Category: Detik.com Internasional

  • Rusia Olok-olok Video Macron Ditoyor Istrinya di Pesawat

    Rusia Olok-olok Video Macron Ditoyor Istrinya di Pesawat

    Moskow

    Rusia memberikan komentar olok-olokan terhadap video viral yang menunjukkan insiden kecil antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte, di dalam pesawat usai mendarat di Vietnam. Moskow menyindir soal keterlibatan “tangan Kremlin” dalam insiden itu, apa maksudnya?

    Komentar bernada olok-olokan itu, seperti dilansir AFP, Selasa (27/5/2025), dilontarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan via Telegram.

    Tidak diketahui secara pasti alasan Rusia ikut berkomentar, namun seorang anggota rombongan Macron, yang tidak disebut identitasnya, sebelumnya menyalahkan akun-akun pro-Rusia atas komentar negatif tentang insiden tersebut.

    Zakharova dalam komentarnya menyebut Macron menerima “pukulan hook kanan dari istrinya” saat pasangan itu tiba di Hanoi, Vietnam. Namun, menurut Zakharova, para penasihat Macron akan berupaya menjelaskan maksud dari perilaku Brigitte tersebut.

    “Apalah Ibu Negara memutuskan untuk menghibur suaminya dengan tepukan lembut di pipi dan keliru menghitung kekuatannya? Apakah dia memberinya tisu, tapi luput? Apakah dia ingin membetulkan kerah bajunya, tetapi malah mengenai wajah orang tersayang?” sebut Zakharova dalam olok-olokannya.

    “Ini petunjuknya: mungkin itu adalah ‘tangan Kremlin’?” sindir Zakharova, tanpa menjelaskan maksudnya.

    Video viral itu diambil ketika pesawat kepresidenan Prancis mendarat di Vietnam pada Minggu (25/5) malam. Video yang direkam dari luar pesawat itu menunjukkan Brigitte, yang hanya terlihat tangannya, sempat menoyor wajah Macron sebelum keduanya keluar menuruni tangga pesawat.

    Lihat juga Video: Momen Presiden Macron Ditoyor Istri Saat Tiba di Vietnam

    Macron tampak sedikit terkejut, namun dia dengan cepat memulihkan ekspresi wajahnya dan membalikkan badan untuk melambaikan tangan. Pada momen itu, Brigitte masih di dalam pesawat, sehingga mustahil untuk melihat ekspresi wajah atau bahasa tubuhnya.

    Usai insiden tersebut, Macron dan istrinya menuruni tangga pesawat untuk menyapa para pejabat tinggi Vietnam yang menyambut mereka. Namun sempat ada momen kecil lainnya ketika Brigitte tidak menyambut uluran tangan Macron saat keduanya bersama-sama menuruni tangga pesawat.

    Keduanya tampak menuruni tangga pesawat tanpa bergandengan tangan. Perilaku pasangan ini memicu berbagai spekulasi, dengan beberapa menduga adanya pertengkaran di antara keduanya.

    Macron Bantah Ada Perselisihan, Akui Bercanda dengan Istri

    Macron sendiri telah membantah secara tegas soal adanya “perselisihan rumah tangga” dengan istrinya. Dia menyebut dirinya dan sang istri hanya “bercanda seperti yang sering kami lakukan”.

    “Saya dan istri saya bertengkar kecil, kami bercanda, dan saya terkejut,” ucap Macron saat berbicara kepada wartawan.

    “Sekarang ini menjadi semacam bencana di planet ini, dan beberapa orang bahkan mengemukakan teori,” sebutnya dengan nada menyindir komentar negatif yang muncul.

    Lihat juga Video: Momen Presiden Macron Ditoyor Istri Saat Tiba di Vietnam

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Setuju Gencatan Senjata di Gaza, Israel Menolak!

    Hamas Setuju Gencatan Senjata di Gaza, Israel Menolak!

    Jakarta

    Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa kelompok Hamas telah menyetujui usulan utusan khusus AS Steve Witkoff untuk gencatan senjata di Gaza. Namun, seorang pejabat Israel menyebut usulan itu berasal dari Washington dan menambahkan bahwa pemerintah Israel tidak bisa menerima gencatan senjata itu.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (27/5/2025), Witkoff juga menolak anggapan bahwa Hamas telah menerima tawarannya untuk kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza. Dia mengatakan kepada Reuters, Selasa (27/5/2025), bahwa apa yang telah dilihatnya “sama sekali tidak dapat diterima” dan usulan yang sedang dibahas tidak sama dengan usulannya.

    Sebelumnya, pejabat Palestina, yang dekat dengan Hamas, telah mengatakan kepada Reuters, bahwa usulan tersebut akan mencakup pembebasan 10 sandera dan gencatan senjata selama 70 hari, dan telah diterima oleh Hamas melalui mediator.

    “Usulan tersebut mencakup pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup yang ditahan oleh Hamas dalam dua kelompok dengan imbalan gencatan senjata selama 70 hari dan penarikan sebagian dari Jalur Gaza,” kata pejabat Palestina yang tak ingin disebut namanya tersebut.

    Ini juga mencakup pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel, termasuk ratusan orang yang menjalani hukuman penjara yang panjang.

    Seorang pejabat Israel menolak usulan tersebut, dengan mengatakan tidak ada pemerintah yang bertanggung jawab yang dapat menerima perjanjian tersebut. Dia juga menolak pernyataan bahwa kesepakatan tersebut sesuai dengan yang diusulkan oleh Witkoff.

    Diketahui bahwa sejak tanggal 18 Maret lalu, Israel secara efektif mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan Hamas dan kembali melanjutkan serangan militernya di Gaza. Hamas dan faksi-faksi sekutu mulai menembakkan roket dan serangan dua hari kemudian.

    Hamas mengatakan bersedia membebaskan semua sandera yang tersisa dan menyetujui gencatan senjata permanen, jika pasukan Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.

    Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel hanya bersedia menyetujui gencatan senjata sementara dengan imbalan pembebasan sandera. Dia pun bersumpah bahwa perang hanya dapat berakhir setelah Hamas dikalahkan.

    Lihat juga Video: Serangan Israel Tewaskan Dua Staf Palang Merah Internasional

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diduga Galang ‘Fulus’ Buat ISIS, 4 Warga Rusia di Jerman Disidang

    Diduga Galang ‘Fulus’ Buat ISIS, 4 Warga Rusia di Jerman Disidang

    Jakarta

    Tuduhan terhadap keempat terdakwa warga negara Rusia di Pengadilan Tinggi Hanseatik Hamburg, Senin (26/05) ini berat. Mereka dituduh antara lain sebagai anggota organisasi kriminal asing. Tuduhan lain menyebut mereka mendukung organisasi teroris, juga dari luar negeri.

    Secara spesifik tertulis dalam surat dakwaan: Para terdakwa diduga menggalang dana di media sosial untuk kelompok teroris “Negara Islam” (ISIS) yang aktif — terutama di Suriah, dengan total pengumpulan uang sebesar 174.000 Euro.

    Bahaya ekstremisme masih ada

    Ini bukan kasus satu-satunya. Selama bertahun-tahun, ancaman yang datang dari ekstremis di Jerman dianggap sebagai bahaya terbesar bagi negeri ini, terutama setelah serangan teroris di New York pada 11 September 2001. Kini, menurut otoritas berwenang, kekerasan dan kejahatan bermotif ekstrem kanan menjadi ancaman yang lebih besar. Namun, energi kriminal yang berasal dari ekstremis islamis tetap besar.

    Pandangan ini juga diamini oleh ahli keamanan dari fraksi Partai Hijau di Bundestag, Konstantin von Notz, yang juga merupakan ketua Komisi Pengawasan Parlemen Jerman. Komisi ini, yang terdiri dari sekitar sepuluh anggota parlemen, mengawasi aktivitas badan intelijen.

    Von Notz mengatakan kepada DW: “Tindakan bermotif islamis tetap menjadi ancaman keamanan yang serius bagi negara kita. Saya menyambut baik bahwa aparat penegak hukum memantau dengan cermat dan menindaklanjuti laporan terkait pendanaan terorisme. Mengingat beragam ancaman yang dihadapi demokrasi kita saat ini, hal ini sangat penting.”

    Sekitar 1000 serangan kekerasan oleh militan islamis terjadi di Jerman pada 2024

    Seberapa besar ancaman ekstrem islamis di Jerman juga ditegaskan pekan lalu oleh Menteri Dalam Negeri baru Alexander Dobrindt (CSU). Ia mengungkapkan bahwa jumlah kejahatan yang bisa dikategorikan sebagai bermotif politik melonjak drastis saat memaparkan laporan kriminalitas di Berlin. Tahun ini tercatat lebih dari 84.000 kejahatan semacam itu, naik lebih dari 40 persen dibanding 2023.

    Jumlah kejahatan yang melibatkan kekerasan memperkuat fakta ini: Dari 4.107 serangan kekerasan bermotif politik tahun lalu, sekitar 36 persen berlatar belakang ekstrem kanan, sementara 975 serangan terkait ideologi asing.

    Beberapa proses hukum terkait pendanaan teror

    Penggalangan dana untuk ISIS belakangan sering jadi perhatian pengadilan di Jerman. Awal April tahun ini, persidangan terhadap dua tersangka pendukung ISIS dimulai di Stuttgart: Seorang pria Jerman 34 tahun dan pria Suriah 29 tahun dituduh menyalurkan dana untuk ISIS. Proses ini diperkirakan berlangsung hingga September.

    Seorang pria berusia 28 tahun telah divonis atas kasus serupa di Frankfurt am Main. Pada tanggal 21 Mei lalu, Pengadilan Tinggi Jerman memutuskan bahwa pria tersebut terbukti mengirim sekitar 4200 Euro ke ISIS antara Mei 2020 dan Agustus 2021.

    Seruan penggalangan dana juga dilakukan lewat media sosial seperti Telegram. Penerima dana adalah perempuan dan anak-anak militan ISIS yang “ditahan” di dua kamp di utara Suriah. Bersama seruan tersebut disampaikan pula cara penyaluran dana: Melalui agen keuangan di Turki, uang dikirim ke anggota ISIS di Suriah.

    Islamis garis keras menjadi fokus Badan Perlindungan Konstitusi

    Badan Perlindungan Konstitusi Jerman memperkirakan pada 2023 terdapat sekitar 27.200 orang yang memiliki kecenderungan islamis garis keras. Di situs resmi, tertulis: “Eropa, termasuk Jerman, tetap menjadi sasaran utama organisasi teroris jihad, terutama ‘ISIS’ dan ‘Al-Qaida’.”

    Laporan itu juga menyebutkan bahwa Provinsi Khorasan ISIS (ISPK) kini menjadi cabang regional ISISyang paling kuat. Setelah sebelumnya fokus pada serangan di Afganistan, ada indikasi kuat bahwa kini Jerman dan Eropa mulai dipertimbangkan sebagai target.

    Karena itu, jumlah warga Rusia atau negara-negara Kaukasus yang aktif mendukung ISIS di Jerman—baik dalam kekerasan maupun penggalangan dana—semakin meningkat.

    *Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nyaris! Helikopter Putin Lolos dari Serangan Drone Ukraina

    Nyaris! Helikopter Putin Lolos dari Serangan Drone Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin disebut menjadi target percobaan pembunuhan oleh Ukraina. Seorang perwira militer Rusia mengklaim helikopter yang dinaiki Putin menjadi target serangan drone Ukraina di wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei lalu.

    Sistem pertahanan udara Rusia berhasil mencegat drone tersebut dan menghancurkannya sebelum mencapai jalur penerbangan presiden, kata komandan unit pertahanan udara Rusia, Yuriy Dashkin, menurut kantor berita Rusia RBC, dilansir NDTV, Selasa (27/5/2025).

    Komandan itu mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa dari tanggal 20 hingga 22 Mei, Rusia mengalami serangan drone besar-besaran dari Ukraina, dengan pertahanan udara negara tersebut berhasil “menghancurkan” sebanyak 1.170 drone.

    Dia mengatakan bahwa selama kunjungan Putin ke wilayah Kursk pada tanggal 20 Mei, terjadi serangan udara besar-besaran “yang belum pernah terjadi sebelumnya” dari Ukraina. Pertahanan udara Rusia berhasil “menembak jatuh” 46 drone.

    “Saya ingin menunjukkan bahwa intensitas serangan meningkat secara signifikan selama penerbangan pesawat Panglima Tertinggi di atas wilayah wilayah Kursk. Oleh karena itu, kami secara bersamaan terlibat dalam pertempuran udara dan memastikan keselamatan helikopter presiden di wilayah udara,” kata Dashkin.

    Perwira militer Rusia tersebut mengatakan bahwa salah satu drone terdeteksi mendekati jalur penerbangan helikopter Putin dan segera dilumpuhkan oleh sistem pertahanan udara Rusia.

    Putin berada di wilayah Kursk awal minggu ini, kunjungan pertamanya ke wilayah perbatasan tersebut sejak Maret lalu. Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan dalam insiden tersebut, dan konvoi Presiden Rusia tersebut terus berlanjut tanpa gangguan.

    Pertempuran Rusia dan Ukraina makin memanas beberapa hari ini. Pada Senin (26/5), Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia menembakkan 355 drone ke Ukraina dalam sehari.

    Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan “355 drone tipe Shahed”, serta sembilan rudal jelajah. Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat mengonfirmasi kepada kantor berita AFP, Senin (26/5/2025), bahwa itu adalah serangan drone terbesar sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Kecam Ide Sistem Rudal Golden Dome AS, Ingatkan Ancaman Perang Nuklir

    Korut Kecam Ide Sistem Rudal Golden Dome AS, Ingatkan Ancaman Perang Nuklir

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengecam rencana sistem pertahanan rudal ‘golden dome’ yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Korut menilai rencana ini sangat berbahaya dan bertujuan untuk mempersenjatai ruang angkasa.

    Dilansir AFP, Selasa (27/5/2025), Kementerian Luar Negeri Pyongyang telah mengeluarkan memorandum yang menyebut sistem itu adalah rencana bahaya. Korut memastikan akan mengecam rencana itu

    “Sebuah ‘inisiatif yang mengancam’ yang sangat berbahaya yang ditujukan untuk mengancam keamanan strategis negara-negara pemilik senjata nuklir,” kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) seperti dilansir AFP.

    Memorandum Korea Utara itu menuduh Amerika Serikat “bersikeras melakukan gerakan untuk memiliterisasi luar angkasa,” kata KCNA.

    “Rencana AS untuk membangun sistem pertahanan rudal baru adalah akar penyebab yang memicu perlombaan senjata nuklir dan luar angkasa global dengan merangsang kekhawatiran keamanan negara-negara pemilik senjata nuklir dan mengubah luar angkasa menjadi medan perang nuklir yang potensial,” tambahnya.

    Tentang Golden Dome

    Golden Dome dirancang untuk mencakup kemampuan berbasis darat dan luar angkasa, dengan tujuan mendeteksi dan menghentikan serangan rudal pada keempat tahap utama, yakni sebelum peluncuran, saat awal peluncuran, saat meluncur di udara, dan pada menit-menit terakhir ketika rudal mulai menghujam sasaran.

    Selama beberapa bulan terakhir, Kementerian Pertahanan di Pentagon telah mengembangkan sejumlah opsi, yang tergantung dari jumlah anggaran, bisa mencakup penempatan rudal pencegat di luar angkasa. Pejabat itu berbicara kepada kantor berita AP dengan syarat anonim karena rincian rencana ini belum dipublikasikan.

    Badan Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan bahwa hanya komponen berbasis luar angkasa dari Golden Dome saja bisa menelan biaya hingga USD542 miliar dalam 20 tahun ke depan. Trump mengajukan permintaan awal sebesar USD25 miliar dalam rancangan undang-undang pemotongan pajak yang saat ini tengah diproses di Kongres.

    Pentagon telah lama memperingatkan terhadap kecanggihan rudal terbaru yang dikembangkan oleh Cina dan Rusia, sehingga dibutuhkan langkah-langkah penanggulangan yang mutakhir. Satelit dan pencegat tambahan dari program Golden Dome akan difokuskan untuk menghentikan rudal musuh di tahap awal atau saat penerbangan.

    Senjata luar angkasa yang dibayangkan untuk Golden Dome “merupakan kebutuhan baru dan berkembang untuk misi-misi yang belum pernah dilakukan oleh organisasi militer luar angkasa sebelumnya,” kata Jenderal Chance Saltzman, Kepala Angkatan Luar Angkasa AS, di hadapan anggota parlemen dalam sidang dengar pendapat, Selasa (20/5).

    Lihat juga Video: Korsel Sebut Korut Tembakkan Rudal Jarak Pendek di Lepas Pantai Timur

    (zap/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mobil Tabrak Kerumunan Parade Juara Liverpool, Polisi Pastikan Bukan Terorisme

    Mobil Tabrak Kerumunan Parade Juara Liverpool, Polisi Pastikan Bukan Terorisme

    Jakarta

    Sebuah mobil menabrak kerumunan penggemar Liverpool yang ikut dalam parade perayaan juara Liga Primer Inggris di pusat kota Inggris. Kepolisian setempat melaporkan ada 27 orang terluka akibat insiden itu.

    Dilansir Reuters, Selasa (27/5/2025), seorang pria berusia 53 tahun telah ditangkap polisi usai peristiwa tersebut. Pria itu diduga merupakan pengemudi yang menabrakkan mobil ke kerumunan warga saat parade juara Liverpool.

    Total 27 orang telah dibawa ke rumah sakit, empat di antaranya tercatat masih anak-anak. Polisi mengatakan satu korban anak dan satu orang dewasa dalam kondisi serius.

    Wakil Kepala Polisi setempat, Jenny Sims, mengatakan insiden mobil menabrak parade juara Liverpool itu tidak terkait dengan aksi terorisme.

    “Kami yakin ini adalah insiden yang terisolasi, dan saat ini kami tidak mencari orang lain yang terkait dengan insiden ini. Insiden ini tidak diperlakukan sebagai terorisme,” kata Sims.

    Parade juara Liverpool diikuti oleh ratusan ribu orang. Momen itu juga bertepatan dengan hari libur kerja di mana warga turut merayakan Sprink Bank Holiday.

    Pemimpin Dewan Kota Liverpool, Liam Robinson, juga buka suara terkait insiden tersebut. Dia mengatakan peristiwa itu membawa kesedihan bagi momen yang harusnya membahagiakan banyak orang Liverpool.

    (ygs/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Drone Rusia ke Ukraina Tewaskan 13 Orang, Anak-anak Jadi Korban

    Serangan Drone Rusia ke Ukraina Tewaskan 13 Orang, Anak-anak Jadi Korban

    Kyiv

    Pasukan Rusia meluncurkan serangan 367 drone dan rudal ke kota-kota Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv. Serangan ini menewaskan 13 orang dan tiga di antaranya merupakan anak-anak.

    Dilansir AFP, Minggu (25/5/2025) serangan dimulai pada Sabtu (24/5) malam waktu setempat. Drone dan rudal itu menyerang rumah dan apartemen.

    Ada 13 korban tewas dalam serangan ini. Pejabat setempat melaporkan bahwa tiga di antaranya adalah anak di wilayah utara Zhytomyr.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Amerika Serikat, yang telah mengambil sikap publik yang lebih lunak terhadap Rusia dan pemimpinnya, Vladimir Putin, sejak Presiden Donald Trump menjabat, untuk angkat bicara.

    “Diamnya Amerika, diamnya negara lain di dunia hanya menyemangati Putin,” tulisnya di Telegram.

    “Setiap serangan teroris Rusia seperti itu adalah alasan yang cukup untuk sanksi baru terhadap Rusia.”

    Serangan itu terjadi saat Ukraina dan Rusia bersiap untuk melakukan hari ketiga dan terakhir pertukaran tahanan di mana kedua belah pihak akan menukar total 1000 orang masing-masing.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Hantam Kendaraan Sipil di Ukraina, 9 Orang Tewas

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Politikus Israel Ditarik dari Podium Saat Bicara Kondisi Gaza: Ini Kebenaran!

    Politikus Israel Ditarik dari Podium Saat Bicara Kondisi Gaza: Ini Kebenaran!

    Tel Aviv

    Seorang politikus oposisi Israel, Ayman Odeh dikeluarkan secara paksa dari podium ruang parlemen usai menyampaikan kondisi Gaza, Palestina. Ayman memaparkan korban perang Gaza yang mencapai puluhan ribu.

    Dilansir DW News dan The Guardian, Minggu (25/5/2025) Ayman Odeh merupakan anggota partai Arab-Yahudi Hadash. Ayman Odeh menyampaikan pendapatnya soal kondisi Gaza ini pada Kamis (22/5) lalu. Dia mengkritik anggota parlemen yang lemah dalam menangani perang ini.

    “Hal lain yang ingin saya katakan, Anda tidak tahu betapa lemahnya Anda. Anda adalah orang-orang yang lemah. Sangat, sangat lemah,” ujar Ayman.

    Dia menyoroti korban perang Gaza yang mencapai puluhan ribu orang. Selain itu, dia mengungkap bahwa perang ini juga menghancurkan kampus hingga rumah sakit.

    “Setelah satu setengah tahun perang di mana Anda membunuh 19.000 anak-anak. 53.000 penduduk. Anda menghancurkan semua universitas, dan rumah sakit, Anda merasa tidak ada kemenangan politik, itulah sebabnya Anda menjadi gila,” tegasnya.

    Ayman mengatakan bahwa parlemen lemah. Sebab, tak ada kemenangan politik dalam hal ini. “Mengapa? Karena tidak ada kemenangan politik,” ungkapnya.

    Ayman menyatakan dalam akun X miliknya, bahwa tindakan penarikan paksa itu melanggar aturan. Padahal, Ayman sedang berbicara tentang kebenaran di Gaza.

    “Mereka menyeret saya keluar dari podium Parlemen, bukan karena melanggar aturan, tetapi karena mengatakan kebenaran,” katanya.

    Ayman lantas mengingatkan kembali akan tragedi Nakba. Menurutnya, tragedi itu terulang lagi di Gaza.

    “Tujuh puluh tujuh tahun setelah Nakba, dunia menyaksikan Nakba kedua terjadi di Gaza,” lanjutnya.

    Tonton juga “Kecaman Netanyahu gegara Prancis-Inggris Dukung Negara Palestina” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Drone Rusia Kembali Serang Ukraina, 7 Orang Terluka

    Kyiv

    Drone Rusia kembali menyerang ibu kota Ukraina, Kyiv. Drone ini menyerang gedung apartemen dan rumah. Sedikitnya tujuh orang terluka akibat terkena serpihan bangunan yang terbakar.

    Dilansir Reuters, Minggu (25/5/2025), serangan ini terjadi pada Minggu (25/5) pagi waktu setempat. Kepala administrasi militer kota Kyiv, Timur Tkachenko mengatakan bahwa empat orang terluka.

    Mereka menghubungi pihak medis usai sebuah gedung apartemen lima lantai diserang di distrik Holosiivskyi di luar pusat kota.

    Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan bagian luar gedung rusak. Sementara itu ada juga tiga orang terluka di distrik kota lainnya.

    Tkachenko sebelumnya telah memperingatkan bahwa lebih banyak drone dan kemungkinan serangan rudal mungkin terjadi. Saksi Reuters mendengar unit antipesawat beroperasi di sekitar kota.

    Sebelumnya, serangan udara besar-besaran Rusia menggunakan drone dan rudal menghantam wilayah Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, pada Sabtu (24/5). Sedikitnya 15 orang mengalami luka-luka akibat gempuran di Kyiv, yang terjadi ketika kedua negara sedang dalam proses pertukaran tahanan besar-besaran.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andriy Sybiga, menyebut rentetan serangan udara itu adalah “bukti nyata bahwa tekanan sanksi yang lebih besar terhadap Moskow diperlukan untuk mempercepat proses perdamaian”.

    Tonton juga “Drone Rusia Hantam Kendaraan Sipil di Ukraina, 9 Orang Tewas” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Harvard Melawan saat Trump Terus Menekan

    Harvard Melawan saat Trump Terus Menekan

    Jakarta

    Harvard University melawan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan melayangkan gugatan di pengadilan federal Massachusetts. Salah satu universitas terbaik dunia ini meradang karena kebijakan Trump yang melarang penerimaan mahasiswa asing alias non warga negara AS.

    Dilansir AFP pada Sabtu (24/5/2025), Harvard menduga larangan penerimaan mahasiswa asing adalah balasan dari Trump karena pihaknya menolak tuntutan pemerintah untuk mengendalikan tata kelola, kurikulum, dan ‘ideologi’ fakultas dan mahasiswa. Harvard mengatakan penolakan pihaknya terhadap kebijakan Trump merupakan hak amandemen pertama.

    “Ini adalah tindakan terbaru pemerintah sebagai balasan yang jelas terhadap Harvard yang menjalankan hak Amandemen Pertama dengan menolak tuntutan pemerintah untuk mengendalikan tata kelola, kurikulum, dan ‘ideologi’ fakultas dan mahasiswa Harvard,” tulis dokumen gugatan yang diajukan di pengadilan federal Massachusetts dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/5/2025).

    Sebelumnya Trump melalui menuduh Harvard telah “mendorong kekerasan, anti-Semitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China”. Maka isi gugatan Harvard yakni meminta hakim AS untuk “menghentikan tindakan pemerintah yang sewenang-wenang, tidak masuk akal, melanggar hukum, dan inkonstitusional”.

    Lalu apa bagaimana hasil gugatan tersebut?

    Hakim Tangguhkan Larangan Trump

    Donald Trump (Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)

    Hakim Distrik AS Allison Burroughs memerintahkan penangguhan sementara terhadap larangan HarvardUniversity menerima mahasiswa asing. DilansirAFPdanReuters, perintah hakim Burroughs ini akan menangguhkan kebijakan Trump itu selama dua pekan ke depan.

    Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada 27 Mei dan 29 Mei untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam perkara ini.

    Di sisi lain, perintah hakim Burroughs ini sedikit memberikan keringanan kepada ribuan mahasiswa asing Harvard yang dipaksa pindah universitas, atau terancam kehilangan status hukum mereka.

    Gedung Putih memberikan reaksi keras terhadap perintah hakim AS tersebut. Jurubicara Gedung Putih Abigail Jackson menyebut hakim Burroughs tidak memiliki hak untuk menghentikan kebijakan pemerintahan Trump.

    “Hakim yang tidak dipilih, tidak memiliki hak untuk menghentikan pemerintahan Trump dalam menjalankan kendali yang sah atas kebijakan imigrasi dan kebijakan keamanan nasional,” tegas Jackson dalam pernyataannya.

    Hakim Burroughs Disebut Hakim Komunis

    Pemerintahan Trump memberi sinyal akan mengajukan banding atas putusan hakim Burroughs tersebut. Kemudian Wakil kepala staf Gedung Putih, Stephen Miller, dalam tanggapan terpisah menyebut hakim Burroughs sebagai ‘hakim komunis’.

    Dia mengatakan bahwa dengan mengabulkan penangguhan sementara, seorang hakim komunis telah menciptakan hak konstitusional untuk warga negara asing untuk diterima di universitas-universitas Amerika yang didanai oleh pajak warga Amerika.

    Hakim Burroughs merupakan seorang hakim distrik AS yang bertugas di Pengadilan Distrik AS untuk Massachusetts. Dia ditunjuk menjadi hakim distrik AS sejak tahun 2015 lalu oleh mantan Presiden Barack Obama pada era pemerintahannya.

    Diketahui Harvard menerima hampir 6.800 mahasiswa asing untuk tahun ajaran saat ini. Angka itu setara dengan 27 persen dari total pendaftaran untuk tahun ajaran saat ini.

    Oleh sebab itu langkah ini membuat masa depan ribuan mahasiswa asing menjadi tidak jelas, dan aliran pendapatan menguntungkan yang didapat dari penerimaan mahasiswa asing menjadi diragukan.

    Halaman 2 dari 2

    (aud/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini