Category: Detik.com Internasional

  • Dahsyatnya Gempa M 7,7 Bikin ‘Air Terjun’ Muncul di Gedung Tinggi Bangkok

    Dahsyatnya Gempa M 7,7 Bikin ‘Air Terjun’ Muncul di Gedung Tinggi Bangkok

    Bangkok

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 yang terjadi di Myanmar terasa hingga Thailand. Guncangan dahsyat pun membuat ‘air terjun’ muncul di gedung tinggi Bangkok, Thailand.

    Dilansir dari Reuters dan BBC, Sabtu (29/3/2025), tampak air tumpah dari bagian atas sejumlah gedung di Bangkok. Air itu berasal dari kolam renang yang berada di lantai atas gedung-gedung tersebut.

    Dalam video amatir yang beredar di media sosial, turis merekam video yang menunjukkan kolam renang di lantai atas gedung pencakar langit di Bangkok berubah menjadi kolam ombak. Air yang bergoyang akibat gempa juga tampak tumpah ke luar dari kolam.

    Penampakan ‘air terjun’ dari gedung tinggi di Bangkok akibat gempa (Reuters)

    Dari video lainnya, tampak air kolam itu tumpah dari bagian atas gedung hingga seperti air terjun. Sejumlah warga terdengar berteriak saat melihat peristiwa itu.

    Gempa kuat tersebut juga menyebabkan gedung tinggi yang sedang dalam tahap konstruksi di Bangkok roboh. Para pekerja tampak berlarian saat peristiwa itu terjadi.

    Gempa tersebut telah menyebabkan setidaknya 144 orang tewas dan 732 orang terluka di Myanmar. Sementara, setidaknya ada tujuh orang yang tewas di Thailand.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Janji AS Bantu Myanmar yang Dilanda Gempa Dahsyat

    Trump Janji AS Bantu Myanmar yang Dilanda Gempa Dahsyat

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji AS akan membantu Myanmar setelah dilanda gempa bumi besar. Janji Trump menyusul permohonan bantuan yang jarang terjadi dari junta militer penguasa negara itu.

    “Ini mengerikan,” kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval tentang gempa bumi tersebut ketika ditanya apakah dia akan menanggapi permohonan dari penguasa militer Myanmar dilansir AFP, Sabtu (29/3/2025).

    “Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami telah berbicara dengan negara itu.”

    Gempa bumi magnitudo (M) 7,7 melanda Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3), menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai ratusan orang.

    Kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing sebelumnya telah mengundang “negara mana pun, organisasi mana pun” untuk membantu memberikan bantuan, dalam pidato yang disiarkan di media pemerintah.

    Empat tahun perang saudara yang dipicu oleh perebutan kekuasaan oleh militer telah merusak infrastruktur dan sistem perawatan kesehatan Myanmar, sehingga tidak siap untuk menanggapi bencana seperti itu.

    Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir telah mendesak para penguasa Myanmar untuk membuat kemajuan dalam berbagai masalah utama seperti membebaskan tahanan politik dan mengurangi kekerasan.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dahsyatnya Gempa M 7,7 Myanmar Bikin Ambruk Gedung di Thailand

    Dahsyatnya Gempa M 7,7 Myanmar Bikin Ambruk Gedung di Thailand

    Jakarta

    Bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar bagian tengah, dan getarannya dirasakan hingga negara tetangga seperti Thailand dan China. Bangunan setinggi 30 lantai di Bangkok ambruk akibat getaran gempa ini.

    Melansir AFP, Jumat (28/3), Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkapkan bahwa pusat gempa bumi berada di area berjarak 16 kilometer, sebelah barat laut Kota Sagaing. Gempa terjadi pada pukul 12.50 waktu setempat.

    Pusat gempa disebut ada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan Bumi. Getaran gempa menimbulkan kepanikan hingga kawasan ramai di Kota Bangkok.

    Guncangan gempa juga terasa di Yunnan, China bagian barat daya. Laporan badan gempa Beijing mencatat guncangan yang dirasakan berkekuatan magnitudo 7,9.

    Junta Myanmar menyebut sebanyak 144 korban tewas akibat gempa. Mereka meminta bantuan asing untuk menanggulangi bencana ini.

    Gedung Pencakar Langit Ambruk

    Gedung di Bangkok, Thailand ambruk dampak guncangan gempa yang berpusat di Myanmar. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

    Gedung pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan di Bangkok, Thailand, ambruk. Sebanyak 43 pekerja dilaporkan terjebak di dalam reruntuhan gedung setinggi 30 lantai tersebut.

    AFP dan CNN melaporkan gedung tersebut terletak di kawasan Chatuchak Park, utara Bangkok. Gedung setengah jadi itu hancur menjadi puing-puing dan balok logam ringsek parah.

    Gedung itu ambruk dalam hitungan detik setelah guncangan gempa terasa. Otoritas darurat Thailand menyebut ada 50 orang di dalam gedung.

    Menurut Institut Nasional untuk Kedokteran Darurat, ada sekitar 43 pekerja terjebak di dalam reruntuhan gedung. Tujuh pekerja yang berhasil dievakuasi mengalami luka-luka.

    Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra langsung menggelar rapat darurat lantaran guncangan gempa memicu kepanikan publik di negaranya.

    USGS Laporkan Pusat Gempa Dangkal

    Gedung di Bangkok Ambruk Imbas Gempa Myanmar. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

    Laporan dari Survei Geologi Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pusat gempa berjarak 16 km sebelah barat laut Kota Sagaing. Pusat gempa disebut ada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan Bumi.

    Laporan badan gempa Beijing mencatat guncangan yang dirasakan berkekuatan magnitudo 7,9. Sejauh ini, belum diketahui adanya kerusakan parah dan korban jiwa akibat gempa kuat ini di Yunnan.

    Tercatat gempa bumi relatif umum terjadi di Myanmar, di mana enam gempa kuat berkekuatan magnitudo 7 atau lebih mengguncang negara itu antara tahun 1930 hingga tahun 1956 silam di dekat Sesar Sagaing. Sesar itu membentang dari utara ke selatan melintasi bagian tengah negara tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (aud/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Fakta Gempa M 7,7 Myanmar yang Terasa hingga Thailand-China

    5 Fakta Gempa M 7,7 Myanmar yang Terasa hingga Thailand-China

    Jakarta

    Gempa bumi mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3/2025) waktu setempat dengan Magnitudo 7,7. Guncangan terasa hingga beberapa wilayah, seperti Thailand dan China yang berbatasan dengan negara tersebut.

    Bangunan ambruk hingga jembatan runtuh akibat gempa di Myanmar tersebut. Berikut fakta-fakta peristiwanya.

    Dilansir AFP, Jumat (28/3/2025), Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa pusat gempa Myanmar berada di area berjarak 16 kilometer sebelah barat laut kota Sagaing. Pusat gempa disebut ada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan Bumi dan terjadi pada pukul 12.50 waktu setempat.

    2. Ada Gempa Susulan

    Ada gempa susulan usai gempa M 7,7 mengguncang Myanmar. Gempa susulan dengan kekuatan mencapai Magnitudo 6,4 dilaporkan mengguncang area yang sama di Myanmar sekitar beberapa menit setelah gempa pertama.

    Kerusakan bangunan akibat gempa bumi di Myanmar (Foto: AFP/SAI AUNG MAIN)3. Bangunan Ambruk-Jembatan Runtuh

    Gempa bumi di Myanmar menyebabkan kerusakan bangunan dan infrastruktur publik. Sejumlah warga Myanmar mengatakan bahwa kerusakan terjadi di area Sagaing dan Mandalay. Salah satu warga yang tinggal di Mandalay, menuturkan dirinya melihat sebuah gedung lima lantai ambruk.

    “Kami semua berlarian ke luar rumah saat semuanya mulai berguncang. Semua orang di kota saya keluar ke jalanan dan tidak seorang pun berani kembali ke dalam gedung,” ujarnya saat berbicara kepada Reuters.

    Seorang petugas dari Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar menyatakan kepada Reuters bahwa pihaknya mulai mencari korban dan menaksir besarnya kerusakan akibat gempa.

    “Sejauh ini kami belum memiliki informasi,” katanya.

    Baca berita di halaman selanjutnya.

    4. Guncangan Terasa hingga Thailand dan China

    Guncangan akibat gempa Myanmar terasa di seluruh wilayah Thailand bagian utara, dan hingga ke ibu kota Bangkok. Kepanikan dilaporkan sempat terjadi di kawasan ramai Bangkok, dengan orang-orang panik berlarian ke jalanan saat gedung-gedung berguncang.

    Layanan kereta metro dan kereta ringan di Bangkok dihentikan sementara akibat gempa ini. Sebuah gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang sedang dalam proses pembangunan di Bangkok, Thailand, juga ambruk usai guncangan akibat gempa bumi yang berpusat Myanmar.

    Dilansir AFP dan CNN, gedung tersebut terletak di area Chatuchak Park, sebelah utara Bangkok. Sebanyak 43 pekerja dilaporkan terjebak di dalam reruntuhan gedung tersebut.

    Selain di Thailand, guncangan gempa juga terasa di area Provinsi Yunnan, China bagian barat daya. Laporan badan gempa Beijing mencatat guncangan yang dirasakan berkekuatan Magnitudo 7,9.

    Tim penyelamat menyisir lokasi ambruknya gedung 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok, Thailand, menyusul gempa dahsyat yang berpusat di Myanmar (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)5. PM Thailand Tetapkan Bangkok Jadi Zona Darurat

    Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra menetapkan ibu kota Bangkok sebagai “zona darurat” akibat gempa di Myanmar yang turut dirasakan negara tersebut. Warga diimbau menghindari gedung bertingkat dan tidak menggunakan lift untuk sementara waktu.

    “Perdana Menteri dengan segera menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri untuk menetapkan Bangkok sebagai zona darurat, dan memberikan pemberitahuan kepada provinsi-provinsi di seluruh negeri untuk menangani situasi tersebut sebagai keadaan darurat nasional, yang memungkinkan bantuan publik segera jika diperlukan,” demikian pernyataan kantor PM Thailand, seperti dilansir CNN, Jumat (28/3/2025).

    Paetongtarn langsung menghentikan kunjungan resminya ke Phuket untuk menggelar “rapat mendesak” setelah guncangan gempa dirasakan di Thailand pada Jumat (28/3) siang. Guncangan itu berasal dari gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang berpusat di dekat Sagaing, Myanmar.

    “Perdana Menteri segera kembali ke Bangkok dan mendesak masyarakat untuk menghindari gedung-gedung bertingkat, hanya menggunakan tangga, dan tetap tenang,” sebut pernyataan kantor PM Thailand tersebut.

    “Semua lembaga pemerintah telah diberi pengarahan, dan sekolah-sekolah telah diinstruksikan untuk memulangkan anak-anak lebih awal,” imbuh pernyataan itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempa M 7,7 Guncang Myanmar, Korban Tewas Bertambah Jadi 20 Orang

    Gempa M 7,7 Guncang Myanmar, Korban Tewas Bertambah Jadi 20 Orang

    Jakarta

    Sekitar 20 orang tewas di sebuah rumah sakit besar di ibu kota Myanmar setelah gempa dahsyat melanda negara itu. Gempa magnitudo (M) 7,7 itu menyebabkan kerusakan luas kata seorang dokter.

    “Sekitar 20 orang tewas setelah mereka tiba di rumah sakit kami sejauh ini. Banyak orang terluka,” kata dokter di rumah sakit umum berkapasitas 1.000 tempat tidur di Naypyidaw yang meminta identitasnya dirahasiakan, dilansir AFP, Jumat (28/3/2025).

    Junta militer Myanmar meminta bantuan kemanusiaan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di 6 wilayah setelah gempa bumi dahsyat melanda negara itu.

    Reporter AFP melihat kepala junta Min Aung Hlaing tiba di sebuah rumah sakit di Naypyidaw tempat para korban luka dirawat setelah gempa berkekuatan M 7,7 melanda Myanmar bagian tengah.

    “Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun kepada AFP di rumah sakit tersebut.

    Jumlah korban belum diketahui, tetapi fakta bahwa pemerintah militer yang terisolasi itu memohon bantuan–yang jarang dilakukannya setelah bencana alam–menunjukkan bahwa bantuan itu bisa dalam skala besar.

    Junta militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keadaan darurat diberlakukan di 6 daerah yang paling parah terkena dampak: Sagaing, Mandalay, Magway, Negara Bagian Shan di timur laut, Naypyidaw, dan Bago. Zaw Min Tun mengatakan donor darah diperlukan bagi pasien di Mandalay, Naypyidaw, dan Sagaing.

    (rfs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Myanmar Luluh Lantak Diguncang Gempa M 7,7, Bangkok Porak-poranda

    Myanmar Luluh Lantak Diguncang Gempa M 7,7, Bangkok Porak-poranda

    Naypyitaw

    Sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun di Bangkok runtuh setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Thailand dan negara tetangga Myanmar pada siang hari Jumat (28/03).

    Sebuah video dramatis yang beredar di media sosial menunjukkan gedung bertingkat runtuh menjadi puing-puing berawan debu. Mereka yang melihat hal itu berteriak -teriak dan berlarian.

    Polisi mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka tidak memiliki informasi langsung tentang berapa banyak pekerja yang berada lokasi kejadian, di dekat Pasar Chatuchak yang populer di Bangkok itu.

    Gempa bumi tengah hari itu diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,4 skala Richter. Orang-orang di Bangkok yang dievakuasi dari gedung mereka diperingatkan untuk tetap berada di luar untuk berjaga-jaga jika terjadi gempa-gempa susulan.

    “Tiba-tiba seluruh gedung mulai bergerak, langsung terdengar teriakan dan kepanikan,” ujar Fraser Morton, seorang turis dari Skotlandia, yang berada di salah satu dari banyak mal di Bangkok untuk membeli perlengkapan kamera.

    “Awalnya saya hanya berjalan dengan tenang, tetapi kemudian gedung mulai bergerak, orang-orang berteriak-teriak, terjadi banyak kepanikan, orang-orang berlari ke arah yang salah menuruni eskalator, banyak benturan di dalam mal,” ungkapnya.

    Seperti ribuan orang lainnya di pusat Kota Bangkok, Morton mencari perlindungan di Taman Benjasiri, jauh dari gedung-gedung tinggi di sekitarnya. “Saya keluar dan kemudian melihat ke atas gedung dan seluruh gedung bergerak, debu dan puing-puing, itu cukup intensif,” jelasnya.

    Pusat gempa di Myanmar

    Survei Geologi AS dan pusat GFZ Jerman untuk ilmu kebumian mengatakan gempa bumi itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, dengan episentrum di Myanmar, demikian menurut laporan awal.

    Di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan, demikian menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.

    Meskipun daerah itu rawan gempa bumi, pada umumnya jarang penduduknya, dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.

    Di wilayah Sagaing, di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar Myanmar, Yangon, juga rusak.

    Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka ketika gempa terjadi. Belum ada laporan langsung tentang cedera atau kematian.

    Di ibu kota Naypyitaw, gempa merusak tempat-tempat suci keagamaan, menyebabkan bagian-bagiannya runtuh ke tanah, dan beberapa rumah.

    Di Bangkok, alarm berbunyi di gedung-gedung saat gempa terjadi sekitar pukul 1:30 siang, dan warga yang terkejut dievakuasi menuruni tangga kondominium dan hotel bertingkat tinggi.

    Bangkok porak-poranda

    Wilayah Bangkok yang lebih luas, dihuni oleh lebih dari 17 juta orang. Banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi. Air dari kolam renang di atap gedung tinggi terciprat ke sisi bangunan saat berguncang, dan puing-puing berjatuhan dari banyak bangunan saat gempa bumi yang berlangsung lama mengguncang kota.

    “Saya pernah mengalami gempa bumi dua kali sebelumnya di Myanmar, tetapi itu hanya satu detik, tetapi di sini berlangsung setidaknya selama, menurut saya, satu menit,” ujar Zsuzsanna Vari-Kovacs, seorang warga Hungaria di Bangkok, yang baru saja selesai makan di sebuah restoran saat gempa terjadi.

    “Suami saya berada di gedung tinggi, saya pikir itu lebih parah.”

    Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir semua wilayah negara itu.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.

    ap/hp(dpa/reuters, afp, ap)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ekonomi Turki Anjlok Usai Penangkapan Rival Politik Erdogan

    Ekonomi Turki Anjlok Usai Penangkapan Rival Politik Erdogan

    Ankara

    Berita tentang penangkapan Ekrem Imamoglu pekan lalu, memicu kerugian besar di pasar modal Turki, dengan banyak investor kehilangan kepercayaan pada kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Saham Turki mengalami pekan terburuk sejak krisis keuangan global 2008, dengan indeks saham unggulan ISE 100 turun lebih dari 16% pada puncak kejatuhan.

    Sebagai respons, otoritas pasar modal Turki melarang penjualan pendek dan spekulasi terhadap penurunan harga lebih lanjut, sekaligus melonggarkan aturan pembelian kembali saham untuk menopang harga saham yang merosot. Indeks sempat naik sekitar 2%, tetapi kembali turun ke level terendah sejak November.

    Para pengamat sepakat bahwa perkembangan ini bisa menjadi masalah besar bagi Erdogan. Dalam beberapa tahun terakhir, investor Turki beralih ke pasar saham untuk melindungi kekayaan mereka dari inflasi tinggi, yang bulan ini mencapai sekitar 39%.

    Janji untuk menjaga stabilitas

    Pada awal pekan ini, pasar obligasi dan saham Turki sedikit stabil setelah Menteri Keuangan Mehmet Simsek berjanji akan melakukan “apa pun yang diperlukan” untuk menenangkan pasar keuangan.

    Ia menegaskan bahwa Turki tetap menawarkan peluang investasi jangka panjang yang menarik. Bersama Gubernur Bank Sentral Turki, Fatih Karahan, ia menegaskan kembali komitmen Erdogan untuk mempertahankan kebijakan ramah investor yang telah diterapkan selama dua tahun terakhir guna mencegah arus keluar modal dari lira Turki.

    Meskipun mata uang nasional Turki melemah terhadap dolar, depresiasi sebesar 3% dianggap tidak terlalu buruk, memberikan sedikit ketenangan bagi investor. Analis RBC Bluebay, Timothy Ash, mengatakan kepada Bloomberg News bahwa “sebagian besar arus keluar [lira] tampaknya berasal dari investor asing.”

    Krisis diperkirakan bersifat sementara

    Menurutnya, suku bunga tinggi dan dukungan mata uang oleh bank sentral berhasil menarik kembali investor internasional ke Turki. Itulah sebabnya sebelum penangkapan Imamoglu, pasar obligasi dan saham sedang dalam tren pemulihan.

    Namun, saat ini krisis politik kembali berdampak pada pasar karena ketidakpastian meningkat tajam. “Dalam hitungan jam, investor internasional menarik sejumlah besar modal dari pasar keuangan Turki. Pada saat yang sama, lira mengalami tekanan besar, memaksa bank sentral menjual cadangan yang signifikan untuk menstabilkan mata uang,” jelas Yalcin.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Dampak krisis politik di sektor pariwisata

    Pariwisata adalah salah satu industri utama Turki, dan ketidakpastian politik yang baru ini mungkin berdampak pada sektor tersebut, menurut Dirk Schmcker, Direktur Riset di Institut NIT (New Insights for Tourism) di Kiel, Jerman.

    Namun, ia memperingatkan agar dampaknya tidak dilebih-lebihkan. “Penangkapan ini bukan pertama kalinya pemerintah Turki bertindak berbeda dari kebanyakan pemerintah Eropa,” katanya kepada DW.

    Marco A. Gardini, profesor di Fakultas Manajemen Pariwisata Universitas Ilmu Terapan Kempten, bahkan lebih skeptis terhadap dampaknya. Menurutnya, langkah terhadap Imamoglu sangat relevan di lingkaran politik dan diplomatik internasional, tetapi tidak akan banyak mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Turki.

    Ia berpendapat bahwa peristiwa semacam ini tidak lagi menjadi penghalang utama, karena hanya sedikit wisatawan yang menghindari Turki akibat kebijakan Erdogan.

    Dirk Schmcker juga tidak melihat politik domestik Turki sebagai penghambat bagi sektor pariwisata, kecuali ada ancaman keamanan yang jelas, dampak bencana alam yang membuat infrastruktur pariwisata tidak dapat digunakan, atau masalah visa yang signifikan.

    Wisatawan dari Jerman dan negara lain, katanya, tetap bertekad melanjutkan rencana liburan mereka, terutama jika destinasi tersebut terjangkau.

    Kondisi keuangan Turki dalam sorotan

    Menurut Erdal Yalcin, sektor perbankan dan keuangan Turki berada dalam tekanan yang lebih besar. Ia menjelaskan bahwa bank-bank di Turki bisa menghadapi biaya pinjaman yang lebih mahal, sementara investor asing mungkin memotong pendanaan mereka. Hal ini bisa memicu keluarnya lebih banyak uang dari negara, memperburuk masalah keuangan, dan berisiko mengguncang stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan.

    Selain itu, sektor properti juga rentan karena sangat bergantung pada investor asing. “Ketidakstabilan politik yang meningkat memperbesar risiko penarikan modal dan kesulitan pembiayaan, terutama dalam kondisi suku bunga yang terus naik dan volatilitas nilai tukar yang tinggi,” kata Yalcin.

    Industri yang bergantung pada ekspor juga bisa terdampak, karena mitra dagang mungkin menjadi lebih berhati-hati dan meminta jaminan lebih tinggi atau premi risiko tambahan. Ketidakpastian di pasar valuta asing juga meningkatkan biaya lindung nilai bagi perusahaan ekspor, yang dapat melemahkan daya saing mereka.

    Para ahli percaya bahwa dampak ekonomi dan politik dari penahanan Imamoglu akan terlihat sepenuhnya dalam beberapa bulan ke depan.

    Namun, Yalcin melihat kemungkinan realistis bahwa langkah kontroversial Erdogan ini tidak akan berdampak jangka panjang. Ia berpendapat bahwa pengumuman Menteri Keuangan Turki tentang tindakan tegas untuk melindungi ekonomi bisa diterima dengan baik oleh pasar.

    Turki juga memiliki kepentingan strategis bagi Uni Eropa dan Amerika Serikat, bukan hanya sebagai mitra NATO yang penting, tetapi juga sebagai penyangga utama dalam mengontrol arus migrasi ke Eropa. Itulah sebabnya, kata Yalcin, kritik dari negara-negara Eropa sejauh ini masih bersikap hati-hati.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diguncang Gempa M 7,7, Myanmar: Kerusakannya Sangat Hebat

    Diguncang Gempa M 7,7, Myanmar: Kerusakannya Sangat Hebat

    Naypyitaw

    Gempa bumi dengan Magnitudo 7,7 melanda Myanmar pada Jumat (28/03) siang. Pusat gempa berada 16 kilometer barat laut dari Kota Sagaing, menurut Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Hanya 12 menit setelah gempa pertama, USGS mencatat terjadi lagi gempa dengan Magnitudo 6,4. Episentrumnya berada di 18 kilometer selatan Sagaing.

    Dampak gempa ini terasa hingga ke negara-negara tetangga, seperti China dan Thailand.

    Seorang anggota tim penyelamat di Mandalay, Myanmar, mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban tewas akibat gempa di Myanmar belum diketahui, namun mengatakan “kerusakannya sangat hebat”.

    “Jumlah korban tewas juga cukup tinggi. Itu saja yang bisa kami sampaikan saat ini karena upaya penyelamatan masih berlangsung,” kata tim penyelamat.

    “Jumlah korban tewas belum diketahui secara pasti, tetapi setidaknya mencapai ratusan.”

    Di ibu kota Thailand, Bangkok, 70 pekerja konstruksi dilaporkan hilang di lokasi bangunan yang roboh, menurut Institut Nasional untuk Pengobatan Darurat di Thailand

    Dalam sebuah unggahan di Facebook, disebutkan bahwa ada sekitar 320 pekerja di lokasi tersebut pada saat insiden terjadi, dan 20 orang terjebak di terowongan lift.

    Jumlah korban tewas hingga kini belum diketahui, sementara sebuah rumah sakit lapangan telah didirikan di lokasi kejadian sementara tim penyelamat terus mencari korban selamat.

    Petugas penyelamat mencari korban selamat dari bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Bangkok, Thailand, 28 Maret 2025 (Reuters)

    ‘Korban berlimpah’ di rumah sakit Myanmar

    Seorang pejabat Myanmar mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sebuah rumah sakit besar di ibu kota Naypyidaw telah menjadi “daerah dengan korban berlimpah” setelah gempa.

    Jalan-jalan di sekitarnya rusak akibat gempa dan rute menuju RS itu macet total.

    Di RS dengan 1.000 tempat tidur itu, korban luka dirawat di jalanan di luar, infus tergantung di brankar mereka.

    Beberapa orang tampak menggeliat kesakitan, sementara yang lain terbaring diam sementara kerabat berusaha menghibur mereka.

    Situasi di rumah sakit Naypyidaw setelah gempa mengguncang, pada Jumat (28/03) (AFP)

    Dewan militer Myanmar juga menyatakan RS yang dikelola pemerintah di Mandalay, Sagaing, dan Naypyidaw penuh dengan pasien yang terluka akibat gempa bumi dan pemerintah meminta masyarakat untuk menyumbangkan darah bagi para pasien.

    Seorang pengembang properti terkenal mengatakan bahwa banyak propertinya yang retak, sangat banyak bangunan runtuh, dan situasinya benar-benar buruk di Mandalay.

    Gempa bumi magnitudo 7,7 menyebabkan jalan di Kota Naypyidaw, Myanmar, mengalami kerusakan (AFP)

    Dewan militer Myanmar menyatakan bahwa Sagaing, Mandalay, Magway, Bago, Negara Bagian Shan Timur, dan Naypyidaw berada dalam situasi darurat.

    Mereka kini memprioritaskan penyelidikan kerusakan dan upaya penyelamatan di area-area tersebut.

    Dampak gempa di Thailand

    Dampak gempa ini terasa hingga ke negara-negara tetangga, seperti China dan Thailand.

    Di Bangkok, Thailand, video yang beredar di media sosial menunjukkan air menyembur keluar dari kolam renang di atap gedung dan mengucur ke jalan-jalan di bawahnya.

    Reuters Tim penyelamat berada di sekitar gedung runtuh di Bangkok pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi mengguncang Myanmar dan Thailand.

    Regu penyelamat terlihat di lokasi konstruksi tempat sebuah bangunan runtuh di Bangkok pada 28 Maret 2025, setelah gempa bumi mengguncang Myanmar (AFP)

    Bui Thu, jurnalis BBC yang tinggal di Bangkok, menuturkan kepada BBC World Service bahwa ia sedang memasak di rumah ketika gempa pertama terjadi.

    “Saya sangat gugup, saya sangat panik,” katanya.

    “Saya tidak tahu apa penyebabnya karena, saya rasa, sudah satu dekade sejak Bangkok mengalami gempa yang sangat kuat seperti ini.”

    “Di apartemen saya, saya hanya melihat retakan di dinding dan air memercik dari kolam renang dan orang-orang berteriak.”

    Setelah gempa susulan, ia bersama banyak orang lainnya berlari ke jalan.

    “Kami hanya mencoba memahami apa yang sedang terjadi,” katanya.

    “Bangunan-bangunan di Bangkok tidak dirancang untuk menahan gempa, jadi saya pikir itulah sebabnya saya pikir akan ada kerusakan besar.”

    Seorang pekerja menggendong salah satu rekannya di Bangkok, Thailand, setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar, 28 Maret 2025 (Reuters)

    Gempa juga menyebabkan sebuah gedung pemerintah yang sedang dalam proses pembangunan di dekat Taman Chatuchak di Bangkok runtuh.

    Dari 50 pekerja konstruksi yang ada di sana, 43 kini dinyatakan hilang, diduga masih terjebak di dalam, merujuk pernyataan polisi setempat dan juga Institut Nasional untuk Kedokteran Darurat.

    “Ketika saya tiba untuk memeriksa lokasi, saya mendengar orang-orang berteriak minta tolong,’” kata Worapat Sukthai, wakil kepala polisi untuk Distrik Bang Sue, kepada AFP.

    Pemerintah Thailand sedang mengadakan pertemuan darurat untuk merespons kejadian ini.

    Gempa bumi relatif lebih sering terjadi di Myanmar dibandingkan dengan Thailand.

    Antara tahun 1930 dan 1956, terjadi enam gempa bumi dahsyat dengan magnitudo 7,0 di dekat Sesar Sagaing, yang membentang di bagian tengah negara tersebut, menurut laporan kantor berita AFP yang mengutip USGS.

    Mengapa sulit mendapat informasi dari Myanmar?

    Informasi terkini langsung dari Myanmar sulit diperoleh, utamanya karena Myanmar diperintah oleh junta militer sejak kudeta pada 2021.

    Pemerintahan yang ada mengendalikan hampir semua radio, televisi, media cetak, dan media daring setempat. Penggunaan internet juga dibatasi.

    Jalur komunikasi juga tampaknya terputus karena BBC tidak dapat menghubungi lembaga bantuan di lapangan.

    Artikel ini akan diperbarui secara berkala

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Makin Panas! Israel Bombardir Lebanon Usai Diserang Roket

    Makin Panas! Israel Bombardir Lebanon Usai Diserang Roket

    Beirut

    Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap wilayah Lebanon bagian selatan pada Jumat (28/3). Gempuran ini dilancarkan setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengancam Beirut atas serangan roket terbaru yang ditembakkan dari wilayah negara tersebut.

    Serangan ini semakin mengguncang gencatan senjata yang sudah rapuh antara Tel Aviv dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Serangan roket yang melanda Israel, seperti dilansir AFP, Jumat (28/3/2025), menjadi serangan kedua yang diluncurkan dari Lebanon sejak gencatan senjata berlaku pada November tahun lalu, dan kedua kalinya Hizbullah membantah terlibat serangan roket itu.

    “Jika tidak ada ketenangan di Kiryat Shmina dan komunitas Galilea, tidak akan ada ketenangan juga di Beirut,” tegas Katz dalam ancaman terbarunya, merujuk pada kota-kota di Israel yang menjadi target serangan roket dari Lebanon.

    Pernyataan militer Israel menyebut dua “proyektil” ditembakkan dari Lebanon ke Israel, dengan satu proyektil berhasil dicegat dan satu lainnya jatuh di dalam wilayah Lebanon. Pernyataan lanjutan militer Tel Aviv mengumumkan mereka “menyerang target teror Hizbullah di Lebanon bagian selatan”.

    Hizbullah, dalam pernyataannya, menegaskan “penghormatan pihaknya terhadap perjanjian gencatan senjata dan menyangkal keterlibatan apa pun dalam peluncuran roket hari ini dari Lebanon bagian selatan”.

    Menhan Katz menegaskan “pemerintah Lebanon bertanggung jawab langsung atas setiap serangan ke arah Galilea”.

    Lihat juga Video: Duh! Jet Tempur Israel Serang Lebanon Meski Tengah Gencatan Senjata

    Serangan udara terbaru Israel, menurut laporan kantor berita National News Agency (NNA), menghantam area di sekitar sejumlah desa di bagian selatan Lebanon, termasuk Naqura yang menjadi lokasi markas pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    NNA juga melaporkan gempuran Tel Aviv melanda area Jezzine di sebelah utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer di sebelah utara perbatasan Lebanon-Israel.

    Gencatan senjata yang berlangsung sejak November tahun lalu telah mengakhiri sebagian besar pertempuran antara Israel dan Hizbullah, meskipun Tel Aviv sesekali melancarkan serangan terhadap wilayah Lebanon bagian selatan.

    Serangan roket terhadap wilayah Israel pada Jumat (28/3) terjadi beberapa jam setelah gempuran Tel Aviv lainnya menewaskan sedikitnya enam orang di wilayah selatan Lebanon, dengan Israel mengklaim menargetkan anggota Hizbullah.

    Lihat juga Video: Duh! Jet Tempur Israel Serang Lebanon Meski Tengah Gencatan Senjata

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prancis dan Inggris Serukan ‘Pasukan Keamanan’ untuk Ukraina

    Prancis dan Inggris Serukan ‘Pasukan Keamanan’ untuk Ukraina

    Paris

    Setelah pertemuan antara sekitar 30 pemimpin Eropa dan NATO di Paris, pada Kamis (27/03), Presiden Prancis Emmanuel Macron umumkan rencana untuk mengerahkan pasukan dari “beberapa” negara Eropa ke Ukraina jika kesepakatan damai yang berkelanjutan dapat diwujudkan.

    Rincian mengenai skema ini masih belum jelas, tetapi kemungkinan akan lebih konkret dalam beberapa minggu ke depan. Pejabat pertahanan Inggris dan Prancis akan segera mengunjungi Ukraina untuk menilai kebutuhan pasukan keamanan atau yang disebut sebagai ‘reassurance force’ di lapangan, kata Macron.

    “Akan ada pasukan penjamin keamanan dengan beberapa negara Eropa yang akan dikerahkan ke Ukraina,” ujar Macron kepada pers setelah pertemuan tiga jam dengan para pemimpin, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz.

    Macron mengakui bahwa tidak ada kesepakatan bulat, dan tidak semua sekutu Ukraina di Eropa akan berpartisipasi. Beberapa negara tidak memiliki “kapasitas”, sementara negara yang lain menolak karena “konteks politik” di negara mereka.

    Selama beberapa minggu terakhir, Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah bekerja sama untuk menyediakan “pasukan penjaga keamanan” bagi Pemerintah Ukraina.

    Alasan rencana Prancis dan Inggris mengirim pasukan?

    Amerika Serikat mengejutkan Eropa pada awal tahun ini dengan membuka pembicaraan bilateral dengan Moskow, dan untuk sementara waktu menghentikan bantuan militer bagi Ukraina. AS bertekad menengahi perdamaian di Ukraina, meskipun pemerintahan Zelenskyy menentang keras kemungkinan kesepakatan yang menguntungkan Rusia.

    Para pejabat Eropa khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat semakin berani untuk menyerang Ukraina, atau bahkan negara-negara lain di Eropa jika diberikan kesepakatan yang terlalu menguntungkan baginya.

    Namun, perjanjian itu tampaknya mulai goyah pada Kamis (27/03) setelah Rusia menyatakan bahwa mereka mengharapkan pencabutan beberapa sanksi Barat sebagai bagian dari kesepakatan, sesuatu yang tidak disebutkan dalam pengumuman resmi AS. Para pemimpin Eropa yang bertemu di Paris menolak kemungkinan pencabutan sanksi dan menegaskan bahwa sanksi akan tetap berlaku selama Rusia terus melakukan agresi terhadap Ukraina.

    Inisiatif Prancis-Inggris ini merupakan bagian dari upaya Eropa untuk terlibat dalam proses perdamaian dan memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, meskipun tidak semua negara sepakat.

    Uni Eropa juga telah berkomitmen untuk meningkatkan investasi pertahanan secara besar-besaran guna mengurangi ketergantungan pada AS. Di bawah kepemimpinan Donald Trump, AS semakin menunjukkan sikap yang lebih keras terhadap Ukraina dan Eropa.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Upaya mencegah agresi Rusia

    Pada Kamis (27/03), Macron menegaskan bahwa pasukan yang dikerahkan tidak akan berada di garis depan, tidak akan bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian, dan tidak akan menggantikan tentara Ukraina. Tujuan utama mereka adalah untuk mencegah agresi lebih lanjut dari Rusia.

    Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa London telah menjadi tuan rumah bagi “lebih dari 200 perencana militer dari 30 negara” pekan ini, dan bahwa berbagai negara telah menyatakan kesiapan mereka untuk berkontribusi dalam hal logistik, komando dan kontrol, serta penempatan di darat, laut, dan udara.

    Jumlah pasti pasukan yang akan dikerahkan masih belum jelas. Namun, menurut Rafael Loss, seorang peneliti di European Council on Foreign Relations (ECFR), kemungkinan akan ada sekitar 15.000 hingga 20.000 tentara yang ditempatkan di Ukraina.

    Namun, sebelum itu terjadi, perlu ada “kesepakatan yang kuat untuk menghentikan pertempuran, menetapkan garis kendali, membangun jalur komunikasi politik antara pihak yang berperang, serta melibatkan mediator untuk mencegah perselisihan di masa depan.”

    “Ide utamanya adalah menciptakan risiko bagi Rusia, sehingga kepemimpinan Rusia berpikir dua kali sebelum menyerang Ukraina,” kata Loss kepada DW.

    “Namun, itu juga berarti bahwa pasukan Eropa di Ukraina akan menghadapi risiko, dan ada kemungkinan konflik meluas ke luar wilayah Ukraina.”

    Putin telah berulang kali menyatakan bahwa ia tidak akan menerima kehadiran pasukan dari negara-negara NATO di Ukraina.

    Negara mana saja yang akan terlibat?

    Sejauh ini, selain Inggris dan Prancis, negara-negara Nordik dan Baltik telah menyatakan minat untuk berpartisipasi. Posisi Jerman masih belum jelas karena pemerintah baru sedang dalam proses pembentukan, meskipun kandidat kanselir yang kemungkinan besar terpilih, Friedrich Merz, menunjukkan sikap lebih terbuka dibandingkan kanselir petahana Olaf Scholz.

    Sementara itu, negara-negara selatan seperti Italia dan Spanyol lebih skeptis terhadap inisiatif ini.

    AS telah menyatakan bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam misi ini. Beberapa pihak berpendapat bahwa misi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan AS, sementara yang lain menyerukan agar misi ini berada di bawah mandat PBB. Namun, mengingat Rusia memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, hal ini tampaknya sulit untuk diwujudkan dalam kesepakatan yang dapat diterima oleh Kyiv dan Moskow.

    Pada Kamis (27/03), Macron menegaskan bahwa Eropa harus siap bertindak sendiri.

    “Kita harus berharap yang terbaik, tetapi bersiap untuk yang terburuk,” katanya. “Saya berharap Amerika akan berada di pihak kita dan bahkan berperan aktif. Namun, kita harus siap menghadapi kemungkinan di mana mereka tidak ikut serta.”

    Di Paris, Macron dan Starmer menegaskan bahwa mereka secara aktif merencanakan skenario pasca-konflik, meskipun mereka skeptis terhadap komitmen Rusia untuk berdamai saat ini. Starmer mengatakan bahwa Eropa akan “siap menjalankan kesepakatan damai, apa pun bentuk akhirnya” dan “bekerja sama untuk memastikan keamanan Ukraina sehingga negara itu dapat mempertahankan diri dan mencegah agresi di masa depan.”

    Bagi ECFR’s Loss, ini adalah pesan yang ditujukan kepada AS dan juga kepada Kyiv.

    “Salah satu tujuan utama adalah menunjukkan bahwa Eropa tidak lepas tangan, bahwa meskipun ada kabar yang mungkin mengecewakan dari perundingan gencatan senjata dan pernyataan pejabat tertentu, Eropa tetap berkomitmen dalam percakapan ini,” katanya.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Bombardir Apartemen di Ukraina, 3 Tewas

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini