syaratnya

    Putin Ngaku Setuju Gencatan Senjata di Ukraina, tapi Banyak Syaratnya

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya setuju dengan ide gencatan senjata di Ukraina. Namun, Putin mengungkapkan beberapa kekhawatiran.

    Dilansir BBC, Jumat (14/3/2025), Putin mengatakan bahwa usulan gencatan senjata adalah ide yang benar dan mendukungnya. Tetapi, katanya, ada pertanyaan yang perlu kita bahas.

    Menurut Putin, gencatan senjata itu harus mengarah pada perdamaian abadi dan menghilangkan akar penyebab krisis. Dia mengaku akan menelepon Presiden AS Donald Trump.

    “Kita perlu bernegosiasi dengan kolega dan mitra Amerika kita. Mungkin saya akan menelepon Donald Trump,” katanya.

    Putin menganggap gencatan senjata 30 hari itu adalah hal baik bagi Ukraina. Tapi, dia mengaku akan tetap mewaspadainya.

    “Akan baik bagi pihak Ukraina untuk mencapai gencatan senjata selama 30 hari,” ujarnya.

    Diketahui, salah satu area yang diperdebatkan adalah wilayah Kursk milik Rusia. Putin mengatakan tempat itu dipakai Ukraina melancarkan serangan militer tahun lalu dan merebut beberapa wilayah.

    “Mereka mencoba pergi, tetapi kami yang memegang kendali. Peralatan mereka telah ditinggalkan. Ada dua pilihan bagi warga Ukraina di Kursk, menyerah atau mati,” katanya.

    Terkait gencatan senjata ini, Putin juga memikirkan banyak pertanyaan dan kemungkinan mengenai bagaimana gencatan senjata Rusia-Ukraina akan berjalan.

    “Bagaimana 30 hari itu akan digunakan? Untuk Ukraina memobilisasi? Mempersenjatai kembali? Melatih orang? Atau tidak sama sekali? Lalu pertanyaannya, bagaimana itu akan dikendalikan?” ujarnya.

    “Siapa yang akan memberi perintah untuk mengakhiri pertempuran? Berapa biayanya? Siapa yang memutuskan siapa yang telah melanggar gencatan senjata yang mungkin, sejauh lebih dari 2.000 Km? Semua pertanyaan itu membutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak. Siapa yang mengawasinya?” sambung Putin.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Putin secara langsung mengatakan tidak. Dia menganggap Putin sedang mempersiapkan penolakan.

    “Putin, tentu saja, takut untuk memberi tahu Presiden Trump secara langsung bahwa dia ingin melanjutkan perang ini, ingin membunuh orang Ukraina,” kata Zelensky.

    “Pemimpin Rusia telah menetapkan begitu banyak prasyarat sehingga tidak ada yang akan berhasil sama sekali,” sambungnya.

    Lihat juga Video: Syarat dari Putin Jika Ukraina Ingin Berdamai

    (zap/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hamas Minta Israel Tinggalkan Gaza dan Koridor Philadelphia

    Hamas Minta Israel Tinggalkan Gaza dan Koridor Philadelphia

    Jakarta

    Kelompok militan Hamas memperbarui tuntutan dengan meminta pasukan Israel mundur dari Gaza selatan. Menurut Hamas, Israel berusaha melanggar ketentuan dalam pembicaraan tentang gencatan senjata fase kedua.

    Dilansir AFP, Jumat (14/3/2025), Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa pasukan Israel seharusnya menarik diri dari sebidang tanah di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata fase pertama. Namun, Israel, katanya menempatkan pasukan di koridor Philadelphia yang merupakan posisi strategis.

    Terkait penempatan pasukan di Philadelphia itu, Israel mengatakan mereka perlu mempertahankan kendali atas koridor tersebut. Alasannya, untuk mencegah penyelundupan senjata ke Palestina dari Mesir.

    Qassem mengindikasikan bahwa koridor tersebut telah menjadi salah satu titik kritis dalam perundingan yang dimediasi Qatar-AS di Doha mengenai fase gencatan senjata berikutnya.

    “Laporan menunjukkan proposal baru tengah diajukan yang bertujuan untuk menghindari kesepakatan Gaza,” kata Qassem kepada AFP.

    “Pertemuan terus berlanjut dengan para mediator di Doha. Kami mematuhi apa yang telah disepakati dan akan memasuki fase kedua,” tambahnya

    Qassem menegaskan Hamas akan mematuhi aturan gencatan senjata. Namun, dia juga meminta Israel juga harus memenuhi kewajibannya dengan “menarik diri dari seluruh jalur Gaza” dan “memulai penarikan diri dari koridor Philadelphia”.

    Israel diketahui telah menghentikan bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza sejak 2 Maret untuk mendukung tuntutannya agar Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa yang ditahan sejak serangan 2023.

    “Kami tidak ingin kembali berperang lagi, dan jika pendudukan melanjutkan agresinya, kami tidak punya pilihan selain membela rakyat kami,” kata juru bicara itu.

    Untuk diketahui, tahap pertama gencatan senjata berakhir pada 1 Maret tanpa kesepakatan pada tahap-tahap berikutnya. Israel hanya setuju untuk memperpanjang ketentuan gencatan senjata tahap pertama.

    Tahap kedua dimaksudkan untuk mengarah pada penarikan Israel dari Gaza sebagai bagian dari proses mengakhiri perang yang telah menghancurkan Gaza dan menewaskan puluhan ribu orang. Para negosiator Israel diketahui pergi ke Doha minggu ini untuk mengambil bagian dalam perundingan.

    Media Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel telah meminta beberapa sandera yang masih hidup dan yang sudah meninggal — dari 58 orang yang masih belum diketahui keberadaannya di Gaza — untuk diserahkan sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata selama 50 hari.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut laporan tersebut sebagai “berita palsu”.

    Lihat juga Video: Hamas Ancam Trump, Tegaskan Ogah Tinggalkan Gaza

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Serang Damaskus Suriah, 1 Orang Tewas

    Israel Serang Damaskus Suriah, 1 Orang Tewas

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Katz mengkonfirmasi Angkatan Udara Israel melancarkan serangan ke Damaskus, Suriah, pada Kamis (13/3). Serangan itu diklaim mengenai ‘pusat komando’ kelompok Jihad Islam Palestina.

    Dilansir AFP, Jumat (14/3) dilaporkan satu orang tewas. Serangan itu menargetkan sebuah gedung di Damaskus.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah serangan semacam itu akan terus dilakukan di seluruh wilayah di Suriah terhadap ‘siapa pun yang menyerang kami’.

    “Tidak akan ada kekebalan bagi terorisme terhadap Israel,” kata Katz dalam sebuah pernyataan.

    “Kami tidak akan membiarkan Suriah menjadi ancaman bagi negara Israel.” Diketahui, Jihad Islam bertempur bersama Hamas melawan Israel di Gaza.

    Seorang sumber di Jihad Islam mengatakan sebuah gedung milik kelompok itu telah dihantam oleh jet Israel. Ia menambahkan ada korban jiwa dalam serangan itu.

    Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan tiga warga sipil terluka akibat serangan Israel, termasuk seorang wanita yang kini dalam kondisi kritis.

    Lihat juga Video: Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, 4 Orang Tewas

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu