Category: Detik.com Internasional

  • Warga Gaza Utara Berjuang di Tengah Krisis Pangan-Minimnya Bantuan

    Warga Gaza Utara Berjuang di Tengah Krisis Pangan-Minimnya Bantuan

    Jakarta

    Sebelum perang terjadi, Hazem Lubbad adalah seorang mahasiswa yang juga bekerja sebagai pelayan restoran di Gaza City untuk membiayai kuliahnya. Selama 19 bulan terakhir, ia berlindung bersama keluarga besarnya di Sheikh Radwan, sebuah kawasan di barat laut Kota Gaza.

    Warga di sejumlah daerah di sekitarnya, seperti Beit Lahiya dan Jabalia telah diperintahkan oleh militer Israel untuk ‘mengungsi’ ke arah selatan. Warga mengatakan kawasan ini mengalami serangan udara dan penembakan yang terus menerus. Warga juga harus berjuang keras untuk mendapatkan makanan. Bergerak di wilayah ini pun sangat berbahaya.

    “Kami makan apa pun yang ada, hanya satu kali sehari, dari pagi sampai malam. Kadang-kadang hanya lentil (kacang-kacangan kecil), kadang pasta,” ujar Hazem, 21 tahun, dalam pesan video dari Gaza.

    Sulitnya akses makanan sudah terjadi sejak awal perang, kata Hazem. Kini, meski sebagian kecil bantuan mulai masuk setelah blokade 11 minggu oleh pemerintah Israel, warga mengatakan bantuan itu tidak sampai ke wilayah utara

    Israel menutup semua perlintasan dan menghentikan pengiriman bantuan sejak 2 Maret. Pejabat Israel menyatakan Hamas mencuri bantuan dan menggunakannya untuk kepentingan kelompok mereka, meskipun belum ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Hamas, yang menguasai Gaza, dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.

    Sulitnya perjuangan warga mendapat makanan di tengah perang

    “Sudah satu setengah sampai dua bulan tidak ada tepung sama sekali. Harga satu kilo tepung di pasar gelap bisa mencapai 80 – 100 shekel (sekitar Rp350 – 450 ribu), dan kondisi kami sekarang tidak memungkinkan untuk membelinya,” jelas Hazem.

    Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun anggota keluarga yang memiliki penghasilan tetap akibat perang. Lubbad juga mengatakan bahwa mereka telah membuat stasiun pengisian daya ponsel sederhana bertenaga surya dan warga bisa mengisi daya ponsel dengan membayar sejumlah uang.

    Israel hingga kini tidak mengizinkan jurnalis asing masuk ke Gaza sejak perang dimulai pasca serangan Hamas pada 2023. Karena itu, DW kerap mewawancarai warga Gaza melalui sambungan telepon.

    Warga Gaza utara juga mengikuti dengan ngeri berita tentang jatuhnya korban jiwa, hampir setiap hari, mereka yang mencoba mencapai lokasi distribusi makanan di Gaza selatan. Lokasi ini dijalankan oleh perusahaan swasta Amerika-Israel bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dan mendapat pengamanan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan telah menolak sistem distribusi makanan baru ini. Mereka menyatakan sistem ini tak akan mampu memenuhi kebutuhan 2,3 juta penduduk Gaza dan berisiko membuat makanan sebagai alat untuk mengontrol penduduk. Di Gaza utara tidak ada lokasi distribusi, dan bagi warga yang tinggal di utara, mencapai titik tersebut sangat berbahaya dan terlalu jauh.

    PBB menyatakan bahwa mereka hanya diizinkan membawa sejumlah truk yang membawa tepung, yang hanya boleh dibagikan ke toko roti, serta pasokan terbatas lain seperti obat-obatan dan makanan bayi.

    UN-OCHA: “Ini penderitaan yang dirancang secara sengaja”

    “Ini adalah kelangkaan yang direkayasa,” ujar Jonathan Whittall, kepala UN-OCHA, dalam jumpa pers di Yerusalem pekan lalu. Ia menekankan bahwa bantuan harus diberikan kepada semua warga sipil, di mana pun mereka berada. “Skema ini adalah sistem penjatahan berbasis pengawasan yang melegitimasi kebijakan penderitaan yang dirancang secara sengaja. Ini terjadi ketika warga Gaza, setengahnya adalah anak-anak, sedang berjuang untuk bertahan hidup.”

    Selain kekurangan makanan, warga juga kesulitan mendapatkan air bersih dan gas untuk memasak. Banyak yang terpaksa membakar sampah atau kayu dari bangunan yang hancur untuk menyalakan api.

    Pada Selasa (03/06), dilaporkan terjadi lagi insiden penembakan oleh pasukan Israel dekat pusat distribusi bantuan. Laporan media menyebut 27 orang tewas. Banyak warga harus berjalan jauh untuk mencapai lokasi distribusi, yang biasanya berada dekat zona militer Israel.

    IDF menyebut: “Selama pergerakan massa di sepanjang jalur yang ditentukan menuju lokasi distribusi bantuan, yang jaraknya sekitar setengah kilometer dari lokasi, pasukan IDF akan mengidentifikasi beberapa tersangka yang bergerak mendekat dan menyimpang dari rute akses. Pasukan melepaskan tembakan peringatan, dan ketika para tersangka tidak mundur, tembakan diarahkan ke beberapa individu yang mendekat.”

    Militer Israel mengatakan mereka “mengetahui adanya laporan korban jiwa dan sedang menyelidiki insiden tersebut.” Mereka juga menyatakan bahwa mereka “mengizinkan organisasi sipil Amerika (GHF) untuk beroperasi secara independen agar bantuan bisa disalurkan langsung ke warga Gaza, dan bukan ke Hamas.”

    Palang Merah Internasional (ICRC) menyebut rumah sakit lapangan mereka di Rafah menerima “gelombang korban massal sebanyak 184 pasien” pada Selasa (03/06) pagi. Sebanyak 19 orang meninggal saat tiba, dan delapan lainnya meninggal tak lama kemudian. Mayoritas menderita luka tembak.

    Apa yang terjadi di titik distribusi baru?

    Pekan lalu, DW mewawancarai seorang pria muda yang mengungsi ke Gaza selatan dan berhasil mendapatkan dua kotak makanan dari titik distribusi GHF.

    “Siapa pun bisa bawa sebanyak yang mereka mampu. Tidak ada arahan jumlah, tidak ada pemeriksaan, apa pun,” ujar Muhammad Qishta lewat telepon. Kotak itu berisi beras, gula, tepung, halva (pasta wijen manis), minyak, biskuit, dan pasta. “Karena tidak ada arahan jelas mengenai rute masuk dan keluar, beberapa orang tanpa sadar masuk ke jalan yang ternyata berbahaya, dan terdengarlah suara tembakan. Saya langsung lari, tidak sempat melihat apa-apa, hanya mendengar suara tembakan,” ujar Qishta, 30 tahun.

    Sementara itu, Hazem Lubbad dan keluarganya tetap bertahan di Sheikh Radwan. Mereka enggan mengungsi karena menurut mereka “di mana-mana situasinya buruk. Di mana-mana berbahaya.”

    Kini, Lubbad dan keluarganya menghaluskan pasta dan lentil untuk membuat roti. “Kami buat 20 roti pita per hari dan membaginya untuk 13 orang. Setiap orang hanya mendapat satu atau dua potong roti per hari. Itu cukup untuk bertahan sampai kami menemukan makanan lainnya.”

    Sebelumnya mereka sempat bisa membeli dukkah, campuran rempah yang biasa dimakan dengan roti, tetapi stoknya mulai habis. Makanan kaleng yang mereka beli saat masih tersedia juga telah habis, kata Lubbad.

    “Bagi anak-anak, ini sangat berat,” kata Hazem. “Makan sekali sehari jelas tidak cukup, tapi memang tidak ada makanan untuk lebih dari itu.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Ndolu

    Editor: Prita Kusumaputri dan Yuniman Farid

    Lihat juga Video ‘Dalih Israel Tembak Warga Gaza saat Antre Bantuan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3 Bom Era Perang Dunia II Picu Evakuasi Besar-besaran di Jerman

    3 Bom Era Perang Dunia II Picu Evakuasi Besar-besaran di Jerman

    Berlin

    Tiga bom bekas Perang Dunia II yang belum meledak ditemukan di pusat kota Cologne, Jerman. Temuan bom bekas perang ini memicu evakuasi besar-besaran terhadap sekitar 20.000 orang di kota tersebut.

    Para teknisi regu penjinak bom, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), berencana untuk menjinakkan tiga bom perang buatan Amerika tersebut, yang ditemukan saat pekerjaan pembangunan di area Deutz, tepi timur Sungai Rhine, pada Senin (2/6) waktu setempat.

    Dua bom di antaranya berbobot hingga 1.000 kilogram dan satu bom lainnya berbobot 500 kilogram.

    Ini akan menjadi operasi penjinakan bom terbesar di kota Cologne sejak berakhirnya perang.

    Ruas jalanan dan jalur kereta api ditutup sementara, dengan para pejabat kota Cologne mendatangi rumah-rumah untuk membersihkan zona evakuasi yang luasnya mencapai sekitar 10.000 meter persegi, yang mencakup tiga jembatan di atas Sungai Rhine.

    Evakuasi besar-besaran itu membuat jantung kota Cologne menjadi kosong, dengan sebuah rumah sakit, dua panti jompo, sembilan sekolah, sebuah studio TV dan puluhan hotel terkena dampak evakuasi.

    Pekerjaan pembangunan di wilayah Jerman cukup sering berujung temuan persenjataan era Perang Dunia II yang belum meledak.

    Temuan bom terbesar terjadi di kota Frankfurt tahun 2017 lalu, ketika bom bekas prang seberat 1,4 ton memaksa evakuasi besar-besaran sebanyak 65.000 orang. Itu tercatat sebagai evakuasi terbesar di Eropa sejak perang berakhir tahun 1945 silam.

    Tahun 2021 lalu, sedikitnya empat orang mengalami luka-luka ketika sebuah bom bekas Perang Dunia II meledak di sebuah lokasi pembangunan di dekat stasiun kereta api utama di Munich, yang menyebarkan puing-puing hingga sejauh ratusan meter.

    Lihat juga Video ‘Horor Penikaman di Stasiun Jerman Buat Belasan Orang Terluka’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Membela, Rusia Bilang Iran Berhak Punya Program Nuklir Damai

    Membela, Rusia Bilang Iran Berhak Punya Program Nuklir Damai

    Moskow

    Rusia menyampaikan pernyataan yang membela Iran setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kesepakatan baru dengan Teheran tidak akan mengizinkan pengayaan uranium. Moskow balik menegaskan bahwa Iran memiliki “hak” untuk program nuklir damai.

    Washington dan Teheran menggelar lima putaran perundingan nuklir sejak April lalu, dengan pengayaan uranium menjadi pembahasan utama. Perundingan itu bertujuan mencapai kesepakatan baru guna menggantikan kesepakatan sebelumnya yang ditinggalkan Trump pada masa jabatan pertamanya tahun 2018.

    Trump, pada Senin (2/6), menegaskan Iran tidak akan diperbolehkan melakukan pengayaan uranium dalam kesepakatan nuklir antara kedua negara. Teheran bersikeras membela aktivitas yang disebutnya sebagai upaya “damai” untuk memperoleh bahan bakar pembangkit listrik tersebut.

    Saat ditanya soal komentar terbaru Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan pembelaan untuk Iran.

    “Negara-negara memiliki hak untuk energi damai, penggunaan energi atom secara damai harus dilakukan secara eksklusif di bawah kendali ketat Badan Energi Atom Internasional,” tegas Peskov dalam komentarnya.

    “Kami meyakini bahwa negara-negara harus tetap menjaga hak ini,” ucapnya.

    Pembelaan Kremlin ini disampaikan saat Rusia dan Iran yang bersekutu semakin memperdalam hubungan militer kedua negara di tengah invasi militer Moskow terhadap Ukraina, yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

    Peskov juga menegaskan kembali dukungan Rusia terhadap perundingan “yang bertujuan untuk mencapai resolusi damai” di tengah kebuntuan antara Iran dan AS.

    Penegasan Trump soal larangan pengayaan uranium Iran itu disampaikan setelah media Axios melaporkan bahwa tawaran AS akan memungkinkan Iran untuk memperkaya sebagian bahan bakar nuklirnya.

    “Berdasarkan perjanjian potensial kita — KITA TIDAK AKAN MENGIZINKAN PENGAYAAN URANIUM APA PUN!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    Axios juga melaporkan bahwa tawaran terbaru Washington yang dikirimkan ke Teheran pada Sabtu (31/5) akan mengizinkan pengayaan uranium level rendah di wilayah Iran, untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

    Sementara itu, Iran bersikeras menyatakan pihaknya “tidak menyembunyikan apa pun” mengenai program nuklirnya. Hal ini disampaikan setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta Teheran untuk lebih transparan.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, di mana dia bertemu kepala IAEA Rafael Grossi, menegaskan bahwa “Iran memiliki program nuklir damai” dan “siap memberikan jaminan” kepada pihak mana pun.

    Ditegaskan juga oleh Aragchi bahwa tidak akan ada kesepakatan nuklir jika tujuannya adalah “menghentikan Iran dari aktivitas nuklir damai” — yang merujuk pada pengayaan uranium.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Komentar Menlu AS Soal Tragedi Tiananmen Bikin China Marah

    Komentar Menlu AS Soal Tragedi Tiananmen Bikin China Marah

    Beijing

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio memancing kemarahan China dengan komentar terbarunya mengenai tragedi Tiananmen, yang diperingati pada Rabu (4/6) waktu setempat. Beijing menyebut komentar Rubio itu sebagai “serangan” dan telah “mendistorsi fakta sejarah”.

    Dalam tragedi pada 4 Juni 1989 silam, pasukan dan tank-tank China secara paksa membersihkan para demonstran damai dari Alun-alun Tiananmen di Beijing, setelah mereka berunjuk rasa selama berminggu-minggu menuntut kebebasan politik yang lebih besar.

    Jumlah korban tewas secara pasti dalam insiden itu tidak diketahui, namun ratusan orang dilaporkan tewas, dengan beberapa perkiraan menyebut korban tewas melebihi 1.000 orang. Penguasa China sejak saat itu berusaha menghapus penyebutan publik soal insiden tersebut.

    Komentar Rubio yang memicu reaksi keras China itu disampaikan saat 36 tahun peringatan tragedi Tiananmen yang jatuh Rabu (4/6).

    “Pernyataan keliru oleh pihak AS secara jahat mendistorsi fakta sejarah, dengan sengaja menyerang sistem politik dan jalur pembangunan China, dan secara serius mencampuri urusan dalam negeri China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “Pihak China sangat tidak puas dengan komentar ini dan dengan tegas menolaknya. Kami telah mengajukan protes serius kepada pihak AS,” tegas Lin.

    Rubio, dalam komentarnya, mengatakan “dunia tidak akan pernah melupakan” apa yang terjadi pada 4 Juni, bahkan ketika Beijing “secara aktif mencoba menyensor fakta”.

    “Hari ini, kita mengenang keberanian rakyat China yang terbunuh saat mereka mencoba menjalankan kebebasan fundamental mereka, serta mereka yang terus mengalami penganiayaan saat mereka mencari pertanggungjawaban dan keadilan atas peristiwa 4 Juni 1989,” kata Rubio.

    Lin dalam pernyataan menanggapi langsung komentar Rubio, menegaskan China telah sejak malam memiliki kesimpulan jelas soal insiden itu.

    “Mengenai kekacauan politik yang terjadi pada akhir tahun 1980-an, pemerintah China telah lama memiliki kesimpulan yang jelas,” tegas Lin.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Beri Selamat ke Presiden Baru Korsel, Xi Jinping Janji Perkuat Hubungan

    Beri Selamat ke Presiden Baru Korsel, Xi Jinping Janji Perkuat Hubungan

    Beijing

    Presiden China Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Presiden baru Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung yang mulai menjabat pada Rabu (4/6). Dalam ucapannya, Xi menjanjikan untuk semakin memperkuat hubungan antara Beijing dan Seoul.

    Secara khusus, seperti dilansir Reuters dan kantor berita Yonhap, Rabu (4/6/2025), Xi menegaskan bahwa China menganggap “sangat penting” untuk memperkuat hubungan dengan Korsel.

    “Ketidakpastian meningkat dalam situasi internasional dan regional,” kata Xi saat mengucapkan selamat kepada Lee via telepon, seperti dilaporkan televisi pemerintah China, CCTV.

    “China dan Korea Selatan adalah tetangga dan mitra penting untuk kerja sama. Kedua negara telah mencapai banyak hal bersama dengan bekerja sama dan mengatasi perbedaan ideologi dan sistem sosial, sejak terjalinnya hubungan diplomatik 33 tahun lalu,” ucap sang Presiden China.

    “Saya menganggap sangat penting untuk mengembangkan hubungan China-Korea Selatan,” tegasnya.

    Lee mendapatkan kemenangan telak dalam pilpres dini yang digelar 3 Juni kemarin, menyusul penetapan darurat militer pada Desember tahun lalu oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol yang membawa Korsel ke dalam gejolak politik. Yoon telah dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya imbas darurat militer tersebut.

    Lee telah dilantik pada Rabu (4/6) dan memulai masa jabatannya selama lima tahun ke depan tanpa adanya masa transisi.

    Lihat juga Video: Lee Jae-myung Menangkan Pilpres Korsel Berdasarkan Hitungan Suara

  • Serangan Drone Israel Tewaskan 12 Orang di Gaza, Termasuk Anak-anak

    Serangan Drone Israel Tewaskan 12 Orang di Gaza, Termasuk Anak-anak

    Jakarta

    Israel terus menggempur Gaza. Serangan drone Israel di dekat kota Khan Younis, Gaza selatan pada Rabu (4/6) menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/6/2025), badan pertahanan sipil di Gaza mengatakan serangan drone Israel terhadap sebuah tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi itu, menewaskan sedikitnya 12 orang.

    “Setidaknya 12 orang tewas, termasuk beberapa anak-anak dan wanita, dalam serangan drone Israel pagi ini terhadap tenda untuk orang-orang terlantar” di dekat Khan Younis, kata juru bicara badan tersebut, Mahmud Bassal kepada AFP, seraya menambahkan bahwa empat orang lainnya tewas dalam serangan terpisah.

    Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan AFP untuk memberikan komentar.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (4/6/2025), warga setempat mengatakan bahwa militer Israel meningkatkan serangan udara dan gempuran tank-tank di beberapa bagian Khan Younis. Ini terjadi sehari setelah militer Israel menjatuhkan selebaran yang memperingatkan penduduk setempat untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju ke wilayah barat, dengan mengatakan pasukan akan memerangi Hamas dan militan lain di daerah tersebut.

    Sebelumnya, Palang Merah Internasional mengatakan sebanyak 27 orang tewas ditembak pasukan Israel saat menunggu bantuan di Rafah, Gaza pada Selasa (3/6) waktu setempat. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu.

    “Sebelumnya hari ini, pasukan (Israel) melepaskan tembakan peringatan sekitar setengah kilometer dari area distribusi bantuan, ke arah tersangka yang mendekat dengan cara yang membahayakan keselamatan mereka — keselamatan para prajurit,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “Insiden ini sedang diselidiki, dan di sini juga, kami akan mengungkap kebenarannya,” imbuhnya.

    PBB Mengecam

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan mematikan itu. Kecaman dilontarkan oleh kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, yang menyebut “serangan mematikan” terhadap warga sipil di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza merupakan “kejahatan perang”.

    “Serangan mematikan terhadap warga sipil yang putus asa yang mencoba mengakses bantuan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit di Gaza tidak dapat dibenarkan,” sebutnya.

    “Serangan yang diarahkan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan merupakan kejahatan perang,” tegas Turk.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diskriminasi di Jerman Semakin Meningkat

    Diskriminasi di Jerman Semakin Meningkat

    Jakarta

    Tahun lalu, Badan Anti-Diskriminasi menerima banyak laporan dari orang-orang seperti Mahmoud, yang sangat kesulitan mencari apartemen tapi jarang sekali diajak melihat unit yang tersedia. Sebaliknya, temannya yang orang Jerman, Stefan, diundang untuk melihat apartemen yang katanya sudah diambil orang.

    Kasus diskriminasi lain yang dilaporkan adalah pasangan sesama jenis yang diberi label “hubungan tidak normal dan patologis” oleh lembaga perlindungan anak di Jerman, dan seorang trainee di perusahaan logistik yang beberapa kali mengalami pelecehan seksual oleh rekan kerjanya.

    Pelapor menghubungi Badan Anti-Diskriminasi Federal pada 2024 untuk melaporkan pengalaman mereka.

    “Diskriminasi adalah masalah yang semakin besar di Jerman. Kita memiliki masalah besar dengan rasisme, masalah besar dengan seksisme, dan ada penolakan besar terhadap partisipasi setara bagi penyandang disabilitas,” ujar Ferda Ataman, komisaris anti-diskriminasi independen federal.

    Namun, Ataman juga melihat meningkatnya permintaan bantuan ini sebagai tanda bahwa makin banyak orang percaya hukum akan melindungi mereka, dan makin sadar hak-hak mereka serta berani melawan diskriminasi — terutama soal rasisme.

    Tahun lalu, lebih dari 3.800 orang melaporkan kejadian rasisme, di mana hampir setengah dari semua pengaduan yang diterima Badan Anti-Diskriminasi.

    Rasisme masih jadi bentuk diskriminasi yang paling umum

    Ayman Qasarwa, direktur organisasi DaMOst untuk komunitas migran di Jerman Timur, menggambarkan pengalaman korban rasisme dalam laporan tahunan Badan Anti-Diskriminasi: “Remaja migran paling sering mengalami pelecehan rasial di sekolah, dan mereka sering tidak punya tempat yang tepat untuk minta bantuan.”

    “Mereka dihina secara verbal di jalan, diludahi, atau diserang, dan terkadang hijab mereka dirobek.”

    Hal ini juga terjadi di tempat kerja.

    “Misalnya, dokter perempuan di rumah sakit sering mendengar pasien berkata, ‘Saya tidak ingin dirawat oleh perempuan itu,’” ujar Qasarwa.

    Perempuan di tempat kerja: Seksisme dan kerugian karier

    Perempuan kulit berwarna sering mengalami diskriminasi ganda. Pada 2024, ada 2.133 laporan diskriminasi gender — dua kali lipat lebih banyak dibanding lima tahun lalu.

    “Diskriminasi gender masih sangat melekat di masyarakat kita — dan malah semakin meningkat,” kata Ferda Ataman.

    Orang-orang mencari bantuan untuk masalah diskriminasi di tempat kerja. Perempuan sering mengalami pelecehan seksual, mulai dari isyarat kasar, tatapan mengganggu, sentuhan tak diinginkan, sampai email dengan konten seksual.

    Contoh lain, perempuan sering dilewatkan untuk promosi karena hamil atau cuti orang tua. Seringkali perempuan tidak mendapatkan kesempatan kerja yang sama. Perempuan Muslim berhijab sangat terdampak karena lamaran mereka sering diabaikan.

    Kerja sama tapi gaji lebih rendah: Kisah wali kota yang menang gugatan

    Perempuan di Jerman rata-rata masih mendapat gaji 16% lebih rendah dibanding laki-laki. Penyebab utama kesenjangan gaji ini adalah perempuan lebih banyak bekerja paruh waktu atau di profesi yang penting tapi gajinya rendah, seperti perawat.

    Namun, meskipun melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki, perempuan masih bisa mendapat gaji lebih rendah. Contohnya Astrid Siems-Knoblich, Wali Kota Müllheim di Baden-Württemberg, yang gajinya lebih rendah dari wali kota pria sebelum dan sesudahnya. Ia berhasil menggugat agar mendapatkan gaji yang setara.

    “Saya tidak melakukan ini hanya untuk diri saya sendiri, tapi untuk semua perempuan yang juga mengalami diskriminasi seperti ini,” tulisnya dalam laporan tahunan Badan Anti-Diskriminasi.

    “Gaji setara adalah hak dasar, dan tidak ada orang di negara kita yang harus takut menuntut hak dasarnya.”

    ‘Reformasi Undang-Undang Anti-Diskriminasi sudah terlalu lama ditunda’

    “Undang-undang anti-diskriminasi tidak pernah sepenting sekarang. Pemerintah harus mengambil tindakan tegas melawan diskriminasi dan mereformasi Undang-Undang Anti-Diskriminasi,” tegas Ataman.

    “Di Jerman, pelanggaran parkir dihukum lebih berat daripada diskriminasi terhadap orang lain.”

    Undang-undang yang disahkan tahun 2006 ini adalah tonggak penting dalam gerakan anti-diskriminasi, tapi sejak itu belum pernah diperbarui dan, menurut Ataman, sudah tidak relevan lagi. Karena undang-undang ini tidak mengatur diskriminasi oleh lembaga negara: kantor pemerintah, pengadilan, sekolah negeri, atau polisi.

    “Kita sedang menghadapi situasi absurd di mana orang lebih terlindungi dari diskriminasi di supermarket daripada di sekolah atau kantor pemerintah,” katanya, sambil mendesak tindakan cepat untuk memperbaiki keadaan ini.

    “Diskriminasi bukan hanya masalah bagi mereka yang mengalaminya. Diskriminasi merugikan ekonomi, membahayakan demokrasi, dan mengancam konstitusi kita secara keseluruhan.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Melisa Lolindu

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Menyukai Xi Jinping Tapi Akui Sulit Diajak Berunding

    Trump Menyukai Xi Jinping Tapi Akui Sulit Diajak Berunding

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping merupakan sosok yang keras dan “sangat sulit untuk diajak berunding”. Hal ini disampaikan beberapa hari setelah Trump menuduh Beijing melanggar perjanjian untuk mencabut tarif dan pembatasan perdagangan.

    “Saya menyukai Presiden China, Xi, selalu menyukainya, dan akan selalu menyukainya, tapi dia SANGAT KERAS, DAN SANGAT SULIT UNTUK DIAJAK BERUNDING,” ucap Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir Reuters, Rabu (4/6/2025).

    Pernyataan Trump ini disampaikan setelah Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan pada Senin (2/6) bahwa Trump akan berbicara via telepon dengan Xi pekan ini, saat kedua pemimpin berusaha mengatasi perbedaan soal perjanjian tarif yang disepakati di Jenewa, Swiss, bulan lalu.

    Masalah perdagangan lainnya yang lebih besar juga menjadi sumber ketegangan hubungan kedua negara.

    Pengadilan perdagangan AS, pekan lalu, memutuskan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya dalam memberlakukan sebagian besar tarif pada impor dari China dan negara-negara lainnya berdasarkan undang-undang kekuasaan darurat.

    Kurang dari 24 jam kemudian, pengadilan banding federal memberlakukan kembali tarif tersebut, dengan mengatakan bahwa pengadilan itu menangguhkan putusan pengadilan perdagangan sebelumnya untuk mempertimbangkan banding yang diajukan pemerintahan Trump.

    Beberapa waktu terakhir, Washington dan Beijing saling melontarkan tudingan soal pelanggaran terhadap perjanjian perdagangan antara kedua negara yang disepakati di Swiss pada 12 Mei lalu.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    China, menurut laporan CNBC, belum melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang secara signifikan, yang bertentangan dengan harapan Washington. Beijing juga mengkritik AS karena terus berupaya membatasi akses China terhadap teknologi canggih.

    Pekan lalu, pemerintahan Trump juga mengumumkan akan mulai mencabut visa bagi para mahasiswa China.

    Di tengah ketegangan baru ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menuturkan bahwa pembicaraan perdagangan “sedikit terhenti” dan para pemimpin edua negara kemungkinan perlu mempertimbangkannya.

    Gedung Putih kemudian mengungkapkan bahwa Trump dan Xi kemungkinan akan melakukan pembicaraan via telepon pekan ini. Tidak diketahui secara jelas apakah percakapan telepon itu telah dilakukan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Miris, 100 Kucing Ditemukan Mati di Rumah Staf Perlindungan Hewan

    Miris, 100 Kucing Ditemukan Mati di Rumah Staf Perlindungan Hewan

    Tokyo

    Sekitar 100 ekor kucing ditemukan telah mati di dalam rumah kumuh yang ditinggali seorang wanita di wilayah barat daya Jepang. Mirisnya, wanita itu merupakan anggota kelompok perlindungan hewan setempat.

    Kelompok perlindungan hewan bernama Animal Assist Senju itu, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), telah meminta maaf di media sosial, dengan mengunggah foto-foto rumah yang dipenuhi sampah, yang juga disebut “dipenuhi dengan kotoran dan air kencing”.

    Rumah itu merupakan milik seorang wanita yang menjadi staf kelompok perlindungan hewan tersebut.

    Kelompok perlindungan hewan tersebut mengatakan bahwa staf wanita itu menjadi tidak terkendali dan memelihara banyak kucing di rumahnya tanpa berkonsultasi dengan mereka.

    Kelompok perlindungan hewan itu menuturkan dalam postingan Instagram mereka bahwa salah satu bangkai kucing ditemukan dalam kondisi “tidak dapat dikendali” dengan “kulitnya terkelupas sebagian dan kakinya tertutup kotoran dan air kencing”.

    Pusat perlindungan hewan kota Kumamoto mengatakan kepada AFP bahwa kucing-kucing yang mati awalnya diperkirakan berjumlah “sekitar 100 ekor”.

    Namun, laporan media mengatakan jumlahnya sekarang diperkirakan lebih banyak dari itu.

    Animal Assist Senju, yang berkantor di Kumamoto, mengatakan bahwa mereka menyelamatkan kucing dan anjing dari tempat penampungan hewan dan memindahkan hewan-hewan itu ke rumah baru.

    “Semua anggota kelompok kami menanggapi apa yang terjadi dengan sangat serius,” tegas Animal Assist Senju dalam pernyataan via Instagram.

    “Kami hanya bisa membayangkan betapa menyakitkannya penderitaan kucing-kucing itu sebelum mati,” imbuh pernyataan tersebut.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut soal wanita yang membiarkan kucing-kucing itu mati di rumahnya. Animal Assist Senju hanya mengatakan bahwa wanita itu tidak lagi diizinkan untuk memelihara kucing.

    Para pejabat kota Kumamoto dan relawan hak hewan telah memeriksa rumah wanita itu dua kali setelah mendapatkan aduan soal kematian kucing pekan lalu, sebelum meluncurkan misi penggeledahan dan penyelamatan.

    Tidak diketahui secara jelas apakah tindakan hukum telah diambil terhadap wanita itu.

    Menurut pejabat perlindungan hewan setempat, Tsutomu Takimoto, sebanyak 12 ekor kucing yang masih hidup berhasil diselamatkan dari rumah tersebut.

    Simak Video “Video Heboh Belasan Kucing di Kota Malang Mati Massal”
    [Gambas:Video 20detik]

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Usir 200 Ribu Warga Afghanistan Sejak April

    Pakistan Usir 200 Ribu Warga Afghanistan Sejak April

    Jakarta

    Lebih dari 200.000 warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan sejak pemerintah memperbarui upaya deportasi pada bulan April 2025.

    Otoritas Pakistan telah meluncurkan kampanye ketat untuk mengusir lebih dari 800.000 warga Afghanistan yang izin tinggalnya telah dibatalkan, termasuk beberapa yang lahir di Pakistan atau tinggal di sana selama beberapa dekade.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/6/2025), menurut Kementerian Dalam Negeri Pakistan, lebih dari 135.000 warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan pada bulan April, sementara jumlahnya turun menjadi 67.000 orang pada bulan Mei dan lebih dari 3.000 orang dipulangkan dalam dua hari pertama bulan Juni ini.

    Jutaan warga Afghanistan telah masuk ke Pakistan selama beberapa dekade terakhir, melarikan diri dari perang, serta ratusan ribu orang yang tiba setelah kembalinya pemerintahan Taliban pada tahun 2021.

    Kampanye untuk mengusir mereka dimulai pada tahun 2023, yang mendorong ratusan ribu orang untuk menyeberangi perbatasan dalam rentang waktu beberapa hari, karena takut akan pelecehan atau penangkapan. Secara total, lebih dari satu juta warga Afghanistan telah meninggalkan Pakistan.

    Islamabad telah menjuluki warga Afghanistan sebagai “teroris dan penjahat”. Namun, para pengamat mengatakan pengusiran tersebut dirancang untuk menekan otoritas Taliban di Afghanistan agar mengendalikan militansi di wilayah perbatasan.

    Tahun lalu, Pakistan mencatat jumlah kematian tertinggi akibat serangan dalam satu dekade.

    Pasukan keamanan Pakistan berada di bawah tekanan yang sangat besar di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, memerangi pemberontakan kelompok nasionalis etnis di Balochistan, dan kelompok Taliban Pakistan beserta afiliasinya.

    Pemerintah Pakistan sering menuduh warga negara Afghanistan ikut serta dalam serangan, dan menyalahkan Kabul karena mengizinkan militan berlindung di wilayahnya. Tuduhan ini telah dibantah oleh para pemimpin Taliban.

    Lihat juga Video: 216 Tahanan Kabur dari Penjara di Pakistan saat Gempa Bumi

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini