Category: Detik.com Internasional

  • Gempar Ledakan di Pelabuhan Iran, Korban Tewas Bertambah Jadi 70 Orang

    Gempar Ledakan di Pelabuhan Iran, Korban Tewas Bertambah Jadi 70 Orang

    Teheran

    Korban tewas akibat ledakan dahsyat di pelabuhan peti kemas terpenting di Iran, Bandar Abbas, bertambah menjadi sedikitnya 70 orang. Jumlah korban luka sejauh ini melampaui 1.200 orang.

    Para pejabat Iran, seperti dilansir Reuters, Selasa (29/4/2025), menyebut kebakaran yang dimulai sejak ledakan mengguncang bagian Shahid Rajaee yang ada di kompleks pelabuhan itu pada Sabtu (26/4) waktu setempat, kini telah terkendali.

    Upaya untuk memadamkan kebakaran terus berlanjut sejak saat itu, dengan kebakaran sporadis muncul akibat angin dan barang-barang yang mudah terbakar di dalam peti kemas di kompleks itu, yang beberapa di antaranya melepaskan emisi beracun di area tersebut.

    “Setelah api besar berhasil dikendalikan, operasi penyelamatan sedang berlangsung,” sebut Gubernur Provinsi Hormozgan, lokasi Bandar Abbas berada, dalam pernyataan yang dikutip media pemerintah Iran.

    “Memindahkan peti kemas bisa memakan waktu hingga dua pekan,” imbuh pernyataan itu.

    Gubernur Hormozgan dalam pernyataannya menyebut sekitar 22 orang masih dinyatakan hilang, dan sebanyak 22 jenazah korban tewas di antara belum teridentifikasi.

    Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, dalam pernyataan terpisah seperti dilansir kantor berita ISNA, menyebut operasi nasional untuk mengatasi kebakaran di area Shahid Rajaee telah berakhir dan pengelolaan pemadaman kebakaran telah diserahkan kepada pemerintah setempat.

    Laporan awal oleh komite investigasi yang bertanggung jawab atas penyelidikan insiden tersebut menemukan pelanggaran dalam kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pertahanan dan keamanan sipil.

    Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, pada Minggu (27/4), memerintahkan penyelidikan untuk “mengungkap kelalaian atau niat” di balik insiden tersebut — sebuah indikasi bahwa otoritas Teheran tidak mengesampingkan kemungkinan sabotase dalam insiden itu.

    Ledakan ini terjadi saat Iran memulai putaran ketiga perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS), namun tidak ada indikasi soal keterkaitan antara kedua peristiwa tersebut.

    Penyimpanan bahan kima yang buruk dalam kontainer-kontainer di pelabuhan itu diduga menjadi penyebab ledakan dahsyat tersebut. Salah satu juru bicara organisasi manajemen krisis setempat mengatakan bahwa peringatan dini telah menyoroti potensi risiko keselamatan di area pelabuhan.

    Kementerian Pertahanan Iran telah membantah laporan media internasional yang menyebut ledakan itu mungkin terkait dengan penanganan yang salah terhadap bahan bakar padat yang digunakan untuk rudal.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PM Mark Carney dan Partai Liberal Diprediksi Menangi Pemilu Kanada

    PM Mark Carney dan Partai Liberal Diprediksi Menangi Pemilu Kanada

    Ottawa

    Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney dari Partai Liberal diprediksi memenangi pemilu yang digelar pada Senin (28/4) waktu setempat. Ini berarti Partai Liberal akan berkuasa untuk satu periode lagi setelah kampanye pemilu yang sempat diwarnai ancaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Lembaga penyiaran publik Kanada, CBC News dan CTV News, seperti dilansir AFP dan CNN, Selasa (29/4/2025), sama-sama memproyeksikan Partai Liberal akan mendapatkan kursi parlemen yang cukup untuk membentuk pemerintahan Kanada berikutnya.

    Namun, belum jelas apakah Partai Liberal akan memegang mayoritas dalam parlemen.

    Dengan penghitungan suara masih berlangsung, CBC News melaporkan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pemerintahan Partai Liberal akan menjadi pemerintahan minoritas atau mayoritas.

    Diketahui bahwa sebuah partai membutuhkan 172 kursi untuk membentuk pemerintahan mayoritas di Kanada.

    Carney yang mantan bankir Bank Sentral Kanada ini telah memimpin gelombang sentimen anti-Trump sejak memenangkan kontes kepemimpinan partainya dengan telak setelah mantan PM Justin Trudeau mengundurkan diri bulan lalu.

    Carney mempelopori sikap Kanada dalam menentang ancaman Trump untuk mencaplok negara itu sebagai “negara bagian ke-51 AS” dan menjadikan pertahanan negara sebagai bagian utara dari platformnya.

    Oposisi Partai Konservatif, yang dipimpin anggota parlemen sejak lama Pierre Poilievre, sebelumnya difavoritkan untuk menang ketika Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya pada Januari lalu usai hasil jajak pendapat yang buruk, krisis biaya hidup yang serius, dan pemberontakan internal dalam kabinet.

    Namun, penerapan tarif tinggi Trump terhadap Kanada dan ancaman terhadap kedaulatan negara itu telah mengubah persaingan secara dramatis.

    Menurut para pakar, banyak warga Kanada yang melihat sosok Carney sebagai orang yang tepat untuk menghadapi perang dagang dengan AS.

    “Dalam krisis, penting untuk bersatu dan bertindak dengan tujuan dan kekuatan. Dan itulah yang akan kita lakukan,” cetus Carney pada awal bulan ini ketika dia memposisikan dirinya sebagai pemimpin untuk melawan Trump.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Makin Panas! Pakistan Bersiap Hadapi Serangan Militer India

    Makin Panas! Pakistan Bersiap Hadapi Serangan Militer India

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan bahwa serangan militer oleh negara tetangga India mungkin akan segera terjadi. Hal ini disampaikannya pada hari Senin (28/4) waktu setempat, menyusul serangan militan terhadap para wisatawan di Kashmir, pekan lalu, seiring ketegangan meningkat antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.

    Serangan militan tersebut menewaskan 26 orang dan memicu kemarahan di India, bersamaan dengan seruan untuk bertindak terhadap Pakistan. Pemerintah India menuduh Pakistan mendukung militansi di Kashmir, wilayah yang diklaim dan telah diperebutkan dalam dua perang.

    “Kami telah memperkuat pasukan kami karena ini adalah sesuatu yang mendesak sekarang. Jadi dalam situasi itu beberapa keputusan strategis harus diambil, jadi keputusan itu telah diambil,” ujar Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif kepada Reuters, Selasa (29/4/2025) dalam sebuah wawancara di kantornya di Islamabad, ibu kota Pakistan.

    Asif mengatakan retorika India meningkat dan militer Pakistan telah memberi pengarahan kepada pemerintah tentang kemungkinan serangan India. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang alasannya berpikir bahwa serangan akan segera terjadi.

    Asif mengatakan Pakistan kini dalam keadaan siaga tinggi, dan hanya akan menggunakan persenjataan nuklirnya jika “ada ancaman langsung terhadap keberadaan kami.”

    Sebelumnya, pemerintah India menuduh Pakistan mendukung ‘terorisme lintas batas’ setelah orang-orang bersenjata melancarkan serangan terhadap warga sipil di Kashmir. Islamabad telah membantah terlibat dan menyebut upaya India mengaitkan Pakistan dengan serangan itu tidak masuk akal.

    Pasukan keamanan India telah meluncurkan perburuan besar-besaran terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan 26 orang di tempat wisata populer di Pahalgam, Kashmir pada 22 April tersebut. Polisi menyebut ada dua warga negara Pakistan di antara orang-orang bersenjata yang buron.

    Setelah serangan di Kashmir tersebut, pemerintah India menangguhkan perjanjian pembagian air, mengumumkan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan, menurunkan hubungan diplomatik, dan mencabut visa bagi warga Pakistan. Sebagai tanggapan, Pakistan telah memerintahkan pengusiran diplomat dan penasihat militer India, membatalkan visa bagi warga negara India, kecuali peziarah Sikh, dan menutup perbatasan utama dari sisinya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hindari Serangan Houthi, Jet Tempur AS Jatuh dari Kapal Induk

    Hindari Serangan Houthi, Jet Tempur AS Jatuh dari Kapal Induk

    Washington DC

    Sebuah jet tempur Amerika Serikat (AS) jatuh dari kapal induk yang sedang beroperasi di perairan Laut Merah pada Senin (28/4) waktu setempat. Sebuah traktor penarik juga terjatuh dari kapan induk yang sama.

    Militer AS dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya dan CNN, Selasa (29/4/2025), melaporkan bahwa sebuah jet tempur jenis F/A-18E Super Hornet dan sebuah traktor penarik hilang setelah para kru kehilangan kendali atas jet tempur itu di bagian hanggar pada kapal induk USS Harry S Truman.

    Menurut pernyataan itu, semua personel telah ditemukan, dan seorang pelaut dari Angkatan Laut AS mengalami cedera ringan. Penyelidikan sedang dilakukan terhadap insiden ini.

    Dituturkan seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, bahwa jet tempur F/A-18E itu terjatuh dari USS Harry S Truman ketika kapal induk AS itu sedang berbelok tajam untuk menghindari serangan kelompok Houthi, yang bermarkas di Yaman.

    Kelompok yang didukung Iran itu sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan rudal dan drone terhadap USS Harry S Truman, yang sedang berada di Laut Merah sebagai bagian dari operasi militer besar-besaran AS terhadap Houthi.

    “Jet tempur F/A-18E itu sedang ditarik secara aktif di hangar ketika kru pesawat kehilangan kendali atas pesawat tersebut. Pesawat dan traktor penariknya jatuh ke laut,” jelas Angkatan Laut AS dalam pernyataannya.

    “Para pelaut yang menarik pesawat itu segera mengambil tindakan untuk menjauh dari pesawat sebelum jatuh ke laut. Investigasi sedang dilakukan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Seorang pejabat AS lainnya, yang juga enggan disebut namanya, menuturkan kepada CNN bahwa jet tempur yang jatuh ke laut itu telah tenggelam. Menurut data Angkatan Laut AS, satu jet tempur F/A-18E berharga lebih dari US$ 60 juta atau setara Rp 1 triliun.

    USS Harry S Truman dikerahkan ke kawasan Timur Tengah dan saat ini berada di Laut Merah. Angkatan Laut AS menekankan bahwa kelompok serang kapal induk AS itu dan sayap udaranya masih mampu menjalankan misi sepenuhnya usai insiden tersebut.

    “Kelompok Serang Kapal Induk Harry S Truman dan sayap udara yang diterjunkan masih sepenuhnya mampu menjalankan misi,” tegas Kantor Kepala Informasi Angkatan Laut AS, merujuk pada USS Harry S Truman, sembilan skuadron Sayap Udara Kapal Induk 1, tiga kapal penghancur rudal dari Skuadron Penghancur 28, dan kapal penjelajah kelas Ticonderoga USS Gettysburg.

    Militer AS semakin meningkatkan operasi militer besar-besaran terhadap Houthi di Yaman dalam beberapa waktu terakhir, dalam upaya menghentikan rentetan serangan kelompok militan itu terhadap kapal-kapal di jalur perdagangan internasional di Laut Merah dan sekitarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Mobil Tabrak Gedung di Illinois AS, 4 Orang Tewas

    Ngeri Mobil Tabrak Gedung di Illinois AS, 4 Orang Tewas

    Jakarta

    Empat orang tewas ketika sebuah kendaraan menabrak sebuah gedung yang menampung kegiatan perkemahan sepulang sekolah di negara bagian Illinois, Amerika Serikat. Para korban tewas berumur antara empat tahun hingga 18 tahun.

    Kepolisian mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kecelakaan tersebut.

    Beberapa orang lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit, kata Polisi Negara Bagian Illinois dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/4/2025). Sedangkan pengemudi kendaraan tidak terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk dievaluasi.

    “Saat ini, kami dapat mengonfirmasi empat kematian yang diyakini berusia antara 4-18 tahun. Tiga orang tertabrak di luar gedung dan satu di dalam,” bunyi pernyataan tersebut.

    “Beberapa orang lainnya telah dibawa ke rumah sakit daerah setempat dengan ambulans dan satu orang dengan helikopter penyelamat,” imbuhnya.

    Polisi menanggapi kecelakaan di Chatham, sebuah kota kecil sekitar 10 mil selatan ibu kota negara bagian Springfield tersebut sekitar pukul 15:20 hari Senin (28/4) waktu setempat.

    Gubernur Illinois JB Pritzker membagikan pernyataan di media sosial X yang mengatakan bahwa dia “ngeri dan sangat sedih” atas insiden tersebut.

    Lihat juga Video: Mobil Tabrak Kerumunan di Kanada, Sejumlah Orang Tewas

    “Orang tua mengucapkan selamat tinggal kepada anak-anak mereka pagi ini tanpa tahu bahwa itu akan menjadi yang terakhir kalinya. Hati saya berat untuk keluarga-keluarga ini dan kesedihan yang tak terbayangkan yang mereka alami — sesuatu yang tidak seharusnya dialami oleh orang tua mana pun,” tulisnya.

    Pusat kegiatan sepulang sekolah, YNOT After School Camp, mengatakan di situs webnya bahwa mereka mengkhususkan diri dalam menyediakan kegiatan luar ruangan untuk anak-anak.

    Lihat juga Video: Mobil Tabrak Kerumunan di Kanada, Sejumlah Orang Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Petaka Abadi di Kashmir di Tengah Ketegangan India-Pakistan

    Jakarta

    Hanya sedikit wilayah di dunia yang memiliki kepadatan militer dan gejolak yang begitu konstan seperti Kashmir.

    Terletak di pelukan Himalaya, dan berbatasan dengan tiga negara berkekuatan nuklir – India, Pakistan, dan Cina – wilayah yang diperebutkan ini telah lama menjadi medan pertempuran bagi rivalitas regional yang tajam dan ambisi teritorial yang seolah tak terpecahkan.

    Gejolak itu kembali mencuat dengan kekuatan mematikan baru-baru ini.

    Pada hari Selasa (22/04), sekelompok militan menyerang para wisatawan di Kashmir, di bagian di bawah administratif India, menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan paling mematikan terhadap warga sipil di wilayah itu dalam bertahun-tahun. India menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme.

    Beberapa hari sebelumnya, tiga militan dan seorang tentara India terbunuh dalam serangkaian baku tembak di seluruh wilayah, menandakan bahwa ketegangan di kawasan itu tetap berada di titik yang sangat berbahaya.

    Mengapa Kashmir penting?

    Mencakup luas sekitar 222.200 kilometer persegi, wilayah Kashmir terbagi antara India, Pakistan, dan Cina – namun diklaim sepenuhnya oleh India dan Pakistan.

    Wilayah ini dihuni sekitar 20 juta jiwa, dengan sekitar 14,5 juta warga di wilayah yang dikelola India, sekitar enam juta orang di wilayah yang dikelola Pakistan, dan hanya beberapa ribu di wilayah yang dikelola Cina – sebuah daerah yang terletak pada titik pertemuan kepentingan strategis, ekonomi, dan agama yang sangat krusial.

    Apa yang kini dikenal sebagai wilayah persatuan India Jammu dan Kashmir- bagian dari wilayah Kashmir yang lebih luas – pada masa itu dipimpin oleh Maharaja Hindu Hari Singh, yang pada awalnya menolak untuk bergabung dengan kedua negara tersebut.

    Namun, keadaan berubah setelah pejuang gerilya Pakistan mencoba merebut wilayah tersebut dan menggulingkan kekuasaan di sana.

    Akibatnya, terjadi perang India-Pakistan yang pertama, ketika Maharaja memohon bantuan India untuk mengusir para penyerang dan sebagai imbalannya, ia menyetujui untuk mengalihkan wilayah negara bagian utamanya kepada New Delhi – memperkuat pembagian de facto Kashmir yang hingga kini masih ada.

    Kini, India menguasai bagian paling padat penduduk di wilayah tersebut, yang mencakup Lembah Kashmir, Jammu, dan Ladakh.

    Pakistan menguasai sebagian Kashmir utara, termasuk Azad Jammu dan Kashmir (AJK) serta Gilgit-Baltistan.

    Sementara itu, Cina mengelola wilayah Aksai Chin yang jarang penduduknya di bagian timur laut, yang juga diklaim India, serta Lembah Shaksgam, di mana India tidak mengakui kekuasaan Cina.

    Klaim Pakistan terhadap Kashmir berakar pada keyakinan bahwa wilayah yang mayoritas penduduknya muslim ini seharusnya menjadi bagian dari Pakistan sejak saat pemisahan negara.

    India, di sisi lain, bersikeras bahwa Instrumen Akses 1947 yang ditandatangani oleh Hari Singh menjadikan klaim India atas wilayah tersebut sah dan final.

    Namun, para ahli hukum mempertanyakan keabsahan dokumen yang ditandatangani di bawah tekanan tersebut.

    Perbedaan ini telah memicu berbagai perang, pemberontakan, dan dekade-dekade ketegangan diplomatik.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Klaim ketiga: Cina

    Meskipun India dan Pakistan mendominasi narasi Kashmir, Cina juga memegang peran strategis yang tidak kalah penting.

    Di bagian timur laut wilayah tersebut, Lembah Shaksgam dan Aksai Chin dikelola oleh Cina, namun diklaim oleh India.

    Meskipun Lembah Shaksgam hampir tidak berpenghuni karena kondisi alamnya yang keras, Aksai Chin memiliki kepentingan vital bagi Cina dalam hal konektivitas darat antara Tibet dan Xinjiang.

    Cina mengambil alih Aksai Chin pada tahun 1950-an dengan membangun jalan strategis yang menghubungkan Xinjiang dan Tibet, sebuah rute yang melewati wilayah yang diklaim oleh India.

    India menentang kehadiran Cina di kawasan tersebut, yang akhirnya memicu perang singkat namun sengit antara Cina dan India pada 1962.

    Setelah konflik yang berlangsung singkat itu, Cina tetap menguasai Aksai Chin dan terus mengelolanya hingga kini.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah memperluas kehadiran militernya sepanjang Garis Pengendalian Aktual (LAC) yang memisahkan perbatasan Cina dan India, menyebabkan sering terjadinya ketegangan antara pasukan kedua belah pihak.

    Pentingnya wilayah ini bagi Cina bukan hanya dari segi strategis, namun juga ekonomi.

    Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC), yang merupakan salah satu pilar Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing, melintasi Gilgit-Baltistan yang dikelola Pakistan.

    Hal ini menjadikan stabilitas Kashmir sebagai isu yang tidak hanya terkait dengan geopolitik, tetapi juga finansial bagi Beijing.

    Lanskap yang terbentengi kuat

    India diperkirakan memiliki lebih dari 750.000 tentara yang ditempatkan di seluruh Jammu dan Kashmir, sebagian besar terkonsentrasi di Lembah Kashmir yang mayoritas muslim.

    Pakistan, di sisi lain, menempatkan hingga 120.000 personel keamanan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) yang memisahkan wilayah yang dikelola Pakistan dengan India, termasuk pasukan khusus seperti Mujahid Force, serta 230.000 tentara di wilayah tersebut.

    Kedua belah pihak saling menuduh pihak lawan melebih-lebihkan jumlah pasukan yang mereka tempatkan, dan tidak ada yang memublikasikan angka yang tepat.

    Namun, para analis sepakat bahwa kepadatan militer di wilayah ini, terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk sipilnya, sejajar atau bahkan melampaui kepadatan yang ada di Semenanjung Korea.

    Kelompok pemberontak menambah lapisan kompleksitas lainnya

    Pemberontakan bersenjata di Kashmir yang dikelola India, yang dimulai pada akhir 1980-an, dipicu oleh campuran ketidakpuasan lokal dan dukungan eksternal.

    India menuduh Pakistan menyokong kelompok militan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

    Selama beberapa dekade, kelompok-kelompok seperti Hizbul Mujahideen, Jaish-e-Mohammed, dan Lashkar-e-Taiba telah melancarkan serangan di wilayah ini.

    Apakah ini akan memicu krisis baru?

    Sebagai respons atas serangan terhadap wisatawan tersebut, India telah mengambil sejumlah langkah terhadap Pakistan, termasuk merendahkan hubungan diplomatik, menutup perbatasan darat dan udara, serta menangguhkan Perjanjian Indus Waters 1960 yang mengatur pembagian air dari sistem Sungai Indus.

    Pakistan sebelumnya telah memperingatkan bahwa setiap gangguan terhadap perjanjian tersebut akan dianggap sebagai “aksi perang.”

    Kini, spekulasi tentang potensi eskalasi militer semakin mengemuka, mengingat ketegangan serupa yang terjadi pada 2019, ketika serangan bom bunuh diri di Pulwama menewaskan 40 tentara paramiliter India.

    India membalas dengan serangan udara ke Pakistan, mendorong kedua negara tersebut hampir ke ambang perang.

    Tahun yang sama, India mencabut Pasal 370 dari konstitusinya, yakni otonomi khusus Jammu dan Kashmir.

    Langkah ini, yang dikutuk oleh Pakistan, memicu kerusuhan di wilayah tersebut. Sejak itu, ketegangan terus meningkat, meskipun perhatian global mulai memudar. Di wilayah yang penuh gejolak ini, di mana berbagai konflik telah berlangsung, risiko terjadinya perang lain tetap sangat nyata.

    *Artikel ini diperbarui pada 25 April 2025, dengan angka terbaru mengenai wilayah dan populasi yang membentuk kawasan Kashmir yang lebih luas, jumlah pasukan yang dikerahkan, dan kontroversi mengenai perjanjian akses 1947 yang masih dipertanyakan.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Gelar Sidang soal Bantuan Kemanusiaan Palestina Usai Disetop Israel

    PBB Gelar Sidang soal Bantuan Kemanusiaan Palestina Usai Disetop Israel

    Jakarta

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan membuka sidang selama sepekan. Sidang akan membahas mengenai bantuan kemanusiaan untuk Palestina setelah Israel memblokade bantuan yang memasuki wilayah Gaza.

    Dilansir AFP, Selasa (29/4/2025), sidang dibuka Senin pagi di Mahkamah Internasional di Den Haag pukul 10.00 waktu setempat, diikuti dengan pengajuan Palestina. Kemudian, 38 negara lainnya akan menyampaikan pendapat di hadapan panel yang beranggotakan 15 hakim, termasuk Amerika Serikat (AS), China, Prancis, Rusia, dan Arab Saudi.

    Liga Negara Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Uni Afrika juga dalam sidang juga akan mengajukan pengajuan.

    Majelis Umum PBB menyetujui sebuah resolusi pada bulan Desember yang meminta ICJ untuk memberikan pendapat penasihat mengenai masalah tersebut “atas dasar prioritas dan dengan urgensi yang sangat tinggi”.

    PBB diketahui telah meminta para hakim untuk mengklarifikasi kewajiban hukum Israel terhadap PBB dan badan-badannya, organisasi internasional, atau negara pihak ketiga untuk “memastikan dan memfasilitasi penyediaan pasokan yang sangat dibutuhkan tanpa hambatan yang penting bagi kelangsungan hidup penduduk sipil Palestina”.

    Israel secara ketat mengendalikan semua aliran masuk bantuan internasional yang vital bagi 2,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza. Israel juga telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza pada tanggal 2 Maret, beberapa hari sebelum runtuhnya gencatan senjata yang telah secara signifikan mengurangi permusuhan setelah 15 bulan perang.

    PBB memperkirakan 500.000 warga Palestina telah mengungsi sejak gencatan senjata dua bulan berakhir pada pertengahan Maret. Di tengah kegentingan itu, Israel tetap melanjutkan pemboman udara pada tanggal 18 Maret, diikuti oleh serangan darat baru.

    (zap/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saudi Tetapkan Denda Rp 447 Juta hingga Deportasi bagi Jemaah Haji Ilegal

    Saudi Tetapkan Denda Rp 447 Juta hingga Deportasi bagi Jemaah Haji Ilegal

    Jakarta

    Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan denda SR 100 ribu atau Rp 447 juta kepada mereka yang melanggar peraturan yang mengharuskan izin untuk melaksanakan haji. Denda tersebut juga berlaku bagi mereka yang memfasilitasi pelanggaran tersebut.

    Dilansir Saudi Gazette, Selasa (29/4/2025), denda maksimum sebesar Rp 447 juta itu akan dikenakan kepada mereka yang memfasilitasi jemaah haji pemakai visa kunjungan atau memberikan tempat tinggal atau transportasi bagi mereka yang tinggal melebihi batas visa mereka untuk melaksanakan haji secara ilegal.

    Sanksi tersebut akan berlaku bagi para pelanggar selama periode mulai dari tanggal 1 Zulkaidah, yang bertepatan dengan tanggal 29 April, hingga akhir tanggal 14 Zulhijah.

    Berikut ini rincian sanksi denda terkait sejumlah pelanggaran haji:

    1.⁠ ⁠Denda maksimum sebesar Rp 89,5 juta akan dikenakan kepada individu yang tertangkap melaksanakan atau mencoba melaksanakan haji tanpa izin. Sanksi yang sama akan dijatuhkan kepada pemegang semua jenis visa kunjungan yang mencoba memasuki atau tinggal di kota Mekkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan.

    2.⁠ ⁠Denda maksimum sebesar Rp 447 juta akan dikenakan kepada siapa saja yang mengajukan visa kunjungan bagi seseorang yang telah melaksanakan atau mencoba melaksanakan haji tanpa izin, atau yang telah memasuki atau tinggal di kota Makkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan. Denda akan berlipat ganda untuk setiap orang yang terlibat. Denda yang sama sebesar Rp 447 juta akan dikenakan kepada siapa saja yang mengangkut atau mencoba mengangkut pemegang visa kunjungan ke kota Mekkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan, serta kepada mereka yang melindungi atau mencoba melindungi pemegang visa kunjungan di akomodasi apa pun, termasuk hotel, apartemen, perumahan pribadi, tempat penampungan, atau tempat tinggal jamaah haji. Ini termasuk menyembunyikan keberadaan mereka atau memberikan bantuan yang memungkinkan mereka tinggal. Denda akan berlipat ganda untuk setiap orang yang dilindungi, disembunyikan, atau dibantu.

    3.⁠ ⁠Mereka yang menyusup ke Mekkah untuk melaksanakan haji tanpa izin, baik penduduk atau yang melebihi batas waktu, akan dideportasi ke negara mereka dan dilarang memasuki Kerajaan selama 10 tahun.

    (maa/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saudi Tetapkan Denda Rp 447 Juta hingga Deportasi bagi Jemaah Haji Ilegal

    Saudi Tetapkan Denda Rp 447 Juta hingga Deportasi bagi Jemaah Haji Ilegal

    Jakarta

    Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan denda SR 100 ribu atau Rp 447 juta kepada mereka yang melanggar peraturan yang mengharuskan izin untuk melaksanakan haji. Denda tersebut juga berlaku bagi mereka yang memfasilitasi pelanggaran tersebut.

    Dilansir Saudi Gazette, Selasa (29/4/2025), denda maksimum sebesar Rp 447 juta itu akan dikenakan kepada mereka yang memfasilitasi jemaah haji pemakai visa kunjungan atau memberikan tempat tinggal atau transportasi bagi mereka yang tinggal melebihi batas visa mereka untuk melaksanakan haji secara ilegal.

    Sanksi tersebut akan berlaku bagi para pelanggar selama periode mulai dari tanggal 1 Zulkaidah, yang bertepatan dengan tanggal 29 April, hingga akhir tanggal 14 Zulhijah.

    Berikut ini rincian sanksi denda terkait sejumlah pelanggaran haji:

    1.⁠ ⁠Denda maksimum sebesar Rp 89,5 juta akan dikenakan kepada individu yang tertangkap melaksanakan atau mencoba melaksanakan haji tanpa izin. Sanksi yang sama akan dijatuhkan kepada pemegang semua jenis visa kunjungan yang mencoba memasuki atau tinggal di kota Mekkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan.

    2.⁠ ⁠Denda maksimum sebesar Rp 447 juta akan dikenakan kepada siapa saja yang mengajukan visa kunjungan bagi seseorang yang telah melaksanakan atau mencoba melaksanakan haji tanpa izin, atau yang telah memasuki atau tinggal di kota Makkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan. Denda akan berlipat ganda untuk setiap orang yang terlibat. Denda yang sama sebesar Rp 447 juta akan dikenakan kepada siapa saja yang mengangkut atau mencoba mengangkut pemegang visa kunjungan ke kota Mekkah dan tempat-tempat suci selama periode yang ditentukan, serta kepada mereka yang melindungi atau mencoba melindungi pemegang visa kunjungan di akomodasi apa pun, termasuk hotel, apartemen, perumahan pribadi, tempat penampungan, atau tempat tinggal jamaah haji. Ini termasuk menyembunyikan keberadaan mereka atau memberikan bantuan yang memungkinkan mereka tinggal. Denda akan berlipat ganda untuk setiap orang yang dilindungi, disembunyikan, atau dibantu.

    3.⁠ ⁠Mereka yang menyusup ke Mekkah untuk melaksanakan haji tanpa izin, baik penduduk atau yang melebihi batas waktu, akan dideportasi ke negara mereka dan dilarang memasuki Kerajaan selama 10 tahun.

    (maa/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 4 Fakta Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran tapi Penyebab Belum Ketahuan

    4 Fakta Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran tapi Penyebab Belum Ketahuan

    Jakarta

    Ledakan dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajeee, Iran menyebabkan puluhan orang tewas. Namun, penyebab ledakan belum terungkap.

    Ledakan terjadi pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat. Awalnya pemerintah Iran mengatakan delapan orang tewas akibat insiden tersebut.

    Proses pemadaman memakan waktu berjam-jam. Media pemerintah Iran melaporkan bahwa ‘ledakan besar’ mengguncang area Shahid Rajaee, yang merupakan pelabuhan komersial terbesar di negara tersebut, yang terletak di Provinsi Hormozgan, pesisir selatan Iran.

    Berdasarkan tayangan televisi pemerintah Iran, kepulan asap hitam pekat membubung ke udara dari area pelabuhan tersebut, yang menjadi tempat banyak peti kemas disimpan. Sejumlah helikopter dikerahkan untuk memadamkan api.

    Rusia turut mengirimkan tim penyelamat ke Pelabuhan Iran. Tim penyelamat dikirim untuk membantu memadamkan api.

    “Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pengiriman segera beberapa pesawat yang membawa spesialis dari Kementerian Situasi Darurat Rusia,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    “Tim penyelamat akan dikirim untuk membantu operasi pemadaman kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee,” lanjutnya.

    40 Orang Tewas

    Ledakan Guncang Pelabuhan Iran. (Foto: Planet Labs PBC via AP)

    Korban ledakan dahsyat di Pelabuhan Iran terus bertambah. Awal kejadian dilaporkan delapan orang tewas. Per Minggu (27/4), 40 orang dilaporkan meninggal dalam peristiwa tersebut.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri, dikutip AFP, pada Minggu (27/4/2025).

    Ratusan orang lain terluka akibat ledakan itu. Dalam sebuah siaran televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya. Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    Penyebab Diminta Diungkap

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Hessam Oddin Ansarian/Getty Images)

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta pejabat keamanan dan peradilan menyelidiki penyebab ledakan yang menewaskan puluhan orang di Pelabuhan selatan utama Iran. Menurutnya pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban melakukan penyelidikan.

    “Pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban untuk menyelidiki secara menyeluruh, mengungkap kelalaian atau niat apa pun, dan menindaklanjutinya sesuai dengan peraturan,” kata Khamenei dalam sebuah pesan yang disiarkan oleh televisi pemerintah dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    Dilansir AFP, lebih dari seribu orang mengalami luka-luka. Hal itu disamapaikan pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri pada Minggu (27/4/2025) waktu setempat.

    “Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata Ashouri kepada televisi pemerintah.

    Ledakan Diduga dari Kontainer

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Razieh Pudat/ISNA via AP)

    Ledakan itu diduga berasal dari container bermuatan bahan kimia yang berada di lokasi. Juru Bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran, Hossein Zafari, mengatakan organisasinya telah memperingatkan potensi bahaya terkait keberadaan kontainer bermuatan kimia di Pelabuhan Shahid Rajaee saat melakukan kunjungan ke pelabuhan itu beberapa waktu lalu.

    “Penyebab ledakan adalah bahan kimia di dalam kontainer,” katanya.

    Juru bicara pemerintah Iran mengatakan meskipun bahan kimia kemungkinan besar menjadi penyebab ledakan, namun saat ini penyebab pasti ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee masih diselidiki.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut dan mengirim menteri dalam negerinya ke lokasi kejadian. Otoritas Iras berupaya untuk memadamkan api dan mencegahnya menyebar ke daerah lain.

    Sementara itu, The New York Times mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat — bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

    Kantor hingga Sekolah Tutup

    Ledakan di Pelabuhan Iran. (Foto: Iranian Red Crescent / Handout/Anadolu via Getty Images)

    Pelabuhan itu berlokasi di kota Bandar Abbas, Iran. Pemerintah Iran telah memerintahkan untuk menutup sekolah dan kantor di sekitar wilayah Bandar Abbas.

    “Dengan asap yang menyesakkan menyebar ke seluruh area, semua sekolah dan kantor yang berjarak 23 kilometer di Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan, telah diperintahkan tutup pada hari Minggu,” kata Tv pemerintah Iran dilansir AFP, Minggu (27/4/2025).

    Kebijakan penutupan sekolah dan kantor dilakukan untuk memudahkan petugas dalam melakukan pencarian korban. Sekitar 10 jam setelah ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di Iran selatan, TV pemerintah melaporkan kebakaran semakin parah.

    “Intensitas kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee telah meningkat dan ada kemungkinan api dapat menyebar ke area dan peti kemas lainnya”, kata TV pemerintah Sabtu malam.

    Gambar dari kantor berita resmi IRNA menunjukkan tim penyelamat dan korban berjalan di sepanjang jalan raya lebar yang dipenuhi puing-puing setelah ledakan.

    Halaman 2 dari 5

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini