Category: Detik.com Internasional

  • Paus Leo XIV Paus Pertama Asal Amerika Serikat

    Paus Leo XIV Paus Pertama Asal Amerika Serikat

    Jakarta

    Kardinal Robert Francis Prevost memilih nama Leo XIV terpilih menjadi paus baru untuk memimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Paus Leo XIV merupakan paus pertama asal Amerika Serikat.

    Dilansir AFP, Kardinal Robert Francis Prevost yang dipilih pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat merupakan seorang moderat yang dekat dengan Paus Fransiskus dan menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai misionaris di Peru. Ia menjadi paus ke-267 Gereja Katolik, dengan nama kepausan Leo XIV.

    Sebelumnya, asap putih mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, menandakan bahwa 133 kardinal di dalam telah memilih Paus baru.

    Nama Paus Leo XIV diumumkan kepada seluruh umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Paus Leo XIV kemudian tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dan memberi berkat kepada dunia.

    Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus–yang wafat pada usia 88 tahun—pada hari kedua pemungutan suara. Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus. Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir pada Kamis Kamis (8/5) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Paus Leo XIV Paus Pertama Asal Amerika Serikat

    Habemus Papam! Paus Baru Pilih Nama Leo XIV

    Jakarta

    Habemus Papam! Para kardinal telah memilih Paus baru untuk memimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Paus baru merupakan Kardinal Robert Francis Prevost memilih nama Leo XIV.

    Dilansir AFP, Kamis (8/5/2025), asap putih sebelumnya mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, menandakan bahwa 133 kardinal di dalam telah memilih Paus baru.

    Nama Paus Leo XIV diumumkan kepada seluruh umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Paus Leo XIV kemudian tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dan memberi berkat kepada dunia.

    Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus–yang wafat pada usia 88 tahun—pada hari kedua pemungutan suara. Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus. Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir pada Kamis Kamis (8/5) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.

    Ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad ini diadakan sepenuhnya secara tertutup, tetapi para kardinal berjubah merah dijadwalkan untuk memberikan suara kedua pada Kamis (8/5) sore, setelah makan siang di wisma tamu Santa Marta, tempat mereka menginap.

    (rfs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Asap Putih di Kapel Sistina, Paus Baru Terpilih

    Asap Putih di Kapel Sistina, Paus Baru Terpilih

    Jakarta

    Asap putih mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina Vatikan. Menandakan bahwa 133 kardinal di dalam telah memilih Paus baru.

    Dilansir AFP, Kamis (8/5/2025), mereka memilih pengganti Paus Fransiskus pada hari kedua pemungutan suara, tetapi 1,4 miliar umat Katolik di dunia harus menunggu pengumuman resmi dari balkon Basilika Santo Petrus untuk mengetahui siapa dia.

    Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik berikutnya. Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus.

    Dilansir AFP, Kamis (8/5), Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir pada Kamis Kamis (8/5) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.

    Ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad ini diadakan sepenuhnya secara tertutup, tetapi para kardinal berjubah merah dijadwalkan untuk memberikan suara kedua pada Kamis (8/5) sore, setelah makan siang di wisma tamu Santa Marta, tempat mereka menginap.

    (rfs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menanti Asap Putih dari Kapel Sistina, Tanda Paus Baru Terpilih

    Menanti Asap Putih dari Kapel Sistina, Tanda Paus Baru Terpilih

    Jakarta

    Seluruh mata kini tertuju ke Kapel Sistina, lokasi pemilihan Paus baru melalui konklaf di Vatikan. Asap hitam telah keluar 2 kali dari Kapel Sistina selama konklaf yang menandakan Paus baru belum terpilih.

    Konklaf hari pertama digelar pada Rabu (7/5) waktu Vatikan. Dilansir AFP, Kamis (8/5/2025), puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

    Sementara itu, di dalam Kapel Sistina 133 kardinal dikunci menjalani konklaf untuk menentukan Paus baru. Asap hitam kemudian muncul sekitar 3 jam 15 menit setelah 133 kardinal masuk ke dalam Kapel Sistina.

    Asap hitam pekat muncul dari cerobong asap Kapel Sistina menandakan belum ada Paus baru yang terpilih. Bila asap putih yang muncul, artinya Habemus Papam! Paus baru kepala negara Vatikan sekaligus pemimpin tertinggi Gereja Katolik telah terpilih.

    Para kardinal yang punya syarat hak dipilih dan memilih dari seluruh dunia berkumpul untuk konklaf setelah Paus Fransiskus meninggal 21 April lalu. Paus Fransiskus 12 tahun menjadi pemimpin bagi 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Berdasarkan ritual Gereja Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad, para kardinal akan dikunci dari luar untuk memberikan suara secara rahasia di Kapel Sistina hingga salah satu dari mereka memperoleh mayoritas dua per tiga suara untuk terpilih menjadi paus.

    Hari Kedua Asap Hitam Kembali

    Konklaf pemilihan Paus baru. (via REUTERS/Vatican Media)

    Pada hari kedua konklaf, Kamis (8/5) pagi waktu setempat, ribuan oran masih menunggu kepulan asap di Lapangan Santo Petrus. Para kardinal berkumpul kembali pemungutan suara untuk menentukan Paus baru.

    Namun, asap hitam kembali mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina pada hari kedua, yang berarti para kardinal yang bertemu dalam konklaf, kembali belum menghasilkan Paus baru.

    Ketika pemilihan, Kapel Sistina akan terkunci rapat–konklaf berasal dari bahasa Latina yakni cum clave, ‘dengan kunci’. Satu-satunya cara mereka mengomunikasikan hasil konklaf adalah dengan membakar surat suara dicampur bahan kimia untuk menghasilkan asap.

    Jika tidak ada Paus baru yang terpilih, maka asap akan berwarna hitam dari cerobong asap di atap Kapel Sistina. Jika paus baru terpilih, maka asap akan berwarna putih.

    Konklaf pada 2025 adalah yang terbesar yang pernah ada, yang mempertemukan para kardinal dari sekitar 70 negara. Banyak di antara kardinal yang sebelumnya tidak saling mengenal.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jerman Bakal Lebih Banyak Tolak Pencari Suaka

    Jerman Bakal Lebih Banyak Tolak Pencari Suaka

    Jakarta

    Langkah ini menjadi bagian penting dari rencana kanselir baru Jerman, Friedrich Merz untuk merebut kembali kendali dari partai antiimigrasi Alternative fr Deutschland (AfD), yang menempati posisi kedua raihan suara dalam pemilu bulan Februari lalu, dan dalam jajak pendapat teranyar terus menunjukkan peningkatan jumlah dukungan secara signifikan.

    Merz mengatakan kepada Welt TV, ia telah memberi tahu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk terlebih dahulu, dan lebih lanjut mengatakan, langkah-langkah “sementara” ini “diperlukan selama tingkat migrasi ilegal di Uni Eropa masih setinggi ini.”

    Jumlah polisi perbatasan diperbanyak

    Pemerintah baru Jerman, yang mulai menjabat pada hari Selasa (07/05), telah mengambil langkah untuk menambah kekuatan petugas kepolisian di perbatasan. “Kami memerintahkan petugas untuk menolak migran tanpa dokumen, termasuk pencari suaka,” demikian ditegaskan Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt.

    Namun pengecualian akan diberikan kepada “kelompok rentan” termasuk perempuan hamil dan anak-anak, tambahnya.

    Untuk melaksanakan langkah ini, Dobrindt membatalkan keputusan dari tahun 2015 — pada puncak krisis migrasi Eropa — saat Jerman menerima lebih dari satu juta imigran, terutama dari Suriah dan Afganistan.

    Harian Bild melaporkan, Dobrindt telah memerintahkan pengiriman tambahan 2.000 hingga 3.000 petugas polisi federal ke perbatasan Jerman, memperkuat 11.000 petugas yang sudah ditempatkan di sana.

    Media Der Spiegel melaporkan, polisi harus bekerja dalam shift hingga 12 jam per hari untuk menegakkan aturan baru ini.

    Rasa kemanusiaan harus ditegakkan

    Dobrindt mengatakan lebih lanjut, tujuan kebijakan ini adalah untuk menjamin “rasa kemanusiaan dan ketertiban” dalam migrasi, dan bahwa ketertiban harus “diberi bobot dan kekuatan lebih besar daripada yang terlihat di masa lalu.”

    Langkah pemerintah baru ini membuat beberapa negara tetangga kecewa, dengan Swiss menyatakan bahwa mereka “menyesalkan” bahwa langkah-langkah ini diambil “tanpa konsultasi”.

    Berbicara bersama Merz dalam konferensi pers di Warsawa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mendesak Jerman untuk “memusatkan perhatian pada perbatasan eksternal Uni Eropa” dan menjaga zona Schengen.

    Merz menekankan, Jerman akan menerapkan politik migrasi yang lebih ketat, namun pengendalian ini akan dilakukan “dengan cara yang tidak akan menimbulkan masalah bagi negara tetangga”, dan menambahkan, Jerman ingin “menyelesaikan masalah ini bersama” negara-negara Uni Eropa lainnya.

    Di dalam negeri, Merz berargumen bahwa tindakan tegas diperlukan untuk meredakan kekhawatiran pemilih dan menghentikan kebangkitan AfD.

    AfD mencatat rekor dengan meraih lebih dari 20 persen suara dalam pemilu lalu, dan menempati posisi kedua setelah aliansi konservatif Partai Kristen Demokrat (CDU), Partai Kristen Sosialis (CSU), yang dipimpin Merz, dan sejak itu terus naik dalam jajak pendapat, bahkan kadang menempati posisi pertama.

    Perjanjian aliansi yang picu kontroversi

    Perjanjian koalisi antara CDU/CSU dan Partai Sosial Demokrat (SPD) menyatakan, semua orang yang tiba di perbatasan Jerman tanpa dokumen akan ditolak masuk, termasuk mereka yang mengajukan suaka.

    Poin terakhir ini memicu kontroversi, karena sebagian anggota SPD khawatir, kebijakan tersebut mungkin tidak sesuai dengan hukum Uni Eropa.

    Perjanjian itu juga menyebutkan, pemeriksaan perbatasan yang ditingkatkan akan tetap diberlakukan hingga “perlindungan efektif terhadap perbatasan eksternal UE tercapai.”

    Di tengah serangkaian serangan kekerasan menjelang pemilu Februari, yang sebagian besar pelakunya adalah imigran pencari suaka, Merz menjadikan penindakan terhadap migrasi ilegal sebagai tema utama kampanyenya.

    Pada satu kesempatan, ia bahkan mengandalkan dukungan AfD di parlemen untuk meloloskan mosi yang menuntut pengetatan imigrasi — sebuah langkah yang secara luas dianggap melanggar “tembok api” (prinsip nonkerja sama) terhadap partai tersebut.

    Minggu lalu, badan intelijen dalam negeri Jerman, BfV, menyatakan AfD sebagai organisasi ekstrem kanan.

    Penetapan itu didasarkan pada laporan internal BfV setebal 1100 halaman, yang diserahkan kepada kementerian dalam negeri namun tidak dipublikasikan.

    Media der Spiegel melaporkan, laporan tersebut mengutip pernyataan dari ratusan anggota AfD di berbagai tingkatan, yang menunjukkan bahwa partai ini melakukan “agitasi terus-menerus” terhadap migran, pengungsi, dan muslim.

    Laporan itu juga menyoroti penggunaan slogan “remigrasi” oleh tokoh-tokoh AfD — sebuah istilah yang merujuk pada deportasi massal terhadap warga asing.

    Langkah BfV itu memicu seruan baru untuk melarang partai tersebut, serta memicu reaksi keras dari AfD, yang telah mengajukan gugatan hukum terhadap penetapan itu pada hari Senin (05/05).

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    Jakarta

    Pada Selasa malam (6/5), Menteri Luar Negeri Oman Badr al-Busaidi mengejutkan publik ketika mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dan kelompok milisi Houthi.

    Dalam unggahannya di platform X, al-Busaidi menyebutkan, hasil dari upaya deeskalasi terakhir telah menghasilkan perjanjian di mana kedua pihak sepakat untuk tidak saling menyerang demi menjamin kebebasan pelayaran dan perdagangan internasional di Laut Merah.

    Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel menghancurkan Bandara Internasional Sanaa, serta sehari setelah militer Israel mengklaim menyerang puluhan target di sepanjang pantai Yaman, termasuk fasilitas pelabuhan di Hudeida, sebagai balasan atas serangan roket Houthi terhadap Bandara Tel Aviv.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa “Houthi telah menyerah” dan mengaku “tidak ingin melanjutkan perang”, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat memilih untuk mempercayai pernyataan mereka. Tapi tidak seorangpun, termasuk Kemenlu Oman, yang membenarkan adanya kaitan antara kesepakatan damai dengan serangan Israel.

    Terpisah jarak geografis

    Pernyataan Trump dibantah langsung oleh pihak Houthi. Kepala juru runding Mohammed Abdulsalam mengatakan kepada Reuters, pihaknya tidak melakukan pembicaraan langsung dengan AS dan menegaskan peran Oman sebagai mediator. Dia juga menekankan, kesepakatan tersebut tidak mencakup tindakan terhadap Israel. “Gencatan senjata ini sama sekali tidak mencakup serangan ke Israel,” ujar Abdulsalam.

    Konflik antara Israel dan Houthi pun diperkirakan belum akan mereda. Rabu (7/5) pagi, Reuters melaporkan adanya upaya serangan roket lanjutan dari Houthi ke Israel, meskipun gagal mengenai sasaran. Dengan jarak sekitar 2.000 kilometer antara Yaman dan Israel, konflik ini menjadi tantangan tersendiri bagi strategi militer Israel.

    Menurut Constantin Grund, Kepala Kantor Yayasan Friedrich-Ebert-Stiftung Jerman di Aden, Israel memang mencatat keberhasilan terbatas dalam beberapa serangan sebelumnya, termasuk penghancuran ribuan ton cadangan minyak di Pelabuhan Hudeida. Namun, dia mencatat bahwa serangan tersebut belum berdampak secara jangka panjang terhadap kemampuan tempur Houthi.

    Serangan darat sebagai “misi bunuh diri”

    Kesulitan lain datang dari faktor geografis. Houthi kini mengandalkan peluncuran rudal dari wilayah pegunungan pedalaman yang sulit dijangkau dan dilindungi dari pengawasan musuh. Mereka juga meminimalkan penggunaan komunikasi digital, membuat pelacakan atau penyadapan hampir mustahil, menurut analisis dari Sanaa Center for Strategic Studies.

    Analis politik Israel, Nachum Shiloh menyatakan, Houthi memahami Israel menghadapi kesulitan besar dalam menjadikan Yaman sebagai target militer yang bernilai, mengingat kondisi ekonomi dan infrastruktur Yaman yang sangat terbatas. Gagasan tentang kemungkinan invasi darat Israel ke Yaman dinilai tidak realistis, terutama jika merujuk pada pengalaman buruk Arab Saudi dalam konflik bersenjata selama 2015–2023.

    “Koalisi pimpinan Saudi nyatanya telah gagal menembus pertahanan Houthi di wilayah pegunungan,” ujar Grund. Dia menyebut potensi operasi darat Israel di Yaman sebagai “misi bunuh diri” yang bisa berakhir seperti kegagalan militer di Afghanistan. “Itulah skenario yang ingin dihindari Washington, Berlin, dan Brussel. Karena itu, saya yakin Israel tidak akan menempuh jalur tersebut,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Asap Hitam Kembali Muncul dari Kapel Sistina, Paus Baru Belum Terpilih

    Asap Hitam Kembali Muncul dari Kapel Sistina, Paus Baru Belum Terpilih

    Jakarta

    Asap hitam kembali mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan untuk hari kedua pada hari Kamis, saat para kardinal yang bertemu dalam konklaf sekali lagi gagal memilih paus baru.

    Ribuan umat beriman dan penasaran menunggu asap di Lapangan Santo Petrus pada pagi hari kedua pemungutan suara rahasia oleh 133 kardinal pemilih.

    Sebelumnya, gumpalan asap hitam mengepul di atas kerumunan yang memadati Lapangan Santo Petrus pada Rabu (7/5) malam waktu setempat. Hal ini mengonfirmasi bahwa pemungutan suara hari pertama konklaf belum memperoleh mayoritas dua pertiga suara untuk menunjuk pengganti mendiang Paus Fransiskus.

    Diketahui bahwa ruangan di Kapel Sistina dikunci untuk menghindari gangguan dan kebocoran, satu-satunya cara para kardinal mengomunikasikan hasil suara mereka adalah dengan membakar surat suara mereka dengan bahan kimia untuk menghasilkan asap. Surat suara berwarna hitam jika tidak ada keputusan, atau putih jika mereka telah memilih paus baru.

    Dua pemilihan paus sebelumnya pada tahun 2005 dan 2013 berlangsung selama dua hari, tetapi beberapa pemilihan pada abad sebelumnya berlangsung selama lima hari. Yang terlama berlangsung hampir tiga tahun, antara November 1268 dan September 1271.

    Konklaf 2025 adalah yang terbesar dan paling internasional yang pernah ada, yang mempertemukan para kardinal dari sekitar 70 negara — banyak di antaranya sebelumnya tidak saling mengenal.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Memanas! Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone yang Dikirim India

    Jakarta

    Militer Pakistan menyatakan telah menembak jatuh 25 drone India, sehari setelah kekerasan terburuk antara kedua negara berkekuatan nuklir itu dalam dua dekade.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berjanji untuk membalas setelah India melancarkan serangan rudal mematikan pada Rabu (7/5) pagi waktu setempat, yang meningkatkan baku tembak selama berhari-hari di sepanjang perbatasan kedua negara.

    “Kami akan membalas setiap tetes darah para martir ini,” kata Sharif, dalam pidatonya kepada rakyat.

    Setidaknya 45 kematian dilaporkan dari kedua belah pihak setelah kekerasan hari Rabu tersebut, termasuk anak-anak.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), militer Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (8/5), bahwa mereka “sejauh ini telah menembak jatuh 25 drone Harop buatan Israel” di beberapa lokasi di seluruh negeri.

    “Tadi malam, India menunjukkan aksi agresi lainnya dengan mengirim drone-drone ke beberapa lokasi,” kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry dari markas besar militer di Rawalpindi, di mana sebuah drone jatuh.

    “Satu drone berhasil menyerang target militer di dekat Lahore,” katanya, seraya menambahkan bahwa empat tentara di kota itu terluka.

    Otoritas Penerbangan Sipil mengatakan bandara Karachi ditutup hingga pukul 6 sore waktu setempat, sementara bandara Islamabad dan Lahore ditutup sebentar “karena alasan operasional”.

    Pakistan dan India telah berperang beberapa kali memperebutkan wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim — terbagi antara keduanya tetapi diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

    – ‘Hak untuk menanggapi’ –

    Berbicara setelah serangan rudal India hari Rabu, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan New Delhi memiliki “hak untuk merespons” menyusul serangan terhadap wisatawan di Pahalgam di Kashmir pada 22 April lalu, ketika orang-orang bersenjata menewaskan 26 orang.

    New Delhi menyalahkan kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan atas penembakan di Pahalgam, dan kedua negara saling melontarkan ancaman sejak itu.

    Pakistan telah membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan independen atas serangan di Pahalgam pada 22 April tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arti Kemenangan Partai Buruh di Australia Bagi Warga Indonesia

    Arti Kemenangan Partai Buruh di Australia Bagi Warga Indonesia

    Sudah hampir sepekan hasil pemilu Australia diumumkan, dengan hasil yang masih sama: Partai Buruh menang telak dan Anthony Albanese mempertahankan kursi perdana menteri.

    Penghitungan suara masih dilakukan di sejumlah daerah pemilihan (dapil) atau, istilahnya di Australia, ‘electorate’.

    Seiring dengan lebih banyak hasil yang masuk, semakin menarik juga untuk diamati karena ada sejumlah hasil yang mengejutkan.

    Peter Dutton, pemimpin oposisi Australia, kehilangan kursinya di parlemen, menyebabkan krisis kepemimpinan dalam Partai Liberal.

    Kejutan lainnya baru terjadi Rabu kemarin (07/05), ketika pemimpin Partai Hijau atau ‘Greens’, yakni Adam Bandt, kehilangan kursinya karena kalah di dapil Melbourne.

    Padahal Partai Hijau, yang mengklaim lebih mengedepankan isu-isu lingkungan dan keadilan sosial, adalah salah satu partai yang populer bagi warga Australia yang tak ingin pemerintahnya dikuasai dua partai besar, yakni Partai Buruh dan Partai Liberal.

    Apa artinya bagi warga Indonesia?

    Sangat menarik untuk melihat dinamika politik dan demokrasi Australia, sebagai salah satu negara tetangga terdekat Indonesia yang bisa jadi sering tidak kita perhatikan.

    Padahal hasil pemilu dan iklim politik di Australia secara tidak langsung berdampak bagi warga Indonesia yang semakin berminat untuk belajar, juga bekerja di Australia lewat program ‘Work and Holiday Visa’ (WHV).

    Partai Buruh, yang dipastikan membentuk kelompok mayoritas di parlemen Australia, akan lebih mudah meloloskan kebijakan dan peraturan yang dibuatnya tanpa terlalu banyak tekanan dari pihak oposisi.

    Itu artinya, kita harus melihat lebih jauh apa kebijakan-kebijakan yang ditawarkan oleh Partai Buruh.

    Anthony Albanese perlu mewujudkan janji-janjinya, seperti meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menyediakan lebih banyak kesempatan bagi warga Australia untuk mendapatkan akses ‘bulk billing’, di mana biaya kunjungan ke dokter umum dibayar belakangan oleh negara dan tidak ditanggung sepenuhnya oleh pasien.

    Ia juga berjanji mempermudah mereka yang akan membeli rumah untuk pertama kalinya, dengan cukup membayar uang muka 5 persen dari harga rumah.

    Selain itu, masih ada sederet janji lainnya-janjinya yang lebih fokus untuk meringankan biaya hidup yang semakin mahal di Australia.

    Tapi dalam anggaran yang diajukan bulan Maret lalu, terungkap juga kalau pemerintahan di bawah Partai Buruh akan memangkas jumlah pendatang, memangkas jumlah siswa internasional dengan menaikkan biaya ‘student visa’, hingga peraturan yang lebih ketat bagi warga asing yang ingin membeli properti.

    Tak ada suara yang terbuang

    Meski Indonesia dan Australia sama-sama negara demokrasi, tapi baik sistem pemerintahannya dan praktik pemilunya berbeda.

    Terlibat secara aktif dalam demokrasi adalah hal yang diwajibkan di Australia, sehingga mereka yang tidak memilih bisa terkena denda.

    Kebijakan partai dan para pemimpinnya lebih menjadi fokus dalam kampanye mereka, dan kampanye, sementara bagaimana mereka bisa menjawab masalah warga menjadi nilai jualnya.

    Di jalan raya, tak ada kesemrawutan spanduk dan foto politisi lengkap dengan gelar akademik dan nama orangtua atau anak-anaknya.

    Meski spanduk partai dan kandidat independen masih diperbolehkan untuk dipajang di hari pemilihan, setidaknya tidak ada laporan soal “serangan fajar” dalam bentuk uang atau bantuan sosial.

    “Democracy sausage” yaitu, roti isi sosis, menjadi salah satu ikon demokrasi di Australia, meski tidak semua gratis mendapatkannya

    Biasanya roti sosis yang disiapkan oleh sukarelawan ini dijual untuk kepentingan amal, yang hasil penjualannya didonasikan untuk sekolah atau gedung tempat pemungutan suara berlangsung.

    Tapi yang paling menarik adalah kertas suara, karena pemilih bukan mencoblos satu pilihan saja, melainkan menuliskan nomor sesuai urutan preferensinya atau istilahnya ‘prefential voting’.

    Cara penghitungan ‘preferential voting’ sedikit kompleks dan butuh waktu untuk memahaminya.

    Tapi dengan cara ini, Australia memastikan suara warganya tidak terbuang, selain karena kandidat harus punya lebih dari 50 persen pemilih jika ingin memenangi pertarungan politik.

    Cara ini juga memberikan kesempatan kepada partai-partai kecil dan kandidat independen untuk unggul dalam perolehan suara, jika mereka mendapat urutan pertama atau kedua dalam preferensi pemilih.

    Untuk gambaran mudahnya kita menggunakan skenario Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, yang seandainya, bersaing memperebutkan daerah pemilihan Melbourne untuk duduk di parlemen Australia.

    Maka kita wajib menuliskan nomer 1, 2, dan 3 di samping nama mereka, sesuai urutan preferensi, bukan hanya memilih salah satu di antaranya.

    Dengan mengikuti hasil Pilpres 2025, yakni Ganjar Pranowo yang mendapatkan suara paling sedikit, maka suara untuk Ganjar akan didistribusikan ke Prabowo dan Anies, tergantung siapa yang menjadi preferensi selanjutnya dari para pemilih.

    Demikian seterusnya, hingga kemenangan Prabowo bisa jadi karena “swing” atau pengalihan suara dari Anies dan Ganjar.

    ‘Trumpisme’ mewarnai pemilu Australia

    Kembali ke hasil pemilu Australia, setidaknya ada dua teori mengapa Partai Liberal bisa kalah telak dalam pemilu Australia tahun ini.

    Pertama, sejumlah warga di dapil Dickson, yang jadi daerah pemilihan Peter Dutton, menjelaskan alasan mereka tidak lagi mendukung sosok yang sudah mewakili mereka selama 24 tahun.

    Kampanye Partai Liberal yang buruk adalah salah satunya, yang juga sudah diakui sendiri oleh Peter Dutton sesaat sebelum pemilu digelar.

    Menurut warga di dapil Dickson, ide-ide dan kebijakan yang ditawarkan pemimpin Partai Liberal tersebut sebenarnya bagus, tapi mereka ingin “sesuatu yang berbeda” setelah aspirasi mereka diwakili orang yang sama selama lebih dari dua dekade.

    Tapi yang paling menonjol adalah teori kedua, yakni Peter Dutton identik dengan Donald Trump dalam sejumlah kebijakannya.

    Di kalangan pengkritiknya, Dutton mendapat sebutan “Temu Trump”, yang merujuk versi murah dari Donald Trump setelah slogan andalannya “Let’s get Australia back on track” dianggap mirip dengan “Make America Great Again” milik Trump.

    Dalam kampanye-nya, Dutton dicap anti-migran setelah berencana memangkas jumlah migrasi hingga demi menyelamatkan warga Australia dari krisis lapangan kerja dan kepemilikan rumah.

    Ia juga akan memangkas layanan publik, termasuk jumlah pegawai sipil, yang dianggapnya sebagai pemborosan.

    Kebijakan ini dianggap mirip dengan efisiensi yang dilakukan Trump dengan membentuk Department of Government Efficiency, yang tak jelas dipimpin siapa, meski Elon Musk dipastikan sebagai ‘person in charge’.

    Jika Anda mengenal Voice of America (VOA), yang siaran dan kontennya juga tersedia dalam bahasa Indonesia, dan kini menyadari sudah lama tak mendengar atau melihat VOA Indonesia di jejaring sosial, ini tak lepas karena pengaruh DOGE, seperti dikatakan Ami Bera, representatif US Congressional.

    Gaya Trump lainnya yang juga dituduh ditiru oleh Dutton adalah saat ia menyebut anak-anak sekolah di Australia telah didoktrin dengan “woke agenda” dalam kurikulum mereka, juga ketika Dutton lebih memilih tenaga nuklir untuk sumber energi terbarukan.

    Hasil pemilu di Australia kemarin menunjukkan, sama seperti Kanada, Australia tak ingin memiliki sosok yang menyerupai Donald Trump sebagai pemimpinnya.

    Tetapi sejumlah kritik juga menyertai kemenangan Partai Buruh.

    Salah satunya yang menganggap kemenangan Partai Buruh dan Anthony Albanese bukan sebuah kemenangan murni, namun “terbantu” warga yang menolak Dutton dan Trump.

    Namun, Partai Buruh yakin fokusnya untuk memerangi biaya hidup yang mahal dan mengembalikan layanan kesehatan yang mendasar adalah alasan warga Australia kembali mempercayakan partainya untuk memimpin.

  • Gencatan Senjata Rusia Dimulai, Ukraina Tegaskan Tidak Sepakat

    Gencatan Senjata Rusia Dimulai, Ukraina Tegaskan Tidak Sepakat

    Jakarta

    Pada hari Kamis pagi (08/05), gencatan senjata sementara selama 72 jam yang diumumkan oleh Rusia mulai berlaku, bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia II yang digelar di Moskow. Gencatan senjata yang dimulai pada tengah malam waktu Moskow ini memberikan ketenangan sementara di langit Ukraina, yang sebelumnya terus diguncang serangan udara Rusia.

    Gencatan senjata ini dijadwalkan akan berlangsung hingga Sabtu tengah malam. Meski demikian, belum dapat dipastikan gencatan senjata ini juga berlaku untuk pertempuran di garis depan antara pasukan Rusia dan Ukraina.

    Angkatan Udara Ukraina melaporkan, setelah gencatan senjata sepihak yang diumumkan Kremlin dimulai, pesawat tempur Rusia melakukan dua kali serangan bom ke wilayah Sumy, yang terletak di Ukraina bagian utara. Namun, tidak ada informasi resmi tentang kerusakan yang terjadi dan belum dapat dipastikan kebenaran serangan tersebut secara independen.

    Ukraina belum sepakati gencatan senjata

    Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan, Ukraina belum berkomitmen untuk sepakat dengan gencatan senjata yang diajukan oleh Rusia. Ia menyebutnya sebagai strategi Putin untuk menciptakan ilusi perdamaian.

    Dalam pidato video yang dirilis pada Rabu (07/05), Zelenskyy menegaskan kembali dukungannya terhadap proposal gencatan senjata selama 30 hari yang didorong oleh Amerika Serikat. Menurutnya gencatan senjata itu dapat memberi peluang bagi diplomasi.

    Presiden AS Donald Trump mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari pada bulan Maret dan Ukraina setuju. Rusia menyebutkan, langkah tersebut hanya bisa diterapkan setelah ada mekanisme untuk menegakkan dan memastikan pelaksanaannya.

    Pekan ini, Ukraina melancarkan serangan drone berturut-turut ke Moskow, yang memaksa penutupan bandara-bandara di ibu kota Rusia dan pengalihan penerbangan. Seperti dilaporkan Reuters, Zelenskyy tampaknya mengakui serangan-serangan drone untuk menargetkan sejumlah sasaran di Rusia, termasuk ibu kota Moskow. “Sangat adil bahwa langit Rusia, langit dari negara agresor, juga tidak tenang hari ini,” kata Zelenskyy pada hari Rabu (07/05).

    Drone Ukraina serang Moskow sebelum kedatangan Presiden Cina

    Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin melaporkan, setidaknya 14 drone Ukraina berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara Rusia. Bandara-bandara utama Moskow terus meningkatkan keamanan, terutama di tengah persiapan parade militer besar untuk memperingati 80 tahun kekalahan Nazi Jerman pada 9 Mei yang akan dihadiri sejumlah pemimpin negara.

    Salah satu bandara utama di Moskow terpaksa menghentikan operasionalnya sementara kurang dari tiga jam sebelum kedatangan presiden Cina Xi Jinping ke Moskow. Kunjungan Xi menjadi sorotan utama mengingat hubungan strategis yang semakin erat antara Cina dan Rusia, terutama dalam sektor energi dan diplomasi.

    Xi Jinping mendarat di Moskow Rabu (7/5) dan kan melakukan kunjungan di Rusia selama 4 hari.

    Dalam pertemuan antara Xi dan Putin agenda pembahasan utama adalah pembangunan jalur gas kedua ke Cina dan isu global, seperti perang di Ukraina dan perundingan antara AS dan Rusia.

    Kedua pemimpin negara itu diperkirakan akan menyepakati front bersama melawan dominasi global AS, dan mendorong tatanan dunia yang multipolar.

    Sejumlah kesepakatan antara Rusia dan Cina juga akan ditandatangani selama kunjungan Xi tersebut.

    Juru bicara kementerian luar negeri Cina konferensi pers sebelumnya, menyatakan “prioritas utama” kunjungan Xi k Rusia adalah menghindari eskalasi ketegangan.

    Sementara itu, Kremlin menyatakan, serangan Ukraina ke ibu kota Moskow menunjukkan kecenderungan Kyiv untuk melakukan “aksi terorisme”, dan layanan intelijen serta militer Rusia sedang melakukan segala langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan acara peringatan berakhirnya Perang Dunia Kedua di Moskow itu.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Tezar Aditya

    Editor: Agus Setiawan

    Lihat Video ‘Trump Bicara soal Potensi Gencatan Senjata di Gaza’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini