Category: Detik.com Internasional

  • Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Pesawat Rusia Nyelonong ke Wilayahnya, Finlandia Protes!

    Helsinki

    Pemerintah Finlandia memanggil diplomat top Rusia untuk memprotes dugaan pelanggaran wilayah udara. Sebuah pesawat militer Moskow terdeteksi sempat memasuki wilayah udara Finlandia pekan ini.

    Finlandia, yang merupakan anggota aliansi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti dilansir Reuters, Rabu (11/6/2025), mengatakan bahwa pihaknya meyakini sebuah pesawat militer Rusia memasuki wilayah udaranya pada Selasa (10/6) waktu setempat.

    Pesawat militer Moskow itu terdeteksi mengudara di atas lepas pantai Porvoo di bagian selatan negara Nordik tersebut.

    Disebutkan oleh otoritas Helsinki bahwa Penjaga Perbatasan Finlandia sedang menyelidiki insiden tersebut secara menyeluruh.

    “Kementerian Luar Negeri telah mengundang pelaksana tugas (Plt) kepala misi Rusia untuk membahas masalah tersebut pada hari ini,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Finlandia pada Rabu (11/6) waktu setempat.

    Laporan televisi YLE yang mengutip Kementerian Pertahanan Finlandia, seperti dilansir Anadolu Agency, menyebut pesawat militer Rusia itu melanggar wilayah udara Finlandia di lepas pantai selatan kota Porvoo, di perairan Teluk Finlandia.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Itu merupakan pelanggaran kedua yang dilakukan Rusia terhadap wilayah Finlandia dalam waktu kurang dari tiga pekan terakhir.

    Pada 24 Mei lalu, Finlandia mengumumkan pelanggaran wilayah udaranya oleh dua pesawat militer Rusia. Dua hari setelah itu, atau pada 26 Mei, Helsinki memanggil Duta Besar Rusia untuk membahas insiden tersebut.

    Finlandia diketahui berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia — yang merupakan perbatasan terpanjang dalam aliansi NATO. Negara Nordik ini bergabung dengan NATO pada tahun 2023 setelah Moskow menginvasi Ukraina.

    Tonton juga video: Ukraina Rilis Video Diduga 2 Pesawat Rusia Kirim Bom ke Pulau Ular

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dideportasi Israel, Greta Thunberg Tuding Pelanggaran yang Disengaja

    Dideportasi Israel, Greta Thunberg Tuding Pelanggaran yang Disengaja

    Jakarta

    Aktivis Swedia Greta Thunberg dideportasi oleh otoritas Israel , setelah ditahan bersama aktivis lainnya di perairan internasional, saat mereka dalam perjalanan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, dalam bentuk beberapa karung tepung terigu. Thunberg mengatakan, ia dan rekan-rekannya “diculik” oleh Israel setelah kapal Madleen yang mereka tumpangi disita oleh militer Israel.

    Para aktivis menyatakan, tujuan mereka adalah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang saat ini menghadapi krisis besar-besaran dan ancaman kelaparan di tengah serangan Israel di wilayah tersebut.

    “Saya sangat jelas dalam kesaksian saya bahwa kami diculik di perairan internasional dan dibawa secara paksa ke Israel,” kata Thunberg kepada wartawan di Bandara Charles de Gaulle, Paris.

    Thunberg menaiki pesawat yang membawanya keluar dari Israel menuju Prancis, pada Selasa (10/6).

    “Ini adalah pelanggaran hak yang disengaja berikutnya, menambah daftar panjang pelanggaran lain yang dilakukan oleh Israel,” kata Thunberg di Paris, seraya menambahkan bahwa pengalamannya “tidak sebanding dengan apa yang dialami rakyat Palestina.”

    Thunberg menyebut timnya telah melakukan penilaian risiko sebelum perjalanan dimulai.

    “Kami sangat menyadari risiko misi ini,” ujarnya. “Tujuannya adalah untuk mencapai Gaza dan mendistribusikan bantuan.”

    Israel tuding tindakan Thunberg sebagai aksi sensasional

    Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan, Greta Thunberg dideportasi ke Prancis untuk kembali ke negara asalnya, setelah kapal Madleen yang ia tumpangi menuju Gaza disita oleh militer Israel, pada Senin (09/6).

    Israel mencoba menggambarkan kampanye ini sebagai aksi sensasional di media sosial, dengan menyebut kapal itu sebagai “kapal yacht selfie” yang membawa “selebriti.”

    Koalisi Freedom Flotilla, kelompok yang mengorganisasi perjalanan tersebut, menyatakan kapal Madleen disita pada Senin (09/6) pagi sekitar 200 kilometer dari pantai Gaza.

    Dalam pernyataannya, kelompok itu mengatakan Israel tidak memiliki “otoritas hukum” untuk menahan para aktivis di kapal, dan menegaskan, mereka “tidak bisa didiskriminalisasi karena menyalurkan bantuan atau menentang blokade ilegal.”

    Komisi PBB: Israel diduga lakukan kejahatan perang di Gaza

    Sebuah komisi independen PBB yang menyelidiki wilayah pendudukan Palestina menyatakan, serangan Israel terhadap sekolah, serta situs-situs keagamaan dan budaya di Gaza, tergolong sebagai kejahatan perang.

    “Israel telah menghancurkan sistem pendidikan Gaza dan menghancurkan lebih dari setengah situs keagamaan dan budaya di Jalur Gaza,” kata Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina.

    Laporan tersebut menuduh Israel “menyerang warga sipil secara langsung” dan melakukan “pembunuhan dengan sengaja.”

    “Dengan membunuh warga sipil yang berlindung di sekolah dan situs keagamaan, pasukan keamanan Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan,” tulis laporan itu.

    Ketua komisi PBB, Navi Pillay, mengatakan dalam pernyataan bahwa tindakan tersebut menunjukkan adanya kampanye sistematis oleh Israel untuk menghancurkan “kehidupan rakyat Palestina” di wilayah yang terkepung itu.

    “Kami semakin banyak melihat indikasi bahwa Israel tengah melancarkan kampanye yang disengaja untuk memusnahkan kehidupan Palestina di Gaza,” katanya.

    Bagaimana situasi di Gaza?

    Israel menghadapi kecaman internasional yang semakin meningkat atas serangannya di Jalur Gaza, yang diblokade ketat.

    Komisaris HAM PBB Volker Türk awal bulan ini,menyerukan investigasi, setelah saksi dan pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa militer Israel menembaki warga Palestina yang mengantre bantuan.

    Israel menyatakan, pihaknya sedang berusaha menghancurkan kelompok militan Hamas di Gaza, yang pada 7 Oktober 2023 melancarkan serangan ke Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sekitar dua pertiganya warga sipil, serta menyandera sekitar 250 orang.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rahka Susanto
    Editor: Prita Kusumaputri dan Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Namanya Dibawa-bawa dalam Rusuh Los Angeles, Presiden Meksiko Bilang Gini

    Namanya Dibawa-bawa dalam Rusuh Los Angeles, Presiden Meksiko Bilang Gini

    Mexico City

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membantah keras tuduhan yang dilontarkan seorang menteri dalam pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal dirinya mendorong aksi memprotes penggerebekan imigrasi, yang diwarnai kerusuhan, di kota Los Angeles beberapa hari terakhir.

    Sheinbaum menanggapi tuduhan yang dilontarkan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, bahwa dia telah “mendorong aksi protes yang disertai kekerasan”.

    Dalam pernyataannya via media sosial, seperti dilansir AFP, Rabu (11/6/2025), Sheinbaum menegaskan tuduhan Noem itu “sama sekali tidak benar”.

    Sheinbaum juga memposting ulang video konferensi pers harian yang dilakukannya pada Senin (9/6), ketika dia mengecam unjuk rasa yang disertai aksi kekerasan dan menyerukan kepada warga negara Meksiko yang tinggal di AS “untuk bertindak secara damai”.

    “Kami selalu menentangnya (unjuk rasa yang disertai kekerasan),” tegas Sheinbaum dalam pernyataan via media sosial X pada Selasa (10/6).

    “Di sisi lain, posisi kami adalah dan akan terus membela warga Meksiko yang jujur dan pekerja keras yang mendukung perekonomian Amerika Serikat dan keluarga-keluarga mereka di Meksiko,” ujarnya.

    Unjuk rasa memprotes kebijakan imigrasi Trump, yang sebagian besar berlangsung damai, digelar mulai Jumat (6/6) di Los Angeles, yang memiliki populasi besar warga negara asing dan warga Latin. Unjuk rasa serupa juga muncul di beberapa kota lainnya, seperti New York, Atlanta, Chicago, dan San Francisco.

    Aksi protes itu dipicu oleh kemarahan publik yang meningkat atas rentetan penangkapan oleh otoritas imigrasi federal AS, Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE), terhadap orang-orang yang disebut sebagai migran ilegal atau anggota geng kriminal.

    Tindak kekerasan, seperti aksi pembakaran, penjarahan dan vandalisme, membuat unjuk rasa di Los Angeles yang awalnya damai itu berubah menjadi ricuh. Pada Senin (9/6) malam, menurut kepolisian setempat, sekitar 23 pusat bisnis setempat telah dijarah. Lebih dari 500 orang ditangkap dalam beberapa hari terakhir.

    Tuduhan terhadap Sheinbaum dilontarkan Noem saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (10/6). Dia secara terang-terangan menyebut nama Presiden Meksiko saat melontarkan tuduhannya.

    “Claudia Sheinbaum muncul dan mendorong lebih banyak aksi protes di LA dan saya mengecamnya untuk hal itu. Dia seharusnya tidak mendorong unjuk rasa yang disertai kekerasan yang sedang berlangsung,” ucapnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Dunia Tuntut Aturan Batasi Tambang Dasar Laut

    Pemimpin Dunia Tuntut Aturan Batasi Tambang Dasar Laut

    Jakarta

    Kekhawatiran bahwa kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memicu gelombang penambangan laut dalam turut membayangi pembukaan KTT Samudera di Prancis, Senin (9/6).

    “Saya kira adalah sebuah kegilaan untuk melakukan tindakan bisnis yang ganas dan akan mengganggu dasar laut, merusak keragaman hayati dan melepas ceruk karbondioksida, tanpa kita pernah tahu tentangnya,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato sambutan.

    Implementasi moratorium penambangan dasar laut adalah “kebutuhan internasional”, imbuhnya lagi.

    Jumlah negara yang menentang penambangan dasar laut naik menjadi 36 pada hari Senin, menurut penghitungan Deep Sea Conservation Coalition, sebuah organisasi non-pemerintah.

    Donald Trump tidak termasuk di antara sekitar 60 kepala negara dan pemerintahan yang hadir pada KTT yang digelar di kota tepi laut Nice itu. Tapi kebijakannya tetap menjadi momok di awal konferensi, terutama setelah Trump mengabaikan Otoritas Dasar Laut Internasional (ISA), dan mengeluarkan izin langsung kepada perusahaan yang ingin menambang di perairan di luar yurisdiksi AS.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan “tindakan tegas” dari otoritas dasar laut untuk mengakhiri “perlombaan predator” untuk memburu mineral laut dalam. “Kita sekarang melihat ancaman unilateralisme yang membayangi lautan. Kita tidak bisa membiarkan apa yang terjadi pada perdagangan internasional terjadi di laut,” kata Lula.

    “Laut dalam, Greenland, dan Antartika tidak untuk dijual”, timpal Macron sebagai kritik terhadap klaim ekspansionis Trump.

    Guterres menggugat eksploitasi

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak kehati-hatian saat negara-negara dunia meniti jalan di “perairan baru di pertambangan dasar laut” ini. “Laut dalam tidak boleh menjadi tanah tak bertuan,” katanya, disambut tepuk tangan dari lantai pleno.

    Guterres, yang berbicara pada pembukaan Konferensi Kelautan PBB ketiga di Nice, memperingatkan bahwa penangkapan ikan ilegal, polusi plastik, dan meningkatnya suhu laut mengancam ekosistem dan warga yang bergantung padanya.

    “Lautan adalah sumber daya bersama yang utama. Namun, kita gagal melindunginya,” kata Guterres, merujuk kepada populasi ikan yang menurun, naiknya permukaan air laut, dan tingginya pengasaman laut.

    Lautan juga berperan penting dalam melawan perubahan iklim, dengan menyerap sekitar 30% emisi gas rumah kaca. Namun proses ini ikut memanaskan suhu airnya. Temperatur air laut yang lebih panas kemudian merusak ekosistem dan akhirnya mengancam kemampuan lautan untuk menyerap CO2.

    “Fenomena ini adalah gejala krisis pada sebuah sistem, yang saling mendukung mempercepat kerusakan, mengurai rantai makanan. Menghancurkan mata pencaharian. Memperdalam kerentanan,” tukasnya.

    Marak dukungan bagi regulasi

    Perjanjian Laut Lepas, yang diadopsi pada tahun 2023, mengizinkan negara-negara untuk membangun taman laut di perairan internasional, yang mencakup hampir dua pertiga luas lautan dan sebagian besar tidak diatur. Hingga saat ini, baru sekitar 1% perairan internasional, yang dikenal sebagai “laut lepas”, telah mendapat status dilindungi.

    Daftar 36 negara penolak penambangan dasar laut terutama mencakup negara kepulauan Pasifik, Amerika Selatan dan sebagian Eropa. Ilmuwan mengkhawatirkan, kegiatan penambangan dapat mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem yang sebagian besar belum dieksplorasi oleh manusia.

    “Di sini, di Nice, kita dapat merasakan bahwa ancaman penambangan laut dalam yang membayangi, dan perilaku industri yang gegabah, baru-baru ini dipandang oleh banyak negara sebagai hal yang tidak dapat diterima,” kata Megan Randles dari Greenpeace.

    Di menit terakhir, KTT di Nice berhasil merangkai perjanjian untuk melindungi 60 persen lautan dunia di luar yurisdiksi nasional.

    Kepada wartawan, Macron mengatakan bahwa 55 negara telah meratifikasi perjanjian laut lepas, hanya kurang lima dari jumlah yang dibutuhkan untuk pemberlakuannya. Sang presiden mengacungkan dua jempol dan menyeringai lebar saat berpose dengan perwakilan negara pendatang baru yang telah meratifikasi.

    Macron menegaskan kesepakatan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.

    Menurut PBB, sebanyak 18 negara menyusul membubuhkan tandatangan pada hari Senin, sehingga totalnya menjadi 50. Sisanya diklaim akan tiba dalam beberapa hari mendatang.

    “Bertambahnya daftar negara peratifikasi Perjanjian Laut Lepas adalah harapan dan alasan besar untuk merayakan,” kata Rebecca Hubbard, direktur Aliansi Laut Lepas, kepada AFP.

    Tauladan dari negara kepulauan

    Pada hari Senin, Inggris mengumumkan rencana untuk memperpanjang larangan parsial penggunaan pukat di beberapa wilayah laut yang dilindungi, menyusul langkah serupa yang dilakukan Prancis pada akhir pekan.

    Di sela-sela KTT Samudera di Nice, Yunani, Brasil, dan Spanyol juga mengumumkan pembentukan taman laut baru. Baru-baru ini Samoa telah lebih dulu mengumumkan langkah ambisius melindungi 30 persen wilayah lautnya.

    Adapun Polinesia Prancis di Pasifik Selatan meluncurkan apa yang akan menjadi zona perlindungan laut terbesar di dunia, tulis Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

    Saat ini hanya delapan persen lautan dunia yang ditetapkan untuk konservasi laut, meskipun target global untuk mencapai cakupan 30 persen pada tahun 2030. Macron mengatakan dirinya berharap cakupan tersebut akan tumbuh menjadi 12 persen pada penutupan KTT pada hari Jumat (13/6).

    Kelompok lingkungan menegaskan, agar taman laut terlindungi, negara perlu melarang penggunaan pukat dan mendanai pengawasan dengan baik.

    Negara-negara kaya menghadapi tekanan di Nice untuk membuat komitmen pendanaan guna mewujudkan konservasi laut di negara miskin.

    Sementara negara-negara kepulauan kecil memimpin upaya untuk mendapatkan dana dan dukungan politik guna memerangi kenaikan permukaan laut, sampah laut, dan penjarahan stok ikan yang merugikan ekonomi.

    “Kami katakan kepada Anda, jika Anda serius ingin melindungi laut, buktikanlah,” kata Presiden Surangel Whipps Jr dari Palau, negara Pasifik dataran rendah.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Los Angeles Rusuh, Trump Sebut Pendemo ‘Musuh Asing’

    Los Angeles Rusuh, Trump Sebut Pendemo ‘Musuh Asing’

    Jakarta

    Aksi protes di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), memasuki hari kelima, pada Selasa (10/6). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump.

    Ratusan orang berkumpul di depan sebuah gedung tempat para aktivis ditahan setelah aksi sebelumnya. Demonstrasi ini merupakan lanjutan dari gelombang unjuk rasa yang menentang tindakan keras terhadap imigran dan penahanan massal yang dilakukan oleh otoritas federal.

    Polisi Los Angeles membubarkan kerumunan dan melakukan penangkapan. Di tempat lain, sekelompok demonstran sempat menghentikan lalu lintas di jalan bebas hambatan sebagai bentuk perlawanan sipil.

    Aksi serupa juga terjadi di New York, tempat ribuan orang turun ke jalan-jalan Manhattan untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan imigrasi federal. Gelombang protes ini mencerminkan meningkatnya ketegangan nasional atas pendekatan pemerintah terhadap imigrasi dan penegakan hukum di perbatasan.

    Wali Kota LA umumkan pembatasan jam malam di pusat kota

    Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, mengumumkan penerapan jam malam, pada Selasa (10/6) di kawasan pusat kota sebagai respons terhadap situasi yang memanas akibat aksi protes.

    “Saya telah menyatakan keadaan darurat lokal dan menetapkan jam malam di pusat kota Los Angeles untuk menghentikan aksi vandalisme dan penjarahan,” ujarnya kepada wartawan.

    Jam malam diberlakukan mulai Selasa (10/6), pukul 20.00 waktu setempat, dan berlangsung hingga Rabu (11/6) pukul 06.00 pagi. Kebijakan ini akan diterapkan di area seluas satu mil persegi di pusat kota.

    “Penegak hukum akan menangkap siapa pun yang melanggar jam malam, dan Anda akan diproses secara hukum,” tegasnya.

    Trump klaim perangi ‘musuh asing’ di Los Angeles

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut para demonstran yang menentang penegakan hukum imigrasi di Los Angeles sebagai “binatang” dan “musuh asing” dalam pidatonya pada Selasa (10/6).

    “Kami tidak akan membiarkan sebuah kota Amerika diserbu dan dikuasai oleh musuh asing. Itulah mereka,” ujar Trump, seraya menyebut Los Angeles sebagai “tumpukan sampah” dengan “seluruh lingkungan” yang dikendalikan oleh para kriminal.

    Pidato tersebut awalnya dijadwalkan untuk memperingati 250 tahun berdirinya Angkatan Darat AS, tetapi Trump menggunakannya untuk mengecam para demonstran dan kembali mengulang klaim palsunya bahwa pemilihan presiden 2020, yang dimenangkan oleh Joe Biden, telah dicurangi.

    “Apa yang kalian saksikan di California adalah serangan besar-besaran terhadap perdamaian, ketertiban umum, dan kedaulatan nasional. Ini dilakukan oleh perusuh yang membawa bendera asing dengan tujuan melanjutkan invasi asing terhadap negara kita,” katanya.

    Trump juga mengaitkan aksi protes tersebut dengan apa yang ia sebut sebagai “migrasi tak terkendali,” dan menyerukan agar negara-negara Eropa turut mengambil tindakan terhadap hal serupa.

    “Kita akan membebaskan Los Angeles dan menjadikannya kembali bersih, aman, dan bebas,” tegas Trump.

    Demokrasi ‘diserang’, kata Gubernur California

    Gubernur California Gavin Newsom menanggapi situasi yang memanas di Los Angeles dengan mengecam keras keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional untuk merespons aksi protes.

    “Penyalahgunaan kekuasaan secara terang-terangan ini hanya memperkeruh situasi yang sudah genting dan membahayakan warga kami, para petugas, serta anggota Garda Nasional,” ujar Newsom.

    Ia menyatakan bahwa tindakan pemerintah federal saat ini membuat demokrasi “diserang secara terang-terangan di depan mata kita.”

    “Ini menyangkut kita semua, ini menyangkut Anda. California mungkin menjadi yang pertama, tapi jelas tidak akan menjadi yang terakhir. Negara bagian lain akan menyusul. Demokrasi yang jadi taruhannya,” tegasnya.

    Newsom mengatakan situasi saat ini membuat demokrasi “diserang secara terang-terangan di depan mata kita.”

    Sementara itu, Kepolisian Los Angeles (LAPD) melaporkan puluhan penangkapan selama aksi protes anti-ICE yang berlangsung sejak awal pekan.

    Menurut LAPD, 96 orang ditangkap karena tidak membubarkan diri, satu orang karena dugaan penyerangan dengan senjata mematikan, satu karena melawan petugas, dan satu lainnya karena tindakan vandalisme. Selain itu, 14 orang ditangkap atas dugaan penjarahan yang terjadi pada Senin hingga Selasa pagi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Prita Kusumaputri

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Horor Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

    Horor Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang, Pelaku Bunuh Diri

    Wina

    Penembakan massal yang menewaskan sedikitnya 10 orang di sebuah sekolah menengah di Austria dilakukan oleh seorang bekas siswa sekolah tersebut. Pelaku yang berusia 21 tahun itu, tewas bunuh diri usai melakukan aksinya.

    Penembakan massal yang menggemparkan Austria ini tergolong kasus kekerasan senjata api yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara tersebut.

    Para personel kepolisian bersenjata lengkap, sebuah helikopter, dan paramedis dikerahkan ke sekolah menengah yang ada di area Dreierschuetzengasse, Graz, setelah penembakan mematikan itu terjadi pada Selasa (10/6). Sekolah menengah itu memiliki 400 siswa yang berusia antara 14 tahun hingga 18 tahun.

    Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, dalam pernyataan kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Rabu (11/6/2025), mengungkapkan bahwa pelaku merupakan mantan siswa di sekolah menengah yang menjadi lokasi penembakan massal itu, namun dia belum menyelesaikan studinya.

    Kepolisian setempat meyakini pelaku bertindak sendirian, atau merupakan penembak tunggal, dalam aksi penyerangan mematikan tersebut. Disebutkan bahwa dalam aksinya, pelaku menggunakan dua senjata api yang dimiliki secara sah.

    Kepolisian mengatakan bahwa pelaku menghabisi nyawanya sendiri di dalam toilet sekolah usai melakukan penembakan itu.

    Identitas pelaku tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan oleh kepolisian setempat bahwa dia merupakan warga negara Austria yang berasal dari wilayah Graz.

    Dalam pernyataan pada Selasa (10/6) malam, kepolisian setempat mengatakan mereka menemukan surat perpisahan yang ditulis oleh pelaku dan ditujukan kepada orang tuanya. Surat perpisahan itu ditemukan ketika polisi menggeledah kediaman pelaku.

    Disebutkan pihak kepolisian bahwa sejauh ini belum ada petunjuk tentang motif pelaku.

    Sedikitnya 10 korban tewas dalam penembakan massal itu terdiri atas tujuh korban perempuan dan tiga korban laki-laki. Usia para korban tewas tidak disebutkan lebih lanjut, namun dilaporkan salah satu korban tewas merupakan seorang siswa asal Prancis berusia 17 tahun.

    Sekitar 12 orang lainnya mengalami luka parah dalam penembakan tersebut.

    Kanselir Austria, Christian Stocker, telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang para korban. Dia juga mengatakan bahwa Austria telah menyaksikan “tindak kekerasan yang tak terbayangkan”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Marak Penjarahan-Vandalisme, Los Angeles Terapkan Jam Malam

    Marak Penjarahan-Vandalisme, Los Angeles Terapkan Jam Malam

    Los Angeles

    Jam malam diberlakukan di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), saat unjuk rasa memprotes kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump, yang diwarnai kerusuhan, terus melanda kota tersebut. Trump mengklaim unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di Los Angeles itu sebagai invasi oleh “musuh asing”.

    Aksi penjarahan dan vandalisme terjadi di Los Angeles yang merupakan kota terbesar kedua di AS. Ini terjadi saat unjuk rasa memprotes penangkapan puluhan orang oleh agen imigrasi federal AS, yang sebagian besar berlangsung damai, berubah menjadi ricuh.

    “Saya telah mengumumkan keadaan darurat lokal dan memberlakukan jam malam untuk area pusat kota Los Angeles untuk menghentikan vandalisme, untuk menghentikan penjarahan,” ucap Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, kepada wartawan setempat, seperti dilansir AFP, Rabu (11/6/2025).

    Dikatakan oleh Bass bahwa jam malam diberlakukan di area seluas satu mil persegi, dari total 500 mil persegi luas kota Los Angeles. Selama jam malam diberlakukan hingga pukul 06.00 waktu setempat, area tersebut akan dilarang untuk semua orang, kecuali penduduk yang tinggal di area itu, para jurnalis, dan layanan darurat.

    Area yang menjadi target jam malam itu merupakan area yang dilanda unjuk rasa sejak akhir pekan lalu.

    Unjuk rasa skala kecil dan sebagian besar berlangsung damai, namun dirusak oleh aksi kekerasan yang menarik perhatian publik, dimulai pada Jumat (6/6)di Los Angeles ketika kemarahan publik meningkat atas rentetan penangkapan yang meningkat oleh otoritas imigrasi federal AS.

    Dalam aksi terbesar, ribuan orang turun ke jalanan, tetapi massa yang lebih kecil memanfaatkan situasi dengan melakukan aksi pembakaran, vandalisme, dan memecahkan jendela.

    Pada Senin (9/6) malam, menurut kepolisian setempat, sekitar 23 pusat bisnis telah dijarah. Lebih dari 500 orang ditangkap dalam beberapa hari terakhir.

    Unjuk rasa serupa juga muncul di beberapa kota lainnya, seperti New York, Atlanta, Chicago, dan San Francisco.

    Trump Sebut Kerusuhan di Los Angeles sebagai Invasi ‘Musuh Asing’

    Trump mengerahkan 4.000 tentara Garda Nasional dan 700 personel Marinir AS ke Los Angeles, dalam langkah yang disebutnya diperlukan untuk mengambil kembali kendali. Pengerahan tetap dilakukan meskipun otoritas penegak hukum Los Angeles bersikeras mengatakan mereka mampu menangani situasi.

    “Apa yang Anda saksikan di California adalah serangan besar-besaran terhadap perdamaian, ketertiban umum, dan kedaulatan nasional,” ucap Trump saat berbicara kepada pasukan AS di pangkalan militer Fort Bragg, North Carolina.

    “Anarki tidak akan bertahan. Kita tidak akan membiarkan kota Amerika diinvasi dan ditaklukkan oleh musuh asing,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Ungkap Iran Terlibat Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Trump Ungkap Iran Terlibat Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa Iran terlibat dalam negosiasi yang bertujuan untuk mengatur kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan kelompok Hamas.

    “Gaza saat ini sedang berada di tengah negosiasi besar-besaran antara kami dan Hamas serta Israel, dan Iran sebenarnya terlibat, dan kita akan lihat apa yang akan terjadi dengan Gaza. Kami ingin mendapatkan kembali para sandera,” kata Trump kepada wartawan selama acara di Gedung Putih, seperti dilansir Reuters dan Al-Arabiya, Rabu (11/6/2025).

    Trump tidak menjelaskan lebih lanjut. Gedung Putih juga belum menanggapi permintaan penjelasan tentang detail keterlibatan Iran tersebut.

    Begitu pula kantor misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Amerika Serikat telah mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Hamas. Israel mengatakan akan mematuhi ketentuan tersebut, tetapi Hamas sejauh ini telah menolak rencana tersebut.

    Berdasarkan usulan tersebut, 28 sandera Israel – hidup dan mati – akan dibebaskan pada minggu pertama, sebagai imbalan atas pembebasan 1.236 tahanan Palestina dan penyerahan jenazah 180 warga Palestina yang tewas.

    Amerika Serikat dan Iran juga secara terpisah mencoba merundingkan kesepakatan mengenai program nuklir Teheran. Pemerintah Iran telah mendesak AS untuk memberikan jaminan resmi bahwa mereka akan mencabut sanksi yang selama ini diberlakukan terhadap Teheran. Desakan ini disampaikan saat perundingan antara kedua negara membahas program nuklir Iran terus berlanjut.

    Lihat juga Video Netanyahu Ngotot Bakal Terus Serang Hamas Demi Pulangkan Sandera

    “Sejauh ini, pihak Amerika belum ingin mengklarifikasi masalah ini,” sebutnya.

    Pernyataan Baqaei ini disampaikan sehari setelah laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan Iran telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen — mendekati level sekitar 90 persen yang diperlukan untuk senjata atom.

    Utusan AS untuk perundingan nuklir dengan Iran, Steve Witkoff, telah mengatakan bulan lalu bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump akan menentang aktivitas pengayaan uranium oleh Teheran.

    “Program pengayaan tidak akan pernah ada lagi di negara Iran. Itu garis merah kami. Tidak ada pengayaan,” tegas Witkoff dalam wawancara dengan Breitbart News.

    Iran sendiri telah bersumpah untuk terus melakukan pengayaan uranium “dengan atau tanpa kesepakatan” soal program nuklirnya.

    Lihat juga Video Netanyahu Ngotot Bakal Terus Serang Hamas Demi Pulangkan Sandera

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Greta Thunberg Dideportasi Israel, Beberapa Aktivis Menolak Dipulangkan

    Greta Thunberg Dideportasi Israel, Beberapa Aktivis Menolak Dipulangkan

    Jakarta

    Pemerintah Israel mengatakan mulai mendeportasi 12 aktivis pro-Palestina, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, yang kapal bantuannya menuju Gaza dicegat oleh pasukan Israel di Laut Mediterania.

    Kementerian luar negeri Israel mengatakan Thunberg meninggalkan Tel Aviv pada Selasa (10/06) pagi dengan penerbangan ke Prancis setelah dia sepakat untuk dideportasi.

    Namun Prancis mengatakan lima dari enam aktivis Prancis menolak menandatangani perintah deportasi.

    Saat ini mereka akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan Israel.

    “Mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan, sesuai dengan hukum Israel, guna mengesahkan deportasi mereka,” demikian Kemenlu Israel.

    Kapal layar mereka, Madleen, dicegat saat mereka mencoba mengirimkan sejumlah bantuan “simbolis” ke Gaza.

    Greta dkk menentang blokade laut Israel yang mengakibatkan krisis kemanusiaan di sana.

    Pada Selasa (10/06) pagi, Kemenlu Israel mengatakan Greta Thunberg “baru saja meninggalkan Israel dengan penerbangan ke Swedia (melalui Prancis)”, dan memposting foto dirinya duduk di pesawat.

    Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, sebelumnya menulis di X: “Konsul kami dapat melihat enam warga negara Prancis yang ditangkap oleh otoritas Israel tadi malam.”

    “Salah satu dari mereka telah setuju untuk pergi secara sukarela dan harus kembali hari ini. Lima lainnya akan dikenakan proses deportasi paksa.”

    Barrot tidak mengidentifikasi mereka, tetapi enam warga negara Prancis tersebut termasuk anggota Parlemen Eropa Rima Hassan dan jurnalis Al Jazeera Omar Faiad.

    Selain Prancis dan Swedia, warga negara Brasil, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Turki berada di dalam Madleen.

    Freedom Flotilla Coalition (FFC), kelompok aktivis yang mengoperasikan kapal layar tersebut, mengatakan bahwa mereka memperkirakan setiap penumpang yang menolak perintah deportasi akan dipindahkan ke penjara Ramle, dekat Tel Aviv.

    “Kami terus menuntut pembebasan segera semua relawan dan pengembalian bantuan yang dicuri. Penculikan mereka melanggar hukum dan hukum internasional,” tambahnya.

    FFC mengatakan Madleen membawa susu formula bayi, makanan, dan obat-obatan.

    Kapal tersebut berlayar dari Italia pada 1 Juni untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi kelaparan di Gaza dan mengirimkan bantuan.

    Israel mengatakan blokade di Gaza diperlukan untuk mencegah pengiriman senjata ke kelompok Hamas di sana.

    Greta Thunberg berbicara dalam sebuah konferensi pers. Greta merupakan bagian dari awak kapal Madleen yang menuju Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan pada 1 Juni 2025 di Catania, Italia. (Getty Images/Fabrizio Villa / Stringer)

    Sebelumnya, Pemerintah Israel mengatakan seluruh awak kapal bantuan Gaza yang ditumpangi belasan aktivis dari Freedom Flotilla Coalition (FFC) “tidak terluka” dan dalam kondisi “selamat”.

    Mereka disebutkan saat ini dalam perjalanan menuju Israel sebelum dipulangkan ke negaranya masing-masing.

    Greta Thunberg dan belasan aktivis lainnya tetap berkukuh mereka “diculik pasukan Israel”.

    Kementerian luar negeri Palestina telah menyerukan perlindungan atas keselamatan para aktivis.

    Sementara seorang pejabat PBB telah meminta lebih banyak kapal untuk “berlayar bersama” guna membawa bantuan ke Gaza.

    Pada Senin (09/06), kapal layar Madleen yang ditumpangi oleh 12 aktivis solidaritas Palestina, termasuk Greta Thunberg, dicegat oleh pasukan Israel saat dalam perjalanan menuju Gaza, Palestina.

    Kapal itu diketahui hilang kontak pada Minggu (08/06) malam.

    Lokasi terakhir kapal masih belum jelas, begitu pula waktu dan tempat kapal berlabuh menyusul adanya perbedaan laporan antara otoritas Israel dan media lokal.

    BBC pertama kali mendapatkan informasi tentang penghadangan kapal tersebut setelah pukul 05:30 waktu setempat. Kapal itu diketahui berlayar di dekat pantai di sebelah utara Mesir.

    Operator kapal Madleen yakni koalisi armada kebebasan atau Freedom Flotilla Coalition yang salah satu anggotanya adalah aktivis Greta Thunberg mengunggah foto yang memperlihatkan orang-orang memakai jaket pelampung duduk dengan tangan terangkat di Telegram.

    “SOS! Para relawan di Madleen telah diculik oleh pasukan Israel,” ucap Greta.

    Apa penjelasan pemerintah Israel?

    Tak lama kemudian, kementerian luar negeri Israel mengatakan bahwa seluruh awak kapal yang “tidak terluka” dan dalam kondisi “selamat” itu sekarang dalam perjalanan menuju Israel.

    Dan, tepat setelah pukul 08:00 waktu setempat, menteri pertahanan Israel mengatakan kapal, bersama awaknya, yang dihadang itu akan dibawa ke kota pelabuhan Israel, Ashdod.

    BBC masih memantau alat pelacak milik Freedom Flotilla Coalition (FFC), namun informasi baru yang terekam sekitar pukul 03:00 waktu setempat.

    Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, pasukan Israel yang menarik kapal layar tersebut telah memberi “banyak makanan dan minuman” kepada 12 aktivis tersebut.

    Mereka juga menegaskan bahwa Greta dan kawan-kawannya akan dikembalikan ke negaranya masing-masing.

    Sebelumnya, FFC mengatakan bahwa mereka bekerja “untuk mengakhiri blokade ilegal Israel terhadap Gaza” dan bahwa Madleen membawa sejumlah bantuan simbolis, termasuk beras dan susu formula bayi.

    Siapa saja penumpang kapal Madleen?

    Sebanyak 12 orang berada di atas kapal Madleen yang berlayar dari Pelabuhan Catania, Sisilia, Italia, pada 1 Juni. Mereka di antaranya:

    Greta Thunberg, aktivis perubahan iklim asal SwediaRima Hassan, anggota parlemen Eropa yang lahir di kamp pengungsi Palestina di SuriahYasemin Acar, aktivis Jerman yang lahir dan dibesarkan oleh orang tua etnis Kurdi dari TurkiThiago Avila, koordinator Freedom Flotilla Coalition di Brazil dan anggota Komite Pengarah koalisi Freedom FlotillaYanis Mhamdi, jurnalis dan direktur di Blas, sebuah media independen di PrancisOmar Faiad, koresponden Al Jazeera MubasherSergio Toribio, berasal dari LSM konservasi laut Sea Sheperd

    Di atas kapal itu juga ada dokter dan aktivis asal Prancis Baptise Andre; aktivis dari Turki Suayb Ordu; mahasiswa teknik asal Belanda Mark van Rennes; warga negara Prancis Reva Viard; dan Pascal Maurieras yang sebelumnya telah berpartisipasi dalam misi Freedom Flotilla.

    Kapal FFC ke Gaza ‘terbakar’ bulan lalu

    Sebelum insiden penghadangan kapal Madleen, kapal lain bernama Conscience yang sedianya menuju Gaza terbakar di lepas pantai Malta, satu bulan lalu.

    Kapal tersebut juga dikelola oleh Freedom Flotilla Coalition.

    Aktivis dari koalisi itu berkata, kapal tersebut diserang oleh pesawat tanpa awak milik Israel di perairan internasional pada 2 Mei lalu.

    Menanggapi tuduhan tersebut, Israel mengeklaim sedang menyelidiki serangan itu.

    Getty Images/Fabrizio Villa / StringerGreta Thunberg bersama sebagian awak kapal Madleen, sesaat sebelum keberangkatan ke Gaza, selama konferensi pers di San Giovanni Li Cuti pada tanggal 1 Juni 2025 di Catania, Italia.

    Koalisi juga mengatakan insiden itu menyebabkan empat relawan sipil terluka dan kapal tersebut lumpuh serta terbakar di perairan Eropa.

    Pemerintah Malta mengatakan semua orang di kapal selamat dan api berhasil dikendalikan.

    Aktivis perubahan iklim Greta Thunberg tadinya masuk dalam kelompok yang akan menaiki kapal itu dalam perjalanannya ke Gaza. Namun dia akhirnya berlayar dengan kapal Madleen pada Jumat lalu.

    “Pemerintah di seluruh dunia diam ketika kapal Conscience dibom. Sekarang Israel menguji kebungkaman itu lagi,” ujar Tan Safi, seorang anggota koalisi Freedom Flotilla.

    Apa tujuan mereka ke Gaza?

    Lebih dari dua juta orang di Gaza, Palestina, berisiko kelaparan, demikian penilaian sejumlah lembaga termasuk PBB pada awal bulan ini.

    Kepala hak asasi manusia (HAM) PBB Volker Trk sebelumnya mengatakan warga Palestina dihadapkan pada “pilihan yang paling suram: mati kelaparan atau berisiko terbunuh ketika mencoba mengakses makanan yang hanya sedikit disediakan itu”.

    Adapun Israel baru-baru ini mengizinkan pengiriman bantuan, namun dalam jumlah terbatas, masuk ke Gaza setelah pemberlakuan blokade darat selama tiga bulan.

    Getty Images/Anadolu / ContributorWarga Palestina membawa jeriken berisi air yang didistribusikan oleh truk tangki air, di Khan Yunis, Gaza pada 9 Juni 2025.

    Israel disebut hanya memprioritaskan distribusi bantuan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

    Tetapi lembaga itu jatuh dalam ‘kontroversi’ lantaran beberapa insiden mematikan terjadi selama minggu pertama operasionalnya.

    Puluhan warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka saat berusaha mencapai lokasi distribusi bantuan.

    Setidaknya enam orang tewas akibat tembakan Israel, klaim badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas.

    Pasalnya sistem pendistribusian bantuan GHF mengharuskan warga Palestina melakukan perjalanan melewati zona perang di reruntuhan sebelah selatan Gaza demi mendapatkan sekotak ransum.

    Kantor pusat yang dikelola GHF disebut telah menghentikan operasinya lebih dari satu kali untuk mengatasi kepadatan dan masalah keamanan.

    Siapa ‘Freedom Flotilla Coalition’?

    Kapal layar yang membawa aktivis Greta Thunberg dan belasan aktivis lainnya dalam perjalanan ke Gaza. (Reuters)

    Sementara itu, Freedom Flotilla Coalition (FFC) menggambarkan dirinya sebagai “gerakan solidaritas akar rumput antarmasyarakat” yang diklaim bekerja “untuk mengakhiri blokade ilegal Israel terhadap Gaza”,

    Koalisi ini dibentuk pada 2010.

    Mereka menyebut bekerja dengan “mitra masyarakat sipil”, bukan dengan partai, fraksi, atau pemerintah mana pun.

    Kapal Madleen, dinamai menurut nama nelayan pertama dan satu-satunya di Gaza, meninggalkan Italia pada 1 Juni dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kekurangan pangan di Gaza.

    Koalisi berkata bahwa kapal tersebut membawa sejumlah bantuan simbolis, termasuk beras, dan susu formula bayi.

    Namun, Israel mengatakan bahwa kapal itu membawa “kurang dari satu truk penuh bantuan”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang

    Penembakan di Sekolah Austria Tewaskan 10 Orang

    Jakarta

    Penembakan terjadi pada pukul 10 waktu setempat di sekolah menengah atas Borg Dreierschtzengasse di kota Graz, selatan Austria. Operasi penyelamatan dilakukan setelah laporan masuk kepada pihak kepolisian setempat. Helikopter ikut dilibatkan dalam operasi penyelamatan para korban penembakan.

    Kepolisian Steiermark mengumumkan berhasil melakukan proses evakuasi “Situasi telah kembali aman,” jelas pihaknya, “Tidak ada bahaya baru yang terdeteksi,” laporan yang dirilis pada media X.

    Sebanyak sepuluh orang tewas dalam insiden penembakan ini, delapan diantaranya anak-anak dan satu orang dewasa, termasuk pelaku penembakan yang ditemukan tewas di lokasi kejadian.

    Berdasarkan informasi yang dirilis lembaga penyiaran ORF, penembak diperkirakan berusia 22 tahun dan merupakan mantan pelajar sekolah tersebut. Dalam aksinya ia menggunakan dua buah senjata, yakni sepucuk pistol dan senapan gentel, serta menembak di bekas ruang kelasnya. Pelaku dikatakan memiliki persenjataan tersebut secara legal.

    Merespon hal tersebut, Kanselir Federal Austria, Christian Stocker (VP), segera membentuk tim khusus untuk merespon kasus ini . “Kejadian penembakan di sebuah sekolah di Graz merupakan tragedi nasional yang sangat mengguncang seluruh negara kita,” tulis kanselir pada di Platform X.

    Ucapan belasungkawa turut disampaikan oleh Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen. “Sekolah adalah simbol harapan dan masa depan bagi kaum uda. Sangat berat menerima kenyataan ini ketika sekolah menjadi tempat yang mengancam nyawa dan penuh kekerasan.”

    Sekitar 160 petugas penyelamat dikerahkan merespon krisis ini. Palang Merah Austria memprediksikan setidaknya 50 orang terluka.

    Proyek penelitian Small Arms mencatat sekitar 30 dari 100 penduduk sipil di Austria memiliki senjata api. Meski pemerintah melarang kepemilikan senjata otomatis dan pump action namun revolver, pistol, dan senjata semi-otomatis masih diperbolehkan dengan izin khusus. Senapan dan senapan gentel diperbolehkan jika memiliki izin kepemilikan senjata api, izin menembak untuk berburu, atau merupakan anggota dari klub menembak.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris dengan sumber Reuters dan dpa

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor : Agus Setiawan/Rizki Nugraha

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini