Category: Detik.com Internasional

  • Trump Perintahkan Pemeriksaan Medsos Pemohon Visa AS yang Pernah ke Gaza

    Trump Perintahkan Pemeriksaan Medsos Pemohon Visa AS yang Pernah ke Gaza

    Washington

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pemeriksaan media sosial bagi semua pemohon visa AS yang pernah ke Jalur Gaza sejak 1 Januari 2007. Kebijakan itu disebut untuk memperketat pemeriksaan bagi pelancong asing.

    Perintah untuk pemeriksaan media sosial itu mencakup semua visa imigran dan non-imigran, termasuk pekerja organisasi non-pemerintah serta individu yang telah berada di Gaza untuk jangka waktu tertentu, baik dalam kapasitas resmi atau diplomatik.

    “Jika peninjauan hasil media sosial mengungkap potensi informasi yang merendahkan terkait masalah keamanan, maka SAO harus diserahkan,” kata Departemen Luar Negeri, dilansir Reuters, Jumat (18/4/2025).

    Kebijakan terbaru Trump ini mengacu pada pendapat penasihat keamanan, yang merupakan investigasi antarlembaga untuk menentukan apakah pemohon visa menimbulkan risiko keamanan nasional bagi AS.

    Langkah tersebut dilakukan setelah pemerintahan Trump mencabut ratusan visa di seluruh negeri, termasuk status beberapa penduduk tetap yang sah berdasarkan Undang-Undang tahun 1952 yang mengizinkan deportasi imigran mana pun yang kehadirannya di negara tersebut dianggap merugikan kebijakan luar negeri AS.

    Kabel tertanggal 17 April itu ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang mengatakan pada akhir Maret bahwa ia mungkin telah mencabut lebih dari 300 visa.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar mengenai komunikasi internal ketika ditanya tentang kabel tersebut, tetapi mengatakan setiap calon pelancong ke AS menjalani pemeriksaan keamanan antarlembaga yang ekstensif.

    “Pemeriksaan keamanan berlangsung sejak saat setiap permohonan, melalui putusan visa, dan setelahnya selama masa berlaku setiap visa yang dikeluarkan, untuk memastikan individu tersebut tetap memenuhi syarat untuk bepergian ke Amerika Serikat,” tambahnya.

    Pejabat Trump mengatakan pemegang visa pelajar dapat dideportasi karena dukungan terhadap Palestina dan kritik terhadap perilaku Israel dalam perang di Gaza, sebab tindakan mereka sebagai ancaman terhadap kepentingan kebijakan luar negeri AS.

    Para kritikus Trump menyebut upaya itu sebagai serangan terhadap hak kebebasan berbicara berdasarkan Amandemen Pertama Konstitusi AS.

    Konstitusi AS menjamin kebebasan berbicara bagi setiap orang di AS, terlepas dari status imigrasi. Namun, ada beberapa contoh besar tentang pencabutan visa mahasiswa yang menentang perang Israel di Gaza oleh pemerintah.

    Di antara penangkapan yang paling banyak dipublikasikan adalah penangkapan yang terekam dalam video bulan lalu saat agen bertopeng menahan seorang mahasiswa Universitas Tufts dari Turki, Rumeysa Ozturk.

    (fas/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas Lagi! Militer Israel Gempur Infrastruktur Hizbullah di Lebanon

    Memanas Lagi! Militer Israel Gempur Infrastruktur Hizbullah di Lebanon

    Tel Aviv

    Militer Israel kembali menggempur lokasi infrastruktur kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan semalam. Tel Aviv menegaskan akan melawan setiap upaya Hizbullah untuk membangun kembali kehadiran militer di negara tetangganya tersebut.

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025), hanya mengatakan pasukannya telah melancarkan serangan udara terhadap target Hizbullah di Lebanon bagian selatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut soal bagaimana serangan dilancarkan.

    “Dalam semalam, IDF menyerang lokasi infrastruktur teroris Hizbullah di Lebanon selatan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    “IDF akan beroperasi melawan segala upaya Hizbullah untuk membangun kembali kehadiran militer dengan kedok perlindungan sipil,” tegas militer Israel.

    Tidak diketahui secara jelas apakah ada korban jiwa akibat gempuran Israel itu dan seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    Meskipun gencatan senjata berlaku sejak 27 November tahun lalu untuk menghentikan pertempuran antara dengan Hizbullah, Israel terus melancarkan serangan udara hampir setiap hari terhadap wilayah Lebanon, yang merupakan negara tetangganya.

    Hizbullah, yang secara signifikan dilemahkan selama perang melawan Israel, bersikeras bahwa kelompoknya mematuhi gencatan senjata, bahkan ketika rentetan serangan Tel Aviv terus berlanjut.

    Walaupun ada tembakan roket dari Lebanon ke wilayah Israel yang dilaporkan sejak gencatan senjata dicapai, namun sejauh ini tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu.

    Militer Lebanon, pada Rabu (16/4), mengatakan pihaknya telah menangkap sejumlah orang yang diduga mendalangi serangan roket ke wilayah Israel dari Lebanon.

    Seorang pejabat keamanan setempat, yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada AFP bahwa tiga orang di antaranya yang ditahan merupakan anggota kelompok Hamas, sekutu Hizbullah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Kerahkan Pesawat Pengebom ke Korsel, Korut Sebut Ancaman Terbuka!

    AS Kerahkan Pesawat Pengebom ke Korsel, Korut Sebut Ancaman Terbuka!

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) mengecam Amerika Serikat (AS) karena mengerahkan pesawat pengebom strategis B-1B dalam latihan militer gabungan baru-baru ini dengan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menyebut tindakan Washington itu sebagai “ancaman terbuka” bagi keamanan wilayah mereka.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korut dalam pernyataan yang dikutip kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dan dilansir Reuters, Kamis (17/4/2025), mengatakan pengerahan pesawat pengebom strategis AS ke kawasan itu telah menjadi praktik militer rutin.

    Kementerian Pertahanan Korut menyebutnya sebagai “gertakan yang sembrono”.

    Pesawat pengebom B-1B itu, menurut Kementerian Pertahanan Seoul, dikerahkan dalam latihan militer gabungan antara AS dan Korsel yang digelar pada Selasa (15/4) bersama dengan sejumlah jet tempur lainnya — seperti jet tempur F-16 milik AS dan Korsel, serta jet tempur siluman F-35 milik Seoul.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Jeon Ha Kyu, menolak kritikan dari Korut dan menegaskan bahwa aktivitas militer itu bersifat defensif.

    Pesawat pengebom B-1B telah ditampilkan dalam latihan militer gabungan dalam beberapa tahun terakhir, yang telah sejak lama dikecam Korut sebagai latihan perang melawannya. Seoul selalu menggambarkan latihan gabungan semacam itu sebagai murni pertahanan.

    “Langkah militer AS dan ROK (Republik Korea — nama resmi Korsel) baru-baru ini merupakan ancaman terbuka bagi keamanan negara kita,” demikian pernyataan KCNA.

    Tonton juga Video: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru, Pakai Teknologi AI

    Ditegaskan oleh Seoul bahwa negaranya dan AS akan terus memperluas latihan militer gabungan untuk menanggapi ancaman nuklir Korut.

    Angkatan Udara AS dan Korsel juga akan memulai latihan gabungan selama dua pekan, yang disebut sebagai “Freedom Flag”, mulai Kamis (17/4) waktu setempat. Sejumlah jet tempur siluman generasi kelima akan dikerahkan untuk berperan sebagai musuh tiruan dalam latihan itu.

    Pengerahan pesawat pengebom AS dalam latihan gabungan dengan Korsel itu dilakukan beberapa hari setelah Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, bersumpah untuk melawan dorongan yang dipimpin Washington dalam berupaya melenyapkan program nuklir Korut.

    Mengudaranya pesawat pengebom AS di Semenanjung Korea pada Selasa (15/4) itu terjadi ketika Korut sedang memperingati hari penting, yakni hari ulang tahun pendiri Korut, mendiang Kim Il Sung, atau kakek dari Kim Jong Un.

    Tonton juga Video: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru, Pakai Teknologi AI

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempuran Israel Hantam Kamp Pengungsi di Gaza, 25 Orang Tewas

    Gempuran Israel Hantam Kamp Pengungsi di Gaza, 25 Orang Tewas

    Gaza City

    Gelombang serangan udara Israel menghantam sejumlah kamp pengungsi Palestina di Jalur Gaza. Sedikitnya 25 orang tewas akibat rentetan serangan terbaru Tel Aviv tersebut.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025), melaporkan serangan-serangan udara Israel menargetkan beberapa tenda di area Al-Mawasi, Khan Younis, semalam. Sedikitnya 16 orang tewas akibat serangan di area tersebut.

    “Sedikitnya 16 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan 23 orang lainnya mengalami luka-luka setelah serangan langsung dari dua rudal Israel menghantam beberapa tenda yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi di area Al-Mawasi di Khan Younis,” tutur Bassal kepada AFP.

    Menurut Bassal, dua serangan lainnya menghantam area perkemahan pengungsi lainnya hingga menewaskan delapan orang dan melukai beberapa orang lainnya.

    Salah satu serangan mengenai kamp pengungsi di kota Beit Lahia hingga menewaskan tujuh orang di antaranya, sedangkan satu serangan lainnya menghantam area dekat Al-Mawasi hingga menewaskan seorang ayah dan anaknya yang tinggal di tenda.

    Israel melanjutkan kembali serangan udara dan serangan darat terhadap Jalur Gaza sejak 18 Maret lalu, yang mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas selama dua bulan yang sebagian besar telah menghentikan pertempuran di wilayah tersebut.

    Pada Rabu (16/4) dini hari, serangan udara Israel menghantam area Gaza City hingga menewaskan 10 orang, termasuk sejumlah wanita dan anak-anak. Serangan lainnya menghantam area Khan Younis dan menewaskan seorang anak.

    Sejak kembali melanjutkan serangannya terhadap Jalur Gaza pada Maret lalu, pasukan Israel telah merebut sebagian besar wilayah Jalur Gaza, dengan ratusan ribu penduduk sipil melarikan diri dari area-area yang menjadi target serangan insentif militer Tel Aviv.

    Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (16/4) menyebut sekitar 500.000 warga Palestina telah mengungsi sejak berakhirnya gencatan senjata Gaza pada pertengahan Maret lalu.

    “Mitra kemanusiaan kami memperkirakan bahwa sejak 18 Maret, sekitar setengah juta orang telah mengungsi atau kembali terusir,” sebut juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephanie Tremblay.

    Pejabat-pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, telah berulang kali menegaskan bahwa tekanan militer menjadi satu-satunya cara untuk memaksa Hamas membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menegaskan kembali bahwa militer Tel Aviv akan terus menyerang Hamas dan infrastrukturnya di wilayah Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Badan Pengawas PBB Sebut Iran Tak Jauh dari Memiliki Bom Nuklir

    Badan Pengawas PBB Sebut Iran Tak Jauh dari Memiliki Bom Nuklir

    Teheran

    Badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Iran kini dalam posisi yang “tidak jauh” dari memiliki bom nuklir. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengakui Teheran masih harus menempuh jalan panjang, namun harus diakui mereka tidak jauh dari kemampuan memproduksi senjata nuklir.

    Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (16/4/2025), disampaikan oleh kepala IAEA Rafael Grossi yang melakukan kunjungan ke Teheran pekan ini. Dia tiba di Teheran pada Rabu (16/4) malam dan bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi.

    Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), telah sejak lama menuduh Iran berusaha memperoleh senjata nuklir. Tuduhan semacam itu secara konsisten dibantah oleh Teheran, yang bersikeras menyatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan sipil yang damai.

    Dalam wawancara yang dirilis sebelum dia tiba di Iran itu, Grossi menggambarkan pengembangan senjata nuklir sebagai puzzle.

    “Itu seperti puzzle. Mereka (Iran-red) memiliki potongan-potongannya, dan suatu hari mereka akhirnya dapat menyatukannya,” kata Grossi dalam wawancara dengan surat kabar Prancis, Le Monde, yang dipublikasikan pada Rabu (16/4).

    “Masih ada jalan yang harus ditempuh sebelum mereka sampai di sana. Namun, mereka tidak jauh dari itu, hal itu harus diakui,” ucapnya.

    IAEA ditugaskan untuk mengawasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir tahun 2015 yang gagal, setelah Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan itu pada masa jabatan pertamanya.

    Dalam kunjungannya ke Teheran, Grossi juga diperkirakan akan bertemu dengan kepala badan energi nuklir Iran, Mohammad Eslami.

    Grossi, dalam pernyataan via media sosial X, menggambarkan pertemuannya dengan Araghchi sebagai pertemuan “penting”.

    “Kerja sama dengan IAEA sangat diperlukan untuk memberikan jaminan yang kredibel soal sifat damai dari program nuklir Iran pada saat diplomasi sangat dibutuhkan,” sebutnya.

    Kunjungan Grossi ke Teheran ini terjadi menjelang putaran kedua pembicaraan langsung antara Iran dan AS pada Sabtu (19/4) mendatang. atau sepekan setelah kedua negara melakukan pembicaraan tingkat tertinggi sejak Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.

    Kedua pihak menyebut pertemuan pertama berlangsung “konstruktif”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Negara Anggota WHO Rampungkan Perjanjian Atasi Pandemi Masa Depan

    Negara Anggota WHO Rampungkan Perjanjian Atasi Pandemi Masa Depan

    Jenewa

    Setelah tiga tahun bernegosiasi, pada Rabu (16/4), 194 negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelesaikan draf perjanjian bersejarah untuk menangani pandemi di masa depan.

    Draf perjanjian ini kemudian akan diajukan kepada World Health Assembly atau Majelis Kesehatan Dunia – untuk proses pengambilan keputusan di bulan Mei 2025.

    Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan selesainya draf perjanjian tersebut menunjukkan, “multilateralisme masih hidup dan dapat terus berjalan”, dan bahwa di dunia yang kian terpolarisasi ini, negara-negara masih dapat bekerja sama untuk mencari kesamaan, dan bersama-sama menanggapi ancaman besar.”

    Apa saja yang ada di dalam rancangan perjanjian pandemi WHO?

    Perjanjian Pandemi memetakan langkah-langkah untuk mencegah pandemi dan meningkatkan kolaborasi global, merujuk situasi kaos saat wabah COVID-19 melanda.

    Salah satu poin yang diperdebatkan selama negosiasi adalah Pasal 11, yang berkaitan dengan transfer teknologi medis ke negara-negara berkembang.

    Selama pandemi Covid-19 negara-negara berkembang menuduh negara-negara kaya menimbun vaksin dan alat tes. Negara-negara yang memiliki industri farmasi besar, menentang keras gagasan atas kewajiban transfer teknologi.

    Perjanjian yang rampung di hari Rabu(16/5) ini menyerukan, agar transfer teknologi diberi insentif melalui peraturan, kesepakatan lisensi, dan dukungan pembiayaan yang menguntungkan. Perjanjian juga turut menekankan bahwa kompromi dalam transfer teknologi ini haruslah didasarkan pada “kesepakatan bersama”.

    Menghormati kedaulatan negara

    Masing-masing negara memiliki kedaulatan penuh dalam menangani masalah kesehatan di wilayahnya. Hal ini kembali ditegaskan dalam draf perjanjian tersebut, setelah menyebarnya rentetan disinformasi yang mengklaim bahwa WHO akan mencampuri kedaulatan negara dengan pemberlakuan karantina wilayah dan mandat vaksin.

    Dalam draf tersebut turut disebutkan bahwa “tidak ada satu pun poin dalam draf perjanjian ini yang dapat ditafsirkan sebagai pemberian wewenang kepada WHO untuk mengarahkan, memerintahkan, mengubah, atau menetapkan hukum atau kebijakan nasional, atau memberikan mandat kepada negara-negara angora WHO untuk mengambil tindakan tertentu, seperti melarang atau menerima wisatawan, memberlakukan mandat vaksinasi atau tindakan kuratif atau diagnostik atau menerapkan karantina wilayah.”

    Perjanjian ini hanya akan mengikat bagi negara-negara yang memilih untuk meratifikasinya.

    “Pada saat multilateralisme terancam, negara-negara anggota WHO bersatu untuk mengalahkan ancaman pandemi berikutnya dengan satu-satunya cara yang mungkin: dengan bekerja sama,” kata mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark, salah satu ketua Panel Independen WHO untuk Kesiagaan dan Respons Pandemi.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Sorta Lidia Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Lontarkan Pujian untuk Elon Musk, Ada Apa?

    Putin Lontarkan Pujian untuk Elon Musk, Ada Apa?

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan pujian untuk miliarder ternama Amerika Serikat (AS) Elon Musk. Putin menyebut sosok Musk sebagai seorang pionir yang sebanding dengan insinyur roket legendaris Uni Soviet, Sergei Korolev.

    Pujian Putin untuk Musk, yang kini menjadi sekutu dekat dan penasihat penting Presiden Donald Trump ini, disampaikan ketika dia berbicara di hadapan para mahasiswa dalam kunjungan ke Universitas Bauman, sebuah perguruan tinggi di Moskow yang mengkhususkan diri dalam sains dan teknik.

    Komentar Putin ini, seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025), muncul saat Rusia dan AS berusaha menjalin hubungan yang lebih erat di bawah pemerintahan Trump, di mana Musk menjadi tokoh kunci.

    “Anda tahu, ada seorang pria — dia tinggal di Amerika Serikat — Musk yang, bisa dibilang, sangat mengagumi Mars,” kata Putin kepada para mahasiswa di universitas tersebut dalam kunjungan pada Rabu (16/4) waktu setempat.

    “Mereka merupakan tipe-tipe orang yang jarang muncul dalam populasi manusia, yang bersemangat dengan gagasan tertentu,” sebutnya.

    “Jika hal itu tampak mustahil bahkan saat ini, gagasan-gagasan seperti itu sering kali membuahkan hasil setelah beberapa saat. Sama seperti gagasan Korolev, pionir kita, muncul pada waktunya,” ucap Putin dalam pernyataannya.

    Korolev merupakan bapak program luar angkasa Uni Soviet, yang mengembangkan satelit pertama Sputnik serta Vostok 1, yang membawa kosmonaut pertama, Yuri Gagarin, ke orbit luar angkasa pada tahun 1961 silam.

    Musk, yang merupakan orang terkaya di dunia dan penasihat Trump yang kini paling berpengaruh, merupakan bos SpaceX, sebuah perusahaan AS yang meluncurkan roket untuk Badan Antariksa AS (NASA) dan memiliki jaringan internet Starlink.

    Selama ini, Musk sering mengkritik Ukraina, yang berperang melawan Rusia selama tiga tahun terakhir.

    Bulan lalu, Musk menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menginginkan “perang abadi”, dan pada Februari lalu, dia mengatakan Kyiv telah bertindak “terlalu jauh” dalam konflik tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Trump Menentang, Israel Batalkan Rencana Serang Fasilitas Nuklir Iran

    Washington DC

    Israel sedang bersiap untuk melancarkan serangan militer terhadap sejumlah target nuklir di wilayah Iran, namun kemudian dibatalkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan intervensi. Trump dilaporkan menentang keras rencana serangan Tel Aviv terhadap fasilitas nuklir Teheran tersebut.

    Laporan New York Times (NYT), yang mengutip sejumlah pejabat pemerintahan AS yang memahami persoalan itu, seperti dilansir Reuters dan Newsweek, Kamis (17/4/2025), menyebut Trump memblokir rencana serangan Israel demi menegosiasikan kesepakatan dengan Iran untuk membatasi program nuklir mereka.

    NYT dalam laporannya menyebut Israel telah menyusun rencana untuk menyerang situs nuklir Iran pada Mei tahun lalu, dengan tujuan menghambat kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir selama satu tahun atau lebih.

    Namun, menurut laporan NYT, Trump melakukan intervensi karena AS cenderung mengambil pendekatan diplomatik terhadap Iran daripada pendekatan militer.

    Disebutkan oleh NYT bahwa Trump memutuskan berunding dengan Iran setelah berbulan-bulan terjadi perdebatan internal di kalangan pejabat pemerintahan AS yang mendukung sikap militer yang lebih kuat terhadap Teheran dan kalangan yang mewaspadai perang lebih luas di Timur Tengah ketika ketegangan di kawasan itu sudah mencapai titik kritis.

    Trump, sebut laporan NYT, telah mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan mendukung serangan militer terhadap Iran. Penegasan Trump itu menggagalkan optimisme Israel untuk mendapatkan dukungan Washington bagi rencananya.

    Bantuan AS, menurut laporan NYT, diperlukan tidak hanya untuk membela Israel dari pembalasan Iran, tetapi juga memastikan serangan itu berhasil.

    Pekan lalu, Trump mengumumkan AS sedang melakukan pembicaraan langsung dengan Iran membahas isu nuklir. Pengumuman itu disampaikan Trump di Ruang Oval setelah pertemuannya dengan Netanyahu yang berkunjung ke Gedung Putih.

    Pada Sabtu (12/5) lalu, AS dan Iran akhirnya menggelar pembicaraan di Oman, yang merupakan pembicaraan pertama kali selama pemerintahan Trump, termasuk pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2017-2021 lalu. Kedua negara menggambarkan pembicaraan itu berlangsung “positif” dan “konstruktif”.

    Putaran kedua untuk pembicaraan itu dijadwalkan akan digelar pada Sabtu (19/4) mendatang, dengan seorang sumber yang memahami rencana pertemuan kedua itu menyebut pembicaraan kemungkinan akan dilakukan di Roma, Italia.

    Keputusan Trump untuk mengupayakan diplomasi dengan Iran sangat kontras dengan masa jabatan pertamanya, ketika dia menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan memberikan izin untuk serangan militer yang menewaskan jenderal terkemuka Iran, Qassem Soleimani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penuturan Pengusaha UMKM China Terdampak Tarif Trump: Kami Kewalahan

    Penuturan Pengusaha UMKM China Terdampak Tarif Trump: Kami Kewalahan

    Beijing

    “Trump itu orang gila,” ujar Lionel Xu, seorang pengusaha UMKM di sela-sela pameran Canton Fair di Guangzhou, China.

    Di belakang Xu, terlihat kotak-kotak berisi perangkat pengusir nyamuk yang diproduksi perusahaannya, Sorbo Technology.

    Dulu, produk-produk Xu laris manis di toko-toko Walmart di Amerika Serikat.

    Sekarang, tumpukan alat-alat pembasmi nyamuk Sorbo teronggok di gudang perusahaan di Zhejiang.

    Situasi ini tidak akan berubah kecuali Presiden Donald Trump mencabut tarif 145% pada semua barang buatan China yang hendak masuk ke AS,

    “Kami kewalahan. Ini sangat berat bagi kami,” keluh Xu.

    Sekitar separuh dari seluruh produk buatan Sorbo Technology memang dijual ke AS. Perusahaan ini tergolong kecil untuk standar China dengan sekitar 400 pegawai.

    “Kami khawatir. Bagaimana kalau Trump tidak berubah kiran? Itu akan menjadi hal yang berbahaya bagi pabrik kami,” imbuhnya.

    Tidak jauh dari gerai Xu, perempuan bernama Amy tengah bertugas menjual mesin pembuat es krim untuk Guangdong Sailing Trade Company.

    Pembeli utamanya, termasuk Walmart, juga berasal dari AS.

    “Kami sudah menghentikan produksi,” ujar Amy. “Semua produk ada di gudang.”

    Kisah serupa terdengar hampir di setiap stan di pameran besar itu.

    Ketika BBC berbicara dengan Xu, pengusaha itu sedang bersiap-siap mengajak beberapa pembeli asal Australia makan siang.

    Calon-calon pembeli datang mencari harga miring dan berharap bisa menekan harga.

    “Kita lihat saja nanti,” ujar Xu tentang tarif Trump. Dia yakin Trump mengubah posisinya.

    “Mungkin situasinya akan membaik dalam satu atau dua bulan,” tambah Xu, sambil menyilangkan jari.

    “Mudah-mudahan…”

    Minggu lalu, Trump menunda sebagian besar tarif setelah pasar saham global anjlok dan terjadi penjualan besar-besaran di pasar obligasi AS.

    Namun, Trump mempertahankan pungutan impor ke barang-barang China.

    Beijing merespons ini dengan memberlakukan pungutan 125% pada impor AS.

    Hal ini membingungkan para pedagang dari lebih dari 30.000 perusahaan yang datang ke pameran Guangzhou ini.

    Baca juga:

    Setiap tahun, banyak perusahaan memamerkan produk mereka di aula-aula pameran seluas 200 lapangan sepak bola.

    Di bagian peralatan rumah tangga, berbagai produk ditampilkan mulai dari mesin cuci hingga pengering pakaian, sikat gigi elektrik hingga pemeras jus dan pembuat wafel.

    Pembeli datang dari seluruh dunia untuk melihat produk secara langsung dan membuat kesepakatan dagang.

    Namun, tarif Trump melambungkan harga mesin pengaduk makanan atau penyedot debu dari China.

    Saking tingginya, harga barang-barang itu menjadi terlalu tinggi bagi mayoritas perusahaan AS untuk membebankan biaya tersebut kepada pelanggan.

    Dua raksasa ekonomi terbesar di dunia menemui jalan buntu.

    Alih-alih masuk ke rumah tangga di AS, barang-barang buatan China kian menumpuk di lantai-lantai pabrik.

    Dampak perang dagang ini kemungkinan besar akan terasa di dapur dan ruang keluarga di seluruh AS yang kini harus membeli barang-barang tersebut dengan harga lebih tinggi.

    China bersikukuh dengan sikapnya dan bersumpah untuk melawan perang dagang ini “sampai akhir.”

    Baca juga:

    Nada serupa juga diungkapkan oleh beberapa peserta pameran.

    Hy Vian, yang sedang mencari oven listrik untuk perusahaannya, menampik dampak tarif Trump.

    “Jika mereka tidak ingin kami mengekspor, ya, biarkan saja mereka menunggu. Kami sudah memiliki pasar domestik di China, kami akan memberikan produk terbaik kepada rakyat kami terlebih dahulu.”

    China memang memiliki populasi yang besar: 1,4 miliar jiwa. Di atas kertas, negara Asia Timur itu punya pasar domestik yang kuat.

    Para pembuat kebijakan China juga telah berupaya mendorong pertumbuhan lebih lanjut dalam ekonomi yang lesu dengan mengimbau konsumen untuk berbelanja.

    Namun, upaya ini belum berhasil.

    Sebagian besar masyarakat kelas menengah di China telah menginvestasikan tabungan mereka untuk membeli rumah keluarga.

    Namun, dalam empat tahun terakhir, harga properti merosot tajam dan membuat dan membuat mereka lebih memilih menabung ketimbang berbelanja.

    Dibandingkan negara lain, China barangkali berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi gejolak perekonomian global.

    Akan tetapi, pada kenyataan ekonomi China tetap saja didorong ekspor.

    Tahun lalu, ekspor menyumbang sekitar setengah dari pertumbuhan ekonomi China.

    China juga masih menjadi pabrik dunia.

    Goldman Sachs memperkirakan sekitar 10 hingga 20 juta orang di China mungkin bekerja secara spesifik untuk ekspor barang ke AS.

    Sebagian pekerja tersebut sudah merasakan dampaknya.

    Tidak jauh dari Canton Fair, berjubel pabrik kecil di Guangdong yang membuat pakaian, sepatu, dan tas.

    Ini adalah pusat manufaktur untuk perusahaan seperti Shein dan Temu.

    Setiap gedung menampung beberapa pabrik di berbagai lantai. Di sini, para pekerja bekerja keras selama 14 jam sehari.

    Baca juga:

    Di trotoar dekat sejumlah pabrik sepatu, beberapa pekerja tampak berjongkok sambil berbincang dan merokok.

    “Keadaan sedang tidak baik,” ujar seorang pekerja yang enggan menyebutkan namanya. Temannya mendesaknya untuk berhenti bicara.

    Membahas kesulitan ekonomi merupakan isu sensitif di China.

    “Kami mengalami masalah sejak pandemi Covid, dan sekarang ada perang dagang ini. Dulu saya dibayar 300-400 yuan (sekitar Rp 690 ribu – Rp 920 ribu) per hari. Sekarang? Bisa mendapat 100 yuan (sekitar Rp 230 ribu) sehari saja sudah bagus.”

    Pekerja itu mengatakan sulit mencari pekerjaan belakangan ini.

    Pekerja lainnya mengatakan kepada BBC bahwa penghasilan mereka hanya cukup untuk menjalani hidup sederhana.

    Sebagian orang di China bangga akan produk mereka. Namun, sebagian lainnya merasakan dampak negatif kenaikan tarif dan bertanya-tanya bagaimana krisis ini akan berakhir.

    China menghadapi prospek kehilangan mitra dagang yang membeli barang senilai lebih dari US$ 400 miliar (sekitar Rp 6,7 kuadriliun) setiap tahun.

    Di sisi lain, dampaknya juga akan dirasakan di AS. Para ekonom sudah memperingatkan kemungkinan AS menuju resesi akibat perang dagang ini.

    Segala ketidakpastian ini diperparah dengan sikap Trump yang dikenal dengan gaya konfrontatifnya.

    Dia terus menekan Beijing sementara China tidak gentar.

    Namun, Beijing menyatakan tidak akan menambah tarif 125% yang saat ini berlaku untuk barang-barang AS.

    China bisa saja membalas dengan cara lain. Namun, ini setidaknya memberikan sedikit ruang bernapas bagi kedua negara.

    Dilaporkan bahwa komunikasi antara Washington dan Beijing sangat minim. Kedua pihak tampaknya belum bersedia untuk kembali ke meja perundingan dalam waktu dekat.

    Kepada BBC, beberapa perusahaan di Canton Fair memanfaatkan waktu pameran untuk mencari peluang pasar baru.

    Amy berharap mesin pembuat es krimnya akan mendapat rumah baru.

    “Kami berharap bisa membuka pasar Eropa yang baru. Mungkin Arab Saudi, dan tentu saja Rusia,” katanya.

    Pengusaha lainnya yakin masih ada potensi keuntungan di pasar domestik.

    Mei Kunyan, 40 tahun, mengatakan perusahaan sepatunya yang memperoleh sekitar 10.000 yuan (sekitar Rp 23 juta) per bulan di perusahaan sepatunya dengan menjual kepada pelanggan China.

    Banyak produsen sepatu besar telah pindah ke Vietnam karena biaya tenaga kerja di negara itu lebih murah.

    Mei Kunyan juga menyadari sesuatu yang kini mulai disadari oleh para pelaku bisnis di sekitarnya: “Orang Amerika terlalu rumit.”

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Di Tengah Tarik Ulur Tarif Trump, Xi Jinping ‘Menclok’ di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden China, Xi Jinping, bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim ibni Iskandar pada Rabu (15/04) dalam rangka tur Asia Tenggara setelah penerapan tarif besar-besaran oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.

    Kemudian, sorenya, Xi mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sebuah jamuan makan malam kenegaraan di ibu kota administrasi Putrajaya, di luar Kuala Lumpur.

    Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan bahwa kedua pemimpin tersebut akan menandatangani berbagai perjanjian bilateral.

    Perjanjian bilateral baru di tengah perang dagang AS

    Pada Senin (14704) lalu, Presiden China, Xi Jinping sudah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam dan Presiden Vietnam Luong Cuong.

    China dan Vietnam menandatangani beberapa perjanjian kerjasama dalam rantai pasokan dan proyek kereta api bersama. Xi juga berjanji memberikan akses yang lebih luas bagi ekspor pertanian Vietnam ke negeri tirai bambu itu.

    “Sebagai penerima manfaat dari globalisasi ekonomi, baik China maupun Vietnam harus memperkuat tekad strategis, bersama-sama menentang tindakan pemaksaan sepihak, mendukung sistem perdagangan bebas global, dan menjaga stabilitas rantai industri dan pasokan global,” ujar Xi, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.

    Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump merespons pertemuan China dan Vietnam sebagai upaya “untuk mencari cara bagaimana mereka bisa mengalahkan Amerika Serikat.”

    Oh Ei Sun, dari pusat riset Pacific Research Center of Malaysia, mengatakan kepada Associated Press bahwa tur Asia Tenggara Xi ini bagaikan “sekelompok teman yang berkumpul untuk mencari kehangatan di tengah cuaca yang panas”.

    Laut China Selatan masih jadi ganjalan

    Namun, klaim teritorial China di Laut China Selatan menjadi masalah dengan Vietnam dan Malaysia.

    Perdana Menteri Malaysia Ibrahim pada September tahun lalu menyatakan, Malaysia tidak akan tunduk pada tuntutan China untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas di Laut China Selatan yang kaya minyak.

    Perjalanan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam, Kamboja dan Malaysia ini merupakan tur luar negerinya yang pertama tahun ini. Namun orang nomor satu di China itu tidak dijadwalkan mampir ke Indonesia.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini